Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

ANALISA PENGEMBALIAN BERKAS REKAM MEDIS


RAWAT INAP DARI RUANG KEPERAWATAN KE UNIT
REKAM MEDIS RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
PALEMBANG

DISUSUN OLEH:
1. HESTI YUSTIKA AYUDIA (1721042)
2. ILHAM FEBRIANSYAH (1721044)
3. MEGA NUR ANGRAINI (1721014)
4. MEIKE SESTRI (1721047)
5. MUHAMMAD ADITYAWAN (1721048)
6. MUTIA SONIA PRATIWI (1721019)
7. NANDO NOVIKA MAHENDRA (1721049)
8. PUTRI MAYANGSARI (1721052)
9. RISKA GUSMENTARI (1721021)
10. SITI AISYAH RIZKI DAMAYANTI (1721024)

AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN

ANALISA PENGEMBALIAN BERKAS REKAM MEDIS


RAWAT INAP DARI RUANG KEPERAWATAN KE UNIT
REKAM MEDIS RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
PALEMBANG

KELOMPOK :
1. HESTI YUSTIKA AYUDIA (1721042)
2. ILHAM FEBRIANSYAH (1721044)
3. MEGA NUR ANGRAINI (1721014)
4. MEIKE SESTRI (1721047)
5. MUHAMMAD ADITYAWAN (1721048)
6. MUTIA SONIA PRATIWI (1721019)
7. NANDO NOVIKA MAHENDRA (1721049)
8. PUTRI MAYANGSARI (1721052)
9. RISKA GUSMENTARI (1721021)
10. SITI AISYAH RIZKI DAMAYANTI (1721024)

Pembimbing Pembimbing Rekam medis


(Program Studi Rekam Medis) (Rumah Sakit Bhayangkara Palembang)

Fitri Maisarah, M.Pd Pipin Windari Amd.PK.,SKM

Menyetujui,

DIREKTUR APIKES Widya Dharma Palembang

Novdaly Filamenta, S.Sn.,MSi.,M.Kes

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Praktik Kerja Lapangan
yang berjudul “ANALISA PENGEMBALIAN BERKAS REKAM MEDIS
RAWAT INAP DARI RUANG KEPERAWATAN KE UNIT REKAM MEDIS
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALEMBANG.” Ini dapat diselesaikan
dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir Semester II dengan
program studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

Adapun maksud dan tujuan kami disini dalam menyusun Laporan ini ialah
sebagai bukti tertulis dari hasil pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan kami yang
telah dilaksanakan pada tanggal 09 Juli – 24 Juli 2018 bertempat di Unit Rekam
Medis Rumah Sakit Bhayangkara Palembang. Pada kesempatan ini tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak dr. Syarif Darwin, Sp.A(K) selaku Pembina Yayasan WIMEL


LITOGA
2. Bapak Novdaly Filamenta, S.Sn.,M.Si.,M.Kes selaku Direktur APIKES
Widya Darma.
3. Bapak Lupri Davisena, ST, MM selaku Pudir I APIKES Widya Darma.
4. Ibu Lely Meriaya Sari, SKM.,M.Kes selaku Ketua Program Studi
APIKES Widya Darma.
5. Bapak Kompol Dr. Wahono Edhi Prastowo, Sp.PD.FINASIM selaku
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
6. Bapak Kompol Ary Setiawan, SH,MH selaku Wakil Kepala Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang.
7. Ibu Julianti Nitarina, SKM.,M.Kes selaku Kasubbag Binfung Rumah
Sakit Bhayangkara Palembang.
8. Ibu Eti Yuliana, SKM.,M.Kes selaku Kaurdiklat Subbag Binfung Rumah
Sakit Bhayangkara Palembang.

ii
9. Ibu Pipin Windari Amd.PK.,SKM selaku Pembimbing Rekam Medis
Lapangan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
10. Seluruh Staf di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
yang telah membimbing dan membantu kami selama melakukan praktek
lapangan.
11. Teman-teman seperjuangan selama praktek kerja lapangan yang kami
banggakan.

