PENDAHULUAN
Apa yang kita lakukan untuk membedakan larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit ?
Pernahkah kita menguji daya hantar listrik suatu larutan ? Daya hantar listrik tersebut dapat dilihat
dari menyala atau tidaknya lampu yang digunakan pada alat uji. Jika pada pengujian tersebut ternyata
lampunya menyala, hal itu menunjukkan larutan tersebut bersifat elektrolit. Salah satu larutan yang
bersifat elektrolit yang kita sudah faham pada umumnya adalah garam dapur (NaCl). Bagaimana jika
pada saat percobaan lampunya tidak menyala ? larutan NaCl dapat terurai menjadi Na+ dan Cl-.
Perubahan Na menjadi ion Na+ mengalami oksidasi karena melepaskan satu electron, sedangkan ion
Cl menjadi Cl- mengalami reduksi karena melepaskan satu electron.
Pada materi kali ini akan diuraikan lebih lanjut tentang larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit serta pembahasan mengenai sifat –sifat , contoh dan penerapannya, agar kita dapat
memahami bagaimana sifat larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit serta memahami konsep
dari larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit.
I.2 Tujuan
a. Agar mahasiswa mampu memahami sifat-sifat larutan elekrolit dan non elektrolit.
b. Agar mahasiswa mampu memahami sifat-sifat dan pentingnya larutan elekrolit.
I.3 Manfaat
Diantara berbagai manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah agar pemakalah dan
pembaca dapat menambah wawasannya mengenai larutan elektrolit dan non elektrolit mengenai sifat
– sifatnya dan pentingnya larutan lektrolit untuk kehidupan kita. Dengan demikian, dari kita yang
tidak tahu menjadi tahu, dari yang kurang mengerti menjadi mengerti, dan kurang paham menjadi
paham dan snantiasa mengamalkan ilmu ini secara praktik ke kehidupan sehari – hari.
I.4 Pembatasan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan Larutan
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi
zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti
garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon
dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas
larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral
tertentu.
Konsentrasi
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam
larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah
total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh
beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm).
Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi
rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
Pelarutan
Larutan ideal
Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat volume
komponen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan volume zat terlarut murni
dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan.
Larutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek kolektif jumlah partikel
terlarut, disebut sifat koligatif (dari kata Latin colligare, "mengumpul bersama"). Sifat koligatif
meliputi penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan gejala tekanan
osmotik.
Jenis-jenis larutan
Larutan dapat diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya. Tabel
berikut menunjukkan contoh-contoh larutan berdasarkan fase komponen-komponennya.
Zat terlarut
Contoh larutan
Gas Cairan Padatan
Hidrogen larut
Air dalam arang aktif; uap Aloi logam seperti baja dan
Padatan dalam logam,
air dalam kayu duralumin
misalnya platina
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori
elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan
gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius,
larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif
yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah
muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas
mengahantarkan arus listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas
dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion).
Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik
dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas.
Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami
oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen
sebagai berikut.
Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna).
Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. pada persamaan
reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.
Contoh :
NaCl(s) → Na+ (aq) + Cl- (aq)
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak
menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua
terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion
yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai
dengan panah dua arah (bolak-balik).
Contoh :
Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
dan tidak menimbulkan gelembung gas. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak
terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatan yang dapat menghantarkan arus
listrik.
Manfaat
Banyak makanan, minuman, obat-obatan, dan bahan kebutuhan lain yang berupa larutan.
Peranan larutan sungguh sangat penting dalam kehidupan kita. Kita ketahui bahwa larutan terdiri
atas pelarut dan zat terlarut. Sebagai pelarut, air tergolong pelarut universal, karena air mampu
melarutkan banyak zat.
Di alam, sulit dijumpai air yang bersih. Air hujan yang sebenarnya berupa air murni, begitu
turun hujan dan melewati udara, maka airpun sambil bergerak turun, melarutkan zat-zat kimia yang
ada di udara, debu dan bermacam-macam gas. Sebagai akibatnya, beberapa saat hujan turun, udara
makin segar. Kandungan air dalam tubuh kitapun lebih dari 75%. Banyak zat dalam tubuh kita berupa
larutan.
Dalam tubuh manusia, elektrolit sangat vital keberadaannya, karena terkait dengan segala
mekanisme tubuh termasuk metabolism yaitu sebagai ion pengaktif enzim, pembentuk hormon,
melancarkan implus pada syaraf, serta mekanik pada sel2 tubuh, seperti aktivitas permeabilitas
membran sel. selain dibutuhkan untuk tubuh, larutan elektrolit juga umum digunakan untuk
elektrokimia sperti pengisi pada ACCU, baterai, ataupun jembatan garam.
Pengertian Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalahmerupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairandan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.Cairan
tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zatterlarut). Elektrolit adalah zat
kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairanintravena
(IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairandan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total danelektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolitsaling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada
yang lainnya.Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dancairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel diseluruh tubuh, sedangkan cairan
akstraseluler adalah cairan yang berada di luarsel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan
intravaskuler (plasma), cairaninterstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah
cairan didalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,sedangkan
cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairanserebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi
saluran cerna.
