Manajemen performa adalah proses terus menerus dari identifikasi, mengukur dan
mengembangkan performa individu dan team serta menghubungkan performa dengan
tujuan strategi perusahaan.
Maksudnya terus menerus yaitu yang sedang berjalan termasuk proses yang tidak pernah
berhenti seperti mengatur tujuan dan objektif, mengamati performa serta memberikan
dan menerima coaching dan feedback yang sedang berlangsung.
1. Meningkatkan turnover. Jika PM tidak adil bagi pekerja, mereka akan marah dan
meninggalkan organisasi. Bisa secara fisik (berhenti) atau secara psikis
(menurunkan effort sampai mendapat pekerjaan lain)
2. Digunakan untuk informasi yang salah. PM yang buruk akan menjadi peluang
untuk memanipulasi informasi performa pekerja.
3. Menurunkan self-esteem. Self-esteems menurun apabila feedbacknya tidak sesuai
dan tidak akurat. Ini bisa membuat pekerja merasa gabungan dari marah, kecewa
dan takut.
4. Menghabiskan uang dan waktu. PM buruk menghabiskan waktu dan biaya
terbuang cuma-Cuma.
5. Merusak hubungan. Konsekuensi dari sistem yang buruk, hubungan antara individu
yang terlibat menjadi rusak secara permanen
6. Mengurangi motivasi untuk perform. Motivasi menurun karena beberapa alasan,
termasuk merasa performa sudah sangat baik tapi tidak diberikan kenaikan gaji atau
rewards
7. Pekerja merasa lelah secara fisik dan mental (burnout) serta tidak puas
terhadap pekerjaan. PM yang buruk dilihat tidak adil sehingga mereka akan cepat
burnout dan tidak puas terhadap pekerjaannya. Konsekuensinya mereka cepat
mudah marah, kesal dsb
8. Meningkatkan risiko litigasi. Gugatan hukum yang mahal akan diajukan oleh
individu yang merasa dinilai secara tidak adil.
9. Ketidaksesuaian antara permintaan manajer dan sumber daya pekerja. PM yang
buruk akan mengambil waktu manajer dan pekerja. Manajer akan menghindari
sistem PM sedangkan pekerja merasa pekerjaannya overload.
10. Standar dan Rating yang bermacam dan tidak adil. Standar dan rating individu
mungkin beragam lintas unit dan tidak adil
Distavega Amaranggana 1606822056
Intan Rasyidah 1606821740
11. Bias muncul. Nilai personal, bias dan hubungan akan menggantikan standar
organisasi.
12. Sistem rating yang tidak jelas. Komunikasi yang buruk akan menyebabkan pekerja
tidak tahu bagaimana rating mereka dibuat dan bagaimana rating dijadikan rewards.
Kompensasi pekerja atau tangible returns termasuk kompensasi tunai seperti base pay,
biaya hidup, merit pay, insentif jangka pendek dan jangka panjang. Terkadang, pekerja juga
menerima intangible returns atau relational returns, seperti pengakuan dan status,
keamanan pekerjaan, pekerjaan yang menantang dan kesempatan pembelajaran. Reward
system adalah mekanisme untuk mendistribusikan tangible dan intangible returns kepada
pekerja.
1. Base Pay (BP) diberikan sebagai balasan performa pekerjaan. Biasanya termasuk
rentang nilai, fokus pada posisi dan kewajiban yang dilakukan dibandingkan
kontribusi individu. BP sama untuk pekerja yang melakukan kewajiban yang sama
dan mengabaikan perbedaan antara pekerja. Ada perbedaan rentang BP
berdasarkan pengalaman dan performa yang berbeda.
2. Cost of Living Adjustment (COLA) and Contingent Pay. COLA memberikan
kenaikan dengan jumlah persentase yang sama untuk semua individu, tidak peduli
performa individunya. Berguna untuk melawan efek inflasi sehingga menaikkan daya
beli pekerja. Contingent pay (merit pay), diberikan sebagai tambahan untuk BP
sesuai dengan performa yang sudah selesai.
3. Short-term incentives. Insentif ini diberikan juga sesuai dengan performa yang
sudah selesai, namun tidak ditambah dalam BP dan bersifat sementara sesuai
dengan review periode (per quarter atau tahunan). Hanya satu kali pembayaran dan
sering disebut variable pay. Juga diketahui di awal dibanding merit pay.
4. Long-term incentives. Short term bertujuan untuk memotivasi performa di jangka
pendek dan melibatkan bonus cash atau hadiah spesifik. Long term bertujuan untuk
mempengaruhi performa dimasa depan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Melibatkan kepemilikan saham atau pilihan untuk membeli saham pada harga yang
menguntungkan.
5. Income Protection. Program ini disediakan sebagai cadangan salaries pekerja saat
mereka sakit, cacat atau tidak bisa bekerja. Beberapa negara, program ini dilindungi
oleh hukum. Jenis benefit lain dibawah Income protection adalah asuransi
kesehatan, pension plans dan saving plans.
