Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS BISNIS MODEL KANVAS

“AMPERA”

Oleh :

Febry Anisa

Joko Setiawan

Randi Darmawansyah

Tauqifi Muhammad

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2019
COST SRUCTURE

1. FC (fixed cost) atau biaya tetap adalah biaya yang besarnyatidak tergantung pada jumlah
barang yang dihasilkan atau diproduksi. Artinya,biaya yang dikeluarkan tidak berubah
berapapunjumlah barang yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Contoh : pembayaran gaji
Sewa gedung atau peralatan
Membayar bunga pinjaman dari bank
2. AFC (average fixed cost) atau biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap yang harus
dikeluarkan per unit barang
𝐹𝐶
Rumus : AFC = 𝑄
3. VC (variabel cost) atau biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada
jumlah barang yang dihasilkan
Rumus :
Contoh : biaya bahan bakar mesin produksi
4. AVC (average variabel cost) atau biaya variabel rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan
per unit barang
𝑇𝑉𝐶
Rumus : AVC = 𝑄
5. TC (total cost) atau biaya total adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi suatu barang dan jasa
Contoh : pembayaran gaji
Sewa gedung/peralatan
Membayar bunga dari pinjaman bank
Biaya bahan bakar mesin produksi
6. AC (average cost) atau biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk satu unit
barang yang diproduksi
𝑇𝐶
Rumus : AC = ATAU AC = AFC + AVC
𝑄
7. MC (marginal cost) atau biaya marginal adalah berapa biaya total bertambah (ΔTC) jika
produksi ditambah dengan satu unit (ΔQ).
𝛥𝑇𝐶
Rumus : MC = 𝛥𝑄

STRATEGI PENETAPAN HARGA

1. Cost Oriented Pricing (Penetapan harga berdasar pendekatan biaya)

Merupakan cara paling umum yang banyak digunakan oleh perusahaan, yakni dengan penetapan
harga jual berdasar biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan menambahkan suatu
prosentase tertentu sebagai labanya. Terdapat tiga kelompok dalam melakukan penetapan harga
model ini yakni :
 Cost Plus Pricing Method (Metode Penetapan Harga Biaya-Plus), yakni penetapan biaya
yang banyak dilakukan oleh perusahaan produksi. Penghitungannya dengan cara harga
jual per unit produk dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya per unit ditambah
jumlah tertentu sebagai laba yang dikehendaki. (Rumus: Biaya Total + laba = Harga jual)
 Mark-up pricing (Metode Penetapan Harga Mark-Up), merupakan penetapan harga yang
dilakukan hanya dengan menambah laba, cara ini banyak dilakukan oleh pedagang
perantara karena mereka tidak ada biaya-biaya produksi.(Rumus: Harga Beli + MarkUp =
Harga Jual)
 Target pricing, merupakan penetapan harga yang dilakukan berdasarkan tingkat
pengembalian investasi (ROI) yang diinginkan.

2. Demand-Oriented Pricing (Penetapan harga berdasar pendekatan kebutuhan/permintaan)

Menurut Djaslim Saladin (2003:96) Demand-Oriented Pricing adalah Penentuan harga dengan
mempertimbangkan keadaan permintaan, keadaan pasar dan keinginan konsumen. Demand-
oriented pricing mendasarkan kepada tingkah laku demand, misalnya harga tinggi apabila
demand sangat kuat dan harga rendah bilamana demand lemah.

Untuk menanggapi aneka macam konsumen yang mengiinginkan suatu produk, maka cara yang
biasa ditempuh adalah dengan mengadakan diskriminasi harga. Macam-macam diskriminasi
harga yang dapat dilakukan misalnya adalah diskriminasi terhadap teritorial (wilayah), kelompok
customer (pelanggan), Waktu dan kualitas atau bentuk produk.