Selanjutnya kami selaku penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan


laporan ini masih kurang dari sempurna, maka dari itu segala kritik dan saran
yang bersifat membangun akan kami terima demi sempurnanya laporan ini.
Besar harapan kami, semoga apa yang telah kami buat bisa menjadi referensi
yang berguna bagi pembaca.

Palembang 23 Juli 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah .............................................................................................. 2
1.4 Tujuan Praktek Kerja Lapangan..................................................................... 3
1.4.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 3
1.4.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 3
1.5 Manfaat Praktek Kerja Lapangan................................................................... 3
1.5.1 Bagi Mahasiswa ................................................................................... 3
1.5.2 Bagi Akademik .................................................................................... 4
1.5.3 Bagi Rumah Sakit ................................................................................ 4
1.6 Ruang Lingkup ............................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Rumah Sakit ................................................................................. 5
2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ..................................................................... 5
2.3 Pengertian Rekam Medis ............................................................................... 6
2.4 Manfaat Rekam Medis .................................................................................... 7
2.5 Aspek Rekam Medis ...................................................................................... 8
2.6 Pengertian Rawat Inap .................................................................................... 9
2.7 Isi Berkas Rekam Medis Rawat Inap ............................................................ 10
2.8 Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap ......................................... 11

iv
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN
3.1 Profil RS. Bhayangkara Palembang ............................................................. 13
3.2 Visi dan Misi RS. Bhayangkara Palembang ................................................. 15
3.3 Struktur Organisasi RS. Bhyangkara Palembang ........................................ 17

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 18
4.1.1 Pengembalian Berkas Rekam Medis ( BRM ) ................................... 18
4.1.2 Faktor Penyebab Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam
Medis ( BRM ) ................................................................................... 20
4.2 Pembahasan Penelitian ................................................................................. 21
4.2.1 Pengembalian Berkas Rekam Medis ( BRM ) .................................... 21
4.2.2 Faktor Penyebab Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam
Medis ( BRM ) ................................................................................... 22
4.2.3 Dampak Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis
( BRM ) .............................................................................................. 22

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 23
5.2 Saran .............................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 24

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

v
Page |1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan kebutuhan pokok setiap umat manusia. Seseorang
yang menderita sakit, memerlukan pertolongan dan pengobatan. Dengan
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dengan
perkembangan bibit penyakit, maka besar kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, lengkap dan memadai.
Oleh karena itulah rumah sakit sebagai suatu institusi atau fasilitas yang
fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada pasien berupa
pengobatan untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan baik yang bersifat
bedah maupun non bedah, serta harus senantiasa melakukan pengembangan
dan peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan ditengah lingkungan yang
selalu dinamis dan kompetitif.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009
menyatakan bahwa rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan rawat darurat.
Penyelengaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan,
penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta pembaharuan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Rumah sakit sebagai sarana kesehatan untuk mengembangkan mutu
pelayanan kesehatan dimulai dari kemampuan dan motivasi petugas dalam
memberikan pelayanan kepada pasien. Pengembalian berkas rekam medis
(BRM) ke unit rekam medis akan berjalan lancar apabila didukung motivasi
kerja petugas yang tinggi.
Pengembalian BRM akan berpengaruh pada proses pemberian pelayanan
kepada pasien. Pengembalian BRM yang diisi tidak lengkap oleh petugas
kesehatan, dokter atau dokter gigi akan dikembalikan lagi agar dilengkapi
Page |2

