Anda di halaman 1dari 198

MODUL PELATIHAN

Tutor Pendidikan Kesetaraan

KONTEKSTUALISASI PENDIDIKAN KESETARAAN


PERANCANGAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KESETARAAN
PENYELENGGARAAN MUATAN KHUSUS
PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
SISTEM MODUL SEBAGAI KEKHASAN DAN KEUNGGULAN
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESETARAAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESETARAAN
FLEKSIBILITAS PENDIDIKAN KESETARAAN MELALUI
PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2018
TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN i
KATA PENGANTAR

ii MODUL PELATIHAN
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... ii


Da ar Isi .................................................................................................... iii
Pendahuluan .............................................................................................. iv
Modul 1 KONTEKSTUALISASI PENDIDIKAN KESETARAAN ............................. 1
Unit 1.1 Arah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan .. 2
Unit 1.2 Analisis Konteks Pendidikan Kesetaraan ........................... 14
Modul 2 PERANCANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESETARAAN ........ 23
Unit 2.1 Satuan Kredit Kompetensi (SKK) ....................................... 25
Unit 2.2 Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanan
Pembelajaran (RPP) .......................................................... 45
Modul 3 PENYELENGGARAAN MUATAN KHUSUS PADA
PENDIDIKAN KESETARAAN .............................................................. 71
Unit 3.1 Program Muatan Pemberdayaan ..................................... 73
Unit 3.2 Program Muatan Keterampilan ........................................ 85
Modul 4 SISTEM MODUL SEBAGAI KEKHASAN DAN KEUNGGULAN
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESETARAAN ................................... 99
Modul 5 PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESETARAAN ................ 125
Unit 5.1 Konsep Penilaian .............................................................. 126
Unit 5.2 Menyusun dan Melaksanakan Penilaian .......................... 140
Unit 5.3 Pelaporan Hasil Penilaian ................................................. 151
Modul 6 FLEKSIBILITAS PENDIDIKAN KESETARAAN MELALUI PEMBELAJARAN
DALAM JARINGAN ........................................................................... 156
Unit 6.1 Penyelenggaraan Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) 157
Unit 6.2 Penyelenggaraan Penilaian pada Pembelajaran Dalam
Jaringan (Daring) .............................................................. 183

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN iii


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pendidikan Kesetaraan merupakan pendidikan nonformal yang mencakup program Paket A,B,C
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan fungsional serta pengembangan
sikap dan kepribadian profesional peserta didik. Pendidikan kesetaraan memiliki posisi yang strategis
dalam kerangka pendidikan nasional secara umum. Berpijak pada perkembangan dan arus perubahan
yang terjadi di masyarakat baik di ngkat lokal, nasional maupun global, pendidikan kesetaraan harus
berkontribusi pada kemampuan peserta didik dalam mengan sipasi, menghadapi atau adaptasi
serta menjawab tantangan baru selaras dengan perubahan tersebut. Dengan demikian Pendidikan
kesetaraan harus memuat aspek yang mendukung pada pemberdayaan dan kemandirian peserta didik.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki karakteris k khusus, namun dalam pelaksanaannya hal
itu dak bisa dipisahkan dengan praktek pendidikan yang berlangsung di sekolah formal. Pendidikan
formal dan pendidikan non-formal atau pendidikan kesetaraan merupakan dua pilar pen ng untuk
mencapai kualitas pendidikan nasional. Keduanya merupakan lembaga pendidikan yang sama-sama
diorientasikan untuk tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Meski keduanya dalam prakteknya
memiliki karakteris k yang berbeda, dan juga keduanya dilaksanakan dengan strategi dan cara yang
berbeda, namun kualitas lulusan dari keduanya diharapkan memiliki kualitas yang sama
Perbedaan itu pen ng diakui karena meski kedua jenis pendidikan ini memiliki misi yang sama, yaitu
sama-sama berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa, namun memiliki orientasi, strategi, mekanisme,
parktek dan sasaran yang berbeda. Pendidikan formal lebih diorientasikan kepada penciptaan kualitas
lulusan untuk bisa melanjutkan ngkat atau jenjang pendidikan yang lebih nggi. Penguasaan
pengetahuan disini lebih ditekankan dibanding penguasaan ketrampilan. Sementara itu, karena
tujuannya lebih kepada upaya mengatasi persoalan-persoalan dalam hidup, pendidikan kesetaraan
membutuhkan strategi khusus dalam proses pembelajaran yang menekankan pada keberdayaan
peserta didik yang dak atau kurang berdaya itu dalam menghadapi masalah dan menemukan jalan
keluar untuk mengatasi masalah yang dihadapi. . Perbedaan ini membawa konsekuensi pada muatan
kurikulum dan pembelajaran yang berbeda pula dimiliki kedua jenis pendidikan tersebut.
Strategi khusus dalam pendidikan kesetaraan sebagai pemberdayaan, mesyaratkan penyelenggara
pendidikan kesetaraan, termasuk pendidiknya dapat menjangkau kebutuhan pembangunan kesadaran,
kemampuan memahami masalah-masalah dalam lingkungan, dan mengakomodasi kebutuhan yang
lebih personal. Untuk itu, pemahaman, visi, spirit, dan orientasi pendidikan kesetaraan sebagai
pendidikan yang menguatkan pemberdayaan menjadi landasan pen ng bagi penyelenggara, pendidik,
dan pemangku kepen ngan lainnya yang terkait dengan pendidikan kesetaraan.
Modul pela han bagi calon pela h kurikulum pendidikan kesetraan ini berupaya mengisi perspek f
pendidikan yang memberdayakan dengan harapan fasilitator memiliki perspek f yang sama dan dapat
mewujudkan peserta didik yang memiliki kecapakan hidup untuk mandiri dan tampil sebagai warga
yang ak f dan berkonstribusi bagi masyarakatnya.
Modul pela han ini berisi arah pendidikan kesetaraan yang memberikan landasan tujuan dan

iv MODUL PELATIHAN
maknanya sesuai dengan ruh Kurikulum 2013 dan pendidikan sepanjang hayat; analisis konteks dan
pemanfaatan hasilnya sebagai dasar pendidikan pemberdayaan dan merupakan muatan khusus dalam
struktur kurikulum, pengembangan dan pembelajaran berbasis modul, hingga ke penyusunan kerangka
penilaian hasil pembelajaran yang mencerminkan kompetensi peserta didik dari dimensi pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Selain itu, sebagai bagian dari arah perubahan global dan tuntutan adaptasi,
maka modul ini juga menyajikan satu bagian yang membahas pembelajaran berbasis teknologi
informasi atau dalam jaringan (daring).

Tujuan Penyusunan Modul


Penyusunan modul ini bertujuan sebagai bahan referensi dan petunjuk atau panduan bagi fasilitator
dari lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan. Dengan demikian, posisi modul ini merupakan
dokumen hidup (living document) yang dak bersifat rigid atau membatasi. Bahkan sebaliknya, modul
ini bisa dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa bergantung pada ngkat krea vitas fasilitator.
Namun demikian yang pen ng diingat adalah, penggunaan dan pemodifikasian penggunaan modul
harus tetap mengacu pada pencapaian tujuan dari se ap isi, agar peserta pela han mencapai ngkat
pengetahuan, keterampilan dan sikap baru yang diharapkan secara op mal.

Pengguna Modul
Pengguna modul ini adalah fasilitator dari lembaga-lembaga pemerintah, non pemerintah termasuk
organisasi berbasis masyarakat, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) sebagai penyelenggara pendidikan kesetaraan.

Metode Belajar
In implementasi Kontekstualisasi Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan ini membutuhkan
par sipasi ak f dan krea vitas peserta didik dan fasilitator. Pen ng diingat bahwa peserta didik pada
pendidikan kesetaraan bukan saja mereka yang berada pada usia sekolah yang semes nya, namun bisa
juga mereka yang telah berusia dewasa (melewa usia semes nya pada jenjang pendidikan tertentu).
Bila peserta didik adalah kelompok usia matang, merupakan individu yang memiliki pengalaman,
perspek f dan pemikiran, yang bisa digunakan sebagai bahan diskusi dan belajar. Untuk itu proses
dan metode belajar harus dikemas sedemikian rupa fleksibel, dinamis, dialogis/interak f dan aplika f
pada kondisi peserta didik. Unsur aplika f menajdi pen ng dalam metode pembelajaran karena dalam
banyak kasus peserta didik pendidikan kesetaraan bukan hanya membutuhkan ijazah atau serr fikat
tamat belajar, namun juga keterampilan aplika f bagi pemecahan masalah dan perbaikan penghidupan
mereka.
Metode belajar kontekstual inilah yang harus menjadi fokus bagi pengguna modul. Meskipun
se ap materi dalam modul ini telah memberikan anjuran metode belajar tertentu, namun fasilitator
tetap harus memper mbangkan dinamika kelas, agar dak menimbulkan ke mpangan penyerapan
materi belajar saat proses belajar terjadi.
Metode belajar dalam konteks ini juga berar memepr mbangan proses penyajian materi, terkait
ketersediaan fasilitas yang ada. Tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi fasilitas belajar bisa sangat beragam
bagi masing-masing penyelenggara.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN v


Pengis lahan
a. Fasilitator adalah seseorang atau m yang menyajikan materi pembelajaran kepada peserta. Fungsi
fasilitator berbeda dengan guru, karena fasilitator berar ‘memfasilitasi’ atau ‘mempermudah’.
Degan demikian peran fasilitator adalah sedemikian rupa unik menyajikan materi dengan beragam
media dan metode dengan proses yang dinamis guna mempermudah peserta menyerap in materi
pembelajaran.
b. Alat bantu belajar atau bisa disebut media belajar merupakan sekumpulan piran yang digunakan
dalam mempermudah belajar. Alat bantu belajar bisa digan dengan benda/alat lain yang memiliki
fungsi yang sama, yang tersedia di lokasi belajar. Sangat disarankan menggunakan alat bantu
belajar yang memudahkan interaksi dengan peserta.
c. Suplemen adalah bahan cetak atau file elektronik yang diberikan kepada peserta (hand-out) baik
secara perorangan atau kelompok. Isinya bisa berupa format untuk penugasan peserta secara
perorangan atau individual, bahan bacaan, atau materi referensi lainnya.

Isi dan Struktur Modul


Modul ini berisi 5 bagian besar yang hendak dibahas, yang terurai sebagai berikut:
Modul 1 : Kontekstualisasi Pendidikan Kesetaraan, terdiri atas:
Unit 1: Arah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Unit 2: Analisis Konteks Pendidikan Kesetaraan
Modul 2 : Perancangan Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan, terdiri dari:
Unit 1: Satuan Kredit Kompetensi (SKK)
Unit 2: Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Modul 3 : Penyelenggaraan Muatan Khusus Pada Pendidikan Kesetaraan, terdiri dari
Unit 1: Program Muatan Pemberdayaan
Unit 2: Program Muatan Keterampilan
Modul 4 : Sistem Modul Sebagai Kekhasan dan Keunggulan Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan
Modul 5 : Penilaian Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan
Unit 1: Konsep Penilaian
Unit 2: Menyusun dan Melaksanakan Penilaian
Unit 3: Pelaporan Hasil Penilaian
Modul 6 : Fleksibilitas Pendidikan Kesetaraan melalui Pembelajaran dalam Jaringan
Unit 1: Penyelenggaraan Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)
Unit 2: Penyelenggaraan Penilaian pada Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)

vi MODUL PELATIHAN
MODUL 1

KONTEKSTUALISASI
PENDIDIKAN KESETARAAN

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 1


UNIT 1.1

ARAH PENGEMBANGAN KURIKULUM


PENDIDIKAN KESETARAAN

K urikulum dikembangkan sejalan dengan tantangan dan dinamika yang dihadapi oleh masyarakat
pada jamannya. Pengembangan kurikulum harus memper mbangkan karakteris k dan kesiapan
peserta didik, mengingat ngginya keragaman latar belakang keluarga dan masyarakat tempat tumbuh
kembang peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendekatan pengembangan kurikulum pendidikan
kesetaraan bahwa pendidikan kesetaraan diperuntukkan untuk mengatasi masalah putus sekolah, atau
droup-out, atau dislokasi peserta didik dari sekolah formal
karena berbagai sebab. Selain itu, pendidikan kesetaraan
juga diperlukan karena masalah keterbatasan akses, atau
ke dakbisaan mencapai harapan memasuki sekolah
formal, karena keterbatasan tempat atau ruang di sekolah
formal dalam menampung angkatan peserta didik yang
terus bertambah. Lebih dari itu, pendidikan kesetaraan
juga diperlukan sebagai penciptaan ruang krea f, atau
arena sosial atau arena publik yang krea f dan produk f,
atau sebagai pendidikan alterna f untuk menumbuhkan
kewirausahaan, keterampilan khusus, kecakapan hidup khusus
dalam bidang-bidang tertentu, dan kemampuan memasuki
dunia kerja.
Kurikulum pendidikan kesetaraan dikembangkan dengan melakukan kontekstualisasi Kurikulum
2013 pendidikan formal melalui konseptualisasi, rincian materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi
kata kerja operasional, dan rumusan kalimat. Kontekstualisasi tetap mengacu pada standar kompe-
tensi lulusan seper yang terdapat dalam pendidikan formal. Kurikulum 2013 memiliki dimensi pe-
ngetahuan, mela h keterampilan yang berorientasi pada pemahaman dan pengalaman sosial serta
prak k, dan memperkuat komitmen publik peserta didik melalui proyek-proyek keterlibatan sosial.
Gambaran tentang desain pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan yang mencakup strategi
pengembangan kurikulum, struktur kurikulum, dan kontekstualisasi kurikulum akan dijelaskan dalam
unit 1.1 sebagai bagian dari Modul 1.

Tujuan

Unit pertama dari Modul 1 Kontekstualisasi Kurikulum Pendidikan Kesetaraan menargetkan peserta
pela han mampu:
• Memahami strategi pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dengan memperha kan sa-
saran peserta didik dan permasalahannya, program prioritas yang dikembangkan untuk mengatasi
permasalahan, dan proses pemberdayaan dalam pendidikan kesetaraan.

2 MODUL PELATIHAN
• Membedakan kelompok umum dan kelompok khusus dalam struktur kurikulum kesetaraan.
• Memahami prinsip dan strategi kontekstualisasi kurikulum pendidikan kesetaraan kelompok
umum.

Waktu

90 menit

Pokok Bahasan

• Strategi pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan


• Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan
• Kontekstualisasi kurikulum kelompok umum

Perlengkapan

• Bahan diskusi (suplemen 1.1.1 Ar kel Life Skill, cuplikan dari Kompas tanggal 25 Juni 2015)
• Bahan paparan (suplemen 1.1.2 Power Point Desain Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan
• Dokumen Kontekstualisasi Kurikulum 2013 (suplemen 1.1.3 Kontekstualisasi Kurikulum 2013 Pen-
didikan Kesetaraan Paket A, B, C)
• Bahan Materi pendukung (suplemen 1.1.4 Desain Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Ke-
setaraan)
• LCD, Laptop
• Kertas plano, spidol, selo p

Kegiatan 1

Diskusi Kelompok : 30 menit


• Fasilitator membuka pela han dengan bertegur sapa pada peserta untuk mencairkan suasana pe-
la han, dilanjutkan memaparkan isu-isu terkini tentang ke mpangan akses pendidikan, persaingan
tenaga kerja di era globalisasi, bonus demografi, dan sebagainya sebagai pemancing kesiapan pe-
serta dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.
• Fasilitator membagi peserta dalam beberapa kelompok (disesuaikan dengan jumlah peserta),
idealnya se ap kelompok berjumlah 3-7 orang.
• Fasilitator membagi bahan diskusi (suplemen 1.1.1 Ar kel Life Skill), dan pendukung diskusi, yaitu
kertas plano, spidol, dan selo p untuk se ap kelompok.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 3


• Fasilitator menjelaskan strategi kerja, diawali se ap peserta membaca ar kel dan dilanjutkan
diskusi kelompok dengan menjawab penugasan terkait ar kel itu, yaitu tentang (1) bagaimana ran-
cangan pendidikan yang menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat berkompe si dalam
pasar kerja di ngkat regional dan internasional; (2) bagaimana merancang proses pembelajaran
yang akan menghasilkan pencapaian kompetensi SDM; (3) langkah-langkah apa yang akan Anda
lakukan untuk menyiapkan SDM yang memiliki kompetensi menghadapi kemandirian di era global
(Lembar Kerja terlampir dalam suplemen 1.1.1 ar kel Life Skill). Hasil diskusi ditulis di kertas plano
dan ditempel di dinding/papan agar semua kelompok dapat membaca hasil kerja masing-masing
kelompok. Waktu membaca dan diskusi selama 15 menit.
• Fasilitator secara acak membaca dan memberi penguatan atas hasil kerja kelompok dengan durasi
waktu 10 menit.

Kegiatan 2

Paparan dan Diskusi Desain Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan : 45 menit


• Fasilitator memaparkan desain pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan (suplemen
1.1.2 Power Point Desain Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan), melipu pergeseran paradigma
pembangunan yang berperan dalam pengembangan kurikulum, strategi pengembangan kurikulum,
struktur kurikulum, dan kontekstualisasi kurikulum kelompok umum.
• Fasilitator membuka ruang diskusi tentang desain pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan
Kesetaraan agar terbangun perspek f pendidikan kesetaraan sebagai pendidikan alterna f yang
berorientasi pada pemberdayaan.
• Fasilitator menjelaskan rumusan Kurikulum 2013 yang mencakup dimensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan dengan memberi contoh membaca dokumen Kontekstualisasi Kurikulum 2013
(suplemen 1.1.3 Kontekstualisasi Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan Paket A, B, C).

Kegiatan 3

Kesimpulan dan Penutup : 10 menit


• Fasilitator mengajak peserta menyimpulkan keseluruhan materi unit 1.1 dari Modul 1. Kegiatan
menyimpulkan bersama bertujuan untuk merumuskan in dari desain pengembangan kurikulum
2013 pendidikan kesetaraan.
• Fasilitator menutup sesi ini dengan memberikan penguatan dan perspek f kebaruan pendidikan
kesetaraan sebagai pendidikan alterna f dengan orientasi pemberdayaan.
• Fasilitator mengucapkan terima kasih atas kebersamaan dalam sesi ini dan membekali peserta
dengan materi tentang desain pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan (suplemen
1.1.4 Desain Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan) untuk pemahaman yang
lebih jelas dengan dipelajari secara mandiri.

4 MODUL PELATIHAN
Suplemen 1.1.1

LIFE SKILL*

K eterampilan secara teknis, menurut pakar demografi Prof. Sri Moer ningsih Adioetomo,SE,
MA, Ph.D yang akrab dipanggil Toening, bisa dila h dalam pekerjaan, tetapi membentuk
so skill, life skill, atau behavioral skill butuh waktu lama, selain yang bersangkutan menyadari
dan mau berubah.
Di Jepang, misalnya, dimulai sejak kecil dan dikembangkan mulai dari keluarga. So skill
di perusahaan Jepang mencakup sikap dan etos kerja, keteli an, keterampilan, kebersihan,
kesegaran, kedisiplinan, bisa ditambah integritas, dan lain-lain.
Peneli an Emmanuela Grapello dan kawan-kawan (2011) menunjukkan kesenjangan skill
yang dibutuhkan pasar kerja sehingga menjelaskan sebagian alasan meningkatnya angka
pengangguran, khususnya di kalangan orang muda. Kesenjangan itu mencakup terutama
kemampuan berbahasa Inggris, kepemimpinan, solusi masalah, krea vitas, penghitungan yang
tepat, dan technical skill lainnya.
“Sampai sekarang 60 persen angkatan kerja kita masih berpendidikan rata-rata di bawah
SMP,” ujar Toening. Namun naiknya ngkat pendidikan tak berkaitan langsung dengan
meningkatnya produk vitas dan persaingan karena lemahnya skill.
Persoalan lain terkait orang muda (15-29 tahun) yang jumlahnya 69 juta adalah transisi dari
sekolah ke lapangan kerja (school to work transi on), yaitu jangka waktu antar ke luar sekolah
(lulus maupun putus sekolah) ke tempat kerja pertama, baik formal (kontrak, permanen),
maupun tempat kerja yang secara subyek f diterima.
Antara 60-70 persen pekerja saat ini masih terserap di sektor informal dengan upah minimal
tanpa jaminan kesejahteraan. Entah apa jadinya kalau dak ada intervensi.
*Dicuplik dari wawancara dengan Sri Moer ningsih Adioetomo, Lembaran Khusus Kompas 50
Tahun, Cendekiawan Berdedikasi, Kompas, Tanggal 25 Juni 2015.

Lembar Kerja

Penugasan:
1. Bacalah ar kel di atas, setelah itu diskusikan secara kelompok tentang:
• Bagaimana rancangan pendidikan yang menyiapkan SDM yang dapat berkompe si da-
lam pasar kerja di ngkat regional dan internasional;
• Bagaimana merancang proses pembelajaran yang akan menghasilkan pencapaian kom-
petensi SDM;
• Langkah-langkah apa yang Anda lakukan untuk menyiapkan SDM yang memiliki kom-
petensi menghadapi kemandirian di era global.
2. Tulislah hasil diskusi di kertas plano dan tempel di dinding/papan.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 5


Suplemen 1.1.2

Power Point Desain Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan

STRATEGI PENGEMBANGAN
DESAIN KURIKULUM 2013
PERMASALAHAN PESERTA DIDIK
PENDIDIKAN KESETARAAN
Putus sekolah dari sekolah formal

Tidak bisa mencapai atau akses pendidikan formal

Tidak sekolah karena sebab-sebab lain (waktu terbatas, trauma psikis,


kebutuhan khusus)

RASIONAL

KONDISI RIIL MASALAH DAN SOLUSI

ƒ Periode bonus demografi 2015-2030 ƒ Tenaga kerja Indonesia lemah di


ƒ Populasi penduduk usia produktif (15-64 keterampilan, terutama dalam berbahasa
tahun) mencapai 70% Inggris, kepemimpinan, kreativitas, dan
solusi masalah Masalah karena drop-out, tidak Pendidikan kesetaraan
ƒ Struktur angkatan kerja Indonesia, 71,5 juta Memahami masalah-masalah
ƒ Etos kerja lemah, dalam kedisiplinan, bisa mencapai atau akses merupakan pendidikan alternatif
berpendidikan SMP ke bawah dan 19,8 juta yang dihadapi peserta didik
pendidikan formal, dan tidak sebagai jalan keluar mengatasi
berpendidikan SMA ketelitian, kejujuran, dan kerja keras dalam pendidikan kesetaraan
sekolah karena sebab-sebab lain masalah
ƒ Tingkat pengangguran makin meningkat dari ƒ Koherensi antar dunia kerja dan
sekitar 7,4% pada tahun 2006 menjadi sekitar pendidikan
9,1% (Bank Dunia, tahun 2014)

Pergeseran Paradigma Pembangunan


s/d Dekade Akhir Abad 20 Abad 21 - dst PROGRAM PRIORITAS
Pembangunan Ekonomi Berbasis Pembangunan Kesejahteraan
Sumberdaya Berbasis Peradaban Program menjadi Setara Program Pemberdayaan

Sumber Daya Alam sebagai Peradaban sebagai


Modal Pembangunan Modal Pembangunan ƒ Dua pilar kelembagaan, formal dan non-formal ƒ Merupakan ciri khas, sekaligus keunggulan
Transformasi
ƒ Membutuhkan pengakuan kesetaraan meski pendidikan kesetaraan
Melalui
Pendidikan berbeda orientasi dan tekanan ƒ Berorientasi keberdayaan individual dan
SDM Beradab
Sumber Daya Manusia sebagai
sebagai ƒ Mengacu pada pendidikan formal, tetapi terbuka keberdayaan kolektif
Beban Pembangunan
Modal Pembangunan sesuai misi dan orientasinya
ƒ Program wajib untuk menjadikan setara dengan
Penduduk Sebagai Pasar/Pengguna Penduduk Sebagai Pelaku/Produsen pendidikan formal

Kekayaan Alam Kekayaan Peradaban

SDM Beradab: Berpendidikan [berpengetahuan dan berketerampilan] dan Berbudaya [Berkarakter kuat]

STRUKTUR PROGRAM
Tujuan Pendidikan Nasional
(Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003) PAKET A
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Spiritual beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


Sikap
Sosial
berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab

Pengetahuan berilmu

Keterampilan cakap dan kreatif

6 MODUL PELATIHAN
PAKET B KONTEKSTUALISASI KURIKULUM KELOMPOK
UMUM

PAKET C PRINSIP

1. Kurikulum yang bersifat nasional hanya satu, sedangkan kurikulum Kesetaraan


disusun mengacu pada kurikulum nasional.
2. Penyusunan KI-KD Kesetaraan mengikuti Permendikbud 24 /2016
3. KI dan KD Kesetaraan hasilnya sebagai lampiran Perdirjen
4. Validasi dilakukan dengan memastikan bahwa kurikulum setara dengan
pendidikan formal

PAKET C STRATEGI VALIDASI


1. Identifikasi KD-KD dari pendidikan formal
Perlu didefinisikan kriteria minimal dari kurikulum formal dalam konteks kesetaraan dengan
jelas sebagai dasar penyusunan kurikulum kesetaraan
2. Rumusan KD kesetaraan disesuaikan dengan karakteristik warga belajar
3. Merumuskan keterampilan yg mendukung KD esensial
4. Kriteria perumusan KD3 dan KD4 (dengan tetap memastikan rumusan kesetaraannya):
- Menyesuaikan konteks/objek atau batasan sesuai kebutuhan warga belajar dewasa
- Merumuskan kata kerja kompetensi setara sesuai kebutuhan warga belajar dewasa
- Penyederhanaan redaksi kalimat

KELOMPOK UMUM CONTOH IPS PAKET A SETARA SD KELAS IV


Permendikbud No.24 Rumusan Kurikulum Permendikbud No.24 Rumusan Kurikulum Analisis
/2016 Kesetaraan /2016 Kesetaraan

ƒ Memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada Peraturan KD Pengetahuan KD Keterampilan
Mendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi 1. Mengidentifikasi
karakteristik ruang
1. Mengidentifikasi
keadaan
1. Menyajikan hasil
identifikasi
1. Mengomunikasikan
hasil identifikasi
Keterampilan dan
substansi yang
ƒ Konten dikembangkan oleh pusat dan pemanfaatan
sumber daya alam
alam/bentuk rupa
bumi di lingkungan
karakteristik ruang
dan pemanfaatan
dalam bentuk tabel
tentang kekayaan
diharapkan setara.
Perubahan redaksional
ƒ Merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta untuk kesejahteraan
masyarakat dari
kabupaten/
kota/provinsi
sumber daya alam
untuk kesejahteraan
alam yang ada di
dataran
dalam rumusan
kesetaraan agar tutor
didik tingkat
kota/kabupaten
setempat, serta
pemanfaatan
masyarakat dari
tingkat
rendah/dataran
tinggi/pesisir/pantai,
mudah dalam
memahami karakteristik
sampai tingkat kekayaan alamnya kota/kabupaten dan pemanfaatannya ruang dan konsep
provinsi. untuk kebutuhan sampai tingkat untuk kebutuhan kesejahteraan.
hidup sehari-hari dan provinsi. hidup sehari-hari
untuk meningkatkan dalam meningkatkan
pendapatan pendapatan
masyarakat. masyarakat di
kabupaten/kota/
provinsi setempat.

KELOMPOK KHUSUS TERIMA KASIH


Muatan Keterampilan Muatan Pemberdayaan
ƒ Memperhatikan variasi potensi sumber ƒ Memuat kompetensi untuk menumbuhkan
daya daerah yang ada, kebutuhan peserta keberdayaan, harga diri, percaya diri, sehingga
didik dan peluang kesempatan kerja yang peserta didik mampu mandiri dan berkreasi
tersedia dalam kehidupan bermasyarakat
ƒ Muatan wajib berisi Seni dan Budaya,
Pendidikan Olah Raga dan Kreasi, Prakarya
ƒ Muatan pilihan berisi keterampilan
keahlian yang dipilih peserta didik sesuai
potensi, kebutuhan, kearifan lokal dan
karakteristik peserta didik

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 7


Suplemen 1.1.3

Dokumen Kontekstualisasi Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan Paket A, B, C

8 MODUL PELATIHAN
Suplemen 1.1.4

Materi Desain Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan

DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN KESETARAAN

Pendahuluan
Mengiku data dari Badan Pusat Sta s k terkait ngkat pendidikan yang dak berbanding
lurus dengan ngkat keterserapan ke dunia kerja, ditunjukkan bahwa pada tahun 2015 peng-
angguran lulusan SMA sebesar 21,88% menempa posisi ter nggi kedua setelah lulusan SD
(24,15%) dari total 17.300.019 penduduk usia 15 tahun atau lebih yang menganggur (Agus
Suwignyo dalam Kompas, 2018). Lebih lanjut Agus Suwignyo menegaskan kalau banyaknya
tenaga kerja pada kelompok lulusan SD dan SLA ini mungkin menjadi faktor mengapa peng-
angguran ter nggi dari kelompok penduduk dengan dua kategori pendidikan tersebut. Kondisi
itu bukan hanya karena mutu, tetapi juga karena keterbatasan akses dan keberlanjutan pendi-
dikan yang menjadi penyumbang bagi rendahnya daya saing bangsa.
Permasalahan putus sekolah, pengangguran, kemiskinan ini merupakan tantangan bagi pen-
didikan kesetaraan. Keberadaan pendidikan kesetaraan memiliki dua makna ke daksetaraan,
yaitu, pertama ke daksetaraan secara sosial, ekonomi, dan budaya dalam masyarakat, dan
kedua, ke daksetaraan dalam akses pada pendidikan. Dengan kondisi seper ini maka pen-
didikan kesetaraan dirancang dengan memperha kan kondisi-kondisi khusus dan varia f dari
peserta didik, keterkaitan dengan vokasi, memberikan legalitas akademis sehingga mampu
mengakses pada peluang pekerjaan dan peningkatan karir masa depan. Untuk itu, di bawah ini
akan dipaparkan rancangan atau desain kurikulum pendidikan kesetaraan dengan perspek f
pada strategi pemberdayaan dan tetap mengacu pada pengembangan Kurikulum 2013.

Desain Pengembangan Kurikulum 2013


Memasuki peradaban abad 21, terjadi pergeseran paradigma pembangunan dari pem-
bangunan berbasis Sumber Daya Alam (SDA) menuju pembangunan Sumber Daya Manusia
(SDM). Ini membutuhkan penanganan tersendiri dari kebijakan dan prak k pendidikan di
Indonesia. Merespon kebutuhan itu, pemerintah telah menyempurnakan Kurikulum 2006
menjadi Kurikulum 2013 yang secara khusus dimaksudkan untuk mempersiapkan generasi
baru bangsa agar memiliki kemampuan sebagai pribadi orang dewasa dan warga negara
yang berpengetahuan, berketerampilan, memiliki sikap religius, e ka sosial yang nggi, dan
penuh tanggungjawab terhadap perkembangan diri dan masyarakatnya untuk menopang
pembangunan bangsa (Inspirasi Pembelajaran dan Penilaian Mata Pelajaran Sosiologi, 2016).
Ide kurikulum adalah komponen kurikulum yang menjawab secara filosofis, teori s,
prinsip, model untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kualitas yang diinginkan.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 9


Ide Kurikulum 2013 merujuk pada filosofi Pancasila dan berakar pada budaya yang beragam
atau bhinneka. Secara teori k dan prinsip belajar, Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis
karakter, pengetahuan dan kemampuan kogni f nggi serta ketrampilan nggi, berbasis ling-
kungan budaya-sosial-ekonomi-teknologi, membudayakan masyarakat di sekitarnya, mengem-
bangkan kemampuan abad ke-21, peserta didik belajar ak f, peserta didik adalah subjek dalam
belajar, dan kebiasan belajar sepanjang hayat (Hamid Hasan, 2018). Selanjutnya Hamid Hasan
menjelaskan bahwa desain Kurikulum 2013 adalah desain kurikulum berbasis kompetensi yang
integra f, yaitu semua kegiatan pembelajaran ditujukan untuk pengembangan karakter, ilmu,
teknologi, seni, dan penggunaan ilmu. Untuk mengintegrasikan pendidikan karakter, disiplin
ilmu/teknologi/seni, dan penggunaan ilmu digunakan Kompetensi In (KI) yaitu kompetensi
yang mengikat semua isi atau Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran. KI mencakup empat
aspek pen ng, yaitu penumbuhan sikap religius (KI-1), pengembangan e ka sosial (KI-2), pe-
nguasaan pengetahuan (KI-3), dan prak k pengetahuan atau keterampilan (KI-4). Melalui ke-
empat Kompetensi In tersebut, diharapkan proses pembelajaran mampu mengembangkan ke-
mampuan peserta didik sebagai pewaris dan pengembang budaya bangsa dalam kapasitasnya
sebagai orang dewasa atau warga negara yang bertanggungjawab terhadap permasalahan
sosial dan tantangan yang dihadapi bangsa (Inspirasi Pembelajaran dan Penilaian Mata Pe-
lajaran Sosiologi, 2016).
Pelaksanaan Kurikulum 2013 membutuhkan perubahan pola pikir dalam proses pem-
belajaran yang menekankan pada pembelajaran ak f untuk mencapai penguasaan ilmu pe-
ngetahuan (Knowledge/K) yang memadai, serta dijalankan pada prak k pengetahuan untuk
pengembangan keterampilan (Skill/S) dan menumbuhkan sikap religius dan e ka sosial
yang nggi (A tude/A) pada peserta didik. Sedangkan hasil dari proses pembelajaran atau
pemanfaatan nan nya akan ditampilkan oleh peserta didik dari a tude atau sikap (A), dan
skill (S) atau keterampilan yang mumpuni, serta penguasaan pengetahuan atau knowledge
(K) yang memadai. Gambaran tentang pembentukan ga dimensi kompetensi dalam proses
pembelajaran dan pemanfaatan hasil belajar adalah sebagai berikut.

a
Ap
Bagaim
jar
ar
Belaj
Bela

ana

Belajar
Mengapa

mpilan
era
Sikap
Ket

Penge-
Pengetahuan Keterampilan Sikap tahuan

Pembelajaran  K–S–A
Pemanfaatan  A–S–K

10 MODUL PELATIHAN
Pencapaian kompetensi itu hanya dapat diperoleh bila ada koherensi kurikulum. Kurikulum
yang baik secara konten apabila dak disertai penger an dan kemampuan bagi aktornya untuk
menghidupinya dalam pengalaman juga dak akan dapat dijalankan. Konten yang paripurna,
keaktoran yang kompeten juga akan mengalami kesulitan apabila dak ditopang oleh jaminan
ins tusional yang selaras dengan jiwa dan paradigma kurikulum yang dimaksud. Dengan demi-
kian, konsistensi dan koherensi dalam kurikulum melipu beberapa dimensi dasar. Pertama, di-
mensi material yang melipu rentang tekstual elemen kurikulum mulai dari paradigma, konsep
dasar kurikulum hingga penjabaran kurikulum itu ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran.
Dimensi kedua adalah dimensi keagenan dan dimensi ins tusional dalam kurikulum. Dimensi
keagenan menyangkut pelaku atau aktor-aktor yang menghidupkan kurikulum itu dalam
pengalaman atau prak k, dalam hal ini guru atau pendidik dan peserta didik. Dimensi ke ga
menyangkut ins tusi yang mendukung supaya kurikulum itu bisa dihidupkan sebagai prak k
yakni sekolah atau satuan pendidikan (Robertus Robert, 2015). Hubungan 3 dimensi agar ter-
jaga konsistensi dan koherensi kurikulum dapat digambarkan sebagai berikut.

Elemen
kurikulum dari
ide kurikulum, Guru/Tutor
desain peserta
kurikulum didik yang
sampai Satuan
menghidupkan
dokumen mata pendidikan
kurikulum
pelajaran sebagai
ins tusi yang
mendukung
kurikulum
hidup

Pendidik memiliki peran yang sangat pen ng dalam prak k pendidikan karena fungsinya
dalam menghidupi kurikulum. Oleh karena itu, pendidik idealnya mampu menciptakan ruang
pembelajaran yang kri s, emansipatoris, dan mendorong peserta didik bergairah dalam prak k
pengetahuan dengan terlibat dalam pemecahan masalah di masyarakat. Pendidikan yang hu-
manis akan terselenggara bila pendidik menjalankan fungsi dan perannya secara op mal seba-
gai agensi perubahan dalam proses transformasi dan peningkatan kualitas pendidikan.

Kontekstualisasi Kurikulum Pendidikan Kesetaraan


Pendidikan kesetaraan diperlukan terutama untuk mengatasi masalah putus sekolah, atau
droup-out, atau dislokasi peserta didik dari sekolah formal karena berbagai sebab. Selain itu,
pendidikan kesetaraan juga diperlukan karena masalah keterbatasan akses, atau ke dakbisaan
mencapai harapan memasuki sekolah formal, karena keterbatasan tempat atau ruang di
sekolah formal dalam menampung angkatan peserta didik yang terus bertambah. Lebih dari itu,
pendidikan kesetaraan juga diperlukan sebagai penciptaan ruang krea f, atau arena sosial atau

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 11


arena publik yang krea f dan produk f, atau sebagai pendidikan alterna f untuk menumbuhkan
kewirausahaan, keterampilan khusus, kecakapan hidup khusus dalam bidang-bidang tertentu,
dan kemampuan memasuki dunia kerja (Naskah Akademik Pendidikan Kesetaraan, 2015).
Selanjutnya dengan melihat latar peruntukkan pendidikan kesetaraan untuk mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi peserta didik, dalam naskah akademik (Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keaksaraan dan Kesetaraan, 2015) dijelaskan bahwa program prioritas pendidikan kesetaraan
adalah, pertama, merupakan program setara yaitu kualitas lulusan se ngkat dengan pendidikan
formal. Dalam hal ini pendidikan formal maupun pendidikan non formal atau pendidikan kesetaraan
merupakan lembaga pendidikan yang sama-sama diorientasikan untuk tujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Kedua, merupakan program khusus yaitu muatan pemberdayaan dimaksudkan
untuk memberdayakan atau memampukan peserta didik mengatasi kerentanan-kerentanan
sosial-ekonomi dihadapi. Pendidikan merupakan praktek pembentukan kepribadian yang mandiri,
otonom, penuh percaya diri dalam ber ndak, dan sekaligus sebagai praktek rekayasa sosial atau
pembangunan komunitas. Sedangkan muatan keterampilan dimaksudkan sebagai program-
program khusus sesuai karakteris k kelompok sasaran yang dihadapi. Muatan keterampilan ini
diberikan agar peserta didik terutama usia produk f memiliki keterampilan atau kecapakan hidup
untuk mandiri dan tampil sebagai warga yang ak f dan berkonstribusi bagi masyarakatnya.
Pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk mengatasi masalah-masalah yang diha-
dapi peserta didik, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara dengan pendidikan
formal. Standar kelulusan keduanya perlu ditempatkan dalam ngkatan yang setara. Penentuan
standar kualitas lulusan itu dilakukan dengan mengacu pada pendidikan formal namun perlu
dikontekstualisasikan dengan masalah, tantangan dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan
kesetaraan, seper untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup untuk
mengisi ketersediaan ruang publik akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad 21 dengan
berbagai krea vitas sosial-ekonomi. Mengingat peluangnya yang begitu terbuka itu, pendidikan
kesetaraan disini bisa dimaknai bukan hanya sebagai pendidikan alterna f untuk mengatasi
masalah, tetapi juga bersifat futuris k untuk meningkatkan kualitas hidup dan mendorong per-
kembangan kemajuan masyarakat (Kontekstualisasi Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket C
Mata Pelajaran Sosiologi, 2017).
Program setara dengan pendidikan formal dalam pendidikan kesetaraan dikembangkan
melalu kontekstualisasi kurikulum. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan
dan diwujudkan di dalam prak k penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. Prinsip yang digu-
nakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan masalah, tantangan, kebutuhan
dan karakteris k pendidikan kesetaraan, yaitu: (1) memas kan kompetensi dasar pendidikan
kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus
rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai se-
suai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan kesetaraan mampu
berperan sebagai pendidikan alterna f untuk memecahkan masalah sekaligus futuris k dalam
peningkatan kualitas dan pengembangan pendidikan.

12 MODUL PELATIHAN
PUSTAKA ACUAN
Cendekiawan Berdedikasi. 25 Juni 2015. Kompas, hlm. 33.
Direktorat Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Ditjen. Paud dan Dikmas, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Naskah Akademik Pendidikan Kesetaraan. Jakarta.
Direktorat Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Ditjen. Paud dan Dikmas, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Kontekstualisasi Kurikulum 2013 Pendidikan kesetaraan
Paket C Mata Pelajaran Sosiologi. Jakarta.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2016. Inspirasi Pembelajaran dan Penilaian Mata Pelajaran Sosiologi. Jakarta.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2016. Naskah Konsep Dasar Peneli an Profil Lulusan Pendidikan Dasar Terhadap Pembangunan
Manusia Dalam Rangka Kebijakan Kurikulum Masa Depan. Jakarta.
Robert, Robertus. 2015. Arah Perbaikan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sosiologi. Jakarta.
Suwignyo, Agus. 2 Mei 2018. Tantangan Pendidikan Kita. Kompas, hlm. 6.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 13


UNIT 1.2

ANALISIS KONTEKS PENDIDIKAN KESETARAAN

P enyelenggaraan pendidikan untuk pelaksanaan kurikulum yang telah disusun harus mencapai
ngat efek fitas yang nggi. Ar nya pendidikan tersebut menjawab kebutuhan riil dari peserta
didik akan peningkatan aspek pengetahuan keterampilan dan perubahan sikap yang dikehendaki.
Untuk itu pen ng dilakukan pemetaan kondisi awal akan lembaga penyelenggara, calon peserta didik,
sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan kelembagaan di sekitarnya.
Analisis sosial merupakan langkah yang pen ng untuk penyelenggaraan pendidikan kesetaraan,
terutama bila ditujukan untuk peserta didik yang telah dewasa, dan diarahkan untuk pemberdayaan
dan kemandirian. Kondisi peserta didik sangat unik, mereka dipengaruhi oleh hidup, kondisi sosial
budaya di lingkungan masyarakatnya serta mengelola sumberdaya alam yang ada di sekitarnya.
Analisis kontekstual memberikan arah sesuai kebutuhan dan kekhasan kondisi peserta didik. Tidak
mungkin kelompok peserta didik dalam kelompok masyarakat pantai mendapatkan fasilitas dan desain
layanan pendidikan kesetaraan sebagaimana mereka yang berada di lingkungan pedesaan berbasis
pertanian, demikian halnya dengan kondisi pinggiran perkotaan.
Pengalaman hidup dan profil lain peserta didik berbasis gender juga pen ng diperha kan.
Perempuan dak bisa dianggap memiliki kebutuhan akan pengetahuan dan keterampilan hidup untuk
pemberdayaan yang sama dengan laki-laki. Peran dan pandangan tradisional lokal yang tumbuh di
masyarakat pen ng untuk diper mbangkan.
Analisis konteks sepenuhnya dipengaruhi oleh paradigma pendidikan yang digunakan. Dalam
konteks pendidikan kesetaraan ini, paradigma yang digunakan adalah pemberdayaan guna kemandirian.
Perlu diingat bahwa pendidikan pemberdayaan merupakan sebuah konsep yang kompleks, dak bisa
hanya dimaknai sebagai keterampilan usaha secara ekonomi, namun juga bisa berar membangun
relasi sosial agar usaha produk f ekonomi menjadi berkelanjutan. Serta banyak sektor penghidupan
masyarakat lainnya.
Ada beragam metode dan piran untuk melakukan analisis konteks terkait Pendidikan kesetaraan.
Yang paling sering dan dianggap rela f mudah dilakukan adalah analisis SWOT atau Kekepan, dengan
melihat faktor internal penyelenggara, yakni kekuatan dan kelemahan, serta faktor ekternal, yakni
peluang dan ancaman.
Dari temuan ke empat faktor analisis tersebut, akan menjadi dasar penyusunan prioritas kegiatan
sesuai dengan kondisi riil yang dihadapi, sebagai rencana aksi pendidikan kesetaraan yang efek f
sebagaimana yang diharapkan.

14 MODUL PELATIHAN
Tujuan

• Peserta memahami konsep analisis konteks, unsur yang dianalisis dan tahapan dalam melakukan
analisis konteks.
• Peserta mampu melakukan analisis dengan menggunakan SWOT/Kekepan untuk menentukan arah
kebutuhan pemberdayaan-keterampilan dan kekhasan penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
• Peserta mampu menyusun rencana aksi berdasar hasil analisis SWOT untuk berjalannya penye-
lenggaraan pendidikan kesetaraan.

Waktu

180 menit

Pokok Bahasan

• Konsep, fungsi dan pen ngnya analisis konteks dalam pendidikan kesetaraan
• Analisis SWOT/Kekepan dan aspek yang dianalisis
• Rencana aksi dari hasil analisis

Perlengkapan

• Spidol, Kertas Plano, LCD dan komputer jinjing


• Suplemen 1.2.1. Bahan bacaan: Analisis Konteks dalam Pendidikan Kesetaraan
• Suplemen 1.2.2. Instrumen Analisis SWOT
• Suplemen 1.2.3. Format Rencana Aksi
• Suplemen 1.2.4 Power Point tentang Analisis Konteks dalam Pendidikan Kesetaraan

Kegiatan 1

Curah pendapat: 20 menit


• Fasilitator membuka sesi dengan salam dan sampaikan tujuan unit ini.
• Fasilitator menggali pemahaman peserta tentang “analisis konteks dalam penyelenggaraan
pendidikan”. Tulis pada kertas plano seluruh input yang diberikan oleh peserta.
• Fasilitator melanjutkan pertanyaan mengenai fungsi dan pen ngnya analisis konteks bagi
pencapaian tujuan, dan catat jawaban peserta pada kertas plano.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 15


• Fasilitator bersama peserta mengambil kesimpulan dari curah pendapat dengan penekanan bahwa
makna, fungsi dan tujuan analisis konteks serta unsurnya dalam pendidikan kesetaraan, gunakan
suplemen 1.2.1
• Peserta diberi waktu untuk melakukan tanggapan atau pertanyaan bila ada, dan tanggapi
pertanyaan tersebut sebagai pendalaman.
• Fasilitator membagikan suplemen 1.2.1 kepada se ap peserta

Kegiatan 2

Diskusi Kelompok - praktek SWOT: 70 menit


• Fasilitator menjelaskan atau mendiskusikan bersama peserta secara ringkas mengenai analisis
konteks dengan menggunakan SWOT/Kekepan, terutama dalam hal unsur-unsur yang relevan
untuk dianalisis terkait pendidikan kesetaraan.
• Fasilitator menjelaskan secara ringkas langkah melakukan analisis konteks dengan SWOT dan
bagikan format analisisnya dengan menggunakan suplemen 1.2.2. Pertama iden fikasi unsur yang
akan dianalisis, lalu berikan penjelasan singkat kondisi riilnya.
• Fasilitator menjelaskan kepada peserta bahwa ke ka diskusi dalam kelompok sebaiknya menggu-
nakan satu lembaga dari salah satu peserta sebagai contoh analisis SWOT tersebut.
• Fasilitator membagi peserta dalam kelompok dengan anggota 5-6 orang, minta separuh kelompok
untuk mendiskusikan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan separuh lainnya untuk men-
diskusikan faktor eksternal (peluang dan tantangan). Lakukan diskusi selama 30 menit
• Fasilitator meminta se ap kelompok untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam kertas plano.
• Fasilitator meminta perwakilan se ap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, ber-
gan an dengan kelompok lainnya.
• Fasilitator meminta tanggapan peserta akan hal-hal yang perlu diklarifikasi, dipertajam dan seba-
gainya. Tambahkan beberapa unsur yang belum teranalisis bila perlu agar mendapatkan hasil yang
komprehensif.
• Fasilitator mengajak peserta untuk menyimpulkan secara bersama hasil analisis SWOT, dan tekan-
kan pada beberapa hal pen ng:
a. Aspek internal: harus mencerminkan kekuatan sumberdaya manusia (tutor), piran belajar
(kurikulum) dan prasarana.
b. Aspek eksternal: harus mencerminkan kondisi lingkungan yang relevan untuk mendukung
penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.