3. Competition Oriented Pricing (Penetapan harga berdasar pendekatan persaingan)

Competition oriented pricing merupakan penetapan harga yang didasarkan kepada harga yang
ditetapkan oleh pesaing, hal ini dilakukan terutama untuk produk-produk yang bersifat homogen.
Beberapa metode penetapan harga yang dapat disebutkan sebagai berikut:

1. Perceived value pricing, yaitu penetapan harga dimana perusahaan berusaha menetapkan
harga setingkat dengan rata – rata industri.
2. Sealed bid pricing yaitu suatu penetapan harga didasarkan pada tawaran yang diajukan
oleh pesaing.
Kuliner/makanan
Nama : Tauqifi Muhamad
NIM : 1602121959
Nama Usaha : Ampera Nia
Alamat : Jalan tuah karya ujung perumahan villa bidadari
Nama Pemilik Usaha : Ibu Yanti

Bisnis Model Kanvas

Key Partners Key Activities Value Customer Customer


Proposition Relationship Segments

- Supplier bahan - Membeli bahan


baku baku di pasar - Menu lauk - Memberikan - Masyarakat
selasa yang beragam pelayanan yang perpendapatan
- Pemilik tempat ramah dan menengah ke
- Memproduksi - Cita rasa menyenangkan bawah
lauk dan nasi
- Catering bulnan - Memberikan - Pria dan wanita
Masalah: - Menjual nasi mahasiswa kenyamanan
Tidak memiliki bungkus - Mahasiswa
- Bahan baku - Memberikan
karyawan - Menyediakan yang digunakan pelayanan yang
catering bulanan segar terbaik
mahasiswa Masalah:
- Tanpa bahan
pengawet Tidak ada
Masalah:
Masalah: - Harga yang
sesuai dengan Tidak ada
Menurunnya budget
penjualan jika mahasiswa pada
hari libur dan umumnya
mahasiwa libur
kuliah

Masalah:
Key Resources Tidak ada Channels

- Sumber daya - Tempat


manusia berjualan

- Peralatan - Telepon dan


masak sms

- Bahan baku

- Tempat jualan Masalah:

Menutup aplikasi
di GOFOOD
Masalah: dikarenakan
Tidak ada kekurangan
karyawan

Cost Structure Revenue Streams

TFC Penjualan Produk

- Sewa tempat = Rp. 500.000 - Nasi bungkus

- Teh es

TVC

- Bahan baku = Rp. 500.000 Penjualan perhari berkisar Rp. 1.000.000

TC = TFC+TVC

= 500.000 + 500.000

= 1.000.000 (PER BULAN)


VC = Biaya produksi / bulan
1. Bahan baku Rp. 500.000 / hari x 30 hari = Rp. 15.000.000

Total = Rp. 15.000.000

FC =
1. Sewa tempat = Rp. 500.000

Total = Rp. 500.000

TC = FC + VC
= Rp. 500.000 + Rp. 15.000.000
= Rp. 15.500.000

TR = 3.000 porsi x Rp. 10.000


= Rp. 30.000.000 / bulan

𝜋 = TR - TC
= Rp. 30.000.000 - Rp. 15.500.000 = Rp. 14.500.000
Jadi keuntungan yang diperoleh ibu Yanti dalam satu bulan adalah sebesar RP. 14.500.000

STRATEGI PENETAPAN HARGA

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara di Ampera Nia menetapkannya berdasarkan


total biaya produksi per unit ditambahkan dengan keuntungan yang di inginkan, yang sama
dengan teknik Cost-plus Princing.Dengan demikian Ampera Nia dalam menetapkan harga
produknya berpedoman pada perkiraan biaya yang sudah dikeluarkan untuk menghasilkan
produknya. Jika di gambarkan dalam bentuk perhitungan dengan metode Cost-plus Princing
dapat ditunjukan sebagai berikut :

Misalnya menghitung menu makanan yang harganya Rp. 10.000, adalah :

Teknik Cost-plus Princing

Biaya produksi = Rp. 5.000


Biaya penjualan = Rp. 2.000+
Rp. 7.000
Keuntungan = Rp. 3.000+
Harga produk = Rp. 10.000

