Anda di halaman 1dari 8

PEMODELAN DAN ANALISIS DAMPAK BANJIR DI UNIVERSITAS

INDONESIA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Rizky Amellia Putri


1706975375

KELAS PEMODELAN 3 DIMENSI


DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
2019
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia yang berlokasi
di 2 Provinsi yang berbeda meskipun berada dalam satu kawasan, yaitu provinsi DKI Jakarta
tepatnya di kota Jakarta Selatan dan Provinsi Jawa Barat tepatnya di kota Depok. Karena hal
tersebut, tentu saja di sekitar Universitas Indonesia terjadi pertumbuhan penduduk yang dapat
dibuktikan dengan menjamurnya kost maupun apartement di sekitar wilayah Universitas
Indonesia. Pertumbuhan penduduk mengakibatkan pembangunan yang pesat di sekitar Universitas
Indonesia yaitu kota Depok yang menyebabkan perubahan lingkungan yang tidak dapat dihindari.
Salah satu efek perkembangan kota yang pesat adalah ancaman banjir, baik karena arus pasang
surut (banjir rob), kenaikan muka air laut, maupun banjir akibat luapan sungai akibat tata kota
yang kurang baik.

Banjir perkotaan mengandung tantangan serius untuk pembangunan dan kehidupan


manusia, terutama bagi para penduduk yang tinggal di wilayah urban negara-negara berkembang
(World Bank, 2012). Banjir akibat air laut atau banjir rob merupakan fenomena melupanya air laut
ke daratan akibat proses pasang surut air laut yang menggenangi lahan/kawasan pesisir yang lebih
rendah dari permukaan air laut rata-rata (mean sea level) (Marfai dan Suryanti, 2008).

Fitur ataupun obyek-obyek real di permukaan bumi, cenderung bersifat dinamis dan
berkembang, perubahan-perubahan fitur/obyek ini akan mempengaruhi fitur/obyek lainnya karena
merupakan suatu kesatuan yang membentuk sebuah sistem, Sedangkan permasalah-permasalahn
suatu daerah cenderung bertambah dan kompleks. Oleh karena itu untuk memperoleh data beserta
informasi obyek/fitur dipermukaan bumi perlu dilakukan suatu identifikasi, menggunakan prinsip
kombinasi antara penginderaan jauh, SIG, cybergeografi, dan virtual geografi yaitu dengan
melakukan pemetaan, pemodelan secara tiga dimensi dan pembuatan simulasi banjir sehingga bisa
lebih lanjut digunakan untuk memecahkan permasalahan dan berguna untuk pengambilan
keputusan/kebijakan terkait wilayah dan obyek/fitur tersebut.

TUJUAN

1. Menjelaskan proses dan tahapan dalam mengolah data kontur menjadi bentuk 3 dimensi.
2. Menjelaskan proses dan tahapan pemodelan 3 dimensi.
3. Membuat model genangan banjir pada Universitas Indonesia.
4. Menjelaskan perkembangan obyek/fitur dan perubahannya dari hasil identifikasi.
5. Mengetahui wilayah-wilayah di Universitas Indonesia yang terdampak banjir.

METODE PENELITIAN

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah computer, software ArcGIS termasuk
ArcMap dan ArcScene.

Untuk data kontur menggunakan data dari ASTER yang kemudian diolah di ArcMap yang
akan menghasilkan TIN, yaitu representasi permukaan bumi dalam bentuk 3 dimensi. Selanjutnya
membuat boundary seluas Universitas Indonesia dengan cara membuat shp boundary Universitas
Indonesia dalam bentuk polygon yang dilakukan melalui cara digitasi.

Kemudian dari data-data yang sebelumnya diolah di ArcMap, diolah kembali di ArcScene
untuk menghasilkan output simulasi banjir berdasarkan data TIN dan boundary Universitas
Indonesia.

LANGKAH KERJA

Pemodelan 3 dimensi dan pembuatan simulasi banjir, tidak biasa dilepaskan satu sama lain.
pemodelan 3 dimensi menggunakan Arcscene 10.3, untuk membangun fitur 3 dimensi
menggunakan data kontur yang diperoleh dari situs USSGS yang menyediakan data DEM satelit
ASTER yang kemudian diolah menggunakan software ArcMap 10.3. Langkah selanjutnya
pembuatan simulasi banjir juga menggunakan software Arcscene. 10.3 dengan menambahkan data
file bereksistensi .shp polygon yang berperan sebagai air/banjir, dengan editing animation berupa
keyframe yang dapat diatur dengan animation manager pada Arcscene 10.3 maka simulasi banjir
dapat dibuat. Tahap selanjutnya merupakan tahap akhir yaitu identifikasi obyek/fitur seperti badan
air, jalan, bangunan dan sebagainya. Berikut langkah kerja penelitian yang disajikan dalam bentuk
gambar.