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit
adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa,
oksigen, karbon dioksida danasam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),kalium
(K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-),
sulfat (SO42-).Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian
yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik
menyatakan bahwa jumlah muatan-muatannegatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif.
Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun padaplasma terinci
dalam tabel di bawah ini :No. Elektrolit Ekstraseluler IntraselulerPlasma Interstitial1.
Kation : • Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
• Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
• Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0• Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq2.
Anion : • Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
• Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
• Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
• Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq
• Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEqa.
Kation :
• Sodium (Na+) : - Kation berlebih di ruang ekstraseluler
- Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler
- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrigen padaion sodiumdi
tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan
- Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.
• Potassium (K+) : - Kation berlebih di ruang intraseluler- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
- Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves.
LARUTAN adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-
masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri atas zat terlarut dan
pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam,
yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang akan
mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan tersebut bersifat elektrolit. Jika dalam
larutan tersebut tidak terdapat ion larutan tersebut bersifat non elektrolit. Larutan elektrolit adalah
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik melalui larutan dapat dtunjukkan dengan alat uji elektrolit
seperti pada Gambar. Jika larutan menghantarkan arus listrik, maka lampu dalam rangkaian tersebut
akan menyala dan timbul gas atau endapan pada salah satu atau kedua elektroda.
Contoh lain adalah, bila NaCl dilarutan dalam air akan terurai menjadi ion positif dan ion negatif. Ion
positif yang dihasilkan dinamakan kation dan ion negatif yang dihasilkan dinamakan anion. Larutan
NaCl adalah contoh larutan elektrolit. Perhatikan reaksi berikut.
Bila gula dilarutkan dalam air, molekul-molekul gula tersebut tidak terurai menjadi ion tetapi hanya
berubah wujud dari padat menjadi larutan. Larutan gula adalah contoh dari larutan non elektrolit.
Perhatikan reaksi berikut:
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan contoh larutan elektrolit maupun non elektrolit.
Contoh larutan elektrolit: larutan garam dapur, larutan cuka makan, larutan asam sulfat, larutan tawas,
air sungai, air laut. Contoh larutan non elektrolit adalah larutan gula, larutan urea, larutan alkohol,
larutan glukosa.
Dalam tubuh manusia, elektrolit sangat vital keberadaannya, karena terkait dengan segala
mekanisme tubuh termasuk metabolism yaitu sebagai ion pengaktif enzim, pembentuk hormon,
melancarkan implus pada syaraf, serta mekanik pada sel2 tubuh, seperti aktivitas permeabilitas
membran sel. selain dibutuhkan untuk tubuh, larutan elektrolit juga umum digunakan untuk
elektrokimia sperti pengisi pada ACCU, baterai, ataupun jembatan garam.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi
homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai
cairan tubuh.Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zatterlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion
jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman,
dan cairanintravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairandan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total danelektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolitsaling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar
yaitu : cairan intraseluler dancairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di
dalam sel diseluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luarsel dan
terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairaninterstitial dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan didalam sistem vaskuler, cairan intersitial
adalah cairan yang terletak diantara sel,sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus
seperti cairanserebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit
adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa,
oksigen, karbon dioksida danasam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),kalium
(K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-),
sulfat (SO42-).Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian
yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik
menyatakan bahwa jumlah muatan-muatannegatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif.
III.4 Contoh larutan yang termasuk kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit
a. Larutan asam (zat yang melepas ion H+ jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah:
b. Larutan basa (zat yang melepas ion OH- jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah:
c. Larutan garam (zat yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa), contohnya adalah:
Natrium klorida/garam dapur : NaCl
Ammonium clorida : NH4Cl
Ammonium sulfat : (NH4)2SO4
Calcium diklorida : CaCl2
Senyawa ion (senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion), contohnya adalah: NaCl, CaCl2,
AlCl3, MgF2, LiF (sebagian besar berasal dari garam)
Senyawa kovalen polar (senyawa melalui ikatan kovalen yang bersifat polar/memiliki
perbedaan keelektronegatifan yang besar antar atom), contohnya adalah: HCl, NaOH, H2SO4,
H3PO4, HNO3, Ba(OH)2 (berasal dari asam dan basa)
BAB IV
PENUTUP
IV. 1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
(Indonesia) Oxtoby, D.W., Gillis, H.P., Nachtrieb, N.H. (2001) Prinsip-prinsip Kimia Modern. Edisi
ke-4. Jilid 1. Diterjemahkan oleh S.S. Achmadi. Jakarta: Erlangga.
Barbara Kozier, Fundamental Of Nursing Concept, Process and Practice, FifthEdition, Addison Wsley Nursing,
California, 1995Dolores F. Saxton, Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-RN,
SixteenthEdition, Mosby, St. louis, Missouri, 1999.Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah,
Pathofisiologi Konsep KlinisProses-proses Penyakit, Edisi kedua, EGC, Jakarta, 1995
http://jejaringkimia.blogspot.com/2011/01/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.html
http://sahri.ohlog.com/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.cat3416.html
http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit
http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Kimia/LARUTAN%2
0ELEKTROLIT%20DAN%20NON%20ELEKTROLIT.pdf