Dengan jumlah biaya sebesar Rp. 8.000,- dan mengambil Rp.2.000,- di setiap
keuntunganya, maka harga penjualanya adalah sekitar Rp. 10.000,-. Ampera Nia menggunakan
Teknik Cost-Plus Princing dikarenakan perhitunganya lebih sederhana. Karena hanya
menjumlahkan total dari semua proses produksi dan ditambahkan dengan laba yang diinginkan,
sehingga ketemu harga

STRATEGI NON HARGA

Kompetisi non harga (non-price competition) yaitu usaha penjual untuk mempengaruhi
pembeli tanpa potongan harga (diskon),tetapi dengan cara lain ,misalnya perbaikan pelayanan
dan peningkatan kualitas ,di sini perusahaan lebih menekankan pada feature produk servis
,kualitas dan sebagainya. Sehingga jika perusahaan memilih bersaing dengan menggunakan
variable bukan harga,perusahaan bisa menciptakan brand loyalty.untuk itu merk/produk yang
ditawarkan perusahaan harus bisa dibedakan ( memiliki deferensiasi) dengan produk/merk
pesaing.konsumen juga harus bisa menerima deferensiasi itu dengan apa yang di
harapkan.differensiasi itu harus di komunikasikan untuk menciptakan customer awareness.
Harga yang berbeda di anggap sebagai pengganti manfaat yang akan di peroleh konsumen. Pada
kurva permintaan,perusahaan harus dapat menggeser kurva itu ke kanan bukan atas dasar harga
tetapi atas dasar deferensiasi produk.

1. Porsi Makan

Ibu yanti melebih kan porsi makanan nya dari competitor nya dan dengan harga yang
sama.

2. Kenali Pelanggan

Ibu yanti mengamati pasarnya dan melakukan segmentasi pasar,sasaran utama nya adalah
mahasiswa.

3. Memilih Tempat Usaha

Ibu yanti memilih tempat usaha nya yaitu dekat dengan perumahan dan kos kosan yang
mana terdapat mahasiswa yang tinggal di sana.

MODEL LIMA KEKUATAN PORTER


1.pesaing perusahaan sejenis
Keadaan persaingan perusahaan yang sejenis dengan Ampera Nia saat ini dapat dikatakan
kurang kompetitif, dikarenakan belum adanya yang menjual makanan serupa atau sama dengan
Ampera Nia di sekitar.
2.Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru

Jenis bisnis yang dijalankan oleh Ampera Nia adalah sebuah bisnis yang sangat rentan
dengan masuknya pendatang baru karena pada bisnis ini sangat mudah untuk perusahaan baru
untuk masuk ke pasar. Ancaman pendatang baru yang harus diperhatikan oleh pihak Ampera Nia
adalah Ampera 8.000, Ayam Penyet
3.Potensi Pengembangan Produk Substitusi

Kehadiran produk substitusi menjadi ancaman bagi setiap perusahaan yang sudah
beroperasi dalam industri. Ampera Nia memiliki produk substitusi seperti Restoran Padang

4.Daya Tawar Menawar Pemasok/Penjual

Bahan baku yang digunakan Ampera Nia untuk memproduksi makanan yang dijual di
ampera merupakan bahan yang banyak beredar di pasar, sehingga relatif mudah untuk
didapatkan, sehingga daya tawar dari pemasok cenderung rendah. Ampera Nia tidak memiliki
pemasok tetap untuk mendapatkan bahan baku, dikarenakan Ampera Nia membeli bahan baku
langsung ke pasar selasa.

