Laporan Asidimetri ITP 09 10 PDF
Laporan Asidimetri ITP 09 10 PDF
KIMIA ANALITIK
Oleh:
ANDRI PRASETYO S
DEA HIDA P
FENY MARGITA L
HARDHANI PUTRI H
TIARA AYU P
SURAKARTA
2010
Acara I
ASIDIMETRI
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Asidimetri adalah penentuan kadar basa dari suatu contoh dengan
menggunakan larutan baku standar serta indikator pH yang sesuai. Larutan
baku standar asam digunakan sebagai titran sedangkan larutan yang akan
ditentukan kadar basanya digunakan sebagai titrat. Pada praktikum ini akan
dilakukan standarisasi HCL, penentuan kadar basa pada soda,dan pada
karbonat atau bikarbonat.
Pembuatan larutan standar dari zat yang berbentuk cair sering
disebut cara pengenceran, yaitu dari zat cair yang lebih pekat menjadi lebih
cair. Cara ini dapat dilakukukan pada cairan yang telah diketahui
normalitasnya. Apabila suatu larutan standar dibuat dari zat cair yang telah
diketahui normalitasnya. Boraks digunakan sebagai bahan baku dalam
penetapan normalitas HCl karena mudah diperoleh dalam keadaan murni,
cukup stabil, dan memiliki berat ekuivalen yang tinggi.
Soda kue bukan merupakan suatu basa, baik basa kuat ataupun
basa lemah, jika dalam zat kimia terbagi menjadi 3 kelompok yaitu asam,
basa, dan garam. Maka soda kue termasuk ke dalam garam yang bersifat
basa atau zat yang mempunyai pH lebih dari 7. Rumusnya adalah NaHCO 3
atau Na2 CO3 atau campuran keduanya, kadang dapat berupa (NH4 )2 CO 3 .
Soda kue itu adalah hasil reaksi suatu basa dengan gas CO 2 yang akan
menghasilkan garam karbonat alias soda kue. Larutan dengan pH seimbang
adalah larutan yang bersifat netral (tidak asam ataupun basa) atau
mempunyai pH 7 atau bisa pengertian lain yaitu larutan yang dapat
mempertahankan atau menyeimbangkan pH nya sendiri, disebut sebagai
larutan dapar atau penyangga atau BUFFER yang mempunyai sifat jika
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Bahan
Natrium karbonat kasar yang disebut abu soda,biasanya digunakan
sebagai bahan penetral komersial. Titrasi dengan asam standar ke titik
akhir metil jingga memberikan alkalinitas total, yang terutama disebabkan
C. Metodologi
1. Bahan
a. HCl
b. Natrium Tetra Borat (Na2 B4 O7 )
c. Soda Abu
d. Soda Kue
e. Boraks
f. Caustic Soda
g. Aquades
h. Indikator Metil Merah
i. Indikator pp
2. Alat
a. Pipet Tetes
b. Pipet Volume
c. Erlenmeyer
d. Buret dan Klem Holder (Penyangga Statif
e. Labu takar
f. Timbangan Analitik
Dimasukkan dalam labu takar 100 ml dan dilarutkan dengan aquades sampai
tanda tera
Dimasukkan dalam labu takar 100 ml dan dilarutkan dengan aquades sampai
tanda tera
Dititrasi larutan bahan tersebut dengan HCL 0,1 N dan 0,5 N sampai terjadi
perubahan warna
Dimasukkan dalam labu takar 100 ml dan dilarutkan dengan aquades sampai
tanda tera
Dititrasi larutan bahan tersebut dengan HCL 0,1 N sampai tidak ada perubahan
warna
Dititrasi lagi dengan larutan standar HCL 0,1 N sampai terjadi perubahan
warna
b. Pembahasan
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan
konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap
dengan sejumlah contoh tertentu yang akan di analisis. Titik ekuivalen
merupakan saat yang menunjukkan bahwa ekuivalen pereaksi-pereaksi
tepat sama. Di dalam prakteknya titik ekivalen sukar diamati, karena
hanya merupakan titik akhir teoritis atau titik akhir stoikometri. Hal ini
diatasi dengan pemberian indikator asam-basa yang membantu sehingga
titik akhir titrasi dapat diketahui.
4 Karbonat 2,5 0,1 25,5 Pink tua- transparan 27,5 Transparan- pink
5 Karbonat 2,5 0,1 33,5 Pink tua- transparan 26,5 Transparan- pink
7 Bikarbonat 2,5 0,1 5,5 Pink tua- transparan 29,1 Transparan- pink
10 Karbonat 2,5 0,1 25,6 Pink tua- transparan 27,5 Transparan- pink
11 Karbonat 2,5 0,1 7,5 Pink tua- transparan 5,8 Transparan- pink
16 Bikarbonat 2,5 0,1 6,5 Pink tua- transparan 32,2 Transparan- pink
E. Kesimpulan