“AMPERA”
Oleh :
Febry Anisa
Joko Setiawan
Randi Darmawansyah
Tauqifi Muhammad
UNIVERSITAS RIAU
2019
COST SRUCTURE
1. FC (fixed cost) atau biaya tetap adalah biaya yang besarnyatidak tergantung pada jumlah
barang yang dihasilkan atau diproduksi. Artinya,biaya yang dikeluarkan tidak berubah
berapapunjumlah barang yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Contoh : pembayaran gaji
Sewa gedung atau peralatan
Membayar bunga pinjaman dari bank
2. AFC (average fixed cost) atau biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap yang harus
dikeluarkan per unit barang
𝐹𝐶
Rumus : AFC = 𝑄
3. VC (variabel cost) atau biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada
jumlah barang yang dihasilkan
Rumus :
Contoh : biaya bahan bakar mesin produksi
4. AVC (average variabel cost) atau biaya variabel rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan
per unit barang
𝑇𝑉𝐶
Rumus : AVC = 𝑄
5. TC (total cost) atau biaya total adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi suatu barang dan jasa
Contoh : pembayaran gaji
Sewa gedung/peralatan
Membayar bunga dari pinjaman bank
Biaya bahan bakar mesin produksi
6. AC (average cost) atau biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk satu unit
barang yang diproduksi
𝑇𝐶
Rumus : AC = ATAU AC = AFC + AVC
𝑄
7. MC (marginal cost) atau biaya marginal adalah berapa biaya total bertambah (ΔTC) jika
produksi ditambah dengan satu unit (ΔQ).
𝛥𝑇𝐶
Rumus : MC = 𝛥𝑄
Merupakan cara paling umum yang banyak digunakan oleh perusahaan, yakni dengan penetapan
harga jual berdasar biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan menambahkan suatu
prosentase tertentu sebagai labanya. Terdapat tiga kelompok dalam melakukan penetapan harga
model ini yakni :
Cost Plus Pricing Method (Metode Penetapan Harga Biaya-Plus), yakni penetapan biaya
yang banyak dilakukan oleh perusahaan produksi. Penghitungannya dengan cara harga
jual per unit produk dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya per unit ditambah
jumlah tertentu sebagai laba yang dikehendaki. (Rumus: Biaya Total + laba = Harga jual)
Mark-up pricing (Metode Penetapan Harga Mark-Up), merupakan penetapan harga yang
dilakukan hanya dengan menambah laba, cara ini banyak dilakukan oleh pedagang
perantara karena mereka tidak ada biaya-biaya produksi.(Rumus: Harga Beli + MarkUp =
Harga Jual)
Target pricing, merupakan penetapan harga yang dilakukan berdasarkan tingkat
pengembalian investasi (ROI) yang diinginkan.
Menurut Djaslim Saladin (2003:96) Demand-Oriented Pricing adalah Penentuan harga dengan
mempertimbangkan keadaan permintaan, keadaan pasar dan keinginan konsumen. Demand-
oriented pricing mendasarkan kepada tingkah laku demand, misalnya harga tinggi apabila
demand sangat kuat dan harga rendah bilamana demand lemah.
Untuk menanggapi aneka macam konsumen yang mengiinginkan suatu produk, maka cara yang
biasa ditempuh adalah dengan mengadakan diskriminasi harga. Macam-macam diskriminasi
harga yang dapat dilakukan misalnya adalah diskriminasi terhadap teritorial (wilayah), kelompok
customer (pelanggan), Waktu dan kualitas atau bentuk produk.
Competition oriented pricing merupakan penetapan harga yang didasarkan kepada harga yang
ditetapkan oleh pesaing, hal ini dilakukan terutama untuk produk-produk yang bersifat homogen.
Beberapa metode penetapan harga yang dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Perceived value pricing, yaitu penetapan harga dimana perusahaan berusaha menetapkan
harga setingkat dengan rata – rata industri.
2. Sealed bid pricing yaitu suatu penetapan harga didasarkan pada tawaran yang diajukan
oleh pesaing.