5.Daya Tawar Menawar Konsumen/Pembeli

Karena banyaknya penyedia jasa perusahaan yang menawarkan berbagai macam masakan yang
ditawarkan kepada konsumen, maka kekuatan tawar menawar konsumen sangat berpengaruh
terhadap

DOKUMENTASI
NAMA : JOKO SETIAWAN
NIM : 1702121718
PROFIL USAHA
Nama Usaha : Ampera Kasih Ibu
Alamat : jl.bangau sakti
Pemilik Usaha :Nurmanila
Kariawan : 1. Irfa 2.ridu 3. Eli
No telp :081365711316
Bisnis Model Kanvas

Key Partners Key Activities Value Customer Customer


-supplier bahan -membeli bahan Proposition Relationship Segments
baku baku di pasar -menu lauk yang -memberikan -masyarakat
-pemilik tempat selasa beragam pelayanan yang perpendapatan
-karyawan -memproduksi -cita rasa ramah dan menengah ke
lauk dan nasi -catering bulnan menyenangkan bawah
Masalah -menjual nasi mahasiswa -memberikan -pria dan wanita
Tidak ada bungkus -catering event kenyamanan -mahasiswa
-menyediakan -bahan baku -memberikan
catering bulanan yang digunakan pelayanan yang Masalah
mahasiswa dan segar terbaik Tidak ada
catering event -tanpa bahan
pengawet Masalah
Masalah -harga yang Tidak ada
tidak ada sesuai dengan
budget
Key Resources mahasiswa pada Channels
-sumber daya umumnya -tempat berjualan
manusia -telepon dan sms
-peralatan masak Masalah
-bahan baku Tidak ada Masalah
-tempat jualan -kurangnya
promosi
Masalah -blm ada media
Tidak ada sosial sebagai
media marketing
Cost Structure Revenue Streams
TFC Penjualan Produk
-Sewa ruko=Rp.1.500.000 -nasi bungkus
TVC -es the(Sudah termasuk paket nasi)
-Bahan baku=Rp.60.000.000 Penjualan perhari berkisar Rp.3.500.000(350)
-gaji karyawan=Rp.5.000.000 (TR=105.000.000/BULAN)

TC=TFC+TVC Masalah
= 1.500.000+65.000.000 -Penjualan sedikit saat mahasiswa libur
= 66.500.000(PER semester
BULAN)/2.220.000(PER HARI)

Masalah
-bahan baku yang terkadang naik turun

AC=TC/TR
=2.217.000/350=6.334
TC=2.217.000
TR=3.500.000(350X10.000)
Laba=TR-TC
=3.500.000-2.217.000
=1.283.000

STRATEGI PENETAPAN HARGA


Berdasarkan hasil wawancara, pemilik amper kasih ibu menyatakan, penetapan harga
berdasarkan rata2 harga yang di tetapkan pesaing(Perceived value pricing), dimana rata2 pesaing
menetapkan harga 10.000, dengan menetapkan harga 10.000 buk Nurmanila sudah mendapat
keuntungan 3.666.

ANALISIS PORTER
1. Threat of new entrants (hambatan bagi pendatang baru)
Dalam industry ini mudah bagi pendatang baru untuk memasuki pasar karena.sehingga
pemilik usaha mengedepankan rasa dan keberagaman lauk makanan sebgai strategi untuk
bersaing.
2. Bargaining power of supliers (daya Tarik pemasok)
Pemilik usaha memilih untuk berbelanja bahan baku di pasar tradisional, untuk
menghindari daya tawar pemasok yang tinggi, karena supplier bahan baku di pasar
tradisional banyak, sehingga daya tawar pemasok tidak tinggi.
3. Bargaining power of buyers (daya tawar pembeli) Untuk menghindari daya tawar
pembeli yang tinggi, pemilik usaha menggunakan strategi penetapan hargan Perceived
value pricin, yaitu penetapan harga berdasarkan rata2 harga yang di tetapkan pesaing.
4. Threat of subtitutes (hambatan bagi produk pengganti)
Industry jenis makanan seperti ini, merupakan industry yang memiliki banyak barang
penggantinya, sihingga persaingan akan tinggi, sihingga pemilik usaha memberikan
harga sesuai kualitas barangnya.
5. Rivalry among existing competitors (tingkat persaingan dengan competitor)
Posisi usaha ampera kasih ibu ini merupakan usaha yang sudah dalam kondisi tergolong
kuat pada pasarnya, sehingga pemilik usaha harus konsisten dalam produksinya.

