Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS HUKUM

TUGAS MATA KULIAH HUKUM PERSEROAN

Analisis Penerapan Limited Liability Partnership Singapura Sebagai Badan


Hukum di Indonesia

Disusun oleh:
Angelina Audrey Ardanentya (17/412098/HK/21236)

YOGYAKARTA
2019
A. Latar Belakang
Bentuk badan usaha menentukan pembagian tanggung jawab kegiatan yang
nantinya akan dijalankan. Dilihat dari bentuk hukumnya, terdapat berbagai macam
bentuk badan usaha yang dapat dilihat dari berbadan hukum atau tidak berbadan
hukum, kepemilikan oleh Negara atau swasta, atau dijalankan oleh perseorangan
maupun persekutuan.
Berbeda dengan bentuk badan usaha yang lain, di Indonesia khususnya,
persekutuan dibedakan menjadi persekutuan perdata dan persekutuan perdata
khusus. Pembetukannya pula didasarkan pada perjanjian, maka tunduk pada Pasal
1320 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer) tentang syarat sah nya
perjanjian. Pendiriannya juga felksibel, yaitu dengan cara lisan, terulis, tersirat,
tanpa permohonan ke Pemerintah, dan tanpa persetujuan dari Pemerintah
Entitas persekutuan sebenarnya tidak hanya terdapat di Indonesia dan
karakterstiknya bisa saja berbeda di tiap negara. Salah satu bentuk persekutuan yang
ada di negara lain, khususnya Singapura adalah persekutuan dengan tanggung
jawab terbatas atau Limited Liability Partnership (LLP). Fokus dari LLP ini sendiri
adalah perlindungan atas pertanggung jawaban tertentu1. Lingkup perlindungan
tersebut berbeda dari satu negara dengan negara lain. Hal ini akan berdampak pada
tanggung jawab dari tiap-tiap orang dalam persekutuan.
Biasanya persekutuan tidak memberikan tanggung jawab terbatas atas
tuntutan hukum dan hutang pada mitra-mitranya. Tetapi dalam bentuk LLP, semua
mitra memiliki tanggung jawab terbatas atas kesalahan, kelalaian,
ketidakmampuan, atau malpraktik yang dilakukan oleh mitra lain. 2 Tindakan atas
kesalahan atau kelalaian ini akan dipertanggungjawabkan secara pribadi namun
mitra lainnya dilindungi atas tindakan tersebut.
Secara umum, LLP di Indonesia belum diatur secara jelas dan pasti. Berbeda
dengan Singapura yang telah mempunyai ketentuan khusus terkait LLP. Paper

1 Nindyo Pramono, “Perbandingan Badan Usaha Di Berbagai Negara”, Pidato, Seminar


Depkumham, Jakarta, 12 Mei 2018
2
Jean Murray, ”How To Form a Limited Liability Partnership”,
https://www.thebalancesmb.com/how-to-form-a-limited-liability-partnership-398325, diakses
10 September 2019
“Analisis Penerapan Limited Liability Partnership Singapura Sebagai Badan
Hukum di Indonesia” ini akan membahas ketenuan hukum yang mengatur LLP di
Singapura dan penerapannya apabila akan diterapkan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat
beberapa rumusan masalah yang diperoleh dalam paper “Analisis Penerapan
Limited Liability Partnership Singapura Sebagai Badan Hukum di Indonesia” yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana ketentuan hukum mengenai Limited Lability Partnership
(LLP) di Singapura dibandingkan dengan Indonesia?
2. Apakah ketentuan hukum terkait LLP di Singapura dapat diterapkan di
Indonesia?

C. Pembahasan
1. Ketentuan Hukum Mengenai Limited Liability Partnership (LLP) di
Singapura
Pada umumnya terdapat banyak jenis persekutuan diberbagai negara. Dan
dari berbai macam jenis persekutuan, terdapat beberapa kesamaan karakteristik
LLP3: (1) Semua persekutuan terdiri dari perseorangan yang setuju dan
mengikatkan dirinya (biasanya dengan perjanjian persekutuan) untuk menjalankan
suatu bisnis dan tiap-tiap orang menginvestasikan pada bisnis tersebut, (2) Dalam
banyak kasus, tiap tiap mitra (partner) mempunyai kewajiban atas tindakan yang
diambil. Hal inilah yang membedakan dari korporasi yang memisahkan kewajiban
pemilik korporasi, (3) Mitra bukanlah karyawan karena mendapatkan bagian atas
bisnis yang dijalankan dan bukan gaji, dan (4) Membayar pajak dengan cara tiap
tiap mitra membayar bagiannya atas pemasukan atau kerugian yang ada.
Limited Liability Partnership di Singapura terbentuk sejak terjadinya krisis
keuangan Asia 1997-1998 yang akhirnya membuat Pemerintah Singapura