Kegiatan 3

Diskusi Kelompok - Analisis Hasil SWOT: 45 menit


• Berdasarkan hasil SWOT di sesi sebelumnya, fasilitator menjelaskan secara singkat mengenai
langkah berikutnya yang harus dilakukan oleh peserta, yakni mengiden fikasi kesenjangan yang
terjadi.

16 MODUL PELATIHAN
• Fasilitator menekankan bahwa analisis konteks guna menjawab tujuan pendidikan kesetaraan
untuk pemberdayaan dengan memper mbangkan kekhususan peserta didik.
• Dalam waktu 20 menit, fasilitator meminta peserta mendiskusikan dalam kelompok sebelumnya
hal berikut ini:
Kelompok 1: Apa yang bisa dilakukan untuk mengo malkan kekuatan (internal) dan meminimalisir
kelemahan (internal).
Kelompok 2: Apa yang bisa dilakukan untuk mengop malkan peluang (eksternal) dan meminimalisir
ancaman (eksternal).
• Fasiltator meminta dua pewakilan dari kelompok 1 dan kelompok 2 untuk presentasi hasilnya, dan
undang tanggapan dari kelompok-kelompok lainnya.
• Fasilitator mengajak peserta untuk mengambil kesimpulan mengenai temuan-temuan pada dua
faktor (internal dan eksternal) yang bisa dilakukan. Tekankan kesimpulan kembali pada kapasitas
kelembagaan dan pencapaian tujuan peserta didik secara op mal, sehingga kesenjangan
kelembagaan bisa dijawab dengan potensi eksternal yang bisa diakses, bukan dengan menurunkan
standar kualitas pendidikan bagi peserta didik.

Kegiatan 4

Kerja Kelompok – Penyusunan Rencana Aksi: 30 menit


• Fasilitator menjelaskan singkat mengenai tujuan bagian ini, yakni menggunakan hasil analisis untuk
menyusun rencana aksi kelembagaan
• Fasilitator membagikan suplemen 1.2.3 dan jelaskan secara singkat proses pengisiannya pada
peserta.
• Fasilitator memberi kesempatan peserta untuk melakukan klarifikasi dan memperdalam format
tersebut sebelum kerja kelompok.
• Fasilitator meminta peserta bekerja dalam kelompok (berdasar kelembagaan) untuk menyusun
rencana aksi.
• Fasilitator mengambil beberapa contoh rencana aksi untuk dipresentasikan, dan undang peluang
untuk tanya jawab bagi peserta lain.
• Fasilitator mengajak peserta untuk mengambil kesimpulan dan diperkuat oleh fasilitator

Kegiatan 5

Kesimpulan dan Penutup: 15 menit


• Fasilitator memaparkan power point tentang analisisi konteks dalam Pendidikan Kesetaraan
(Suplemen 1.2.4) yang telah disiapkan.
• Fasilitator bersama peserta mendiskusikan pokok-pokok pelajaran dalam keseluruhan sesi.
• Fasilitator menutup sessi dan bagikan suplemen 1.2.4 power point kepada se ap peserta.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 17


Suplemen 1.2.1

Bahan Bacaan “Analisis Konteks dalam Pendidikan Kesetaraan”

Apa itu?

A nalisis konteks adalah satu metode yang digunakan untuk menganalisis kondisi ber-
operasinya suatu organisasi/lembaga. Pada Pendidikan Kesetaraan, analisis konteks
berar melakukan iden fikasi kondisi riil kelembagaan penyelenggara dan hal lain dalam
lingkungannya yang mempengaruhi kegiatan Pendidikan tersebut agar tercapai tujuan Pen-
didikan yang menjawab kebutuhan peserta didik dalam pengembangan kapasitas pengetahuan,
keterampilan dan membangun sikap baru yang mandiri.
Analisis konteks bertujuan memas kan bahwa semua aspek dan faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan telah diiden fikasi dan diper mbangkan. Analisi konteks merupakan langkah awal
sebuah proses perencanaan. Namun sekali kita melaksanakan kegiatan, bisa jadi kita menemukan/
mengiden fikasi faktor baru yang belum terpikirkan sebelumnya. Inilah sebabnya, semes nya
analisis konteks dilakukan secara berkala dan diperbaharui sepanjang program. Ini memas kan
bahwa kegiatan yang dilakukan mampu beradaptasi pada perubahan sesuai kebutuhan.
Mungkin kita pernah mendengar tentang scanning lingkungan. Hal ini merupakan analisis
terkait namun lebih fokus pada lingkungan ekternal makro pada suatu organisasi/Lembaga.
Hasil analisis tersebut merupakan dasar pijakan untuk menentukan kedalaman dan keluasan
target-target yang ditetapkan, budaya yang akan dibangun, tujuan yang ingin dicapai, serta isi
dan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan bermutu.

Mengapa Pen ng?


Keragaman kelompok masyarakat harus tercermin dalam analisis konteks, agar desain Pendi-
dikan kesetaraan yang diarahkan untuk pemberdayaan dan kemandirian menjawab kebutuhan
mereka secara nyata. Dalam konteks pendidikan kesetaraan, peserta didik merupakan kelompok
yang spesifik karena kondisi yang menyebabkan mereka dak menempuh Pendidikan formal.
Misalnya karena kondisi ekonomi, akses terhadap pendidikan dan sebab lainnya. Kekhasan ma-
salah yang dihadapi peserta didik dalam pendidikan kesetaraan harus dijawab sesuai kebutuhan
menjawab permasalah itu. Misalnya pendidikan yang diarahkan keberdayaan secara ekonomi,
pendidikan yang diarahkan untuk menciptakan karya-karya inovasi akan karya seni dan lainnya
yang dak hanya bernilai ekonomi namun juga budaya.
Selain itu karakter peserta didik juga dipengaruhi oleh nilai sosial budaya yang ada di masya-
rakatnya. Kelompok masyarakat perdesaan bisa berbeda ikatan sosialnya dengan mereka yang
berada di pinggiran perkotaan. Salah satu faktor sosial lain yang pen ng diper mbangkan adalah
gender dan relasi gender. Dalam banyak kasus kebutuhan pendidikan untuk pemberdayaan dan
kemandirian bagi perempuan berbeda dari laki-laki yang disebabkan nilai dan peran tradisional
gender. Pendidikan kesetaraan bagi perempuan semes nya didesain berdasarkan pengalaman

18 MODUL PELATIHAN
hidup mereka dan dak terlalu bias laki-laki.
Selain itu, sumberdaya alam dan lingkungan dimana peserta didik berasal juga sangat mem-
pengaruhi karakter dan kebutuhan. Misalnya kelompok peserta didik dari lingkungan pesisir
akan memiliki kebutuhan pendidikan pemberdayaan yang sangat berbeda dengan mereka yang
berada di perdesaan berbasis pertanian.
Pendidikan kesetaraan yang khas untuk pemberdayaan dan kemandirian peserta didik juga
perlu diwadahi adanya ruang-ruang apresia f dari masyarakat luas di beragam level. Untuk
itulah analisi konteks sangat pen ng dilakukan.
Analisis konteks juga membantu penyelenggara pendidikan mengiden fikasi unsur eksternal
yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung. Misalnya sumberdaya alam, bisa dijadikan bahan
belajar bagi peserta didik, juga menjadi lahan pembelajaran pemberdayaan untuk kemandirian
yang bermanfaat menjawab kebutuhan peserta. Dengan memanfaatkan sumberdaya alam
lokal, potensi kesinambungan bagi pemberdayaan peserta didik lebih terjamin, dibanding bila
bergantung pada unsur lain yang dak tersedia secara lokal.
Kelembagaan eksternal termasuk organisasi berbasis masyarakat dan dunia usaha/bisnis me-
rupakan potensi yang bisa diakses sebagai mitra dalam penyelenggaraan pendidikan kesataraan
sebagai narasumber alterna f termasuk potensi penggunaan lulusannya. Dengan demikian
muatan pendidikan kesetaraan selaras dengan kebutuhan dunia kerja dan dunia usaha.

Siapa yang melakukan analisis?


Analisis konteks bisa dilakukan oleh siapa saja yang terkait dalam penyelenggaraan pen-
didikan kesetaraan. Yang paling pen ng diingat adalah pelaksanaan analisis konteks sangat
dipengaruhi oleh paradigma dan perspek f pelakunya. Perlu diingat bahwa dalam konteks
pendidikan kesetaraan ini diarahkan untuk menjawab permasalahan peserta, bagi pem-
berdayaan dan kemandirian penghidupan mereka.
Selain itu, per mbangan perspek f lainnya adalah bahwa pemberdayaan merupakan satu
pendekatan yang komprehensif, bukan sekadar pendekatan ekonomi produk f semata. Dalam
pendekatan pemberdayaan sektor ekonomi bisa mengarah pada pengembangan kapasitas
terkait keterampilan untuk menghasilkan produk atau non produk yang bernilai ekonomi. Se-
mentara untuk sektor non ekonomi bisa membangun jiwa apresia f seper pelestarian tradisi
dan budaya lokal, termasuk kesenian, kearifan lokal dan pengetahuan-pengetahuan lokal
lainnya yang bernilai posi f bagi kehidupan masyarakat.
Paradigma dan perspek f lain yang harus kuat bagi pelaksana analisis adalah tentang nilai
dan relasi gender. Analisis konteks dak mungkin mengabaikan pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman hidup perempuan yang khas. Tidak juga dianggap bahwa kebutuhan pendidikan
kesetaraan bagi perempuan adalah sama dengan laki-laki. Nilai, pandangan dan pola relasi gen-
der dalam masyarakat yang membangun peran gender akan sangat mempengaruhi karakteris k
suatu kelompok masyarakat, termasuk peserta didik.

Apa yang Dianalisis dan Bagaimana?


Analisis konteks, termasuk dalam kerangka pendidikan kesataraan dak terlepas dari pa-

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 19


radigma pelaku pendidikan itu sendiri. Semes nya semua pendidikan meni k-beratkan pada
penguatan sumberdaya manusia secara komprehensif, yang merupakan gabungan faktor ke-
butuhan dasar, kebutuhan apresia f dan kebutuhan dalam membangun relasi sosial yang
kuat dan resiprokal dengan lingkungan dan masyarakat lainnya. Pendidikan bukan hanya
membangun peserta didik untuk memasuki dunia kerja dan pemenuhan kebutuhan dasar
(ekonomis) semata, namun juga sebagai makhluk individu yang kri s sebagai warga masyarakat
dan warga negara.
Piran yang sering digunakan untuk analisis konteks adalah SWOT (kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman atau sering disebut dengan Kekepan). SWOT merupakan piran yang
dinilai paling sederhana, namun cukup komprehensif memberikan gambaran kondisi riil/fakta
a. Strenght (S): yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan
dari suatu organisasi pada saat ini. Yang perlu di lakukan di dalam analisis ini adalah se ap
organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan dibandingkan dengan kondisi
harapan idealnya.
b. Weaknesses (W): yaitu analisis kelemahan, situasi ataupun kondisi suatu organisasi pada
saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah organisasi yang menjadi
kendala yang serius dalam kemajuan organisasi.
c. Opportunity (O): yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang
diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi
organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang
memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa yang akan
depan atau masa yang akan datang.
d. Threats (T): yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus
dihadapi oleh suatu organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang
dak menguntungkan pada suatu organisasi yang menyebabkan kemunduran.
Tingkat kedalaman dan ketajaman analisis konteks bergantung pada seberapa rinci unsur-
unsur yang teriden fikasi bisa dipetakan kondisi riilnya, dan kemampuan memetakan faktor
eksternal. Untuk itu, analisis kontekstual perlu pandangan dan analisis mikro dan makro, ter-
masuk membaca kecenderungan yang terjadi. Tidak semua faktor eksternal bisa dibaca dan
dianalisis dengan mudah, namun hal ini bisa disiasa dengan membaca kecenderungan (trend)
perubahannya.

Hasil Analisis Konteks


• Analisis konteks se daknya akan memberikan arahan untuk mendesain pendidikan keseta-
raan yang sesuai kebutuhan peserta untuk pemberdayaan dan pilihan-pilihan program
pemberdayaan, sesuai sektor yang dibutuhkan. Misalnya hasil analisis konteks akan
mengarahkan pada kebutuhan pembelajaran keterampilan tertentu.
• Analisis konteks akan memberikan hasil desain pelaksanaan yang inklusif dan menekankan pa-
da kekhasan peserta, dan dak bisa didesain secara seragam untuk semua karakteris k peserta.
• Analisis konteks memberikan arahan tentang akses terhadap lembaga/organisasi lokal ter-
masuk pihak swasta dan kalangan bisnis. Mereka bisa digunakan sebagai narasumber al-
terna f, membuka informasi pasar dan kebaruan teknologi dan fasilitas lainnya.

20 MODUL PELATIHAN
Suplemen 1.2.2

Instrumen Analisis SWOT/Kekepan

Diskusikan dalam kelompok “apa yang menjadi arah kebutuhan dan kekhasan penyelenggaraan
lembaga pendidikan kesetaraan”. Susunlah berdasarkan kondisi riil/fakta dengan menggunakan
instrumen Analisis SWOT/Kekepan
Instrumen SWOT/Kekepan
Faktor Internal
Unsur Kekuatan Kelemahan
Sumberdaya manusia (kompetensi, jumlah,
komitmen)
Fasilitas pembelajaran (jumlah, keragaman
dan kualitas)
Ketersediaan kurikulum (jenis dan kualitasnya)
Akses jejaring
dll

Faktor Internal
Unsur Peluang Tantangan
Sumberdaya manusia dari lingkungan sekitar
dan organisai lain yang relevan (keahlian,
jumlah, komitmen, pandangan, nilai,
Sumberdaya alam sekitar (sebagai sumber
belajar dan sebagai sumber pemberdayaan)
Pengetahuan peserta didik (jenis dan levelnya)
Keterampilan peserta didik (jenis dan
levelnya)
Sikap peserta didik untuk kemandirian
hidup
dll

Catatan:
Unsur-unsur di atas hanya beberapa contoh yang bisa dikembangkan menjadi lebih rinci.
Seja nya, semakin rinci temuan atau informasi yang diperoleh dalam proses iden fikasi SWOT
ini, akan semakin mendalam pengetahuan akan karakteris k yang bisa ditemukan sebagai dasar
penyusuna desain Pendidikan kesetaraan yang efek f dan menjawab kebutuhan peserta didik.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 21


Suplemen 1.2.3

Format Penyusunan Rencana Aksi

Diskusikan dalam kelompok untuk menyusun rencana aksi pelaksanaan penyelenggaraan pen-
didikan kesetaraan sesuai kebutuhan peserta didik dan kekhasan lembaga pendidikan kese-
taraan”. Susunlah berdasarkan kondisi hasil analisis konteks.
No Rencana Tujuan Indikator Waktu Penanggung
Kegiatan (2) Keberhasilan (4) Jawab
(1) (3) (5)
1
2
3
4 dst

Keterangan:
Kolom (1) diisi nama program atau kegiatan dengan op malisasi kekuatan dan peluang
Kolom (2) diisi deskripsi tujuan dari program atau kegiatan untuk menjawab kesenjangan
Kolom (3) diisi ukuran keberhasilan
Kolom (4) diisi durasi keterlaksanaan suatu program atau kegiatan
Kolom (5) diisi person yang bertanggungjawab tehadap keterlaksanaan program atau kegiatan

22 MODUL PELATIHAN
MODUL 2

PERANCANGAN
PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KESETARAAN

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 23


Beri aku
sesuatu yang
paling sulit, aku
akan belajar!

Andrea Hirata

P embelajaran pada pendidikan kesetaraan dirancang agar dapat dilakukan secara mandiri oleh
peserta didik. Peserta didik belajar mandiri menggunakan modul pembelajaran kesetaraan. Hal ini
berangkat dari asumsi peserta didik harus dihargai dan diberdayakan dalam proses belajar mereka.
Pendidikan kesetaraan bersifat prak s, fleksibel, berjangka pendek dan berorientasi pada kompetensi.
Peserta didik sebagai subyek yang ak f yang ak f berpar sipa f sejak persiapan/perencanaan,
pelaksanaan, sampai mengevaluasi pembelajaran pendidikan kesetaraan yang tertuang dalam kontrak
belajar.
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menekankan pada proses ilmiah melalui iden fikasi atau
pengamatan, mengumpulkan data, mengasosiasi, menganalisis dan mengkomunikasikan disini bisa
mengatasi kelemahan dihadapi dalam proses penandaan itu. Untuk itu, pendidikan kesetaraan diarah-
kan untuk mengatasi masalah-masalah dan tantangan nyata dalam kehidupan peserta didik.
Arah dan kebijakan kurikulum pendidikan kesetaraan yang mengacu pada arah pengembangan
kurikulum 2013 pada pendidikan formal. Kurikulum pendidikan kesetaraan dikembangkan dengan
mengkontekstualisasi kurikulum pendidikan formal yang menjadi padanannya, kurikulum Paket A
mengacu pada kurikulum SD, kurikulum Paket B mengacu pada kurikulum SMP, dan kurikulum Paket
C mengacu pada Kurikulum SMA. Pengaturan pembelajaran pada pendidikan kesetaraan mengiku
kecepatan belajar peserta didik menggunakan sistem Satuan Kredit Kompetensi (SKK), selanjutnya
dijabarkan dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

24 MODUL PELATIHAN
UNIT 2.1

SATUAN KREDIT KOMPETENSI SKK

P eserta didik pendidikan kesetaraan memiliki kemampuan yang beragam dan berupaya dapat
dilayani pada pendidikan ini. Penerapan sistem SKK merupakan salah satu cara untuk melayani
peserta didik pendidikan kesetaran sesuai dengan kecepatan belajarnya. SKK menjadi acuan dalam
perencanaan proses pembelajaran untuk pengakuan pencapaian kompetensi peserta didik sebagai
tanda penguasai satu mata pelajaran.
Pemerintah menentapkan target SKK untuk se ap jenjang pendidikan kesetaraan, Paket A, Paket
B, dan Paket C. Satuan pendidikan menjabarkan target SKK untuk se ap mata pelajaran dan semester
untuk ditawarkan kepada peserta didik. Peserta didik selanjutnya menentukan target SKK yang akan
dicapai sesuai dengan ketersediaan waktu dan kemampuannya.
Bagi satuan pendidikan menentukan beban SKK untuk se ap mata pelajaran se ap semester
sampai menentukan jadwal pelaksanaan pembelajaran merupakan hal yang krusial. Ada beberapa hal
yang menjadi dasar per mbangan dalam menentukan beban SKK untuk se ap mata pelajaran, antara
lain sarana dan prasarana yang tersedia, karakteris k peserta didik, dan tutor sebagai fasilitator.

Tujuan

Unit pertama modul ini membahas SKK dan implementasinya dalam pembelajaran. Setelah
mempelajari unit ini, peserta pela han diharapkan dapat:
• Meningkatkan pemahaman mengenai beban belajar Pendidikan Kesetaraan yang dinyatakan da-
lam sistem SKK.
• Mampu mengalokasikan SKK untuk se ap jenjang dalam mata pelajaran dan semester sesuai
dengan karakteris k satuan pendidikan dan peserta didik.
• Mampu menyusun jadwal pembelajaran menggunakan sistem SKK.

Waktu

90 menit

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 25


Pokok Bahasan

1. Penger an dan pemaknaan sistem SKK dalam pembelajaran pendidikan kesetaraan


2. Strategi pembelajaran kesetaraan menggunakan sistem SKK
3. Pengaturan jadwal pembelajaran kesetaraan menggunakan sistem SKK

Perlengkapan

• Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan


• Dra standar proses pendidikan kesetaraan
• Da ar Modul Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan setara Kelas IV, VII, X
• Bahan Bacaan/Suplemen Modul
• Kertas plano, penggaris, spidol/pulpen

Kegiatan 1 15 menit
Curah Pendapat:

Fasilitator menanyakan kepada peserta pela han mengenai strategi pembelajaran yang selama ini di-
lakukan, misalnya:
• Apakah yang Anda ketahui mengenai SKK?
• pakah selama ini sistem SKK sudah dilaksanakan?
• Bagaimana mengimplementasikan sistem SKK yang Anda lakukan di satuan pendidikan?
• Apa yang menjadi kendala pelaksanaan sistem SKK?
• Bagaimana menurut Anda penerapan sistem SKK yang lebih baik?
Fasilitator selanjutnya memetakan pemahaman peserta pela han terhadap SKK, kendala pelaksanaan
SKK, dan strategi pelaksanaan SKK yang efek f menurut hasil curah pendapat.

Kegiatan 2

Pemaparan: 20 menit
• Minta peserta untuk memperha kan paparan fasilitator dan mencatat hal-hal yang pen ng.
• Paparan fasilitator mencakup pemaknaan dan penerapan sistem SKK dalam pembelajaran
pendidikan kesetaraan untuk mencapai kompetensi yang setara pendidikan formal padanannya.
• Fasilitator dapat memodifikasi paparan yang sudah ada atau dapat menyusun bahan paparan
sendiri berdasarkan struktur kurikulum pendidikan kesetaraan, standar proses, dan modul-modul
pembelajaran pendidikan kesetaraan yang sudah dihasilkan.

26 MODUL PELATIHAN
• Fasilitator memberikan penguatan mengenai beban belajar pendidikan kesetaraan yang ditetapkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk satu ngkatan/derajat. Alokasi beban belajar
dalam se ap mata pelajaran atau semester menjadi kewenangan satuan pendidikan. Satuan pen-
didikan dapat mengalokasikan beban belajar tersebut sesuai dengan karakteris k peserta didik
dan satuan pendidikan.

Kegiatan 3

Penugasan: 55 menit
Pada kegiatan ini, peserta diminta untuk membaca tahapan implementasi SKK yang tertulis pada
suplemen 2.1.4, sebelum melakukan penugasan. Penugasan ini, peserta pela han diminta untuk me-
nyusun alokasi beban belajar untuk se ap mata pelajaran dan semester sampai penyusunan jadwal
pembelajaran.
Tahapan untuk menyusun jadwal pembelajaran pada pendidikan kesetaraan menggunakan sistem
SKK mengiku tahapan berikut.
1. Mengiden fikasi kebutuhan beban belajar untuk se ap mata pelajaran.
Kebutuhan beban belajar didasarkan pada hasil analisis konteks atau visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan. Merujuk hasil analisis konteks dapat dipetakan minat peserta didik dan daya dukung
satuan pendidikan:
Tabel 1
Minat dan Daya Dukung terhadap Mata Pelajaran
(Merujuk pada hasil penugasan hasil kegiatan 3 dan 4 pada modul 1 unit 1.2)

No Mata Pelajaran Minat Peserta Didik Daya Dukung


1 Misal: Matema ka Misal: Misal:
• Malas menghafal rumus-rumus • Pendidik memiliki latar bela-
• … kang pendidikan yang sesuai,
• … dapat mengkontekkan konsep
dalam kehidupan sehari-hari
• …
• …

2. Membagi total SKK dalam mata pelajaran untuk se ap ngkatan sesuai dengan kebutuhan beban
belajarnya. Dilanjutkan dengan pembagian dalam semester. Berikut adalah tabel Beban SKK yang
dibuat.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 27


Tabel 2
Penentuan Beban SKK Tingkatan …
Beban SKK
No Mata Pelajaran
Tingkatan … Semester 1 Semester 2 Semester 3 Semester 4

3. Mengalokasikan beban belajar dalam semester dengan jumlah modul dalam satu semester.

Tabel 3
Beban SKK per Modul untuk Mata Pelajaran … Tingkatan …
No Judul Modul Beban SKK Alokasi Waktu Alokasi Waktu Per Modul

Total*)

Keterangan: *) Total beban SKK sesuai dengan alokasi beban SKK mapel untuk satu ngkatan pada
tabel 2. Sedangkan total alokasi waktu adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
mempelajari modul.
4. Menentukan jumlah minimal dan maksimal SKK yang dapat diambil oleh peserta didik beserta
persyaratannya untuk se ap semester (lihat penjelasan pada suplemen 2.1.4.
5. Mengatur jadwal pelaksanaan tatap muka, tutorial, dan mandiri. Format pengaturan dapat melihat
pada suplemen 2.1.4.

28 MODUL PELATIHAN
Suplemen 2.1.1

Struktur Kurikulum Pendidikan Kesetaraan

1. Struktur Kurikulum Paket A Setara SD


Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK)
Mata Pelajaran
Tingkatan 1 Tingkatan 2 Jumlah
Setara Kelas Setara Kelas
I - III IV-VI
Kelompok Umum
1 Pendidikan Agama dan Budi Peker
2 Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Matema ka 71 82 153
5 Ilmu Pengetahuan Alam
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok Khusus
7 Pemberdayaan
31 35 66
8 Keterampilan (okupasi)
Jumlah 102 117 219

2. Struktur Kurikulum Paket B Setara SMP


Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK)
Mata Pelajaran
Tingkatan 3 Tingkatan 4 Jumlah
Setara Kelas Setara Kelas
VII - VIII IX
Kelompok Umum
1 Pendidikan Agama dan Budi Peker
2 Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Bahasa Inggris 56 27 83
5 Matema ka
6 Ilmu Pengetahuan Alam
7 Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok Khusus
8 Pemberdayaan
24 11 35
9 Keterampilan Fungsional
Jumlah 80 38 118

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 29


3. Struktur Kurikulum Paket C Setara SMA
Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK)
Mata Pelajaran
Derajat 5 Setara Derajat 6 Setara Jumlah
Kelas X-XI Kelas XII
Kelompok Umum
1 Pendidikan Agama dan Budi
Peker
2 Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 26 14 40
4 Matema ka
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
Peminatan Matema ka dan
Ilmu Alam
7 Matema ka
8 Biologi 30 15 45
9 Fisika
10 Kimia
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
11 Geografi
12 Sejarah 30 15 45
13 Sosiologi
14 Ekonomi
Peminatan Ilmu Bahasa dan
Budaya
15 Bahasa dan Sastra Indonesia
16 Bahasa dan Sastra Inggris
17 Bahasa Asing Lain (Arab,
30 15 45
Mandarin, Jepang, Korea,
Jerman, Perancis)
18 Antropologi
Kelompok Khusus
19 Pemberdayaan
24 13 37
20 Keterampilan Fungsional
Jumlah Bobot SKK Ditempuh 80 42 122

30 MODUL PELATIHAN
Suplemen 2.1.2

Da ar Modul Pendidikan Kesetaraan Setara Kelas IV, VII, IX

Da ar Modul Pendidikan Kesetaraan Tahun 2017


No Mata Pelajaran Judul Modul Keterangan
1 PPKn Paket A 1. Garuda di Dadaku Setara Kelas IV SD
2 PPKn Paket A 2. Harmoni dalam Kehidupan Setara Kelas IV SD
3 PPKn Paket A 3. Keberagaman di Sekitarku Setara Kelas IV SD
4 PPKn Paket A 4. Keanekaragaman Budaya dalam Setara Kelas IV SD
Persatuan
5 PPKn Paket B 1. Saya Indonesia Saya Pancasila Setara Kelas VII SMP
6 PPKn Paket B 2. Taat Norma, Keter ban Tercipta Setara Kelas VII SMP
7 PPKn Paket B 3. Mari Membangun Kesadaran Setara Kelas VII SMP
Berkons tusi
8 PPKn Paket B 4. Keragaman dalam Bingkai Setara Kelas VII SMP
Bhinneka Tunggal Ika
9 PPKn Paket B 5. Gotong Royong Setara Kelas VII SMP
10 PPKn Paket B 6. NKRI Harga Ma Setara Kelas VII SMP
11 PPKn Paket C 1. E ka Roda Pemerintahan Setara Kelas X SMA
12 PPKn Paket C 2. Negeri Elok Amat Kucinta Setara Kelas X SMA
13 PPKn Paket C 3. Wajah Demokrasi Kita Setara Kelas X SMA
14 PPKn Paket C 4. Harmonisasi Antara Pusat dan Setara Kelas X SMA
Daerah
15 PPKn Paket C 5. Kita Menjadi Satu Setara Kelas X SMA
16 B Indonesia Paket A 1. Indahnya Kebersaman Setara Kelas IV SD
17 B Indonesia Paket A 2. Kisah Sukses Setara Kelas IV SD
18 B Indonesia Paket A 3. Peralatan Rumah Tangga Setara Kelas IV SD
19 B Indonesia Paket A 4. Aku Gemar Membaca Setara Kelas IV SD
20 B Indonesia Paket A 5. Katakan dengan puisi Setara Kelas IV SD
21 B Indonesia Paket B 1. Indahnya Negeriku Setara Kelas VII SMP
22 B Indonesia Paket B 2. Asyiknya Menulis Cerita Setara Kelas VII SMP
Imajinasi
23 B Indonesia Paket B 3. Warisan Budaya Indonesia Setara Kelas VII SMP
24 B Indonesia Paket B 4. Aku Jadi Tahu Setara Kelas VII SMP
25 B Indonesia Paket B 5. Berkorespondensi yang Baik Setara Kelas VII SMP
26 B Indonesia Paket C 1. Menyingkap Ilmu Pengetahuan Setara Kelas X SMA
di Sekitar Kita

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 31


No Mata Pelajaran Judul Modul Keterangan
27 B Indonesia Paket C 2. Solusi Cerdas Setara Kelas X SMA
28 B Indonesia Paket C 3. Anekdot Setara Kelas X SMA
29 B Indonesia Paket C 4. Makna Dibalik Cerita Setara Kelas X SMA
30 B Indonesia Paket C 5. Buku Jendela Dunia Setara Kelas X SMA
31 Matema ka Paket A 1. Indahnya Berbagi Setara Kelas IV SD
32 Matema ka Paket A 2. Sehat Berolahraga Setara Kelas IV SD
33 Matema ka Paket A 3. Ragam Budaya Setara Kelas IV SD
34 Matema ka Paket A 4. Asyiknya Bercocok tanam Setara Kelas IV SD
35 Matema ka Paket A 5. Kesehatan Masyarakat Setara Kelas IV SD
36 Matema ka Paket B 1. Makanan Favoritku Setara Kelas VII SMP
37 Matema ka Paket B 2. Indahnya Keberagaman Setara Kelas VII SMP
38 Matema ka Paket B 3. Asyiknya Berdagang Setara Kelas VII SMP
39 Matema ka Paket B 4. Jejak Petualang Setara Kelas VII SMP
40 Matema ka Paket B 5. Media dan Informasi Setara Kelas VII SMP
41 Matema ka Paket C 1. Belanja Cerdas Setara Kelas X SMA
42 Matema ka Paket C 2. Memulai Bisnis Setara Kelas X SMA
43 Matema ka Paket C 3. Kartu Tanda Penduduk Setara Kelas X SMA
Elektronik/e-KTP
44 Matema ka Paket C 4. Bertani Setara Kelas X SMA
45 Matema ka Paket C 5. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Setara Kelas X SMA
46 Matema ka Peminatan 1. Pinjaman Setara Kelas X SMA
Paket C
47 Matema ka Peminatan 2. Tatanan Rumah Setara Kelas X SMA
Paket C
48 Matema ka Peminatan 3. Arsitektur Modern Setara Kelas X SMA
Paket C
49 Matema ka Peminatan 4. Kegiatan Ekonomi Sehari-hari Setara Kelas X SMA
Paket C
50 Matema ka Peminatan 5. Martabak manis Setara Kelas X SMA
Paket C
51 IPA Paket A 1. Makhluk Hidup di Sekitar Kita Setara Kelas IV SD
52 IPA Paket A 2. Siklus Hidup dan Pelestarian Setara Kelas IV SD
Hewan dan Tumbuhan Langka
53 IPA Paket A 3 Indahnya negeriku Setara Kelas IV SD
54 IPA Paket A 4. Ak f Bergerak Setara Kelas IV SD
55 IPA Paket A 5. Energi di Sekitarku Setara Kelas IV SD
56 IPA Paket B 1. Pengukuran Setara Kelas VII SMP
57 IPA Paket B 2. Mahluk dan Benda di Sekitar Setara Kelas VII SMP
Kita

32 MODUL PELATIHAN
No Mata Pelajaran Judul Modul Keterangan
58 IPA Paket B 3. Suhu, Kalor, dan Energi di Setara Kelas VII SMP
Sekitarku
59 IPA Paket B 4. Organisasi Kehidupan Setara Kelas VII SMP
60 IPA Paket B 5. Global Warming Setara Kelas VII SMP
61 Biologi Paket C 1. Biologi dan Peranannya dalam Setara Kelas X SMA
Kehidupan Manusia
62 Biologi Paket C 2. Kenali Kekayaan Haya Setara Kelas X SMA
Indonesia
63 Biologi Paket C 3. Mikroorganisme Bagi Kehidupan Setara Kelas X SMA
Manusia
64 Biologi Paket C 4. Menelusuri Keanekaragaman Setara Kelas X SMA
Haya sebagai Penyokong
Kehidupan Manusia
65 Biologi Paket C 5. Harmoni Alam Semesta Setara Kelas X SMA
66 Fisika Paket C 1. Safari ke Pulau Fisika Setara Kelas X SMA
67 Fisika Paket C 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Setara Kelas X SMA
Kita
68 Fisika Paket C 3. Tata Surya Setara Kelas X SMA
69 Fisika Paket C 4. Energi dalam Usaha Setara Kelas X SMA
70 Fisika Paket C 5. Antara Bersatu dan Berpisah Setara Kelas X SMA
71 Kimia Paket C 1. Kimia dalam Kehidupan Setara Kelas X SMA
72 Kimia Paket C 2. Keteraturan dalam Kimia Setara Kelas X SMA
73 Kimia Paket C 3. Pasangan Atom dan Sifatnya Setara Kelas X SMA
74 Kimia Paket C 4. Peranan Elektrolit dalam Tubuh Setara Kelas X SMA
75 Kimia Paket C 5. Kiat Menghitung Zat Kimia Setara Kelas X SMA
76 IPS Paket A 1. Tak Kenal Maka Tak Sayang Setara Kelas IV SD
77 IPS Paket A 2. Mendunia karena potensi lokal Setara Kelas IV SD
78 IPS Paket A 3. Karya Untuk Merah Pu h Setara Kelas IV SD
79 IPS Paket A 4. Beda Tapi Sama: Harmoni dalam Setara Kelas IV SD
Keberagaman
80 IPS Paket A 5. Teropong Waktu (Jejak Kerajaan Setara Kelas IV SD
Hindu, Buddha, dan Islam) di
Nusantara
81 IPS Paket B 1. Indonesia Kaya Setara Kelas VII SMP
82 IPS Paket B 2. Antara Aku dan Indonesia Setara Kelas VII SMP
83 IPS Paket B 3. Bersahabat Menuju Prestasi Setara Kelas VII SMP
84 IPS Paket B 4. Kebutuhan dan Peluangku untuk Setara Kelas VII SMP
Sejahtera
85 IPS Paket B 5. Cikal Bakal Kebudayaan Setara Kelas VII SMP
Masyarakat Indonesia

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 33


No Mata Pelajaran Judul Modul Keterangan
86 Sejarah Indonesia Paket C 1. Menelusuri Konsep Sejarah Setara Kelas X SMA
87 Sejarah Indonesia Paket C 2. Rekam Jejak Peradaban Budaya Setara Kelas X SMA
88 Sejarah Indonesia Paket C 3. Silang Budaya Lokal dan Hindu Setara Kelas X SMA
Budha
89 Sejarah Indonesia Paket C 4. Islam Nusantara Setara Kelas X SMA
90 Sejarah Indonesia Paket C 5. Kejayaan Islam di Nusantara Setara Kelas X SMA
91 Geografi Paket C 1. Mengenal Geografi untuk Setara Kelas X SMA
Kehidupan
92 Geografi Paket C 2. Menjadi Peneli Geografi Setara Kelas X SMA
93 Geografi Paket C 3. Bumi Tempat Kita Berpijak Setara Kelas X SMA
94 Geografi Paket C 4. Berdamai dengan Alam Setara Kelas X SMA
95 Geografi Paket C 5. Udara dan Air Sumber Setara Kelas X SMA
Kehidupan
96 Sejarah Paket C 1. Dari Masa Lalu untuk Masa Setara Kelas X SMA
Depan
97 Sejarah Paket C 2. Menyusuri Peris wa, Kisah dan Setara Kelas X SMA
Seni dalam Sejarah
98 Sejarah Paket C 3. Napak Tilas Manusia Indonesia Setara Kelas X SMA
99 Sejarah Paket C 4. Jejak Peradaban Dunia dalam Setara Kelas X SMA
Konteks Masa Kini
100 Sejarah Paket C 5. Reportase Sejarah Setara Kelas X SMA
101 Sosiologi Paket C 1. Ada Apa dengan Sosiologi? Setara Kelas X SMA
102 Sosiologi Paket C 2. Budaya Mudik Setara Kelas X SMA
103 Sosiologi Paket C 3. Menjauhkan yang dekat, Setara Kelas X SMA
Mendekatkan yang Jauh
104 Sosiologi Paket C 4. Indahnya Pelangi Masyarakat Setara Kelas X SMA
Indonesia
105 Sosiologi Paket C 5. Bekal Sang Peneli Setara Kelas X SMA
106 Ekonomi Paket C 1. Memahami Ekonomi Setara Kelas X SMA
107 Ekonomi Paket C 2. Menjadi Konsumen Cerdas Setara Kelas X SMA
108 Ekonomi Paket C 3. Sejahtera PascaPensiun Setara Kelas X SMA
109 Ekonomi Paket C 4. Penggerak Ekonomi Negeriku Setara Kelas X SMA
110 Ekonomi Paket C 5. Krea f Mengelola Sumber Daya Setara Kelas X SMA
111 B Inggris Paket B 1. Ge ng Acquaintance Setara Kelas VII SMP
112 B Inggris Paket B 2. Let’s Start the Day Setara Kelas VII SMP
113 B Inggris Paket B 3. My Lovely Friends Setara Kelas VII SMP
114 B Inggris Paket B 4. I See a Wonderful Village Setara Kelas VII SMP
115 B Inggris Paket B 5. A en on, Please! Setara Kelas VII SMP
116 B Inggris Paket C 1. Who am I? Setara Kelas X SMA

34 MODUL PELATIHAN
No Mata Pelajaran Judul Modul Keterangan
117 B Inggris Paket C 2. Thank You. I’m fla ered. Setara Kelas X SMA
118 B Inggris Paket C 3. Having Fun at Historical Places Setara Kelas X SMA
119 B Inggris Paket C 4. Making Announcements Setara Kelas X SMA
120 B Inggris Paket C 5. Let’s Sing a Song Setara Kelas X SMA
121 Seni Budaya Paket B 1. Inspirasi Alam Setara Kelas VII SMP
122 Seni Budaya Paket B 2. Simbol Kearifan Lokal: Ragam Setara Kelas VII SMP
Hias pada Bahan Buatan
123 Seni Budaya Paket B 3. Simbol Kearifan lokal: Pesona Setara Kelas VII SMP
Budaya Tradisi pada Bahan
Buatan
124 Seni Budaya Paket B 4. Warisan Budaya Tradisi pada Setara Kelas VII SMP
Bahan Alam, Kayu
125 Seni Budaya Paket B 5. Warisan Budaya Tradisi pada Setara Kelas VII SMP
Bahan Alam, Kulit
126 Seni Budaya Paket C 1. Keragaman Musik Tradisional Setara Kelas X SMA
127 Seni Budaya Paket C 2. Kehidupan Sosial Mendayu Setara Kelas X SMA
melalui Musik Tradisional
128 Seni Budaya Paket C 3. Musik adalah Hidupku Setara Kelas X SMA
129 Seni Budaya Paket C 4. Harmoni dalam Musik Tradisi Setara Kelas X SMA
130 Seni Budaya Paket C 5. Kolaborasi Pertunjukkan Musik Setara Kelas X SMA
131 Pendidikan Olahraga 1. Tim Kesebelasan (Sepakbola) Setara Kelas VII SMP
dan Rekreasi Paket B
132 Pendidikan Olahraga 2. Shu lecock/Kock Menari Indah Setara Kelas VII SMP
dan Rekreasi Paket B di Udara (Bulutangkis)
133 Pendidikan Olahraga 3. Sehat-Bugar untuk Tua-Muda Setara Kelas VII SMP
dan Rekreasi Paket B (Atle k jalan dan lari)
134 Pendidikan Olahraga 4. Lestarikan Pencak Silat (Seni Setara Kelas VII SMP
dan Rekreasi Paket B Bela Diri)
135 Pendidikan Olahraga 5. Bugar dan Sehat Setara Kelas VII SMP
dan Rekreasi Paket B
136 Pendidikan Olahraga 1. Aksi Cerdas Mencetak Gol Setara Kelas X SMA
dan Rekreasi Paket C (Sepakbola)
137 Pendidikan Olahraga 2. Raih Kemenangan (Bulutangkis) Setara Kelas X SMA
dan Rekreasi Paket C
138 Pendidikan Olahraga 3. Melesat cepat seper anak Setara Kelas X SMA
dan Rekreasi Paket C panah (Atle k jalan dan lari)
139 Pendidikan Olahraga 4 Serang dan Lindungi Diri (Seni Setara Kelas X SMA
dan Rekreasi Paket C Bela Diri)
140 Pendidikan Olahraga 5. Fit and Fun Setara Kelas X SMA
dan Rekreasi Paket C

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 35


No Mata Pelajaran Judul Modul Keterangan
141 Prakarya Paket B 1. Teknologi dan Masa Depanku Setara Kelas VII SMP
142 Prakarya Paket B 2. Teknologi, Hidupku Menjadi Setara Kelas VII SMP
Mudah
143 Prakarya Paket B 3. Bersosialisasi via Teknologi Setara Kelas VII SMP
Konstruksi
144 Prakarya Paket B 4. Mengenal Kayu dan Fungsinya Setara Kelas VII SMP
145 Prakarya Paket B 5. Karyaku Membuat Kotak Pensil Setara Kelas VII SMP
146 Prakarya dan 1. Berani Berwirausaha Setara Kelas X SMA
Kewirausahaan Paket C
147 Prakarya dan 2. Jeli melihat peluang Setara Kelas X SMA
Kewirausahaan Paket C
148 Prakarya dan 3. Lezat & Aman untuk Setara Kelas X SMA
Kewirausahaan Paket C Dikonsumsi: Penganekaragaman
Pangan
149 Prakarya dan 4. Lezat & Aman untuk Setara Kelas X SMA
Kewirausahaan Paket C Dikonsumsi: Berkarya Krea f
150 Prakarya dan 5. Laris Manis Setara Kelas X SMA
Kewirausahaan Paket C

36 MODUL PELATIHAN
Suplemen 2.1.3

Paparan: SKK pada Pendidikan Kesetaraan

Sistem Kredit
Kompetensi
(SKK)

Beban Belajar
SD kelas SD Kelas SMP Kelas SMP Kelas SMA Kelas SMA
Rendah/ Tinggi/ VII-VIII/ IX/ X-XI/ Kelas XII/
Paket A Paket A Paket B Paket B Paket C Paket C
Tingkatan 1 Tingkatan 2 Derajat 3 Derajat 4 Derajat 5 Derajat 6
Pendidikan formal
• Kelompok A 72 84 60 30 70 36
• Kelompok B 24 24 16 8 16 8
Total (Jam Pelajaran per Minggu) 96 108 76 38 86 44
Pendidikan Kesetaraan
• Kelompok Umum 71 82 56 27 56 29
• Kelompok Khusus 31 35 24 11 24 13
Total (SKK) 102 117 80 38 80 42

Pemaknaan SKK
‰ Bobot kompetensi yang harus dicapai untuk setiap penjenjangan di
Pendidikan Kesetaraaan.
‰ Penyetaraan SKK:
1 SKK = 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri
1 jam tatap muka = 35 menit untuk Paket A, 40 menit untuk Paket B, 45
menit untuk Paket C
‰ SKS disesuaikan dengan kecepatan belajar peserta didik.
‰ Satuan pendidikan dapat menentukan sendiri beban SKK untuk setiap mata
pelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta
daya dukung satuan pendidikan.

Strategi Pembelajaran SKK


‰ Identifikasi kebutuhan beban belajar untuk setiap mata pelajaran.
‰ Membagi total SKK dalam mata pelajaran untuk setiap tingkatan sesuai
dengan kebutuhan beban belajarnya.
‰ Mengalokasikan beban belajar mata pelajaran untuk setiap tingkatan dalam
semester.
‰ Mengalokasikan beban belajar dalam semester dengan jumlah modul dalam
satu semester.
‰ Menentukan jumlah minimal dan maksimal SKK yang dapat diambil oleh
peserta didik beserta persyaratannya untuk setiap semester.
‰ Mengatur jadwal pelaksanaan tatap muka, tutorial, dan mandiri.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 37


Suplemen 2.1.4

Implementasi SKK pada Pembelajaran Kesetaraan

S istem SKK (Satuan Kredit Kompetensi) menyatakan beban belajar pada pendidikan kese-
taraan yang menjadi pembeda dengan pendidikan formal. Melalui sistem ini, peserta didik
dilayani pada satuan pendidikan kesetaraan untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan ke-
cepatan belajarnya. Pemerintah hanya mengatur total beban belajar untuk se ap ngkatan.
Satuan pendidikan diberikan kesempatan untuk mendistribusikan beban belajar sesuai dengan
ngkat keluasan dan kerumitan pembelajaran, karakteri sik peserta didik dan kondisi satuan
pendidikan.
Pemaknaan SKK, dinyatakan 1 SKK = 1 jam tatap muka, atau 2 jam tutorial, atau 3 jam man-
diri. Alokasi waktu 1 jam tatap muka sama dengan 35 menit untuk Paket A, 40 menit untuk
Paket B, dan 45 menit untuk Paket C. Pencapaian SKK disesuaikan dengan kecepatan belajar
peserta didik pada masing-masing satuan Pendidikan. Untuk menjamin pencapaian modul
juga mencerminkan peningkatan kompetensi peserta didik, maka satuan pendidikan dapat
mengatur persyaratan pengambilan SKK. Persyaratan maksimum pengambilan SKK yang perlu
mendapatkan perha an agar memberikan waktu belajar yang cukup disamping ak vitas ke-
seharian peserta didik lainnya. Satuan pendidikan dapat mensyaratkan pengambilan SKK per
semeternya untuk peserta didik Paket A maksimal 25 SKK, peserta didik Paket B maksimal 30
SKK, dan peserta didik Paket C maksimal 30 SKK. Beban belajar yang diambil oleh peserta didik
akan menjadi salah satu hal yang tercatat pada kontrak belajar. Selain itu kontrak belajar juga
memuat kesepakatan belajar antara pendidik dan peserta didik terkait pembelajaran pada
pendidikan kesetaraan.
Pemaknaan beban belajar pada pendidikan kesetaraan dapat disandingkan dengan beban
belajar pada pendidikan formal untuk mengetahui kesetaraan beban belajarnya. Berikut adalah
beban belajar pada pendidikan kesetaraan dengan pendidikan formal padanannya.