DOKUMENTASI
NAMA : Randi Darmawansyah
NIM : 1702122648

JURUSAN : ILMU EKONOMI

INDUSTRI : AMPERA PAK IMAN

PROFIL USAHA

Nama pemilik usaha : Pak Iman

Alamat usaha : JL.Binakrida, simpang 3 manyar sakti

Jumlah pegawai : 2 orang

1. Ricky
2. Wulandari
NO Telepon : 085269976099

Business Modal Canvas Ampera pak iman

Key partners Key Value Costumer Costumer


activity proposition relationship segment
-Supplier -memberikan -Pria dan wanita
daging -Produksi -harga terjangkau kenyamanan, - mahasiswa dan
-Supplier beras -Pemasaran -daging dan sayur kepuasan dan masyarakat
-Supplier -Penjualan yang digunakan kepercayaan setempat
sayuran dan segar -cepat saji -yang
bumbu -tanpa bahan -ramah, sopan berpendapatan
-Supplier es Masalah pengawet dan menengah
kristal -Pemasaran - rasa yang khas menyenangkan kebawah
-Supplier gas belum meluas
-penjualan masalah
sepi di hari tidak ada Masalah
libur Tidak ada
Masalah
Tidak ada
Masalah Key Channel
Tidak ada resources -Tempat jualan
-SDM -telepon dan sms
-peralatan -konsumen
masak langganan
- bahan baku Masalah
-tempat jualan -Tempat jualan
-partners kurang besar
-Belum
Masalah menggunakan
Tidak ada media social,
goggle maps, dan
aplikasi
pendukung
sebagai
marketing
cost structure Revenue streams

- VC = 1.278.000 Penjualan produk


- FC = 170.000 -Nasi bungkus
-Biaya produksi -teh es (suadah termasuk dalam porsi)
TC = FC + VC -Penjualan perhari berkisar Rp.2.000.000 –
= 1.278.000 + 170.00 Rp.2.300.000
= 1.448.000
-AC = TC / Q Masalah
= Rp. 1.448.000 / 200 Hasil penjualan perhari yang tidak menentu
= Rp. 7.240

Masalah
-Harga bahan baku naik turun

VC = Biaya produksi / Hari

1. Beras 15 kg = Rp. 195.000


2. Ayam 10 kg = Rp 230.000
3. Ikan 8 kg = Rp 240.000
4. Sayuran dan lalapan = Rp 100.000
5. Cabe 5 kg = Rp 250.000
6. Bumbu = Rp 100.000
7. Pembungkus nasi = Rp 15.000
8. Plastic dan karet = Rp 15.000
9. Air gallon (60 galon) = Rp 16.000
10. Penyusutan pralatan = Rp. 20.000
11. ES kristal = Rp. 20.000
12. Minyak goreng = Rp. 25.000
13. Gula pasir = RP. 52.000
Total = Rp 1.278.000
FC = 1. Sewa tempat/ hari = Rp 34.000

2 Gaji karyawan = Rp. 134.000 (2 orang)

3 uang sampah = Rp. 2000

Total = Rp 170.000

TC = FC + VC

= 1.278.000 + 170.000

= Rp 1.448.000 / hari

AC = TC / Q

= Rp 1.448.000 / 200

= Rp 7.240

TR = 200 Porsi x 10.000

= Rp. 2000.000

π = TR – TC

= Rp 2.000.000 – 1.448.000

= Rp 552.000 / hari

Jadi, keuntungan yang diperoleh oleh pak iman per harinya adalah sebesar Rp 552.000.

STRATEGI PENETAPAN HARGA


Berdasarkan hasil wawancara, pemilik amper pak iman melakuakn penetapan harga
berdasarkan rata2 harga yang di tetapkan pesaing(Perceived value pricing), dimana rata- rata
pesaing menetapkan harga 10.000, dengan menetapkan harga 10.000 pak iman sudah mendapat
keuntungan Rp 2.760
DOKUMENTASI WAWANCARA
NAMA : FEBRI ANISA

NIM : 1702122328

JURUSAN : ILMU EKONOMI

INDUSTRI : AMPERA HAFIZ JALAN H.R SOEBRANTAS

PROFIL USAHA

Nama pemilik usaha : Buk Ani

Jumlah anak : 2 orang (anak pertama perempuan dan anak kedua laki-laki).

