Anda di halaman 1dari 11

FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No.

PERENCANAAN RATE OF PENETRATION


PADA OPERASI PEMBORAN

Oleh: *)Agus Alexandri

ABSTRAK

Pada setiap kali dilakukan operasi pemboran, selalu diusahakan agar laju
pemboran yang diperoleh adalah laju pemboran yang optimum. Suatu operasi
pemboran dikatakan memiliki laju pemboran yang optimum apabila waktu
penyelesaiannya cepat dan tujuan pemboran tercapai dengan baik sesuai dengan
rencana.
Maksud dan tujuan perencanaan laju penembusan optimum ini adalah untuk
meminimalisir segala macam problem pemboran tentunya dengan melakukan berbagai
macam optimasi di berbagai aspek pemboran, dengan tujuan untuk meminimalisir
biaya dan waktu pemboran
Untuk mendapatkan waktu penyelesaian yang cepat dan biaya yang murah
harus dilakukan suatu perencanaan laju penembusan atau Rate of Penetration (ROP)
agar didapatkan hasil yang optimum. Untuk merencanakan ROP yang optimum
diperlukan parameter-parameter yang mempengaruhi, meliputi: mekanika batuan,
kondisi bawah permukaan, lumpur pemboran, hidrolika pemboran, mekanika drill
string, model penghancuran batuan, tipe-tipe bit, mekanika penghancuran batuan pada
bit, serta kondisi operasi bit (WOB & RPM).

I. LATAR BELAKANG MASALAH II. KARAKTERISTIK FORMASI


Dalam suatu operasi pemboran, Karakteristik formasi yang
laju penembusan atau Rate of sangat berpengaruh terhadap ROP
Penetration (ROP) merupakan suatu adalah karakteristik dari batuan formasi
faktor yang sangat penting. Maka yang yaitu sifat mekaniknya, sifat mekanik
diharapkan dalam suatu operasi yang mempengaruhi ROP yaitu:
pemboran adalah dicapainya ROP compressive strength, drillability,
yang besar dan optimum. Makin singkat hardness, abrasiveness dan elasticity.
waktu yang diperlukan untuk Berikut ini adalah pengaruh dari sifat
melakukan operasi pemboran, maka mekanik batuan terhadap ROP:
operasi pemboran tersebut akan  Compressive Strength
semakin baik, karena kemungkinan Compressive strength merupakan
biayanya akan lebih murah. Tetapi pencerminan dari kemampuan
ROP yang besar tidak selalu batuan untuk menahan
berhubungan dengan biaya yang compressive stress maksimum
murah, misalnya bila terjadi kerusakan sebelum batuan tersebut hancur.
bit dan lain-lain. Umumnya ROP berbanding terbalik
Tujuan dasar optimasi WOB dengan compressive strength.
adalah untuk mendapatkan ROP yang Semakin besar compressive
optimum serta menghindari terjadinya strength, maka ROP akan semakin
kerusakan pada bit akibat overload menurun.
atau kelebihan pembebanan pada bit.