Tabel 4
Perbandingan Beban Belajar Pendidikan Formal dan Pendidikan Kesetaraan

SD Kelas SD Kelas SMP Kelas SMP Kelas SMA Kelas SMA


Keterangan Rendah/ Tinggi/ VII-VIII/ IX/Paket B X-XI/ Kelas XII/
Paket A Paket A Paket B Tingkatan Paket C Paket C
Tingkatan 2 Tingkatan 2 Tingkatan 3 4 Tingkatan 5 Tingkatan
6
Pendidikan Formal
• Kelompok A 72 84 60 30 70 36
• Kelompok B 24 24 16 8 16 8
Total (Jam
Pelajaran per 96 108 76 38 86 44
Minggu)

38 MODUL PELATIHAN
SD Kelas SD Kelas SMP Kelas SMP Kelas SMA Kelas SMA
Keterangan Rendah/ Tinggi/ VII-VIII/ IX/Paket B X-XI/ Kelas XII/
Paket A Paket A Paket B Tingkatan Paket C Paket C
Tingkatan 2 Tingkatan 2 Tingkatan 3 4 Tingkatan 5 Tingkatan
6
Pendidikan Kesetaraan
• Kelompok 71 82 56 27 56 29
Umum
• Kelompok 31 35 24 11 24 13
Khusus
Total (SKK) 102 117 80 38 80 42

Pada Program Paket C atau SMA, ada kelompok peminatan Matema ka dan Ilmu Alam,
Ilmu-Ilmu Sosial, Ilmu Bahasa dan Budaya. Pada struktur kurikulum di atas beban belajarnya
dimasukkan pada kelompok A atau kelompok umum.
Tahapan untuk menyusun jadwal pembelajaran pada pendidikan kesetaraan menggunakan
sistem SKK mengiku tahapan berikut.
1. Iden fikasi kebutuhan beban belajar untuk se ap mata pelajaran.
Kebutuhan beban belajar untuk se ap mata pelajaran dapat ditentukan berdasarkan ng-
kat keluasan dan kerumitan pembelajaran, karakteri sik peserta didik dan kondisi satuan
pendidikan. Data ini dapat diperoleh setelah satuan pendidikan melakukan analisis kon-
teks terhadap berbagai aspek yang mempengaruhi pembelajaran di satuan pendidikan. Pe-
nentuan beban belajar untuk se ap mata pelajaran sangat dipengaruhi oleh visi, misi, dan
tujuan satuan pendidikan, serta hasil analisis konteks terkait daya dukung internal maupun
eksternal dalam pembelajaran pendidikan kesetaraan.
Satuan pendidikan dimungkinkan untuk menetapkan beban belajar yang berbeda untuk
se ap mata pelajaran. Misalnya satuan pendidikan memfokuskan pada pengembangan
sains, maka mata pelajaran sains (matema ka, kelompok IPA) bisa mendapatkan beban be-
lajar yang lebih besar dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Satuan pendidikan karena
keterbatasannya belum mampu untuk melakukan analisis konteks/kebutuhan, satuan pen-
didikan dapat juga merujuk pada beban belajar pendidikan formal.
2. Membagi total SKK dalam mata pelajaran untuk se ap ngkatan sesuai dengan kebutuhan
beban belajarnya.
Sebagaimana dijelaskan pada point 1, satuan pendidikan seharusnya mengalokasikan be-
ban belajar untuk mata pelajaran pada se ap ngkatannya berdasarkan hasil analisis kon-
teks/kebutuhan. Karakteris k satuan pendidikan yang beragam akan menjadikan beban
belajar yang berbeda pada se ap satuan pendidikan.
Pada materi ini, akan dicontohkan bila satuan pendidikan menetapkan beban belajar se-
suai dengan pendidikan formal yang menjadi padanannya. Namun perlu diingat pengalo-
kasian ini hanya contoh. Satuan pendidikan seharusnya menetapkan beban belajar sesuai
dengan karakteris k se ap satuan pendidikan. Terpen ng yang perlu dipahami adalah cara
mengalokasikan beban belajar total untuk se ap ngkatan menjadi beban belajar untuk
se ap mata pelajaran.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 39


Berikut ini adalah model alokasi SKK dalam mata pelajaran untuk se ap ngkatan Paket B
mengacu pada beban belajar pendidikan formal.

Tabel 5
Model Pengalokasian Beban Belajar Paket B (dengan mengacu pada beban belajar SMP/MTs)

Beban Belajar SMP Beban Belajar Kesetaraan


(jam perminggu) Paket B (SKK)
Keterangan Kelas Kelas Kelas Kelas Keterangan Tingkatan 3 Tingkatan 4
VII VIII VII- IX Setara Setara Kelas
VIII Kelas VII- IX
VIII
Kelompok A (umum) Kelompok Umum
1 Pendidikan 3 3 6 3 1 Pendidikan 6*) 3
Agama dan Agama dan
budi budi
2 PPKn 3 3 6 3 2 PPKn 6 3
3 Bahasa 6 6 12 6 3 Bahasa 11 5
Indonesia Indonesia
4 Bahasa 4 4 8 4 4 Bahasa 8 4
Inggris Inggris
5 Matema ka 5 5 10 5 5 Matema ka 9 4
6 IPA 5 5 10 5 6 IPA 9 4
7 IPS 4 4 8 4 7 IPS 7 4
Beban 30 30 60 30 56 27
belajar
kelompok A
Kelompok B (umum) Kelompok Khusus
1 Seni Budaya 3 3 6 3 1 Pemberdayaan 8 3
2 Pendidikan 3 3 6 3 2 Keterampilan
Jasmani, (okupasi)
Olahraga,
dan
Kesehatan
3 Prakarya 2 2 4 2 a Wajib:
2a1 Seni Budaya 3 2
2a2 Pendidikan 3 2
Olahraga dan
Rekreasi
2a3 Prakarya 2 1
b Pilihan/peminatan 8 3
Beban 8 8 16 8 24 11
belajar
kelompok B
Total Beban 38 38 76 38 80 38
Belajar

40 MODUL PELATIHAN
Keterangan:
*) Penghitungan beban belajar Pendidikan Agama dan Budi Peker Paket B ngkatan 3 didapat dari:

Beban belajar Pendidikan Agama dan Budi Peker SMP Kelas VII-VIII Total beban belajar
= × kelompok umum
Total beban belajar kelompok A SMP Kelas VII-VIII Paket B Tingkatan 3

= 6 × 56
60
= 5,6
= 6

Penghitungan beban belajar mata pelajaran lainnya pada Paket B ngkatan 3 mengiku
pola rumus di atas. Rumus ini juga dapat digunakan untuk menghitung beban belajar mata
pelajaran lainnya dengan mengacu pada beban belajar pendidikan formal untuk ngkatan
yang berbeda dengan menyesuaikan pembagi, penyebut, dan pengalinya.
3. Mengalokasikan beban belajar mata pelajaran untuk se ap ngkatan dalam semester.
Tahapan selanjutnya adalah mengalokasikan beban belajar kesetaraan untuk se ap mata
pelajaran pada se ap ngkatan dalam semester. Pengalokasian beban belajar dalam se ap
semester bisa dengan memperha kan ngkat kesulitan materi atau dapat pula dibuatkan
sama untuk se ap semesternya. Pendidik dapat menetapkan beban yang berbeda untuk
se ap semester, antara lain berdasarkan pengalaman profesionalnya, kesulitan materi,
dan agenda satuan pendidikan. Berikut adalah alokasi beban belajar se ap mata pelajaran
untuk se ap semesternya.
Tabel 6
Beban Belajar per Semester Paket B

Beban Belajar Kesetaraan Paket B (SKK)


Tingkatan 3 Tingkatan 4
Keterangan
Setara Semester Semester Semester Semester Setara Semester Semester
Kelas 1 2 3 4 Kelas IX 1 2
VII-VIII
Kelompok Umum
1 Pendidikan 6 2 2 1 1 3 2 1
Agama dan budi
2 PPKn 6 2 1 2 1 3 1 2
3 Bahasa 11 3 3 3 2 5 3 2
Indonesia
4 Bahasa Inggris 8 2 2 2 2 4 2 2
5 Matema ka 9 3 2 2 2 4 2 2
6 IPA 9 2 3 2 2 4 2 2
7 IPS 7 2 2 2 1 4 2 2
56 16 15 14 11 27 14 13

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 41


Beban Belajar Kesetaraan Paket B (SKK)
Tingkatan 3 Tingkatan 4
Keterangan
Setara Semester Semester Semester Semester Setara Semester Semester
Kelas 1 2 3 4 Kelas IX 1 2
VII-VIII
Kelompok Khusus
1 Pemberdayaan 8 2 2 2 2 3 2 1
2 Keterampilan
(okupasi)
a. Wajib:
1) Seni Budaya 3 1 1 1 2 1 1
2) Pendidikan 3 1 1 1 2 1 1
Olahraga dan
Rekreasi
3) Prakarya 2 1 1 1 1
b. Pilihan/ 8 2 2 2 2 3 1 2
peminatan
24 6 6 7 5 11 6 5
80 22 21 21 16 38 20 18

4. Mengalokasikan beban belajar dalam semester dengan jumlah modul dalam satu
semester.
Karakteris k pembelajaran pendidikan kesetaraan adalah pembelajaran mandiri meng-
gunakan modul. Untuk itu pengaturan beban belajar juga harus dapat dialokasikan dalam
modul pembelajaran. Beban belajar se ap modul disesuaikan dengan ngkat kesulitan
modul. Berikut adalah contoh pengalokasian beban belajar ke se ap modul pembelajaran.

Tabel 7
Beban Belajar Mata Pelajaran Paket B Tingkatan 3
Beban belajar (SKK)
Tingkatan Semester Semester Semester Semester Jumlah
3 1 2 3 4 Modul
PPKn Paket B 6 2 1 2 1 11

Tabel 8
Pembagian beban belajar per modul untuk PPKn Tingkatan 3

Keterangan Beban SKK Alokasi Waktu Alokasi Waktu Per Modul


Modul 1
Modul 2
2 SKK 6 bulan 1,5 bulan
Modul 3
Modul 4
Modul 5 1 SKK 6 bulan 3 bulan
Modul 6

42 MODUL PELATIHAN
Keterangan Beban SKK Alokasi Waktu Alokasi Waktu Per Modul
Modul 7
Modul 8 2 SKK 6 bulan 1,5 bulan
Modul 9
Modul 10
Modul 11 1 SKK 6 bulan 6 bulan

5. Menentukan jumlah minimal dan maksimal SKK yang dapat diambil oleh peserta didik
beserta persyaratannya untuk se ap semester.
Penentuan maksimal SKK merupakan hal yang krusial. Hal ini diperlukan agar peserta didik
mendapatkan cukup waktu untuk mempelajari modul dengan baik di sela-sela ak vitas
hariannya. Selain itu juga menghindari peserta didik hanya mempelajari soal-soal la han
semata agar dapat lulus ujian modul dikarenakan waktu belajar yang sedikit. Ini merupakan
salah satu upaya untuk menjamin pencapaian kompetensi yang diharapkan dari mempelajari
modul oleh peserta didik.
Percepatan melalui pendidikan kesetaraan dimungkinkan, hanya saja bila terlalu cepat
penyelesaian suatu jenjang akan menjadi pertanyaan apakah kesetaraan dengan formal
benar-benar tercapai. Mengenai penentuan minimal, dak menjadi prioritas karena dapat
disesuaikan dengan kemampuan belajar peserta didik. Satuan pendidikan dapat menentukan
batas minimal beban belajar peserta didik berdasarkan pengalaman mengelola program.
Merujuk kemampuan yang diharapkan untuk se ap jenjang pendidikan, maka beban
maksimal yang dapat diambil oleh peserta didik Paket A sebanyak 25 SKK, peserta didik
Paket B sebanyak 30 SKK, dan peserta didik Paket C sebanyak 30 SKK untuk se ap semester.
Satuan pendidikan dapat mensyaratkan aturan lainnya, misalnya seper komposisi mata
pelajaran umum dan khusus yang harus diambil atau dapat pula banyaknya mata pelajaran
yang dapat diambil. Menggunakan sistem SKK ini dimungkinkan peserta didik hanya
mengambil mata pelajaran sesuai dengan minatnya, misalnya hanya mengambil mata
pelajaran Matema ka untuk seluruh jenjang dalam satu semester. Hal ini perlu diatur
agar semua mata pelajaran yang sudah ditetapkan untuk se ap jenjang dikuasai, sebelum
pindah ke jenjang berikutnya.

6. Mengatur jadwal pelaksanaan tatap muka, tutorial, dan mandiri.


Setelah satuan pendidikan menentukan beban SKK untuk se ap modul pembelajaran.
Tahap selanjutnya adalah satuan pendidikan menentukan strategi pembelajaran yang akan
dilakukan untuk menguasai kompetensi yang diharapkan dalam modul. Berikut adalah
contoh strategi pembelajaran yang dilakukan pada Modul 1 PPKn Paket B ngkatan 3.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 43


Tabel 9
Strategi pembelajaran Modul 1 PPKn Paket B Tingkatan 3

Modul 1 PPKn Paket B (6 minggu)


Bulan 1 Bulan 2
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 2 Minggu 4 Minggu 1 Minggu 2
Tutorial (4 jp): Mandiri Mandiri Tutorial (4 jp): Mandiri Tutorial (4 jp):
(1) Kontrak Pembahasan Ujian modul 1
belajar materi sulit,
(penjelasan penyerahan
umum) tugas dan
penguatan

PUSTAKA ACUAN
Direktorat Pembinaan Keaksaraan dan Kesetaraan. 2015. Naskah Akademik Pendidikan Kesetaraan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ib daiyah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

Direktorat Pembinaan Keaksaraan dan Kesetaraan. 2018. Dra Standar Proses Pendidikan Kesetaraan.

44 MODUL PELATIHAN
UNIT 2.2

PENGEMBANGAN SILABUS DAN


RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN RPP

K ementerian pendidikan menetapkan kurikulum yang berlaku untuk satuan pendidikan di seluruh
Indonesia. Satuan pendidikan diberikan hak untuk mengadaptasi kurikulum nasional tersebut sesuai
dengan konteks peserta didik, lokalitas, dan sumber daya yang tersedia di satuan pendidikannya. Ben-
tuk adaptasi kurikulum oleh satuan pendidikan akan terlihat dalam silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Adaptasi silabus dan RPP yang dilakukan oleh pendidik sangat tergantung pada ke-
yakinan pedagogis pendidik, penguasaan materi dan strategi
pembelajaran, tujuan dan budaya yang ingin dibangun
di satuan pendidikan serta kebijakan daerah (Barab
& Luehmann, 2003; Brown & Edleson, 2003;
Pinto, 2004; Squire, MaKinster, Barne ,
Luehmann, & Barab, 2003; Regan et.al,
2016).
Sebagai suatu siklus, rencana pem-
belajaran disusun mengiku 4 tahapan, yaitu:
1) perencanaan pelajaran dan penetapan tujuan dan
kolaborasi antar mata pelajaran; 2) pengamatan pelaksanaan
oleh rekan sejawat atau ahli lainnya; 3) melakukan diskusi
untuk menganalisis hasil pengamatan, mengumpulkan data
peserta didik, melakukan refleksi pembelajaran; dan 4) me-
lakukan revisi untuk memperbaiki pembelajaran dan pe-
netapan tujuan untuk siklus berikutnya (Curcio, 2002; Doig & Groves,
2011; Lewis, Perry, Foster, Hurd, & Fisher, 2011; Regan et.al, 2016). Rencana
pembelajaran sebagai suatu siklus karena rencana pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran akan selalu diperbaiki dan berkembang. Belajar mengajar adalah suatu proses
yang kompleks, dak semata mengajar sebagai penyampaian informasi dan mulai mengarahkan
mengembangkan hubungan yang kuat antara pengajaran yang dilakukan, pembelajaran peserta didik,
dan yang terpen ng adalah pembelajaran pendidik untuk mengajar (Nilsson, 2009). Silabus dan RPP
ini yang akan menjadi acuan bagi pendidik dalam mengimplementasikan kurikulum dalam proses
pembelajaran pendidikan kesetaraan.
Menjadi pembeda dengan pendidikan formal adalah beban belajar dalam silabus dan RPP
pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam SKK. Penentuan SKK dapat melihat kembali unit 2.1. beserta
hasil penugasannya. Penyusunan silabus dan RPP mengacu pada hasil analisis konteks (hasil kegiatan
3 dan 4 pada modul 1 unit 1.2) dan juga beban SKK yang telah ditentukan dengan harapan dapat
diterapkan dengan baik.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 45


Tujuan

Unit kedua modul ini membahas rencana pembelajaran yang melipu silabus dan rencana pelak-
sanaan pembelajaran (RPP) sebagai kurikulum operasional di satuan pendidikan. Setelah mempelajari
unit ini, peserta pela han diharapkan dapat:
• Memahami hubungan antara kurikulum, silabus, dan RPP
• Memahami pen ngnya analisis konteks/kebutuhan sebagai dasar per mbangan untuk menyusun
silabus dan RPP
• Memahami tahapan penyusunan silabus dan RPP
• Mampu mengaitkan sistem SKK dan pembelajaran modul dalam penyusunan RPP
• Mampu menyusun RPP sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan sumber daya yang
tersedia

Waktu

180 menit

Pokok Bahasan

1. Penger an dan komponen Silabus dan RPP dalam pembelajaran pendidikan kesetaraan
2. Prinsip-prinsip pengembangan Silabus dan RPP
3. Tahapan pengembangan Silabus dan RPP

Perlengkapan

• Kontekstualisasi Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan


• Silabus Kontekstualisasi Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan
• Dra standar proses pendidikan kesetaraan
• Contoh Modul Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan setara Kelas IV, VII, X
• Contoh RPP untuk IPA Paket A setara kelas IV, dan PPKn Paket B setara Kelas VII
• Kertas plano, penggaris, spidol/pulpen

Kegiatan 1

Pemaparan: 30 menit
• Minta peserta untuk memperha kan paparan fasilitator dan mencatat hal-hal yang pen ng.
• Paparan fasilitator mencakup pemaknaan silabus dan RPP, hubunan antara kurikulum, silabus,
dan RPP, dan implementasinya pada pembelajaran yang menerapkan sistem SKK untuk mencapai
kompetensi yang setara pendidikan formal padanannya.

46 MODUL PELATIHAN
• Fasilitator dapat memodifikasi paparan yang sudah ada atau dapat menyusun bahan paparan sendiri
berdasarkan kurikulum pendidikan kesetaraan, standar proses, dan modul-modul pembelajaran
pendidikan kesetaraan yang sudah dihasillkan.
• Fasilitator memberikan penguatan mengenai perencanaan pembelajaran pendidikan kesetaraan
yang menekankan pada pembelajaran mandiri. Perencanaan pembelajaran yang disusun oleh pen-
didik harus dapat mengakomodasi kebutuhan dan kecepatan belajar peserta didik. Melalui rencana
pembelajaran yang disusun, pendidik merancang bagaimana memberikan layanan pembelajaran
yang op mal agar peserta didik mampu belajar mandiri dan cara untuk mengetahui capaian belajar
peserta didik.

Kegiatan 2

Prak k penyusunan RPP: 130 menit


Prak k penyusunan RPP, peserta pela han dibagi dalam kelompok yang terdiri antara 3-5 orang
dalam satu kelompok. Prak k penyusunan RPP mengiku tahapan berikut.
1. Mengiden fikasi kebutuhan belajar peserta didik dengan melihat hasil analisis konteks/kebutuhan
yang dilakukan oleh satuan pendidikan (hasil kegiatan 3 dan 4 pada modul 1 unit 1.2). Juga dengan
memperha kan kontrak belajar yang dibuat oleh peserta didik.
2. Membaca dokumen kurikulum dan melakukan pemetaan KD berdasarkan ngkat kesulitan materi
maupun kedekatan materi. Perlu diingat bahwa urutan penomoran KD bukan urutan pembelajaran
yang harus diiku . Pendidik dapat memulai dari KD tertentu sesuai dengan hierarki keilmuan (dari
yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak, dan dari yang sederhana ke kompleks).
3. Melihat dokumen silabus untuk melihat ngkat keluasan materi dan strategi pembelajaran yang
dapat dilakukan.
4. Melihat beban belajar untuk mata pelajaran untuk satu jenjang, satu semester, dan per modul
(melihat alokasi beban belajar dalam SKK di unit 1) Karakteris k pembelajaran pendidikan kesetaraan
berbasis modul, maka penyusunan RPP juga berbasis modul. Setelah dilakukan pemetaan jumlah
SKK per modul (pada unit 1), maka ditentukan strategi pembelajaran se ap KD untuk se ap modul.
5. Menyesuaikan KD dengan modul pembelajaran yang digunakan, melihat seluruh tahapan
pembelajaran dalam modul, untuk selanjutnya membuat perencanaan waktu penyelesaian modul
dan strategi pembelajaran yang digunakan (tatap muka, tutorial, dan mandiri) beserta alokasi
waktunya. Tahapan ini mengacu pada hasil penghitungan beban SKK untuk se ap modul per
semester pada unit 1. Berapa beban SKK untuk se ap modul per semesternya akan mempengaruhi
alokasi waktu se ap pertemuan dan lama penyelesaian modul.
6. Membuat RPP sesuai dengan informasi yang diperoleh dari point 1 s.d. 5 di atas sebagaimana
contoh terlampir (pada suplemen 2.2.2).
Selama peserta melakukan prak k penyusunan RPP, fasilitator mengama dan membantu bila ada
peserta/kelompok yang membutuhkan penjelasan lebih atau kesulitan selama prak k penyusunan
RPP.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 47


Kegiatan 3

Refleksi prak k penyusunan RPP: 20 menit


• Peserta diminta untuk menyampaikan pemahamannya setelah melakukan prak k penyusunan RPP.
• Peserta diminta untuk menyampaikan kendala yang dialama selama melakukan prak k penyusunan
RPP dan bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut.
• Fasilitator menampung semua hasil refleksi dari peserta dan memberikan saran terhadap kendala
yang belum dapat diselesaikan oleh peserta pela han.

48 MODUL PELATIHAN
Suplemen 2.2.1

Paparan: Pengembangan Silabus dan RPP

Prinsip Pengembangan Silabus dan RPP


Pengembangan Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Karakteristik Peserta didik

Mengembangkan budaya baca

Kontekstulisasi

Pembelajaran tematik terpadu

Penerapan teknologi dan informasi

1 2

Rancangan pembelajaran yang baik memuat: Sebagai suatu siklus rencana pembelajaran
melalui tahapan:
‰ Pengetahuan konten yang baik untuk menjelaskan fenomena
– perencanaan pelajaran dan penetapan tujuan dan kolaborasi
kepada peserta didik dan untuk menghubungkan konsep-konsep
ilmiah ke dalam situasi sehari-hari. antar mata pelajaran;

‰ Memiliki banyak eksperimen dan kegiatan. – pengamatan pelaksanaan oleh rekan sejawat atau ahli lainnya;
‰ Mengetahui tentang pengalaman awal peserta didik, – melakukan diskusi untuk menganalisis hasil pengamatan,
pengorganisasi kelas/pembelajaran secara umum, dan mengumpulkan data peserta didik, melakukan refleksi
kebutuhan belajar peserta didik. pembelajaran; dan
‰ Mengetahui cara melakukan refleksi diri. – melakukan revisi untuk memperbaiki pembelajaran dan
(Nilsson, 2009)
penetapan tujuan untuk siklus berikutnya
(Curcio, 2002; Doig & Groves, 2011; Lewis, Perry, Foster, Hurd, & Fisher, 2011; Regan et.al, 2016)

3 4

Komponen Utama Silabus

–Mata pelajaran
–Derajat/Tingkatan
–Kompetensi Inti
–Kompetensi Dasar
–Indikator
–Materi Pokok
–Kegiatan Pembelajaran

5 6

Komponen Utama RPP C. Tujuan Pembelajaran


Satuan Pendidikan : dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
Lingkup Kompetensi : kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
A. Kompetensi Inti (KI) D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. _____________ (KD pada KI-1)
Pertemuan I (tatap Muka/tutorial)
2. _____________ (KD pada KI-2)
3. _____________ (KD pada KI-3)
Pertemuan II (tatap muka/tutorial)
Indikator: __________________ Disesuaikan dengan pembelajaran yang digunakan, seperti
4. _____________ (KD pada KI-4)
tatap muka, tutorial, maupun mandiri.
Indikator: __________________ F. Penilaian
Catatan: 1. Jenis/teknik penilaian
KD-1 dan KD-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai 2. Bentuk instrumen dan instrumen
melalui proses pembelajaran tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3
dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung. 3. Pedoman penskoran

7 8

Tahapan Penyusunan Silabus Tahapan penyusunan RPP

‰ Mengkaji Silabus
‰ Melakukan Analisis Konteks ‰ Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
‰ Memetakan kebutuhan belajar peserta didik ‰ Mengidentifikasi Beban SKK untuk tingkatan, semester, modul
‰ Menentukan tema-tema pembelajaran ‰ Menentukan Alokasi Waktu
‰ Memetakan KD dalam tema pembelajaran ‰ Menentukan Tujuan
‰ Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran (Tatap Muka,
‰ Merumuskan KD dalam Indikator Pencapaian KD
Tutorial, Mandiri, Daring)
‰ Menyusun materi pokok ‰ Penjabaran Jenis Penilaian
‰ Mengembangkan kegiatan pembelajaran ‰ Menentukan Sumber Belajar

9 10

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 49


Suplemen 2.2.2

Contoh RPP IPA Paket A Setara Kelas IV

P enyusunan RPP didasarkan pada kurikulum, silabus, dan hasil analisis konteks. Hasil ana-
lisis konteks yang dilakukan pada kegiatan 2 di modul 1 unit 1.2. Hasil analisis konteks yang
dilakukan oleh satuan pendidikan selanjutnya dikelompokkan berdasarkan berdasarkan bebe-
rapa aspek. Aspek yang terkait langsung dengan pembelajaran (sebagaimana hasil kegiatan 3
pada modul 2 unit 2.1) menjadi dasar bagi pendidik untuk memodifikasi model silabus yang
dikembangkan pusat yang dilanjutkan pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dan penyusunan bahan ajar.
Contoh RPP berikut mengacu pada model modul yang disusun oleh Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan yang konteksnya masih bersifat nasional. Satuan
pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model RPP ini sesuai dengan konteks satuan
pendidikan dan peserta didik yang dilayani. Demikian pula dengan model modul dari Pusat,
dapat pula diadopsi dan/atau diadaptasi. Contoh ini hanya ingin menggambarkan perlunya
kesesuaian antara hasil analisis konteks, silabus, RPP, dan modul/bahan ajar yang digunakan.
a. Pemetaan Kompetensi Dasar (KD), Modul, dan Strategi Pembelajaran

Tabel 1
Pemetaan Strategi Pembelajaran untuk KD dan Modul IPA Paket A setara Kelas IV SD
(sampel hanya KD s.d. Modul 3)

Modul Strategi Pembelajaran


Kompetensi Dasar Indikator ke- Tatap Muka Tutorial Mandiri SKK
Kelas 4
3.1 Mendeskripsikan • Menyebutkan bagian 1 V V V 2 SKK
hubungan antara utama hewan yang Modul 1,
bentuk dan diama 2, 3
fungsi bagian • Menjelaskan alat gerak
tubuh hewan hewan tertentu (kaki,
dan tumbuhan perut, sayap, sirip)
• Menyebutkan bagian
utama tubuh tumbuhan
yang diama (akar,
batang, daun, bunga
dan buah/biji)
• Menjelaskan fungsi
bagian tumbuhan.
(akar,batang, daun,
bunga dan buah/biji)

50 MODUL PELATIHAN
Modul Strategi Pembelajaran
Kompetensi Dasar Indikator ke- Tatap Muka Tutorial Mandiri SKK
4.1 Menyajikan • Menyajikan laporan
laporan hasil dengan disertai gambar
pengamatan hewan yang diama
tentang bentuk dan diberi nama bagian
dan fungsi nya dan fungsinya
bagian tubuh • Menyajikan laporan
hewan dan dengan disertai gambar
tumbuhan tumbuhan yang diama
dan diberi nama
bagian-bagiannya serta
fungsinya
3.2 Mendeskripsikan • Mendeskripsikan 2 V V V
siklus hidup urutan daur hidup
(urutan tahap hewan tertentu (misal,
perkembangan) kupu-kupu, nyamuk,
beberapa jenis dan kecoa secara
makhluk hidup sederhana.
serta mengaitkan • Membedakan
dengan upaya daur hidup hewan
pemutusan yang mengalami
siklus hidup metamorfosis
bagi hewan sempurna dengan
yang merugikan hewan yang
(misalnya dak mengalami
nyamuk dan metamorfosis
kecoa) dan upaya sempurna
pelestarian • Mendeskripsikan upaya
hewan dan pemutusan siklus hidup
tumbuhan hewan tertentu yang
langka. merugikan manusia
• Memberikan contoh
cara melestarikan
hewan dan tumbuhan
langka

4.2 Membuat skema • Menyajikan informasi


siklus hidup yang menggambarkan
(urutan tahap siklus hidup hewan
perkembangan) yang dikenalnya
beberapa jenis yang mengalami
mahluk hidup metamorfosis
yang ada di sempurna dan dak
lingkungan sempurna
sekitarnya, dan • Membuat poster upaya
poster upaya pelestarian hewan dan
pelestarian tumbuhan langka
hewan dan
tumbuhan langka

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 51


Modul Strategi Pembelajaran
Kompetensi Dasar Indikator ke- Tatap Muka Tutorial Mandiri SKK
3.3 Mengiden fikasi • Menjelaskan 3 V V V
macam-macam penger an gaya
gaya, antara • Menjelaskan macam-
lain: gaya otot, macam gaya
gaya listrik, gaya • Memberikan contoh
magnet, gaya gaya otot
gravitasi, dan • Memberikan contoh
gaya gesek gaya yang di mbulkan
oleh benda yang
bermuatan listrik
• Memberi contoh
penggunaan gaya
magnet dalam
kehidupan sehari-hari
• Menjelaskan pengaruh
gaya gravitasi terhadap
suatu benda
• Memberikan contoh
gaya yang termasuk
ke dalam gaya gesek
dalam khidupan sehari-
hari
4.3 Mendemonstrasi • Mendemnstrasikan
kan berbagai contoh gaya otot
macam gaya, • Mendemostrasikan
misalnya gaya contoh gaya yang
otot, gaya listrik, di mbulkan oleh benda
gaya magnet, yang bermuatan listrik
gaya gravitasi, • Mendemotrsikan hasil
dan gaya gesek percobaan benda-
benda yang bersifat
magne s dan non
magne s
• Mendemonstrasikan
contoh pengaruh gaya
gravitasi
• Mendemonstrsikan
cara memperkecil atau
memperbesar gaya g
esek
3.4 Mendeskripsikan • Menjelaskan penger an
hubungan gerak
antara pengaruh • Memberikan contoh
gaya terhadap cara menggerakkan
gerak benda benda
pada berbagai • Menunjukkan contoh
peris wa di perubahan gerak akibat
lingkungan adanya gaya
sekitar

52 MODUL PELATIHAN
Modul Strategi Pembelajaran
Kompetensi Dasar Indikator ke- Tatap Muka Tutorial Mandiri SKK
4.4 Menyajikan • Mempraktekkan cara
hasil percobaan menggerakkan benda
tentang • Melaporkan hasil
pengaruh gaya percobaan tentang
terhadap gerak pengaruh gaya
benda terhadap gerak benda

b. Menentukan Strategi Pembelajaran Modul dan Alokasi Waktu yang Dibutuhkan

Tabel 2
Strategi Pembelajaran per Modul

Modul 2 IPA Paket A (8 Minggu)


Bulan 3 Bulan 4
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8
Tatap muka Mandiri Mandiri Mandiri Tutorial Mandiri Mandiri Tutorial 2
(2 Jp) : 1 (4 Jp) : (4 Jp) : Uji
Kontrak Pembahasan modul 2
belajar dan materi sulit,
penjelasan penyerahan
umum tugas, dan
penguatan

c. Contoh RPP IPA Paket A setara kelas IV SD (Modul 2)


Satuan Pendidikan : Paket A
Mata Pelajaran : IPA
Tingkatan : II (setara Kelas IV, V, VI)
Materi Pokok : Siklus Hidup Hewan dan Upaya pelestarian hewan dan tumbuhan
langka ( MODUL 2)
Alokasi Waktu : 8 Minggu (2 SKK)
Tatap Muka (1 x 2 JP x 35 Menit)
Tutorial (2 x 4 JP x 35 Menit)
Mandiri (5 x 6 JP x 35 Menit)
A. Kompetensi In
1. Menghargai dan menghaya ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya”.
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengama , menanya
dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 53


dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tem-
pat bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistema s,
logis dan kri s, dalam karya yang este s, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam ndakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan ber-
akhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Mendeskripsikan siklus hidup (urutan • Mendeskripsikan urutan daur hidup hewan
tahap perkembangan) beberapa jenis tertentu (misal, kupu-kupu, nyamuk,dan
makhluk hidup serta mengaitkan kecoa secara sederhana.
dengan upaya pemutusan siklus • Membedakan daur hidup hewan yang
hidup bagi hewan yang merugikan mengalami metamorfosis sempurna
(misalnya nyamuk dan kecoa) dan upaya dengan hewan yang dak mengalami
pelestarian hewan dan tumbuhan metamosfosis sempurna
langka. • Mendeskripsikan upaya pelestarian hewan
dan tumbuhan langka.
4.2 Membuat skema siklus hidup (urutan • Menyajikan informasi yang
tahap perkembangan) beberapa jenis menggambarkan siklus hidup hewan yang
mahluk hidup yang ada di lingkungan dikenalnya yang mengalami metamorfosis
sekitarnya, dan poster upaya pelestarian sempurna dan dak sempurna
hewan dan tumbuhan langka • Membuat poster upaya pelestarian hewan
langka

C. Tujuan Pembelajaran:
1. Mendeskripsikan siklus hidup beberapa hewan yang ada di lingkungan sekitar.
2. Membedakan siklus hidup hewan yang dak mengalami metamorfis, mengalami
metamorfosis sempurna dan mengalami metamorfosis dak sempurna.
3. Menjelaskan cara memutus siklus hewan yang merugikan kehidupan manusia.
4. Membuat contoh skema siklus hidup beberapa jenis mahluk hidup yang ada di ling-
kungan sekitarnya.
5. Melakukan upaya melindungi hewan dan tumbuhan langka agar dak punah.

D. Materi Pembelajaran
• Semua hewan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam siklus hidupnya;
• Siklus hidup adalah seluruh tahap perubahan yang dialami makhluk hidup selama
masa hidupnya. Se ap hewan memiliki tahapan siklus hidup yang berbeda-beda.
Siklus hidup insekta melalui berbagai tahapan yang dinamakan metamorfosis.
• Metamorfosis merupakan tahap perubahan bentuk yang dialami hewan sejak
menetas sampai dewasa
• Berdasarkan perubahan bentuk tubuhnya, siklus hidup hewan dibedakan menjadi
dua, yaitu: siklus hidup tanpa metamorfosis, misal ayam, kucing dan siklus hidup
dengan metamorfosis.

54 MODUL PELATIHAN
• Ada dua macam metamorfosis, yaitu:
1. Metamorfosis dak sempurna ( dak lengkap), contohnya: kecoa, belalang.
2. Metamorfosis sempurna, contohnya: kupu-kupu, nyamuk, dan lalat
• Semua insekta berkembangbiak mulai dari telur;.
• Tahapan metamorfosis dak sempurna: Telur → Nimfa (hewan muda) → Dewasa
• Tahapan metamorfosis sempurna : Telur → Larva → Kepompong (pupa) → Dewasa

E. Media dan Sumber Belajar


• Media: gambar-gambar yang relevan (daur hidup hewan, lingkungan sekitar, hewan
nyamuk/kecoa/kupu-kupu), acara televise
• Peralatan: Tempat memelihara hewan (Stoples, kawat, kain kasa)
• Sumber belajar:
• Noor Indrastu . 2017. “Siklus Hidup Hewan dan Upaya Pelestarian Hewan dan
Tumbuhan” Modul 1 IPA Paket A. Jakarta: Direktorat Pendidikan Keaksaraan dan
kesetaraan Ditjen PAUD dan Dikmas, Kemdikbud.

F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar Tatap Muka Mandiri Tutorial
Modul 2 Unit 2.1
Tujuan Tatap Muka 1 Mandiri 1 s.d. 3 Tutorial 1
• Mendeskripsikan • Tutor memberikan • Peserta didik Peserta didik:
siklus hidup penjelasan tentang membaca Modul • Menyerahkan
beberapa hewan hal-hal yang perlu 2 Unit 2.1 tentang laporan hasil
yang ada di diperha kan “Bagaimana Siklus penugasan (Tugas
lingkungan sekitar. peserta Hidup Hewan Itu?” 2 atau Tugas 3 atau
• Membedakan didik dalam • Mengerjakan Tugas Tugas 4) sesuai
siklus hidup hewan pembelajaran IPA 1 pilihan peserta didik.
yang dak meng- dan membuat • Mengerjakan tugas • Menanyakan kepada
alami metamorfis, Kesepakatan dengan memilih Tutor tentang materi
mengalami Belajar, antara lain: salah 1 dari 3 Tugas yang sulit dipahami
metamorfosis a. Penilaian sikap, di modul yaitu ke ka mempelajari
sempurna dan pengetahuan Tugas 2 tentang Modul
mengalami me- dan keterampilan “Bagaimana
tamorfosis dadak yang diperoleh nyamuk tumbuh Tutor:
sempurna. dari hasil dan berkembang?” • Mengecek dan
• Menjelaskan cara penugasan atau Tugas memberikan umpan
memutus siklus dalam modul. 3: tentang balik tugas yang
hewan yang me- b. Waktu ‘Bagaimana lalat dikerjakan oleh
rugikan kehidupan penyelesaian tumbuh dan peserta didik
manusia. modul Berkembang” atau • Membahas materi
• Membuat contoh c. Kesepakatan Tugas 4: tentang ‘ yang dianggap sulit
skema siklus hidup tentang strategi Bagaimana Kecoa oleh peserta didik
beberapa jenis pembelajaran tumbuh dan
mahluk hidup yang (jumlah tutorial Berkembang?”
ada di lingkungan dan mandiri) • Mengerjakan
sekitarnya. d. Bentuk remedial. Soal La han (uji
kompetensi)

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 55


• Tutor menjelaskan • Membuat catatan • Bila dak ada
gambaran umum materi yang peserta didik yang
materi pada modul dianggap sulit mengalami kesulitan
• Tutor menjelaskan atau yang kurang dalam mempelajari
ps- ps untuk dipahami untuk materi dalam modul
belajar modul yang ditanyakan dalam atau mengajukan
efek f kegiatan tutorial pertanyaan, maka
• Membuat laporan hendaknya Tutor
hasil penugasan perlu mengecek
Alokasi Waktu :
yang ada dalam penguasaan materi
1 x 2 JP x 35 menit
modul 2 Tugas 2/ dengan mengajukan
Tugas 3/ Tugas 4. pertanyaan secara
lisan dan/ atau
Alokasi Waktu : tertulis.
3 x 6 JP x 35 menit • Memberikan
penguatan tentang
materi yang dibahas
dalam modul.
• Memberikan mo vasi

Alokasi Waktu :
1 x 4 JP x 35 menit
Modul 2 Unit 2.2
Tujuan Mandiri 4 s.d. 5 Tutorial 2
• Melakukan upaya • Peserta didik Peserta didik:
melindungi hewan membaca Modul 2 • Menanyakan kepada
dan tumbuhan Unit 2.2 tentang tutor tentang materi
langka agar dak “Bagimana Upaya yang sulit dipahami
punah. Pelestarian Hewan ke ka mempelajari
dan Tumbuhan” Modul
• Mengerjakan Tugas • Menyerahkan Tugas 2:
1 : tentang “Hewan
dan Tumbuhan Apa Tutor:
Saja Yang Termasuk • Mengecek dan
Tumbuhan memberikan umpan
Langka?” balik tugas yang
• Mengerjakan Tugas dikerjakan oleh
2. “ Membuat peserta didik
Poster Untuk • Membahas materi
Pelestarian Hewan yang dianggap sulit
dan Tumbuhan” oleh peserta didik
• Bila dak ada
Alokasi Waktu : peserta didik yang
2 x 6 JP x 35 menit mengalami kesulitan
dalam mempelajari
materi dalam modul
atau mengajukan
pertanyaan, maka
hendaknya tutor
perlu mengecek
penguasaan materi
dengan mengajukan
pertanyaan secara
lisan dan/atau
tertulis.

56 MODUL PELATIHAN
• Memberikan
penguatan tentang
materi yang dibahas
dalam modul.
• Memberikan mo vasi

Alokasi Waktu:
1 x 4 JP x 35 mnt

G. Penilaian Hasil Pembelajaran


a. Penilaian Kompetensi Sikap
Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku spiritual
dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sebagai hasil pendidikan. Pe-
nilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial utamanya dilakukan dengan teknik
observasi/pengamatan, teknik penilaian diri, dan penilaian antar teman sebagai
penunjang. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan
(jurnal).
Contoh Lembar Pengamatan/Jurnal:
No Tanggal/Waktu Nama Peserta Didik Deskripsi Prilaku
1
2
3
4
5
dst

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai teknik yaitu tes tertulis,
tes lisan, dan penugasan. Tutor dapat menggunakan penilaian yang terdapat dalam
modul atau mengembangkan sendiri.
Contoh Instrumen Tes Tertulis
• Pilihan ganda
1. Perha kan gambar
g berikut ini.

1 2 3 4

Urutan tahapan perkembangan yang benar dari siklus hidup kupu-kupu


adalah ....

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 57


a. 1 – 2 – 3 – 4
b. 1 – 4 – 3 – 2
c. 4 – 3 – 2 – 1
d. 4 – 2 – 3 – 1
• Soal Uraian
1. Jelaskan tahapan siklus hidup lalat.
2. Jelaskan perbedaan siklus hidup hewan serangga yang mengalami meta-
morfosis sempurna dan dak sempurna. Berikan contohnya.
c. Penilaian Keterampilan
Penilaian Keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui ke-
mampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan tugas
tertentu sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan
dapat dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain melalui praktek, produk,
projek, dan portofolio (kumpulan karya).
Contoh Instrumen Penugasan (teknik produk)
Anda mendapat tugas untuk melakukan penyelidikan sederhana tentang siklus
hidup hewan yaitu menyelidiki siklus hidup nyamuk, lalat atau kecoa.
Anda dapat memilih salah satu dari tugas yang ada di modul 2 Unit 1 berikut:
1. Tugas 2. Bagaimana nyamuk tumbuh dan berkembang?
2. Tugas 3 Bagaimana lalat tumbuh dan berkembang?
3. Tugas 4: Bagaimana kecoa tumbuh dan berkembang?

Waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini cukup lama. Oleh karena itu,
kegiatan ini merupakan penugasan di rumah, Anda diminta untuk membuat laporan
hasil penyelidikan secara tertulis dan melaporkan kepada Tutor Anda.

Mengetahui, Bogor, ............ April 2018


Kepala PKBM Tutor Mapel IPA

( ..................................... ) ( ..................................... )

58 MODUL PELATIHAN
Suplemen 2.2.3

Contoh RPP PPKn Paket B Setara Kelas VII

P enyusunan RPP didasarkan pada kurikulum, silabus, dan hasil analisis konteks. Hasil ana-
lisis konteks yang dilakukan pada kegiatan 2 di modul 1 unit 1.2. Hasil analisis konteks yang
dilakukan oleh satuan pendidikan selanjutnya dikelompokkan berdasarkan berdasarkan be-
berapa aspek. Aspek yang terkait langsung dengan pembelajaran (sebagaimana hasil kegiatan
3 pada modul 2 unit 2.1) menjadi dasar bagi pendidik untuk memodifikasi model silabus yang
dikembangkan pusat yang dilanjutkan pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dan penyusunan bahan ajar.
Contoh RPP berikut mengacu pada model modul yang disusun oleh Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan yang konteksnya masih bersifat nasional. Satuan pen-
didikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model RPP ini sesuai dengan konteks satuan
pendidikan dan peserta didik yang dilayani. Demikian pula dengan model modul dari Pusat,
dapat pula diadopsi dan/atau diadaptasi. Contoh ini hanya ingin menggambarkan perlunya ke-
sesuaian antara hasil analisis konteks, silabus, RPP, dan modul/bahan ajar yang digunakan.

a. Pemetaan Kompetensi Dasar (KD), Modul, dan Strategi Pembelajaran

Tabel 4
Pemetaan Strategi Pembelajaran untuk KD dan Modul PPKn Paket B
setara Kelas VII SMP (sampel hanya KD s.d. Modul 4)

Strategi Pembelajaran SKK


Modul KD Indikator
TM Tutorial Mandiri
Modul 1.1 Bersyukur kepada 1.1.1 Mengungkapkan syukur kepada √ √ 2 SKK
1 Tuhan Yang Maha Tuhan YME atas semangat
Esa atas semangat dan komitmen para pendiri
dan komitmen negara dalam merumuskan
para pendiri dan menetapkan Dasar Negara
negara dalam Pancasila dengan bersikap
merumuskan dan terbuka dalam menerima
menetapkan Dasar penugasan.
Negara Pancasila 1.1.2 Tidak mengeluh dalam
proses pembelajaran sebagai
ungkapan syukur kepada Tuhan
YME sebagaimana semangat
dan komitmen para pendiri
negara dalam merumuskan
dan menetapkan Dasar Negara
Pancasila.
2.1 Mengembangkan 2.1.1 Mengembangkan sikap
sikap bertanggung bertanggung jawab sebagai
jawab dan warga negara Indonesia seper
berkomitmen

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 59


sebagai warga yang diteladankan para pendiri
negara Indonesia negara dalam perumusan dan
seper yang penetapan Pancasila dengan
diteladankan para menyelesaikan tugas yang
pendiri negara diberikan.
dalam perumusan 2.1.2 Mengembangkan sikap
dan penetapan berkomitmen sebagai warga
Pancasila sebagai negara Indonesia seper yang
dasar negara diteladankan para pendiri
negara dalam perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai
dasar negara dengan membuat
laporan setelah selesai
melakukan kegiatan.
3.1 Menganalisis 3.1.1 Menjelaskan proses sejarah
proses sejarah, perumusan dasar negara
komitmen Pancasila.
kebangsaan, 3.1.2 Membandingkan usulan dasar
dan nilai-nilai negara oleh para tokoh pendiri
semangat para negara.
pendiri negara 3.1.3 Mendeskripsikan proses
dalam perumusan penetapan Pancasila sebagai
dan penetapan Dasar Negara
Pancasila sebagai
Dasar Negara.
3.1.4 Menunjukkan nilai semangat
dan komitmen para pendiri
negara dalam perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai
Dasar Negara
4.1 Menyaji hasil 4.1.1 Membuat laporan hasil telaah
analisis proses proses sejarah perumusan dan
sejarah perumusan penetapan Pancasila sebagai
dan penetapan Dasar Negara
Pancasila sebagai 4.1.2 Menyajikan hasil telaah proses
Dasar Negara sejarah perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai
Dasar Negara
Modul 1.3 Menghargai 1.3.1 Patuh dalam melaksanakan √ √
2 norma-norma ajaran agamanya sebagai
keadilan yang wujud syukur atas keberadaan
berlaku dalam norma dalam kehidupan
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bermasyarakat bernegara.
sebagai anugerah 1.3.2 Menghorma perbedaan
Tuhan yang Maha dalam beribadah sebagai
Esa. wujud penerimaan terhadap
norma-norma dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
2.3 Mematuhi norma- 2.3.1 Menunjukkan sikap disiplin
norma yang dalam mematuhi norma-norma
berlaku dalam yang berlaku di bermasyarakat
kehidupan untuk mewujudkan keadilan.