catatan data medis dan dapat dikembalikan tepat waktu, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh dokter dan ahli-ahli di bidang kesehatan lainnya yaitu:
mencatat data secara tepat waktu, mencatat data yang update, mencatat data
secara cermat dan lengkap, membuat catatan yang dapat dipercaya dan
berdasarkan fakta, memiliki data yang berkaitan dengan masalahnya dan
mencatat data secara objektif (Samil 1994).
Seiring dengan berjalannya waktu, rumah sakit sekarang semakin
menunjukkan kualitas dalam pelayanan kepada masyarakat secara optimal,
untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara optimal tersebut, perlu
adanya sistem yang bagus yang mendukung dalam pelayanan tersebut dan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan di rumah sakit tersebut. Salah
satu faktor yang mendukung di dalamnya adalah ketepatan waktu
pengembalian berkas rekam medis rawat inap ke bagian Instalasi Rekam
Medis tersebut dengan tepat waktu.
Berdasarkan data rekam medis di bulan Maret, April dan Mei 2018 di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang berkas rekam medis yang tidak tepat
pada bulan Maret berjumlah 50 berkas dari total 215 berkas, pada bulan April
berjumlah 103 berkas yang tidak tepat dari total 377 berkas dan pada bulan
Mei berjumlah 117 berkas yang tidak tepat dari total 420 berkas. Hal, ini
terjadi peningkatan berkas rekam medis yang tidak tepat.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil sebuah judul tentang
Analisa Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap Dari Ruang
Keperawatan Ke Unit Rekam Medis di RS Bhayangkara Palembang?

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah faktor penyebab yang mempengaruhi keterlambatan pengembalian
berkas rekam medis rawat inap ke unit rekam medis?
2. Bagaimana dampak keterlambatan pengembalian berkas rekam medis
rawat inap dari ruang keperawatan ke bagian rekam medis?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengidentifikasi yang mempengaruhi keterlambatan pengembalian berkas
rekam medis rawat inap dari ruang keperawatan ke bagian rekam medis.
Page |3

2. Mengetahui dampak dari keterlambatan pengembalian berkas rekam medis


rawat inap dari unit keperawatan.

1.4 Tujuan Praktek Lapangan


1.4.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti praktek kerja lapangan ini diharapkan


mahasiswa memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan
keilmuan rekam medis terhadap penyelenggaraan rekam medis di rumah
sakit sehingga dapat mengetahui perbedaan antara teori dan kenyataan
dilapangan. Serta dapat memberikan informasi tentang beberapa kendala
yang terjadi pada pelaksanaan pengembalian berkas rekam medis rawat
inap dari ruang keperawatan ke unit rekam medis dan apa saja faktor-
faktor yang mempengaruhi keterlambatan pengembalian berkas rekam
medis rawat inap dari unit keperawatan ke bagian rekam medis di RS.
Bhayangkara Palembang.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi
keterlambatan pengembalian berkas rekam medis rawat inap dari
unit keperawatan ke bagian rekam medis.
2. Mengetahui dampak apa saja dalam keterlambatan pengembalian
berkas rekam medis rawat inap dari unit keperawatan ke bagian
rekam medis.

1.5 Manfaat Praktek Lapangan


1.5.1 Bagi Mahasiswa
 Mahasiswa memperoleh pengalaman dan wawasan baru tentang
dunia rumah sakit pada umumnya dan kinerja di unit rekam medis
pada khususnya.
Page |4

 Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih


aplikatif.
 Mahasiwa mendapatkan pengalaman bekerja dalam tim untuk
memecahkan suatu permasalahan.
 Mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam menggunakan metode
yang relevan untuk melakukan analis situasi dan masalah.
 Mengetahui cara kerja rekam medis, sehingga menjadi bekal
keterampilan dalam memasuki dunia kerja.
 Intervensi dan pengendalian serta memonitor dan mengevaluasi
suatu program intervensi atau pengendalian.

1.5.2 Bagi Akademik


 Terbinanya suatu jaringan kerja sama antara institusi tempat
magang dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan
antara substansi akademik dengan kompetensi yang dibutuhkan di
tempa kerja.
 Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata
dilapangan.

1.5.3 Bagi Rumah Sakit


 Menjalin kerja sama antara mahasiswa dengan seluruh karyawan di
rumah sakit RS.Bhayangkara Palembang.
 Memperoleh masukan-masukan guna meningkatkan sumber daya
manusia unit rekam medis RS.Bhayangkara Palembang.

