Anda di halaman 1dari 28

NASKAH ROLE PLAY POSYANDU

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunitas

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

Zahrah Salsabila (P17320317001) De Fira Pebrianti (P17320317012)

Reza Ayu Nurul K. (P17320317002) Alvira Wulan Suci (P17320317013)

Anisa Zihan F. (P17320317003) Nurmaulida Azzahra (P17320317014)

Erna Alestin (P17320317004) Erma Nurmawati (P17320317015)

Hanifa Putri L. (P17320317005) Mirna Aryani (P17320317016)

Asyifa Nuranzani (P17320317006) Rhawziana Nurdin (P17320317017)

Hilda Herliawati (P17320317007) Monica Dwiyani (P17320317018)

Azelia Aswina (P17320317008) Rhawziani Nurdin (P17320317019)

Aulia Fitriani (P17320317009) Fanisa Febriana (P17320317020)

Ririn Riswati (P17320317010) Windy Ardhiani (P17320317021)

Khairunnisa Fajrin (P17320317011) Intan Permatahati (P17320317022)

Tingkat IIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR

2019
NAMA-NAMA PEMERAN

1. Zahrah Salsabila sebagai ibu menyusui


2. Reza Ayu Nurul K. sebagai balita
3. Anisa Zihan F. sebagai petugas penimbang
4. Erna Alestin sebagai bidan 1
5. Hanifa Putri L. sebagai ibu nifas
6. Asyifa Nuranzani sebagai wanita usia subur (WUS)
7. Hilda Herliawati sebagai ibu menyusui
8. Azelia Aswina sebagai petugas pendaftaran
9. Aulia Fitriani sebagai petugas penyuluhan
10. Ririn Riswati sebagai ibu
11. Khairunnisa Fajrin sebagai petugas penyuluhan
12. Defira Pebrianti sebagai pasangan usia subur (PUS)
13. Alvira Wulan Suci sebagai ibu hamil
14. Nurmaulida Azzahra sebagai petugas penimbang
15. Erma Nurmawati sebagai Ibu
16. Mirna Aryani sebagai petugas KMS
17. Rhawziana Nurdin sebagai balita
18. Monica Dwiyani sebagai petugas penyuluhan
19. Rhawziani Nurdin sebagai petugas pendaftaran
20. Fanisa Febriana sebagai petugas KMS
21. Windy Ardhiani sebagai bidan 2
22. Intan Permatahati sebagai pasangan usia subur (PUS/ Bambang)
NASKAH ROLE PLAY

Pagi yang cerah mengawali hari di Kelurahan Melati. Hari ini merupakan hari di mana
diadakan kegiatan di Posyandu Melati. Pukul 07.00, kegiatan posyandu mulai berlangsung.
Terlihat sembilan orang ibu-ibu sudah mulai selesai mempersiapkan untuk diadakannya
rutinitas bulan ini, dari mulai petugas pendaftaran, petugas penimbangan, petugas untuk
pengisian KMS, dan petugas penyuluhan.

Tak lama, terdengar suara yang cukup riuh. Terlihat seorang wanita hamil tengah
berbincang-bincang dengan seorang ibu yang datang bersama anaknya sembari memasuki
Posyandu Melati. Posyandu mulai dipenuhi oleh kedatangan warga lain. Ada juga ibu
menyusui beserta bayinya, wanita muda, hingga pasangan usia subur. Selanjutnya mereka
duduk untuk menunggu giliran di bagian pendaftaran.

SCENE 1 (Balita 1)

Azel : “Iya silahkan boleh langsung mendaftar ke meja pendaftaran.”

Erma : “Iya, saya mengantar anak saya bu, anak saya ini tidak mau makan.”

Azel : “Kalau begitu siapa nama anaknya bu? Usianya berapa?”

Erma : “Nama anak saya Cuneng. Umurnya 4 tahun.”

Azel : “Sebentar bu, saya catat dulu.”

Erma : “Baik”

Azel : “Ini bu nomor antriannya, nomor 021. Ibu bisa menunggu kursi sebelah kiri,
selanjutnya akan ada penimbangan berat badan.”

Erma : “Terima kasih”

Nurma : “Nomor antrian 021.”

Erma : “Iya bu, Saya.”

Nurma : “Anaknya ditimbang dulu ya Bu.”


Annisa : “Namanya Cuneng dan umurnya 4 tahun ya bu.”

Erma : “Iya betul bu.”

Nurma : “Adek sini kita timbang, sebelumnya buka dulu ya sepatunya.”

Jayu : “Mamah aku gamauuu, takut.”

Annisa : “Sini Adek jangan takut, yu ditimbang dulu.”

Erma : “Neng ayo neng timbang dulu.”

Annisa : “Sepatunya udah dibuka kan? Ayo sini ditimbang. Udah selesai ya Dek
ditimbangnya, anak ibu kurus ya bu, berat badannya 12 kg. Selanjutnya Ibu silahkan ke meja
3 untuk pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat).”

***

Fanisa : “Ibu silahkan duduk.”

Erma : “Oh iya.”

Mirna : “Ibu, bisa perlihatkan kartu KMS nya?”

Erma : “ Ini, Bu.”

Fanisa : “Berdasarkan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan anak ibu mengalami
penurunan dari pemeriksaan terakhir ya bu. Bisa dilihat di kartunya.”

Mirna : “Apakah anak ibu ada keluhan susah makan?’

Erma : “Iya, ada bu. Akhir-akhir ini kalau disuapin suka tidak habis makanannya.”

Mirna : “Oh seperti itu bu.”

Fanisa : “Ibu, ini kartu KMS nya. Data hasil pengukuran sudah saya tuliskan disini serta
keluhan anak ibu. Setelah ini ibu bisa menuju ke meja 4 ya bu.”

Mirna : “Adek, nanti ikut ibunya ke ruang sebelah ya.”

Erma : “Terima kasih bu.”