60 MODUL PELATIHAN
bermasyarakat 2.3.2 Terlibat ak f dalam upaya
untuk mewujudkan menegakkan peraturan di
keadilan daerah tempat nggalnya.
3.3 Memahami 3.3.1 Menjelaskan macam-macam
norma-norma norma yang berlaku dalam
yang berlaku kehidupan bermasyarakat di
dalam kehidupan daerahnya.
bermasyarakat 3.3.2 Memberikan contoh penerapan
mencakup norma-norma dalam kehidupan
penger an, sehari-hari
contoh, dan sanksi 3.3.3 Menjelaskan sanksi terhadap
norma-norma pelanggaran norma-norma
untuk mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari
keadilan dalam 3.3.4 Menyimpulkan ar pen ng
kehidupan sehari- norma dalam mewujudkan
hari. keadilan.
4.3 Mengampanyekan 4.3.1 Membuat slogan tentang
perilaku sesuai ajakan untuk taat pada norma-
norma-norma norma yang berlaku.
yang berlaku 4.3.2 Memajang slogan yang telah
dalam kehidupan dibuatnya, di tempat/dinding
bermasyarakat yang terlihat oleh publik
untuk mewujudkan sebagai bentuk kampanye
keadilan perilaku sesuai norma.
Modul 1.5 Menghargai nilai 1.5.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang √ √
3 kesejarahan Maha Esa atas pengesahan
perumusan dan UUD Negara Republik Indonesia
pengesahan Tahun 1945 sebagai bentuk
Undang-Undang sikap beriman.
Dasar Negara 1.5.2 Meyakini nilai-nilai luhur
Republik Indonesia dalam sejarah perumusan
Tahun 1945 dan pengesahan UUD Negara
sebagai bentuk Republik Indonesia Tahun 1945
sikap beriman sebagai bentuk sikap beriman.
2.5 Mengembangkan 2.5.1 Menerima nilai-nilai luhur
sikap bertanggung dalam kesejarahan perumusan
jawab yang dan pengesahan UUD Negara
mendukung nilai Republik Indonesia Tahun 1945.
kesejarahan 2.5.2 Menampilkan perilaku
perumusan dan bertanggung jawab dalam
pengesahan kehidupan sehari-hari sebagai
Undang-Undang perwujudan nilai luhur
Dasar Republik kesejarahan perumusan dan
Indonesia Tahun pengesahan UUD Negara
1945 Republik Indonesia Tahun 1945
3.5 Menganalisis 3.5.1 Mendeskripsikan proses
proses sejarah, perumusan UUD Negara
ar pen ng, serta Republik Indonesia dalam
peran tokoh-tokoh Sidang Kedua BPUPKI.
dalam perumusan 3.5.2 Mendeskripsikan pengesahan
dan pengesahan UUD Negara Republik Indonesia
Undang-undang Tahun 1945.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 61


Dasar Negara 3.5.3 Menjelaskan ar pen ng UUD
Republik Indonesia Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Tahun 1945 bagi Bangsa dan
Negara Indonesia.
3.5.4 Mendeskripsikan peran
tokoh-tokoh pendiri negara
dalam sidang perumusan
dan pengesahan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
4.5 Menyimulasikan 4.5.1 Membuat rancangan sederhana
perilaku yang untuk simulasi/menirukan
meniru karakter karakter tokoh dalam
tokoh dalam perumusan dan pengesahan
perumusan dan UUD Negara Republik Indonesia
pengesahan Tahun 1945.
Undang-Undang 4.5.2 Menyimulasikan karakter
Dasar Negara tokoh dalam perumusan dan
Republik Indonesia pengesahan UUD Negara
Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945.
1.7 Menghorma 1.7.1 Menerima keberagaman yang
keberagaman dimiliki bangsa Indonesia
norma-norma, diantaranya keberagaman suku,
suku, agama, ras agama, ras, dan antargolongan
dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal
dalam bingkai Ika sebagai sesama ciptaan
Bhinneka Tunggal Tuhan YME.
Ika sebagai sesama
ciptaan Tuhan
1.7.2 Bersyukur atas keberagaman
yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika sebagai
anugerah-Nya
2.7 Menghargai 2.7.1 Menerima adanya
keberagaman keberagaman suku, agama,
suku, agama, ras ras, dan antargolongan dalam
dan antargolongan bingkai Bhinneka Tunggal Ika
dalam bingkai sebagai kekayaan yang dimiliki
Bhinneka Tunggal oleh bangsa Indonesia.
Ika 2.7.2 Menunjukkan perilaku saling
menghorma terhadap
perbedaan suku, agama, ras,
dan antargolongan dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
3.7 Mengiden fikasi 3.7.1 Menjelaskan makna Bhinneka
keberagaman Tunggal Ika.
suku, agama, ras 3.7.2 Mendeskripsikan keberagaman
dan antargolongan masyarakat Indonesia.
dalam bingkai 3.7.3 Mengemukakan faktor
Bhinneka Tunggal penyebab keberagaman
masyarakat Indonesia.
Ika

62 MODUL PELATIHAN
3.7.4 Memberikan contoh perilaku
toleran terhadap keberagaman
suku, agama, ras, dan
antargolongan
Modul 4.7 Mendemon- 4.7.1 Membuat rancangan simulasi
4 -strasikan tentang perilaku toleran
perilaku toleran terhadap adanya keberagaman
terhadap adanya suku, agam, ras, dan
keberagaman antargolongan dalam bingkai
suku, agama, ras Bhinneka Tunggal Ika.
dan antargolongan 4.7.2 Menyimulasikan perilaku
dalam bingkai toleran terhadap adanya
Bhinneka Tunggal keberagaman suku, agama,
Ika melalui ras, dan antargolongan dalam
simulasi bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

b. Menentukan Strategi Pembelajaran Modul dan Alokasi Waktu yang Dibutuhkan

Tabel 4
Strategi Pembelajaran per Modul

Modul 1 PPKn Paket B (6 Minggu)


Bulan 1 Bulan 2
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6
Tutorial (4 Jp): Mandiri Mandiri Tutorial (4 Jp): Mandiri Tutorial (4 Jp):
(1) Kontrak Pembahasan Ujian modul 1
belajar materi sulit,
(penjelasan penyerahan
umum) tugas, dan
penguatan

c. Contoh RPP PPKn Paket B setara kelas VII SMP (Modul 1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : ...


Mata Pelajaran : PPKn
Tingkatan : III (Setara Kelas VII-VIII)
Materi Pokok : Perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara (Modul 1)
Alokasi Waktu : 6 Minggu (2 SKK)
Tutorial (3 x 2 x 2JP @ 40 Menit)
Mandiri (3 x 2 x 3JP @ 40 Menit)

A. Kompetensi In
1. Menghargai dan menghaya ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 63


royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efek f dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha 1.1.1 Mengungkapkan syukur kepada Tuhan
Esa atas semangat dan komitmen para YME atas semangat dan komitmen para
pendiri negara dalam merumuskan dan pendiri negara dalam merumuskan dan
menetapkan Dasar Negara Pancasila menetapkan Dasar Negara Pancasila
dengan bersikap terbuka dalam
menerima penugasan.
1.1.2 Tidak mengeluh dalam proses
pembelajaran sebagai ungkapan syukur
kepada Tuhan YME sebagaimana
semangat dan komitmen para pendiri
negara dalam merumuskan dan
menetapkan Dasar Negara Pancasila.
2.1 Mengembangkan sikap bertanggung 2.1.1 Mengembangkan sikap bertanggung
jawab dan berkomitmen sebagai jawab sebagai warga negara Indonesia
warga negara Indonesia seper yang seper yang diteladankan para pendiri
diteladankan para pendiri negara negara dalam perumusan dan penetapan
dalam perumusan dan penetapan Pancasila dengan menyelesaiakn tugas
Pancasila sebagai dasar negara yang diberikan.
2.1.2 Mengembangkan sikap berkomitmen
sebagai warga negara Indonesia seper
yang diteladankan para pendiri negara
dalam perumusan dan penetapan
Pancasila sebagai dasar negara dengan
membuat laporan setelah selesai
melakukan kegiatan.
3.1 Menganalisis proses sejarah, komitmen 3.1.1 Menjelaskan proses sejarah perumusan
kebangsaan, dan nilai-nilai semangat dasar negara Pancasila.
para pendiri negara dalam perumusan 3.1.2 Membandingkan usulan dasar negara
dan penetapan Pancasila sebagai Dasar oleh para tokoh pendiri negara.
Negara. 3.1.3 Mendeskripsikan proses penetapan
Pancasila sebagai Dasar Negara
3.1.4 Menunjukkan nilai semangat dan
komitmen para pendiri negara dalam
perumusan dan penetapan Pancasila
sebagai Dasar Negara

64 MODUL PELATIHAN
4.1 Menyaji hasil analisis proses sejarah 4.1.1 Membuat laporan hasil telaah proses
perumusan dan penetapan Pancasila sejarah perumusan dan penetapan
sebagai Dasar Negara Pancasila sebagai Dasar Negara
4.1.2 Menyajikan hasil telaah proses sejarah
perumusan dan penetapan Pancasila
sebagai Dasar Negara

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
1. Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menghorma te-
man yang berbeda agama.
2. Menunjukkan sikap tanggungjawab dengan menyelesaikan tugas-tugas dalam
mempelajari modul.
3. Menjelaskan pembentukan BPUPKI.
4. Membandingkan rumusan dasar negara yang diusulkan oleh para tokoh pendiri
negara.
5. Menjelaskan proses penetapan Pancasila sebagai dasar negara oleh PPKI
6. Menjelaskan perbedaan rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta dengan yang
tercantum dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945.
7. Menunjukkan nilai-nilai semangat dan komitmen para pendiri negara dalam peru-
musan/penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.
8. Mengenali tokoh-tokoh pendiri negara dengan keteladannya.
9. Mengimplementasikan nilai-nilai semangat dan komitmen kebangsaan dalam ke-
hidupan sehari-hari.
D. Materi Pembelajaran
1. Proses sejarah perumusan dasar negara/pembetukan BPUPKI
2. Usulan dasar negara oleh tokoh-tokoh pendiri negara
3. Proses penetapan Pancasila sebagai dasar negara oleh PPKI
4. Nilai-nilai semangat dan komitmen para pendiri negara dalam perumusan/
penetapan Pancasila sebagai dasar negara.
E. Media dan Sumber Belajar
• Media: Gambar-gambar yang relevan
• Sumber Belajar:
Nanik Pudjowa . 2017. “Bangga Cinta Pancasila” Modul 1 PPKn Paket B. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Ditjen PAUD dan
Dikmas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 65


F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar Mandiri Tutorial/Tatap Muka
Kegiatan Belajar 1 (Modul 1 Unit • Peserta didik membaca Tutorial 1
1.1) modul 1“Bangga • Tutor memberikan
Tujuan: Cinta Pancasila” Unit penjelasan tentang
1. Menunjukkan rasa syukur 1.1. “Rentang Waktu hal-hal yang perlu
kepada Tuhan Yang Maha Esa Perumusan” diperha kan
dengan menghorma teman • Peserta didik peserta didik dalam
yang berbeda agama. mengerjakan tugas dan pembelajaran modul
2. Menunjukkan sikap la han yang terdapat PPKn dan kesepakatan
tanggungjawab dengan dalam modul. belajar antara lain:
menyelesaikan tugas-tugas • Membuat catatan materi a. Penilaian sikap,
dalam mempelajari modul. yang dianggap sulit untuk pengetahuan, dan
3. Menjelaskan pembentukan dibahas dalam kegiatan keterampilan yang
BPUPKI. tutorial. diperoleh dari hasil
4. Membandingkan rumusan dasar • Membuat laporan penugasan dalam
negara yang diusulkan oleh para hasil penugasan dalam
modul.
tokoh pendiri negara. modul (menelaah
5. Membuat dan menyajikan proses perumusan dasar b. Waktu penyelesaian
laporan hasil telaah proses negara). modul.
perumusan dasar negara. c. Kesepakatan
tentang strategi
pembelajaran
(jumlah tutorial dan
mandiri).
d. Bentuk remedial.
• Tutor menjelaskan
gambaran umum
materi pada modul
• Tutor menjelaskan
ps- ps untuk belajar
modul yang efek f.

Alokasi Waktu: 2 SKK x


2JP x 40 Menit
Kegiatan Belajar 2 ( Modul 1 Unit • Peserta didik membaca Tutorial 2
1.2) modul 1“Bangga Peserta didik:
Tujuan: Cinta Pancasila” Unit • Menyerahkan hasil
1. Menunjukkan rasa syukur 1.2. “Mengukuhkan Penugasan 1.2.1. yaitu
kepada Tuhan Yang Maha Esa Pancasila” menganalisis rumusan
dengan menghorma teman • Peserta didik dasar negara dalam
yang berbeda agama. mengerjakan tugas dan Piagam Jakarta dan
2. Menunjukkan sikap la han yang terdapat dalam Pembukaan
tanggungjawab dengan dalam modul. Undang-Undang Dasar
menyelesaikan tugas-tugas • Membuat catatan materi Negara RI Tahun 1945.
dalam mempelajari modul. yang dianggap sulit untuk • Menanyakan kepada
3. Menjelaskan proses penetapan dibahas dalam kegiatan tutor, materi yang
Pancasila sebagai dasar negara tutorial. dianggap sulit
oleh PPKI • Membuat laporan hasil dipahami ke ka
4. Menjelaskan perbedaan penugasan dalam modul mempelajari modul
rumusan dasar negara dalam (menganalisis rumusan unit 1.2
Piagam Jakarta dengan yang dasar negara dalam
tercantum dalam Pembukaan Piagam Jakarta
UUD Negara RI Tahun 1945.

66 MODUL PELATIHAN
5. Membuat dan menyajikan dan dalam Pembukaan Tutor:
laporan hasil analisis rumusan Undang-Undang Dasar • Mengecek dan
dasar negara dalam Piagam Negara RI Tahun 1945) memberikan umpan
Jakarta dan dalam Pembukaan balik terhadap tugas
UUD Negara RI Tahun 1945 yang dikerjakan
peserta didik.
• Membahas materi
yang dianggap sulit
oleh peserta didik.
• Bila dak ada
peserta didik yang
mengalami kesulitan
dalam mempelajari
modul (mengajukan
pertanyaan),
tutor mengecek
penguasaan materi
dengan mengajukan
pertanyaan secara
lisan dan/atau tertulis.
• Memberikan
penguatan tentang
materi yang dibahas
dalam modul.
• Memberikan mo vasi
untuk mempelajari
modul secara mandiri.

Alokasi Waktu: 2 SKK x


2JP x 40 Menit
Kegiatan Belajar 3 (Modul 1 Unit • Peserta didik membaca Tutorial 3
1.3) modul 1“Bangga Cinta Peserta didik:
Tujuan: Pancasila” Unit 1.3. • Menyerahkan hasil
1. Menunjukkan rasa syukur “Keteladanan Founding Penugasan 1.3.1
kepada Tuhan Yang Maha Esa Fathers” yaitu mengumpulkan
dengan menghorma teman • Peserta didik gambar/foto tokoh
yang berbeda agama. mengerjakan tugas dan pendiri negara
2. Menunjukkan sikap la han yang terdapat dengan nilai-nilai
tanggungjawab dengan dalam modul. keteladanannya.
menyelesaikan tugas-tugas • Membuat catatan materi • Ujian modul 1
dalam mempelajari modul. yang dianggap sulit untuk
3. Menunjukkan nilai-nilai dibahas dalam kegiatan Tutor:
semangat dan komitmen tutorial. • Bersama-sama peserta
para pendiri negara dalam • Membuat laporan hasil didik melakukan
perumusan/penetapan penugasan dalam modul refleksi terhadap
Pancasila sebagai Dasar Negara. mengumpulan gambar/ pembelajaran
4. Membuat dan menyajikan foto tokoh pendiri Modul1.
laporan hasil tugas negara dengan nilai-nilai
pengumpulan gambar/foto keteladanannya. Alokasi Waktu: 2 SKK x
tokoh pendiri negara dengan 2JP x 40 Menit
nilai-nilai keteladanannya.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 67


G. Penilaian
a. Penilaian Kompetensi Sikap
• Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku
spiritual dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sebagai hasil pen-
didikan. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial utamanya dilakukan
dengan teknik observasi/pengamatan, dan teknik penilaian diri, penilaian antar
teman sebagai penunjang. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan
lembar pengamatan atau jurnal.
• Sikap yang diama dalam pembelajaran modul 1 ini adalah bu r-bu r sikap spiri-
tual dan sikap sosial yang muncul secara alamiah selama proses pembelajaran
berlangsung.
• Sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dalam modul ini bu r sikap
yang diama utamanya adalah syukur (sikap spiritual) dan tanggungjawab (sikap
sosial).
Contoh: Lembar Pengamatan/Jurnal:
No Waktu Nama Peserta Catatan Bu r Sikap Tindak
Pelaksanaan Didik Perilaku (Spiritual/Sosial) lanjut
1
2
3
dst

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai teknik yaitu tes tertulis,
tes lisan, dan penugasan. Pendidik dapat menggunakan penilaian yang terdapat
dalam modul atau mengembangkan sendiri.
Contoh: Instrumen Tes Tertulis
• Soal Pilihan Ganda:
Perha kan rumusan rancangan dasar negara berikut ini!
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Rumusan tersebut adalah rumusan yang diusulkan oleh ....


A. Ir. Soekarno
B. Mr. Moh Yamin
C. Mr. Soepomo
D. Drs. Mohammad Ha a

68 MODUL PELATIHAN
• Soal Uraian:
1) Berapa kali BPUPKI mengadakan persidangan, dan kapan?
2) Mengapa dasar negara harus disusun sekuat mungkin?
3) Nilai-nilai apakah yang tercermin dalam sikap para tokoh ke ka berlangsungnya
proses perumusan/penetapan dasar negara yang dapat kita teladani?
4) Apakah hasil Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945?

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan


Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan tugas
tertentu sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan
dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain prak k, produk, proyek, dan
portofolio.
Contoh: Instrumen Penugasan (Teknik Produk)

Mengenal Tokoh Pendiri Negara dan Keteladannya


Setelah mempelajari Materi Unit 1.3 tentang semangat dan komitmen para
tokoh pendiri negara, Anda dapat melanjutkan kegiatan dengan mengumpulkan
minimal ga (3) gambar atau foto para pendiri negara dilengkapi dengan nilai-nilai
semangat dan komitmen kebangsaannya. Kemudian temukan contoh ndakan yang
mencerminkan nilai-nilai dan komitmen kebangsaan tersebut dalam kehidupan
masyarakat di masa sekarang. Gunakan Lembar Kerja berikut.

Lembar Kerja (LK-3)


No Gambar/Foto dan Nama Tokoh Nilai-nilai Semangat dan Komitmen
Pendiri Negara
1 Contoh: • Jiwa dan semangat untuk merdeka
Ir. Soekarno • Nasionlisme
• Patrio sme
• Rela berkorban
• Tanggungjawab
Dst

2 ................
3 ................
4 ................

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 69


Contoh-contoh ndakan yang mencerminkan nilai-nilai dan semangat kebangsaan di
masa sekarang.

a. Contoh: Pejuang Lingkungan (Sadiman) ...........................................................


b. ...........................................................................................................................
c. ...........................................................................................................................
dst..........................................................................................................................
Catatan:
• Lebih lengkap lihat contoh penilaian dalam Modul 1 “Bangga Cinta Pancasila”
• Karakteris k kompetensi keterampilan dalam PPKn adalah keterampilan me-
nyajikan atau mempresentasikan hasil penugasan tertentu (mis: hasil analisis).
Tekniknya bisa dipilih: Prak k (presentasi); Produk (al: laporan tugas); Proyek;
Portofolio.
• Menyesuaikan karakteris k pembelajaran di Kesetaraan (Pembelajaran Modul-
mandiri), maka dalam KD ini salah satu penilaian keterampilan yang dipilih ada-
lah “produk” berupa laporan (karena ini yang paling memungkinkan utk dila-
kukan warga belajar).
• Jika tugasnya “hanyalah menyebutkan/memberikan contoh” memang masuk pe-
ngetahuan, tetapi perlu dipahami bahwa “memberi contoh” dalam penugasan
ini merupakan bagian dari serangkaian ak vitas “menganalisis” proses sejarah
perumusan dasar negara (yaitu menganalisis nilai-nilai semangat dan komitmen
yang patut diteladani dari para tokoh).

Mengetahui Bogor …..…………… 2018


Kepala PKBM .... Tutor Mapel PPKn

( ........................ ) ( ........................ )

70 MODUL PELATIHAN
Pustaka Acuan
Direktorat Pembinaan Keaksaraan dan Kesetaraan. 2018. Dra Standar Proses Pendidikan Kesetaraan.

Direktorat Pembinaan Keaksaraan dan Kesetaraan. 2018. Modul 2 Paket A Siklus Hidup Hewan dan Upaya
Pelestarian Hewan dan Tumbuhan (IPA) oleh Noor Indrastu .

Direktorat Pembinaan Keaksaraan dan Kesetaraan. 2018. Modul 1 PPKn Paket B “Bangga Cinta Pancasila” oleh
Nanik Pudjowa .

Nilsson, Pernilla. (2009). From lesson plan to new comprehension: exploring student teachers’ pedagogical
reasoning in learning about teaching. European Journal of Teacher Educa on Vol. 32, No. 3, August 2009,
239–25, ISSN 0261-9768 print/ISSN 1469-5928 online, DOI: 10.1080/02619760802553048.

Regan, Kelley S, Anya S. Evmenova, Leigh Ann Kurz, Melissa D. Hughes, Donna Sacco, Soo Y. Ahn, Nichole
MacVi e, Kevin Good, Andrea Boykin, Jessica Schwartzer, and David S. Chirinos. (2016). Researchers
Apply Lesson Study: A Cycle of Lesson Planning, Implementa on, and Revision. Learning Disabili es Research
& Prac ce, 31(2), 113–122, DOI: 10.1111/ldrp.12101.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 71


MODUL 3

PENYELENGGARAAN MUATAN
KHUSUS PADA
PENDIDIKAN KESETARAAN

72 MODUL PELATIHAN
UNIT 3.1

PROGRAM MUATAN PEMBERDAYAAN

P endidikan kesetaraan dijalankan untuk mengatasi kesenjangan pendidikan di masyarakat dan


melakukan perubahan sosial. Adanya pendidikan kesetaraan diharapkan mampu memberdayakan
warga masyarakat yang berada di lapisan sosial bawah menuju setara atau se ngkat dengan warga
negara lainnya yang mengenyam pendidikan formal. Oleh karenanya, pendidikan kesetaraan tujuannya
lebih kepada upaya mengatasi persoalan-persoalan dalam hidup, sehingga orientasi pendidikannya
secara prak s menciptakan kualitas peserta didik yang memiliki kualitas pengetahuan sekaligus memiliki
kecakapan hidup dan keterampilan-keterampilan khusus yang memberdayakan dan memandirikan,
agar dapat mengatasi masalah hidup yang dihadapi dan mampu menciptakan perubahan.
Oleh karenanya, salah satu program prioritas pada pendidikan kesetaraan adalah adanya program
khusus yang dalam struktur kurikulum pendidikan kesetaraan dikatakan sebagai kelompok khusus.
Kelompok khusus ini berupa program muatan pemberdayaan dan program muatan keterampilan.
Program khusus dimaksudkan untuk memberdayakan atau memampukan peserta didik mengatasi
kerentanan-kerentanan sosial-ekonomi yang dihadapi.
Program khusus pemberdayaan dan keterampilan yang memandirikan sangat strategis untuk
pendidikan kesetaraan dikarenakan berbagai sebab dan alasan. Pertama, pendidikan kesetaraan
dipandang sebagai pendidikan kelas dua berada di bawah pendidikan formal. Kedua, latar belakang
peserta didik pendidikan kesetaraan merupakan warga negara yang rentan dan karena keterbatasan

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 73


tempat di pendidikan formal, ketatnya persaingan, masalah putus sekolah, putus harapan dan
menjadikan pendidikan sebagai alterna f untuk pengembangan diri, memasuki dunia kerja dan
menumbuhkan krea vitas dan produk vitas dalam kehidupan publik. Ke ga, pemberdayaan
merupakan karakteris k dari pendidikan kesetaraan. Sebagai pendidikan yang bersifat non-formal
dalam prakteknya penguasaan pengetahuan diberikan bukan untuk pengembangan pengetahuan itu
sendiri, melainkan untuk sumberdaya ber ndak atau berprak k dalam memecahkan masalah dalam
kehidupan nyata. Mewujudkan pengetahuan menjadi praktek nyata, pengetahuan menjadi keahlian,
atau ketrampilan khusus, itu membutuhkan kapasitas ber ndak yang dikembangkan melalui proses
pemberdayaan, bukan hanya secara individual tetapi juga secara kolek f.
Pada dasarnya pemberdayaan memiliki dua ar strategis, yaitu sebagai kepemilikan kuasa atau
kapasitas ber ndak dalam diri subjek, atau sebagai subjek yang mandiri, berdaulat, dengan segala
potensi dan kekuatan dimiliki dalam ber ndak yang menentukan nasih hidup. Keberdayaan juga bisa
diar kan secara strategis sebagai kemampuan atau kapasitas ber ndak secara kolek f yang bersifat
relasional dalam hubungan dan kerjasama dengan pihak atau orang lain.
Sehubungan dengan itu, pada modul 3.1 ini dirancang strategi penyelenggaraan program
pemberdayaan yang mengedepankan keberdayaan peserta didik atau warga belajar dalam mengatasi
masalah dan menjawab tantangan hidup, memasuki dunia kerja dan menumbuhkan krea vitas
dan produk vitas kehidupan publik. Kapasitas pemberdayaan akan dikembangkan melalui proses
pembelajaran dengan cara diskusi, merumuskan masalah, mengatasi masalah, menyampaikan
pendapat dan juga pandangan yang bersifat menggerakkan dalam praktek mengatasi masalah dan
menjawab tantangan dalam hidup.

Tujuan

Dalam upaya untuk mewujudkan capaian program pemberdayaan ditetapkan tujuan pembelajaran
modul. Diharapkan setelah sesi ini peserta dapat :
1. Memahami konsep program pemberdayaan pada pendidikan kesetaraan.
2. Mengiden fikasi potensi diri dan lingkungan pada kapasitas kelembagaan.
3. Membuat rencana aksi program pemberdayaan.

Waktu

90 menit

Pokok Bahasan

1. Konsep pemberdayaan
2. Iden fikasi potensi diri dan lingkungan
3. Rencana aksi program pemberdayaan

74 MODUL PELATIHAN
Perlengkapan

1. LCD dan laptop


2. Kertas plano, spidol, selo p, dan penggaris
3. Suplemen 3.1.1 Power Point Program Pemberdayaan (masukkan ppt program pemberdayaan pada
halaman ini)
4. Suplemen 3.1.2 Lembar Kerja “Iden fikasi Potensi Diri dan Lingkungan
5. Suplemen 3.1.3 Lembar Kerja “Rencana Aksi Program Pemberdayaan”
6. Suplemen 3.1.4 Ringkasan Materi : Penyelenggaraan Program Pemberdayaan pada Pendidikan
Kesetaraan

Kegiatan 1

Diskusi dan Paparan Konsep Pemberdayaan: 20 menit


• Fasilitator membuka sesi dengan senyum hangat, ramah seraya menyampaikan salam pembukaan
untuk menyapa peserta akan kesiapan peserta dalam mengiku pela han.
• Fasilitator memandu peserta untuk memahami pen ngnya program pemberdayaan melalui
pertanyaan yang harus dijawab peserta yaitu :
1. Apakah tujuan pemberdayaan pada pendidikan kesetaraan?
2. Mengapa perlu dilakukan program pemberdayaan?
3. Bagaimana kegiatan pemberdayaan yang pernah dilakukan?
• Fasilitator mereview hasil diskusi peserta dan memberi penguatan melalui penjelasan pemaparan
konsep pemberdayaan dengan menggunakan Suplemen 3.1.1 (bahan power point bisa dimodifikasi
oleh fasilitator tetapi dak mengurangi tujuan dan isi).
• Pada akhir paparan disampaikan ar pen ng pemberdayaan dalam pendidikan kesetaraan dan
mengharapkan peserta mau dan mampu mengimplementasikan di satuan pendidikan.

Kegiatan 2

Diskusi Kelompok “Iden fikasi Potensi Diri dan Lingkungan : 25 menit


• Fasilitator mengajak peserta untuk curah pendapat tentang potensi diri dan lingkungan dan
diarahkan kepada konteks pemberdayaan pendidikan kesetaraan
• Fasilitator menjelaskan tujuan kegiatan kemudian membagi kelompok antara 6 – 8 orang (disesuaikan
dengan jumlah peserta) dengan meminta peserta untuk berhitung menggunakan angka antara 1
hingga 8 (disesuaikan jumlah kelipatannya). Kemudian menugaskan peserta dengan angka yang
sama untuk bergabung dalam satu kelompok (atau dengan cara lain yang pen ng waktu efisien).
• Fasilitator membagi bahan diskusi (Suplemen 3.1.2 Lembar Kerja Iden fikasi Potensi Diri dan
Lingkungan), dan pendukung diskusi, yaitu kertas plano, spidol, dan selo p untuk se ap kelompok.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 75


• Fasilitator menjelaskan teknik pengisian Lembar Kerja (LK) Iden fikasi potensi diri dan lingkungan
tersebut dan mengarahkan se ap anggota kelompok untuk berbagi peran dalam menyelesaikan
tugas kelompok, serta menjaga disiplin kerja mengingat waktu yang cukup singkat. Juga diarahkan
agar peserta membuka kembali hasil analisis konteks pada Modul 1 untuk bahan pengisian LK.
Se ap kelompok diarahkan mengambil hasil analisis konteks dari salah satu anggota kelompok
untuk dikerjakan secara bersama-sama dalam LK.
• Peserta mengerjakan tugas di laptop dan menuliskan pada kertas plano. Jika sudah selesai
mengerjakan, hasil pekerjaan di kertas plano ditempelkan di dinding agar dapat dilihat oleh ke-
lompok lain. Hasil pekerjaan di laptop diserahkan ke fasilitator.
• Fasilitator mengomentari hasil pekerjaan kelompok yang ditempel di dinding (jika waktu nggal
sedikit cukup satu kelompok jadi sampel) dan menjelaskan hasil pekerjaan ini untuk menyelesaikan
tugas berikutnya. Jika masih tersisa waktu, fasilitator dapat mempersilahkan peserta untuk melihat
hasil pekerjaan kelompok lain. Jika waktu sudah habis, fasilitator dapat mengarahkan agar peserta
dapat melihat hasil pekerjaan yang ditempel di dinding saat sesi selesai atau saat is rahat.

Kegiatan 3

Diskusi Kelompok Rencana Aksi Program Pemberdayaan: 35 menit


• Fasilitator menyampaikan tujuan dan teknis pembuatan rencana aksi program pemberdayaan
berdasarkan hasil diskusi iden fikasi potensi diri dan lingkungan, karena hendaknya ada keterkaitan
antara kedua hal tersebut.
• Fasilitator membagi bahan diskusi (Suplemen 3.1.3 Lembar Kerja Rencana Aksi Program Pem-
berdayaan), dan pendukung diskusi, yaitu kertas plano, spidol, dan selo p untuk se ap kelompok.
• Fasilitator menjelaskan teknik pengisian Lembar Kerja (LK) Rencana Akasi Program Pemberdayaan
tersebut dan mengarahkan se ap kelompok untuk berdiskusi dan berbagi peran dalam menye-
lesaikan tugas kelompok, serta menjaga disiplin kerja mengingat waktu yang cukup singkat. Juga
diarahkan agar peserta membuka kembali hasil iden fikasi potensi diri dan lingkungan (Suplemen
3.1.2) untuk bahan pengisian LK.
• Fasiltator meminta dua pewakilan dari kelompok 1 dan kelompok 2 untuk presentasi hasilnya, dan
undang tanggapan dari kelompok-kelompok lainnya.
• Fasilitator mengajak peserta untuk mengambil kesimpulan mengenai Rencana Aksi yang bisa
dilakukan sebagai program pemberdayaan. Tekankan kesimpulan kembali pada kapasitas kelem-
bagaan dan pencapaian tujuan peserta secara op mal.
• Fasilitator meminta salah satu peserta atau lebih untuk menyampaikan kesimpulan dari program
pemberdayaan. Kemudian fasilitator memberikan penguatan terhadap hasil kesimpulan dari
peserta.

76 MODUL PELATIHAN
Kegiatan 4

Penutup : 10 MENIT
• Fasilitator meminta satu atau lebih peserta (disesuaikan dengan kondisi) untuk menyampaikan
hikmah pembelajaran dalam kegiatan yang sudah dilakukan.
• Fasilitator memberikan mo vasi kepada peserta agar senan asa terus belajar dan membuat inovasi
melalui perencanaan aksi program pemberdayaan dan secara nyata melakukan aksi pemberdayaan.
• Fasilitator menutup sesi ini dengan memberikan penguatan dan perspek f kebaruan pendidikan
kesetaraan dengan orientasi program pemberdayaan.
• Fasilitator mengucapkan terima kasih atas kebersamaan dalam sesi ini dan membekali peserta
dengan materi ringkasan tentang Penyelenggaraan Program Pemberdayaan pada Pendidikan Ke-
setaraan (Suplemen 3.1.4) untuk pemahaman yang lebih jelas dengan dipelajari secara mandiri.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 77


Suplemen 3.1.1

Power Point Program Pemberdayaan

` Pendidikan kesetaraan merupakan bagian dari ` UUD 1945 pasal 31 ayat 1


sistem pendidikan nasional yang dirancang
secara khusus untuk meningkatkan akses dan ` UU No 20 Tahun 2003 pasal 26 ayat (6)
sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan di ` Peraturan Pemerintah (PP) No 32 Tahun 2013
Indonesia.
` Layanan pendidikan non-formal yang setara dan
pasal (4)
berkualitas dengan pendidikan formal ` Permendikbud No 14/2007
` Pendidikan kesetaraan diorientasikan untuk ` Permendikbud No 11 tahun 2015
mengatasi masalah pengangguran dengan
menciptakan tenaga kerja terampil,
menumbuhkan kewirausahaan, menumbuhkan
inovasi dan kreativitas memasuki dunia kerja
atau mengisi ruang publik bagi tumbuhnya
ekonomi kreatif di masyarakat.
2 3

` Memberikan penjelasan mengapa strategi ` Pertama, pemberdayaan dalam pengertian


pemberdayaan perlu dipergunakan dalam sebagai kepemilikan daya atau kuasa untuk
pelaksanaan pendidikan kesetaraan; bertindak. Keberdayaan dalam arti ini bersifat
` Memberikan kejelasan muatan-muatan khusus memusat dalam diri subjek atau individu yang
pemberdayaan yang perlu diberikan dalam mandiri atau pribadi-pribadi yang otonom atau
pelaksanaan pendidikan kesetaraan;
berdaulat dengan segala potensi dan
` Memberikan tolok ukur keberhasilan pendidikan
kesetaraan dari keberdayaan peserta mengatasi kemampuan dalam bertindak.
masalah, mengembangkan diri dan berkontribusi ` Kedua, pemberdayaan dalam arti kapasitas
pada dunia kerja; bertindak dalam hubungan atau relasi dengan
` Memberikan acuan bagaimana muatan-muatan orang lain atau dalam menjalankan kelembagaan
pemberdayaan itu diberikan dalam pelaksanaan atau dalam kerjasama untuk mencapai sesuatu
pendidikan kesetaraan tujuan.

4 5

` Keberdayaan Individual
` Keberdayaan Relasional
` Keberdayaan Kolektif

78 MODUL PELATIHAN
` Keberdayaan untuk mengatasi masalah
` Keberdayaan untuk pengembangan
kreativitas

` Pengembangan diri dan kolektif untuk ` pendidikan non-formal atau pendidikan


mengatasi masalah kesetaraan bisa dikategorikan sebagai
` Pengembangan diri dan kolektif untuk pendidikan orang dewasa untuk memecahkan
masalah-masalah nyata dihadapi dalam diri,
apresiasi
keluarga dan komunitas sekitar
` Pengembangan diri dan kolektif untuk
` Pendidikan kesetaraan secara khusus diarahkan
mengisi ruang dan peluang publik. untuk memulihkan integritas kepribadian,
mengembangkan identitas kewargaan dan
kewarganegaraan, dan menumbuhkan
pandangan nasionalis atau pandangan nasional
di kalangan warga negara

8 9

` Etos kemandirian dan kepentingan bersama atau ` Penilaian dilakukan secara partisipatif dengan
publik pelibatan semua pihak penyelenggara maupun
peserta didik.
` Aktualisasi diri dan kolektif yang aktif, inovatif, dan ` Penilaian bukan bersifat menghakimi, tapi
kreatif mengapresiasi proses perubahan yang dicapai.
` Aktualisasi diri dan kolektif untuk apresiasi dan ` Penilaian dilakukan dengan melihat secara
mengisiruang danpeluang publik komprehensif unsur perubahan yang
mengombinasikan, pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
` Penilaian pemberdayaan menekankan pada
kontekstual atau kondisi nyata dan pengalaman
peserta didik dan membangun cara pikir dan
tindakan yang baru.

10 11

• Penilaian langsung
¾ Menggunakan instrumen kuesioner atau
wawancara dan diskusi kelompok terfokus
• Penilaian tidak langsung
¾ Menggunakan instrumen observasi dan
unjuk karya atau unjuk kebolehan dalam
aspek performa

12

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 79


Suplemen 3.1.2

Lembar Kerja “Iden fikasi Potensi Diri dan Lingkungan

Tugas: Diskusikan potensi-potensi diri individu, kolek f dan lingkungan yang dimiliki oleh satuan
pendidikan/lembaga.

No Aspek Potensi/Kemampuan aspek


1 Warga Belajar 1.
2.
3.
4.
2 Tutor 1.
2.
3.
4.
3 Lingkungan alam 1.
2.
3.
4.
4 Lingkungan sosial budaya 1.
2.
3.
4.

Potensi yang dapat dikembangkan : ..........................................................................................


Bidang pengembangan : ..........................................................................................
Bentuk pemberdayaan : ..........................................................................................

Suplemen 3.1.3

LK.3 Rencana Aksi Pemberdayaan


Judul kegiatan pemberdayaan : ...........................................
Bentuk Pemberdayaan : ...........................................
No Kegiatan Tujuan Indikator Tempat dan Pihak yang Hasil yang
waktu terlibat diharapkan
1
2
3
4
5

80 MODUL PELATIHAN
Suplemen 3.1.4

Ringkasan Materi : Penyelenggaraan Program Pemberdayaan pada Pendidikan Kesetaraan

PENYELENGGARAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN


PADA PENDIDIKAN KESETARAAN

• Program pemberdayaan dalam pendidikan kesetaraan menjadi pen ng dan strategis dalam
meningkatkan keberdayaan warga belajar. Keberdayaan peserta didik, melipu dua bentuk
keberdayaan, yaitu keberdayaan individual dan kolek f. Hal itu mengacu pada penger an
pemberdayaan dan perlunya keduanya dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pelaksanaan
pendidikan kesetaraan.
• Bidang pemberdayaan melipu bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan alam
• Jenis pemberdayaan melipu :
1. Pemberdayaan sebagai kepemilikan daya atau kuasa untuk ber ndak, dalam ar ini
bersifat memusat dalam diri subjek atau individu yang mandiri atau pribadi-pribadi
yang otonom atau berdaulat dengan segala potensi dan kemampuan dalam ber ndak.
Keberdayaan dalam ar ini kita sebut keberdayaan individual.
2. Pemberdayaan berar kapasitas ber ndak dalam hubungannya dengan orang lain,
dalam ar dak hanya bersumber atau melekat pada individu mandiri atau berdaulat
seper pada keberdayaan dalam ar satu dimensi seper di atas, tetapi juga berdimensi
relasional; yaitu keberdayaan dalam hubungan dengan pihak lain, atau orang lain, dalam
kapasitas bekerjasama atau melakukan ndakan bersama. Keberdayaan dalam ar ini
kita sebut keberdayaan kolek f
• Bentuk keberdayaan :
1. Keberdayaan individual, dalam ar kapasitas individual dalam ber ndak diperlukan agar
peserta didik mampu dan berdaya mengembangkan diri sejalan dengan ngkat per-
kembangannya dan kemajuan berlangsung di masyarakat. Muatan pemberdayaan ini
diberikan baik dalam bentuk penguatan kapasitas diri maupun kemampuan mengenali
struktur sekitar yang menghambat pengembangan diri dan sekaligus yang memberi pe-
luang bagaimana menggunakannya, khususnya menggunakan kelembagaan yang ada,
bagi penguatan-penguatan kapasitas dalam pengembangan diri.
2. Keberdayaan relasional, diperlukan untuk berkontribusi pada masyarakat sekitar dan
dunia kerja. Keberdayaan dalam ar kapasitas ber ndak secara relasional ini ditentukan
bukan hanya oleh pribadi atau individu peserta didik, tetapi secara kon gen atau terbuka
ditentukan oleh momentum berlangsungnya relasi atau hubungan sosial sebagai hasil
dari ndakan kolek f.
3. Keberdayaan kolek f, bisa diar kan sebagai kemampuan membentuk keduanya, baik
mengembangkan diri maupun secara kolek f dalam ar nya yang progresif. Dalam prak-
tek pemberdayaan ini ditekankan pembentukan diri sekaligus struktur atau kelembagaan

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 81


melalui proses emansipasi dalam kepemimpinan kelompok.
• Bentuk pengembangan diri :
1. Pengembangan diri dan kolek f untuk mengatasi masalah merupakan tujuan sekaligus
cara pemberdayaan untuk mendapatkan kualitas pendidikan memadai sedemikian war-
ga belajar mampu mengatasi masalah hidup sosal-ekonomi mereka hadapi. Area ini
merupakan area pemberdayaan khusus dimaksudkan untuk mengatasi masalah, atau
problem solving empowerment.

PAKET A PAKET B PAKET C


• Mengenali potensi diri. • Kesadaran diri dalam • Pengembangan diri dalam
• Mengenali lingkungan mengenali potensi dan pemecahan masalah
alam. masalah lingkungan alam. sosial dan ekonomi
• Mengenali lingkungan • Kesadaran diri dalam sekitar.
sosial sekitar. mengenali potensi dan • Kemandirian dalam
• Mengkomunikasikan masalah lingkungan sosial mengatasi masalah sosial
lingkungan alam dan sekitar. dan ekonomi sekitar.
lingkungan sosial di • Aktualisasi diri dan • Aktualisasi diri dan
sekitarnya. kelompok dalam kelompok untuk
• Mengenali nilai- melestarikan lingkungan memanfaatkan sumber
nilai kolek f dalam alam. daya alam di sekitarnya.
memanfaatkan dan • Aktualisasi diri dan • Aktualisasi diri dan
mengatasi masalah kelompok dalam kelompok untuk
lingkungan alam dan lingkungan sosial di mendayagunakan
lingkungan sosial sekitarnya lembaga sosial dan
disekitarnya. ekonomi di sekitarnya.

2. Pengembangan diri dan kolek f untuk apresiasi diorientasikan pada kemampuan mem-
berikan penilaian atau apresiasi terhadap apa-apa yang dilakukan dan dihasilkan orang
lain yang bermanfaat baik pada diri sendiri maupun pada publik. Termasuk dalam ke-
mampuan apresiasi adalah memberikan pengakuan, penghargaan, memberi ar , dan
memberi dukungan terhadap kemanfaatan hasil karya atau kerja keras dan kebaikan
dihasilkan orang lain. Dalam kaitannya dengan lingkungan alam, apresiasi berar
mengakui dan menghargai keindahan, keanekaragaman dan kemanfaatan sumber daya
alam di lingkungan sekitar untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kebaikan publik.
Sementara itu, dalam kaitannya dengan lingkungan sosial, apresiasi bisa diwujudkan
dalam bentuk menghargai kearifan dan modalitas sosial dengan segala kemanfaatan
atau kemaslahatan yang ada bagi kehidupan publik, seper kepercayaan terhadap
orang lain, kepedulian, tanggungjawab, dan menjunjung nggi nilai kebersamaan..

PAKET A PAKET B PAKET C


• Menghargai potensi diri • Pengakuan dan • Pengakuan dan
(mengenali diri, kelebihan penghargaan terhadap penghargaan terhadap
diri, cita-cita yang ingin kemanfaatan alam sekitar, kemanfaatan alam sekitar,
dicapai dan keterampilan nilai sosial, keragaman dan nilai sosial, keragaman
yang dimiliki). kelestarian budaya, dan dan kelestarian budaya,
kemanfaatan sumber daya dan kemanfaatan sumber
ekonomi. daya ekonomi.

82 MODUL PELATIHAN
• Menghargai • Pengakuan dan • Pengakuan dan
keanekaragaman, penghargaan secara penghargaan secara
keindahan, kolek f terhadap kolek f terhadap
kemanfaatan,dan kemanfaatan alam sekitar, kemanfaatan alam sekitar,
kecintaan lingkungan alam nilai sosial, keragaman dan nilaisosial, keragaman
sekitar. kelestarian budaya, dan dan kelestarian budaya,
• Mengakui pada nilai-nilai kemanfaatan sumber daya dan kemanfaatan sumber
kepedulian, tanggung ekonomi daya ekonomi
jawab, kebersamaan, dan
kekeluargaan.
• Menghargai nilai
keragaman dan kecintaan
budaya.

3. Pengembangan diri dan kolek f untuk mengisi ruang publik merupakan keberdayaan
ter nggi dari ngkatan pendidikan kesetaraan. Ruang publik dimaksud adalah tem-
pat dan ruang di dalamnya terdapat berbagai ak vitas sosial atau publik seper pem-
bentukan wacana pembangunan, ndakan atau praktek pembangunan, pertukaran, ko-
neksi, membangun tempat publik untuk ekspresi seper plaza, taman, panggung, dan
sumber daya publik lain. Sementara itu, mengisi ruang publik dimaksud adalah suatu
ndakan yang memberikan ar pada kehidupan publik seper melakukan unjuk ke-
bolehan dalam praktek pembangunan, penyampaian pesan, promosi, penegasan e ka,
melakukan penataan, mewujudkan keteraturan, memberikan kebermanfaatan bagi
publik, menciptakan keselarasan diantara warga, membuat keindahan warna-warni
yang memberikan semangat pencerahan dalam membangun dan menjalankan pem-
bangunan bangsa di ruang atau ranah publik.
.
PAKET A PAKET B PAKET C
• Mengenali ruang- • Presentasi diri di ruang • Unjuk kebolehan di ruang
ruang publik sebagai publik publik.
pengembangan diri • Memilih ruang publik untuk • •Merepresentasikan
• Menggunakan presentasi diri kepen ngan bersama di
ruang-ruang publik • Kemampuan merespon ruang publik.
secara kolek f untuk untuk presentasi • Mengkomunikasikan nilai
pengembangan diri kepen ngan publik kepen ngan bersama di
• Menata bersama ruang ruang publik.
publik untuk menghadirkan • Mempromosikan
kepen ngan publik. kemanfaatan ruang publik
untuk meningkatkan nilai
tambah.
• Menegosiasikan
kegunaan sumber daya
publik untuk kemanfaatan
bersama.