79
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

 Drillability batuan semakin kompak sehingga akan


Drillability merupakan tingkat sulit untuk ditembus. Dan pada
kemudahan batuan untuk dibor. umumnya ROP akan menurun dengan
Dengan demikian, semakin besar adanya tekanan yang semakin besar.
tingkat drillabilitas suatu batuan, Temperatur juga akan semakin
maka batuan tersebut akan tinggi dengan bertambahnya
semakin mudah untuk dibor. kedalaman. Berdasarkan sifat
Drillability umumnya akan plastiknya, batuan akan lebih mudah
berkurang dengan bertambahnya hancur dengan temperature yang
kedalaman. Semakin besar tinggi. Tetapi pada kenyataannya,
kedalaman, maka batuan akan semakin dalam lapisan batuan, batuan
semakin sulit untuk ditembus. tersebut akan semakin kompak, titik
 Hardness leleh dari batuan juga semakin besar,
Hardness (kekerasan batuan) sehingga akan tetap semakin sulit
merupakan sifat ketahanan batuan ditembus. Permasalahan juga terjadi
terhadap goresan. Kekerasan pada kondisi bit. Pada temperature
batuan dipengaruhi oleh yang tinggi, bit akan menjadi lebih
semenntasi dan kekompakan cepat aus.
butiran batuan. Semakin keras Tetapi perlu diingat, bahwa
batuan, ruang rongga butiran terdapat lapisan batuan keras maupun
batuan akan semakin kecil dan lunak, sehingga dengan bertambahnya
batuan menjadi semakin kompak, kedalaman belum tentu akan
sehingga batuan semakin sulit menurunkan ROP.
untuk dihancurkan. Sebaliknya, Dalam pemilihan lumpur
semakin besar rongga butiran pemboran, harus memperhitungkan
batuan akan mempermudah batuan faktor formasi yang terdapat pada
untuk di bor, sehingga ROP yang lingkungan pemboran. Faktor formasi
dihasilkan akan semakin tinggi. yang berpengaruh terhadap pemilihan
 Abrasiveness lumpur antara lain:
Abrasiveness merupakan sifat  Jenis batuan dan fluida
menggores dan mengikis dari  Temperatur formasi
batuan. Hai ini akan berpengaruh  Tekanan formasi
pada tingkat keausan gigi bit.  Kerapuhan formasi
Semakin besar abrasiveness, maka  Permeabilitas formasi
bit akan semakin cepat aus,  Kandungan clay dan garam
sehingga ROP akan menurun. Pemilihan lumpur pemboran
 Elasticity pada umumnya didasarkan pada sifat
Pengaruh elasticity terhadap ROP fisik dan jenis fluidanya. Sifat fisik dari
biasanya dijumpai pada batuan lumpur pemboran antara lain:
shale. Semakin elastis suatu  Densitas
batuan, akan menyebabkan batuan Densitas lumpur pemboran atau
tersebut akan semakin sulit untuk berat lumpur didefinisikan sebagai
dibor. perbandingan berat per unit volume
Pada prinsipnya, tekanan akan lumpur. Sifat ini berpengaruh
semakin besar dengan bertambahnya terhadap pengontrolan tekanan
kedalaman. Tekanan hidrostatik dan subsurface dari formasi, sehingga
overburden akan semakin tinggi, dalam operasi pemboran densitas
80
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