***
Monica : “Selamat pagi ibu, ada yang bisa saya bantu?”

Erma : “Pagi buu, ini bu anak saya gamau makan.”

Monica : “Kenapa buu? Apakah anak ibu suka piih-pilih makanan?”

Erma : “Iya buu, anak saya gasuka sayur. Terkadang saya suka kesal, padahalkan sayur
itu penting yah bu. Makanya suka saya paksa aja.”

Monica : “Oh begitu yah buu, apakah anak ibu suka minum susu formula?”

Erma : “Iya buuu, anak saya maunya minum susu terus. Makanya dia gamau makan.”

Monica : “Lalu apakah ada makanan yang disukai?”

Erma : “Ada bu, dia sukanya telur dan ayam.”

Monica : “Baiklah buu, saya akan menjelaskan tentang bagaimana cara agar anak ibu nafsu
makan. Pertama, kita tidak boleh memaksa anak untuk memakan sesuatu karena itu
bisa membuat anak trauma sehingga membuat anak semakin tidak ingin makan.
Selanjutnya, ibu kan sudah tahu yaa penyebab anak ibu tidak mau makan dan
makanan kesukaannya itu ayam dan telur jadi cara mengatasinya ibu bisa memasak
telur dAnnisampur dengan irisan sayur-sayuran sehingga sayurannya tidak terlalu
terlihat oleh anak. Selain itu, ibu bisa juga membuat nugget ayam dengan campuran
sayur, ibu bisa lihat resepnya di internet. Dan ibu juga harus membatasi anak untuk
mengonsumsi susu formula karena itu penyebab anak cepat kenyang sehingga tidak
mau makan.”

Erma : “Oh seperti itu yah teh?”

Monica : “Iyaa, ibu juga bisa membuat kreasi pada makanan seperti nungget yang berbentuk
kepala kucing, dinosaurus, mobil dan lain-lain agar anak tidak bosen. Buatlah
suasana makan yang menyenangkan, misalnya ajak anak untuk makan bersama
dengan keluarga. Ibu juga bisa tanyakan menu apa yang diinginkan oleh anak pada
hari itu.”
SCENE 2 (Balita 2)

Azel : “Iya nomor selanjutnya, silahkan boleh langsung mendaftar ke meja


pendaftaran.”

Ririn : “Iya, saya mengantar anak saya bu, anak saya ini diare, mencret-mencret dari
semalam”

Azel : “Kalau begitu siapa nama anaknya bu? Usianya berapa?”

Ririn : “Nama anak saya Yana. Umurnya 5 tahun.”

Azel : “Sebentar bu, saya catat dulu.”

An. Yana : Mama mau pulang perut aku sakit.

Ririn : “Baik”

Azel : “Ini bu nomor antriannya, nomor 022. Ibu bisa menunggu kursi sebelah kiri,
selanjutnya akan ada penimbangan berat badan.”

Annisa : “Nomor antrian 022.”

Ririn : “Iya bu, saya.”

Annisa : “Anaknya ditimbang dulu ya bu.”

Nurma : “Namanya Yana dan umurnya 5 tahun ya bu.”

Ririn : “Iya betul bu.”

Annisa : “Adek sini kita timbang, sebelumnya buka dulu ya sepatunya.”

Yana : “Mamah aku gamauuu, takut.”

Nurma : “Sini adek jangan takut, yu ditimbang dulu.”

Ririn : “Ayo nak timbang dulu.”


Nurma : “Sepatunya udah dibuka, kan? Ayo sini ditimbang. Udah selesai ya Dek
ditimbangnya, anak ibu normal ya bu, berat badannya 15 kg. Selanjutnya Ibu silahkan ke meja
3 untuk pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat). ”

Fanisa : “Ibu silahkan duduk.”

Ririn : “Oh iya.”

Mirna : “Ibu, bisa perlihatkan kartu KMS nya?”

Erma : “ Ini, bu.”

Fanisa : “Ibu, anaknya ada keluhan apa?”

Ririn : “Ini bu, anak saya sudah dari semalam diare lebih dari 5 kali. Encer banget bu.
Sekarang anak saya lemas gini bu.”

Mirna : “Selain itu apa ada lagi keluhannya bu?”

Ririn : “Tidak ada bu, Cuma itu aja. Makanya sekarang saya langsung bawa ke sini.”

Fanisa : “Oh iya bu, sudah tepat.”

Mirna : “Kalau begitu saya tuliskan dulu di kartu KMS nya ya bu.”

Ririn : “Iya bu.”

Mirna : “Ini bu kartu KMS nya, setelah ini ibu bisa ke meja nomor 4.”

Ririn : “Terima kasih bu.”

Fanisa : “Sama-sama, Bu.”

***

Monica : “Selamat pagi bu, silakan duduk.”

Ririn : “Iya bu terima kasih.” (Ibu dan anak pun duduk)

Ririn : “Jadi gini bu, anak saya sudah diare sejak tadi malam sampe sekarang sudah 5 kali
lebih bu diarenya.”

Monica : “Anak ibu terakhir dikasih makan apa bu?”


Ririn : “Kemarin siang sih anak saya abis jajan cilok di sekolahannya bu.”

Monic : “Mungkin karena jajan sembarangan jadi anak ibu mengalami diare.”

Ririn : “Jadi saya harus bagaimana ya teh, dari semalem anak saya diare saya bingung.
bagaimana cara penanganannya ya teh?”

Monica : “Baik ibu untuk pertolongan pertama diare ibu sudah tepat untuk langsung
memeriksakan ke posyandu, selain itu ada cara pertolongan pertama untuk anak
yang terkena diare diantaranya yaitu (1) berikan anak cairan oralit, oralit itu cairan
yang terdiri dari larutan gula dan garam yang bisa diberikan sedikit demi sedikit
misalnya satu sendok teh setiap lima menit, kemudia ibu bisa menaikkan jumlahnya
perlahan-lahan, (2) tetap berikan makanan kepada anak seperti biasa tetapi untuk
pemberian susu dibatasi dulu ya bu, karena susu formula mengandung laktosa yang
bisa membuat diare semakin parah, dan hindari makanan yang banyak mengandung
gula, lemak atau makanan yang pedas. Kemudian ibu juga batasi untuk sayuran
misalnya tomat, seledri, timun,bayam, kacang, brokoli. Ibu bisa memberikan
makanan misalnya nasi tim atau bubur nasi, daging ayam atau yang direbus atau
dipanggang jangan digoreng , dan juga telur. (3) tidak memberikan obat-obatan
secara sembarangan yang tidak sesuai dengan anjuran dokter.”

Ririn : “Oh seperti itu ya teh, saya baru tahu.... nah, kalo anak saya semisanya masih diare
itu gimana teh?”

Monica : “Nah Sebelumnya ibu harus tau tanda gelaja anak ibu terkena dehidrasi atau tidak.
Gejalanya yaitu BAB yang sering dan cair, anak makan, dan minum sedikit, mulut
anak terlihat tampak kering, warna pipis berwarna kuning gelap, anak rewel dan air
mata yang keluar sedikit, demam, lemas serta kulit teraba kering dan ujung-ujung
jari teraba dingin. Semisalnya anak ibu masih terkena diare selama 3 hari dan diikuti
gejala yang saya jelaskan tadi, ibu bisa membawa anak ke dokter atau puskesmas
terdekat.”
***

SCENE 4 (Ibu Nifas)

Yani : “Selamat pagi ibu… mari masuk… silakan duduk. Perkenalkan saya Sonia. Saya
yang bertugas di bagian administrasi pada hari ini, ada yang bisa saya bantu bu?”

Hanifa : “Begini bu, saya mau konsultasi.. dari kemarin saya pusing-pusing terus.”

Yani : “Oh iya ibu. Baik bu, saya akan menanyakan beberapa hal mengenai identitas ibu.
Apakah ibu bersedia?”

Hanifa : “Iya saya bersedia bu.”

Yani : “Sebelumnya dengan ibu siapa?”

Hanifa : “Dengan ibu Hanifa..”

Yani : “Umurnya?”

Hanifa : “26 tahun bu.”

Yani : “Alamat ibu di mana?”

Hanifa : “Di Jalan Nanggung Desa Kebetulan.”

Yani : “Keluhannya apa bu?”

Hanifa : “Ini bu saya dari kemaren pusing, lemas.”

Yani : “Baik bu silahkan ditunggu sebentar, ini nomor urutnya.”

***

Annisa : “Nomor urut 23!”

Hanifa : “Iya saya bu.”

Annisa : “Ditimbang dulu ya Bu..”

Hanifa : “Iya bu.”

Annisa : “Berat badan ibu 60 kg yaa.”


Hanifa : “Selanjutnya saya kemana?”

Annisa : “Dari sini ibu silahkan menuju ke meja selanjutnya di sebelah sana.”

Hanifa : “Baik bu terima kasih.”

***

Aulia : “Silahkan duduk bu.”

Hanifa : “Iya teh makasih.”

Aulia : “Sebelumnya dengan ibu siapa?”

Hanifa : “Dengan ibu Hanifa.”

Aulia : “Baik ibu Hanifa, ada keluhan apa bu?”

Hanifa : “Begini teh setelah saya melahirkan saya keluar darah terus teh ga berenti-berenti
ini juga lemes banget makanya tadi dianter suami.”

Aulia : “Sebelumnya ibu pusing-pusing ga?”

Hanifa : “Iya ini juga masih pusing teh.”

Aulia : “Ibu terakhir ditensi berapa bu?”

Hanifa : “Terakhir ditensi... Berapa ya teh kalo gasalah 80/60 deh.”

Aulia : “Ibu ada riwayat anemia?”

Hanifa : “Ada teh.”

Aulia : “Oh iya bu, anemia yang ibu rasakan sekarang adalah lanjutan dari anemia saat
ibu hamil dikarenakan saat melahirkan ibu mengeluarkan banyak darah yang keluar. Dan saat
ibu nifas pun mengeluarkan banyak darah, itu yang bisa menyebabkan ibu terkena anemia
sekarang.”

Hanifa : “Oh begitu teh pantesan saya lemes lunglai pokoknya 5L gitu deh kata orang-
orang mah.”
Aulia : “Iya ibu, nah untuk menanggulanginya ibu bisa makan makanan yang
mengandung banyak protein, zat besi, dan asam folat seperti daging sapi, sayur- sayuran yang
berwarna hijau, susu,tahu tempe, dan telur.”

Hanifa : “Oh begitu teh iya teh nanti saya mengonsumsi apa yang sudah disebutkan tadi.”

Aulia : “Iya ibu dan juga ibu harus kenal sama diri ibu sendiri, karena ibu mempunyai
anemia jadi aktivitasnya dibatasi ya bu jangan sampai terlalu capek.”

Hanifa : “Baik teh, kalau begitu terima kasih banyak ya teh.”

Aulia : “Iya ibu sama-sama.”

Hanifa : “Kalau begitu saya pamit ya teh. Assalamu’alaikum.”

Aulia : “Iya ibu. Wa’alaikumusalam.”

SCENE 5 (WUS)

Asyifa : “Assalamu'alaikum permisi bu.”

Yani : "Wa’alaikumsalam iya silahkan, ada yang bisa saya bantu?”

Asyifa : “Ini bu saya mau daftar konsul masalah haid saya yang tidak lancar.”

Yani : “Oh iya, bisa sebutkan namanya?”

Asyifa : “Asyifa.”

Yani : “Umur mbak berapa?”

Asyifa : “22 tahun bu.”

Yani : "Rumahnya di mana?”

Asyifa : “Di Jalan Dr. Sumeru no 116.”

Yani : “Baik bu, sekarang mba silahkan datang ke meja 2 untuk ditimbang terlebih
dahulu.”

Asyifa : “Baik bu, terima kasih.”


Yani : “Iya sama-sama bu.”

***

Annisa : “Mbak Asyifa silahkan masuk.”

Asyifa : “Iya saya.”

Annisa : “Mbak sekarang ditimbang berat badannya dulu ya, alas kakinya bisa di buka.”

Asyifa : (Menimbang berat badan)

Annisa : “Oo iya mba hasil timbangannya normal ya 58 kg. Mbak ditimbangnya sudah
selesai ya, nanti mbak bisa melanjutkan ke meja 4, disana nanti mbak bisa bertanya-tanya ke
suster Airin.”

Asyifa : “Iya makasih ya mbak.”

***

Asyifa : “Assalamu'alaikum.”

Khairunnisa : “Waalaikumussalam. Silahkan duduk mbak.”

Asyifa : “Iya makasih teh.”

Khairunnisa : “Ada yang bisa saya bantu mbak?”

Asyifa :”Iya teh jadi saya punya masalah sama siklus haid yang ga lancar teh itu
kenapa ya teh?”

Khairunnisa : “Memang biasanya berapa hari kalau haid?”

Asyifa : “Saya haidnya itu lama banget teh bisa sampe 10 sampe 15 hari udah gitu
sering sakit perutnya kalau lagi haid.”

Khairunnisa : “Udah berapa kali mbak haidnya sampai 10 hari?”

Asyifa : “Bulan ini sama bulan kemarin teh.”

Khairunnisa : “Sebelumnya apa sudah periksa ke dokter?”

Asyifa : “Belum pernah teh.”


Khairunnisa : “Siklus haid yang terganggu itu banyak sekali faktor penyebabnya bisa
dari kelelahan, stress emosional, nutrisi yang kurang, bisa juga hormon yang kurang atau
bahkan berlebih. Nah untuk mengetahui secara pasti penyebabnya mbak bisa melakukan USG
di dokter kandungan. Tapi sebelum itu mbak bisa mengatasinya dengan cara istirahat yang
cukup, makan makanan yang bergizi dan mengontrol stress dengan cara olahraga dan kurangi
beban pikiran.”

Asyifa : “Oh gitu ya teh, emang sih belakangan ini saya lagi banyak pikiran banget
sampe lupa makan dan kurang tidur.”

Khairunnisa : “Iya sebaiknya mbak lebih menjaga kesehatan terutama dalam mengontrol
stress dan tetap menjaga pola makan dan istirahat mbak.”

Asyifa : “Iya teh, nanti saya akan segera ke dokter secepatnya. Terima kasih ya
teh. Assalamu'alaikum..”

Khairunnisa : “Iya sama sama mbak. Wa’alaikumussalam..”

SCENE 6 (Ibu Hamil)

Azel : “Selamat pagi bu, dengan ibu siapa?”

Alvira : “Dengan Ibu Alvira.”

Azel : “Oh iya Ibu Alvira silahkan duduk bu. Kalau boleh tau alamat lengkap ibu di mana
ya dan tanggal lahir?”

Alvira : “Di Perumahan Taman Kenari Blok D9/3 bu tanggal lahir saya 08 Desember 1995
bu, umur saya 24 tahun.”

Azel : “Oh iya baik bu ditimbang dulu ya bu, nanti akan dipanggil satu per satu.”

Alvira : “Baik bu.”

Annisa : “Ibu Alvira silahkan ditimbang dulu ya bu.”

Alvira : “Baik bu.”


Annisa : “Baik bu, saya akan timbang berat badan ibu dan tinggi badan ibu ya.”

Alvira : “Iya silahkan bu.”

(Setelah ditimbang BB Ibu Alvira yang sedang hamil 6 bulan adalah 72 kg dan TB nya adalah
162)

Annisa : “Baik bu, ini hasil pengukurannya, selanjutnya periksa tekanan darah ya bu.”

Alvira : “Baik teh silahkan.”

(Memeriksa tekanan darah ibu)

Annisa : “Ini hasil pengukuran tekanan darahnya bu, sedikit rendah ya bu 100/90 mmHg.”

Alvira : “Oh iya baik terima kasih ya.”

Annisa : “Iya ibu sama-sama, selanjutnya ibu bisa ke meja 3 ya bu.”

Alvira : “Baik terima kasih.”

Fanisa : “Silahkan duduk bu, boleh saya lihat KMS nya?”

Alvira : “Ini bu.”

Fanisa : “Berdasarkan hasil pengukuran tadi, tekanan darah ibu sedikit rendah ya bu...”

Alvira : “Iya bu.”

Fanisa : “Berapa usia kehamilan ibu? Apa keluhan ibu sekarang?”

Alvira : “Sudah masuk 7 bulan bu, saya sekarang sering mual muntah bu, mau duduk salah,
tiduran juga gaenak. Mau makan bawaannya mau muntah terus, saya jadi lemes.”

Fanisa : “Iya bu saya mengerti. Lalu apa yang ibu lakukan jika ibu merasa mual dan
muntah?”

Alvira : “Ya saya guling-guling aja teh.”

(Sambil mencatat hasil pengkajiannya)

Fanisa : “Ibu ini hasil pencatatan keluhan dan pengukuran tadi ya bu.”
Alvira : “Baik, terima kasih.”

Fanisa : “Sama-sama bu, silahkan ke meja 4 bu.”

Aulia : “Ibu Alvira silahkan duduk.”

Alvira : “Terima kasih bu.”

Aulia : “Ibu kalau saya lihat dari kartu catatan ibu, ibu mengalami tekanan darah rendah
dan ibu juga ada mual muntah ya bu.”

Alvira : “Iyaa betul, saya memang sering sekali mual dan muntah.”

Aulia : “Hmmm iya bu memang itu kondisi fisiologi ibu hamil di usia kehamilan seperti
ibu, usia kehamilan seperti ibu memang rentan dengan keadaan seperti mual muntah yang
berlebihan. Selain itu memang mulai merasa tidak nyaman dengan perut yang membesar ya
bu, itu wajar, namun sebaiknya ibu membiasakan diri saat duduk dengan posisi tegap untuk
menghindari bayi sungsang ya bu.”

Alvira : “Oh seperti itu yaa bu, lalu bagaimana dengan rasa malas saya? Saya seringkali
merasa malas dan lemas untuk beraktivitas.

Aulia : “Ibu sebaiknya banyak istirahat, hilangkan stres yang bisa membuat ibu menjadi
tidak nyaman, ibu harus banyak mengkonsumsi gizi yang baik seperti mengkonsumsi buah-
buahan dan sayuran yang banyak mengandung vitamin B1 dan B6.

Alvira : “Baik teh, berati saya harus makan makanan yang bergizi ya teh?”

Aulia : “Iya bu betul.”

Alvira : “Baik bu kalau begitu saya akan membiasakan duduk tegap dan mulai
mengkonsumsi makanan yang bergizi.”

Aulia : “Iya bu betul sekali.”

Alvira : “Terima kasih banyak bu.”

Aulia : “Sama-sama bu.”

Alvira : “Saya pamit ya bu.”


Aulia : “Iya bu hati-hati semoga sehat selalu ya bu.”

SCENE 7 (Ibu Menyusui)

Zahrah : “Assalamu’alaikum.”

Azel : “Wa’alakumussalam silahkan duduk bu. Bisa di sebutkan nama ibu dan anak ibu?”

Zahrah : “Nama saya Zahra, anak saya Sabila.”

Azel : “Apa keluhannya bu?”

Zahrah : “Gini neng, saya kan baru punya anak. Tapi kenapa ya ASI saya ga keluar banyak.
Jadi anak saya suka males buat minum ASI. Dan saya sekalian mau imunisasi anak saya.”

Azel : “Baik bu ini nomor antriannya. Ibu bisa tunggu di sebelah sana ya bu. Nanti akan
lebih dijelaskan sama petugas kesehatannya ya.”

Zahrah : “Baik neng, makasih.”

***

Annisa : “Nomor urut 24!”

Zahrah : “Iya saya.”

Annisa : “Silahkan ibu masuk.”

Zahrah : “Iya neng.”

Annisa : “Ditimbang dulu ya bu anaknya.”

Zahrah : “Iya neng.”

(Anak Ibu Zahrah diserahkan ke petugas untuk ditimbang)

Annisa : “Berat badannya 5,5 kg ya bu. Alhamdulillah sesuai dengan usianya. Sekarang
ibunya yang ditimbang. Silahkan bu alas kakinya dibuka ya.”

(Ibu zahrah ditimbang berat badannya)


Nurma : “Berat badan ibu 62 kg yaa.”

(Ibu Zahrah kembali menggendong anaknya, dan beranjak untuk kemeja berikutnya)

Zahrah : “Selanjutnya saya kemana neng?”

Nurma : “Dari sini ibu silahkan kemeja 3 untuk pengisian KMS.”

Zahrah : “Terima kasih neng.”

Nurma : “Sama-sama bu.”

***

Zahrah : “Assalamu’alaikum neng.”

Fanisa : “Wa’alaikumsalam ibu, silahkan duduk bu bisa diperlihatkan kartu KMS nya?”

Zahrah : “Oh iya terima kasih ini kartu KMS nya bu.”

Fanisa : “Baik, anaknya namanya siapa bu?”

Zahrah : “Namanya Sabila neng.”

Fanisa : “Dede Sabila, umurnya berapa?”

Zahrah : “Baru 2 bulan neng.”

Mirna : “Anaknya ada keluhan apaa aja bu?”

Zahrah : “Ini bu anak saya mau diimunisasi aja.”

Mirna : “Dede Sabila udah di imunisasi apa aja bu?”

Zahrah : “Baru dapet BCG, polio, sama hepatitis.”

Mirna : “Yaudah ibu saya tulis di kartu KMS nya, hari ini anak ibu mendapatkan
imunisasi DPT, hepatitis, dan polio.”

Zahrah : “Imunisasi itu buat apa neng?”


Mirna : “Imunisasi DPT itu untuk kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis, dan
tetanus. Imunisasi hepatitis itu untuk kekebalan terhadap penyakit hepatitis bu, dan terakhir
imunisasi polio itu untuk kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis.”

(Petugas melakukan imunisasi)

Zahrah : “Baik neng, makasih ya neng.”

Mirna : “Iya bu, sama-sama.”

***

Zahrah : “Assalamu’alaikum teh.”

Khairunnisa : “Wa’alaikumusalam bu silahkan duduk.”

Zahrah : “Iya teh terima kasih.”

Khairunnisa : “Ada yang bisa saya bantu bu?”

Zahrah : “Jadi gini teh, saya mau imunisasi anak saya.”

Khairunnisa : “Umurnya berapa bulan bu si dedenya?”

Zahrah : “Baru dua bulan teh, jadi pas lahir teh baru di kasih imunisasi hepatitis,
BCG, dan polio teh.”

Khairunnisa : “Oh begitu bu, kalau begitu si dede nya kita kasih imunisasi DPT, HB 1,
HiB 1, dan polio 2 ya.”

Zahrah : “Iya teh tapi saya teh takut kalo anak saya di imunisasi takut demam gitu
teh, gimana ya?”

Khairunnisa : “Itu tandanya imunisasinya bereaksi dengan baik bu, kalau demam ibu bisa
kompres anak ibu dengan air hangat. Dan nanti setelah diberi imunisasi DPT anak ibu akan
merasakan demam, tapi ibu tidak perlu panik karena itu hanya reaksi dari imunisasi tersebut.
Dan nanti akan dikasih imunisasi polio, nah anak ibu jangan diberikan ASI selama 2-5 menit
yaa agar imunisasi tersebut bekerja dengan baik.”

Zahrah : ”Oh gitu ya teh, saya jadi agak lega sekarang. Terima kasih ya teh, oh iya
teh saya mau konsultasi tentang ASI teh.”

Khairunnisa : “Iya mangga ibu, kenapa sama produksi ASI nya?”

Zahrah : “Jadi gini teh ASI saya itu dikit banget keluarnya udah gitu suka bengkak
juga payudaranya teh.”

Khairunnisa : “Ibu udah coba untuk dikompres belum bu payudaranya?”

Zahrah : “Belum pernah teh, saya diemin aja padahal sakit banget teh apalagi kalo
udah bengkak gitu.”

Khairunnisa : “Iya bu, nah mulai sekarang ibu bisa coba untuk perawatan payudara
dengan cara mengkompres payudara ibu dengan air hangat dan air dingin secara bergantian.
Tujuannya agar sirkulasi darah ibu jadi lancar dan bisa membantu memproduksi ASI. Selain
itu ibu juga bisa melakukan pijitan pada payudara ibu.”

Zahrah : “Oh gitu ya teh, baik teh nanti saya mau coba di rumah deh teh makasih
ya teh informasinya.”

Khairunnisa : “Iya sama sama bu. Sekarang ibu ke ruang imunisasi biar dedenya bisa
diimunisasi dulu ya.”

Zahrah : “Baik teh. Terima kasih banyak ya. Kalau gitu saya pamit dulu teh.
Assalamu'alaikum.”

Khairunnisa : “Wa’alaikumussalam.”

***

Zahrah : “Assalamu’alaikum teh.”

Erna : “Wa’alaikumsalam ibu, silahkan duduk. Dedenya mau di imunisasi ya? Namanya
siapa bu?”

Zahrah : “Namanya Sabila neng.”


Erna : “Ohh Sabila, umurnya berapa?”

Zahrah : “Baru 2 bulan neng.”

Erna : “Udah dapet imunisasi apa aja bu?”

Zahrah : “Baru dapet BCG, polio, sama hepatitis neng.”

Erna : “Berarti sekarang adenya diimunisasi DPT, hepatitis, dan polio lagi ya bu.”

Zahrah : “Iya neng.”

Erna : “Punten bu sebelumnya anak ibu ada riwayat kejang atau ada penurunan
kesadaran?”

Zahrah : “Ga ada teh, anak saya ga pernah kejang atau penurunan kesadaran.”

Erna : “Oh iya bu, kalau begitu saya imunisasi dulu ya bu, ini imunisasi pentabio bu yang
berisi DPT, hepatitis, Hib, dan polio.”

Zahrah : “Iya teh silahkan.”

(Anak ibu zahrah di imunisasi)

Erna : “Untuk polionya ini saya tetes kan ya bu.”

Zahrah : “Iya teh.”

(Sabila diberikan imunisasi polio)

Zahrah : “Biasanya setelah imunisasi ini ada reaksi ga teh?”

Erna : “Oh iya bu, biasanya setelah imunisasi ini akan terjadi reaksi bu, anak ibu akan
panas 1-2 hari ibu tidak perlu khawatir, karna itu menandakan vaksinnya bekerja. Dan ibu
setelah di berikan imunisasi polio ini dede Sabilanya jangan diberikan minum atau ASI dulu
ya, agar imunisasinya bekerja dengan baik.”

Zahrah : “Oh gitu ya teh, baik terima kasih ya teh.”

Erna : “Iya bu sama-sama.”


SCENE 8 (PUS)

Azel : “Selamat pagi bu. Ada yang bisa saya bantu?”

Bambang : “Ini bu, istri saya mau daftar buat KB.”

Azel : “Baik bu. Bisa disebutkan nama dan umurnya?”

Defira : “Nama saya Defira, umur saya 20 tahun.”

Azel : “Apa keluhannya bu?”

Defira : “Keluhan mah gak ada sih, cuma mau pasang KB aja bu.”

Azel : “Baik bu, ini nomor antriannya. Ibu bisa menunggu di kursi sebelah kiri ya.”

Defira : “Oke makasih ya bu.”

***

Khairunnisa : “Mas, mbak, silahkan duduk.”

Defira : “Iya makasih teh”

Khairunnisa : “Sebelumnya ada keluhan apa mas sama mbaknya?”

Bambang : “Jadi gini neng, istri saya mau pasang KB. Soalnya kita nih masih anget
ya teh baru nikah. Belum ada niat untuk punya anak.”

Defira : “Kira-kira KB yang cocok untuk kita itu yang kaya gimana ya teh?”

Khairunnisa : “Sebelumnya sudah pernah pakai alat kontrasepsi belum mbaknya?”

Defira : “Belum teh, abis takut ga cocok sama belum nemu yang sesuai sama kita
gitu.”

Khairunnisa : “Kalau siklus menstruasinya berapa hari mbak? Teratur atau tidak?”

Defira : “Saya siklusnya sebulan sekali. Teratur sih teh biasanya haid tanggal 20
tiap bulannya.”

Bambang : “Kita sih pengennya ga pake alat KB gitu teh, bisa ga ya?”
Khairunnisa : “Oh kalau KB tanpa alat ada suntik, pil, metode kalender, ada juga metode
yang.. Maaf sebelumnya, dicabut penisnya sebelum ejakulasi.”

Defira : “Kalo metode kalender maksudnya apa ya?”

Khairunnisa : “Jadi kan mbaknya haid tiap tanggal 20 dan itu lancar, jadi nanti bisa
ditentukan tanggal pas mbaknya lagi gak subur. Nah jadi kemungkinan besar mbak gak hamil
kalau berhubungan pas tanggal gak subur. Kekurangannya ya masnya harus sabar nunggu
tanggal pas mbaknya ga subur, jadi gabisa melakukan setiap kali kepengen.”

Defira : “Ooh gitu ya, gimana pah menurut kamu?”

Bambang : “Bebas, aku. Ngikut kamu aja mah.”

Defira : “Yaudah saya mau pake metode kalender aja.”

Khairunnisa : “Mas nya juga bisa coba pakai kondom selain murah metode ini juga aman
mas.”

Bambang : “Iya ya teh berarti kalo istri saya lagi subur saya pakai kondom aja kali ya
neng.”

Khairunnisa : “Iya bisa seperti itu mas.”

Defira : “Makasih ya teh, kita jadi tahu sekarang metodenya. Kalau gitu kami pamit
ya teh.”

Khairunnisa : “Iya mbak sama sama. Kalau ada yang ingin dikonsultasikan lagi mbak
dan masnya bisa datang saja ya ke posyandu tiap bulannya.”

Bambang : “Iya baik teh, permisi. Assalamu’alaikum.”

Khairunnisa : “Wa’alaikumussalam.”

***

Khairunnisa : “Mangga bu silahkan duduk.”

Zahrah : “Iya teh terima kasih.”

Khairunnisa : “Ada yang bisa saya bantu bu?”


Zahrah : “Jadi gini teh, saya mau imunisasi anak saya.”

Khairunnisa : “Umurnya berapa bulan bu si dedenya?”

Zahrah : “Baru dua bulan teh, jadi pas lahir teh baru di kasih HB 0 aja sama bidan
nya.”

Khairunnisa : “Oh begitu bu, kalau begitu si dedenya kita kasih imunisasi BCG sama
Polio 1 ya bu.”

Zahrah : “Iya teh tapi saya teh takut kalo anak saya diimunisasi takut demam gitu
teh, gimana ya?”

Khairunnisa : “Itu tandanya imunisasinya bereaksi dengan baik bu, kalau demam ibu bisa
kompres anak ibu dengan air hangat. Dan nanti setelah diberi imunisasi BCG akan ada benjolan
merah dan bekas lukanya, nah itu jangan di apa-apakan ya bu karena itu merupakan tanda
imunisasinya berhasil.”

Zahrah : “Oh gitu ya teh, saya jadi agak lega sekarang.”

Khairunnisa : “Yaudah kalau gitu kita imunisasi sekarang ya bu si dedenya.”

Zahrah : “Iya teh.”

Khairunnisa : (melakukan imunisasi BCG dan Polio 1) sudah selesai ya bu imunisasinya.

Zahrah : “Terima kasih ya teh, oh iya teh saya mau konsultasi tentang ASI teh.”

Khairunnisa : “Iya mangga ibu, kenapa sama produksi ASI nya?”

Zahrah : “Jadi gini teh ASI saya itu dikit banget keluarnya udah gitu suka bengkak
juga payudaranya teh.”

Khairunnisa : “Ibu udah coba untuk dikompres belum bu payudaranya?

Zahrah : “Belum pernah teh, saya diemin aja padahal sakit banget teh apalagi kalo
udah bengkak gitu.”

Khairunnisa : “Iya bu, nah mulai sekarang ibu bisa coba untuk perawatan payudara
dengan cara mengkompres payudara ibu dengan air hangat dan aing dingin secara bergantian.
Tujuannya agar sirkulasi darah ibu jadi lancar dan bisa membantu memproduksi asi. selain itu
ibu juga bisa melakukan pijitan pada payudara ibu.”

Zahrah : “Oh gitu ya teh, baik teh nanti saya mau coba di rumah deh teh makasih
ya teh informasinya.”

Khairunnisa : “Iya sama sama bu. Bulan depan si dede nya bisa ke posyandu lagi ya bu
untuk dapet imunisasi DPT, HB 1 dan polio 2. Ibu juga bisa lakukan teknik yang tadi sudah
saya ajarkan di rumah agar produksi asi ibu meningkat dan bengkak pada payudara ibu
berkurang.”

Zahrah : “Baik teh. Terima kasih banyaknya. Kalau gitu saya pamit dulu teh.
Assalamu'alaikum.”

Khairunnisa : “Wa’alaikumussalam.”

***

Asyifa : “Assalamu'alaikum.”

Khairunnisa : “Wa’alaikumussalam. Silahkan duduk mbak.”

Asyifa : “Iya makasih teh.”

Khairunnisa : “Ada yang bisa saya bantu mbak?”

Asyifa : “Iya teh jadi saya punya masalah sama siklus haid yang ga lancar, itu
kenapa ya teh?”

Khairunnisa : “Memang biasanya berapa hari kalau haid?”

Asyifa : “Saya haidnya itu lama banget teh bisa sampe 10 sampe 15 hari udah gitu
sering sakit perutnya kalau lagi haid.”

Khairunnisa : “Udah berapa kali mbak haidnya sampai 10 hari?”

Asyifa : “Bulan ini sama bulan kemarin teh.”

Khairunnisa : “Sebelumnya apa sudah periksa ke dokter?”

Asyifa : “Belum pernah teh.”


Khairunnisa : “Siklus haid yang terganggu itu banyak sekali faktor penyebabnya bisa
dari kelelahan, stress emosional, nutrisi yang kurang, bisa juga hormon yang kurang atau
bahkan berlebih. Nah untuk mengetahui secara pasti penyebabnya mbak bisa melakukan USG
di dokter kandungan. Tapi sebelum itu mbak bisa mengatasinya dengan cara istirahat yang
cukup, makan makanan yang bergizi dan mengontrol stres dengan cara olahraga dan kurangi
beban pikiran.”

Asyifa : “Oh gitu ya teh, emang sih belakangan ini saya lagi banyak pikiran banget
sampe lupa makan dan kurang tidur.”

Khairunnisa : “Iya sebaiknya mbak lebih menjaga kesehatan terutama dalam mengontrol
stres dan tetap menjaga pola makan dan istirahat mbak.”

Asyifa : “Iya teh, nanti saya akan segera ke dokter secepatnya. Terima kasih ya teh.
Assalamu'alaikum.

Khairunnisa : “Iya sama sama mbak. Wa’alaikumussalam.”

SCENE 9 (Ibu Menyusui 2)

Hilda : “Assalamu'alaikum permisi buu.”

Yani : “Wa'alaikumussalam, iya silahkan duduk bu.”

Hilda : “Ibu saya mau imunisasi anak saya, daftar disini ya bu?”

Yani : “Iya bu, nama anaknya siapa bu yang mau diimunisasi?”

Hilda : “Namanya Cici Yoswira.”

Yani : “Umurnya berapa bu?”

Hilda : “Usianya 4 bulan bu.”

Yani : “Alamat rumah ibu dimana?”

Hilda : “Di Kampung Cimahi Hilir RT 25/12.”

Yani : “Baik bu silahkan langsung di tunggu saja.”


Hilda : “Saya harus kemana dulu ya?”

Yani : “Anak ibu ditimbang dulu di sana, setelah itu pengecekan KMS dan ibu bisa ke
ruangan imunisasi.”

Hilda : “Baik bu kalau begitu, terima kasih.”

Yani : “Iya bu, sama-sama.”

***

Nurma : “Anak Cici, silahkan masuk.”

Hilda : “Iya bu.”

Nurma : “Umurnya 4 bulan ya bu. Silahkan bu anaknya bisa ditidurkan di atas


timbangan.

Hilda : “Anak bobo di sini dulu ya, pinter anak bunda.”

Nurma : “Pinter ya Cici. Iya bu,hasil timbangan BB anak ibu yaitu 6,2 kg. Tinggal sedikit
lagi ya bu untuk mencapai ideal BB di usia 4 bulan.”

Hilda : “Seharusnya berapa emang bu?”

Nurma : “Seharusnya 6.5 kg, untuk lebih jelas nya ibu bisa tanyakan langsung ke meja 3
ya bu.”

Hilda :"Oh iya, terima kasih bu.”

***

ISI DISINI YAAAAA

***

Hilda : “Assalamu’alaikum.”

Windy : “Wa’alaikumusalam bu, ada yang bisa saya bantu?”

Hilda : “Ini neng saya bawa anak saya mau imunisasi.”

Windy : “Ohh iyaa bu mangga, namanya siapa bu anaknya?”


Hilda : “Cici Yoswara neng namanya.”

Windy : “Cici sudah berapa bulan bu?”

Hilda : “4 bulan neng.”

Windy : “Ibu anaknya sudah diimunisasi apa saja bu, apakah sudah lengkap hingga 4 bulan
ini?”

Hilda : “Sudah neng, tinggal yang umur 4 bulan ini aja bulan kemaren disuruh ke sini lagi
buat imunisasi.”

Windy : “Ohh baik bu kalo gitu kita imunisasi DPT 3, HB 3, dan polio 4 ya bu.”

Hilda : “Oh iyaa neng, nanti disuntiknya berapa kali? Apa sama kaya bulan lalu neng?”

Windy : “Iyaa bu sama seperti sebelumnya, nanti saya akan suntik di paha kanan kiri dan
polio diteteskan ke mulut anak ibu.”

Hilda : “Nanti reaksinya bakal panas juga neng kaya sebelumnya?”

Windy : “Iyaa bu, nanti anak ibu akan demam selama 1-2 hari dan itu normal, karna
antibodi anak ibu sedang bereaksi. Apabila panasnya lebih dari 38°C ibu bisa langsung ke
puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat ya bu.”

Hilda : “Ohh iyaa neng baik, kirain ibu kemarin itu panas abis vaksin teh kunaon, ibu ge
jadi watir kamari teh. Ning normal kitu teh.”

Windy : “Iyaa bu itu reaksi normal, yang tidak normal yang sudah saya sampaikan tadi.
Baik bu kalo gitu mari kita lakukan imunisasi dulu yaa ade Cici.. Nanti tolong bantu saya ya
bu untuk gendong ade Cici saat imunisasi.”

Hilda : “Oh iyaa neng.”

Windy : “Sebentar ya bu saya siap kan dulu vaksinnya.”

Hilda : “Iyaa neng.”

Windy : “Ade Cicii ayoo kitaa vaksin dulu yaa, ibu tolong sambi gendong anaknya ya.”

Hilda : “Iyaa neng.”


Windy : “Ibu saya vaksin DPT dulu ya bu yaa di paha sebelah kanan.”

Hilda : “Iyaa neng mangga.”

Windy : “Vaksin DPT nya sudah ya ade Cici, sekarang kita vaksin hepatitis B dulu yaa,
ibu mari kita ubah posisi menggendongnya, biar kita vaksin di paha sebelah kiri yaa bu.”

Hilda : “Ohh iyaa neng.”

Windy : “Vaksinnya sudah selesai ya ade cici, nihh kasih mainan jangan nangis lagi yaa,
sekarang kita vaksin polio yuu yang terakhir.”

Hilda : “Ohh iyaa neng saya bantu biar gampang.”

Windy : “Iyaa bu anaknya biar ga nangis dulu, biar tenang dulu, biar pas di vaksin ga
keselek.”

Hilda : “Iyaa neng, ini udah lebih diem ga nangis lagi.”

Windy : “Oke ade Cici yang terakhir kita vaksin polio dulu yaa sayang, ayoo buka
mulutnya yaa, nah sudah selesai ya bu, seperti yang sudah saya jelaskan nanti anak ibu akan
panas selama 1-2 hari, apabila lebih dari 38°C segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat ya
bu.”

Hilda : “Ohh iyaa neng makasih ya neng.”

Windy : “Iya bu sama sama, ini kartu imunisasinya, nanti ibu bisa kembali lagi saat usia 9
bulan untuk imunisasi campak ya bu.”

Hilda : “Iya neng, makasih banyak yaa.”

Anda mungkin juga menyukai