1.6 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dalam praktek kerja lapangan di rumah sakit Bhayangkara
Palembang di unit rekam medis khususnya pada pelaksanaan pengembalian
berkas rekam medis rawat inap dari ruang keperawatan ke unit rekam medis.
Page |5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rumah Sakit


Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Tujuan Rumah Sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor
44 tahun 2009 tentang rumah sakit adalah:
1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,
masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di
rumah sakit.
3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan
rumah sakit.
4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber
daya manusia rumah sakit, dan rumah sakit.

2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit


Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan
upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi
dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya
rujukan.
Page |6

Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi


rumah sakit adalah :
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
seuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.
3. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatn.
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang
kesehatan
Dalam upaya menyelenggarakan fungsinya, maka rumah sakit umum
menyelenggarakan kegiatan :
a. Pelayanan medis
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan
c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan
f. Administrasi umum dan keuangan

2.3 Pengertian Rekam Medis


Definisi Rekam Medis dalam berbagai kepustakaan dituliskan dalam
berbagai pengertian, seperti dibawah ini :
Pengertian Rekam Medis menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.269/MENKES/PER/III/2008 adalah berkas yang berisikan
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Page |7

Rekam medis (DEPKES RI, 97) adalah keterangan baik tertulis maupun
terekam tentang identitas pasien, diagnosis, dan tindakan medis yang
diberikan kepada pasien baik rawat jalan, rawat inap, maupun rawat darurat.
Menurut Gemala Hatta, Rekam medis merupakan kumpulan fakta tenttang
kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit,
pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan
dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Undang-Undang No. 78 tahun 1991 tentang penyelenggaraan rekam medis
di Rumah Sakit, dijelaskan tentang definisi rekam medis yaitu berkas yang
berisi catatan dan dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan,
diagnosis, pengobatan, tindakan maupun pelayanan lain yang diberikan
kepada seorang pasien selama dirawat di rumah sakit yang dilakukan di unit
rawat jalan termasuk unit gawat darurat maupun unit rawat inap.

2.4 Manfaat Rekam Medis


Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 :
1. Pemanfaatan Rekam Medis dapat dipakai sebagai :
a. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
b. Alat bukti dalam proses penegak hukum, disiplin kedokteran dan
kedokteran gigi dan penegak etika kedokteran dan etika kedokteran
gigi
c. Keperluan pendidikan dan penelitian
d. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan
e. Data statistik kesehatan
2. Pemanfaatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyebutkan identitas pasien harus mendapatkan persetujuan secara
tertulis dari pasien harus mendapatkan persetujuan secara tertulis dari
pasien atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaanya.
3. Pemanfatan rekam medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian
tidak diperlukan persetujuan pasien, bila dilakukan untuk kepentingan
negara.
Page |8

2.5 Aspek Rekam Medis


1. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai suatu nilai administrasi karena
isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab
sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan.
2. Aspek Legal
Suatu berkas rekam medis mempunyai suatu nilai hukum karena isinya
menyangkut adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam
rangka usaha menengakkan serta penyediaan bahan tanda bukti untuk
menenggakkan keadilan.
3. Aspek Financial
Suatu berkas rekam medis mempunyai suatu nilai keungan karena isinya
menyangkut data/informasi yang dapat digunakan untuk menghitung
pembiayaan.
4. Aspek Research
Suatu berkas rekam medis mempunyai suatu nilai penelitian karena
isinya meyangkut data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
5. Aspek Education
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan karena isinya
menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan
kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien, informasi
tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bagian
profesi si pemakai.
6. Aspek Documentation
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus di dokumentasikan dan dipakai
sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
Page |9

Laporan PKL ini termasuk di aspek Research & Education karena isi
laporan data berkas rekam medis ini diambil dari penelitian di RS
Bhayangkara dan data rekam medis ini dapat dijadikan sebagai bahan
pengajaran & pendidikan bagi mahasiswa maupun petugas-petugas
rekam medis lainnya.

