Anda di halaman 1dari 7

ARSITEKTUR BUDAYA DAN PERILAKU

“Kemampuan Adaptasi Budaya Manusia Untuk Menyesuaikan Diri Atau Merubah


Lingkungan Sekitarnya”

Disusun Oleh:
Tedi Harianto – 04.2016.1.03047

Dosen Mata Kuliah:


Firdha Ayu Atika, ST, MT

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
TAHUN 2019-2020

1|Page
KEMAMPUAN ADAPTASI BUDAYA MANUSIA UNTUK MENYESUAIKAN DIRI
TERHADAP LINGKUNGAN
CONTOH KASUS : WATER VILLA: RUMAH APUNG ALA BELANDA

Belanda, negara yang dikenal dengan sebutannya sebagai negara tulip dan kincir
angin ternyata juga memiliki permasalahan lingkungan yang cukup berat. Bencana
banjir terhitung sering dialami oleh masyarakat di negara ini. Bukan karena banyak
masyarakat yang sering buang sampah sembarangan, melainkan kondisi geografis
negara ini yang daratannya rata-rata terletak di bawah permukaan laut. Tanggul dan
bendungan juga sudah banyak dibuat.

Namun permasalahan baru muncul dikarenakan pergantian cuaca. Ketika curah


hujan tinggi, air dari sungai yang meluap akan membanjiri daratan dikarenakan
permukaan laut yang tinggi tidak akan dapat menampungnya. Salah satu solusinya
adalah membuat cekungan untuk menampung air tersebut. Selain itu para arsitek juga
tidak kehabisan ide untuk mengembangkan daerah tersebut. Nah salah satunya adalah
dengan membuat rumah terapung.

Sekilas rumah ini terlihat biasa saja. Tampak seperti rumah satu lantai dekat
sungai yang menjorok ke air. Namun gambar memang bisa menipu. Rumah ini ternyata
memiliki dua lantai dengan lantai atasnya sebagai lantai dasar dan lantai satunya lagi
berada di bawah permukaan air.

2|Page
Hal unik lainnya lagi rumah ini tidak hanya sekedar terlihat mengapung, namun
benar-benar mengapung. Struktur bangunan tidak dikaitkan dengan permukaan darat di
airnya. Bisa terlihat dari potongan rumah tersebut. Terdapat dua prinsip yang diterapkan
oleh arsitek rumah ini. Prinsip pertama untuk membuat rumah apung, material platform
bangunan harus lebih ringan daripada massa jenis air itu sendiri. Lalu prinsip kedua
terinspirasi dari kapal yaitu kotak beton yang terbuka di bagian atasnya. Dengan begitu
udara dapat mengalir dengan baik.

Pada lantai dasarnya, eksterior bangunan dilengkapi dengan material kaca pada
sisi yang menghadap ke air. Tidak hanya memberikan pemandangan yang cantik, namun
juga orang dari luar dapat melihat secara sekilas isi di dalam rumah.

3|Page
Ketika memasuki rumah ini dari daratan, pengunjung akan langsung dihadapkan
pada area dapur dan ruang makan di sisi kanannya. Interior pada rumah ini bisa terbilang
cukup memukau. Lantai yang difinishing cukup halus dipadukan dengan furniture
bermaterial kayu. Keseluruhan ruangan memiliki warna yang menyatu. Adapun kursi
satuan yang diletakkan pada area makan ini memiliki bentuk dan warna yang berbeda-
beda.
Jika melihat ke arah kiri, pengunjung akan disuguhkan dengan ruang keluarga
dan tangga yang terlihat melayang menuju ruang basement. Jendela sebagai pelingkup
rumah juga dapat dibuka dengan cara digeser, sehingga pengunjung dapat menikmati
suasana sungai di terasnya. Selain tv, sofa, dan rak baca, ruang keluarga ini juga
dilengkapi dengan penghangat ruangan. Bentuk penghangat ruangan yang modern dan
elegan. Bentukan furniture pada ruangan ini juga memberikan kesan modern.

