LP Ispa
LP Ispa
DISUSUN OLEH:
1. Definisi
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
sauran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
termasuk jaringan adneksanya. Seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
ISPA umumnya berlangsung selama 14hari yang termasuk dalam infeksi saluran
nafas bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan,
influenza, bronchitis, dan juga sinusitis. Sedangkan infeksi yangmenyerang bagian
bawah saluran nafas seperti paru itu salah satunya adalah pneumonia.
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi yang terutama
mengenai struktur saluran pernafasan di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara simultan atau berurutan
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli, termasuk sinus, rongga telinga
tengah dan
2. Epidemiologi
Penyakit ISPA sebagai maslah kesehatan utama yang dihadapi oleh Negara-
negara berkembang umunya dan tertama Negara Indonesia khusnya telah mendapat
prioritas dalam upaya penanggulangannya, mengingat penyakit tersebut memiliki
angka kesakitan dan keamtian yang tertinggi ksusnya dikalangan bayi dan anak-
anak, hal ini relevan dengan hasil penelitian kartasamita (1994) terhadap balita di
cikutra di kotamadya bandung yang menunjukkan bahwa insiden paling tinggi pada
bayi di usia satu tahun dan insiden menurun
3. Etiologi
4. Klasifikasi
1) Pneumonia sangat berat: batuk atau kesulitan bernafas yang disertai dengan
sianosis sentral, tidak dapat minum, adanya penarikan dinding dada, anak kejang
dan sulit dibangunkan.
2) Pneumonia berat: batuk atau kesulitan bernafas dan penarikan dinding dada,
tetapi tidak disertai sianosis sentral dan dapat minum.
3) Pneumonia: batuk (atau kesulitan bernafas) dan pernafasan cepat tanpa penarikan
dinding dada. Pernafasan cepat adalah 40 kali per menit atau lebih pada usia 12
bulan hingga 5 tahun.
4) Bukan pneumonia (batuk pilek biasa): batuk (atau kesulitan bernafas) tanpa
pernafasan cepat atau penarikan dinding dada
Virus
Masuk melalui
udara/droplet/tangan
Lemah Intoleransi
aktivitas
Virus mengfiltrasi
epitel
Nyeri tenggorokan
Pembengkakan
Sulit bernafas
RR
Meningkat,
penggunaang
otot bantu
Ketidaktahuan orangtua nafas, retraksi
akan kondisi anak dinding dada
Ansietas
9. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
Pemeriksaan kultur dan biopsi adalah proses yang paling sering digunakan dalam
menegakkan diagnosis pada gangguan pernapasan atas.
1) Kultur
Kultur tenggorok dapat dilakukan untuk mengidentifikasi organisme yang
menyebabkan faringitis
2) Biopsi
Prosedur biopsi mencakup tindakan mengeksisi sejumlah kecil jaringan tubuh,
dilakukan untuk memungkinkan pemeriksaan sel-sel dari faring, laring, dan rongga
hidung. Dalam tindakan ini mungkin saja pasien mendapat anastesi lokal, tropical
atau umum tergantung pada tempat prosedur dilakukan.
3) Pemeriksaan pencitraan,
termasuk di dalamnya pemeriksaan sinar-X jaringan lunak, CT Scan, pemeriksaan
dengan zat kontras dan MRI (pencitraan resonansi magnetik). Pemeriksaan tersebut
mungkin dilakukan sebagai bagian integral dari pemeriksaan diagnostik untuk
menentukan keluasan infeksi pada sinusitis atau pertumbuhan tumor dalam kasus
tumor
10. Penatalaksanaan
1) Menjaga keadaan gizi agar tetap baik sehingga tubuh memiliki daya tahan yang optimal untuk
melawan segala macam agen infeksi yang dapat menyebabkan seseorang jatuhsakit.
2) Imunisasi. Vaksinasi juga dapat dilakukan dalam upaya pencegahan infeksi beberapa jenis
virus seperti influenza dan pneumonia. Namun, saat ini masih kontroversial mengenai
efektivitas pemberian vaksinasi pada usia lanjut yang berhubungan dengan penurunan fungsi
limfosit B pada kelompok geriatri
3) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan akan mengurangi risiko terjadinya
penyebaran agen infeksi dari luar
4) Menghindari berhubungan dengan penderita ISPA untuk mencegah penularan infeksi dari
invidu satu ke individu lainnya
5) Berikan anak asupan cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak
dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan
menambah parah sakit yang dideritaterutama bila anak batuk dan demam.
6) Tetap berikan ASI bila anak tersebut masih disusui.
11. Komplikasi
1) Infeksi pada telinga bagian tengah (Otitis media)
2) Infeksi saluran pernafasan bagian bawah
3) Timbulnya kantung bernanah di sekitar amandel
4) Epiglotitis (peradangan pada bagian atas trachea)
5) Peradangan selaput otak (meningitis)
6) Peradangan otak (encephalitis)
7) Infeksi yang telah menyebar pada seluruh system tubuh
8) Radang di sekitar jaringan tonsil atau amandel
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
1) Identitas pasien meliputi, nama, jenis kelamin, tempat/tanggal lahir, alamat,
suku bangsa, agama, anak, diagnose.
2) Identitas penanggung jawab klien meliputi, nama ayah, nama ibu, pekerjaan
ayah, pekerjaan ibu, Pendidikan ayah, Pendidikan ibu, alamat.
3) Riwayat kesehatan
4) Riwayat kehamilan
5) Neonatal (imunisasi)
6) Riwayat alergi
7) Riwayat kesehatan keluarga
8) Kebutuhan nutrisi
9) Kebutuhan cairan
10) Pola eleminasi
11) Pola aktivitas dan latihan
12) Pola tidur dan istirahat
13) Pemeriksaan fisik meliputi, tanda-tanda vital, Berat badan, dan tinggi badan.
C : kolaborasikan
dengan keluarga -agar keluarga
dalam memberikan pasien memahami
edukasi sepebuhnya
C. DAFTAR PUSTAKA
Amin dan Hardi 2016. Asuhan keperawatan praktis berdasarkan Diagnosa medis &
Nanda and NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta. Mediaction
http://www.salamedukasi.com/2015/09/cara-pencegahan-dan-penanganan.html.
Diakses pada tanggal 29 oktober 2018