lumpur harus selalu dikontrol berfungsi sebagai pencegah terjadinya


terhadap kondisi formasinya agar penggerusan atau penghancuran
diperoleh performance atau cutting berkali-kali (regrinding) di dasar
kelakuan lumpur yang sesuai lubang. Untuk itu diperlukan hidrolika
dengan fungsi yang diharapkan yang optimum guna mendukung
terhadap formasi yang dibor. didapatkanya ROP yang optimum pula.
 Viskositas Variabel yang mempengaruhi hidrolika
Viskositas didefinisikan sebagai adalah lumpur pemboran dengan
tahanan lumpur pemboran untuk sistem sirkulasinya dan didukung
mengalir saat dipompakan. dengan sistem pompa.
 Gel Strength Dalam pemakaian pompa, yang
Gel strength merupakan sifat statik perlu dipertimbangkan antara lain:
lumpur pemboran yang merupakan jumlah horse power yang tersedia dan
suatu bentuk padatan dalam lumpur berapa yang digunakan serta
yang sirkulasinya dihentikan. Faktor kehilangan tekanan yang terjadi.
penyebab terbentuknya gel strength Kehilangan tekanan akan
yaitu adanya gaya tarik-menarik mempengaruhi daya dari pompa yang
dari partikel-partikel plat clay diperlukan untuk sirkulasi dan pahat
sewaktu tidak ada sirkulasi. yang akhirnya dapat mengurangi laju
 Filtration Loss penembusan. Kehilangan tekanan
Filtration loss adalah kehilangan tersebut terjadi pada: surface
dari sebagian fasa cair (filtrate) dari connection, drill pipe-drill collar,
lumpur, masuk kedalam formasi annulus drill pipe-drill collar, dan pahat.
permeable. Ketika terjadi kontak Dalam mengoptimasi hidrolika,
antara lumpur pemboran dengan pemakaian jet bit akan mempertinggi
batuan porous, batuan tersebut penetration rate dikarenakan adanya
akan bertindak sebagai saringan pembersihan lubang yang lebih baik
yang memungkinkan fluida dan sehingga tidak terjadi regrinding. Pada
partikel-partikel kecil melewatinya. jet bit dipasang nozzle, yaitu lubang
 Sand Content yang mempunyai diameter keluaran
Sand content merupakan kadar lebih kecil daripada masukkan
pasir dalam lumpur pemboran. sehingga mempertinggi rate. Dalam
Pasir tidak boleh terlalu banyak usaha mengoptimalisasi hidrolika ini
dalam lumpur pemboran, karena ada tiga metode, yaitu:
dapat merusak peralatan yang  Bit Hydraulic Horse Power (BHHP)
dilaluinya pada saat sirkulasi dan  Bit Hidraulic Impact (BHI)
dapat menaikkan berat jenis lumpur  Jet Velocity (JV)
itu sendiri Dalam optimasi hidrolika,
Setelah dipilih lumpur tersebut, terdapat pendekatan dengan cara
dan diasumsikan bahwa variabel ini memperhitungkan hal-hal sebagai
telah optimal baik jenis maupun berikut:
sifatnya, maka bersama-sama dengan  Kecepatan jet nozzle, yaitu
sistem sirkulasi akan berguna dalam kecepatan aliran pada nozzle.
pencapaian ROP yang optimum.  Impact force, yaitu besarnya
Faktor hidrolika mempunyai kecepatan gaya lumpur dalam
pengaruh besar dalam pembersihan menumbuk dasar lubang bor.
cutting di dasar lubang bor dan

81
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

 Bit hydraulic horse power, yaitu bit (WOB) yang berhubungan dengan
tenaga lumpur yang keluar dari bit sistem pengangkatan serta
karena pembersihan cutting memberikan putaran (RPM) dengan
tergantung dari energi lumpur yang bantuan sistem putar (rotary). Untuk
keluar dari bit. memperoleh ROP yang optimum,
Pemilihan jenis pahat pemberian WOB berguna untuk
merupakan faktor yang sangat penting kemajuan dalam penembusan formasi
yang menentukan keberhasilan suatu dan untuk menjaga rangkaian pipa bor
operasi pemboran. Dengan jenis bit agar tetap tegang (tension). WOB yang
yang sesuai dengan formasi batuan baik diberikan lebih besar dari
yang ditembus, dan dengan adanya compressive strength batuan. Pada
faktor pendukung lain yang sesuai, prinsipnya, semakin besar WOB yang
maka akan didapatkan ROP yang diberikan, tentunya dengan batasan-
optimum. batasan tertentu, laju pemboran akan
Karakteristik batuan merupakan semakin naik, jika pembersihan cutting
hal terpenting yang harus oleh fungsi hidrolika berperan cukup
dipertimbangkan dalam pemilihan jenis untuk pembersihan dasar lubang bor.
bit. Sebab kesalahan-kesalahan akibat RPM yang besar akan
pemilihan bit terhadap jenis formasi memberikan ROP yang besar pula
yang ditembus akan menurunkan sampai dengan batas tertentu. Jika
efisiensi penggunaan bit, sehingga RPM dinaikkan sampai batas vibrasi
ROP tidak optimal. Salah satu maksimal, maka akan terjadi torque
karakteristik batuan yang paling yang terlalu besar sehingga akan
menentukan dalam pemilihan jenis mempercepat kerusakan pahat.
pahat adalah kekerasan batuan Jenis pahat yang digunakan
(hardness). dalam standar IADC harus sesuai
Ada empat tipe pahat yang dengan formasi yang ditembus,
umum dipakai, yaitu : drag bit, rolling sehingga pemberian WOB dan RPM
cutter bit, PDC bit, dan diamond bit. akan sesuai dan pahat akan semakin
Drag bit digunakan untuk pemboran tahan lama di dalam lubang (rotating
yang sangat lunak dengan aksi keruk time berkurang). Untuk mendapatkan
pada permukaan formasi. Rolling cutter ROP yang optimum, keduanya tidak
bit, untuk membor formasi yang lunak dapat berdiri sendiri, sehingga
menggunakan gigi yang panjang, digunakan teknik kombinasi antara
runcing dan jarak antara gigi-giginya WOB dan RPM. Pemilihan kombinasi
agak jarang. Sedang untuk membor tersebut dapat dilakukan dengan suatu
formasi yang keras menggunakan gigi optimasi sehingga dihasilkan biaya per
yang lebih tebal, lebih pendek, berjarak feet minimum. Metode kombinasi
lebih rapat dan jumlahnya lebih banyak. tersebut diantaranya adalah metode
PDC bit dirancang untuk pemboran Speer, Samerton, Fullerton, Galle-
dengan rate penetration tinggi pada Woods, dan Bourgoyne-Young.
formasi lunak sampai medium.
Diamond bit digunakan untuk formasi III. METODE-METODE PENENTUAN
keras, yang apabila penggunaan jenis WOB-RPM OPTIMUM
bit lain sudah tidak ekonomis lagi. Untuk metode Samerton
Teknik untuk mendapatkan ROP digunakan grafik Samerton. Pada grafik
adalah dengan memberi beban di atas Samerton didapat input yaitu: WOB,