Kuliner/makanan
Nama : Tauqifi Muhamad
NIM : 1602121959
Nama Usaha : Ampera Nia
Alamat : Jalan tuah karya ujung perumahan villa bidadari
Nama Pemilik Usaha : Ibu Yanti
Masalah:
Key Resources Tidak ada Channels
- Bahan baku
Menutup aplikasi
di GOFOOD
Masalah: dikarenakan
Tidak ada kekurangan
karyawan
- Teh es
TVC
TC = TFC+TVC
= 500.000 + 500.000
FC =
1. Sewa tempat = Rp. 500.000
TC = FC + VC
= Rp. 500.000 + Rp. 15.000.000
= Rp. 15.500.000
𝜋 = TR - TC
= Rp. 30.000.000 - Rp. 15.500.000 = Rp. 14.500.000
Jadi keuntungan yang diperoleh ibu Yanti dalam satu bulan adalah sebesar RP. 14.500.000
Dengan jumlah biaya sebesar Rp. 8.000,- dan mengambil Rp.2.000,- di setiap
keuntunganya, maka harga penjualanya adalah sekitar Rp. 10.000,-. Ampera Nia menggunakan
Teknik Cost-Plus Princing dikarenakan perhitunganya lebih sederhana. Karena hanya
menjumlahkan total dari semua proses produksi dan ditambahkan dengan laba yang diinginkan,
sehingga ketemu harga
Kompetisi non harga (non-price competition) yaitu usaha penjual untuk mempengaruhi
pembeli tanpa potongan harga (diskon),tetapi dengan cara lain ,misalnya perbaikan pelayanan
dan peningkatan kualitas ,di sini perusahaan lebih menekankan pada feature produk servis
,kualitas dan sebagainya. Sehingga jika perusahaan memilih bersaing dengan menggunakan
variable bukan harga,perusahaan bisa menciptakan brand loyalty.untuk itu merk/produk yang
ditawarkan perusahaan harus bisa dibedakan ( memiliki deferensiasi) dengan produk/merk
pesaing.konsumen juga harus bisa menerima deferensiasi itu dengan apa yang di
harapkan.differensiasi itu harus di komunikasikan untuk menciptakan customer awareness.
Harga yang berbeda di anggap sebagai pengganti manfaat yang akan di peroleh konsumen. Pada
kurva permintaan,perusahaan harus dapat menggeser kurva itu ke kanan bukan atas dasar harga
tetapi atas dasar deferensiasi produk.
1. Porsi Makan
Ibu yanti melebih kan porsi makanan nya dari competitor nya dan dengan harga yang
sama.
2. Kenali Pelanggan
Ibu yanti mengamati pasarnya dan melakukan segmentasi pasar,sasaran utama nya adalah
mahasiswa.
Ibu yanti memilih tempat usaha nya yaitu dekat dengan perumahan dan kos kosan yang
mana terdapat mahasiswa yang tinggal di sana.
Jenis bisnis yang dijalankan oleh Ampera Nia adalah sebuah bisnis yang sangat rentan
dengan masuknya pendatang baru karena pada bisnis ini sangat mudah untuk perusahaan baru
untuk masuk ke pasar. Ancaman pendatang baru yang harus diperhatikan oleh pihak Ampera Nia
adalah Ampera 8.000, Ayam Penyet
3.Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Kehadiran produk substitusi menjadi ancaman bagi setiap perusahaan yang sudah
beroperasi dalam industri. Ampera Nia memiliki produk substitusi seperti Restoran Padang
Bahan baku yang digunakan Ampera Nia untuk memproduksi makanan yang dijual di
ampera merupakan bahan yang banyak beredar di pasar, sehingga relatif mudah untuk
didapatkan, sehingga daya tawar dari pemasok cenderung rendah. Ampera Nia tidak memiliki
pemasok tetap untuk mendapatkan bahan baku, dikarenakan Ampera Nia membeli bahan baku
langsung ke pasar selasa.
