Kelompok 4 - Penilaian Tes Uraian
Kelompok 4 - Penilaian Tes Uraian
Kelompok 4 :
1. Elfrida Gultom
2. Julia Van Harling
3. Nur Amanah
1
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
ASSESMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki.
Dan juga kami berterima kasih pada Bapak ARIE ANANG SETYO S.Pd.M.Pd
selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai salah satu materi ASSESMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA yakni
“PENILAIAN TES URAIAN”.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran serta usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
F. Kisi-Kisi ................................................................................................... 14
G. Soal ........................................................................................................... 14
3
PENILAIAN TES URAIAN
Tes uraian yang dalam literature disebut juga essay examination, merupakan alat
penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang
menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan
pertanyaan dengan menggunakan bahasa sendiri. Dengan demikian dalam tes ini dituntut
kemampuan siswa dalam hal mengespresikan gagasan melalui bahasa tulisan. Dalam hal
inilah kekuatan atau kelebihan tes esai dari alat penilaiannya. Sungguh pun demikian,
sejaktahun 1960an bentuk test ini banyak ditinggalkan orang karena munculnya bentuk tes
objektif. Bahkan sampai saat ini tes objektif sangat popular dan digunakan oleh hampir
semua guru mulai ditingkat SD sampai di perguruantinggi.
c. Kurangnya daya analisis para mahasiswa karena terbiasa dengan tes objektif yang
memungkinkan mereka main tebak jawaban manakala menghadapi kesulitan dalam
menjawabnya.
Kondisi seperti ini sangat menunjang penggunaan tes uraian di perguruan tinggi
akhir-akhir ini dengan harapan dapat meningkatkan kembali kualitas pendidikan di
perguruan tinggi. Harus diakui bahwa tes uraian dalam banyak hal mempunyai kelebihan
dari pada tes objektif, terutama dalam hal meningkatkan kemampuan menala dilkalangan
mahasiswa dansiswa. Hal ini ialah karena melalui tes ini para mahasiswa mengungkapkan
4
aspek kognitif tingkat tinggi seperti analisis sintesis evaluasi, baik secara lisan maupaun
secara tulisan. Siswa juga dibiasakan dengan kemampuan memecahkan masalah (problem
solving), mencoba merumuskan hipotesis, menyususn dan mengekspresikan gagasannya,
dan menarik kesimpulan dari pemecahan masalah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan atau keunggulan tes uraian
ini antara lain adalah:
a. Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi
c. Dapat melatih kemampuan berfikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis,
analitis, dan sistematis
Di lain pihak kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam test ini antara lain
adalah:
a. Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua
bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan
banyak hal melalui sejumlah pertanyaannya
5
c. Tes ini biasanya kurang reliable, mengungkapkan aspek yang terbatas,
pemeriksaannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang
jumlah siswanya relative besar. (Dr. Nana Sudjana,2013;35-37)
a. Gunakan bentuk uraian kalau tidak ada bentuk objektif yang sesuai.
b. Rumuskan pertanyaan sesuai dengan basil belajar yang diin8inkan'
c. Pertanyaan harus memuat tugas yang jelas.
d. Sesuaikan Pertanyaan dengan waktu yang tersedia.
e. Hindarkan pertanyaan yang optional.
Beberapa ahli berpandangan bahwa soal bentuk uraian tidak dapat mengukur
keberhasilan siswa secara objektif terutama dart pandangan pemeriksa soal bentuk uraian.
Untuk menjaga objektivitas penilaian dan indikator ukuran yang akan dilihat,
disarankan untuk memberikan skor yang terukur dan logis, di antaranya:
Tes uraian memiliki bentuk respons yang beragam antara lain berbentuk
penjelasan yang sukar dibuat pola jawabannya. Tes urajan dapat bersifat tertutup yaitu
mempunyai satu jawab atau cara penyelesajan, atau bersifat terbuka (open-ended) yaitu
6
mempunyai lebih dari satu jawab dan satu cara penyelesaian. Pada dasarnya, tiap
bentuk tes mempunyai kelemahan dan kekuatan masing-.masing. Penetapan bentuk tes
yang akan dipakai bergantung pada tujuan evaluasi dan kondisi saat evaluasi. Pada
evaluasi yang menekankan pada produk, meliputi cakupan topik yang luas, kemampuan
yang beragam, siswa yang banyak, dan lama waktu tes dan pemeriksaan yang relatif
singkat biasanya digunakan tes objektif. Sedangkan pada evaluasi yang menekankan
pada proses penyelesaian, kemampuan tertentu yang mendalam, siswa yang relatif sedikit,
waktu tes dan pemeriksaan yang relatif lama, pada umumnya digunakan tes uratan. Agar
pemberian skor tes bentuk uraian bersifat relatif objektif dan tepercaya (ajeg) terhadap
perbedaan waktu dan pemberi skor maka dapat digunakan panduan pemberian skor yang
disebut dengan rubrik skoring. Pedoman tersebut merupakan kisi-kisi yang memuat
klasifikasi jawaban berdasarkan kekompleksan dan Kedalaman respons dan skor untuk
tiap klasifikasi renspons. (Dr. H. Heris Hendriana, M.Pd dan Prof. Dr. Hj. Utari
Soemarmo, 2014;77-78)
Tes esai adalah salah Satu bentuk tes yang digunakan juga dalam instrumen
penelitian. Tes ini digunakan biasanya pada subjek penelitian yang sifatnya kecil. Tes ini
juga dimaksudkan untuk melihat berbagai kemampuan yang dimiliki subjek dalam bentuk
tertulis. Item tes esai menuntut siswa untuk mengorganisasikan atau menyajikan jawaban
dalam bentuk uraian (esai). Ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan dalam
membuat tes esai, antara lain:
Tes esai masih diklasifikasikan lagi menjadi beberapa bentuk yaitu uraian bebas,
uraian terstuktur, jawaban singkat, dan isian (melengkapi). Klasifikasi tersebut didasarkan
atas kebebasan siswa untuk memberikan jawaban terhadap soal.