Jumlah pegawai : 2 orang

Alamat rumah : panam, garuda sakti km2,5

Awal usaha : awal usaha buk ani bermula dari orang tuanya yang dulu juga
Berprofesi sebagai pemilik ampere.jadi usaha ini bisa dikatakan
sebagai usaha turun temurun

Business Modal Canvas Ampera Hafiz

Key partners Key Value Costumer Costumer


activity proposition relationship segment
-Supplier -memberikan
daging -Produksi -harga terjangkau kenyamanan dan -anak-anak hingga
-Supplier beras Pemasaran -daging dan sayur kepuasan dewasa
-Supplier -Penjualan yang digunakan -paket makanan -Kalangan bawah
sayuran segar -ramah dan hingga keatas
-Supplier -tanpa bahan menyenangkan -Pria dan wanita
bumbu Masalah pengawet
-Supplier gallon tidak ada masalah
-Supplier gas tidak ada Masalah
Tidak ada
Masalah
Tidak ada
Masalah Key Channel
Tidak ada resources
-Toko
-SDM
-Fisik Masalah
-Chef ahli -Tempat
penjualan kecil
Masalah -Belum
Tidak ada menggunakan
media sosial
sebagai media
marketing
cost structure Revenue streams

-Beban gaji karyawan (Rp.4.000.000 ) Penjualan produk


-Sewa tempat (RP. 1.250.000) -Nasi bungkus
-Bahan baku ( Rp.25.000.000 ) -Es the
-Biaya produksi -Penjualan perhari berkisar Rp.2.000.000 –
TC = FC + VC Rp.2.500.000
= 5.250.000 + 25.000.000
= 30.250.000 (perbulan)
Masalah
Hasil penjualan perhari yang tidak menentu

Masalah
-Harga bahan baku naik turun

VC = Biaya produksi / bulan

1. Gaji karyawan (2 orang) = Rp 4.000.0000


2. Beras 400 kg / bulan = Rp 4.800.000
3. Ayam 300 kg = Rp 7.500.000
4. Ikan 200 kg = Rp 5.600.000
5. Sambal lainnya = Rp 4.600.000
6. Sayuran dan lalapan = Rp 2.000.000
7. Cabe 90 kg = Rp 2.250.000
8. Bawang 30 kg = Rp 720.000
9. Bumbu = Rp 500.000
10. Jahe, kunyit,bawang putih = Rp 1.200.000
11. Pembungkus nasi = Rp 100.000
12. Plastic dan karet = Rp 150.000
13. Air gallon (60 galon) = Rp 210.000
Total = Rp 33.670.000

FC = 1. sewa tempat/gedung = Rp 1.250.000

Total = Rp 1.250.000
TC = FC + VC

= 33.670.000 + 1.250.000

= Rp 34.920.000 / bulan

TR = 7.500 porsi x Rp 9.000

= Rp 67.500.000 / bulan

π = TR – TC

= Rp 67.500.000 – 34.920.000

= Rp 32.580.000 / bulan

Jadi, keuntungan yang diperoleh oleh buk ani dalam satu bulan adalah sebesar Rp
32.580.000

STRATEGI PENETAPAN HARGA

Berdasarkan hasil wawancara di Ampera HAFIZH menetapkannya berdasarkan total


biaya produksi per unit ditambahkan dengan keuntungan yang di inginkan, yang sama dengan
teknik Cost-plus Princing.Dengan demikian Ampera hafizh dalam menetapkan harga produknya
berpedoman pada perkiraan biaya yang sudah dikeluarkan untuk menghasilkan produknya. Jika
di gambarkan dalam bentuk perhitungan dengan metode Cost-plus Princing dapat ditunjukan
sebagai berikut :

Misalnya menghitung menu makanan yang harganya Rp. 10.000, adalah :