Karena banyaknya penyedia jasa perusahaan yang menawarkan berbagai macam masakan yang
ditawarkan kepada konsumen, maka kekuatan tawar menawar konsumen sangat berpengaruh
terhadap
DOKUMENTASI
NAMA : JOKO SETIAWAN
NIM : 1702121718
PROFIL USAHA
Nama Usaha : Ampera Kasih Ibu
Alamat : jl.bangau sakti
Pemilik Usaha :Nurmanila
Kariawan : 1. Irfa 2.ridu 3. Eli
No telp :081365711316
Bisnis Model Kanvas
TC=TFC+TVC Masalah
= 1.500.000+65.000.000 -Penjualan sedikit saat mahasiswa libur
= 66.500.000(PER semester
BULAN)/2.220.000(PER HARI)
Masalah
-bahan baku yang terkadang naik turun
AC=TC/TR
=2.217.000/350=6.334
TC=2.217.000
TR=3.500.000(350X10.000)
Laba=TR-TC
=3.500.000-2.217.000
=1.283.000
ANALISIS PORTER
1. Threat of new entrants (hambatan bagi pendatang baru)
Dalam industry ini mudah bagi pendatang baru untuk memasuki pasar karena.sehingga
pemilik usaha mengedepankan rasa dan keberagaman lauk makanan sebgai strategi untuk
bersaing.
2. Bargaining power of supliers (daya Tarik pemasok)
Pemilik usaha memilih untuk berbelanja bahan baku di pasar tradisional, untuk
menghindari daya tawar pemasok yang tinggi, karena supplier bahan baku di pasar
tradisional banyak, sehingga daya tawar pemasok tidak tinggi.
3. Bargaining power of buyers (daya tawar pembeli) Untuk menghindari daya tawar
pembeli yang tinggi, pemilik usaha menggunakan strategi penetapan hargan Perceived
value pricin, yaitu penetapan harga berdasarkan rata2 harga yang di tetapkan pesaing.
4. Threat of subtitutes (hambatan bagi produk pengganti)
Industry jenis makanan seperti ini, merupakan industry yang memiliki banyak barang
penggantinya, sihingga persaingan akan tinggi, sihingga pemilik usaha memberikan
harga sesuai kualitas barangnya.
5. Rivalry among existing competitors (tingkat persaingan dengan competitor)
Posisi usaha ampera kasih ibu ini merupakan usaha yang sudah dalam kondisi tergolong
kuat pada pasarnya, sehingga pemilik usaha harus konsisten dalam produksinya.
DOKUMENTASI
NAMA : Randi Darmawansyah
NIM : 1702122648
PROFIL USAHA
1. Ricky
2. Wulandari
NO Telepon : 085269976099
Masalah
-Harga bahan baku naik turun
Total = Rp 170.000
TC = FC + VC
= 1.278.000 + 170.000
= Rp 1.448.000 / hari
AC = TC / Q
= Rp 1.448.000 / 200
= Rp 7.240
= Rp. 2000.000
π = TR – TC
= Rp 2.000.000 – 1.448.000
= Rp 552.000 / hari
Jadi, keuntungan yang diperoleh oleh pak iman per harinya adalah sebesar Rp 552.000.
NIM : 1702122328
PROFIL USAHA
Jumlah anak : 2 orang (anak pertama perempuan dan anak kedua laki-laki).
Awal usaha : awal usaha buk ani bermula dari orang tuanya yang dulu juga
Berprofesi sebagai pemilik ampere.jadi usaha ini bisa dikatakan
sebagai usaha turun temurun
Masalah
-Harga bahan baku naik turun
Total = Rp 1.250.000
TC = FC + VC
= 33.670.000 + 1.250.000
= Rp 34.920.000 / bulan
= Rp 67.500.000 / bulan
π = TR – TC
= Rp 67.500.000 – 34.920.000
= Rp 32.580.000 / bulan
Jadi, keuntungan yang diperoleh oleh buk ani dalam satu bulan adalah sebesar Rp
32.580.000
1. Kenali pelanggan
Buk ani mengamati pasarnya dan melakukan segmentasi pasar. Sasaran pasar buk Ani
adalah mahasiswa dan pekerja, menu yang lebih beragam dibandingkan dengan
pesaingnya.
2. Memilih tempat usaha yag strategis
Ibuk ani memilih tempat yang dekat dengan jalan umum dan dekat dengan kampus
sebagai tempat yang strategis dan sesuai dengan pangsa pasarnya
ANALISI PORTER
DOKUMENTASI
PERBANDINGAN
KESIMPULAN :