82
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

RPM, (dalam pembacaan chart), dalam suatu operasi pemboran.


diameter lubang bor dan strength Terdapat beberapa metode untuk
batuan. Kemudian dimasukkan ke menentukan hubungan antara WOB
dalam persamaan Samerton, maka dan RPM, antara lain : Metode Speer,
akan didapatkan WOB dan RPM Metode Samerton, Metode Fullerton,
optimum. Metode ini cukup sederhana, dan Metode Bourgoyne-Young.
tetapi karena hasilnya tergantung pada 3.1. Metode Speer
pembacaan chart, maka dianggap Speer mengemukakan bahwa
masih kurang akurat. ROP yang optimum sangat dipengaruhi
Untuk metode Fullerton dan tergantung dari WOB dan RPM
perhitungan WOB-RPM prinsipnya serta hidrolikanya. Untuk itu dalam
adalah melakukan coba-coba harga suatu operasi pemboran ada tiga
WOB-RPM yang optimum yang masalah yang harus dipecahkan, yaitu :
mempunyai umur bit yang lama, - Bagaimana menentukan WOB
dimana umur bit ini meliputi umur optimum dan RPM tepat untuk
bantalan bit dan umur gigi bit. Tetapi peralatan yang digunakan
tetap kurang akurat karena masih - Bagaimana mengkombinasikan
menggunakan chart. Sedangkan untuk WOB, RPM dan Hidrolika dengan
metode Galle-Woods kelebihannya footage cost yang minimum
yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi - Bagaimana mengkombinasikan
perhitungan optimasi WOB-RPM lebih WOB dan RPM yang optimum
lengkap dan detail. Tetapi banyak untuk peralatan penunjang yang
menggunakan tabel-tabel harga ada.
konstanta. Speer mengadakan percobaan
Pada metode Bourgoyne-Young selanjutnya di laboratorium untuk
kelebihannya yaitu parameter- menentukan hubungan ketiga faktor
parameter yang digunakan sangat diatas dan mengkorelasikan antara :
banyak, sehingga menambah - ROP dan WOB
keakuratan metode ini. Parameter dan - ROP dengan Hydraulic Horse
eksponen yang digunakan meliputi: Power
kekuatan formasi, kompaksi formasi, - ROP dengan WOB optimum
perbedaan tekanan dasar lubang bor, - ROP optimum dengan WOB
diameter bit dan WOB, kecepatan putar Hubungan di atas ditunjukkan dengan
drill string, waktu penggunaan gigi bit, grafik 1 berikut, yaitu grafik untuk
hidrolika bit. Metode ini sangat lengkap, menentukan WOB dan RPM optimum.
hingga memperhitungkan biaya per feet Dengan menggunakan graftk Speer
dari operasi pemboran. Kekurangannya tersebut, dimana drillability indeks dari
yaitu perhitungannya rumit karena formasi langsung dihubungkan dengan
banyak parameter yang digunakan. ROP optimum. Metode ini didasarkan
Untuk memperoleh suatu hasil pada bit record, dimana harga WOB
yang memuaskan dalam pencapaian dan RPM dari pengoperasian bit telah
ROP yang optimum, maka antara WOB didapatkan.
dan RPM haruslah mempunyai
hubungan yang sesuai, karena
keduanya tidak akan dapat dipisahkan