Teknik Cost-plus Princing

Biaya produksi = Rp. 4.656


Biaya penjualan = Rp. 2.000+
Rp. 6.656
Keuntungan = Rp. 2.344+
Harga produk = Rp. 9.000
Dengan jumlah biaya sebesar Rp. 6.656 ,- dan mengambil Rp.2.344,- di setiap
keuntunganya, maka harga penjualanya adalah sekitar Rp. 9.000,-. Ampera hafizh menggunakan
Teknik Cost-Plus Princing dikarenakan perhitunganya lebih sederhana. Karena hanya
menjumlahkan total dari semua proses produksi dan ditambahkan dengan laba yang diinginkan,
sehingga ketemu harga

STRATEGI NON HARGA

1. Kenali pelanggan
Buk ani mengamati pasarnya dan melakukan segmentasi pasar. Sasaran pasar buk Ani
adalah mahasiswa dan pekerja, menu yang lebih beragam dibandingkan dengan
pesaingnya.
2. Memilih tempat usaha yag strategis
Ibuk ani memilih tempat yang dekat dengan jalan umum dan dekat dengan kampus
sebagai tempat yang strategis dan sesuai dengan pangsa pasarnya

3. Menjalin hubungan baik dengan pelanggan


Ibuk ani sealalu bersikap ramah dalam melayani pembeli dan menciptakan hubungan
yang baik kepada pelanggan.
4. Promosi.
Ibuk ani tidak melaukukan promosi apapun.

ANALISI PORTER

1. Threat of new entrants (hambatan bagi pendatang baru)


Bagi industry-industri yang baru bersaing maka ini merupakan hambatan yang sangat
besar karena industry tersebut belum berpengalaman. Karena banyak sekali pesaing-
pesaing yang berpengalaman.
2. Bargaining power of supliers (daya Tarik pemasok)
Pemilik usaha memilih untuk berbelanja bahan baku di pasar tradisional, untuk
menghindari daya tawar pemasok yang tinggi, karena supplier bahan baku di pasar
tradisional banyak, sehingga daya tawar pemasok tidak tinggi.
3. Bargaining power of buyers (daya tawar pembeli) Untuk menghindari daya tawar
pembeli yang tinggi, pemilik usaha menggunakan strategi penetapan hargan Perceived
value pricin, yaitu penetapan harga berdasarkan rata2 harga yang di tetapkan pesaing.
4. Threat of subtitutes (hambatan bagi produk pengganti)
Dalam hal inilah buk Ani mendapatkan masalah dalam persaingannya. Karena banyak
usaha-usaha baru yang menjual produknya lebih murah.
5. Rivalry among existing competitors (tingkat persaingan dengan competitor)
Ampera hafidz bersaing dengan dengan kejujuran. Karena itu adalah modal utama yang
dikedepankan oleh ibu ani sebagai pemilik usaha.

DOKUMENTASI
PERBANDINGAN

PERUSAHAAN COST PROFIT PRICE MASALAH


Ampera Nia 500.000 500.000 10.000 (Treath of Substitutes )
Ampera Nia memiliki
hambatan yaitu
Menurunnya penjualan
jika hari libur dan
mahasiwa libur kuliah.
Ampera kasih ibu 66.500.000 38.490.000 10.000 masalah yang dihadapi
adalah persaingan ketat
karena mudahnya dating
pendatang baru dan barang
pengganti . sehingga pemilik
usaha melakukan konsistensi
dalam produksinya dan
pelayanannya dan
menyeimbangak harga jual
dengan kualitas yang
diberikan.

Ampera Hafidz 67.500.000 32.580.000 9.000 (threat of substitutes)


Amper Hafidz memiliki
hambatan yaitu banyaknya
produk pengganti yang
memiliki kualitas yang
lebih baik denag biaya
pengalihan yang rendah.
Ampera hafidz menjual
produknya seharga Rp
9000/bungkus. Sedangkan
ampera lain menjual lebih
murah seharga Rp 8000.

KESIMPULAN :

Anda mungkin juga menyukai