7
1. Bentuk Uraian Bebas
Bentuk uraian bebas memberikan kebebasan kepada siswa untuk memberikan opini
serta alasan yang diperlukan. Jawaban siswa tidak dibatasi oleh persyaratan
tertentu.
Bentuk uraian terstruktur atau uraian terbatas meminta siswa untuk memberikan
jawaban terhadap soal dengan persyaratan tertentu.
Tes jawaban singkat merupakan tipe item tes yang bisa dijawab dengan kata, frase,
bilangan, atau simbol. Item tes jawaban singkat menggunakan pertanyaan langsung,
dan siswa diminta untuk memberi jawaban secara singkat, tepat, dan jelas. Item
jawaban singkat cocok untuk mengukur berbagai hasil belajar yang relatif
sederhana. (Prof. Dr. Hamzah B.Uno, M.Pd dan Dra. Satria Koni, M.Pd, 2014;116-
118)
Agar diperoleh soal-soal bentuk uraian yang dikatakan memadai sebagai alat
penilaian hasil belajar, hendaknya diperhatikan hal-hal berikut:
Segi yang hendak diukur hendaknya ditentukan secara jelas abilitasnya, misalnya
pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu permasalahan dan aspek
kognitifnya.dengan kejelasan apa yang akan diungkapkan maka soal atau
pertanyaan yang dibuat hendaknya mengungkapkan kemampuan siswa dalam
abilitas tersebut.
8
2. Dari segi bahasa
Gunakan bahasa yang baik dan yang benar sehingga muda h diketahui makna yang
terkandung dalam rumusan pertanyaan. Bahasanya sederhana singkat, tetapi jelas
yang ditanyakan
4. Dari segijawaban
Setiap pertanyaan yang hendak diajukan sebaiknya telah ditentukan jawaban yang
diharapkan, minimal pokok-pokoknya. Tentukan pula besarnya skors maksimal
untuk setiapsoal yang dijawab benar dan skors minimal bila jawaban dianggap
salah atau kurang memadai.((Dr. Nana Sudjana,2013;39-40)
1. Nilailah jawaban-jawaban soal essay dalam hubungannya dengan hasil belajar yang
sedang diukur.
Extended-rupouse items menuntut jawaban yang terbuka dan bebas sehingga sering
kali tidak mungkin untuk menyiapkan pedoman jawabannya. Oleh Karena itu,
9
biasanya guru atau pembuat tes itu menilai tiap jawaban dengan menimbang-nimbang
kualitasnya dalam hubungannya dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, jadi
bukan menskor point demi point dengan kunci jawaban. Untuk itu bias dilakukan
dengan mengklasifikasikan jawaban-jawaban itu ke dalam 5 tingkat yang selanjutnya
diberi nilai 0, 1, 2, 3, 4; dan A, B, C, D, dan E.
4. Evaluasilah semua jawaban siswa soal demi soal, dan bukan siswa demi siswa. Dengan
demikian dapat dihindarkan terjadinya halo effect.
5. Evaluasilah jawaban-jawaban soal essay tanpa mengetahui identitas atau nama murid
yang mengerjakan jawaban itu.
6. Bilamana mungkin, mintalah dua atau tiga orang guru lain, yang mangetahui masalah
itu, untuk menilai tiap jawaban. Ini diperlukan untuk mengecek keandalan skoring
terhadap jawaban-jawaban essay itu.
Tentu saja hal ini tidak perlu dilakukan pada setiap penilaian, tetapi sewaktu-
waktu saja misalnya jika diperlukan untuk memilih siswa-siswa yang akan dicalonkan
untuk mengikuti latihan tertentu atau untuk memilih juara sekolah (Drs. M. Ngalim
Purwanto, MP, 2010;64)
Apa yang sudah dibicarakan di depan atau juga yang banyak terdapat di buku-buku
lain, hanya meliputi uraian mengenai reliabilitas tes bentuk objektif, yaitu soal yang terdiri
dari butir-butir soal yang dinilai hanya “benar" atau "salah." Menilai soal bentuk uraian
tidak dapat dilakukan seperti itu. Sesuatu butir soal uraian menghendaki gradualisasi
Penilaian. Barangkali butir soal nomor 1 penilaian terendah 0 tertinggi 8, tetapi butir soal
nomor 2 nilai tertinggi hanya 5, dan butir soal nomor 3 sampai 10, dan sebagainya.
