Anda di halaman 1dari 6

PAPER

Ekosistem Terumbu Karang “Crinodoidea – Lilia Laut “

Disusun Oleh :
MEYLIANA NUR CHORIAH
2017.02.4.0031

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2019
Peranan Crinoidea dalam Rantai Makanan
Crinoidea mempunyai peranan pada ekosistem terumbu karang sebagai konsumsif oleh
hewan lain. Kelas ini pada umumnya merupakan pemakan plankton dan materi tersuspensi
(MEYER 1982).

Sinar Matahari Bakteri


Air Hiu

Plankton

Ikan Besar
nmb
Crinoidea

Interaksi Ekologi Crinoidea dalam Ekosistem Terumbu Karang


Kompetisi
1. Crinoidea dengan Ophiuroidea berkompetisi merebutkan plankton sebagai sumber
makanan.

Menurut WARNER (1982), kelompok bintang mengular (Ophiuroidea) yang mempunyai


banyak tangan dengan bentuk percabangan mirip keranjang (basket stars) adalah merupakan
kelompok yang hidup dari memakani plankton. Salah satu jenisnya yang sering didapatkan di
lereng terumbu adalah Astroboa nuda.

2. Crinoidea dengan semua kelas yang berada dalam filum yang sama (Echinodermata)
berkompetisi terhadap ruang sebagai tempat tinggal.

Zona lereng terumbu merupakan zona yang paling kaya akan komposisi jenis fauna
ekhinodermata. GUILLE & RIBERS (1981), melaporkan sekitar 28 jenis ekhinodermata hidup
berasosiasi dengan koloni karang hidup. Sedangkan SLOAN (1982), melaporkan sekitar 35 jenis
ekhinodermata yang hidup berasosiasi dengan koloni karang hidup. Kedua pakar tersebut
menyimpulkan bahwa kelompok bintang mengular, adalah merupakan kelompok yang dominan
di koloni karang hidup. Akan tetapi Crinoidea lebih berkompetisi dengan Ophiuroidea terhadap
ruang sebagai tempat tinggal.
Simbiosis
Crinoidea bersimbiosis mutualisme dengan plankton. Hidup Crinoidea bergantung kepada
kehadiran populasi plankton, yang mengakibatkan lili laut lebih sering didapatkan berada di zona
paling luar dari ekosistem terumbu karang (tubir dan lereng terumbu).

Asosiasi
Mengenai habitat dan sebaran lokal dari fauna echinodermata telah dilaporkan oleh banyak
pakar antara lain oleh, CLARK (1973, 1984), STEPHENSON et al. (1958), GROSENBAUGH
(1981), dan BIRKELAND (1989). Khusus mengenai echinodermata yang hidup berasosiasi
dengan koloni karang hidup, telah dilaporkan oleh GUILLE & RIBERS (1981) dan SLOAN
(1982). Dari pernyataan tersebut bahwa kelas Crionoidea yang merupakan salah satu filum
echinodermata juga berasosiasi dengan koloni karang hidup.

Kebutuhan Hidup Crinoidea dalam Ekositem Terumbu Karang


Kebutuhan hidup echinodermata hampir sama dengan terumbu karang dalam hal tempat
hidup (habitat) yang selalu digenangi air, terutama waktu surut. Selain itu Crinoidea hidup di zona
lereng terumbu ditumbuhi oleh berbagai koloni karang hidup, karang api, karang lunak, spons,
gorgonia dan Antipatharia. Dasar lereng terumbu ditutupi oleh pasir kasar dan pecahan karang.

Tempat ini sangat ideal untuk berbagai komensal terutama dari kelompok invertebrata.
Zona lereng terumbu merupakan zona yang paling kaya akan komposisi jenis fauna
echinodermata. GUILLE & RIBERS (1981), melaporkan sekitar 28 jenis echinodermata hidup
berasosiasi dengan koloni karang hidup. Sedangkan SLOAN (1982), melaporkan sekitar 35 jenis
echinodermata yang hidup berasosiasi dengan koloni karang hidup. Kedua pakar tersebut
menyimpulkan bahwa kelompok bintang mengular, adalah merupakan kelompok yang dominan
di koloni karang hidup.

Berbagai jenis lili Iaut hidup melimpah di zona lereng terumbu, terutama dari marga
Comanthus, Comantheria, Capillaster, Stephanometra, Comaster, Comissia, Dorometra,
Cenometra, Oligometra, Lampometra dan Tropiometra. Yang paling menonjol penampilannya di
daerah lereng terumbu adalah lili Iaut berukuran besar dengan warna tangan yang sangat
bervariasi, yaitu Comanthus bennetti dan Capillaster multiradiatus. Sedangkan yang paling
banyak dijumpai adalah lili Iaut berukuran sedang, dengan warna tangan hijau atau hijau
kecoklatan, yaitu jenis Comanthus parvicirrus dan Comanthus samoanus.

Lili-laut atau Crinoidea hidup pada perairan dengan batasan pergoyangan air laut normal.
Lili-laut menghindari perairan estuaria dan muara sungai. Di daerah perairan dangkal seperti di
ekosisem terumbu karanng, hewan ini menghindari zona ratasan terumbu, dan lebih menyukai
zona lereng terumbu. Hal ini merupakan suatu upaya untuk menghindari perubahan salinitas yang
ekstrim. FELL (dalam BOOLOOTIAN 1966), menginformasikan bahwa berdasarkkan hasil
percobaan terhadap lili-laut yang berasal dari ekosistem terumbu karang, ternyata hewan ini dapat
toleran terhadap pergoyangan salinitas antara 24 %o sampai dengan 36 %o.

Keterkaitan Crinoidea dengan Lingkungan yang ada dalam Ekositem Terumbu Karang
1. Salinitas
Salinitas berkaitan dengan salinitas terumbu karang.
2. Perairan

Perairan dengan batasan pergoyangan air laut normal. Lili-laut menghindari perairan
estuaria dan muara sungai sama dengan terumbu karang.
KESIMPULAN

1. Crinoideae memiliki posisi komsumen pertama dalam rantai makanan yang ada di
Ekositem terumbu karang.
2. Crinoideae berkompetisi dalam hal makanan dan rung lingkup dengan bintang mengular
Orphiuroidea.
3. Crinoideae bersimbiosis mutualisme dengan plankton.
4. Crinoideae berasosiasi dengan karang hidup.
5. Crinoidea berkebutuhn hidup hamper sama dengan karang.
6. Crimoidea memiliki kaitan dengan ekosistem terumbu karang dalam hal salinitas dan letak
perairannya.
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin dan Ardeslan.2017. Identifikasi dan Klasifikasi Phylum Echinodermata di


Pearairan Laut Desa Sembilan Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue. Jurnal
Biology Education. 6(1).
Aznam Aziz. 1994. Pengaruh Salinitas terhadap Sebaran Fauna Echinodermata. Jurnal
Oseana. 19(2)22-23.
Aznam Aziz. 1996. Habitat dan Zonasi Fauna Echinodermata di Ekosistem
Terumbu Karang. Jurnal Oseana. 19(2)33-43.

Anda mungkin juga menyukai