83
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

Gambar 1 Chart Penentuan WOB & ROP Optimum Speer

Untuk pendekatan penentuan NF 2


WOB-RPM optimum dengan metode ROP  1,5
D3S 2
Speer dilakukan dengan grafik speer.
Keterangan :
Dimana input dari metode Speer
N = laju putaran, rpm
meliputi WOB, RPM, drillability batuan
D = diameter lubang bor, in
dan BHHP diperoleh dari data rekaman
S = rock strength
sumur bor sebelumnya. Kelebihan dari
F = weight on bit, lb.
metode Speer yaitu sederhana, dapat
Seperti halnya metode Speer,
diketahui BHHP optimum dan WOB-
metode Samerton juga berdasarkan
RPM optimum. Sedangkan
pada bit record yang ada, dimana data
kekurangannya adalah kurang akurat
RPM dan WOB telah ada.
karena menggunakan chart, sehingga
3.3. Metode Fullertone
pembacaannya kurang tepat, dan juga
Metode Fullertone digunakan
faktor formasi dan faktor yang
pertama kali untuk milled tooth bit pada
mempengaruhi keadaan formasi sudah
formasi yang lunak. Tetapi metode ini
dianggap optimum.
juga bisa digunakan untuk formasi
3.2. Metode Samerton
lunak dengan insert bit. Metode
Samerton merumuskan
Fullertone mempunyai sebuah konsep
hubungan antara ROP dengan WOB
yang merupakan parameter dari tingkat
dan RPM sebagai berikut :
energi yang meliputi :

84
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

- W (weght on bit, lb/in) Berat bit dan kecepatan dapat


- R (kecepatan berputar bit, rpm) bervariasi tanpa mengalami perubahan
Dari parameter tersebut bisa dari ROP rata-rata seiring dengan
dihubungkan dengan menggunakan variabel hasil konstan. Chart tersebut
chart yang merupakan hubungan didasarkan pada persamaan dibawah
antara variabel ROP, kemampuan ini :
formasi untuk di bor, berat bit, ROP = KfWR
kecepatan putar, kedalaman sumur, keterangan :
serta tekanan lumpur dan hidrolikanya. ROP = laju penembusan, ft/hr
Dengan. berat bit yang normal, Kf = factor kemampuan batuan
pengoperasian kecepatan putar, pada untuk dibor
setiap harga WxR akan menghasilkan W = berat bit per diameter, lb/in
harga yang konstan, seperti yang R = kecepatan putaran, rpm
terdapat pada suatu interval tertentu.

Gambar 2 Chart Parameter Pemboran

Sedangkan chart untuk keterangan :


mengetahui kemampuan batuan untuk Kf1 = faktor kemampuan batuan
dibor (Kf) dalam berat jenis lumpur atau untuk dibor yang nyata
kedalaman lubang ditunjukkan oleh Kf2 = faktor kemampuan batuan
Gambar 3. Dimana terdapat koreksi untuk dibor koreksi
untuk mencari harga Kf yang P1 = tekanan dasar lubang untuk
ditunjukkan dengan persamaan berikut Kf1, psi.
ini : P2 = tekanan dasar lubang untuk
log 10 Kf2 = 0.000208(P1-P2) Kf2, psi
+ log 10 Kf1