Untuk keperluan mencari reliabilitas soal keseluruhan Perlu juga dilakukan analisis
butir soal seperti halnya soal bentuk objektif. Skor untuk masing-masing butir soal
dicantumkan pada kolom item menurut apa adanya. Rumus yang digunakan adalah rumus
Alpha sebagai berikut:
10
𝑛 Σσ2i
𝑟11 = ( ) (1 − 2 )
(𝑛 − 1) 𝜎𝑡
Di mana :
𝑟11 = reliabilitas yang dicari
Σσ2i = jumlah varians skor tiap-tiap item
Dengan data yang tertera dalam tabel, dicari varians tiap-tiap item dahulu, bisa
dijumlahkan.
Perlu diingat kembali rumus varians yang sudah kita kenal, yaitu :
11
(Σ𝑋)2 2
Σ𝑥 2 − ΣX2𝑡 (ΣX2𝑡 )
2 𝑁
𝜎 = atau 𝜎𝑡 = −
𝑁 𝑁 𝑁
502
328 − 10 328 − 250 78
𝜎 2 (1)∗ = = = = 7,8
10 10 10
432
201 − 210 − 184,9 16,1
10
𝜎 2 (2)∗ = = = = 1,61
10 10 10
482
264 − 10 264 − 230,4 33,6
𝜎 2 (3)∗ = = = = 3,36
10 10 10
622
418 − 10 418 − 384,4 33,6
𝜎 2 (4)∗ = = = = 3,36
10 10 10
662
458 − 10 458 − 435,6 22,4
𝜎 2 (5)∗ = = = = 2,24
10 10 10
652
451 − 451 − 422,5 28,5
10
𝜎 2 (5)∗ = = = = 2,85
10 10 10
Jumlah varians semua item Σσ2i = 7,8 + 1,61 + 3,36 + 3,36 + 2,24 + 2,85
= 21,22
3342
11836−
10
Varian total = 10
11836 − 11155,6
=
10
680,4
= = 68,04
10
*) dalam tanda kurung menunjukkan nomor item
12
Dimasukkan ke dalam rumus alpha :
6 21,22
𝑟11 = × (1 − )
6−1 68,04
6
= × (1 − 0,312)
5
6
= × 0,688
5
= 0,8256 dibulatkan 0,826
Bagi mahasiswa yang menulis skripsi dan ingin menguji reliabilitas angket yang
digunakan untuk mengumpulkan data, rumus Alpha ini dapat juga diterapkan.
Kesalahan fatal yang sering Kita jumpai adalah penggunaan teknik belah dua untuk
menghitung reliabilitas angket. Dalam menggunakan teknik belah dua, Peneliti harus
selalu ingat persyaratannya, antara lain bahwa belahan Pertama dengan belahan kedua
yang dicari kesejajarannya harus seimbang.(Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, 2013;122-
125)
13
F. KISI-KISI
Kurikulum : KTSP
G. SOAL
14
3. Penarikan kesimpulan yang sah dari premis-premis berikut adalah ....
4. Ingkaran dari pernyataan “Semua hewan mamalia menyusui anaknya” adalah ....
5. Ingkaran dari pernyataan “Semua makhluk hidup membutuhkan makan dan minum
untuk kehidupannya” adalah....
H. Alternatif Jawaban
Premis 1 : p ⟹ q
Premis 2 : q ⟹ r
Premis 3 : p
Modus Silogisme :
p ⟹ q (Benar)
q ⟹ r (Benar)
∴ p ⟹ r (Benar) → kesimpulan
Premis 1 : p ⟹ q
Premis 2 : q ⟹ r
Premis 3 : r ⟹ s
Modus Silogisme :
p⟹q
q⟹r
r⟹s
∴ p⇒s
15
Kesimpulannya adalah Jika semua siswa rajin belajar maka mendapatkan nilai yang
bagus
3. Ingkaran dari pernyataan “Semua hewan mamalia menyusui anaknya” adalah “Ada
hewan mamalia yang tidak menyususi anaknya.”
4. Ingkaran dari pernyataan “Semua makhluk hidup membutuhkan makan dan minum
untuk kehidupannya” adalah “Ada makhluk hidup yang tidak membutuhkan makan
dan minum untuk kehidupannya.”
16
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi
Aksara
Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
Uno, Hamzah B. dan Koni, Satria. 2014. Assessment Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi
Aksara
Hendriana, Heris dan Soemarmo, Utari. 2014.penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung
: PT. Refika Aditama
17