Pinjal
Pinjal
parasit dari tikus , terutama dari genus Rattus , dan merupakan vektor utama untuk penyakit
pes dan tipus murine murine . Ini terjadi ketika kutu telah memakan hewan pengerat yang
terinfeksi dan menggigit manusia, meskipun kutu ini dapat hidup dari mamalia berdarah
panas.
Kutu tikus oriental tidak memiliki sisir ginjal atau pronotal. Karakteristik ini dapat digunakan
untuk membedakan kutu tikus oriental dari kutu kucing , kutu anjing , dan kutu lainnya.
Tubuh kutu memiliki panjang sekitar sepersepuluh inci (sekitar 2,5 mm). Tubuhnya dibangun
untuk membuatnya lebih mudah untuk melompat jarak jauh. Tubuh kutu terdiri dari tiga
wilayah: kepala, dada, dan perut. Kepala dan dada memiliki barisan bulu (disebut sisir), dan
perut terdiri dari delapan segmen yang terlihat.
Mulut kutu memiliki dua fungsi: satu untuk menyemprotkan air liur atau sebagian mencerna
darah ke dalam gigitan, dan satu lagi untuk menghisap darah dari inang. Proses ini secara
mekanis menularkan patogen yang dapat menyebabkan penyakit yang mungkin
ditimbulkannya. Kutu mencium bau karbon dioksida yang dikeluarkan dari manusia dan
hewan dan melompat dengan cepat ke sumbernya untuk memakan inang yang baru
ditemukan. Kutu tidak bersayap sehingga tidak bisa terbang, tetapi bisa melompat jauh
dengan bantuan kaki yang kecil dan kuat. Kaki kutu terdiri dari empat bagian: bagian yang
paling dekat dengan tubuh adalah coxa; selanjutnya adalah tulang paha, tibia, dan tarsus.
Seekor kutu dapat menggunakan kakinya untuk melompat hingga 200 kali panjang tubuhnya
sendiri (sekitar 20 in atau 50 cm).
• Tidak bersayap
• Ukuran ± 1,5-3,3mm
Pinjal kucing
Morfologi dari C. felis memiliki ukuran tubuh kecil 1-2 mm, berwarna cokelat tua atau hitam,
tubuh pipih, tidak bersayap tetapi memiliki tiga pasang tungkai yang panjang dan
berkembang baik digunakan untuk lari dan melompat. Tungkai maupun tubuh tertutup oleh
menyimpan tiga segmen antena dan memiliki mata sederhana di depan antena. Bagian ventral
anterior kepala memiliki bagian yang dikenal sebagai gena. Gena memiliki duri berjajajar
seperti sisir yang dinamakan sisir gena (genal ctenidium) (Damanik, 2011).
Bagian ventral kepala memiliki sepasang lobus maxillary yang luas dikenal sebagai stipes,
dilengkapi dengan bantalan palps maxillary yang panjang. Mulut pinjal memiliki struktur
berlapis, terdiri atas sepasang laciniae beralur halus, berfungsi untuk menusuk kulit inang.
Mulut pinjal juga dilengkapi dengan epiharynx labrum yang berfungsi menusuk kapiler darah
inang, sehingga darah mengalir ke saluran pencernaan pinjal (Wall dan Shearer 2008). Toraks
memiliki tiga segmen yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Beberapa genus C. felis
memiliki sebaris duri yang kuat di bagian belakang protoraks yang dinamakan sisir pronotal
sebagai pendorong saat melompat. C. felis betina memiliki organ yang disebut spermateka
berfungsi menyimpan sperma dan berbentuk seperti kantung terletak di antara segmen 6 – 8
(Bitam, et, al., 2010). C. felis jantan terdapat organ yang disebut aedeagus atau penis
berkhitin berbentuk seperti per melingkar. Bagian dorsal pada segmen terakhir abdomen
dinamakan sensilium atau pygidium ditumbuhi rambut sensoris yang belum diketahui
fungsinya.
Pinjal anjing