2.6 Pengertian Rawat Inap


Pelayanan rawat inap adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi medik dan atau upaya pelayanan kesehatan lainnya
dengan menginap di rumah sakit (Kepmenkes 560/MENKES/SK/IV/2003).
Unit rawat inap sering disebut bangsal perawatan atau ruang perawatan
merupakan inti kegiatan rumah sakit. Bangsal unit rawat inap biasanya diberi
nama bangsal yang berlainan satu dengan yang lainnya oleh rumah sakit guna
memudahkan perbedaan ruangan. Di setiap bangsal memiliki sejumlah tempat
tidur. Sedangkan pasien yang dirawat disini terdiri dari pasien yang
berkamampuan membayar pelayanan rawat inap yang berbeda-beda, oleh
karena itu unit rawat inap dibedakan pula atas kelas perawatan.
Kegiatan Pelayanan Rawat Inap ini meliputi :
1. Penerimaan pasien
2. Pelayanan medik
3. Pelayanan penunjang medis
4. Pelayanan perawatan
5. Pelayanan obat
6. Pelayanan makan
7. Pelayanan administrasi keuangan
Unit rawat inap dalam kedudukannya suatu sistem pelayanan rumah sakit
bekerja sama atau berkaitan dengan banyak bagian lain atau unit fungsional
lainnya, antara lain rekam medis, keuangan, logistik farmasi, radiologi,
pemeliharaan saran rumah sakit, laboratorium dan tidak lupa berkaitan
dengan staf medis fungsional. Keadaan ini apabila bisa diadakan dengan baik,
maka sistem pelayanan rumah sakit akan berjalan dengan baik juga. Jadi pada
P a g e | 10

prinsipnya unit rawat inap dalam menjalankan kegiatannya tidak akan lepas
dari bagian-bagian dan mempengaruhi agar nantinya fungsi pelayanan bisa
berjalan dengan baik.

2.7 Isi Berkas Rekam Medis Rawat Inap

Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 isi rekam medis


untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-kurangnya
memuat:

a. Identitas pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunanjang medik
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan/atau tindakan
h. Persetujuan tindakan bila diperlukan
i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
j. Ringkasan pulang (discharge summary)
k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
l. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu
m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik

Menurut Pasal 46 UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran


yaitu :

(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik


kedokteran wajib membuat rekam medis.
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera
dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.
P a g e | 11

(3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda
tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.

Pasal 47

(1) Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46


merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan
kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan
dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan
pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
(3) Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.269/MENKES/PER/III/2008


tentang Rekam Medis pada pasal I ayat (1) yakni rekam medis adalah berkas
yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.

2.8 Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap


Dilihat dari banyak fungsi dan kegunaan dokumen rekam medis maka
banyak pula pihak yang berkepentingan untuk menggunakan dokumen rekam
medis, untuk itu perlu diperhatikan hal - hal sebagai berikut :
1. Petugas Rekam Medis
a. Petugas rekam medis mengambil dokumen rekam medis setiap hari
maksimal 2x24 jam setelah pasien pulang ke bangsal rawat inap.
b. Petugas rekam medis mencatat bukti penerimaan dokumen dari
bangsal rawat inap kedalam buku ekspedisi, pengembalian disertai
tanda tangan perawat bangsal.
c. Petugas rekam medis mengoreksi kelengkapan dokumen rekam medis
pasien dan apabila tidak lengkap maka dokumen rekam medis
dikembalikan lagi ke bangsal untuk dilengkapi oleh dokter yang
bertanggung jawab.
P a g e | 12

d. Petugas rekam medis menyimpan kembali dokumen rekam medis


yang sudah lengkap di unit penyimpanan.
e. Petugas rekam medis bertanggung jawab atas kehilangan dokumen
rekam medis pasien di unit rekam medis.
2. Perawat
a. Petugas ruangan menyiapkan dokumen rekam medis pasien yang
sudah dipulangkan setiap hari paling lambat 2x24 jam untuk
diserahkan kepada petugas rekam medis.
b. Petugas ruangan mencatat bukti pengembalian buku ekspedisi disertai
tanda tangan petugas rekam medis.
3. Metode
Menurut (KEPMENKES, 2008) Kelengkapan pengisian rekam
medis yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu ≤ 24 jam setelah
selesai pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat inap diputustakan
untuk pulang yang meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan,
pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume. Sedangkan kelengkapan
informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga
pasien atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut.
P a g e | 13