3 Ibid.
menetapkan Limited Liability Partnership Act (LLPA) pada 2005. Dalam LPPA
dibagi menjadi Part I-VII yang pada Part II tentang Nature of Limited Liability
Partnership dapat diliihat karakteristik umum LLP di Singapura. Berdasarkan Pasal
4 ayat (1) LLPA tentang Separate Legal Personality disebutkan bahwa LLP
merupakan badan hukum yang terbentuk dan terdaftar di bawah LLPA ini dan
mempunyai legal personality yang terpisah dari para mitra nya4. Juga disebutkan
dalam ayat (2) dan (3) bahwa LLP mempunyai suksesor abadi dan segala perubahan
yang terjadi tidak akan berpengaruh pada keberadaan, hak, atau kewajiban
persekutuan ini5. Sedangkan berdasarkan hukum Indonesia, persekutuan perdata
dengan tanggung jawab terbatas secara umum diatur dalam definisi persekutuan
perdata pada Pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) yang
berbunyi:
“suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan
diri untuk memasukkan sesuatu kedalam persekutuan dengan
maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya”

Sehingga apabila pengaturan tentang persekutuan perdata dapat


dipersamakan dengan persekutuan dengan tanggung jawab terbatas, dapat dilihat
bahwa dasar dari pembentukannya adalah suatu perjanjian. Tidak ada ketentuan
lebih lanjut yang mewajibkan persekutuan untuk mendaftarkan diri pada Negara.
Sebagai tambahan, dalam Pasal 5 LLPA, bahwa LLP diperbolehkan untuk
melakukan internalia, memiliki properti, menandatangani kontrak, menuntut dan
dituntut atas namanya sendiri, dan melakukan tindakan dan hal lainnya yang sama
seperti badan hukum. Hal ini didasari oleh pembentukan LLPA yang dijiwai oleh
Singapore Companies Act. Terlebih peraturan seperti pembatasan pailit yang tidak
dibebankan pada manajer menyebutkan bahwa setiap orang yang bertindak sebagai
manajer dari persekutuan dengan tanggung jawab terbatas tanpa izin Pengadilan
Tinggi atau izin tertulis dari pejabat yang ditugaskan, akan dinyatakan bersalah atas
pelanggaran yang dilakukan oleh seorang mitra karena perannya yang hampir sama

4
Pearlie Koh, “Agency and Partnership Law”, SAL Annual Review, 2014, hlm 39
5
Yeo Hwee Ying, “Nature And Liability Shield Of Limited Liability Partnerships In
Singapore”, Singapore Academy of Law Journal, 2006, hlm 410
dengan direktur perusahaan6, pengaturan terkait akun bank dan audit7.
diskualifikasi manajer8 dianggap sebagai derivasi Hukum Perusahaan Singapura.
Sehingga LLP yang diatur dalam Act lebih mirip korporasi atau perusahaan
dibanding kemitraan9.