6. Work/Life focus. Program ini bertujuan untuk menyeimbangkan kehidupan pekerja
antara pekerjaan dan kegiatan diluar pekerjaan. Program ini termasuk waktu untuk
menjauh dari pekerjaan (liburan), layanan untuk memenuhi kebutuhan spesifik
(konseling, financial planning, on-site fitness program) dan jadwal flexible work
(telekomunikasi, nonpaid time off)
7. Allowances. Benefit di beberapa negara dan organisasi termasuk allowances untuk
rumah dan transportasi. Allowances ini biasanya popular untuk ekspatriat dan
manajer di level tinggi. Allowances lain termasuk smartphone dan pengguna
bulanan, klub, biaya gym, discount loans, dan mortgage subsidies.
8. Relational Returns. Ini adalah intangible yang didalamnya termasuk recognition dan
status, employment security, pekerjaan yang menantang, kesempatan untuk
Distavega Amaranggana 1606822056
Intan Rasyidah 1606821740
pembelajaran dan kesempatan untuk membentuk hubungan personal di tempat kerja
(termasuk persahabatan dan romances).
a. Tujuan Strategis
o Membantu manajemen puncak mencapai tujuan bisnis strategis. Dengan
menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu, sistem manajemen
kinerja memperkuat perilaku yang konsisten dengan pencapaian tujuan organisasi.
o Memainkan peran penting dalam proses orientasi, mengacu pada proses yang
mengarahkan karyawan baru untuk menjadi bagian dalam organisasi. Manajemen
kinerja berfungsi sebagai katalis untuk orientasi karena memungkinkan karyawan
baru untuk memahami jenis perilaku dan bagaimana hasil yang dihargai, yang, pada
gilirannya, mengarah pada pemahaman budaya organisasi dan nilai-nilainya.
b. Tujuan Administrasi
Memberikan informasi yang valid dan berguna untuk membuat keputusan
administratif tentang karyawan yang mencakup penyesuaian gaji, promosi, retensi atau
pemutusan hubungan kerja karyawan, pengakuan atas kinerja individu yang unggul,
identifikasi orang yang berkinerja buruk, PHK, dan kenaikan pahala.
c. Tujuan Informasi
Sebagai perangkat komunikasi yang penting. Pertama, mereka memberi tahu
karyawan tentang apa yang mereka lakukan dan memberi mereka informasi tentang
bidang-bidang tertentu yang mungkin perlu ditingkatkan. Kedua, terkait dengan tujuan
strategis, mereka memberikan informasi mengenai harapan organisasi dan pengawas dan
aspek pekerjaan apa yang menurut pengawas paling penting.
d. Tujuan Pembangunan
o Organisasi harus berusaha untuk menciptakan "budaya umpan balik" untuk
mencapai tujuan pembangunan. Manajer dapat menggunakan umpan balik untuk
melatih karyawan dan meningkatkan kinerja secara berkelanjutan. Umpan balik ini
memungkinkan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta penyebab
kekurangan kinerja (yang bisa disebabkan oleh faktor individu, kelompok, atau
kontekstual).
o Aspek lain dari tujuan pengembangan adalah bahwa karyawan menerima
informasi tentang diri mereka sendiri yang dapat membantu mereka
menyesuaikan jalur karier mereka. Dengan demikian, tujuan pembangunan
mengacu pada aspek pembangunan jangka pendek dan jangka panjang.
f. Tujuan Dokumentasi
o Data kinerja dapat digunakan untuk memvalidasi instrumen seleksi yang baru
diusulkan.
o Memungkinkan dokumentasi keputusan administrasi penting. Informasi ini dapat
sangat berguna dalam kasus litigasi.
Kendala mancapai kondisi PM yang ideal: tidak ada dana yang cukup untuk memberikan
pelatihan kepada semua orang yang terlibat, pengawas mungkin memiliki bias dalam cara
mereka memberikan peringkat kinerja, atau orang mungkin terlalu sibuk untuk
memperhatikan inisiatif organisasi baru yang membutuhkan waktu dan perhatian mereka
dan mungkin ada kendala organisasi lain atau bahkan tingkat negara yang mencegah
implementasi sistem manajemen kinerja yang baik.
o Sistem manajemen kinerja berfungsi sebagai "feeders" penting bagi sumber daya
manusia lainnya dan kegiatan pengembangan. Manajemen kinerja memberikan
informasi tentang kebutuhan pengembangan bagi karyawan.
o Manajemen kinerja juga menyediakan informasi kunci untuk perencanaan tenaga kerja
khususnya inventaris bakat.
o Ada hubungan yang jelas antara manajemen kinerja dan sistem kompensasi. Keputusan
kompensasi dan penghargaan cenderung arbitrer tanpa adanya sistem manajemen
kinerja yang baik.
o Singkatnya, manajemen kinerja adalah komponen kunci dari manajemen bakat dalam
organisasi. Hal ini memungkinkan untuk menilai bakat saat ini dan membuat prediksi
tentang kebutuhan masa depan baik di tingkat individu maupun organisasi. Menerapkan
sistem manajemen kinerja yang sukses adalah persyaratan untuk keberhasilan
pelaksanaan fungsi SDM lainnya, termasuk pelatihan, perencanaan tenaga kerja,
rekrutmen dan seleksi, dan kompensasi.