85
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

Gambar 3 Chart Faktor Kemampuan Batuan Untuk Dibor

3.4. Metode Bourgoyne Dan Young Konstanta keabrasifan formasi


1. Waktu penggunaan gigi bit (H) rata-rata yang dijumpai selama
Menurut Bourgauyne, waktu pemboran berlangsung dapat
penggunaan gigi bit, dipengaruhi oleh ditentukan sebagai berikut:
faktor-faktor : Tr
- Formation abrasiveness H 
J 2 (h f  H 2 h f / 2)
2
- Geometri gigi bit
- Kombinasi WOB dan RPM keterangan :
Laju ketumpulan gigi bit Tr = waktu pemboran, jam
dinyatakan sebagai berikut : J2 = parameter ketumpulan gigi bit
hf = ketumpulan gigi bit
 W  
    4 
 1  H 2 / 2 
H1
dH 1  N    db m
      Parameter ketumpulan gigi bit
dTr  H  60    W   W   1  H 2 h  (J2) merupakan fungsi WOB dan RPM
   
  d b   d b   dinyatakan sebagai :
 m 
keterangan :  W  W 
Tr = waktu pemboran ,jam       
   60   
H1
 db m  db
J2  
1
 N  1  H / 2 

H = panjang gigi bit yang aus  
 W 
H = konstanta keabrasifan     4   2 
formasi, jam   d b  
N = kecepatan putar drill string, rpm
W = beban pada bit , lb Waktu ketumpulan gigi bit (TrH)
db = diameter bit , inch sebagai berikut :
W  TrH  J 2 H (h f  H 2 h f / 2)
2
  = konstanta
 db m
H1, H2 = konstanta
86
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

2. Waktu penggunaan bantalan bit bit dari waktu pemakaian bantalan bit.
Waktu penggunaan bantalan bit, 3. Optimasi kombinasi WOB - RPM
menurut Bourgoyne dan Young Merupakan penentuan
dipengaruhi oleh : kombinasi WOB - RPM optimum,
- Kombinasi faktor mekanik (WOB sehingga dihasilkan biaya pemboran
dan RPM) optimum. Laju penambusan (ROP)
- Jenis bantalan bit dipengaruhi oleh delapan faktor, yaitu :
- Jenis lumpur pemboran - Kekuatan formasi
Laju keausan bantalan bit - Kedalaman formasi
dinyatakan sebagai berikut : - Kekompakan formasi
B1
 W 
B2 - Perbedaan tekanan dasar lubang
db 1 N
     sumur
dTr  B  60   4d b  - Diameter bit dan WOB
keterangan : - Kecepatan putar drill string
b = luasan bantalan bit yang aus - Waktu penggunaan gigi bit
Tr = waktu pemboran, jam - Hidrolika bit
B = konstanta bantalan bit, jam Prosedur untuk memecahkan
B1, B2 = konstanta bantalan bit (Tabel optimasi pemboran dengan metode
IV-8) Bourgoyne-Young adalah sebagai
N = kecepatan putar drill string, berikut :
rpm 1. Asumsikan harga WOB dan RPM
W = beban pada bit, Ib 2. Hitung waktu penggunaan gigi bit
3. Hitung waktu penggunaan bantalan
Konstanta bantalan bit (B) dihitung bit
sebagai berikut : 4. Bangdingkan antara waktu tersebut,
Tr waktu terkecil diambil sebagai
B  waktu pemboran (Tr)
J 3b f
5. Hitung kedalaman yang diperoleh
Keterangan :
(footage, D)
bf = keausan bantalan bit 6. Hitung biaya pemboran per feet
J3 = parameter keausan bantalan bit kedalaman (CPF)
7. Prosedur tersebut diatas dihitung
Parameter keausan bantalan bit (J3)
berulang-ulang dan kemudian
dinyatakan sebagai berikut :
dipilih kombinasi WOB dan RPM
B B2
 N   4d b 
1
yang menghasilkan pemboran
J3     
 60   W  biaya pemboran yang optimum.
Waktu keausan bantalan bit (TrB)
sebagai berikut : IV. PEMBAHASAN
Pemilihan jenis pahat
TrB  J 3 B b f
merupakan faktor yang sangat penting
Optimasi waktu bit berdasarkan yang menentukan keberhasilan suatu
waktu pemakaian gigi bit dan bantalan operasi pemboran. Dengan jenis bit
bit mengupayakan biaya pemboran yang sesuai dengan formasi batuan
minimum. Dan waktu pemboran (Tr) yang ditembus, dan dengan adanya
merupakan variabel yang paling faktor pendukung lain yang sesuai,
menentukan biaya pemboran. Optimasi maka akan didapatkan ROP yang
waktu pemakaian bit dipilih waktu yang optimum.
minimum antara waktu pemakaian gigi
87
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