• Capaian pemberdayaan dengan indikator :


1. Etos kemandirian dan kepen ngan bersama atau publik

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 83


PAKET A PAKET B PAKET C
Mampu mengenali dan Mampu dan mau membangun Mampu mengembangkan
mengkomunikasikan potensi kesadaran diri dan kolek f diri dan kolek f untuk
diri dan kolek f mengenai untuk berperan dalam memecahkan masalah
lingkungan alam dan sosial di melestarikan lingkungan sosial dan ekonomi dengan
sekitarnya hidup serta terlibat dalam memanfaatkan sumber daya
kegiatan sosial di sekitarnya alam, lembaga sosial, dan
ekonomi ada di sekitarnya

2. Aktualisasi diri dan kolek f yang ak f, inova f, dan krea f


PAKET A PAKET B PAKET C
Pengakuan dan penghargaan Pengakuan dan penghargaan Mempromosikan secara
terhadap potensi diri, individu dan kolek f terhadap individu dan kolek f
kemanfaatan alam sekitar, manfaat alam, nilai sosial, kemanfaatan sumber daya
dan nilai-nilai sosial budaya keragaman dan kelestarian alam, nilai sosial, keragaman
budaya, dan kemanfaatan dan kelestarian budaya, dan
sumber daya ekonomi kemanfaatan sumber daya
ekonomi

3. Aktualisasi diri dan kolek f untuk apresiasi dan mengisiruang danpeluang publik
PAKET A PAKET B PAKET C
Mengenali dan menggunakan Mempresentasikan Merepresentasikan
ruang publik secara kemampuan dalam kepen ngan bersama
individu dan kolek f untuk menata ruang publik untuk dan mempromosikan
pengembangan diri menghadirkan kepen ngan kemanfaatan ruang publik
publik

Pustaka Acuan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, 2015. Naskah Akademik
Pendidikan Kesetaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, 2017. Panduan Penyelenggaraan
Muatan Pemberdayaan Pendidikan Kesetaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

84 MODUL PELATIHAN
UNIT 3.2

PROGRAM MUATAN KETERAMPILAN

M uatan keterampilan di Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan dirancang untuk menyiapkan


sumber daya manusia dalam menghadapi permasalahan sosial. Keterampilan ini memuat
keterampilan umum (genericskills) adalah keterampilan diri dalam melaksanakan profesinya
yang terdiri dari kemampuan komunikasi, percaya diri, negosiasi, pemecaham masalah, kerja m,
kepemimpinan, organisasi, ketekunan, mo vasi dan manejemen diri , dimana semua ini dikembangkan
melalui program pemberdayaan. Selain Disamping itu, juga memuat keterampilan vokasional adalah
yaitu keterampilan yang bersifat keahlian yang diperuntukan untuk melakukan pekerjaan secara
profesional. Pada Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan mengamanatkan penyelenggaraan
muatan keterampilan melalui keterampilan wajib dan keterampilan peminatan.
Pendidikan kesetaraan program Paket A dan Paket B, jenis keterampilan peminatan/pilihan yang
dipilih diutamakan yang non ser fikasi atau dak harus dilakukan uji kompetensi, dan dilaksanakan
oleh penyelenggara secara mandiri untuk mendukung pekerjaan atau profesi peserta didik sehari-hari.
Sedangkan pada program Paket C, peserta didik dapat memilih jenis keterampilan pilihan yang diuji

kompetensi/terser fikasi ataupun keterampilan yang dak dilakukan uji kompetensi.


Program muatan keterampilan dimaksudkan sebagai program-program khusus sesuai karakteris k
kelompok sasaran yang dihadapi. Muatan keterampilan ini diberikan agar peserta didik terutama
usia produk f memiliki keterampilan atau kecapakan hidup untuk mandiri dan tampil sebagai warga
yang ak f dan berkonstribusi bagi masyarakatnya. Muatan keterampilan berfungsi untuk menguatkan
(reinforcement) krea vitas dan produk vitas yang telah menyatu dan berkembang pada diri peserta
didik melalui pembelajaran kecakapan hidup.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 85


Tujuan

Pada modul program muatan keterampilan diharapkan setelah sessi ini peserta pela han dapat:
• Memahami program keterampilan sebagai bagian dari pemberdayaan dan strateginya.
• Memiliki keterampilan menyusun program muatan keterampilan berdasarkan analisis konteks.

Waktu

180 menit

Pokok Bahasan

• Penger an Keterampilan dan ruang lingkupnya


• Strategi penyelenggaraan pendidikan muatan keterampilan dan keterkaitannya dengan
pemberdayaan
• Prak k menyusun program pendidikan muatan keterampilan

Perlengkapan

• Kertas plano, spidol, selotape


• Suplemen 3.2.1 Lembar Kerja: Diskusi Kelompok “Bagan muatan keterampilan pada struktur
kurikulum pendidikan kesetaraan”
• Suplemen 3.2.2 Paparan “Konsep Muatan Keterampilan”.
• Suplemen 3.2.3 Tayangan Video (you tube: h ps://www.youtube.com/watch?v=Ib3YWDCW_Rk)
dan Lembar Kerja tentang“Potensi lokal sebagai pemberdayaan dan pengembangan keterampilan
yang krea f dan inova f”.
• Suplemen 3.2.4 Kerja Kelompok: Prak k menyusun program muatan keterampilan.
• Suplemen 3.2.5 Materi: Penyelenggaraan Muatan Keterampilan pada Pendidikan Kesetaraan

Kegiatan 1

Curah pendapat dan diskusi kelompok : 25 menit


• Fasiltator menanyakan tentang bagaimana penyelenggaraan keterampilan fungsional pada pen-
didikan kesetaraan selama ini dilakukan. Satu atau dua orang peserta pela han diminta untuk men-
ceritakannya dan fasilitator menuliskannya dikertas plano. Sedangkan peserta lainnya memberikan
tanggapan.

86 MODUL PELATIHAN
• Fasilitator membagikan lembar kerja “bagan muatan keterampilan pada struktur kurikulum pen-
didikan kesetaraan” (Suplemen 3.2.1) kepada peserta pela han sebagai bahan diskusi dan menje-
laskan tugas yang tercantum.
• Peserta diminta menjawab pertanyaan yang ada pada Lembar Kerja (Suplemen 3.2.1). Sebelumnya,
peserta pela han dibagi dalam 8 kelompok dan diberi waktu diskusi 10 menit.
• Se ap kelompok menyampaikan hasil diskusi tentang pemahamannya/penafsirannya terhadap
“bagan muatan keterampilan pada struktur kurikulum pendidikan kesetaraan”.
• Fasiltator dan peserta pela han kemudian menyimpulkan tentang penyelenggaraan muatan
keterampilan, dilanjutkan dengan memaparkan bahan paparan “Konsep Program Muatan Kete-
rampilan” (Suplemen 3.2.2). Dengan paparan dari fasilitator diharapkan peserta pela han me-
miliki pemahaman secara utuh tentang kelompok khusus pendidikan kesetaraan untuk muatan
keterampilan dan kaitannya dengan muatan pemberdayaan.

Kegiatan 2

Mengama tayangan video dan curah pendapat: 20 menit


• Fasiltator menginformasikan pada peserta pela han bahwa mereka akan menonton video (you
tube: h ps://www.youtube.com/watch?v=Ib3YWDCW_Rk) tentang “Potensi lokal sebagai pember-
dayaan dan pengembangan keterampilan yang krea f dan inova f”. Namun sebelumnya, mereka
dibagikan lembar kerja terkait informasi tayangan video tersebut (Suplemen 3.2.3). Peserta pe-
la han diminta untuk membaca lembar kerja terlebih dahulu, agar memahami konteks yang akan
mereka ama /telaah dari tayangan video tersebut.
• Peserta pela han diberi waktu beberapa menit untuk berfikir dan menelaah video yang telah di-
tontonnya dan menuliskan jawaban pertanyaan pada lembar kerja (Suplemen 3.2.3). Kemudian
fasilitator meminta se ap peserta untuk curah pendapat.
• Peserta pela han memberikan curah pendapatnya dan fasilitator dengan ak f menggali pemahaman
peserta tentang kaitannya antara muatan keterampilan dan pemberdayaan masyarakat.
• Fasilitor bersama peserta pela han menekankan bahwa muatan keterampilan merupakan pro-
gram khusus dan karakteris k pendidikan kesetaraan agar warga belajar memiliki kemampuan ke-
terampilan diri dalam profesinya serta kecakapan hidup untuk mandiri sehingga turut berperan
dalam pemberdayaan di masyarakat dan sejahtera sosial ekonomi.

Kegiatan 3

Kerja kelompok prak k menyusun program muatan keterampilan dan presentasi : 45 menit
• Fasiltator menginformasikan bahwa peserta pela han akan mengerjakan kegiatan menyusun
program muatan keterampilan. Bagikan lembar kerja “Suplemen 3.2.4 Prak k menyusun program
muatan keterampilan” pada peserta pela han.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 87


• Fasilitator memberi penguatan sekilas tentang pen ngnya program keterampilan bagi peserta di-
dik pendidikan kesetaraan untuk pengembangan diri individu dan kepemilikan kemampuan/kom-
petensi keterampilan agar berdaya di kehidupan masyarakat dan keluarga.
• Peserta pela han dibagi dalam 8 kelompok dan diberi waktu untuk membaca lembar kerja
“Suplemen 3.2.4 Prak k menyusun program muatan keterampilan”, kemudian fasilitator menjelas-
kan bagaimana melakukan tugas kelompok tersebut.

Suplemen 3.2.4 pengerjaannya dengan mengacu pada hasil kerja kelompok analisis
konteks dan hasil kerja kelompok rencana aksi program pemberdayaan sebelumnya.
Pengerjaan tugas kelompok “Prak k menyusun program keterampilan” merupakan
tugas lanjutan dari pembelajaran sessi sebelumnya.

• Peserta pela han diberi waktu selama 20 menit untuk bekerja kelompok dan dilanjutkan dengan
presentasi dengan sisa waktu yang tersedia.
• Fasilitator mendorong peserta pela han untuk memberikan masukkan terhadap hasil kerja
kelompok lain. Ini sangat bermanfaat untuk mengetahui sejauhmana pemahaman peserta pela h-
an terhadap materi yang diajarkan.
• Diakhir sessi fasilitator menyimpulkan materi muatan keterampilan secara keseluruhan unit 3.2.
dan memberikan penguatan pendidikan kesetaraan sebagai pemberdayaan secara psikis dan ke-
mampuan keterampilan khusus.
• Fasilitator mengucapkan terima kasih atas kebersamaan dalam sesi ini dan membekali peserta
dengan materi tentang Penyelenggaraan Program Keterampilan pada Pendidikan Kesetaraan
(Suplemen 3.2.5) untuk pemahaman yang lebih jelas dengan dipelajari secara mandiri.

88 MODUL PELATIHAN
Suplemen 3.2.1

Lembar Kerja: Diskusi Kelompok


“Bagan muatan keterampilan pada struktur kurikulum pendidikan kesetaraan”

Perha kan bagan “Muatan Keterampilan pada Struktur Kurikulum Pendidikan Kesetaraan”
Jawablah pertanyaan berikut ini.
1. Dari melihat bagan tersebut, jelaskan kedudukan Muatan Keterampilan pada struktur kuri-
kulum?
2. Apa yang Anda pahami mengenai
• Pemberdayaan
• Keterampilan
• Keterampilan wajib
• Keterampilan pilihan
3. Bagaimana keterkaitan keterampilan dan pemberdayaan?
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran untuk keterampilan wajib dan keterampilan pilihan?
Cukupkah waktunya?
5. Apa yang kamu pahami dengan keterampilan terser fikasi dan non ser fikasi.

Program Keterampilan Pada Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan

Struktur Kurikulum
Kesetaraan

Kelompok Kelompok Paket Kelompok


Khusus A,B dan C Khusus Paket C
Umum Perminatan

- Dikembangkan - Dikembangkan - Dikembangkan oleh


Paket A: 6 mapel oleh Pusat Daerah/Satuan Pusat
Paket B: 7 mapel - Wajib Diberikan Pendidikan Mengacu - Wajib Diberikan
Paket C: 6 mapel kepada Peserta pada Pedoman yang Sesuai Perminatan
Didik Disusun Pusat Peserta Didik

- Program Pengembangan Diri Perminatan Kelompok Perminatan Kelompok


- Program Pemberdayaan/ Pemberdayaan Keterampilan Matema ka dan Ilmu-ilmu Sosial: 4
Pengembangan Kapasitas Ilmu Alam: 4 Mata Mata Pelajaran
Pelajaran

Keterampilan Keterampilan
Wajib Pilihan Perminatan Kelompok
Ilmu Bahasa dan
- Seni Budaya - Keterampilan Budaya: 4 Mata
- Pendidikan Terser fikasi Pelajaran
Olahraga dan - Keterampilan
Rekreasi non Ser fikasi
- Prakarya

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 89


Suplemen 3.2.2

Paparan “Kelompok Khusus Pendidikan Kesetaraan: Konsep Muatan Keterampilan”

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2018
7 2

Struktur
kurikulum
kesetaraan

Kelompok
Kelompok
€ Merupakan suatu kemampuan dan kapasitas yang Kelompok
umum
khusus
peminatan
( Paket A,B,C) (khusus Paket
diperoleh melalui usaha yang disengaja, sistematis dan C)

berkelanjutan untuk secara lancar dan adaptif -Paket A: 6 mapel


-Dikembangkan -Dikembangkan -Dikembangkan
oleh pusat oleh pusat
melaksanakan aktivitas-aktivitas yang melibatkan ide-ide -Paket B: 7 mapel
-Paket C: 6 mapel
-Wajib diberikan
kepada peserta
daerah/satuan
pendidikan mengacu
pada pedoman yang
-Wajib diberikan
sesuai peminatan

(keterampilan kognitif), ketrampilan teknikal, didik disusun pusat peserta didik

keterampilan interpersonal. -Program Penngembangan Peminatan Peminatan


diri Kelompok Kelompok ilmu
Pemberdayaan Keterampilan matematika dan ilmu sosial:
-Program Pemberdayaan
ilmu alam:
4 mata pelajaran
4 mata pelajaran

Keterampilan Peminatan
Keterampilan Kelompok ilmu
wajib
pilihan bahasa dan
- Senbud
-Tersertifikasi budaya:
-POR
-Non sertifikasi
-Prakarya 4 mata pelajaran

3 4

€ KETERAMPILAN WAJIB :
Mengembangkan keterampilan umum (generic skills dan membentuk 1. Sertifikasi : menyediakan tahapan uji kompetensi bagi peserta
karakter peserta didik memiliki rasa seni dan budaya, sehat jasmani didik oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK)
dan rohani, sportif, serta memiliki kecakapan okupasional dan
vokasional dalam memenuhi kebutuhan dan kemandirian, serta 2. Non sertifikasi : keterampilan yang diberikan dalam mendukung
untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
kemandirian hidup peserta didik sehari-hari yang bersifat
€ KETERAMPILAN PILIHAN/PEMINATAN : okupasional dan tidak diperlukan tahapan uji kompetensi.
Pendalaman kompetensi yang menuntut kemampuan intelektual dan
keahlian (generic skills dan vokasional) dengan persyaratan
prosedur, standar dan kriteria tertentu atau spesifik dalam
melaksanakan suatu tugas, pekerjaan, atau profesi dalam kehidupan
sehari-hari maupun sebagai modal dasar memasuki dunia usaha dan
dunia industri. Dikembangkan berdasarkan minat dan bakat peserta
didik serta potensi satuan pendidikan

5 6

PROGRAM KOMPETENSI MUATAN/


RUANG LINGKUP MATERI € Melalui belajar, bakat dan talenta yang didukung dengan
PAKET A Mampu mengembangkan keterampilan pada teori-teori sehingga menemukan sistem untuk
dirinya sesuai dengan kemampuan untuk Materi-materi yang diberikan
mengembangkan metoda dan cara menciptakan suatu produk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. berupa jenis - jenis
PAKET B Mampu mengembangkan keterampilan pada keterampilan yang sesuai € Melalui pendidikan habitus (pembiasaan) dengan proses ing
dirinya sesuai dengan kemampuan untuk potensi dan karakteristik lokal.
ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan
tuntutan dunia kerja.
handayani. (Ki Hajar Dewantoro)
PAKET C Mampu mengembangkan keterampilan pada
dirinya sesuai dengan kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan hudup sehari-hari,
tuntutan dunia kerja dan berwirausaha.

7 8

90 MODUL PELATIHAN
€ Standar pendidikan adalah Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) s.d level III (untuk standar akademik) dan standar VI (untuk
€ Analisis
konteks untuk mengidentifikasi potensi, kebutuhan dan
standar profesional)
kapasitas peserta didik dan penyelenggara
€ Satuan Pendidikan Kesetaraan bermitra/bekerjasama dengan LPK
€ Penelaahanberbagai konteks yang ada pada suatu lembaga bersifat konsultatif, pengembangan, penyerahan wewenang
dalam rangka memperoleh pemahaman kondisi dan profil
keterampilan profesional
lembaga secara objektif (sumberdaya spt pendidik, tenaga
kependidikan, peserta didik, kurikulum, sarana prasarana, € LPK menyelenggarakan dengan model Diklat (worker student)
proses pembelajaran dan hasil kegiatan pembelajaran
€ Lulusan mendapat ijasah kelulusan dan untuk sertifikasi perlu ikut
uji sertifikasi oleh LSI

9 10

POLA KERJASAMA KEMITRAAN SATUAN PENYELENGGARA PAKET A, B DAN C


DENGAN LEMBAGA KURSUS (LKP) DAN MITRA SEJENIS

LPK (SATUAN KURSUS DAN


SATUAN PNF PELATIHAN) DAN MITRA SEJENIS
PENYELENGGARA PROGRAM
PAKET A, B, DAN C 1. Nara sumber teknis ‰Ujian Teori (mengerjakan soal secara tertulis
2. Konsultan/Asistensi
1. Peserta didik 3. Fasiltias ‰Ujian Praktek ( mempraktekkan keterampilan tertentu
2.
3.
Fasilitas
Tutor
4. Managemen dan Teknologi
Pendidikan
sesuai dengan instruksi tenaga pendidik)
4. Dana 5. TUK ‰Presentasi (mempaparkan hasil kerjanya secara lisan)
5. Potensi lokal 6. Supervisi
7. Sertifikasi ‰Penilaian magang

KESEPAKATAN KERJSAMA PENYELENGGARAAN PROGRAM


KETERAMPILAN BAGI PESERTA DIDIK PAKET A, B DAN C

PELAKSANAAN
MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
11 12

Gunakan 5 W + 1 H dalam membuat program


keterampilan

1. What : Apa tujuannya?


Who : Siapa profil pesertanya?
2.
3. Where : Dimana akan dilakukan?
4. When : Kapan program akan dilaksanakan?
(musiman/berkala/berkelanjutan)
5. Why : Mengapa diperlukan? (melihat situasi pasar,
keterampilan yang dimiliki dan kebermanfaatan)
6. How : Bagaimana sumberdaya disiapkan baik internal
dan eksternal?
13 14

‰ Pementasan seni pertunjukan (musik, tari, teater)


‰ Pameran karya senirupa
‰ Pameran produk hasil prakarya
‰ Peragaan busana
‰ Gelar karya kuliner
‰ Pertunjukan jenis keterampilan yang lain

15 16

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 91


Suplemen 3.2.3

Lembar Kerja terkait Video “Potensi lokal sebagai pemberdayaan dan


pengembangan keterampilan yang krea f dan inova f ”

Video : h ps://www.youtube.com/watch?v=Ib3YWDCW_Rk

Tugas pengamatan video:


1. Ama jenis ekonomi produk f berdasarkan sektor (sumberdaya alam) dan ekonomi krea-
fnya
2. Ama proses produksi ekonomisnya mulai dari bahan baku, rantai nilai sebuah produk
3. Ama jenis ekonomi produk f berdasar kelompok pelaku (umur dan jenis kelamin)

Pertanyaan untuk diskusi dan curah pendapat:


1. Bagaimana menurut Anda tentang ga aspek pengamatan tersebut?
2. Apa temuan Anda dari ga aspek pengamatan tersebut?
3. Apa faktor pendukungnya?
4. Apa faktor penghalang bila ada?
5. Apa yang bisa Anda adopsi?

92 MODUL PELATIHAN
Suplemen 3.2.4

Kerja Kelompok: Prak k Menyusun Program Muatan Keterampilan

Tugas Kelompok:
Prak k menyusun program muatan keterampilan ini dimaksudkan agar tutor/pamong belajar
dapat memiliki kemampuan untuk menyusun suatu program.
Dalam membuat suatu program paling mudah dengan menggunakan 5W + 1 H
1. What : Apa keterampilan dan tujuannya?
2. Who : Siapa profil pesertanya?
3. Where : Dimana akan dilakukan?
4. When : Kapan program akan dilaksanakan? (musiman/berkala/berkelanjutan)
5. Why : Mengapa diperlukan? (melihat situasi pasar, keterampilan yang dimiliki dan keber-
manfaatan)
6. How : Bagaimana sumberdaya disiapkan baik internal dan eksternal.
Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut di atas perlu kepekaan dalam menganalisis hasil
kerja kelompok analisis kontek dan hasil kerja kelompok rencana aksi pada program muatan
pemberdayaan. Isilah pertanyaan tersebut pada format terlampir.
Alasan/ Waktu Sumber daya
Keterampilan Tujuan Rasional Peserta Tempat Pelaksanaan (internal-
eksternal)

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 93


Suplemen 3.2.5

Materi: Penyelenggaraan Muatan Keterampilan pada Pendidikan Kesetaraan

PENYELENGGARAAN MUATAN KETERAMPILAN


PADA PENDIDIKAN KESETARAAN

Pendahuluan
Pendidikan kesetaraan dijalankan dalam lingkungan kehidupan masyarakat yang terus
mengalami perubahan. Dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan pendidikan di masyarakat
dan melakukan perubahan sosial. Pendidikan kesetaraan dapat dipahami sebagai pendidikan
alterna f untuk memperbaiki kehidupan publik dari krea vitas dan produk vitas yang
dihasilkan. Dengan harapan, pendidikan kesetaraan dapat menjembatani kesenjangan antara
dunia pendidikan dan dunia kerja sehingga masyarakat berkembang menjadi lebih baik.
Memperha kan masalah dan tantangan dihadapi itu, pendidikan kesetaraan membutuhkan
strategi khusus dalam proses pembelajaran yang menekankan pada keberdayaan peserta didik
yang kurang berdaya dalam menghadapi masalah dan menemukan jalan keluar untuk mengatasi
masalah yang dihadapi. Oleh karenanya, salah satu program prioritas pada pendidikan kesetaraan
adalah adanya program khusus yang dalam struktur kurikulum pendidikan kesetaraan dikatakan
sebagai kelompok khusus. Kelompok khusus ini berupa program muatan pemberdayaan dan
program muatan keterampilan. Program khusus dimaksudkan untuk memberdayakan atau
memampukan peserta didik mengatasi kerentanan-kerentanan sosial-ekonomi yang dihadapi.
Pemberdayaan dimaksudkan untuk menjadikan peserta didik memiliki keberdayaan pribadi
dan perbaikan kehidupan publik sehingga menjadikannya mampu dalam pengembangan diri
dan berkontribusi pada lingkungan masyarakat sekitar, serta dunia kerja. In nya, peserta
didik memiliki kapasitas diri dalam mengatasi masalah, tumbuh krea vitas yang berguna
bagi produk vitas dan kemajuan publik. Pengembangan kapasitas diri untuk perbaikan dan
kemajuan publik/lingkungan masyarakat sekitarnya dilakukan melalui ga area pemberdayaan
yaitu:
1. Pengembangan diri dan kolek f untuk mengatasi masalah
2. Pengembangan diri dan kolek f untuk apresiasi
3. Pengembangan diri dan kolek f untuk mengisi ruang publik
Adapun dalam kaitannya dengan pemberdayaan program keterampilan ke ga area
pemberdayaan tersebut orientasi pendidikannya secara prak s menciptakan peserta didik yang
memiliki pengetahuan sekaligus memiliki kecakapan hidup dan keterampilan-keterampilan
khusus yang memberdayakan dan memandirikan agar dapat mengatasi masalah hidup yang di-
hadapi, mampu menciptakan perubahan sosial ekonomi, kesejahteraan bagi dirinya dan mam-
pu mengisi ruang publik untuk kemajuan masyarakat, dunia usaha, peluang kerja, atau ber
kembangnya kehidupan sosial dan ekonomi krea f secara nasional.

94 MODUL PELATIHAN
Konsep Pengembangan Muatan Keterampilan
Penger an Keterampilan merupakan suatu kemampuan dan kapasitas yang diperoleh me-
lalui usaha yang disengaja, sistema s dan berkelanjutan untuk secara lancar dan adap f me-
laksanakan ak vitas-ak vitas yang melibatkan ide-ide (keterampilan kogni f), ketrampilan tek-
nikal, dan keterampilan interpersonal. Muatan keterampilan dimaksudkan sebagai program-
program khusus sesuai karakteris k kelompok sasaran yang dihadapi. Muatan keterampilan ini
diberikan agar peserta didik terutama usia produk f memiliki keterampilan atau kecapakan hi-
dup untuk mandiri dan tampil sebagai warga yang ak f dan berkonstribusi bagi masyarakatnya.

Program Keterampilan Pada Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan

Struktur Kurikulum
Kesetaraan

Kelompok Kelompok Paket Kelompok


Khusus A,B dan C Khusus Paket C
Umum Perminatan

- Dikembangkan - Dikembangkan - Dikembangkan oleh


Paket A: 6 mapel oleh Pusat Daerah/Satuan Pusat
Paket B: 7 mapel - Wajib Diberikan Pendidikan Mengacu - Wajib Diberikan
Paket C: 6 mapel kepada Peserta pada Pedoman yang Sesuai Perminatan
Didik Disusun Pusat Peserta Didik

- Program Pengembangan Diri Perminatan Kelompok Perminatan Kelompok


- Program Pemberdayaan/ Pemberdayaan Keterampilan Matema ka dan Ilmu-ilmu Sosial: 4
Pengembangan Kapasitas Ilmu Alam: 4 Mata Mata Pelajaran
Pelajaran

Keterampilan Keterampilan
Wajib Pilihan Perminatan Kelompok
Ilmu Bahasa dan
- Seni Budaya - Keterampilan Budaya: 4 Mata
- Pendidikan Terser fikasi Pelajaran
Olahraga dan - Keterampilan
Rekreasi non Ser fikasi
- Prakarya

Pada Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan mengamanatkan penyelenggaraan


program keterampilan diperuntukkan bagi Paket A, Paket B, dan Paket C melalui Kelompok Khusus
Keterampilan, yang terdiri atas Keterampilan Wajib dan Keterampilan Pilihan. Keterampilan
Wajib merupakan Keterampilan yang diberikan setara dengan Pendidikan Formal yaitu Seni

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 95


Budaya, Pendidikan Olahraga dan Rekreasi, dan Prakarya yang pengembangan kurikulumnya
melalui kontekstualisasi kurikulum pendidikan formal. Tujuan dari Keterampilan Wajib ada-
lah untuk mengembangkan keterampilan umum (generic skills dan membentuk karakter pe-
serta didik memiliki rasa seni dan budaya, sehat jasmani dan rohani, spor f, serta memiliki
kecakapan okupasional dan vokasional dalam memenuhi kebutuhan dan kemandirian, serta
untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Keterampilan Pilihan
adalah untuk pendalaman kompetensi yang menuntut kemampuan intelektual dan keahlian
(generic skills dan vokasional) dengan persyaratan prosedur, standar dan kriteria tertentu atau
spesifik dalam melaksanakan suatu tugas, pekerjaan, atau profesi dalam kehidupan sehari-
hari maupun sebagai modal dasar memasuki dunia usaha dan dunia industri. Dikembangkan
berdasarkan minat dan bakat peserta didik serta potensi satuan pendidikan. Penyelenggaraan
Keterampilan Pilihan dapat dilaksanakan dengan cara:
1. Ser fikasi : menyediakan tahapan uji kompetensi bagi peserta didik oleh Lembaga Ser fikasi
Kompetensi (LSK)
2. Non ser fikasi : keterampilan yang diberikan dalam mendukung kemandirian hidup peserta
didik sehari-hari yang bersifat okupasional dan dak diperlukan tahapan uji kompetensi.
Kompetensi keterampilan wajib dan keterampilan pilihan pada se ap jenjang program
pendidikan kesetaraan memiliki fokus berbeda. Berikut ini kompetensi yang diharapkan dan
ruang lingkup materi keterampilan:

Kompetensi Dan Muatan Keterampilan Pada Pendidikan Kesetaraan


Program Kompetensi Muatan/Ruang Lingkup Materi
PAKET A Mampu mengembangkan keterampilan pada
dirinya sesuai dengan kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
PAKET B Mampu mengembangkan keterampilan pada Materi-materi yang
dirinya sesuai dengan kemampuan untuk diberikan berupa jenis - jenis
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan keterampilan yang sesuai
tuntutan dunia kerja. potensi dan karakteris k lokal.
PAKET C Mampu mengembangkan keterampilan pada
dirinya sesuai dengan kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan hudup sehari-hari,
tuntutan dunia kerja dan berwirausaha.

Penyelenggaraan Pendidikan Muatan Keterampilan


Penyelenggaraan pendidikan muatan keterampilan dengan menyesuaikan minat, bakat,
serta potensi lingkungan dan kemampuan satuan pendidikan nonformal. Berdasarkan kondisi
tersebut ada dua mekanisme penyelenggaraan yaitu
1. Penyelenggaraan muatan keterampilan oleh satuan pendidikan nonformal penyelenggara
kesetaraan
Penyelenggaraan muatan keterampilan secara mandiri oleh satuan pendidikan nonformal
penyelenggara kesetaraan dapat dilakukan untuk program keterampilan wajib dan keteram-

96 MODUL PELATIHAN
pilan pilihan apabila satuan pendidikan nonformal tersebut mempunyai potensi sumber
daya sarana prasarana dan sumber daya pendidik yang mendukung penyelenggaraan ke-
terampilan pilihan.
2. Penyelenggaraan muatan keterampilan dengan mekanisme kemitraan (lembaga kursus
atau dunia usaha dunia industri)
Penyelenggaraan muatan keterampilan dapat dilakukan dengan kemitraan antara satuan
pendidikan nonformal penyelenggara kesetaraan dengan lembaga pendidikan dan dunia
usaha dunia industri untuk program keterampilan wajib dan keterampilan pilihan. Kemitraan
dilakukan apabila satuan pendidikan tersebut belum memiliki potensi sumber daya sarana
prasarana dan sumber daya pengajar yang op mal untuk mendukung penyelenggaraan
keterampilan wajib dan pilihan. Kemitraan dapat dilakukan dengan program magang
kerja di dunia industri dan dunia usaha atau proses pembeljaaran dilakukan di lembaga
pendidikan lain (mitra).

Strategi dan Prosedur Implementasi


1. Keterampilan Wajib
• Melalui belajar dan bakat dan talenta yang didukung dengan teori-teori sehingga mene-
mukan sistem untuk mengembangkan metoda dan cara menciptakan suatu produk
• Melalui pendidikan habitus (pembiasaan) dengan proses ing ngarsa sung tuladha, ing
madya mangun karsa, dan tut wuri handayani (Ki Hajar Dewantoro).
2. Keterampilan Pilihan
• Analisis konteks untuk mengiden fikasi potensi, kebutuhan dan kapasitas peserta didik
dan penyelenggara
• Penelaahan berbagai konteks yang ada pada suatu lembaga dalam rangka memperoleh
pemahaman kondisi dan profil lembaga secara objek f (sumberdaya spt pendidik, tena-
ga kependidikan, peserta didik, kurikulum, sarana prasarana, proses pembelajaran dan
hasil kegiatan pembelajaran
• Standar pendidikan adalah Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) s.d level III
(untuk standar akademik) dan standar VI (untuk standar profesional)
• Satuan Pendidikan Kesetaraan bermitra/bekerjasama dengan LPK bersifat konsulta f,
pengembangan, penyerahan wewenang keterampilan profesional
• LPK menyelenggarakan dengan model Diklat (worker student)
• Lulusan mendapat ijasah kelulusan dan untuk ser fikasi perlu ikut uji untuk ser fikasi
oleh LSI . Uji kompetensi diperlukan agar peserta didik setelah lulus dapat ditampung
di dunia kerja dan dunia industri sesuai dengan bidang kompetensinya. Uji kompetensi
merupakan program yang sifatnya dak wajib. Peserta didik yang akan mengiku uji
kompetensi dida arkan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) sesuai dengan jenis keteram-
pilannya.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 97


Pola Kerjasama Kemitraan Satuan Penyelenggara Paket A, B, dan C
dengan Lembaga Kursus (LKP) dan Mitra Sejenis

LPK (Satuan Kursus dan


Pela han) dan Mitra
Satuan PNF
Sejenis
Penyelenggara
3. Nara sumber teknis
Paket A, B, dan C
4. Konsultan/Asistensi
10. Peserta didik
5. Fasilitas
11. Fasilitas
6. Managemen dan
12. Tutor
teknologi pendidikan
13. Dana
7. TUK
14. Potensi Lokal
8. Supervisi
9. Ser fikasi

Pola Kerjasama Kemitraan Satuan


Penyelenggara Paket A, B, dan C dengan
Lembaga Kursus (LKP) dan Mitra Sejenis

Pelaksanaan Model Pembelajaran Terpadu

Strategi Penilaian
1. Ujian Teori (mengerjakan soal secara tertulis
2. Ujian Praktek (mempraktekkan keterampilan tertentu sesuai dengan instruksi tenaga pen-
didik)
3. Presentasi (mempaparkan hasil kerjanya secara lisan)
4. Penilaian magang, yang didapat dari perusahaan atau industri dimana peserta didik mela-
kukan magang. Penilaian melipu aspek kecakapan kerja, sikap, penampilan diri, kese-
lamatan kerja, dan penguasaan keterampilan.

Pustaka Acuan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, 2015. Naskah Akademik Pendi-
dikan Kesetaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, 2017. Panduan Penyeleng-
garaan Muatan Keterampilan Pendidikan Kesetaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

98 MODUL PELATIHAN
MODUL 4

SISTEM MODUL SEBAGAI KEKHASAN


DAN KEUNGGULAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KESETARAAN

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 99


UNIT 4

P endidikan kesetaraan memiliki sa-


lah satu karakteris k, yang yaitu ke-
luwesan (flexibility) dalam pencapaian
kompetensi dasar yang ditentukan se-
per pengelolaan waktu dan tempat
belajar, serta pengelolaan paradigma,
pendekatan, strategi, teknik, dan me-
tode pembelajaran yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi. Teknik de-
liveri pembelajaran yang diutamakan
adalah belajar secara individual dan
mandiri, selain melalui tatap muka dan
tutorial melalui pendekatan pedagogi
maupun andragogi.
Modul merupakan unit lengkap dan berdiri sendiri sebagai suatu “satuan pekerjaan” (unit of work) dari
suatu materi pembelajaran yang disusun secara sistema s, operasional dan terarah melalui penerapan
pembelajaran yang hampir sepenuhnya mandiri, dak bergantung pada suatu metode pembelajaran
apapun dalam rangka pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan tertentu, yang dilengkapi
dengan pedoman penggunaannya. Modul dirancang dan disusun untuk peserta didik melalui belajar
mandiri atau se daknya melalui bantuan orangtua kepada anaknya atau bantuan teman sejawat.
Pembelajaran modul memiliki beberapa keunggulan seper pembelajaran lebih efek f dengan
biaya lebih ekonomis tanpa harus melalui tatap muka secara teratur, peserta didik dapat belajar tanpa
harus mengganggu jadwal tugas dan tanggungjawabnya sehari hari, modul dapat digunakan secara
individual, kelompok kecil, maupun kelompok yang lebih besar. Penyajian materi ini melipu konsep
modul, prosedur pengembangan modul, strategi pembelajaran modul dan kriteria dalam memilih
modul untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

Tujuan

Tujuan dari modul ini adalah:


1. Peserta memahami prosedur pengembangan modul serta kriteria dan tata cara memilih modul yang
baik dan bermutu untuk digunakan dalam proses pembelajaran mandiri yang efek f dan efisien
2. Peserta mampu merancang dan menerapkan strategi pembelajaran modul sesuai konteks pen-
didikan kesetaraan
3. Peserta mampu menyiapkan dan/atau memilih sumber belajar yang relevan dengan pembelajaran
modul
4. Peserta mampu merancang dan melaksanakan penilaian pembelajaran modul

100 MODUL PELATIHAN


Waktu

180 menit

Pokok Bahasan

1. Penger an dan keunggulan pembelajaran modul


2. Pengembangan modul
3. Komponen dan prinsip pembelajaran modul

Perlengkapan

1. Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi In dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum
2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah
2. Buku “Kontekstualisasi Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan Paket A Setara SD/MI, Paket B
Setara SMP/MTs, dan Paket C Setara SMA/MA, Kemdikbud, 2017”
3. Buku “Pedoman Pengembangan dan Pembelajaran Modul, Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keaksaraan dan Kesetaraan, Ditjen PAUD Dikmas Kemdikbud, 2018”
4. Buku model silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Ditjen PAUD Dikmas Kemdikbud, 2017
5. Buku Model Modul Pendidikan Kesetaraan Paket A, B dan C, Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keaksaraan dan Kesetaraan, Ditjen PAUD Dikmas Kemdikbud, 2017
6. Bahan Presentasi Pengembangan dan Strategi Pembelajaran Modul pada Pendidikan Kesetaraan,
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Ditjen PAUD Dikmas Kemdikbud, 2018
7. Kertas dan ATK, LCD, laptop/computer
8. Suplemen 4.1: Format analisis kurikulum, silabus dan RPP, modul, media, alat, dan sumber belajar
lainnya
9. Suplemen 4.2: Format analisis penyusunan kerangka modul
10. Suplemen 4.3: Format analisis model pengembangan modul
11. Suplemen 4.4: Format analisis praktek pembelajaran modul melalui tatap muka
12. Suplemen 4.5: Format analisis praktek pembelajaran modul melalui tutorial
13. Suplemen 4.6: Format analisis praktek pembelajaran mandiri
14. Suplemen 4.7: Bahan Presentasi “Pengembangan dan Strategi Pembelajaran Modul, Ditjen PAUD
Dikmas Kemdikbud, 2018”
15. Suplemen 4.8: Ringkasan Buku “Pedoman Pengembangan dan Pembelajaran Modul, Direktorat
Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Ditjen PAUD Dikmas Kemdikbud, 2018”

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 101


Kegiatan 1

Curah pendapat: 10 menit


• Fasilitator membuka sesi dengan mengucapkan salam dan menyemanga peserta dengan gerakan
atau yel-yel yang menarik. Dilanjutkan fasilitator menggali pengalaman peserta secara acak
tentang kondisi pembelajaran modul yang selama ini terjadi dalam kaitannya dengan karakteris k
pembelajaran kesetaraan, misalnya:
– Apa pemahaman atau persepsi yang dimiliki tentang modul? Komponen apa saja yang harus
ada dalam sebuah modul?
– Apa saja bentuk pembelajaran kesetaraan yang dilakukan?
– Apa ciri utama sebuah modul pembelajaran berbasis modul? dan keunggulan pembelajaran
modul
– Bagaimana langkah-langkah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran modul?
• Fasilitator dan peserta menyimpulkan curah pendapat tentang pen ngnya pembelajaran modul
dan prosedur melaksanakan pembelajaran modul agar pembelajaran beralngusung berlangsung
efek f
• Fasilitator memberikan apersepsi/orientasi ke peserta mengenai pembahasan pada sesi ini seper
gambar berikut.

Pengembangan Pembelajaran Memilih


Modul Modul Modul

Analisis Modul
Kurikulum

Sekilas Kurikulum
Pendidikan Kesetaraan

Kegiatan 2

Informasi Sekilas kurikulum pendidikan kesetaraan: 10 menit


• Fasilitator melakukan overview/sekilas info bahwa saat ini telah ada kurikulum kesetaraan yang
disebut dengan “Kontekstualisasi Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan Paket A Setara SD/MI,
Paket B Setara SMP/MTs, dan Paket C Setara SMA/MA, yang diterbitkan oleh Ditjen PAUD Dikmas
Kemdikbud, 2017” sebagai acuan untuk mengembangkan berbagai perangkat pembelajaran
kesetaraan dan
• Pelaksanaannya dalam proses pembelajaran seper :

102 MODUL PELATIHAN


– Menyusun silabus dan RPP
– Menyusun berbagai acuan/pedoman di antaranya pedoman pengembangan dan pelaksanaan
pembelajaran modul
– Menyusun berbagai bentuk bahan ajar: lembar kerja, modul, buku
– Menyiapkan berbagai alat, media, bahan dan sumber belajar
– Menyusun instrument dan rubric penilaian
• Fasilitator menegaskan bahwa buku kurikulum kesetaraan sebagai acuan utama untuk mengem-
bangkan berbagai perangkat pembelajaran kesetaraan dan pelaksanaannya dalam proses pem-
belajaran
• Fasilitator mempersilakan peserta membaca pedoman pengembangan dan pelaksanaan pembe-
lajaran modul serta memberikan penguatan dan rangkuman materi melalui diskusi dan tanya ja-
wab terhadap buku pedoman
• Fasilitator menyarankan pada peserta untuk membaca kembali materi pela han pada Modul 1
tentang Kontekstualisasi Kurikulum Pendidikan Kesetaraan.