2. Penerapan Limited Liability Partnership (LLP) di Indonesia melalui


pengaturan LLP of Singapore
Indonesia sendiri sampai saat ini belum mengatur bentuk persekutuan
perdata dengan kewajiban terbatas secara pasti. Namun, apabila melihat dari
peraturan LPPA Singapura, maka dapat diuraikan kewajiban apa yang dibatasi bagi
para mitra pada Pasal 8 tentang Limited Liability of Partners, yaitu:
1. Kewajiban persekutuan perdata dengan kewajiban terbatas baik yang timbul
dalam kontrak, gugatan atau sebaliknya adalah semata-mata kewajiban
mitra
2. Mitra tidak bertanggung jawab secara pribadi, secara langsung atau tidak
langsung, dengan cara ganti rugi, kontribusi, penilaian atau sebaliknya,
untuk kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) semata-mata dengan
alasan menjadi mitra
3. Subbagian (1) dan (2) tidak akan memengaruhi tanggung jawab pribadi
mitra dalam kesalahan atas tindakan atau kelalaiannya sendiri yang salah,
tetapi seorang mitra tidak akan secara pribadi bertanggung jawab atas
tindakan salah atau kelalaian dari mitra lain
4. Apabila mitra dari persekutuan perdata dengan tanggung jawab terbatas
bertanggung jawab kepada siapa pun (selain mitra lain dari kemitraan
dengan tanggung jawab terbatas) sebagai akibat dari tindakan atau
kelalaiannya yang salah dalam menjalankan bisnis kemitraan dengan
tanggung jawab terbatas atau dengan wewenangnya, persekutuan perdata

6 Limited Liability Partnership Act of Singapore, Pasal 33


7 Ibid., Pasal 25
8 Ibid., Pasal 34-36
9 M Twomey, 2003, Protection For Partners From Unlimited Liability In Certain
Circumstances, NYC
dengan kewajiban terbatas bertanggung jawab pada tingkat yang sama
dengan mitra.
5. Kewajiban kemitraan persekutuan ini harus dipenuhi dari properti
kemitraan persekutuan terbatas.
Dilihat dari batasan kewajiban seorang mitra dalam persekutuan dengan
tanggung jawab terbatas, maka LLP of Singapore dapat diterapkan di Indonesia,
mengingat seorang mitra LLP tidak dapat dianggap bertanggung jawab secara
pribadi atas kesalahan komisi atau mitra lain mana pun10. Sehingga melindungi
mitra dalam lingkup kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh pihak lain11.
Indonesia dapat lebih tegas dalam pembentukan persekutuan perdata
dengan kewajiban tertentu, melihat dalam hukum Singapura pembentukan dan
pendirian LLP didasarkan pada LLPA sehingga akan lebih mudah bagi negara
untuk melakukan hal administratif dan dari segi mitra akan lebih terjamin kepastian
hukumnya karena telah ada ketentuan yang mengatur,
Namun yang harus dicermati adalah dari perspektif pajak, LLP Singapura
tidak dikenakan pajak sebagai entitas tersendiri dan laba dikenakan sebagai bagian
dari pendapatan pribadi masing-masing mitra12. Tarif pajak yang dikenakan adalah
tarif pajak penghasilan pribadi. Jika mitra adalah seorang individu, bagian
pendapatannya dari LLP akan dikenakan pajak berdasarkan tarif pajak penghasilan
pribadinya. Jika mitra adalah perusahaan, bagian pendapatannya dari LLP akan
dikenakan pajak pada tarif pajak untuk perusahaan. LLP dalam hal ini diperlaukan
sebagai pajak transparan dan bisa saja merugikan tiap-tiap mitra.13

D. Kesimpulan

Perbedaan mendasra yang dapat dilihat dari LLP di Singapura adalah tekah
mempunyai dasar hukum yang mengatur LLP, sehingga pembentukan dan

10
“Singapore LLP Registration”, https://www.guidemesingapore.com/business-
guides/incorporation/other-business-entity-types/singapore-llp-registration, diakses 9
September 2019
11
CJ Miller, “LLPs: How Limited Is Limited Liability?”,
http://www.mobar.org/journal/1997/mayjun/index.htm, diakses 9 September 2019
12
S Levmore, “Limited Liability Partnership: Taxation Issues”, CASIRJ, Vol. 7, Issue I, 2016
13
“Limited Liability Partnership”, https://lawshelf.com/courseware/entry/the-limited-liability-
partnership, diakses 8 September 2019
pendiriannya diatur oleh negara dan mempunyai kekuatan hukum yang lebih pasti.
Jika dilihat dari kewajiban yang dibatasi, konsep LLP dapat diterapkan di Indonesia
karena konsep perlindungan mitra dalam lingkup tertentu menguntungkan orang-
orang yang ingin menjalankan bisnis namun dengan perlindungan tertentu. Namun
hal yang harus menjadi pertimbangan adalah perpajakan dan perpindahan asset
yang tidak dapat dilakukan secara bersamaan (hanya bisa dilakukan individual).

Anda mungkin juga menyukai