Karakteristik batuan merupakan oleh fungsi hidrolika berperan cukup


hal terpenting yang harus untuk pembersihan dasar lubang bor.
dipertimbangkan dalam pemilihan jenis RPM yang besar akan
bit. Sebab kesalahan-kesalahan akibat memberikan ROP yang besar pula
pemilihan bit terhadap jenis formasi sampai dengan batas tertentu. Jika
yang ditembus akan menurunkan RPM dinaikkan sampai batas vibrasi
efisiensi penggunaan bit, sehingga maksimal, maka akan terjadi torque
ROP tidak optimal. Salah satu yang terlalu besar sehingga akan
karakteristik batuan yang paling mempercepat kerusakan pahat.
menentukan dalam pemilihan jenis Jenis pahat yang digunakan
pahat adalah kekerasan batuan. dalam standar IADC harus sesuai
Ada empat tipe pahat yang dengan formasi yang ditembus,
umum dipakai, yaitu : drag bit, rolling sehingga pemberian WOB dan RPM
cutter bit, PDC bit, dan diamond bit. akan sesuai dan pahat akan semakin
Drag bit digunakan untuk pemboran tahan lama di dalam lubang (rotating
yang sangat lunak dengan aksi keruk time berkurang). Untuk mendapatkan
pada permukaan formasi. Rolling cutter ROP yang optimum, keduanya tidak
bit, untuk membor formasi yang lunak dapat berdiri sendiri, sehingga
menggunakan gigi yang panjang, digunakan teknik kombinasi antara
runcing dan jarak antara gigi-giginya WOB dan RPM. Pemilihan kombinasi
agak jarang. Sedang untuk membor tersebut dapat dilakukan dengan suatu
formasi yang keras menggunakan gigi optimasi sehingga dihasilkan biaya per
yang lebih tebal, lebih pendek, berjarak feet minimum. Metode kombinasi
lebih rapat dan jumlahnya lebih banyak. tersebut diantaranya adalah metode
PDC bit dirancang untuk pemboran Speer, Samerton, Fullerton, dan
dengan rate penetration tinggi pada Bourgoyne-Young.
formasi lunak sampai medium. Uutuk pendekatan penentuan
Diamond bit digunakan untuk formasi WOB-RPM optimum dengan metode
keras, yang apabila penggunaan jenis Speer dilakukan dengan grafik speer.
bit lain sudah tidak ekonomis lagi. Dimana input dari metode Speer
Teknik untuk mendapatkan ROP meliputi WOB, RPM, drillability batuan
adalah dengan memberi beban di atas dan BHHP diperoleh dari data rekaman
bit (WOB) yang berhubungan dengan sumur bor sebelumnya. Kelebihan dari
sistem pengangkatan serta metode Speer yaitu sederhana, dapat
memberikan putaran (RPM) dengan diketahui BHHP optimum dan WOB-
bantuan sistem putar (rotary). Untuk RPM optimum. Sedangkan
memperoleh ROP yang optimum, kekurangannya adalah kurang akurat
pemberian WOB berguna untuk karena menggunakan chart, sehingga
kemajuan dalam penembusan formasi pembacaannya kurang tepat, dan juga
dan untuk menjaga rangkaian pipa bor faktor formasi dan faktor yang
agar tetap tegang (tension). WOB yang mempengaruhi keadaan formasi sudah
baik diberikan lebih besar dari dianggap optimum.
compressive strength batuan. Pada Untuk metode Samerton
prinsipnya, semakin besar WOB yang digunakan grafik Samerton. Pada grafik
diberikan, tentunya dengan batasan- Samerton didapat input yaitu: WOB,
batasan tertentu, laju pemboran akan RPM, (dalam pembacaan chart),
semakin naik, jika pembersihan cutting diameter lubang bor dan strength