4|Page
Jika kita melihat dari perairan rumah tersebut diselubungi oleh kaca, pada area
pintu masuk, dinding kaca dilapisi dengan sun-screen alumiunium. Dihiasi dengan titik
kecil lubang dan juga nomor pada dindingnya. Ketika siang hari akan terlihat seperti
dinding biasa, namun ketika malam hari dan lampunya dihidupkan akan membuat orang
yang melihatnya terkesima. Pintu masuk dihiasi dengan pintu kayu yang kontras dengan
warna putih dari keseluruhan bangunan.

Jalan menuju ke rumah berupa jembatan kayu yang stabil. Sedangkan rumahnya
sendiri dapat memiliki ketinggian yang berbeda tergantung pada ketinggian air. Rumah
ini pun mudah dipindahkan dan tidak akan merusak lingkungan sekitarnya.

CONTOH KASUS : DOME HOUSE DI ISHIKAWA, JEPANG

Jepang adalah negara yang dikenal rawan gempa bumi. Baru saja, negeri sakura
ini dilanda gempa dengan daya yang tinggi. Dilansir Boldsky, ada beberapa alasan
mengapa Jepang rawan begitu banyak gempa bumi dan bencana alam lainnya. Bukan
karena kutukan, tetapi memang lokasi atau letak geografis Jepang yang menyebabkan
Jepang sering dilanda gempa, diantaranya:

A. Lokasi
Jepang terletak di sepanjang disebut Cincin Api Pasifik. Ini adalah sabuk gempa paling
aktif di dunia. Cincin Api Pasifik adalah zona berbentuk tapal kuda imajiner yang
mengikuti tepi Samudera Pasifik. Lokasi ini menjadi tempat banyak gempa bumi di
dunia dan letusan gunung berapi terjadi.
B. Apa sebenarnya penyebab gempa bumi?

5|Page
Lempeng tektonik yang hadir dalam cincin api dan di bawah Laut Filipina atau
Samudera Pasifik cenderung tumbuk dan bertabrakan. Tabrakan ini menyebabkan
gempa bumi.
C. Apakah Semua Gempa bumi memicu Tsunami?
Tidak semua gempa bumi memicu tsunami. Gempa harus dangkal atau pusat gempa di
bawah laut. Gempa bumi harus berkekuatan lebih dari 7 SR dan dapat menimbulkan
tsunami.
D. Gempa Tertinggi di Jepang
Jepang telah mencatat gempa berkekuatan 7,0 sebelumnya dan itu adalah yang terbesar
dalam sejarah. Namun, gempa terbaru yang menyerang Jepang kemarin pada 22
November, 2016, telah mengubah catatan sejarah berkekuatan 7,4 SR.

Untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang rawan dengan gempa, maka
masyarakat jepang mengembangkan sebuah hunian yang dapat bertahan dari guncangan
gempa tersebut, dan terciptanya hunian yang berbentuk dome ini.

Keunggulan dari bangunan tahan gempa berbentuk kubah ini adalah tidak adanya
sambungan yang merupakan titik lemah dari bangunan ketika diguncang gempa. Selain
dapat menahan gempa, hunian dengan material bangunan tahan gempa ini juga mampu
menahan terpaan angin hingga berkecepatan 450km/jam. Pada April 2016, sebuah
gempa berkekuatan 7 skala richter menghantam Kota Kumamoto di Kyushu. Banyak
sekali bangunan yang runtuh dan hancur pada saat bencana gempa tersebut. Namun, di
antara bangunan-bangunan yang hancur, ternyata sebuah desa kecil yang mengadaptasi
konsep bangunan tahan gempa “rumah dome” ini mampu bertahan dan tidak hancur.
keunikan tambahan dari bangunan tahan gempa satu ini adalah penggunaan
material Styrofoam pada bangunan tahan gempa “dome house” ini. Meskipun bahan ini
lebih dikenal sebagai bahan untuk membuat piring dan peralatan makan, namun bobot
yang ringan membuatnya cocok sebagai bahan bangunan tahan gempa.

6|Page
Hal yang menjadi kunci mampu bertahannya “rumah dome” sebagai bangunan
tahan gempa adalah minimalnya jumlah sudut dan sambungan antar bagian bangunan.
Ditambah, penggunaan material ringan seperti styrofoam juga menjadi nilai tambah
mengapa bangunan ini mampu bertahan ketika guncangan keras akibat gempa terjadi.

7|Page

Anda mungkin juga menyukai