Kegiatan 3

Kerja kelompok: 50 menit


• Fasilitator mengarahkan peserta membentuk kelompok (se ap kelompok terdiri atas 4-5 orang)
berdasarkan mata pelajaran yang sejenis
• Tiap kelompok diminta menganalisis model pengembangan modul dengan kurikulum kesetaraan
yang memuat kompetensi in dan kompetensi dasar, model silabus dan model RPP, serta media,
alat, dan sumber belajar lainnya (menggunakan lembar kerja dari Suplemen 4.1). Aspek yang di-
analisis melipu kesesuaian dan ketepatan isi modul dengan:
– Kondisi dan kapasitas tenaga pendidik dan peserta didik
– Kondisi dan kapasitas sarana, alat, media dan sumber belajar lainnya di satuan pendidikan
– Kompetensi dalam kurikulum, model silabus dan RPP
– Kriteria dan kaidah penulisan modul
– Kelengkapan komponen modul
• Tiap kelompok diminta mempresentasikan hasil analisis model pengembangan modul untuk men-
dapatkan masukan, tanggapan, dan pendapat dari peserta dengan dimoderasi oleh fasilitator yang
konstruk f untuk mempertajam hasil analisis
• Tiap kelompok memperbaiki hasil analisis dan fasilitator memberikan kesimpulan umum hasil dis-
kusi serta penegasan dari kegiatan ini, yaitu:
1. Sebelum memulai pembelajaran, pendidik perlu melakukan analisis kesesuaian atau ketepatan
silabus dan RPP, modul, media, alat, dan sumber belajar lainnya yang disiapkan dengan kurikulum
berdasarkan konteks peserta didik, kapasitas satuan pendidikan dan budaya/kearifan lokal
diperlukan untuk membangun pembelajaran yang bermutu, kontekstual, menarik, efisien dan
efek f sesuai dengan standar nasional pendidikan. Peserta dapat membuka lagi tentang materi
analisis konteks dalam Modul 1 tentang Kontekstualisasi Kurikulum Pendidikan Kesetaraan.
2. Hasil analisis digunakan untuk menyempurnakan, memperkaya, menyesuaikan, mengadaptasi

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 103


silabus dan RPP, modul, media, alat, dan sumber belajar lainnya oleh pendidik untuk digunakan
dalam proses pembelajaran sesuai kebutuhan dan kapasitas peserta didik dan satuan pen-
didikan. Fasiltator menyarankan peserta untuk membaca kembali materi pela han pada Modul
2 tentang Perancangan Pembelajaran untuk Pendidikan Kesetaraan

Kegiatan 4

Presentasi dan kerja kelompok pengembangan modul: 50 menit


• Fasilitator mempresentasikan dan melakukan diskusi dengan peserta tentang penger an, keung-
gulan dan prosedur pengembangan modul (menggunakan suplemen 4.7)
• Peserta membentuk kelompok (se ap kelompok terdiri atas 4-5 orang) berdasarkan mata pelajaran
yang sejenis
• Fasilitator menjelaskan secara rinci tugas ap kelompok dalam prak k menyusun model pengem-
bangan modul dengan tahapan sebagai berikut (menggunakan lembar kerja dari suplemen 4.2) :
– Menghitung perkiraan banyak modul dalam satu tahun untuk satu mata pelajaran/tema
pembelajaran (asumsi: banyak modul dalam satu tahun sekitar 5 modul, satu modul sekitar 30
s.d. 50 halaman, namun ini adalah jumlah perkiraan tergantung pada karakteris k kompetensi
dasarnya)
– Menetapkan tema modul yang relevan dengan kelompok pasangan kompetensi dasar (KD)
sikap, pengetahuan dan keterampilan sehingga nan diperoleh da ar pemetaan KD terhadap
tema. Tema harus kontekstual, kekinian dan menarik.
– Menyusun kerangka modul berdasar kelompok pasangan KD (KD dari KI 3-pengetahuan dan KD
dari KI 4-keterampilan) dengan tema. Kerangka modul terdiri atas:
▪ Kompetensi Dasar
▪ Tema dan subtema. Harus dipas kan tema dan subtema kontekstual, kekinian dan menarik,
serta relavan dengan KD. Tema/subtema dak terlalu luas/generik (sehingga menjadi dak
tajam dan dak menarik), dan dak terlalu sempit (sehingga membatasi fleksibilitas atau
keleluasan dalam pembahasan isi modul, variasi tugas, variasi soal la han dan penerapannya
dalam kehidupan)
▪ Deskripsi materi pada modul
▪ Deskripsi tugas dalam modul. Harus dipas kan tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik
dalam konteks daerahnya, mendukung pencapaian KD
• Tiap kelompok diminta mempresentasikan hasil pengembangan kerangka modul untuk menda-
patkan masukan, tanggapan, dan pendapat dari peserta dengan dimoderasi oleh fasilitator yang
konstruk f untuk mempertajam hasil penyusunan kerangka modul, yaitu:
1. Memas kan, memberi arahan dan mendiskusikan ketepatan dan kesesuain judul tema/subte-
ma dengan perangkat kompetensi dasar dalam kurikulum
2. Judul tema/subtema menarik, terkini, dan kontekstual sesuai dengan kehidupan dan profesi
sehari-hari peserta didik
3. Tugas yang dirancang sederhana, bisa dilakukan peserta didik, dan mendukung pencapaian
kompetensi dasar dalam kurikulum

104 MODUL PELATIHAN


• Tiap kelompok memperbaiki hasil penyusunan kerangka modul dan fasilitator memberikan ke-
simpulan umum hasil diskusi ini
• Fasili or meminta ap kelompok melanjutkan prak k menyusun model pengembangan modul
sesuai dengan kriteria/standar dan kaidah penulisan modul (menggunakan lembar kerja dari
suplemen 4.3), ketentuan dan tahapan sebagai berikut.:
– Mengacu pada kerangka modul yang telah disusun
– Mencari dan mengumpulkan berbagai referensi sebagai sumber penyusunan modul seper
ar kel, buku teks pelajaran, buku pendamping dan buku lainnya
– Strategi dan pengelolaan praktek menulis modul dapat dipilih oleh kelompok
– Kelengkapan penulisan modul sesuai dengan komponen dari sistema ka modul yang disepaka
• Tiap kelompok diminta mempresentasikan hasil penyusunan model pengembangan modul untuk
mendapatkan masukan, tanggapan, dan pendapat dari peserta dengan dimoderasi oleh fasilitator
yang konstruk f untuk mempertajam hasil penyusunan modul. Bu r yang perlu menjadi perha an
adalah:
– Kesesuaian dengan kurikulum, silabus dan RPP
– Kesesuaian dengan kerangka modul
– Kelengkapan komponen modul sesuai dengan kriteria/standar dan kaidah penulisan modul
– Kebenaran konsep, ketepatan penyajian, penggunaan bahasa dan penggunaan kegrafikaan dari
uraian, tugas, soal la han, soal evaluasi, rubric rubrik penilaian pada modul dikaitkan dengan
usia dan sasaran pembaca modul, kondisi dan kapasitas peserta didik
• Tiap kelompok memperbaiki hasil penyusunan modul dan fasilitator memberikan kesimpulan
umum hasil diskusi ini

Kegiatan 5

Prak k pembelajaran modul dan memilih modul yang baik : 60 menit


• Fasilitator mempresentasikan (menggunakan suplemen 4.7), melakukan diskusi dan menyimpulkan
dengan peserta berbagai strategi pembelajaran modul dalam bentuk:
– Pengelolaan kelompok belajar: tatap muka, tutorial dan belajar mandiri
– Media pembelajaran: pembelajaran modul secara daring (menggunakan internet) dan luring
( dak menggunakan internet)
• Fasilitator membagi peserta ke dalam ga kelompok besar, yaitu kelompok I, II, dan III untuk
mempraktekkan pembelajaran modul dari modul yang tersedia dengan tahapan sebagai berikut.
– Kelompok I dibagi menjadi sub-sub kelompok I berdasarkan mata pelajaran yang sejenis. Se ap
subkelompok I terdiri atas 4-5 orang untuk melaksanakan tugas (menggunakan lembar kerja
dari suplemen 4.4):
▪ Menyusun bahan ajar (lembar kerja atau lainnya) dan perangkat lainnya untuk digunakan
dalam praktek pembelajaran modul melalui tatap muka (seper yang terjadi di pendidikan
formal)
▪ Mempraktekkan pembelajaran modul berdasarkan modul yang dipilih dan perangkat
belajar yang telah dibuat

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 105


▪ Fasilitator mengama praktek pembelajaran modul oleh se ap subkelompok I. Aspek yang
diama :
» Kegiatan awal
» Kegiatan in
» Kegiatan penutup
Pengamatan difokuskan pada penerapan pembelajaran sain fik yang berbasis ak fitas.
▪ Fasilitator memimpin diskusi untuk mendapatkan masukan, tanggapan, dan pendapat kon-
struk f dari peserta mengenai penampilan praktek pembelajaran subkelompok I. Fasilitator
merangkum dan mempertajam semua masukan
– Kelompok II dibagi menjadi sub-sub kelompok II berdasarkan mata pelajaran yang sejenis.
Se ap subkelompok II terdiri atas 4-5 orang untuk melaksanakan tugas (menggunakan lembar
kerja dari suplemen 4.5):
▪ Menyusun bahan ajar (lemar kerja atau lainnya) dan perangkat lainnya untuk digunakan
dalam praktek pembelajaran modul melalui tutorial (kombinasi tatap muka dan mandiri)
▪ Mempraktekkan pembelajaran modul berdasarkan modul yang dipilih dan perangkat
belajar yang telah dibuat
▪ Fasilitator mengama praktek pembelajaran modul oleh se ap subkelompok II. Aspek yang
diama :
» Pelaksanaan tugas kepada peserta didik untuk mengukur pencapaian atau penguasaan
materi tertentu yang dipelajari peserta didik melalui belajar mandiri
» Kegiatan tutorial
Pengamatan difokuskan pada penerapan pembelajaran sain fik yang berbasis ak fitas.
▪ Fasilitator memimpin diskusi untuk mendapatkan masukan, tanggapan, dan pendapat
konstruk f dari peserta mengenai penampilan praktek pembelajaran subkelompok II.
Fasilitator merangkum dan mempertajam semua masukan
– Kelompok III dibagi menjadi sub-sub kelompok III berdasarkan mata pelajaran yang sejenis.
Se ap subkelompok III terdiri atas 4-5 orang untuk melaksanakan tugas (menggunakan lembar
kerja dari suplemen 4.6):
▪ Menyusun bahan ajar (lembar kerja atau lainnya) dan perangkat lainnya untuk digunakan
dalam praktek pembelajaran modul secara mandiri
▪ Mempraktekkan pembelajaran modul berdasarkan modul yang dipilih dan perangkat
belajar yang telah dibuat
▪ Fasilitator mengama praktek pembelajaran modul oleh se ap subkelompok II. Aspek yang
diama :
» Pelaksanaan tugas kepada peserta didik untuk mengukur pencapaian atau penguasaan
materi tertentu yang dipelajari peserta didik melalui belajar mandiri
▪ Fasilitator memimpin diskusi untuk mendapatkan masukan, tanggapan, dan pendapat
konstruk f dari peserta mengenai penampilan praktek pembelajaran subkelompok III.
Fasilitator merangkum dan mempertajam semua masukan
• Fasilitator melakukan diskusi dan menyimpulkan dengan peserta berbagai strategi dalam memilih
modul yang baik. Aspek yang dikaji melipu :
– Kebenaran isi modul
– Penyajian isi modul

106 MODUL PELATIHAN


– Bahasa yang digunakan dalam modul
– Kegrafikaan dari fisik modul
• Fasilitator membagi kelompok berdasarkan mata pelajaran sejenis ( ap kelompok terdiri atas 4-5
orang) Tiap kelompok diminta untuk mengkaji, menelaah dan menganalisis beberapa modul untuk
dinilai dan alasannya berdasarkan aspek berikut:
– Kebenaran isi modul
– Penyajian isi modul
– Bahasa yang digunakan dalam modul
– Kegrafikaan dari fisik modul
• Tiap kelompok diminta mempresentasikan hasil telaah/penilaian modul untuk mendapatkan
masukan, tanggapan, dan pendapat dari peserta dengan dimoderasi oleh fasilitator yang konstruk f
untuk mempertajam hasil telaah modul.
• Fasilitator memberikan kesimpulan umum hasil diskusi dalam memilih modul yang baik melipu :
– Sesuai dengan kurikulum
– Ruang lingkup dan urutan penyajian
– Konsep yang tepat dan akurat
– Keterbacaan penyajian
– Tugas, soal dan la han bervariasi, kontekstual dan jelas

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 107


Suplemen 4.1

Format analisis kurikulum, silabus dan RPP, modul, media, alat, dan sumber belajar lainnya
Kesesuaian dengan Media, Alat, dan Saran
Sumber Belajar Lain
No Komponen Modul KD Silabus RPP Sesuai Sesuai
Kurikulum dengan dengan
Peserta Satuan
Didik Pendidikan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Pengantar
2 Tujuan
3 Petunjuk
penggunaan
4 Tes/penilaian awal
5 Unit pembelajaran
a. Uraian
b. Tugas
c. Soal la han
6 Sarana, media, alat,
sumber belajar
7 Penilaian akhir dan
rubrik penilaian

Petunjuk pengisian:
• Kolom 1 dan 2 : jelas
• Kolom 3, 4, 5, 6, 7 : diisi dengan tanda ceklis (V) apabila sesuai dan tanda strip (-) jika -
dak sesuai
• Kolom 8 : diisi saran yang de l untuk memperbaiki komponen modul

108 MODUL PELATIHAN


Suplemen 4.2
Format analisis penyusunan kerangka modul
No Kompetensi Dasar Tema Subtema Materi Tugas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Petunjuk pengisian:
• Kolom 1 : jelas
• Kolom 2 : diisi kelompok pasangan KD sikap, pengetahuan dan keterampilan
• Kolom 3 dan 4 : diisi tema dan subtema yang bersifat kontekstual, kekinian dan menarik
serta relevan dengan KD
• Kolom 5 : diisi rincian materi yang perlu diberikan dalam modul untuk mencapai KD
• Kolom 6 : diisi uraian/rincian tugas yang bisa dikerjakan dan sesuai kapasitas pe-
serta didik serta kontekstual untuk mendukung pencapaian KD

Suplemen 4.3

Format analisis model pengembangan modul


No Aspek Telaah Lengkap/Tak Lengkap Saran Perbaikan
(1) (2) (3) (4)
1 Relevansi dengan kerangka
modul
2 Referensi yang termuat
dalam modul
3 Relevansi dengan
kurikulum, silabus dan RPP
4 Kelengkapan komponen
modul
5 Kebenarasn isi modul
6 Ketepatan penyajian
7 Penggunaan bahasa
8 Kegrafikaan modul

Petunjuk pengisian:
• Kolom 1 dan 2 : jelas
• Kolom 3 : diisi dengan tanda ceklis (V) jika lengkap dan tanda strip (-) jika dak
lengkap
• Kolom 4 : diisi saran yang rinci untuk ap aspek modul yang telah disusun

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 109


Suplemen 4.4

Format analisis praktek pembelajaran modul melalui tatap muka


No Aspek Telaah Saran Perbaikan
(1) (2) (3)
1 Kegiatan awal
a. Memberikan mo vasi
b. Menarik
2 Kegiatan in
a. Tema/materi pembelajaran
b. Ak fitas pembelajaran
c. Penilaian pembelajaran
3 Kegiatan penutup
a. Penyimpulan
b. Umpan balik/ ndak lanjut

Petunjuk pengisian:
• Kolom 1 dan 2 : jelas
• Kolom 3 : diisi saran yang rinci untuk ap aspek pembelajaran yang dipraktekkan

Suplemen 4.5

Format analisis praktek pembelajaran modul melalui tutorial


No Aspek telaah Saran perbaikan
(1) (2) (3)
1 Evaluasi capaian tugas mandiri
a. Materi evaluasi/tugas
b. Pelaksanaan penilaian
2 Pelaksanaan tutorial
a. Interaksi
b. Ak fitas tutorial

Petunjuk pengisian:
• Kolom 1 dan 2 : jelas
• Kolom 3 : diisi saran yang rinci untuk ap aspek pembelajaran tutorial

110 MODUL PELATIHAN


Suplemen 4.6

Format analisis praktek pembelajaran mandiri


No Aspek telaah Saran perbaikan
(1) (2) (3)
1 Evaluasi capaian tugas mandiri
a. Materi evaluasi/tugas
b. Pelaksanaan penilaian

Petunjuk pengisian:
• Kolom 1 dan 2 : jelas
• Kolom 3 : diisi saran yang rinci untuk ap aspek pembelajaran tutorial

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 111


Suplemen 4.7

Bahan Presentasi “Pengembangan dan Strategi Pembelajaran Modul,


Ditjen PAUD Dikmas Kemdikbud, 2018”

112 MODUL PELATIHAN


TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 113
Suplemen 4.7

Ringkasan Buku “Pedoman Pengembangan dan Pembelajaran Modul, Direktorat Pembinaan


Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Ditjen PAUD Dikmas Kemdikbud, 2018”

1. Kerangka pikir pengembangan kurikulum


a. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, serta dikembangkan dengan prinsip di-
versifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, kekhasan dan potensi daerah, dan peserta
didik.
b. Kurikulum dikembangkan terutama mengacu pada standar kompetensi lulusan (SKL),
standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan, selain mengacu standar-
standar lainnya.

Standar
Kompetensi Lulusan

Standar Standar Sarana


Pembiayaan dan Prasarana

Standar Pendidik Standar


dan Tenaga Pengelolaan
Kependidikan

Standar Isi Standar Proses Standar Penilaian

Kurikulum Nasional:
Kompetensi In
Kompetensi dasar

Perencanaan Pembelajaran:
Kurikulum Daerah/ - Silabus
Muatan Lokal - Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
- Bahan Ajar: Buku Teks,
Modul, Lembar Kerja
Kurikulum Tingkat - Media, Alat Sarana dan
Satuan Pendidikan Prasarana Pembelajaran

114 MODUL PELATIHAN


c. Struktur Kurikulum diorganisasikan ke dalam kompetensi in (KI), kompetensi dasar
(KD), muatan pembelajaran atau mata pelajaran dan beban belajar pada se ap satuan
pendidikan dan program pendidikan.
d. KI merupakan ngkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki peserta di-
dik pada se ap ngkat kelas atau program dan menjadi landasan pengembangan KD.
e. KD merupakan ngkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, pengalaman
belajar, atau mata pelajaran.
f. KI dan KD mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan (knowledge), dan kete-
rampilan (skill) yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran,mata pe-
lajaran atau program. Proses pengembangan kurikulum dapat digambarkan sebagai
berikut.
2. Kerangka pikir pengembangan kurikulum kesetaraan
a. Pendidikan kesetaraan dilaksanakan dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang
hayat serta untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada pe-
nguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional.
b. Pelaksanaan pembelajaran kesetaraan menerapkan sistem mul exit-mu entry dengan
pendidikan formal terkait kondisi, dinamika dan kebutuhan peserta didik yang bervariasi
c. Strategi pembelajaran kesetaraan lebih tepat menggunakan bentuk modular dan te-
ma k untuk memberikan layanan pendidikan yang fleksibel dan adap f, di mana saja
dan kapan saja, serta berorientasi pada pekerjaan, pemberdayaan dan pengembangan
diri, seper yang dituntut dalam Kualifikasi Kejuruan Nasional Indonesia (KKNI).
d. Hasil pendidikan kesetaraan sebagai salah satu bentuk pendidikan non formal dapat
dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses peni-
laian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Dae-
rah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
e. Kurikulum pendidikan kesetaraan dikembangkan menggunakan prinsip kontekstualisasi
dan diversifikasi dari kurikulum nasional agar memungkinkan penyesuaian program
pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di
daerah.
f. Pendidikan kesetaraan dak hanya berfungsi sebagai penggan , penambah, dan/atau
pelengkap pendidikan formal, tetapi juga sebagai pendidikan alterna f yang dapat
dipilih oleh peserta didik sesuai karakteris k, kondisi dan kebutuhannya. Struktur kuri-
kulum pendidikan kesetaraan dikembangkan seper diagram berikut.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 115


Struktur Kurikulum
Paket ABC
Kesetaraan

Kelompok Kelompok Kelompok Khusus Paket C


Umum Khusus Perminatan Setara SMA

- Dikembangkan - Dikembangkan - Dikembangkan oleh


Paket A: 6 mapel oleh Pusat Daerah/Satuan Pusat
Paket B: 7 mapel - Wajib Diberikan Pendidikan Mengacu - Wajib Diberikan
Paket C: 6 mapel kepada Peserta pada Pedoman yang Sesuai Perminatan
Didik Disusun Pusat Peserta Didik

- Program Pengembangan Diri Perminatan Kelompok Perminatan Kelompok


- Program Pemberdayaan/ Pemberdayaan Keterampilan Matema ka dan Ilmu-ilmu Sosial: 4
Pengembangan Kapasitas Ilmu Alam: 4 Mata Mata Pelajaran
Pelajaran

Keterampilan Keterampilan
Wajib Pilihan Perminatan Kelompok
Ilmu Bahasa dan
- Seni Budaya - Keterampilan Budaya: 4 Mata
- Pendidikan Terser fikasi Pelajaran
Olahraga dan - Keterampilan
Rekreasi non Ser fikasi
- Prakarya

Penjelasan:
1. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada standar pen-
didikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi
serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan merupakan mata pelajaran yang wajib
diberikan untuk semua peserta didik.
2. Kelompok peminatan pada program paket C terbagi menjadi 3 pilihan, yaitu: Peminatan
Matema ka dan Ilmu Alam, Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan Peminatan Ilmu Bahasa
dan Budaya.
3. Kelompok khusus memuat mata pelajaran atau program yang dikembangkan daerah
atau satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteris k pendidikan kese-
taraan. yaitu
a. Program Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan keberdayaan,
harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu mandiri dan berkreasi dalam
kehidupan bermasyarakat. Materi-materi untuk mencapai kompetensi melipu :
Pengembangan diri, pengembangan kapasitas, seni budaya dan prakarya, dan
Pendidikan Olahraga dan Rekreasi.
b. Program Keterampilan merupakan muatan yang memperha kan variasi potensi sumber

116 MODUL PELATIHAN


daya yang ada dan peluang kesempatan kerja yang tersedia, sehingga peserta didik
mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan dan krea vitas dalam
berkarya untuk mengisi ruang publik secara produk f. Keterampilan untuk Paket C terbagi
menjadi dua pilihan, yaitu non ser fikasi dan terser fikasi. Khusus untuk keterampilan
terser fikasi merupakan keterampilan yang dituntut uji kompetensi oleh lembaga yang
berhak di akhir programnya. Alokasi SKK dalam Struktur kurikulum untuk keterampilan
terstruktur/terser fikasi merupakan alokasi waktu untuk penguasaan pengetahuan,
kebutuhan beban belajar untuk prak k disesuaikan dengan jenis keterampilan yang
diambil dan diatur oleh lembaga yang melakukan ser fikasi.
4. Strategi dan pendekatan pembelajaran dapat dirancang secara tema k-terpadu, mo-
dular atau menggunakan pendekatan berbasis mata pelajaran sesuai dengan karak-
teris k dan kebutuhan pendidikan kesetaraan dan peserta didik. Tingkatan pada pen-
didikan kesetaraan adalah sebagai berikut.
a. Muatan dan kompetensi Tingkatan 1/ setara dengan kelas I – III pada jenjang pen-
didikan formal
b. Muatan dan kompetensi Tingkatan 2/ setara dengan kelas IV – VI pada jenjang pen-
didikan formal
c. Muatan dan kompetensi Tingkatan 3/ setara dengan kelas VII – VIII pada jenjang
pendidikan formal
d. Muatan dan kompetensi Tingkatan 4/ setara dengan kelas IX pada jenjang pendidikan
formal
e. Muatan dan kompetensi Tingkatan 5/ setara dengan kelas X – XI pada jenjang pen-
didikan formal
f. Muatan dan kompetensi Tingkatan 6/ setara dengan kelas XII pada jenjang pen-
didikan formal
5. Beban belajar program pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam Satuan Kredit Kom-
petensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
didik dalam mengiku program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek ke-
terampilan, dan/atau kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang
dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri,
atau kombinasi secara proporsional dari ke ganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud
adalah satu jam pembelajaran yaitu sama dengan 35 menit untuk Paket A, 40 menit un-
tuk Paket B, dan 45 menit untuk Paket C.
6. Kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara dengan pendidikan formal
sehingga pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu
dan melalui kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal.
7. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
mencakup konseptualisasi, rincian materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja
operasional dan rumusan kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh pendidik
(teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapaiannya
(measurable dan assessable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai
bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 117


8. Kontekstualisasi dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja,
dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad 21 melalui
pemberdayaan dan pembudayaan pada berbagai ruang-ruang publik yang tersedia di
masyarakat dalam bentuk ak vitas sosial, ekonomi, dan budaya yang bersifat krea f
dan inova f
9. Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan masalah,
tantangan, kebutuhan dan karakteris k pendidikan kesetaraan, yaitu: (1) memas kan
kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi
dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih ope-
rasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek penge-
tahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, se-
hingga dapat menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
alterna f untuk memecahkan masalah sekaligus futuris k dalam peningkatan kualitas
dan pengembangan pendidikan.
3. Kerangka pikir pengembangan silabus dan RPP pembelajaran kesetaraan
a. Perangkat pembelajaran disusun berdasarkan 8 komponen standar nasional pendidikan,
terutama SKL, SI, standar proses, dan standar penilaian serta kurikulum atau kompetensi
in dan kompetensi dasar yang telah dikontekstualisasi untuk pendidikan kesetaraan.
b. Perangkat pembelajaran terdiri atas silabus dan RPP yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana pembelajaran, media dan alat pembelajaran, bahan ajar modul, buku pe-
lajaran, lembar kerja dan sumber belajar lainnya, serta instrument atau alat penilaian
pembelajaran beserta rubric penilaiannya. Alur pengembangan perangkat pembelajaran
adalah sebagai berikut.

Silabus:
Garis Besar Kegiatan
Pembelajaran

RPP:
Rincian Ak fitas
Pembelajaran

Sarana, Prasarana, Bahan Ajar: Buku


Media dan Alat Bantu Pelajaran, Lembar
Pembelajaran Kerja, Modul, dan
Bahan Ajar Lainnya

Sumber
Belajar Lainnya

118 MODUL PELATIHAN


c. Silabus merupakan garis besar rencana ak fitas pembelajaran pada suatu dan/atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang se daknya memuat kompetensi yang
ingin dicapai, pemilihan strategi pembelajaran yang digunakan, pemilihan dan pen-
dayagunaan sumber belajar yang diperlukan serta deskripsi, kriteria atau indikator
yang menunjukkan kompetensi tercapai. Pendidik dapat memperkaya, melengkapi, me-
nyesuaikan atau menyusun silabus sesuai karakteris k dan kapasitas satuan pendidikan.
d. RPP adalah rencana yang menggambarkan secara rinci tahapan, prosedur, pemaduan
dan pengorganisasian ak fitas pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, penge-
tahuan dan keterampilan melalui materi atau tema pembelajaran, yang disusun ber-
dasar silabus dan desain kurikulum. RPP dirancang untuk satu kali atau beberapa kali
pertemuan pembelajaran yang disesuaikan dengan kedalaman materi pembelajaran.
Perangkat kelengkapan yang dak terpisahkan dari RPP adalah sarana, alat dan media
pembelajaran; instrumen dan rubrik/kunci penilaian; serta buku teks, buku referensi,
modul, dan sumber belajar lainnya.
4. Kerangka pikir pengembangan modul kesetaraan
a. Modul merupakan unit lengkap dan berdiri sendiri sebagai suatu “satuan pekerjaan”
(unit of work) dari suatu materi pembelajaran yang disusun secara sistema s, ope-
rasional dan terarah melalui penerapan pembelajaran yang hampir sepenuhnya
mandiri, dak bergantung pada suatu metode pembelajaran apapun dalam rangka pe-
ngembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan tertentu, yang dilengkapi dengan
pedoman penggunaannya.
b. Sebuah modul se daknya mengandung muatan berikut:
1. Uraian yang menjelaskan gambaran isi modul dan mengapa perlu dipelajari. Bagian
ini dapat dicantumkan dalam komponen rasional atau pengantar dari modul.
2. Uraian yang menjelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan dapat peserta didik
setelah mempelajari. Bagian ini dapat dicantumkan dalam komponen tujuan atau
indikator pencapaian dari modul.
3. Uraian yang menjelaskan persyaratan, tata cara, prosedur, strategi, atau petunjuk
menggunakan modul untuk pembelajaran tata muka, tutorial, jarak jauh dan/atau
mandiri, baik dalam bentuk daring (dalam jaringan, online) maupun luring (luar
jaringan, offline) agar peserta didik menguasai materi pembelajaran secara efek f..
Bagian ini dapat dicantumkan dalam komponen petunjuk penggunaan dari modul.
4. Uraian yang berisi kegiatan penilaian (assessment) atau evaluasi untuk menentukan
apakah peserta didik memenuhi atau memiliki persyaratan materi dan kompetensi
yang diperlukan dan harus telah dikuasai sebelum memulai pembelajaran. Bagian
ini dapat dicantumkan dalam komponen tes awal (pretest), tugas, soal atau la han
awal dari modul.
5. Uraian yang berisi kegiatan atau ak fitas pembelajaran yang bersifat tema k dan
induk f dan perlu dilakukan peserta didik dalam bentuk melakukan berbagai tugas
dengan prosedur tertentu secara jelas dan terstruktur untuk mencapai tujuan pem-
belajaran, seper melakukan presentasi; mendemonstrasikan;mensimulasikan;
mencari, mengakses dan membaca untuk mendalami materi/tema tertentu; mela-

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 119


kukan penyelidikan (inves gasi); mengobservasi; mempraktekkan; merancang dan
melakukan percobaan; berdiskusi; merancang dan melaksanakan tugas proyek; dan
menyelesaikan masalah, baik yang dilaksanakan secara mandiri ataupun dilakukan
dalam bentuk m kerja/kerja kelompok. Bagian ini dapat dicantumkan dalam
komponen kegiatan pembelajaran atau unit pembelajaran dari modul.
6. Uraian yang menjelaskan sarana, prasarana, media, alat, bahan ajar dan sumber
belajar lainnya yang perlu disiapkan atau disediakan oleh peserta didik secara
individu atau kelompok untuk meningkatkan wawasan, pemahaman, penguasaan
dan pendalaman materi modul oleh peserta didik dalam bentuk mempraktekkan,
simulasi, observasi, percobaan, wawancara, pengukuran, presentasi, pengumpulan
data, atau bentuk ak fitas pembelajaran lainnya. Bagian ini dapat dicantumkan
dalam komponen sarana, prasarana, media, alat, bahan ajar, dari modul.
7. Uraian yang berisi kegiatan peserta didik untuk mereview, memeriksa atau mengecek
perkembangan atau kemajuan belajar dalam bentuk pelaksanaan tugas atau la han
soal sehingga dapat digunakan sebagai feed back (balikan) untuk memperbaiki gaya
dan metode proses belajar agar lebih efek f dan efisien. Bagian ini dapat dican-
tumkan dalam komponen penilaian diri, evaluasi diri (self evalua on), atau tugas/
la han, dari modul.
8. Uraian yang berisi kegiatan peserta didik untuk memeriksa atau mengecek apakah
tujuan pembelajaran modul telah tercapai sesuai dengan kriteria pencapaian dan
rubrik penilaian yang ditetapkan. Bagian ini dapat dicantumkan dalam komponen
penilaian akhir, evaluasi akhir, tes akhir (post test), dari modul.
c. Modul dapat pula dilengkapi dan diperkaya dengan pembahasan evaluasi, da ar pus-
taka, referensi, dan komponen lainnya, sesuai dengan kebutuhan dan karakteris k sa-
saran pengguna modul.
d. Modul dapat pula digunakan sebagai salah acuan untuk menyusun perencanaan dan
melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian pembelajaran, serta kelengkapan
pembelajaran lainnya.
e. Prosedur pengembangan modul yang baik, minimal memuat tahapan berikut.
1. Perencanaan.
a. Iden fikasi dan analisis kontekstual kebutuhan materi pembelajaran yang dikait-
kan dengan kondisi, potensi, minat dan bakat, kapasitas, dan karakteris k sa-
saran pengguna modul (peserta didik) serta analisis karakteris k social, budaya,
ekonomi dan daerahnya.
b. Hasil analisis digunakan untuk menentukan model dari modul yang akan disusun
dengan penggunanya seper ngkat dan rumusan tujuan pembelajaran; cakup-
an dan keluasan dari tes awal; petunjuk modul yang lebih operasional; ben-
tuk dan jenis kegiatan/tugas serta kerincian soal dan la han; bentuk dan jenis
sarana, prasarana, media, alat, bahan ajar dan sumber belajar lainnya yang perlu
disiapkan, bentuk, jenis dan teknik evaluasi yang digunakan.
2. Penulisan dan ujicoba modul.
a. Penyiapan berbagai referensi yang diperlukan (kurikulum, silabus dan/atau

120 MODUL PELATIHAN


RPP, buku refeensi, buku teks, buku lainnya), penyusunan kerangka/sistema ka
modul
b. Mengatur urutan materi
c. Menulis modul
d. Penulisan penilaian/evaluasi
e. Ujicoba diperlukan untuk memas kan akurasi dari sisi isi, penyajian, bahasa dan
kegrafikaan dari modul serta dari segi e ka, moral dan agama.
1. Review oleh ahli/pakar/prak si/rekan sejawat
2. Ujicoba dalam bentuk diimplementasikan dan dipraktekkan secara terbatas da-
lam proses pembelajaran. Hasil penulisan dan ujicoba digunakan untuk merevisi
modul
3. Revisi modul
5. Kerangka pikir pembelajaran modul kesetaraan
a. Pembelajaran modul memiliki beberapa keunggulan seper :
1. Lebih ekonomis tanpa harus melalui tatap muka secara teratur karena kondisi geo-
grafis, sosial ekonomi, dan situasi masyarakat
2. Peserta didik dapat mempelajari modul sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan
mereka sendiri
3. Peserta didik dapat belajar tanpa harus mengganggu jadwal tugas dan tanggungja-
wabnya sehari hari
4. Modul dapat digunakan secara individual, kelompok kecil, maupun kelompok yang
lebih besar
5. Modul memiliki fleksibilitas dalam implementasi dengan beragam bentuk
6. Dengan modul, memungkinkan peserta didik dapat mengontrol pembelajarnnya
7. Peserta didik diberikan tanggungjawab yang lebih besar untuk belajar
b. Prosedur pembelajaran modul
1. Melakukan pemetaan melalui iden fikasi dan analisis berdasarkan pada perilaku
dan kapasitas yang masuk pada peserta didik;
2. Merencanakan bentuk pengelolaan dan kegiatan pembelajaran modul berdasarkan
pada perilaku dasar dan kebutuhan peserta didik seper membuat gradasi ngkat
kompleksitas dan kesulitan muatan pembelajaran secara ha -ha , memberikan
ruang yang cukup untuk perbedaan individu, dan memberikan pembelajaran sesuai
dengan progresnya.
c. Prinsip dan kriteria pembelajaran modul
1. Ukuran ngkat pencapaian prestasi belajar ditentukan berdasarkan kriteria keber-
hasilan yang mengacu pada standar yang ditetapkan pada kurikulum
2. Untuk mengukur ngkat penguasaan atau ketuntasan belajar, dilakukan tes forma f
untuk se ap bagian kecil proses pembelajaran dan sesering mungkin dilakukan per-
baikan pengajaran agar tercapai ketuntasan belajar yang diinginkan.
3. Pengorganisasian waktu dan sumberdaya dikelola langsung oleh peserta didik dan
tutor sebagai fasilatator kegiatan belajar melalui kontrak belajar
4. Program pembelajaran disusun mengiku hirarki atau tema pembelajaran sesuai

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 121


dengan jenis modul
5. Peserta didik perlu menguasai materi dan kompetensi yang dituntut dalam modul
sesuai kriteria yang ditetapkan dalam kontrak belajar sebelum berpindah ke hirarki
atau tema pembelajaran yang baru
6. Remedial atau pembelajaran korek f dilakukan untuk peserta didik yang belum me-
nguasai materi tertentu, dan dilaksanakan secara kelompok atau individual
7. Peserta didik belum mempelajari kompetensi berikutnya, apabila kompetensi se-
belumnya belum tercapai
8. Waktu untuk mencapai kompetensi tertentu bervariasi untuk se ap peserta didik
9. Penilaian berbasis individu atau kelompok belajar. Penilaian kelompok belajar, diag-
nos k, tes tulis, dan praktek dapat dilakukan untuk mengukur ketuntasan belajar
dan dapat dilakukan secara mandiri.
d. Prinsip dan kriteria penilaian pembelajaran modul
1. Sahih (valid), berar alat dan teknik penilaian harus sesuai dengan karakteris k
kompetensi atau mencerminkan kemampuan yang diukur, yaitu menggunakan
teknik penilaian bervariasi yang dapat berupa penilaian tertulis, lisan, unjuk kerja,
projek, pengamatan/observasi, dan penilaian diri.
2. Objek f, berar penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria pencapaian kom-
petensi yang jelas, dak dipengaruhi subjek vitas penilai.
3. Adil, berar penilaian dak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
is adat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berar penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berar prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan ke-
putusan dapat diketahui oleh warga belajar, pengawas, maupun pihak lain yang ber-
kepen ngan
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berar penilaian oleh pendidik mencakup se-
mua aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan
peserta didik.
7. Sistema s, berar penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan meng-
iku langkah-langkah baku penilaian mulai dari penyusunan kisi-kisi, penyusunan
instrumen, penyusunan rubrik penilaian, pelaksanaan dan skoring penilaian, dan
pelaporan hasil sesuai standar kompetensi lulusan
8. Beracuan patokan atau kriteria, berar hasil atau capaian kompetensi didasarkan
pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan. Kemampuan peserta didik dak dibandingkan terhadap kelompoknya,
tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan mini-
mal, yang ditetapkan oleh kelompok belajar
9. Akuntabel, berar penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.

122 MODUL PELATIHAN


10. Eduka f, berar penilaian dilakukan untuk kepen ngan dan kemajuan pendidikan
peserta didik
e. Prinsip dan kriteria memilih modul
1. Sesuai dengan kurikulum
Isi modul hendaknya sesuai dengan tujuan yang tertuang dalam kurikulum, yaitu:
mencakup semua kompetensi yang dituntut dalam kurikulum, pembahasan dan tu-
gas dalam modul komprehensif (lengkap dan menyeluruh) serta mendukung tujuan
dari kurikulum, dan
2. Ruang lingkup dan urutan
Penyajian sesuai dengan rambu-rambu dalam kurikulum, dapat diterima secara pe-
dagogik (dari dikenal ke tak dikenal, sederhana ke kompleks, konkrit ke abstrak, mu-
dah ke sulit) dan andragogik (isi bahasan dan tugasnya memberi kesempatan pada
peserta didik untuk memilih alterna f keputusan terbaik, serta perpindahan pem-
bahasan antar topik bersifat kohesif ( dak senjang atau melompat).
3. Tepat dan akurat
Fakta, konsep, dan definisi yang tertuang dalam modul disajikan dan diuraikan se-
cara tepat, aktual dan relevan (sesuai dengan situasi, kondisi, dan konteks dari latar
belakang peserta didik) serta terkini ( dak kedaluwarsa). Penjelasan konsep di-
berikan secara utuh ( dak secara parsial).
4. Keterbacaan penyajian
Penyajian bahasan hendaknya menggunakan bahasa yang lugas, komunika f, dan
efek f. Penyajian konsep-konsep diperjelas dengan gambar, tabel, rumus, cerita,
ilustrasi dan grafik.
Bahasanya menggunakan gaya penulisan yang nara f, akrab, dak resmi, menggu-
nakan pertanyaan terbuka, serta menggunakan bahasa, is lah, perbendaharaan,
dan konsep yang digunakan sesuai dan dikenal peserta didik, serta menggunakan
kalimat pendek dan sederhana
5. Tugas, soal dan la han
Modul hendaknya memuat tugas, soal, dan la han dengan jumlah proporsional
dan beragam serta relevan dan kontekstual. Se ap tugas menggunakan instruksi
yang jelas, bersifat guidance atau memberi petunjuk agar merancang kegiatan (pe-
nyiapan bahan, merakit kegiatan, mengama , dan mendapat kesimpulan), bukan
dalam bentuk ‘intruksi kegiatan seper resep’, serta bersifat menantang dan
waktunya memungkinkan dilaksanakan oleh peserta didik.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 123


Pustaka Acuan
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana terakhir diubah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidikan;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi
In dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan
Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 86 tahun 2014 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 42 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Keaksaraan Lanjutan
h ps://ramlannarie.wordpress.com/2011/10/22/buku-teks-pelajaran-dan-peranannya/
h ps://khoirawa dempo.wordpress.com/2012/03/13/tentang-buku-ajar/
http://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-kelebihan-kelemahan-modul-
pembelajaran.html
h p://murihwidodo.blogspot.co.id/2014/06/belajar-membuat-diktat.html

124 MODUL PELATIHAN


MODUL 5

PENILAIAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KESETARAAN

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 125


UNIT 5.1

KONSEP PENILAIAN

M endengar kata penilaian yang ada dibenak kita adalah serangkaian tes untuk mengukur
pembelajaran yang telah dilakukan. Ini dikarenakan penilaian selama ini iden k dengan tes atau
ulangan. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan penilaian? Apakah tujuan melakukan penilaian?
Apakah untuk melakukan penilaian harus melakukan serangkaian tes (tertulis)? Siapa yang berhak
melakukan penilaian? Bagaimana melakukan penilaian yang efek f? dan Bagaimana melaporkan hasil
penilaian?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan dijawab melalui bahasan dalam 3 unit dari modul Penilaian
Hasil Belajar, yaitu Konsep Penilaian, Menyusun dan Melaksanakan Penilaian, dan Pelaporan Hasil
Penilaian. Modul ini terkait dengan modul 2 “Perancangan Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan” dan
Modul 1 “Kontekstualisasi Pendidikan Kesetaraan”. Penilaian pada pendidikan kesetaraan diharapkan
dapat mengukur pembelajaraan pendidikan kesetaraan yang telah dilakukan sesuai dengan tuntutan
kurikulum dan tujuan pendidikan kesetaraan yang menjadi kebijakan nasional.
Penilaian pada pendidikan kesetaraan program
paket A, paket B, dan paket C dilakukan dimak-
sudkan untuk memas kan bahwa capaian
peserta didik se ap program sudah se-
suai dengan yang diharapkan. Untuk
itu, penilaian dijadikan sebagai
dasar bagi pendidik, satuan pen-
didikan, maupun pemerintah
memas kan hal itu. Sehingga
penilaian pada pendidikan ke-
setaraan harus disertai dengan
buk bahwa penilaian telah
dilakukan untuk mengukur
pembelajaran pendidikan ke-
setaraan yang telah dilakukan.
Oleh karena itu pemaham-
an tentang konsep penilaian
hasil belajar pada pendidikan
kesetaraan menjadi pen ng untuk diuraikan pada unit ini. Konsep penilaian hasil belajar terdiri atas
pembahasan penger an, pendekatan dan prinsip penilaian hasil belajar. Di samping dijelaskan kon-
septualisasi penilaian hasil belajar, juga akan dibahas kedudukan pen ng penilaian dalam pendidikan
kesetaraan.

126 MODUL PELATIHAN


Tujuan

Setelah mengiku unit ini diharapkan dapat:


a. Memahami maksud dan tujuan melakukan penilaian
b. Mengetahui pihak-pihak yang melakukan penilaian dan kontribusinya bagi pendidikan kesetaraan
c. Mengetahui hal-hal yang harus diperha kan dalam melakukan penilaian
d. Memahami aspek penilaian pada pendidikan kesetaraan.

Waktu

45 menit

Pokok Bahasan

a. Penger an penilaian hasil belajar.


b. Pihak-pihak yang melakukan penilaian
c. Prinsip, strategi, dan teknik penilaian

Perlengkapan

a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah.
c. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Pendidikan Kesetaraan.
d. Bahan tayang dan infokus

Kegiatan 1

Membaca dokumen: 25 menit


Peserta membaca dokumen:
a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah.
b. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Pendidikan Kesetaraan.
c. Suplemen 5.1. Konsep Penilaian
Selanjutnya peserta diminta untuk membuat catatan terhadap hal-hal yang mereka anggap pen ng

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 127


dan belum dipahami. Catatan ini akan menjadi bahan untuk diskusi pada saat penugasan 2 dan juga
menjadi perha an pada saat menyusun penilaian pada unit 5.2.

Kegiatan
  2

Diskusi: 20 menit
Fasilitator meminta peserta untuk membuka catatan hasil penugasan pada kegiatan 1. Selanjutnya
fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan pertanyaan berikut.
1. Mengapa perlu dilakukan penilaian pada pendidikan kesetaraan?
2. Apa yang menjadi kekhasan penilaian pada pendidikan kesetaraan?

128 MODUL PELATIHAN


Suplemen 5.1.1

Konsep Penilaian Konsep Penilaian

Penilaian Dilakukan Oleh

Pendidik Ulangan, Ujian


Modul, Portofolio Nilai
di Ijazah

Satuan Pendidikan USBN Menentukan


Kelulusan

Nilai
Pemerintah UN Tidak di SHUN
Menentukan
Kelulusan

P ada satuan pendidikan dasar dan menengah, termasuk Paket A, Paket B dan Paket C,
penilaian hasil belajar terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik (tutor) pada pendidikan kesetaraan dapat berupa
ulangan, ujian modul dan portofolio. Nilai ulangan dan ujian modul menjadi nilai semester
dan dituangkan dalam laporan hasil belajar semester. Nilai rata-rata rapor semester menjadi
nilai derajat kompetensi yang dicantumkan dalam kolom halaman belakang ijazah pendidikan
kesetaraan.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan sejak tahun pelajaran 2017/2018 dilaksanakan
dalam bentuk ujian sekolah berstandar nasional (USBN). Hasil USBN menentukan kelulusan
peserta didik. Nilai USBN tercantum dalam halaman belakang ijazah.
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilaksanakan dalam bentuk ujian nasional. Hasil
ujian nasional dak menentukan kelulusan. Nilai ujian nasional dicantumkan dalam Ser fikat
Hasil Ujian Nasional (SHUN).
Fasilitator menayangkan contoh format ijazah pendidikan yang memuat nilai rata-rata rapor
(penilaian hasil belajar oleh pendidik), nilai UPK/ujian pendidikan kesetaraan yang memuat
nilai USBN ((penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan) dan SHUN yang memuat nilai ujian
nasional (penilaian hasil belajar oleh pemerintah).

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 129


Modul ini lebih difokuskan pada pembahasan penilaian hasil belajar oleh pendidik, dan
sekilas penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan.

A. Penger an Penilaian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pen-
capaian hasil belajar peserta didik. Pelaksanaan penilaian peserta didik pendidikan ke-
setaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C mengacu pada standar penilaian pendidikan
dan peraturan-peraturan penilaian lain yang relevan yaitu kriteria mengenai lingkup, tujuan,
manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik
yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik.
Berkaitan dengan penilaian terdapat beberapa hal yang perlu diperha kan antara lain
sebagai berikut.
1. Penilaian yang dilakukan oleh tutor pendidikan kesetaraan hendaknya dak hanya peni-
laian atas pembelajaran (assessment of learning), melainkan juga penilaian untuk pem-
belajaran (assessment for learning) dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as
learning).
2. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar (KD) pada
Kompetensi In (KI), yaitu KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4.
3. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu penilaian yang membandingkan capaian
peserta didik dengan kriteria kompetensi yang ditetapkan. Hasil penilaian seorang
peserta didik, baik forma f maupun suma f, dak dibandingkan dengan hasil peserta
didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang ditetapkan.
Kompetensi yang ditetapkan merupakan ketuntasan belajar minimal yang disebut juga
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
4. Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan, ar nya semua indikator diukur,

130 MODUL PELATIHAN


kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dan yang belum dikuasai
peserta didik, serta untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik.
5. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan ndak lanjut, berupa program remedial
bagi peserta didik dengan pencapaian kompetensi di bawah ketuntasan dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan. Hasil penilaian juga
digunakan sebagai umpan balik bagi tutor pendidikan kesetaraan untuk memperbaiki
proses pembelajaran.

B. Pendekatan Penilaian Pendidikan Kesetaraan


Dalam perkembangannya penilaian dak hanya mengukur hasil belajar, namun yang lebih
pen ng adalah bagaimana penilaian mampu meningkatkan kompetensi peserta didik da-
lam proses pembelajaran. Oleh karena itu penilaian perlu dilaksanakan melalui melalui ga
pendekatan, yaitu penilaian atas pembelajaran (assessment of learning), penilaian untuk
pembelajaran (assessment for learning), dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment
as learning). Penilaian atas pembelajaran dilakukan untuk mengukur capaian peserta didik
terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Penilaian untuk pembelajaran memungkinkan
tutor pendidikan kesetaraan menggunakan informasi kondisi peserta didik untuk
memperbaiki pembelajaran, sedangkan penilaian sebagai pembelajaran memungkinkan
peserta didik melihat capaian dan kemajuan belajarnya untuk menentukan target belajar.
Penilaian atas pembelajaran (assessment of learning) merupakan penilaian yang dilak-
sanakan setelah proses pembelajaran selesai. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui
pencapaian hasil belajar setelah peserta didik selesai mengiku proses pembelajaran. Berbagai
bentuk penilaian suma f seper ujian akhir semester, Ujian Sekolah Berstandar Nasional, dan
ujian nasional merupakan contoh penilaian atas pembelajaran (assessment of learning).
Penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung dan digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan
proses pembelajaran. Dengan penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning)
tutor pendidikan kesetaraan dapat memberikan umpan balik terhadap proses belajar
peserta didik, memantau kemajuan, dan menentukan kemajuan belajarnya. Penilaian
untuk pembelajaran (assessment for learning) merupakan penilaian proses yang dapat
dimanfaatkan oleh tutor pendidikan kesetaraan untuk meningkatkan kinerjanya dalam
memfasilitasi peserta didik. Berbagai bentuk penilaian forma f, misalnya tugas-tugas di
kelas, presentasi, dan kuis, merupakan contoh penilaian untuk pembelajaran (assessment
for learning).
Penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning) mirip dengan penilaian
untuk pembelajaran (assessment for learning), karena juga dilaksanakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Bedanya, penilaian sebagai pembelajaran (assessment as
learning) melibatkan peserta didik secara ak f dalam kegiatan penilaian. Peserta didik
diberi pengalaman untuk belajar menilai dirinya sendiri atau memberikan penilaian
terhadap temannya secara jujur. Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antarteman
(peer assessment) merupakan contoh penilaian sebagai pembelajaran (assessment as

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 131


learning). Dalam penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning) peserta didik
juga dapat dilibatkan dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/
pedoman penilaian sehingga mereka mengetahui dengan pas apa yang harus dilakukan
agar memperoleh capaian belajar yang maksimal.
Pembelajaran pendidikan kesetaraan dapat dilaksanakan dengan cara tatap muka,
tutorial, mandiri terstruktur, atau dalam jaringan (online). Memperha kan bentuk
pembelajaran pendidikan kesetaraan tersebut maka penilaian lebih ditekankan pada
penilaian atas pembelajaran (assessment of learning). Namun dak menutup kemungkinan
dilaksanakan penilaian penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) dan
penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning).

C. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik Paket A, Paket B, dan Paket C didasarkan pada prinsip-
prinsip sebagai berikut.
1. Sahih, berar penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.
2. Reliabel, berar penilaian didasarkan pada data yang konsisten.
3. Objek f, berar penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, dak dipe-
ngaruhi subjek vitas penilai.
4. Adil, berar penilaian dak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena ber-
kebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat is adat,
status sosial ekonomi, dan gender.
5. Terpadu, berar penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran.
6. Terbuka, berar prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepen ngan.
7. Menyeluruh dan berkesinambungan, berar penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai untuk menilai
perkembangan kemampuan peserta didik.
8. Sistema s, berar penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengiku
langkah-langkah baku.
9. Beracuan kriteria, berar penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.
10. Akuntabel, berar penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi mekanisme,
prosedur, teknik, maupun hasilnya.