88
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 2

batuan. Kemudian dimasukkan ke KESIMPULAN


dalam persamaan Samerton, maka 1. Perencanaan ROP bertujuan untuk
akan didapatkan WOB dan RPM memperoleh laju penembusan yang
optimum. Metode ini cukup sederhana, optimal, aman, dan tentunya juga
tetapi karena hasilnya tergantung pada diimbangi dengan biaya yang
pembacaan chart, maka dianggap seminimal mungkin.
masih kurang akurat. 2. Karakteristik formasi yang sangat
Untuk metode Fullerton berpengaruh terhadap ROP adalah
perhitungan WOB-RPM prinsipnya mekanika batuan formasi, sifat
adalah melakukan coba-coba harga mekanik yang mempengaruhi ROP
WOB-RPM yang optimum yang yaitu: compressive strength,
mempunyai umur bit yang lama, drillability, hardness, abrasiveness
dimana umur bit ini meliputi umur dan elasticity
bantalan bit dan umur gigi bit. Tetapi 3. Jika tekanan overburden semakin
tetap kurang akurat karena masih tinggi, batuan semakin kompak
menggunakan chart. Pada metode sehingga akan sulit untuk ditembus.
Bourgoyne-Young kelebihannya yaitu Pada umumnya ROP akan
parameter-parameter yang digunakan menurun dengan adanya tekanan
sangat banyak, sehingga menambah yang semakin besar.
keakuratan metode ini. Parameter dan 4. Pemilihan jenis pahat merupakan
eksponen yang digunakan meliputi: faktor yang sangat penting yang
kekuatan formasi, kompaksi formasi, menentukan keberhasilan suatu
perbedaan tekanan dasar lubang bor, operasi pemboran. Dengan jenis bit
diameter bit dan WOB, kecepata putar yang sesuai dengan formasi batuan
drill string, waktu penggunaan gigi bit, yang ditembus, dan dengan adanya
hidrolika bit. Sangat lengkap, hingga faktor pendukung lain yang sesuai,
memperhitungkan biaya per feet dari maka akan didapatkan ROP yang
operasi pemboran. Kekurangannya optimum.
yaitu perhitungannya rumit karena 5. Pemberian WOB dan RPM yang
banyak parameter yang digunakan. sesuai akan memberikan ROP yang
optimum

DAFTAR PUSTAKA

Adam, N.J.,”Drilling Engineering A Complete Well Planning Approach“, Penwell


Publishing Company, Tulsa, Oklahoma,1985.
Amyx, J. W., Bass, D. M. Jr., Whitting, R. L., Petroleum Reservoir Engineering, Mc.
Graw Hjill Book Company, New York, 1960.
Bourgoyne, AT.,”applied Drilling Engineering”, Society of Petroleum Engineering,
Richardson, Texas, 1986.
Gatlin, C., Petroleum Enginnering Drilling and Well Completion, Prentice Hall Inc.,
Englewwod Clift, New Jersey, 1960.
Lummus, J. L., Drilling Fluids Optimization, A Practical Approach, Penn Well Publishing
Co., Tulsa Oklahoma, 1986.
Moore, P. L., Drilling Practice Manual, Publishing, Co., Tulsa, 1974.
Rabia, H.,”Oil well Drilling Engineering”, Graham and Trotman, Oxford, UK, 1985.

89

Anda mungkin juga menyukai