1. Download data-data yang akan diolah yang sudah disediakan di scele


2. Buka software ArcMap 10.3, add data UI aster utm yang terdapat di folder Bahan Praktikum:
SHP UI

3. Membuat TIN dari data kontur UI melalui fitur create TIN.

4. Membuat shp polygon se UI dengan new shapefile yang dinamakan sebagai boundary (air) UI.
5. Buka software ArcScene 10.3, add data UI TIN dan boundary UI yang telah dibuat sebelumnya
di ArcMap, shp jalan dan bangunan yang terdapat di folder UI SHP.

6. Pada gambar di atas hanya terlihat UI TIN dan boundary UI padahal shp bangunan dan jalan
sudah di-add data. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan-kegiatan lain seperti setting base
height agar shp bangunan dan jalan bisa naik ke atas UI TIN.

7. Untuk bangunan, dilakukan extrusion dan disetting ketinggian level*4 meter yang artinya rata-
rata tinggi 1 lantai (level) adalah 4 meter agar bisa merepresentasikan keadaan sebenarnya.
8. Untuk membuat animasi simulasi banjir menggunakan tools animation, animation manager →
create, pilih boundary UI sebagai z value (source object), klik new, klik create secukupnya.
Dalam simulasi kali ini saya menggunakan 10 layer dengan z elevasi awal 37 yang merupakan
ketinggian terendah dengan interval 3 hingga dalam simulasi ini yang paling tinggi yaitu
elevasi 64. Simulasinya berlangsung dalam waktu 10 detik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum Banjir
Saat Banjir

Prediksi genangan banjir Universitas Indonesia dibuat dengan menggunakan software


ArcMap dan ArcScene, dapat terlihat bahwa genangan banjir tertinggi berada pada elevasi 64 yang
ditunjukkan oleh warna cokelat muda, dimana pada gambar di atas wilayah yang memiliki elevasi
≤64 yang ditunjukkan oleh warna cokelat muda terlihat tenggelam, hanya tersisa sedikit saja yang
tidak tergenang air.

Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa sebagian besar bangunan terkena dampak banjir
dengan menggunakan model yang sudah dibuat berada di sekitar FelFest UI, bahkan bangunan di
sekitarnya tampak tenggelam. Selain itu wilayah lainnya yang tergenang atau terkena dampak
banjir adalah asrama UI, Fakultas Psikologi, FISIP, FEB, FIB, FT, Stadion, Pusgiwa, dan FIK
yang menandakan bahwa wilayah atau bangunan tersebut elevasi terendahnya berada di bawah 65
sehingga ketika terjadi banjir dengan genangan tertinggi di elevasi 64, masih terkena dampak dari
banjir tersebut yaitu tergenangnya bangunan-bangunan di wilayah tersebut.

Untuk wilayah yang tidak tergenang atau tidak terdampak banjir dari simulasi tersebut
berada di sekitar pusat administrasi Universitas Indonesia yang menjadi pusat kegiatan dari seluruh
civitas akademika Universitas Indonesia seperti gedung rektorat, balairung, masjid UI dan
perpustakaan pusat. Selain itu wilayah lain yang tidak terdampak banjir dalam simulasi tersebut
adalah FH, RIK, FMIPA dan Fasilkom yang menandakan bahwa wilayah tersebut elevasi
terendahnya >64 sehingga ketika dibuat simulasi banjir dengan genangan tertinggi berada di
elevasi 64 bangunan-bangunan yang berada di wilayah tersebut tidak tergenang atau terdampak
banjir.

Dengan simulasi ini dapat diketahui wilayah atau fakultas mana yang memiliki risiko lebih
besar dalam bencana banjir dan dapat dilakukan pembuatan kebijakan-kebijakan dari universitas
maupun fakultas dalam perencanaan penanggulangan bencana banjir yang mungkin terjadi.

KESIMPULAN

1. Pemetaan dan pemodelan genangan banjir serta analisis dampak di Universitas Indonesia
memerlukan data kontur, shp bangunan UI dan boundary (air) UI.
2. Melalui pemodelan genangan banjir dengan menggunakan 10 layer di elevasi terendah 37
dengan interval 3 sampai elevasi tertinggi untuk simulasi 64 diketahui bahwa di Universitas
Indonesia wilayah yang terdampak banjir tertinggi berada di wilayah asrama, FelFest, Rumpun
Ilmu Sosial, FIK, Stadion, FT dan Pusgiwa. Sedangkan wilayah yang mengalami dampak
sedikit atau bahkan tidak terdampak banjir berada di pusat aktivitas Universitas Indonesia
seperti rektorat, balairung, masjid UI dan perpustakaan pusat, selain itu terdapat FMIPA, FH,
Rumpun Ilmu Kesehatan dan Fasilkom.

REFERENSI

Nurhendo, R H. 2016. Pemodelan dan Analisis Dampak Banjir Pesisir Surabaya Akibat Kenaikan
Air Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Bumi Indonesia. Vol 5. No 4.

Ardiansyah. 2017. Pemetaan, Pemodelan 3D, Simulasi Banjir dan Identifikasi Perkembangan
Obyek Desa Tolowata dengan Arcgis 10.3.1. Yogyakarta: Pendidikan Geografi Program
Magister Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai