Siwi Annisa
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak
Email: siwiannisa@gmail.com
Abstract
The research of Sambas Malay proverb based on the existence of proverb among Sambas
Malay people that almost extinct. Proverb was used to control attitude before the existence of
law of criminal and civil case. The proverb it self functions as advice, satire, compliment,
diplomatic language. This proverb research focuses to take inventory, classifying types and
functions of Sambas Malay proverb, also providing lesson plan of proverb at school in
Curriculum 2013. The result research of Sambas Malay proverb take invetory 300 proverbs.
The proverb are classified based on the types, they are bidalan in total 94, pepatah in total 24,
perbilangan in total 7, perumpamaan in total 147, lidah pendeta in total 0, kiasan in total 12,
tamsil in total 9, and ibarat in total 7. While Sambas Malay proverb which classified based on
the function, they are as advice in total 77, as satire in total 155, as compliment in total 20,
and diplomatic language in total 5, also as literary work or conversation in total 43. The
result of Sambas Malay proverb also provides lesson plan which is able to be applied in
Curriculum 2013.
Peribahasa terbagi menjadi beberapa jenis. Bidalan adalah bahasa berkias, yang
Teori yang digunakan untuk digunakan secara halus, artinya tidak terang,
mengklasifikasikan jenis-jenis peribahasa sehingga orang yang mendengarkannya harus
adalah teori Za’ba (dalam Piah, 1989:459), mendalami dan meresapkan arti serta maksud
yaitu bidalan, pepatah, perbilangan, dalam hatinya sendiri. Jadi, sukar sekali untuk
perumpamaan, lidah pendeta, kiasan, tamsil, mengetahui maksud bidal itu kalau seseorang
dan ibarat. Berdasarkan teori Za’ba tersebut, tidak berperasaan halus (Kristantohadi,
data yang didapatkan yaitu sebanyak 300 2010:12). Bidalan adalah jenis peribahasa yang
peribahasa Melayu Sambas akan menekankan tentang bandingan dan teladan.
diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenisnya. Peribahasa Melayu Sambas yang termasuk
jenis bidal sebanyak 94 peribahasa, contohnya
sebagai berikut.
Peribahasa 92, 113, 132, menggunakan bahasa Walaupun demikian, jika dikaitkan dengan ciri
berkias, yaitu menyatakan suatu maksud bidal, yaitu berkias dan mengutamakan
dengan kalimat yang lain dan maknanya keteladanan, peribahasa tersebut masuk dalam
memberikan teladan dalam kehidupan sehari- kategori bidal. Hal tersebut dikatakan demikian
hari sehingga peribahasa 92, 113, 132, dapat karena larangan atau hal yang dilarang pasti
dikategorikan jenis bidal. Akan tetapi, menurut memiliki suatu tujuan.
data yang diperoleh di lapangan ada peribahasa Peribahasa yang berisi larangan setidaknya
yang maknanya berbentuk larangan. untuk memberikan teguran dan pengajaran agar
setiap orang tidak berlaku seperti itu demi Kebanyakan pepatah mengandung ungkapan
terciptanya perhubungan hidup sesama insan selapis sahaja. Apa-apa yang diperkatakan
yang teratur (Hamid, 2001:267; Shariff, itulah yang dimaksudkan; cuma bahasanya saja
2002:137). Peribahasa yang berisi larangan yang sukar sedikit difahami karena pemakaian
dapat dikategorikan sebagai bidal karena juga kata-kata daripada bahasa Melayu yang jarang
berisi nasihat agar tidak melakukan perbuatan dipergunakan lagi pada hari ini (Za’ba dalam
tersebut dengan bahasa yang berkias. Hamid, 2001:268). Peribahasa Melayu Sambas
Pepatah ialah ungkapan bahasa yang padat yang termasuk jenis pepatah ada 24 buah
dan ringkas untuk memberi pengajaran dan contohnya sebagai berikut.
nasihat. Pepatah berasal dari patah-patah kata.
Peribahasa 1, 82, 94, dapat dikatakan daripade putus yang menyatakan situasi
sebagai peribahasa jenis pepatah karena genting, kata ganting sudah jarang digunakan
memiliki makna sebagai pengajaran dan orang lagi.
nasihat. Selain itu, apabila dilihat antara Perbilangan memiliki konotasi adat dan
peribahasa dan maknanya memiliki hubungan dari segi isi tergolong teromba. Teromba adalah
yang erat. Secara ringkas dapat dikatakan ungkapan adat yang berfungsi untuk
makna peribahasa dapat diketahui dari menyampaikan norma-norma adat. Secara
peribahasanya secara jelas karena bermakna ringkas, perbilangan ini adalah ungkapan adat
selapis. Pepatah jika dilihat dari ciri bahasanya untuk menyampaikan norma adat yang
secara umum menggunakan bahasa Melayu memenuhi sifat hakiki peribahasa, yaitu berupa
yang jarang dipergunakan lagi seperti berpada- ungkapan, tidak satu kata tradisional saja, dan
pada, boleh (yang berarti didapatkan), dan sari memiliki daya hidup dalam tradisi lisan.
yang artinya sehari. Contoh lainnya yaitu kata Peribahasa Melayu Sambas yang termasuk jenis
ganting pada peribahasa labeh baik ganting perbilangan ada tujuh buah, contohnya sebagai
berikut.
Peribahasa 114, 250, 267, termasuk dalam Dengan itu, perumpamaan membawa maksud
jenis perbilangan karena berhubungan dengan perbandingan atau bertujuan untuk menyatakan
adat dan agama yang memiliki ciri bahasa sesuatu maksud di sebalik perbandingan
tentang kepentingan adat. Kepentingan agama tersebut. Sementara itu, terdapat juga
dan adat biasanya terdapat dalam teromba. perumpamaan yang meninggalkan kata-kata
Teromba berisi norma-norma adat untuk perbandingannya (Hamid, 2001:268).
mengatur kehidupan masyarakat. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat
Perumpamaan ialah susunan bahasa yang disimpulkan bahwa perumpamaan umumnya
ringkas dan padat yang bermakna dua lapis, menggunakan kata-kata perbandingan untuk
yaitu menyebutkan suatu maksud dengan mengatakan suatu maksud dengan kalimat yang
memberikan perumpamaan kepada sesuatu berbeda. Akan tetapi, ada pula yang tidak
perkara lain yang serupa dengannya. Oleh menggunakan ciri tersebut sehingga untuk
karena itu, perumpamaan dikatakan membawa identifikasi dan klasifikasi, perumpamaan
pengertian dua lapis. Kebanyakan tersebut lebih menekankan pada menyatakan
perumpamaan menggunakan kata-kata seperti, suatu keadaan. Peribahasa Melayu Sambas
umpama, ibarat, pada permulaan ungkapannya. yang termasuk jenis perumpamaan berjumlah
147 buah, contohnya sebagai berikut.
Peribahasa 30, 31, 51, termasuk jenis Dalam peribahasa Melayu Sambas,
perumpamaan karena menggunakan kata terdapat peribahasa yang memiliki makna dua
perbandingan: seperti, sebagai, bagai, bak, lapis dan tidak menggunakan kata
laksana, dan sebagainya. Perumpamaan perbandingan, tetapi bentuknya berisi
membandingkan sesuatu dengan hal lain perbandingan dan maknanya lebih menekankan
sehingga untuk membedakannya dengan jenis pada keadaan suatu kondisi. Peribahasa jenis
yang lain lebih mudah. Akan tetapi, Hamid itulah yang dikategorikan dalam perumpamaan,
(2001:268) mengatakan ada perumpamaan yang khususnya perumpamaan tanpa kata
tidak menggunakan kata perbandingannya. perbandingan, contohnya sebagai berikut.
Tabel 6. Contoh Peribahasa Melayu Sambas Jenis Perumpamaan
Tanpa Kata Perbandingan
Peribahasa 5, 12, 93, merupakan contoh lain. Kadangkala tidak pula disebut akan
perumpamaan tanpa kata pembanding. perbandingan itu (Hamid, 2001:268). Kiasan
Perumpamaan ini membandingkan sesuatu yang mengandung bandingan seperti contohnya
dengan hal lain untuk menyatakan suatu matanya seperti bintang timur; manis seperti
keadaan atau situasi. lautan madu, sedangkan kiasan yang tidak
Lidah pendeta atau lidah pendita menyebut bandingan contohnya ayam
sebenarnya masih termasuk bidal, tetapi asal tambatan, pelanduk dua serupa. Berdasarkan
muasal lidah pendeta diucapkan oleh orang- penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
orang pandai/pertapa. Peribahasa jenis lidah kiasan menyatakan sesuatu dengan bandingan
pendeta sulit ditentukan pada data peribahasa yang lain, yaitu sesuatu yang ingin
Melayu Sambas karena memiliki kemiripan diperbandingkan disebut dan diikuti dengan
dengan bidal dan pepatah. Akan tetapi, hal kata perbandingan, contohnya matanya seperti
terpenting adalah lidah pendeta sulit ditentukan bintang timur.
dari penutur asli atau sumber awal karena tidak Berbeda dengan perumpamaan yang
bisa diidentifikasi. Oleh karena itu, jenis lidah langsung pada kata perbandingan sebagai
pendeta tidak ditemukan dalam peribahasa pembukanya. Kiasan yang tidak menggunakan
Melayu Sambas. kata perbandingan juga ada tetapi lebih
Kiasan ialah ungkapan bahasa yang cenderung menuju kepada ungkapan (idiom).
melukiskan sesuatu maksud dengan dikiaskan Peribahasa jenis kiasan terdapat 12 buah,
atau dibandingkan kepada perkara-perkara yang contohnya sebagai berikut.
Peribahasa 165, 260 termasuk jenis kiasan, perbandingan setelah kata yang ingin
yaitu kiasan yang menggunakan kata diperbandingkan. Peribahasa 165 yang ingin
diperbandingkan adalah mulut dan ati, membandingkan ari yaitu keadaan cuaca
kemudian diikuti oleh kata pembanding yaitu dengan kata patang lima’ yang berarti cuaca
bagai, dan dilengkapi dengan pembandingnya yang sangat gelap. Berikut contoh kiasan tanpa
yaitu madu dan impadu. Peribahasa 260 juga kata perbandingan.
menggunakan kata bagai untuk
Peribahasa 156, 233, 284 merupakan mengacu kepada makna lain yang berbeda
kiasan tanpa kata pembanding. Kiasan tanpa dengan makna kata pembentuknya.
kata pembanding dapat dikategorikan ungkapan Tamsil adalah bahasa kiasan yang
(idiom). Idiom adalah ungkapan bahasa berupa bersampiran, bersajak, dan berirama
gabungan kata (frase) yang maknanya sudah (Kristantohadi, 2010:14). Jadi, tamsil adalah
menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan jenis peribahasa yang memiliki sampiran dan isi
makna unsur pembentuknya (Soedjito, dalam bentuk yang pendek. Peribahasa Melayu
1988:101). Peribahasa 156, 233, 284 Sambas jenis tamsil berjumlah 9 peribahasa,
dikategorikan sebagai kiasan atau idiom karena contohnya sebagai berikut.
tidak dapat diartikan secara gramatikal, namun
Peribahasa 11, 17, merupakan contoh fungsi sindiran ciri bahasanya dengan
peribahasa yang berfungsi sebagai sindiran, mengibaratkan nama-nama hewan, nama
yang sebenarnya juga dapat berfungsi sebagai anggota tubuh, bahkan kotoran. Namun
nasihat. Akan tetapi, nasihat yang dimaksud sebenarnya dikolaborasikan dengan diksi lain,
berupa larangan sehingga apabila sehingga masih terkesan halus.
diklasifikasikan fungsinya lebih mengacu pada Peribahasa memang tepat digunakan
fungsi sindiran. Peribahasa 11, berfungsi sebagai pujian kepada seseorang Pujian yang
sebagai sindiran apabila dikatakan kepada disampaikan dengan berperibahasa sangat enak
seseorang yang memiliki semangat menggebu- didengar, halus dan menyenangkan hati.
gebu dalam suatu hal pada jangka waktu Sebaliknya, pujian yang dikatakan dengan terus
sebentar, setelah itu semangatnya menjadi terang terasa hambar dan kadang bisa dianggap
hilang menghilang. Peribahasa 17, dinyatakan hal yang sebaliknya. Peribahasa Melayu
untuk menyindir sesorang yang melakukan Sambas yang berfungsi sebagai pujian
suatu perbuatan yang merugikan dirinya berjumlah dua puluh buah, contohnya sebagai
sendiri. Peribahasa Peribahasa yang memiliki berikut.
Peribahasa 32, 45, merupakan contoh dalam maknanya, disampaikan secara tidak
peribahasa yang berfungsi sebagai pujian. langsung secara kiasan.
Peribahasa ini diucapkan untuk memuji Pidato-pidato adat sering terdengar
hal/orang yang sesuai dengan makna penggunaan peribahasa untuk menyampaikan
peribahasa. Berkaitan dengan pujian ciri suatu maksud, dalam hal ini memang
bahasanya adalah hal-hal yang baik, seperti diperlukan bahasa diplomasi, yaitu
rembulan, ketupat, isi dengan kuku, telur pengungkapan perasaan atau buah pikiran
setelah dikupas, cepat kaki ringan tangan, dan dengan cara kiasan (Djamaris, 1993:28).
lain-lain. Peribahasa Melayu Sambas yang berfungsi
Diplomasi perlu menggunakan bahasa sebagai bahasa diplomasi sebagai berikut.
yang indah, kalimat yang singkat, tepat, dan
Peribahasa 107, 114, merupakan Fungsi peribahasa yang lain adalah sebagai
peribahasa yang berfungsi sebagai bahasa penghias karangan atau percakapan yang
diplomasi. Sebenarnya peribahasa sebagai nyatakan oleh Za’ba. Za’ba (dalam Piah,
bahasa diplomasi juga masih berfungsi sebagai 1989:467) membagi kegunaan peribahasa
nasihat, tetapi dikategorikan sebagai bahasa secara umum, yaitu: a) menghiasi karangan dan
diplomasi karena peribahasa ini sering percakapan; b) menguatkan tujuan atau
digunakan dalam pidato dan upacara adat. percakapan itu; c) kebanyakannya boleh
Peribahasa Melayu Sambas telah menjadi pegangan hidup karena isinya yang
diklasifikasikan fungsinya menurut teori besar dan luas itu.
Djamaris, yaitu fungsi nasihat, sindiran, pujian, Peribahasa yang fungsinya tidak termasuk
dan bahasa diplomasi. Ternyata dari 300 data pada teori Djamaris (1993:26) tersebut dapat
peribahasa Melayu Sambas, terdapat 43 dimasukkan pada teori Za’ba (dalam Piah,
peribahasa yang tidak masuk dalam keempat 1989:467) yaitu sebagai penghias karangan dan
fungsi tersebut karena memang tidak memenuhi percakapan. Peribahasa-peribahasa tersebut
fungsinya. Peribahasa-peribahasa tersebut pada kondisi tertentu tidak hanya sebagai
hanya menyatakan suatu keadaan/kondisi penghias karangan, namun juga dapat
seseorang dengan bahasa berkias. Hal tersebut menguatkan tujuan percakapan jika konteks
dapat dikategorikan pada kegunaan peribahasa percakapan berupaya untuk meyakinkan.
yang dikemukakan Za’ba (dalam Piah, Peribahasa tersebut contohnya sebagai berikut.
1989:467).
Tabel 15. Peribahasa Melayu Sambas sebagai Penghias Karangan
atau Percakapan Menurut Za’ba
No. Bahasa Bahasa Makna Peribahasa
Melayu Indonesia
Sambas
3. Abis di utan, Habis di hutan, Usaha pertanian yang selalu
abis di rumah. habis di rumah. gagal, tidak berhasil.
4. Abis sari Habis sehari Tidak ada sisa dari hasil usaha.
makan sari. makan sehari.
12. Api padam Api padam Permasalahan yang sudah
puntung puntung pun selesai muncul kembali.
berasap. berasap.