D. Penilaian Pendidikan Kesetaraan pada Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan kompetensi dasar (KD)
sebagai kompetensi minimal yang harus dicapai oleh peserta didik. Untuk mengetahui ke-
tercapaian KD, tutor pendidikan kesetaraan harus merumuskan sejumlah indikator sebagai
acuan penilaian dan satuan pendidikan juga harus menentukan ketuntasan belajar minimal
atau kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk memutuskan seorang peserta didik sudah

132 MODUL PELATIHAN


tuntas atau belum. KKM menggambarkan mutu satuan pendidikan, oleh karena itu KKM
se ap tahun perlu dievaluasi dan diharapkan secara bertahap terjadi peningkatan KKM.
1. Aspek karakteris k materi/kompetensi yaitu memperha kan kompleksitas KD dengan
mencerma kata kerja yang terdapat pada KD tersebut dan berdasarkan data empiris
dari pengalaman tutor pendidikan kesetaraan dalam membelajarkan KD tersebut pada
waktu sebelumnya. Semakin nggi aspek kompleksitas materi/kompetensi, semakin
menantang tutor pendidikan kesetaraan untuk meningkatkan kompetensinya.
2. Aspek intake yaitu memperha kan kualitas peserta didik yang dapat diiden fikasi
antara lain berdasarkan hasil ujian nasional pada jenjang pendidikan sebelumnya, hasil
tes awal yang dilakukan oleh satuan pendidikan, atau nilai rapor sebelumnya. Semakin
nggi aspek intake, semakin nggi pula nilai KKM-nya.
3. Aspek tutor pendidikan kesetaraan dan daya dukung antara lain memperha kan
ketersediaan tutor pendidikan kesetaraan, kesesuaian latar belakang pendidikan
tutor pendidikan kesetaraan dengan mata pelajaran yang diampu, kompetensi tutor
pendidikan kesetaraan, rasio jumlah peserta didik dalam satu kelas, sarana prasarana
pembelajaran, dukungan dana, dan kebijakan satuan pendidikan. Semakin nggi aspek
tutor pendidikan kesetaraan dan daya dukung, semakin nggi pula nilai KKM-nya.
KKM dibuat untuk semua mata pelajaran pada se ap semester. Nilai KKM ditulis dalam
dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan disosialisasikan kepada semua
komponen satuan pendidikan.
Selanjutnya beberapa hal yang perlu diperha kan dalam penilaian pendidikan keseta-
raan mengacu pada kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
1. Penilaian yang dilakukan oleh tutor pendidikan kesetaraan hendaknya dak hanya penilaian
atas pembelajaran (assessment of learning), melainkan juga penilaian untuk pembelajaran
(assessment for learning) dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning).
2. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar (KD) pada kom-
petensi in (KI), yaitu KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4.
3. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu penilaian yang membandingkan capaian
peserta didik dengan kriteria kompetensi yang ditetapkan. Hasil penilaian seorang
peserta didik, baik forma f maupun suma f, dak dibandingkan dengan hasil peserta
didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang ditetapkan.
Kompetensi yang ditetapkan merupakan ketuntasan belajar minimal yang disebut juga
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
4. Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan, ar nya semua indikator diukur,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dan yang belum dikuasai
peserta didik, serta untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik.
5. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan ndak lanjut, berupa program remedial
bagi peserta didik dengan pencapaian kompetensi di bawah ketuntasan dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan. Hasil penilaian juga
digunakan sebagai umpan balik bagi tutor pendidikan kesetaraan untuk memperbaiki
proses pembelajaran.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 133


Suplemen 5.1.2

Pihak-Pihak yang Melakukan Penilaian

A. Pelaksanaan Penilaian oleh Pendidik


Penilaian hasil belajar oleh pendidik atau tutor pendidikan kesetaraan dilakukan dalam ben-
tuk penilaian harian, dan penilaian akhir semester. Tutor pendidikan kesetaraan melakukan
penilaian hasil belajar dengan berbasis modular yang diorientasikan pada pencapaian sa-
tuan kredit kompetensi se ap mata pelajaran.
1. Perumusan Indikator
Pelaksanaan penilaian diawali dengan tutor pendidikan kesetaraan merumuskan in-
dikator pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang dijabarkan dari
kompetensi dasar (KD) pada se ap mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi
untuk KD pada KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat ter-
ukur dan/atau diobservasi termasuk pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Peker serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan perumusan indikator sikap
dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2. Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan men-
jadi indikator soal yang diperlukan untuk penyusunan instrumen penilaian. Indikator
tersebut digunakan sebagai rambu-rambu dalam penyusunan bu r soal atau tugas.
Instrumen penilaian memenuhi persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan ba-
hasa. Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai, persyaratan
konstruksi memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digu-
nakan, dan persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar serta
komunika f sesuai dengan ngkat perkembangan peserta didik.
Indikator pencapaian pengetahuan dan keterampilan merupakan ukuran, karak-
teris k, atau ciri-ciri yang menunjukkan ketercapaian suatu KD tertentu dan menjadi
acuan dalam penilaian KD mata pelajaran. Se ap Indikator pencapaian kompetensi dapat
dikembangkan menjadi satu atau lebih indikator soal pengetahuan dan keterampilan.
Sedangkan untuk mengukur pencapaian sikap digunakan indikator penilaian sikap yang
dapat diama .
2. Pelaksanaan Penilaian
a. Penilaian Sikap Spritual
Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dilakukan se ap hari selama pembelajaran
satu semester. Penilaian dilakukan oleh tutor pendidikan kesetaraan kelas, tutor
pendidikan kesetaraan muatan khusus, dan tutor pendidikan kesetaraan mata pe-
lajaran serta peserta didik. Penilaian sikap spiritual di dalam kelas dilakukan oleh
tutor pendidikan kesetaraan mata pelajaran. Sikap peserta didik di luar jam pelajaran
diama /dicatat tutor pendidikan kesetaraan kelas dan tutor pendidikan kesetaraan
muatan khusus. Tutor pendidikan kesetaraan mata pelajaran dan tutor pendidikan

134 MODUL PELATIHAN


kesetaraan muatan khusus, dan tutor pendidikan kesetaraan kelas mencatat perilaku
peserta didik yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku
tersebut terama atau menerima laporan tentang perilaku tersebut.
b. Penilaian Sikap Sosial
Pelaksanaan penilaian sikap sosial dilakukan se ap hari selama pembelajaran satu
semester. Penilaian terutama dilakukan oleh tutor pendidikan kesetaraan kelas,
tutor pendidikan kesetaraan muatan khusus, dan tutor pendidikan kesetaraan
mata pelajaran, sedangkan penilaian diri dan penilaian antarpeserta didik dilakukan
sebagai penunjang. Penilaian sikap sosial dilakukan secara terus-menerus selama
satu semester.
Tutor pendidikan kesetaraan mata pelajaran, dan tutor pendidikan kesetaraan kelas
mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal
segera setelah perilaku tersebut terama atau menerima laporan tentang perilaku
tersebut.
c. Penilaian Pengetahuan
Pelaksanaan penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajar
peserta didik. Penilaian proses dilakukan dalam bentukpenilaian harian melalui tes
tertulis, tes lisan, maupun penugasan. Cakupan penilaian harian melipu seluruh
indikator dari satu kompetensi dasar atau lebih sedangkan cakupan penugasan di-
sesuaikan dengan karakteris k kompetensi dasar.
d. Penilaian Keterampilan
Pelaksanaan penilaian keterampilan dilakukan untuk menilai proses dan hasil be-
lajar peserta didik. Penilaian proses dilakukan melalui penilaian prak k selama pro-
ses pembelajaran. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui penilaian produk,
penilaian proyek, dan penilaian portofolio yang diberikan setelah pembelajaran.
Penilaian keterampilan dapat juga dilakukan melalui penilaian harian sesuai ka-
rakteris k kompetensi dasar.
1) Penilaian kinerja
Pelaksanaan penilaian kinerja ditentukan tutor pendidikan kesetaraan berdasar-
kan tuntutan KD dan dapat dilakukan untuk satu atau beberapa KD. Beberapa
langkah dalam melaksanakan penilaian kinerja melipu :
a) Menjelaskan rubrik penilaian kepada peserta didik sebelum pelaksanaan
penilaian.
b) Memberikan tugas secara rinci kepada peserta didik.
c) Memas kan ketersediaan dan kelengkapan alat serta bahan yang digunakan.
d) Melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan.
e) Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.
f) Melakukan penilaian secara individual.
g) Mencatat hasil penilaian. dan
h) Mendokumentasikan hasil penilaian.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 135


2) Penilaian proyek
Penilaian proyek dilakukan untuk satu atau beberapa KD pada satu mata pela-
jaran atau lintas mata pelajaran. Beberapa langkah dalam melaksanakan peni-
laian proyek:
a) Menjelaskan rubrik penilaian kepada peserta didik sebelum pelaksanaan pe-
nilaian;
b) Memberikan tugas kepada peserta didik;
c) Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas
yang harus dikerjakan;
d) Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan pro-
yek;
e) Memonitor pengerjaan proyek peserta didik dan memberikan umpan balik
pada se ap tahapan pengerjaan proyek;
f) Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian;
g) Memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian kompetensi
minimal;
h) Memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik; dan
i) Mendokumentasikan hasil penilaian.
3) Penilaian portofolio
Penilaian portofolio dilakukan untuk melihat perkembangan pencapaian kompe-
tensi dan capaian akhir serta dapat digunakan untuk mendeskripsikan capaian
keterampilan dalam satu semester. Beberapa langkah dalam melaksanakan pe-
nilaian portofolio:
a) Melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan menilai
pada saat kegiatan tatap muka, tutorial, mandiri terstruktur disesuaikan de-
ngan karakteris k mata pelajaran;
b) Melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria penilaian yang telah
ditetapkan atau disepaka bersama dengan peserta didik;
c) Peserta didik mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan refleksi diri;
d) Mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang telah di-
tentukan;
e) Memberi umpan balik terhadap karya peserta didik secara berkesinambungan
dengan cara memberi keterangan kelebihan dan kekurangan karya tersebut,
dan perbaikannya;
f) Memberi iden tas (nama dan waktu penyelesaian tugas), mengumpulkan
dan menyimpan portofolio masing-masing peserta didik dalam satu map
atau folder;
g) Memberi kesempatan peserta didik untuk memperbaiki karya yang dinilai
belum memuaskan dan perlu perbaikan;
h) Membuat “kontrak” atau perjanjian jangka waktu perbaikan dan penyerahan
karya hasil perbaikan kepada tutor pendidikan kesetaraan;

136 MODUL PELATIHAN


i) Memamerkan dokumentasi kinerja dan atau hasil karya terbaik portofolio
dengan cara menempel di kelas;
j) Mendokumentasikan dan menyimpan semua portofolio ke dalam map yang
telah diberi iden tas masing-masing peserta didik untuk bahan laporan
kepada satuan pendidikan dan orang tua peserta didik;
k) Mencantumkan tanggal pembuatan pada se ap bahan informasi perkem-
bangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu
ke waktu sebagai bahan laporan kepada satuan pendidikan dan/atau orang
tua peserta didik; dan
l) Memberikan nilai akhir portofolio masing-masing peserta didik disertai
umpan balik.

B. Pelaksanaan Penilaian oleh Satuan Pendidikan


Penilaian hasil belajar pendidikan kesetaraan oleh satuan pendidikan dilakukan dalam
bentuk penilaian kenaikan ngkatan dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Ujian
kenaikan ngkatan diselenggarakan oleh satuan pendidikan penyelenggara pendidikan ke-
setaraan. USBN diselenggarakan oleh satuan pendidikan nonformal yang terakreditasi. USBN
merupakan bentuk ujian pendidikan kesetaraan (ujian satuan pendidikan), pelaksanaan
USBN mengiku ketentuan Pedoman Operasional Prosedur yang ditetapkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompe-
tensi peserta didik pada semua mata pelajaran sebagai capaian pembelajaran.
1. Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan sebagai berikut.
a. Menyusun perencanaan penilaian ngkat satuan pendidikan melipu : penilaian
kenaikan derajat, dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional.
b. Penilaian akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester.
Cakupan penilaian melipu seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD
pada semester tersebut.
c. Penilaian kenaikan derajat adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir derajat kom-
petensi. Cakupan penilaian melipu seluruh indikator yang merepresentasikan KD
pada derajat kompetensi yang harus dilalui.
d. Ujian satuan pendidikan adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi pe-
serta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan
atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan
pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah seluruh mata pelajaran kelompok
umum berdasarkan struktur kurikulum pendidikan kesetaraan sesuai dengan jen-
jangnya. Penilaian mata pelajaran kelompok khusus dilakukan pada se ap akhir
porgram mata pelajaran tersebut atau dak dilakukan pada ujian pendidikan ke-
setaran.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 137


e. Menentukan KKM dengan memperha kan standar kompetensi lulusan, karakteris k
peserta didik, karakteris k mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui
rapat tutor pendidikan kesetaraan.
f. Menentukan kriteria kenaikan derajat kompetensi melalui rapat tutor pendidikan
kesetaraan.
g. Menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggu-
nakan sistem kredit semester melalui rapat tutor pendidikan kesetaraan.
h. Menentukan nilai akhir sikap spiritual dan sosial sebagai bahan per mbangan
kelulusan melalui rapat tutor pendidikan kesetaraan.
i. Melaporkan hasil penilaian semua mata pelajaran pada se ap akhir semester ke-
pada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan (rapor).
j. Melaporkan pencapaian hasil belajar ngkat satuan pendidikan kepada dinas ka-
bupaten/kota.
k. Menentukan kriteria kelulusan ujian satuan pendidikan dan kriteria kelulusan dari
satuan pendidikan melalui rapat tutor pendidikan kesetaraan.
l. Menentukan kelulusan peserta didik dari ujian satuan pendidikan sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan
m. Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan
tutor pendidikan kesetaraan sesuai dengan kriteria berikut.
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik.
3) Lulus Ujian Sekolah Berstandar Nasional.
4) Menerbitkan ijazah se ap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan.
2. Prosedur Penilaian Kenaikan Tingkatan dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional
a. Penilaian kenaikan derajat kompetensi dilakukan dengan langkah-langkah:
1) Menyusun kisi-kisi penilaian/ujian;
2) Mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;
3) Melaksanakan penilaian/ujian;
4) Mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kenaikan kelas/kelulusan
peserta didik; dan
5) Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian/ujian.
b. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes prak k atau tes kinerja sesuai dengan
karakteris k mata pelajaran.
c. Instrumen penilaian kenaikan derajat kompetensi dapat dibuat oleh m tutor pen-
didikan kesetaraan atau musyawarah tutor pendidikan kesetaraan mata pelajaran
yang memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa serta memiliki buk
validitas empirik;
d. Ujian kenaikan derajat kompetensi diselenggarakan oleh se ap satuan pendidikan
nonformal penyelenggara pendidikan kesetaraan;
e. Ujian Sekolah Berstandar Nasional yang selanjutnya disebut USBN adalah kegiatan
pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang dilakukan sekolah untuk selu-
ruh mata pelajaran dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk

138 MODUL PELATIHAN


memperoleh pengakuan atas prestasi belajar, kecuali mata pelajaran Muatan Lokal
(Mulok).
f. Kisi-kisi USBN yang mencakup lingkup materi kogni f disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan;
g. Sebanyak 20%-25% bu r soal USBN disiapkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan; kecuali untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Peker di-
siapkan oleh Kementerian Agama;
h. Sebanyak 75%-80% bu r soal disiapkan oleh Forum Tutor Pendidikan Kesetaraan
Nasional/tutor pendidikan kesetaraan dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan Ka-
bupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya;
i. USBN diselenggarakan oleh satuan pendidikan terakreditasi sesuai dengan pro-
gramnya di bawah pengawasan dinas pendidikan kabupaten/kota. Satuan pendidikan
yang belum terakreditasi dak berhak melaksanakan USBN dan secara administrasi
harus menginduk kepada satuan pendidikan lain yang terakreditasi. Penetapan
satuan pendidikan penyelenggara USBN dan satuan pendidikan nonformal yang
menginduk ditetapkan oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota;
j. Pelaksanaan UBSN secara lebih terperinci diatur dalam POS USBN.
k. Hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk nilai,
predikat dan deskripsi pencapaian kompetensi mata pelajaran.
3. Kriteria Kenaikan Derajat
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut.
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam enam semester pada derajat
kompetensi 1 untuk Paket A, empat semester pada derajat kompetensi terakhir
untuk derajat 3 Paket B dan derajat 5 Paket C.
b. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya minimal BAIK yaitu memenuhi indikator
kompetensi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
c. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing nilai penge-
tahuan dan/atau keterampilan di bawah KKM. Apabila ada mata pelajaran yang -
dak mencapai ketuntasan belajar pada semester ganjil dan/atau semester genap,
nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada mata pelajaran yang
sama pada tahun pelajaran tersebut.
d. Satuan pendidikan dapat menambahkan kriteria lain sesuai dengan kebutuhan
masing-masing.
e. Keputusan kenaikan ngkatan bagi peserta didik dilakukan berdasarkan hasil rapat
tutor pendidikan kesetaraan pendidik dengan memper mbangkan kebijakan sa-
tuan pendidikan, seper minimal kehadiran, tata ter b, dan peraturan lainnya yang
berlaku di satuan pendidikan tersebut.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 139


UNIT 5.2

MENYUSUN DAN MELAKSANAKAN PENILAIAN

P engembangan kurikulum pendidikan kesetaraan mengacu pada konsep kurikulum 2013 pendidikan
formal yang menjadi padanannya. Kurikulum pendidikan kesetaraan disusun dan dilaksanakan untuk
mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana yang telah dirumuskan pada
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Kesetaraan. Untuk itu penilaian pada pendidikan kesetaraan
juga harus dapat mengukur pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan setelah
melakukan pembelajaran dalam jaringan atau belajar mandiri.
Modul merupakan bahan ajar utama yang digunakan pada pendidikan kesetaraan. Bagaimana
pembelajaran bebasis modul ini dilakukan (dapat membaca modul 4. Pembelajaran Berbasis Modul)
akan menjadi dasar dalam penyusunan dan pelaksanaan penilaian oleh pendidik, satuan pendidikan,
maupun pemerintah. Penilaian pada pendidikan kesetaraan dak bisa lepas dari modul yang berdampak
pada penetapan kriteria penilaian untuk se ap modul yang juga dikaitkan dengan kompetensi yang
ingin dicapai.
Umumnya penilaian yang dirancang dalam modul lebih menekankan pada aspek pengetahuan
dan keterampilan, sedangkan aspek sikap hanya menjadi penekanan pada mata pelajaran PPKn dan
Agama dan Budi Peker . Untuk itu pendidik perlu merancang bagaimana melakukan penilaian yang
komprehensif untuk semua aspek kompetensi yang diharapkan dengan melengkapi aspek penilaian
yang mungkin belum dirancang dalam modul pembelajaran. Terutama untuk penilaian sikap, mungkin
diperlukan rancangan dan strategi khusus agar potret perilaku peserta didik dapat dinilai dengan baik.

Tujuan

Setelah mengiku unit ini diharapkan dapat:


a. Menyusun penilaian (teknik dan kriteria) sesuai dengan KD yang akan dinilai.
b. Mampu melakukan penilaian dengan objek f dan transparan
c. Mampu menganalisis hasil penilaian untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya

Waktu

105 menit

140 MODUL PELATIHAN


Perlengkapan

a. Teknik penilaian
b. Kriteria penilaian
c. Penilaian berbasis modul

Pokok Bahasan

a. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Pendidikan Kesetaraan.


b. Kontekstualisasi Kurikulum Pendidikan Kesetaraan (dra )
c. Modul Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan
d. Bahan tayang dan infokus

Kegiatan 1

Telaah dokumen: 30 menit


• Peserta diminta untuk melakukan telaah dokumen untuk menentukan indikator penilaian yang akan
dibuat dalam rancangan penilaian dan dilakukan penilaiannya. Dasar peserta untuk menentukan
indikator penilaian:
• Kontekstualisasi Kurikulum Pendidikan Kesetaraan (dra )
• Peserta dapat memilih satu KD berpasangan (KD pengetahuan dan KD keterampilan, kecuali untuk
mapel PPKn terdiri dari KD sikap spiritual, KD sikap sosial, KD pengatahuan, dan KD keterampilan).
Selanjutnya peserta menentukan indikator penilaian berdasarkan KD berpasangan yang dipilih.
• Peserta diminta untuk melihat pembelajaran dan penilaian dari KD berpasangan yang dipilih da-
lam modul pembelajaran. Selanjutnya peserta diminta untuk menganalisis apakah masih ada
indikator penilaian sesuai tuntutan kompetensi dasar yang belum dirancang pembelajaran mau-
pun penilaiannya dalam modul. Bila pembelajaran sudah dirancang, namun penilaian belum, ma-
ka peserta pela han diminta untuk merancang penilaian yang belum dikembangkan. Bila pem-
belajaran dan penilaian belum dirancang, maka peserta pela han dapat memberikan catatan
materi pembelajaran yang kurang dan menyusun penilaian yang sesuai. Terkait dengan pemahaman
pengetahuan dan prak k pengetahuan, perlu juga dirancang sikap apa yang ingin dibangun dan
perlu dipantau pencapaian melalui penilaian.
• Peserta diminta untuk menyusun hasil telaahnya dalam tabel berikut.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 141


Tabel 1
Penyusunan Indikator Penilaian
Mata Pelajaran :
Tingkatan :

Komptensi Dasar Indikator Penilaian Penilaian pada Modul Keterangan


KD 1. 1. …(tuliskan indikator (tuliskan indikator (tuliskan penilaian apa
penilaian untuk KD 1) penilaian yang telah yang perlu disusun untuk
KD 2. 2. … (tuliskan indikator disusun rancangannya melengkapi penilaian
penilaian untuk KD 2) dalam modul) yang telah dirancang di
modul)
KD 3. 3. …(tuliskan indikator
penilaian untuk KD 3)
KD 4. 4. …(tuliskan indikator
penilaian untuk KD 4)
dst

Catatan: KD 1 dan KD 2 khusus untuk mata pelajaran PPKn dan Agama dan Budi Peker

Kegiatan 2

Menyusun Penilaian: 75 menit


Peserta diminta untuk mengembangkan instrument beserta kriteria penilaian berdasarkan hasil pe-
nugasan pada kegiatan 2. Format penyusunan instrument dan kriteria penilaian diserahkan kepada
peserta pela han. Peserta pela han dapat membaca Suplemen 5.2. “Penilaian Sikap, Pengetahuan,
dan Keterampilan” sebelum mengerjakan penugasan dan melihat rancangan instrument dan kriteria
penilaian dalam modul.
Fasilitator memdampingi peserta pela han selama penugasan berlangsung.

142 MODUL PELATIHAN


Suplemen 5.2.1

Penilaian Sikap, Pengetahuan Dan Keterampilan

A. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses
pembelajaran kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang melipu sikap spiritual dan
sosial. Penilaian sikap memiliki karakteris k yang berbeda dari penilaian pengetahuan
dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini,
penilaian sikap lebih ditujukan untuk membina perilaku sesuai budi peker dalam rangka
pembentukan karakter peserta didik sesuai dengan proses pembelajaran.
1. Sikap Spiritual
Penilaian sikap spiritual (KI-1), antara lain: (1) ketaatan beribadah; (2) berperilaku
syukur; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; dan (4) toleransi da-
lam beribadah. Sikap spiritual tersebut dapat ditambah sesuai karakteris k satuan
pendidikan.
2. Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial (KI-2) melipu : (1) jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
ndakan, dan pekerjaan; (2) disiplin yaitu ndakan yang menunjukkan perilaku ter b
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; (3) tanggung jawab yaitu sikap dan
perilaku peserta didik untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya
dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha
Esa; (4) santunya itu perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik; (5)
peduli yaitu sikap dan ndakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain
atau masyarakat yang membutuhkan; dan (6) percaya diri yaitu suatu keyakinan atas
kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau ndakan. Sikap sosial tersebut
dapat ditambah oleh satuan pendidikan sesuai kebutuhan.
3. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap di satuan pendidikan nonformal dasar dilakukan oleh tutor pendidikan
kesetaraan kelas, tutor pendidikan kesetaraan mata pelajaran agama, dan tutor pen-
didikan kesetaraan muatan khusus (pemberdayaan dan keterampilan). Teknik penilaian
yang digunakan melipu : observasi, wawancara, catatan anekdot (anecdotal record),
catatan kejadian tertentu (incidental record) sebagai unsur penilaian utama. Sedangkan
teknik penilaian diri dan penilaian antar-teman dapat dilakukan dalam rangka pem-
binaan dan pembentukan karakter peserta didik, sehingga hasilnya dapat dijadikan se-
bagai salah satu alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.
Dalam penilaian sikap, diasumsikan se ap peserta didik memiliki karakter dan perilaku

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 143


yang baik, sehingga jika dak dijumpai perilaku yang menonjol maka nilai sikap peserta
didik tersebut adalah baik, dan sesuai dengan indikator yang diharapkan. Perilaku
menonjol (sangat baik/kurang baik) yang dijumpai selama proses pembelajaran di-
masukkan ke dalam catatan pendidik. Selanjutnya, untuk menambah informasi,
tutor pendidikan kesetaraan kelas mengumpulkan data dari hasil penilaian sikap
yang dilakukan oleh tutor pendidikan kesetaraanmuatan pelajaran lainnya, kemudian
merangkum menjadi deskripsi (bukan angka atau skala). Penilaian yang utama dilakukan
oleh tutor pendidikan kesetaraan kelas melalui observasi selama periode tertentu dan
penilaian sikap dak dilaksanakan pada se ap kompetensi dasar (KD).
Penilaian sikap dapat dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, penilaian diri, dan
penilaian antarteman, selama proses pembelajaran berlangsung, dan dak hanya di
dalam kelas. Hasil penilaian sikapberupa deskripsi yang menggambarkan perilaku pe-
serta didik. Hasil akhir penilaian sikap diolah menjadi deskripsi sikap yang dituliskan
di dalam rapor peserta didik. Penilaian sikap spiritual dan sosial dilaporkan kepada
orangtua dan pelaku kepen ngan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu semester.
Laporan berdasarkan catatan pendidik hasil musyawarah tutor pendidikan kesetaraan
kelas, tutor pendidikan kesetaraan mata pelajaran, dan tutor pendidikan kesetaraan
muatan khusus (pemberdayaan dan keterampilan).
Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan se ap hari pada saat pem-
belajaran dan di luar pembelajaran dengan menggunakan s mulus yang disiapkan tutor
pendidikan kesetaraan. Respon atau jawaban yang diberikan peserta didik dicatat dalam
lembar observasi disiapkan oleh tutor pendidikan kesetaraan. Penilaian sikap spiritual
dan sosial juga dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian diri dan penilaian an-
tarteman. Hasil penilaian diri dan penilaian antarteman digunakan tutor pendidikan
kesetaraan sebagai penguat atau konfirmasi hasil catatan observasi yang dilakukan oleh
tutor pendidikan kesetaraan.
S mulus atau lontaran kasus yang diberikan tutor pendidikan kesetaraan hendaknya
dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku baik sesuai agama peserta didik, hu-
bungan dengan Tuhan (akhlak mulia), hubungan dengan sesama serta hubungan dengan
lingkungan. Melalui aspek tersebut diharapkan peserta didik memiliki sikap budipeker
luhur, sikap sosial yang baik, toleransi beragama, dan peduli lingkungan.

B. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan (KI-3) dilakukan dengan cara mengukur penguasaan peserta didik
yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam berbagai ngkatan
proses berpikir. Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk men-
deteksi kesulitan belajar (assesment as learning), penilaian sebagai proses pembelajaran
(assessment for learning), dan penilaian sebagai alat untuk mengukur pencapaian dalam
proses pembelajaran (assessment of learning). Melalui penilaian tersebut diharapkan
peserta didik dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Untuk itu, digunakan teknik
penilaian yang bervariasi sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, yaitu tes tulis, lisan,

144 MODUL PELATIHAN


dan penugasan. Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan,
pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan,
serta pemanfaatan hasil penilaian.
Untuk mengetahui ketuntasan belajar (mastery learning), penilaian ditujukan untuk meng-
iden fikasi kelemahan dan kekuatan (diagnos c) proses pembelajaran. Hasil tes diagnos c,
di ndaklanju dengan pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta didik, sehingga
hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran.
Penilaian KI-3 menggunakan angka dengan rentang capaian/nilai 0 sampai dengan 100 dan
deskripsi. Deskripsi dibuat dengan menggunakan kalimat yang bersifat memo vasi dengan
pilihan kata/frasa yang bernada posi f. Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang sangat
baik dan/atau baik dikuasai oleh peserta didik dan yang penguasaannya belum op mal.

Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tulis, lisan, dan penugasan.


1. Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya secara tertulis, berupa pilihan ganda,
isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes tertulis dikembangkan atau
disiapkan dengan mengiku langkah-langkah berikut.
a. Melakukan analisis KD sesuai dengan muatan pelajaran. Analisis KD dilakukan pada
Tema, Subtema, dan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar semua kompetensi yang
ingin dicapai dalam KD dapat terwakili dalam instrumen yang akan disusun.
b. Menyusun kisi-kisi yang akan menjadi pedoman dalam penulisan soal. Kisi-kisi yang
lengkap memiliki KD, materi, indikator soal, bentuk soal, jumlah soal, dan semua
kriteria lain yang diperlukan dalam penyusunan soalnya. Kisi-kisi ini berbentuk
format yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kisi-kisi untuk penilaian harian bisa
lebih sederhana daripada kisi-kisi untuk penilaian tengah semester atau penilaian
akhir semester.
c. Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan mengacu pada kaidah-kaidah penulisan soal.
Soal-soal yang telah disusun kemudian dirakit untuk menjadi perangkat tes. Soal
dapat dikelompokkan sesuai muatan pelajaran dalam satu perangkat tesdapat juga
disajikan secara terintegrasi sesuai dengan situasi dan kondisi satuan pendidikan
nonformal.
d. Melakukan penskoran berdasarkan pedoman penskoran, hasil penskoran dianalisis
tutor pendidikan kesetaraan dipergunakan sesuai dengan bentuk penilaian. Misal-
nya, hasil analisis penilaian hariandigunakan untuk mengetahui kekuatan dan ke-
lemahan peserta didik. Melalui analisis ini pendidik akan mendapatkan informasi
yang digunakan untuk menentukan perlu daknya remedial atau pengayaan.
2. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, kuis yang diberikan pendidik secara
lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan. Jawaban tes lisan
dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf. Tes lisan bertujuan menumbuhkan
sikap berani berpendapat, mengecek penguasaan pengetahuan untuk perbaikan pem-

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 145


belajaran, percaya diri, kemampuan berkomunikasi secara efek f dan atau digunakan
untuk mengukur capaian hasil pembelajaran. Dengan demikian, tes lisan dilakukan pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Tes lisan juga dapat digunakan untuk melihat
ketertarikan siswa terhadap materi yang diajarkan dan mo vasi siswa dalam belajar.
Langkah-langkah pelaksanaan tes lisan sebagai berikut:
a. Melakukan analisis KD sesuai dengan muatan pelajaran. Analisis KD dilakukan pada
Tema, Subtema, dan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar semua kompetensi yang
ingin dicapai dalam KD dapat terwakili dalam instrumen yang akan disusun.
b. Menyusun kisi-kisi yang akan menjadi pedoman dalam pembuatan pertanyaan,
perintah yang harus dijawab siswa secara lisan.
c. Menyiapkan pertanyaan, perintah yang akan disampaikan secara lisan.
d. Melakukan tes dan analisis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta
didik. Melalui analisis ini tutor pendidikan kesetaraan akan mendapatkan informasi
yang digunakan untuk menentukan perlu daknya remedial atau pengayaan.
3. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur dan/atau memfasilitasi
siswa memperoleh atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan yang berfungsi untuk
penilaian dilakukan setelah proses pembelajaran (assessment of learning). Sedangkan
penugasan sebagai metode penugasan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
yang diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran (assessment for lear-
ning). Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai karakteris k
tugas yang diberikan, yang dilakukan di satuan pendidikan nonformal, di rumah, dan di
luar satuan pendidikan nonformal.

C. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan mengiden fikasi karateris k kompetensi da-
sar aspek keterampilan untuk menentukan teknik penilaian yang sesuai. Tidak semua
kompetensi dasar dapat diukur dengan penilaian kinerja, penilaian proyek, atau portofolio.
Penentuan teknik penilaian didasarkan pada karakteris k kompetensi keterampilan yang
hendak diukur. Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan pe-
ngetahuan peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sesungguhnya (dunia nyata). Penilaian keterampilan menggunakan angka
dengan rentang skor 0 sampai dengan 100 dan deskripsi. Teknik penilaian yang digunakan
sebagai berikut.
1. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan
suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya dengan mengaplikasikan atau mende-
monstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Pada penilaian ki-
nerja, penekanan penilaiannya dapat dilakukan pada proses atau produk. Penilaian ki-
nerja yang menekankan pada produk disebut penilaian produk, sedangkan penilaian
kinerja yang menekankan pada proses disebut penilaian prak k (prak k). Penilaian

146 MODUL PELATIHAN


prak k, misalnya; memainkan alat musik, melakukan pengamatan suatu obyek dengan
menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari, dan sebagainya. Penilaian
produk, misalnya: poster, kerajinan, puisi, dan sebagainya.
Langkah penilaian kinerja mencakup ga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
pengolahan. Dalam perencanaan perlu diperha kan keterampilan yang akan diukur,
kesesuaian dengan kemampuan siswa, kegiatan yang dilakukan, dan dapat dikerjakan
peserta didik. Dalam pelaksanaan kinerja perlu menyiapkan rubrik yang dituangkan da-
lam format observasi.
2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus dise-
lesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mu-
lai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, penyajian
data, dan pelaporan. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan pengumpulan data, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan inovasi
dan krea vitas serta kemampuan menginformasikan peserta didik pada muatan ter-
tentu secara jelas. Pada penilaian proyek se daknya ada 4 (empat) hal yang perlu di-
per mbangkan, yaitu sebagai berikut:
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola waktu
pengumpulan data, dan penulisan laporan yang dilaksanakan secara kelompok.
b. Relevansi
Kesesuaian tugas proyek dengan muatan mata pelajaran, dengan memper mbangkan
tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
memper mbangkan kontribusi tutor pendidikan kesetaraan berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik.
d. Inovasi dan krea vitas
Hasil penilaian proyek yang dilakukan peserta didik terdapat unsur-unsur kebaruan
dan menemukan sesuatu yang berbeda dari biasanya
3. Portofolio
Portofolio dapat berupa kumpulan dokumen dan teknik penilaian. Portofolio sebagai
dokumen merupakan kumpulan dokumen yang berisi hasil penilaian prestasi belajar,
penghargaan, karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflek f-inte-
gra f dalam kurun waktu tertentu. Pada akhir periode, portofolio tersebut diserahkan
kepada tutor pendidikan kesetaraanpada kelas berikutnya dan orang tua sebagai buk
oten k perkembangan peserta didik.
Portofolio sebagai teknik penilaian dilakukan untuk menilai karya peserta didik dan
mengetahui perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Akhir suatu

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 147


periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh tutor pendidikan kesetaraan
bersama-sama dengan peserta didik. Berkaitan dengan tujuan penilaian portofolio, ap
item dalam portofolio harus memiliki suatu nilai atau kegunaan bagi peserta didik dan
bagi orang yang mengama nya. Tutor pendidikan kesetaraan dan peserta didik harus
sama-sama memahami maksud, mengapa suatu item (dokumen) dimasukkan ke koleksi
portofolio. Selain itu, sangat diperlukan komentar dan refleksi dari tutor pendidikan
kesetaraan atas karya yang dikoleksi.
Berdasarkan informasi perkembangan kemampuan peserta didik yang dibuat oleh tutor
pendidikan kesetaraan bersama peserta didik yang bersangkutan, dapat dilakukan per-
baikan secara terus menerus. Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan per-
kembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya. Adapun karya peserta
didik yang dapat dijadikan dokumen portofolio, antara lain: karangan, puisi, surat,
gambar/lukisan, dan komposisi musik.
Di dalam Kurikulum 2013, dokumen portofolio dapat dipergunakan sebagai salah satu
bahan penilaian untuk kompetensi keterampilan. Hasil penilaian portofolio bersama
dengan penilaian yang lain diper mbangkan untuk pengisian rapor peserta didik/
laporan penilaian kompetensi peserta didik. Penilaian portofolio merupakan penilaian
berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan per-
kembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut
dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh
peserta didik.
Portofolio merupakan bagian dari penilaian oten k, yang langsung dapat menyentuh
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Hal ini berkaitan pula dengan rasa
bangga yang mendorong peserta didik mencapai hasil belajar yang lebih baik. Tutor
pendidikan kesetaraan dapat memanfaatkan portofolio untuk mendorong peserta didik
mencapai sukses dan membangun harga dirinya. Secara tak langsung, hal ini meng-
akibatkan peserta didik dapat membuat kemajuan lebih cepat untuk mencapai tujuan
individualnya. Dengan demikian tutor pendidikan kesetaraan akan merasa lebih puas
dalam mengambil keputusan penilaian karena didukung oleh buk -buk auten k yang
telah dicapai dan dikumpulkan para peserta didiknya.
Hal-hal yang perlu diperha kan dan dijadikan panduan dalam penggunaan penilaian
portofolio di satuan pendidikan nonformal adalah sebagai berikut:
a. Karya asli peserta didik
Tutor pendidikan kesetaraan melakukan peneli an atas hasil karya peserta didik
yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar diketahui bahwa karya tersebut
merupakan hasil karya yang benar-benar dibuat oleh peserta didik.
b. Saling percaya antara tutor pendidikan kesetaraan dan peserta didik
Dalam proses penilaian, tutor pendidikan kesetaraan dan peserta didik harus
memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan, dan saling membantu sehingga
berlangsung proses pendidikan dengan baik.

148 MODUL PELATIHAN


c. Kerahasiaan bersama antara tutor pendidikan kesetaraan dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga
dengan baik dan dak disampaikan kepada pihak-pihak yang dak berkepen ngan
agar dak berdampak nega f terhadap proses pendidikan.
d. Milik bersama antara peserta didik dan tutor pendidikan kesetaraan
Tutor pendidikan kesetaraan dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki
terhadap dokumen portofolio sehingga peserta didik akan berusaha menjaga dan
merawat karya yang dikumpulkannya dan akhirnya berupaya terus meningkatkan
kemampuannya.
e. Kepuasan
Dokumen portofolio merupakan buk kumpulan perkembangan hasil karya peserta
didik sampai mencapai hasil yang terbaik. Dengan demikian dapat memberikan ke-
puasan pada diri peserta didik, dan keberhasilan tutor pendidikan kesetaraan dalam
proses pembelajaran sehingga memberikan dorongan kepada peserta didik untuk
lebih meningkatkan diri.
f. Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi
yang tercantum dalam kurikulum.
g. Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang
dinilai, misalnya diperoleh dari catatan tutor pendidikan kesetaraan tentang kinerja
dan karya peserta didik.
h. Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran.
Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnos k yang sangat berar bagi tutor
pendidikan kesetaraan untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.
Agar penilaian portofolio berjalan efek f, tutor pendidikan kesetaraan beserta
peserta didik perlu menentukan hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan
portofolio sebagai berikut:
1) Masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat
hasil belajar peserta didik pada se ap muatan pelajaran atau se ap kompetensi.
2) Menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
3) Sewaktu-waktu peserta didik diharuskan membaca catatan tutor pendidikan
kesetaraan yang berisi komentar, masukan, dan ndakan lebih lanjut yang harus
dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap.
4) Peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanju catatan tutor pendidikan
kesetaraan.
5) Catatan tutor pendidikan kesetaraan dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan
peserta didik perlu diberi tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar
peserta didik dapat terlihat.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 149


i. BentukPortofolio
1) Buku ukuran besar yang bisa dilihat peserta didik sebagai lapbook. Lapbook
ini bisa dimasukkan berbagai hasil karya terkait dengan produk seni (gambar,
kerajinan tangan, dan sebagainya).
2) Album berisi foto, video, audio.
3) Stopmap/bantex berisi tugas-tugas imla/dikte dan tulisan (karangan, catatan)
dan sebagainya.
4) Buku peserta didik yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013, juga merupakan
portofolio peserta didik.
Pada satuan pendidikan nonformal, tutor pendidikan kesetaraan dapat memilih
portopolio sebagai dokumen atau portofolio sebagai proses.

150 MODUL PELATIHAN


UNIT 5.3

PELAPORAN HASIL PENILAIAN

P enilaian dilakukan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepen ngan, antara
lain peserta didik untuk mengetahui pencapaian hasil belajarnya selama ini, pendidik untuk
mengetahui materi-materi yang sulit sehingga dapa mengubah strategi pembelajaran yang selanjutnya,
satuan pedidikan untuk mengetahui pencapaian program yang dilaksanakan dan pemerintah untuk
mengetahui pencapaian standar (8 Standar) oleh penyelenggara dan daerah dan mendapatkan potret
pelaksanaan secara nasional. Penilaian dak akan bermakna bila hasilnya dak dapat digunakan oleh
pihak-pihak yang berkepen ngan.
Pelaporan hasil penilaian perlu mengiku kaidah tertentu agar semua pihak yang berkepen ngan
dapat membaca dan memahami hasil penilaian yang dilaporkan. Bagaimana menginformasikan hasil
penilaian agar mendapatkan pemahaman yang sama antara yang menyampaikan dan disampaikan
merupakan bahasan pada unit ini.

Tujuan

Setelah mengiku unit ini diharapkan dapat:


a. Mengolah hasil penilaian sehingga dapat memberikan informasi yang bermakna bagi pihak-pihak
yang berkepen ngan.
b. Dapat memberikan penjelasan dengan baik mengenai hasil penilaian yang telah dilakukan dalam
format laporan hasil belajar yang telah ditentukan.

Waktu

30 menit

Pokok Bahasan

a. Pelaporan hasil penilaian.


b. Pemanfaatan hasil penilaian.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 151


Perlengkapan

a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah.
c. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Pendidikan Kesetaraan.
d. Bahan tayang dan infokus

Kegiatan 1

Diskusi: 20 menit
Peserta diminta untuk mendiskusikan mengenai
1. Informasi apa diperlukan oleh peserta didik mengenai hasil penilaian?
2. Bagaimana informasi tersebut disajikan sehingga dapat dipahami dengan baik?
3. Apakah model rapor saat ini sudah mengakomodasi hal itu? (lihat model raport yang dilampirka
pada bahan pela han).

Kegiatan 2

Refleksi: 10 menit
Peserta diminta untuk melakukan refleksi mengenai penilaian yang selama ini telah mereka lakukan:
1. Apakah mereka telah melakukan penilaian sesuai dengan materi yang telah diajarkan/dipelajari?
2. Apakah mereka melakukan penilaian secara adil dan objek f?
3. Apakah mereka melaporkan hasil penilaian yang sesungguhnya?
4. Apakah mereka menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan proses pembelajaran di masa
selanjutnya?
5. Setelah melakukan refleksi peserta pela han dapat membaca Suplemen 5.3. untuk memperkaya
pemahaman mengenai pelaporan dan pemanfaatan hasil penilaian.

152 MODUL PELATIHAN


Suplemen 5.3.1

Pemanfaatan dan Pelaporan Hasil Penilaian

A. Program Remedial dan Pengayaan Berdasarkan Hasil Penilaian


Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM maka dilakukan ndakan remedial dan bagi
peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar diberikan pengayaan.
Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan
keterampilan, sedangkan sikap dak ada remedial atau pengayaan namun merupakan
penumbuh-kembangan sikap, perilaku, dan pembinaan karakter se ap peserta didik.
1. Bentuk Pelaksanaan Remedial
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya
adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk
pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain.
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembela-
jaran ulang dapat disampaikan dengan variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/
pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua
peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar.
Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/
atau media yang lebih tepat.
b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal
pembelajaran klasikal peserta didik tertentu mengalami kesulitan, perlu dipilih al-
terna f ndak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian
bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor pen-
didikan kesetaraan. Sistem tutoriial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau be-
berapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
c. Pemberian tugas-tugas la han secara khusus. Dalam rangka pelaksanaan remedial,
tugas-tugas la han perlu diperbanyak agar peserta didik dak mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi pela han intensif untuk
membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
d. Pemanfaatan tutor pendidikan kesetaraan sebaya. Tutor pendidikan kesetaraan se-
baya adalah teman sekelas atau kakak kelas yang memiliki kecepatan belajar lebih.
Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekan atau adik ke-
las yang mengalami kesulitan belajar. Melalui tutor pendidikan kesetaraan sebaya
diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan
akrab.
2. Bentuk Pelaksanaan Pengayaan
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain me-
lalui:

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 153


a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu
diberikan pembelajaran bersama di luar jam pelajaran satuan pendidikan;
b. Belajar mandiri terstruktur, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai
sesuatu yang dimina ; dan
c. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan kurikulum di bawah tema besar
sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.
3. Hasil Penilaian
a. Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir.
b. Nilai akhir setelah remedial untuk aspek pengetahuan dihitung dengan menggan
nilai indikator yang belum tuntas dengan nilai indikator hasil remedial, yang selan-
jutnya diolah berdasarkan rerata nilai seluruh KD.
c. Nilai akhir setelah remedial untuk aspek keterampilan diambil dari nilai op mal KD.
d. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan dak sama dengan kegiatan pembelajaran
biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah
(lebih) dari peserta didik yang normal.

B. Rapor sebagai Bentuk Pelaporan Hasil Belajar


Penilaian oleh pendidik digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta
didiksebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar (rapor) peserta didik. Hasil pencapaian kompetensi peserta
didik tersebut disimpan dalam bentuk portofolio perkembangan peserta didik. Dokumen
tersebut dianalisis untuk mengetahui perkembangan capaian kompetensi peserta didikdan
digunakan untuk menentukan ndakan yang perlu dilakukan pada peserta didik (program
remedial atau program pengayaan).
Hasil penilaian oleh pendidik melipu pencapaian kompetensi peserta didik pada sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terpisah karena
karakternya berbeda. Laporan hasil penilaian sikap berupa deskripsi yang menggambarkan
sikap yang menonjol dalam satu semester. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan
keterampilan dilaporkan dalam bentuk bilangan bulat (skala 0-100) dan predikat serta
dilengkapi dengan deskripsi singkat yang menggambarkan capaian kompetensi yang me-
nonjol dalam satu semester. Bentuk dan model rapor untuk sistem paket dan sistem modul
pada prinsipnya sama. Contoh format laporan hasil belajar (rapor) terlampir.
Predikat pada pengetahuan dan keterampilan dinyatakan dengan angka bulat dengan skala
0-100, ditentukan berdasarkan interval predikat yang disusun dan ditetapkan oleh satuan
pendidikan.

154 MODUL PELATIHAN


PUSTAKA ACUAN
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh
Pemerintah.
Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Dikdasmen. 2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan
Satuan Pendidikan Sekolah Menegah Atas. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Kemendikbud RI.
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Ditjen Dikdasmen. 2015. Panduan Penilaian untuk
Sekolah Dasar. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Kemendikbud RI.
Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Dikdasmen. 2015. Panduan Penilaian untuk Sekolah
Menegah Pertama. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Kemendikbud RI.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 155


MODUL 6

FLEKSIBILITAS PENDIDIKAN
KESETARAAN MELALUI
PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN

156 MODUL PELATIHAN


UNIT 6.1

PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN


DARING

K emajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini membawa berbagai perubahan dalam
kehidupan manusia. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi sudah sedemikian pesat-
nya, yang berdampak pada mudahnya orang berjejaring sosial, dan mendapat akses informasi, serta
beinteraksi langsung tanpa batas ruang dan waktu. Dengan hadirnya teknologi dan internet, maka Ke-
menterian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan secara
fleksibel lintas ruang dan waktu dengan membuka akses menggunakan teknologi jaringan dan tek-
nologi komunikasi. Adanya Permendiknas No. 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses telah membuka
wawasan dan inovasi dalam mengimplementasikan gga ppola pembelajaran
p j
yaitu mandiri, tutorial dan tatap muka dengann konsep pembelajaran dalam
jaringan (e-learning).
Pembelajaran Pendidikan Kesetaran dalamlam jaringan merupakan
alterna f bagi satuan pendidikan untuk memberikan
erikan layanan pendidikan
pada masyarakat. Berbagai keuntungan diperoleh
roleh de-
ngan menyelenggarakan pembelajaran dalam lam
jaringan, namun demikian dak sedikit kele--
mahan pembelajaran dalam jaringan yang
menjadi tantangan bagi penyelenggara Pen-
didikan Kesetaraan dalam melaksanakan
pembelajaran dalam jaringan.
Konten pembelajaran yang lengkap, je-
las, dan menumbuhkan minat belajar
akan sangat disukai peserta didik sehingga
menjadikannya masyarakat yang cerdas, kaya
pengetahuan dan akhirnya akan berdaya
dengan pengembangan kompetensinya.
Dukungan pada perancangan desain pem-
belajaran dalam jaringan yang tepat akan aann
mampu menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan
dan mampu membantu peserta didik untuk mencapai tujuan belajarnya. Perancangan desain
pembelajaran daring ini melipu : perencanaan, proses pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.
untuk memas kan pembelajaran daring memiliki kualitas baik, maka pengawasan harus dilakukan.
Pada Unit 6.1 difokuskan pada pemahaman dasar berkenaan dengan pembelajaran dalam jaringan
pada Pendidikan kesetaraan.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 157


Tujuan

Pada modul 6.1. Penyelenggaraan Pembelajaran Dalam Jaringan peserta pela han mampu:
• Memahami penger an e-learning, keunggulan dan kelemahan e-learning.
• Memahami penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan mulai dari perencanaan dan pelak-
anaan pembelajarannya pada pendidikan kesetaraan.
• Memprak kkan pembelajaran dalam jaringan dengan menggunakan laptop dan akses internet.

Waktu

100 menit

Pokok Bahasan

• Konsep E-learning
• Perencanaan dan pelaksanaan pada penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan

Perlengkapan

• LCD, Laptop.
• Kertas plano, spidol, selo p.
• Modem/jaringan internet.
• Suplemen 6.1.1 bahan paparan “Desain pengembangan pembelajaran dalam jaringan pada
Pendidikan Kesetaraan”.
• Suplemen 6.1.2 Bahan Diskusi tentang proses pembelajaran moda daring dan kombinasi.
• Suplemen 6.1.3 Bahan prak k “Panduan penggunaan aplikasi pembelajaran dalam jaringan
(daring)”.
• Tutorial aplikasi pembelajaran:
h ps://www.youtube.com/playlist?list=PLTkkN4T3VSgX1FU8OMt8SMg7Vp4hLI1_V
• File Silabus dan bahan ajar modul sebagai bahan untuk prak k upload.
• Suplemen 6.1.4 Materi “Fleksibilitas pembelajaran daring pada pendidikan kesetaraan”.

Kegiatan 1

Curah pendapat dan diskusi: 20 menit


• Fasilitator membuka pela han dengan bertegur sapa dan untuk mencairkan suasana pela han
dilanjutkan membicarakan isu tentang kemajuan teknologi dan informasi terkini, seper

158 MODUL PELATIHAN


penggunaan gadget, telepon selular dan facebook yang memungkinkan manusia berinteraksi tatap
muka kapanpun dan dimanapun sebagai pemancing kesiapan peserta pela han untuk fokus pada
pembelajaran.
• Fasilitator melanjutkan dengan curah pendapat dan diskusi tentang pemahaman peserta pela han
tentang e-learning, yang kemudian disimpulkan bersama. Adapun pertanyaan diskusi melalui cu-
rah pendapat sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan e-learning?
2. Apa keunggulan dan kelemahan pembelajaran e-learning?
3. Apa perangkat yang dibutuhkan untuk pembelajaran e-learning?
• Fasilitator menyiapkan ga kertas plano yang ditempel di tembok/papan di muka kelas yang diper-
untukkan untuk ga pertanyaan diskusi.
• Fasilitator secara acak menugaskan beberapa peserta untuk menuliskan jawabannya pada kertas
plano yang telah disiapkan/ditempelkan pada papan/tembok.
• Fasilitator secara acak membaca dan memberi penguatan atas hasil kerja kelompok dengan durasi
waktu 10 menit.

Kegiatan 2

Paparan Desain Pengembangan Pembelajaran Dalam Jaringan dan diskusi kelompok: 35 menit
• Fasilitator memaparkan desain pengembangan pembelajaran dalam jaringan pada Pendidikan
Kesetaraan (Suplemen 6.1.1 Power Point), melipu konsep, prinsip-prinsip, proto pe model dan
langkah/tahapan pembelajaran dalam jaringan (daring). Waktu paparan selama 15 menit
• Fasilitator membuka ruang diskusi/tanya jawab tentang desain pengembangan pembelajaran
dalam jaringan pada Pendidikan Kesetaraan agar terbangun pemahaman pada peserta pela han.
• Fasilitator melanjutkan dengan tugas diskusi kelompok. Fasilitator membagi peserta pela han
dalam beberapa kelompok (idealnya se ap kelompok berjumlah maksimum 8 orang), membagi
bahan diskusi tentang Proses Pembelajaran Moda Daring dan Kombinasi (Suplemen 6.1.2) dan per-
lengkapan kerja untuk diskusi yaitu kertas plano, spidol dan selo p untuk se ap kelompok. Waktu
diskusi selama 10 menit.
• Fasilitator menugaskan se ap kelompok peserta pela han untuk membaca bahan diskusi, men-
diskusikan dalam kelompok apa jawabannya, dan berbagi tugas menuliskan jawabannya pada
kertas plano yang telah disediakan.
• Hasil diskusi ditulis di kertas plano dan ditempel di dinding/papan agar semua kelompok dapat
membaca hasil kerja masing-masing kelompok.
• Fasilitator mengajak peserta pela han untuk menyimpulkan dan diakhir fasilitator memberikan
penguatan tentang proses pembelajaran moda daring dan kombinasi pada peserta pela han.

Kegiatan 3

Prak k Pembelajaran Dalam Jaringan: 45 menit


• Fasilitator membagi peserta pela han secara berpasangan dengan masing-masing memiliki

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 159


perangkat laptop dan ruangan pela han ada wifi untuk akses internet (modem jaringan internet),
membagi bahan prak k (Suplemen 6.1.3 Panduan penggunaan aplikasi pembelajaran daring) dan
file silabus dan bahan ajar modul sebagai bahan untuk prak k upload.
• Peserta pela han ditugaskan untuk mencoba memprak kkan aplikasi pembelajaran daring dengan
panduan yang diterima. Peserta pela han dipersilahkan untuk membuka aplikasi pembelajaran
kesetaraan.lms.seamolec.org dan tutorial: h ps://www.youtube.com/playlist?list=PLTkkN4T3VSg
X1FU8OMt8SMg7Vp4hLI1_V . Waktu prak k selama 40 menit.
• Selama peserta pela han prak k fasilitator berkeliling memberikan pendampingan.
• Fasilitator mengucapkan terima kasih atas kebersamaan dalam sesi ini dan membekali peserta
dengan materi tentang fleksibilitas pembelajaran daring pada pendidikan kesetaraan. (Suplemen
6.1.4) untuk pemahaman yang lebih jelas dengan dipelajari secara mandiri.

160 MODUL PELATIHAN


Suplemen 6.1.3

Bahan prak k “Panduan penggunaan aplikasi pembelajaran dalam jaringan

1 2

3 4

164 MODUL PELATIHAN


5 6

7 8

9 10

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 165


11 12

13 14

15 16

166 MODUL PELATIHAN


17 18

19 20

21 22

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 167


23 24

25 26

27 28

168 MODUL PELATIHAN


29

30

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 169


Suplemen 6.1.4

Materi “Fleksibilitas pembelajaran dalam jaringan pada pendidikan kesetaraan”

FLEKSIBILITAS PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN PADA PENDIDIKAN KESETARAAN

T eknologi internet merupakan salah satu produk perkembangan TIK yang sangat berperan
dalam pembelajaran. Saat ini hampir dapat dikatakan bahwa ketergantungan hidup manusia
terhadap internet cukup nggi. Internet telah bersinggungan dengan ak vitas pekerjaan, pro-
fesi, dan bahkan telah akrab menjadi keseharian banyak orang. Internet juga menjadi sumber
dan sekaligus media pembelajaran. Internet menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam
pencarian informasi yang berhubungan dengan berbagai hal termasuk materi/referensi pem-
belajaran.
Penggunaan internet dalam mendukung proses pembelajaran kini menjadi keniscayaan
bahkan sangat mungkin akan menjadi kebutuhan dan keharusan di masa depan. Is lah
e-learning bahkan sudah akrab kita dengar sejak lama untuk menamai proses pembelajaran
yang memanfaatkan medium internet ini.
Kini, sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi dan gaya hidup, e-learning dapat
dilakukan kapan saja dan di mana saja selama ada koneksi internet, dengan kata lain e-learning
merupakan pembelajaran yang dak dibatasi jarak, ruang, dan waktu.

Konsep Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)


Penger an pembelajaran dalam jaringan (daring) merupakan sekumpulan metode peng-
ajaran dimana ak fitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari ak fitas belajar. Adapun
proses pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi de-
ngan dukungan internet atau media jaringan komputer lainnya
Pembelajaran jarak jauh memerlukan tanggung jawab dan komitmen dari pelakunya baik
penyelenggara, pendidik, peserta didik dan masyarakat. Dalam pengembangkan pembelajaran
jarak jauh perlu diperha kan prinsip-prinsip pembelajaran jarak jauh. Berikut prinsip-prinsip
pembelajaran daring.
1. Tujuan yang jelas. Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, terama dan terukur untuk
mengubah perilaku peserta didik;
2. Relevan dengan kebutuhan. Program belajar jarak jauh harus relevan dengan kebutuhan
peserta didik, masyarakat, dunia kerja atau lembaga pendidikan;
3. Mutu pendidikan. Pengembangan program belajar jarak jauh upaya meningkatkan mutu
pendidikan yaitu proses pembelajaran yang ditandai dengan pembelajaran lebih ak f atau
mutu lulusan yang lebih produk f.
4. Efisiensi dan efek vitas program. Efisiensi mencakup penghematan dalam penggunaan

170 MODUL PELATIHAN


biaya, tenaga, sumber dan waktu, sedapat mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia
5. Efek vitas. Memperha kan hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap pro-
gram dan terhadap masyarakat.
6. Pemerataan. Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khu-
susnya bagi yang dak sempat mengiku pendidikan formal karena lokasinya jauh atau
sibuk bekerja.
7. Kemandirian. Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, maupun dalam kegiatan
belajar.
8. Keterpaduan. Keterpaduan, yang dimaksud adalah keterpaduan berbagai aspek seper ke-
terpaduan mata pelajaran secara mul disipliner.
9. Kesinambungan. Penyelenggaraan belajar jarak jauh dak insidental dan sementara, tetapi
dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus.

Proto pe Model Pembelajaran Daring

Penyiapan sarana Monitoring


prasarana Supervisi
Kurikulum dan evaluasi
Jadwal pembelajaran program

Bagaimana
Cara Belajar WB

PENGELOLA PEMBINA

Pemanfaatan TIK
(Internet Online)

Apa yang Kapan dan


Dipelajari WB Dimana WB
Belajar

TUTOR

Administrasi pembelajaran
Modul/bahan ajar dan media pembelajaran
Ulangan harian, ujian tengah semester, dan
ujian akhir

Komponen-komponen pembelajaran dalam jaringan dikembangkan dengan tujuan untuk


memudahkan peserta didik belajar lebih mudah. Komponen-komponen tersebut antara lain:
1. Informasi, disampaikan dibuat menarik dengan memperha kan penggunaan gambar dan
animasi, komposisi tampilan, serta komunikasi yang mudah.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 171


2. Materi, dikemas menarik sehingga materi mudah diserap oleh peserta didik. Materi dapat
dalam bentuk e-book, modul, simulasi, animasi.
3. Penilaian, soal-soal dikembangkan untuk mengukur kemampuan peserta didik. Penilaian
dilaksanakan dalam bentuk la han soal, quiz, ulangan harian, UTS dan UAS. Pelaksanaan
penilaian dapat dilakukan dengan cara terbuka dan tertutup. Terbuka dalam penger an
penilaian dilakukan dimanapun selama dapat mengakses internet dan tertutup dalam
penger an penilaian dilakukan di suatu lokasi tertentu untuk menghindari kemungkinan
soal-soal yang dikerjakan orang lain.
4. Interaksi dalam pembelajaran, dikembangkan untuk meningkatkan wawasan peserta didik.
Interaksi ini dapat dikembangkan melalui forum diskusi.

Rangkaian langkah-langkah dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evauasi yang didu-
kung oleh pengendalian mutu. Secara garis besar langkah pembelajaran dilakukan melalui
tahap-tahap:
1. Perencanaan Pembelajaran, penyiapan kurikulum yang melipu pemetaan SKK, silabus,
RPP, bahan ajar-modul, media ajar, dan perangkat evaluasi pembelajaran.
2. Pelaksanaan Pembelajaran, menerapkan pola tatap muka melalui video conference, live
cha ng, tutorial melalui email, forum diskusi dan cha ng, dan pola pembelajaran mandiri.
3. Penilaian Pembelajaran, dilakukan melalui penugasan, ulangan, dan ujian akhir.
4. Pengendalian Mutu, yang dilakukan oleh Penilik di ngkat kecamatan sebagai pemantau,
penilai, dan pembimbing satuan dalam pencapaian standar nasional pendidikan yaitu
standar proses.

Langkah/Tahapan Pembelajaran Daring

<ƵĂůŝĮŬĂƐŝĚĂŶ<ŽŵƉĞƚĞŶƐŝWd<

Perencanaan Pembelajaran dalam Jaringan Pembelajaran dalam Jaringan Penilaian Pembelajaran


dalam Jaringan

Pemetaan
SKKD Silabus Tatap Muka Tutorial Mandiri Penugasan Ulangan

• Private UTS UAS


message by Penugasan Ujian Nasional
Alat Video email berbasis Berbasis Komputer
Evaluasi KURIKULUM RPP Conference • Forum diskusi project Penilaian Sikap
• ŚĂƫŶŐ

>ĂƟŚĂŶ<ƵŝƐ
Media Ajar Bahan Ajar

Jadwal Pembelajaran, Aplikasi Pembelajaran,


Administrasi Online, Sarana Prasarana

Pengendalian

172 MODUL PELATIHAN


Penyelenggaraan Pembelajaran Moda Daring Dan Kombinasi
Pembelajaran daring pada dasarnya dapat dilaksanakan oleh siapapun, baik oleh pendidik
sebagai inovasi proses pembelajarannya maupun satuan pendidikan sebagai inovasi layanan
pendidikannya. Namun sebagai penjaminan mutu pada proses pembelajaran sehingga meng-
hasilkan lulusan yang berkualitas, maka baik penyelenggara dan pendidik perlu menge-
tahui kriteria satuan pendidikan, pendidik dan sarana prasarana yang diperlukan untuk me-
nyelenggarakan pembelajaran daring. Berikut akan disampaikan mengenai penyelenggara dan
pendidik yang dapat menyelenggarakan pembelajaran daring serta peserta didik yang dapat
mengiku pembelajaran daring.
A. Penyelenggara
Penyelenggara pendidikan kesetaraan daring dan kombinasi adalah satuan pendidikan non-
formal yang terakreditasi.
1. Penyelenggara Pendidikan Kesetaraan Daring
a. Sanggar kegiatan belajar
b. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
c. Lembaga Kursus dan Pela han (LKP)
d. Lembaga pendidikan nonformal lain yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan
2. Kriteria Lembaga penyelenggara
Lembaga penyelenggara adalah satuan pendidikan nonformal berbadan hukum tetap.
Persyaratan utama lembaga penyelenggara Program Pendidikan Kesetaraan Dalam Ja-
ringan adalah memiliki NPSN.
3. Sarana dan Prasarana
a. Sarana yang diperlukan dalam pembelajaran daring/kombinasi
• Personal computer/laptop/smartphone
• Modem dan Jaringan Internet
• Aplikasi pengolah kata (contoh: microso office, PDF reader)
• Aplikasi pembelajaran (yang mencakup: registrasi, pembelajaran (forum diskusi,
cha ng, media sosial, e-mail), penilaian (la han/kuis, penugasan, penilaian
modul, dan administrasi kelas)
• Media pembelajaran dapat berbentuk cetak (modul) dan audio visual (youtube,
film, powerpoint)
b. Prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran daring/kombinasi
• Aplikasi video conference
• Aplikasi pengembangan media audio visual
• Ruang kelas/laboratorium komputer

B. Pendidik dan Tenaga Kependidikan


1. Pendidik
a. Kualifikasi diutamakan S1 keilmuan/Kependidikan sesuai dengan mata pelajaran
b. Kompetensi yang harus dimiliki:
• Memiliki kemampuan dasar menggunakan komputer dalam mengolah kata,

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 173


membuat presentasi dan Portable Document Format (PDF)
• Memiliki kemampuan dasar menggunakan teknologi informasi dan komunikasi:
browsing, searching, upload, download
• Memiliki kemampuan mengakses internet (antara lain: melalui personal com-
puter/laptop/warnet dan/atau gadget/smartphone).
2. Tenaga Kependidikan
a. Kualifikasi: Kualifikasi minimal SMA/sederajat
b. Kompetensi yang harus dimiliki:
• Memiliki kemampuan dasar menggunakan komputer dalam mengolah kata,
membuat presentasi dan Portable Document Format (PDF)
• Memiliki kemampuan dasar menggunakan teknologi informasi dan komunikasi:
browsing, searching, upload, dowdload
• Memiliki Akses terhadap internet (melalui personal computer/laptop/warnet
dan/atau gadget/smartphone)
3. Pengendali Sistem
a. Tenaga Administrasi
Tenaga administrasi adalah orang yang bertanggungjawab terhadap keberlangsungan
pembelajaran daring. Tugas admin adalah mengawasi, memonitor, mengevaluasi
pelaksanaan pembelajaran serta membantu atau memperbaiki aplikasi pembelajaran
jika menemui kendala.
b. Pendidik
Pendidik bertanggungjawab terhadap konten/perangkat pembelajaran. Konten/Per-
angkat Pembelajaran merupakan materi pembelajaran yang disediakan dalam men-
dukung proses pembelajaran. Pengendalian perangkat pembelajaran dapat ditunjuk
koordinator yang bertanggungjawab terhadap pengembangan dan pemeliharaan/
update perangkat pembelajaran.
c. Pimpinan Lembaga
Pimpinan lembaga bertugas untuk menjamin kualitas proses pembelajaran yang
dilakukan pada pembelajaran daring dan kombinasi

D. Peserta Didik
1. Kriteria peserta didik pendidikan kesetaraan program pembelajaran daring dan Kombi-
nasi. Berikut kriteria peserta didik yang dapat mengiku pendidikan kesetaraan program
pembelajaran daring dan kombinasi.
• Peserta didik yang lulusan formal dan nonformal SMP/MTs
• Peserta didik putus sekolah SMA/MA/SMK
• Pindah jalur dari pembelajaran konvensional ke dalam jaringan
• Tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor (waktu, geografi, sosial, persyaratan
kerja, hukum, dan keyakinan)
• Usia sekolah dan dewasa
2. Kewajiban

174 MODUL PELATIHAN


peserta didik pendidikan kesetaraan program pembelajaran daring memiliki kewajiban
untuk mengiku proses pembelajaran sampai tuntas dan mengiku aturan yang berlaku
pada satuan pendidikan atau lembaga tempat peserta didik belajar.
3. Hak
Peserta didik pendidikan Kesetaraan program pembelajaran daring memiliki hak untuk
memperoleh materi pembelajaran dan ijasah sebagai buk ketuntasan mengiku
Pendidikan Kesetaraan.

Perencanaan Pembelajaran Dalam Jaringan


Pembelajaran dalam jaringan perlu dirancang untuk menciptakan pembelajaran yang me-
nyenangkan dan mampu membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajarannya.Yang
perlu diperlu diperha kan dalam perencanaan pembelajaran dalam jaringan ini, yaitu: ku-
rikulum, pola pembelajaran, perangkat pembelajaran (silabus, RPP, media pembelajaran
dan instrumen penilaian) dan pengawasan pembelajaran. Dalam merancang/merencanakan
pembelajaran daring sama saja tahapan seper pada pembelajaran konvensional pendidikan
kesetaraan.

Aplikasi Pembelajaran
Syarat utama dari pembelajaran daring dan kombinasi adalah aplikasi yang berbasis inter-
net sebagai media pembelajaran. Fasilitas dalam aplikasi pembelajaran yang harus dimiliki di
masing-masing mode diantaranya adalah
1. Pembelajaran daring
Pada pembelajaran daring, segala ak fitas dalam pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
melalui jaringan internet. Kondisi ini mengakibatkan pembelajaran daring memerlukan
aplikasi yang rela f rumit dan dikembangkan secara custome sesuai dengan kebutuhan. Yang
perlu diperha kan jika akan mengembangkan pembelajaran daring, aplikasi pembelajaran
harus mampu memberikan pelayanan pada peserta didik dari sejak registrasi hingga peserta
didik selesai menempuh pendidikan kesetaraan. Berikut minimal fasilitas pada aplikasi yang
harus tersedia jika pembelajaran dilakukan secara daring.
• Fasilitas registrasi atau penda aran peserta didik
• Panduan pembelajaran
• Papan pengumuman
• Kalender akademik dan jadwal pembelajaran
• Media komunikasi: cha ng, forum diskusi, video conference
• Sistem pembelajaran
• Sistem penilaian
• Hasil capaian belajar
• Help Desk
2. Pembelajaran Kombinasi
Pembelajaran kombinasi dalam pelaksanaanya dapat lebih mudah karena pelaksanaan
pembelajaran dilakukan melalui jaringan internet dan hadir di satuan pendidikan. Fasilitasi

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 175


minimal yang harus tersedia dalam pembelajaran kombinasi adalah
• Aplikasi pembelajaran dapat mengembangkan sendiri atau menggunakan aplikasi yang
telah tersedia. Contoh: Google Classroom, Edmodo, Quipper, RuangGuru, KelasKita,
kesetaraan.lms.seamolec.org/setara.kemdikbud.go.id
• Panduan pembelajaran
• Papan pengumuman
• Media komunikasi
• Sistem pembelajaran
• Sistem penilaian

Proses/Alur Pembelajaran Moda Daring dan Kombinasi


Pembelajaran daring baik daring dan kombinasi, memiliki tahapan yang sama dengan pem-
belajaran konvensional. Masyarakat yang akan mengiku Pendidikan Kesetaraan diharuskan
menda arkan pada Satuan Pendidikan yang telah memiliki NPSN untuk menjadi peserta didik.

Proses Pembelajaran Moda Daring dan Kombinasi

Registrasi Kontrak Belajar

Pembelajaran Daring
Tes Kelayakan
Akademik Tatap
Mandiri Tutorial
Muka

Ujian Modul

USBN

Ujian Tingkat UNBK


Uji
Kompetensi

Alur pembelajaran akan dijelaskan pada masing-masing moda pembelajaran sbb:


1. Pembelajaran Daring
a. Registrasi/Penda aran
Proses Penda aran pada pembelajaran daring, dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut

176 MODUL PELATIHAN


1) Peserta didik
a) Membuka aplikasi pembelajaran .
Mempelajari cara belajar dan cara menggunakan aplikasi pada pembelajaran
daring dari panduan cara belajar yang tersedia dalam aplikasi pembelajaran.
b) Mengisi form registrasi dengan melampirkan
• Fotocopy ijasah terakhir yang telah dilegalisir.
• Fotocopy iden tas diri (KTP/Akta kelahiran)
• Pas foto berukuran 3×4 (2 lembar) dan 4×6 (2 lembar).
• Fotocopy raport jika ada.
c) Mengiku placement test bagi calon peserta didik minimal 3 tahun setelah lulus
SMP/MTs, usia dewasa dan DO SMA/MA/SMK
d) Menunggu konfirmasi melalui email dan kode kelas untuk bisa masuk kelas be-
lajar
e) Mempelajari informasi program belajar paket 1 dan menentukan jenis kete-
rampilan yang akan dipelajari seta menentukan cara belajar.
f) Menandatangani kontrak belajar .
2) Pengelola
Pada saat proses registrasi, pengelola berfungsi untuk
a. Memas kan aplikasi registrasi/penda aran dapat digunakan
b. Menyetujui calon peserta didik mengiku pembelajaran daring dengan mem-
berikan konfirmasi pada calon peserta didik melalui e-mail;
c. Memberikan kode kelas pada peserta didik, sehingga peserta didik dapat meng-
iku pembelajaran pada kelas tertentu;
d. Memberikan kontrak belajar pada peserta didik;
e. Memberikan informasi yang dibutuhkan peserta didik jika menemui kendala da-
lam registrasi/penda aran.
3) Pendidik
a) dengan pengelola program/admin apabila menemui Mempelajari aplikasi pem-
belajaran, sistem pembelajaran dan penilaian
b) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang siap untuk diunggah.
b. Pembelajaran
1) Peserta didik
Pada moda daring, proses pembelajaran dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Membuka aplikasi pembelajaran
b) Untuk pertama kali: masukan kode kelas yang diberikan melalui email konfirmasi.
c) Pilih mata pelajaran yang akan di pelajari terlebih dahulu
d) Unduh dan baca modul yang telah disediakan.
e) Kerjakan la han modul dise ap kegiatan belajar melalui aplikasi pembelajaran
f) Kerjakan tugas jika tersedia tugas
g) Berperan ak f dalam forum diskusi baik dalam aplikasi pembelajaran ataupun

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 177


media lain (media sosial)
h) Jika telah menguasai materi dalam modul kerjakan penilaian modul pada aplikasi
pembelajaran
i) Jika hasil penilaian modul masih dak mencapai batas nilai minimal, maka
pelajari kembali modul. Dan jika telah merasa siap untuk mengulang penilaian
modul, maka kerjakan tes remedial.
j) Jika hasil remedial masih belum mencapai batas nilai minimal, maka hubungi
pengampu mata pelajaran tersebut melalui aplikasi pembelajaran,
k) Jika nilai modul telah mencapai atau melebihi nilai minimal, maka modul
selanjutnya akan otoma s terbuka.
l) Pelajari modul selanjutnya dan modul pada mata pelajaran lainnya.
2) Pendidik
Pada proses pembelajaran, pendidik bertugas untuk:
a) Mengisi kriteria penilaian pembelajaran dan KKM pada aplikasi
b) Memas kan materi, penugasan, la han soal, tema diskusi, penilaian modul, dan
soal remedial telah tersedia
c) Mengunggah materi, penugasan, la han soal, tema diskusi, penilaian modul,
dan soal remedial ke dalam aplikasi sesuai jadwal
d) Memberikan tutorial se ap peserta didik menemui kendala
3) Pengelola
Pada proses pembelajaran, pengelola bertugas untuk:
a) Memas kan aplikasi pembelajaran dapat digunakan;
b) Memas kan data peserta didik yang telah diregistrasi, masuk pada kelas yang
telah ditentukan;
c) Memas kan pendidik telah mempersiapkan perangkat pembelajaran pada ap-
likasi pembelajaran;
d) Memas kan kelengkapan administrasi pembelajaran dalam aplikasi pembela-
jaran dapat digunakan.
4) Admin
Selama proses pembelajaran, admin bertugas untuk memberikan bantuan jika pe-
serta didik dan pendidik menemui kendala dalam menggunakan aplikasi.
2. Pembelajaran Kombinasi
a. Penda aran
Proses penda aran pada moda pembelajaran kombinasi dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Peserta Didik
a) Mendatangi penyelenggara program paket C dengan membawa kelengkapan
adminisra f sebagai berikut:
• Fotocopy ijasah terakhir yang telah dilegalisir
• Fotocopy iden tas diri (KTP/Akta kelahiran)
• Pas foto berukuran 3×4 (2 lembar) dan 4×x6 (2 lembar).

178 MODUL PELATIHAN


• Fotocopy raport jika ada.
b) Mengisi formulir penda aran yang disediakan oleh penyelenggara.
c) Menandatangani kontrak belajar yang dikeluarkan oleh penyelenggara yang
menyatakan bersedia mengiku program belajar Kesetaraan sampai tuntas.
d) Menerima surat pemberitahuan yang berisi tentang orientasi teknis pembela-
jaran moda daring kombinasi.
e) Menerima surat pemberitahuan yang berisi tentang informasi program belajar
dan kapan mulai proses pembelajaran.
2) Pengelola
a) Menerima penda aran dari calon peserta didik dan memeriksa kelengkapan
administrasi calon peserta didik.
b) Menyiapkan formulir penda aran.
c) Menyiapkan kontrak belajar bagi calon peserta didik.
d) Mengirimkan surat pemberitahuan kepada peserta didik dan pendidik tentang
orientasi teknis pembelajaran moda daring dan kombinasi.
e) Mengirimkan surat pemberitahuan kepada peserta didik tentang program
belajar dan kapan waktu pembelajaran dimulai.
3) Pendidik
a) Mengiku orientasi teknis pembelajaran kombinasi.
b) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang siap untuk diunggah.
c) Berkoordinasi dengan pengelola program/admin apabila menemui kesulitan
dalam menyiapkan materi dalam moda daring.
4) Admin
a) Menyiapkan sistem pembelajaran daring.
b) Mempelajari keseluruhan sistem.
c) Memas kan sarana prasarana untuk pembelajaran pada moda daring dapat di-
manfaatkan sebaik-baiknya.
d) Memberikan orientasi teknis bagi pendidik dan peserta didik mengenai pembe-
lajaran dengan moda daring .
b. Pembelajaran
Pada moda kombinasi, proses pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Peserta Didik
a) Mengiku orientasi teknis (matrikulasi) berkaitan dengan program belajar yang
akan diiku nya.
b) Mendapatkan penjelasan tentang sistem pembelajaran daring kombinasi (ter-
masuk di dalamnya penjelasan tentang waktu belajar baik yang dilakukan dalam
jaringan atau tatap muka).
c) Mendapatkan informasi bagaimana cara menggunakan sistem pembelajaran
daring.
d) (proses ini termasuk di dalamnya adalah cara-cara untuk; mengunduh materi,
mengerjakan tugas, mengerjakan penilaian, konsultasi dengan pendidik baik

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 179


secara sinkronus maupun asinkronus)
e) Mengiku kegiatan belajar dengan menggunakan moda kombinasi antara daring
dan tatap muka. Jadwal pembelajaran tatap muka ditentukan bersama antar
pendidik dan peserta didik saat orientasi teknis.
f) Prosentase perbandingan antara pembelajaran daring dan tatap muka diten-
tukan berdasarkan kebutuhan belajar peserta didik.
g) Mengerjakan tugas-tugas mandiri maupun kelompok sebagaimana ditugaskan
oleh pendidik secara daring maupun tatap muka.
h) Mengerjakan ulangan tengah semester, ulangan semester dan kenaikan kelas
dalam moda daring sesuai dengan kalender pendidikan yang berlaku. (baca ba-
gian penilaian pembelajaran)
i) Setelah menyelesaikan penilaian pembelajaran peserta didik menerima rapor
atau laporan perkembangan sesuai dengan semester dan tahun ajaraan yang
berlangsung.
2) Pendidik
a) Memberikan orientasi teknis (matrikulasi) berkaitan dengan materi belajar yang
akan dilaksanakan.
b) Menyiapkan materi sesuai dengan silabus.
c) Mengatur jalannya proses belajar mengajar sesuai dengan kalender pendidikan
yang berlaku dengan strategi moda kombinasi (prosentase antara daring dan
tatap muka ditentukan sesuai kebutuhan belajar).
d) Menyiapkan Rencana Program Pembelajaran (RPP) dengan moda kombinasi.
e) Mengatur jadwal pertemuan (moda tatap muka) dengan peserta didik.
f) Memberikan penugasan baik mandiri maupun kelompok kepada peserta didik.
g) Memberikan ulangan tengah semester, semester maupaun kenaikan kelas
dalam moda daring sesuai kalender pendidikan yang berlaku.
h) Memberikan rapor atau laporan perkembangan pendidikan semester pertama
dan dan semester kedua.
3) Pengelola
a) Menyiapkan kebutuhan administra f selama kegiatan orientasi teknis seper
penyediaan alat tulis, da ar hadir dan kebutuhan sarana prasarana yang lain.
b) Menyediakan kebutuhan administra f pembelajaran manual seper da ar
hadir, buku induk, jurnal, catatan keuangan dan sebagainya.
c) Menyiapkan kalender pendidikan.
d) Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran berkaitan dengan moda
kombinasi.
e) Menyediakan sarana prasarana pembelajaran pada saat pertemuan tatap muka
pendidik dengan peserta didik.
f) Menyiapkan rapor dan kelengkapan administra f pengambilan rapor.
4) Admin
a) Menjelaskan tentang sistem pembelajaran daring pada pendidik dan peserta
didik pada saat orientasi teknis.

180 MODUL PELATIHAN


b) Menjelaskan cara menggunakan sistem pembelajaran daring pada pendidik dan
peserta didik pada saat orientasi teknis.
c) Membuat username dan password bagi peserta didik.
d) Membimbing pendidik saat menggunakan sistem untuk mengunggah materi
maupun soal.
e) Membimbing peserta didik sampai dapat mengoperasikan sendiri sistem pem-
belajaran daring.
f) Membimbing pendidik maupun peserta didik apabila mengalami kesulitan pada
saat pembelajaran dengan moda daring.

Pengawasan Proses Pembelajaran


Pengawasan proses pembelajaran daring dan kombinasi dilakukan melalui kegiatan pemantauan,
supervisi, evaluasi dan ndak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan proses
pembelajaran ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran baik dalam moda da-
ring maupun kombinasi.
A. Kegiatan Pengawasan
1. Pemantauan. Pemantauan pada pembelajaran daring dan kombinasi dilakukan pada
tahap perencanaan, proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
2. Supervisi. Supervisi pada pembelajaran daring dan kombinasi dilakukan pada tahap
perencanaan, proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar melalui kegiatan pen-
dampingan, diskusi dan pela han.
3. Pelaporan. Pelaporan disusun atas hasil pemantauan dan supervisi yang selanjutkan
akan digunakan untuk perbaikan pembelajaran.
4. Tindak Lanjut. Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk perbaikan sistem
pembelajaran.

B. Pelaksana Pengawasan proses pembelajaran


1. Pelaksana pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh Pimpinan lembaga, DInas
Pendidikan (Penilik) dan Lembaga Penjaminan mutu pendidikan.
2. Pimpinan lembaga dan Dinas Pendidikan melakukan pemantauan dan supervise terhad-
ap aspek akademik dan manajerial.
3. Lembaga Penjaminan mutu pendidikan melaksanakan pengawasan melalui evaluasi diri

C. Format, Teknik dan waktu pengawasan


1. Format pengawasan dapat berupa angket, instrument, panduan wawancara
2. Teknik pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan secara langsung atau dak langsung.
3. Waktu Pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan secara periodik atau insidental (jad-
wal diatur sendiri oleh penyelenggara program)

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 181


PUSTAKA ACUAN
Hamalik, Umar. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Kemdiknas. (2003). Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 26. Jakarta: Kemdiknas.
Kemdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 14 tahun
2007 tentang Standar Isi Program Paket A, paket B dan Paket C. Jakarta: Kemdiknas
Kemdiknas. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 3 tahun
2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C.
Rukmana, SPd., Edi, dkk. (2016) Pembelajaran Paket C Dalam Jaringan.

182 MODUL PELATIHAN


UNIT 6.2

PENYELENGGARAAN PENILAIAN PADA


PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN DARING

P enilaian pada peserta didik di era millenium telah


berubah. Test dengan metode kertas dan pencil
dapat dikatakan suatu metode test kuno, teknologi
baru berkembang se ap hari untuk membantu guru
dengan tugas penilaian ini. Peserta didik era mille-
nium dibombardir dengan teknologi. Hal ini membuat
mereka familiar dengan teknologi. Alasan inilah
yang membuat metode kertas dan pencil harus
di nggalkan. Dengan adanya penerapan pe-
nilaian berbasis komputer ini sangat mendukung
pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan
(daring).
Kurikulum, pembelajaran, dan penilaian meru-
pakan ga komponen mendasar dari suatu sistem
pendidikan, baik melalui pembelajaran dalam ja-
ringan (e-learning) ataupun kelas. Mengapa dan ba-
gaimana kita menilai peserta didik yang mengiku sistem pembelajaran dalam jaringan? Apakah
kelas pembelajaran dalam jaringan (daring) membutuhkan per mbangan khusus saat memilih dan
menerapkan penilaian? Hal-hal inilah yang akan dibahas pada unit 6.2.

Tujuan

Pada modul 6.2. Penyelenggaraan Penilaian pada Pembelajaran Dalam Jaringan peserta pela han
mampu:
• Memahami cara melakukan penilaian pada pembelajaran dalam jaringan
• Memprak kkan penilaian pembelajaran dalam jaringan dengan menggunakan laptop dan akses
internet.

Waktu

80 menit

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 183


Pokok Bahasan

• Konsep Penilaian pada pembelajaran dalam jaringan


• Prak k aplikasi penilaian pada pembelajaran dalam jaringan

Perlengkapan

• LCD, Laptop.
• Kertas plano, spidol, selo p.
• Modem/jaringan internet.
• Suplemen 6.2.1 bahan paparan “Penilaian pada Pembelajaran Dalam Jaringan Pendidikan
Kesetaraan”.
• File berbagai jenis soal untuk pembelajaran dalam jaringan.
• Aplikasi pembelajaran dan penilaian pada pembelajaran dalam jaringan kesetaraan.lms.seamolec.org
dan tutorial: h ps://www.youtube.com/playlist?list=PLTkkN4T3VSgX1FU8OMt8SMg7Vp4hLI1_V
• Suplemen 6.2.2 Materi “Penyelenggaraan Penilaian pada Pembelajaran Dalam Jaringan pada
Pendidikan Kesetaran”.

Kegiatan 1

Curah pendapat dan diskusi: 15 menit


• Fasilitator menyampaikan salam dan membangun komunikasi tentang isu-isu kendala-kendala
UNBK pada pendidikan kesetaraan.
• Fasilitator melanjutkan dengan curah pendapat dan diskusi tentang pemahaman peserta pela han
tentang penilaian pada pembelajaran dalam jaringan/e-learning, yang kemudian disimpulkan
bersama. Adapun pertanyaan diskusi melalui curah pendapat sebagai berikut:
1. Mengapa dan bagaimana kita menilai peserta didik yang mengiku sistem pembelajaran dalam
jaringan?
2. Apakah kelas pembelajaran dalam jaringan (daring) membutuhkan per mbangan khusus saat
memilih dan menerapkan penilaian? Apa saja per mbangannya?
• Fasilitator secara acak menunjuk peserta pela han untuk menjawab pertanyaan dan menyimpulkan
hasil diskusi bersama.

184 MODUL PELATIHAN


Kegiatan 2

Paparan “Penilaian pada pembelajaran dalam jaringan Pendidikan Kesetaraan” dan diskusi kelom-
pok: 25 menit
• Fasilitator memaparkan Penilaian pada pembelajaran dalam jaringan Pendidikan Kesetaraan
(suplemen 6.2.1 Power Point). Waktu untuk paparan selama 15 menit
• Fasilitator mengajak peserta pela han untuk menyimpulkan dan diakhir fasilitator memberikan
penguatan tentang penilaian pada pembelajaran dalam jaringan.

Kegiatan 3

Prak k Aplikasi Penilaian pada Pembelajaran Dalam Jaringan: 40 menit


• Fasilitator membagi peserta pela han secara berpasangan dengan masing-masing memiliki
perangkat laptop dan ruangan pela han ada wifi untuk akses internet (modem jaringan internet)
dan file berbagai jenis soal untuk pembelajaran dalam jaringan sebagai bahan untuk prak k upload.
• Peserta pela han ditugaskan untuk mencoba memprak kkan aplikasi penilaian pada pembelajaran
daring dengan membuka aplikasi pembelajaran kesetaraan.lms.seamolec.org dan tutorial:
• h ps://www.youtube.com/playlist?list=PLTkkN4T3VSgX1FU8OMt8SMg7Vp4hLI1_V (atau gunakan
kembali suplemen 6.1.3 bahan prak k Panduan penggunaan aplikasi pembelajaran dalam jaringan).
Waktu prak k selama 35 menit.
• Selama peserta pela han prak k fasilitator berkeliling memberikan pendampingan.
• Fasilitator mengucapkan terima kasih atas kebersamaan dalam sesi ini dan membekali peserta
dengan materi tentang fleksibilitas pembelajaran daring pada pendidikan kesetaraan. (Suplemen
6.2.2) untuk pemahaman yang lebih jelas dengan dipelajari secara mandiri.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 185


Suplemen 6.2.2

Materi “Penyelenggaraan Penilaian pada Pembelajaran dalam Jaringan”

Penyelenggaraan Penilaian Pada Pembelajaran dalam Jaringan

P enilaian hasil belajar pada pembelajaran dalam jaringan (daring) merupakan proses untuk
melihat ketercapaian kompetensi peserta didik. Sistem modular yang diterapkan pada
Pendidikan Kesetaraan mengakibatkan penilaian hasil belajar dilaksanakan se ap akhir modul.
Dalam penilaian pembelajaran daring, penilaian modul awal merupakan prasyarat untuk da-
pat membuka modul selanjutnya. Hal ini mengakibatkan kecepatan peserta didik dalam me-
nyelesaikan pembelajarannya akan beragam. Berikut akan disampaikan mengenai sistem
penilaian pembelajaran daring yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan
sistem penilaian di satuan pendidikan masing-masing.
1. Tujuan Penilaian
b. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinam-
bungan.
c. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian
Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.
2. Ranah Penilaian Hasil Belajar
a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. Sikap
Penjelasan mengenai ranah penilaian hasil belajar telah dibahas pada materi 5. Modul Pe-
nilaian Pendidikan Kesetaraan.
3. Alat Penilaian
a. Pengukuran Pengetahuan
Alat penilaian yang digunakan dalam pengukuran ranah pengetahuan dalam pembela-
jaran daring dan kombinasi ini adalah
1) Tes, bentuk tes yang digunakan diutamakan bentuk pilihan ganda.
2) Nontest, bentuk nontes yang digunakan adalah penugasan proyek.
b. Pengukuran Keterampilan
Alat penilaian untuk mengukur ranah keterampilan dalam pembelajaran daring dan
kombinasi ini diutamakan dalam bentuk:
a) Penilaian kinerja
b) Penilaian Proyek
c) Penilaian hasil magang, digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi pada

188 MODUL PELATIHAN


mata pelajaran pemberdayaan (keterampilan). Aspek penilaian pada magang ini
diantaranya: Sikap, Kerjasama, Pengetahuan, Inisia f, Keterampilan, Kehadiran.
d. Pengukuran Sikap
Alat penilaian yang digunakan untuk mengukur ranah sikap dalam pembelajaran daring
dan kombinasi ini diutamakan dalam bentuk
a) Penilaian diri
b) Catatan anekdot
4. Bentuk penilaian
a. Penilaian proses pembelajaran merupakan penilaian yang terintegrasi dalam kegiatan
pembelajaran melalui penilaian modul
b. Ujian kenaikan ngkatan merupakan penilaian untuk naik ke ngkatan selanjutnya.
c. Ujian Sekolah Berstandar Nasional merupakan pengukuran capaian kompetensi peserta
didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk seluruh mata pelajaran dengan
mengacu pada SKL untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar.
d. Ujian nasional diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
5. Kriteria Pencapaian Kompetensi Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar dalam pembelajaran daring dan kombinasi secara umum dapat di-
gambarkan sebagai berikut.
Kriteria penilaian hasil belajar melipu
a. Ak vitas harian
1) Kehadiran dan keak fan peserta didik di video conference dan diskusi
2) Mengunduh/membaca modul
3) Mengerjakan la han modul
4) Mengiku ulangan/kuis yang disediakan
5) Menyelesaikan dan mengunggah tugas;
b. Ujian modul
Ujian modul adalah penilaian untuk mengukur capaian kompetensi pada se ap modul.
Peserta didik harus mencapai nilai KKM, jika peserta didik belum mencapai nilai KKM,
maka peserta didik akan memperoleh remedial.
c. Remedial
Peserta didik yang mendapatkan nilai kurang dari KKM saat penilaian modul, mendapat
kesempatan remedial untuk bagian yang kurang. Selanjutnya melakukan ujian ulang.
Bila hasil ujian ulang dak mencapai KKM, maka pendidik dapat memberikan tugas
tambahan.
5. Mekanisme Penilaian Hasil Belajar Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring dan kombinasi menggunakan modul sebagai sumber belajar utama
yang dapat dipelajari sendiri. Sehingga penilaian hasil pembelajaran ditentukan oleh ke-
mampuan peserta didik dalam menyelesaikan modul. Peserta didik akan dapat mengiku
ujian modul jika peserta didik telah menyelesaikan membaca modul, membuat tugas,
ulangan/kuis dan la han modul. Berikut mekanisme penilaian pembelajaran daring.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 189


a. Mekanisme Penilaian Pembelajaran Daring
1) Ulangan harian, kuis, tugas, la han modul dikerjakan oleh peserta didik melalui ap-
likasi pembelajaran.
2) Ujian Modul dilaksanakan melalui aplikasi pembelajaran.
3) Ujian Kenaikan Derajat Kompetensi dilaksanakan melalui aplikasi pembelajaran
di satuan pendidikan terdekat dengan domisili peserta didik untuk mendapatkan
pengawasan.
4) USBN dilaksanakan melalui aplikasi pembelajaran di satuan pendidikan atau mitra
terdekat dengan domisili peserta didik untuk mendapatkan pengawasan.
5) UNBK dilaksanakan melalui aplikasi UNBK di satuan pendidikan terdekat dengan
domisili peserta didik untuk mendapatkan pengawasan.
b. Penilaian Pembelajaran Kombinasi
1) Ulangan harian, kuis, tugas, la han modul dikerjakan oleh peserta didik melalui ap-
likasi pembelajaran
2) Ujian modul dilakukan di satuan pendidikan
3) Ujian kenaikan ngkat untuk pembelajaran kombinasi harus dilaksanakan di satuan
pendidikan
4) USBN dilaksanakan di satuan pendidikan
5) UNBK dilaksanakan sesuai dengan ketentuan satuan pendidikan tempat peserta
didik terda ar sebagai peserta didik Pendidikan Kesetaraan
7. Penilaian yang dilakukan pada pembelajaran daring melipu :
a. Penilaian proses
Penilaian proses adalah penilaian yang berkaitan dengan kemampuan prosesual, meng-
iku prosedur, tata cara, dan aturan tertentu. Penilaian proses dilakukan selama proses
interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan pendidik atau peserta didik dengan
sistem.
1) Interaksi peserta dengan pendidik pada saat:
• Tatap muka online/video conference
• Cha ng
• Forum diskusi
• Pengerjaan tugas yang diberikan pendidik baik berupa kuis, penugasan dan lain-
lain
2) Interaksi peserta dengan system pada saat:
• Kehadiran peserta dalam tatap muka online, cha ng, forum diskusi, pengerjaan
tugas mandiri
b. Penilaian hasil belajar
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan penilaian produk atau penilaian hasil dari
proses belajar.
Penilaian hasil belajar melipu :
1) Penilaian Harian
Dilakukan untuk mengukur ketercapaian indikator dari kompetensi yang akan

190 MODUL PELATIHAN


dicapai pada se ap pertemuan baik melalui tatap muka, tutorial maupun mandiri.
2) Penilaian Tengah Semester
Dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi selama 3 bulan kegiatan
pembelajaran baik melalui tatap muka, tutorial maupun mandiri
3) Penilaian Akhir semester
Dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dalam satu semester.
Penilaian dilakukan oleh pendidik dengan mengumpulkan data dari:
a. Hasil penilaian proses
b. Penilaian hasil belajar
8. Prosedur Penilaian Hasil Belajar Pada Pembelajaran Daring Dan Kombinasi
Prosedur penilaian hasil belajar pada pembelajaran daring dan kombinasi adalah sebagai
berikut.
a. Menyusun kisi-kisi penilaian
b. Mengembangkan (menyusun, uji validitas dan merevisi) instrumen penilaian hasil
belajar
c. Melaksanakan penilaian/ujian
d. Mengolah, menganalisis dan menginterprestasikan hasil penilaian peserta didik untuk
mendapatkan nilai akhir
e. Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian/ujian.
9. Kelulusan
Peserta didik dinyatakan telah mencapai kompetensi dan naik derajat jika memenuhi
persyaratan berikut.
a. Telah menyelesaikan program pembelajaran derajat 3 pada program paket B dan
program pembelajaran paket 5 pada Program Paket C;
b. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya minimal BAIK;
c. Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai pengetahuan
dan/atau keterampilan di bawah KKM.

TUTOR PENDIDIKAN KESETARAAN 191


PUSTAKA ACUAN
Kemdiknas. (2003). Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 26. Jakarta: Kemdiknas.
Kemdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 14 tahun
2007 tentang Standar Isi Program Paket A, paket B dan Paket C. Jakarta: Kemdiknas
Kemdiknas. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 3 tahun
2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C.
Kemdikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kemdibud
Kemdibud. (2018). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil
Belajar oleh Pemerintah. Jakarta: Kemdikbud
Rukmana, SPd., Edi, dkk. (2016) Pembelajaran Paket C Dalam Jaringan.

192 MODUL PELATIHAN

Anda mungkin juga menyukai