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Profil RS. Bhayangkara Palembang

Rumah Sakit Bhayangkara Palembang berawal dari keinginan para


anggota Polri, PNS serta Bhayangkari untuk memiliki sebuah balai
pengobatan sendiri yang kemudian diberi nama “Balai Pengobatan Tri Sakti”.
Pemberian nama Tri Sakti berasal dari tiga unsur tersebut yang rela
menyisihkan sebagian gaji mereka untuk mendirikan balai pengobatan.

Balai pengobatan ini berdiri tahun 1960 yang terletak di jalan Madang
Palembang, dengan tenaga medis seorang dokter sipil yang bekerja secara
sukarela pada Polri yaitu dr. Ghan Tjiu Ham.

Pada tahun 1963 Balai Pengobatan Tri Sakti diubah menjadi Poliklinik
Dinas Kesehatan Daerah Kepolisian (Dinkesdak) VI yang kemudian pindah
ke JL.Kol.Atmo No. 9 Palembang. Sebagai Kepala Dinas Kesehatan Daerah
Kepolisian (Kadiskesdak) VI yang pertama adalah Mayor (Pol) Dr. K,S Pam
Budi dengan dibantu tiga orang dokter dan dua orang pembantu dokter. Dan
juga pada tahun tersebut menjadi Seksi Kesehatan Jasmani dibawah Polda
Sumatra Selatan tahun 1972, Mayor. Pol. Dr. K,S Pam Budi diganti oleh
Mayor. Pol. Dr. Soeparno kemudian diganti oleh Kapten Pol. Dr. Tarmizi
Yahya sebagai pejabat Kadiskesdak VI. Pada tanggal 1 Juli 1975 Diskesdak
VI pindah ke Jalan Jenderal Sudirman Km 4,5 Palembang. Pada saat itu pula
pengelolaan klinik Besalin Dinkes Brimob diserahkan kepada Sikesdak VI,
kemudian atas prakarsa dari Kadin Pol VI Sumbagsel dan Kasikesjasdak VI
Sumbagsel Yaitu Mayor.Pol Dr Tarmizi Yahya (Alm) Polikllinik ini berubah
menjadi RS, berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. S. Ket/262/VI/89
tanggal 22 juni 1989 diresmikan nama Rumah Sakit Polri, kemudian pada
tahun 2000 berubah menjadi Rumah Sakit Bhayangkara TK. IV Polda
P a g e | 14

Sumatera Bagian Selatan sesuai keputusan Kapolri No. Pol.


Skep/1480/XI/2000.

Seiring dengan kebutuhan akan pelayanan bagi anggota Polri dan Pegawai
Negeri Sipil, keluarga Polri dan purnawirawan serta masyarakat umum, maka
Rumah Sakit Bhayangkara mengembangkan diri dari segi pelayanan
kesehatan yang ada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Bagian Sumatera
Selatan. Pada bulan Oktober 2001 sesuai keputusan Kapolri No. Pol.: Skep /
1549 / X / 2001, Rumah Sakit Bhayangkara TK. IV Polda Sumatera Selatan
diresmikan menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumatera Selatan TK.
III.

Pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang


yaitu;

 POLIKLINIK THT
 POLIKLINIK SARAF
 POLIKLINIK GIGI
 POLIKLINIK ANAK
 POLIKLINIK MATA
 POLIKLINIK KEBIDANAN & PENYAKIT KANDUNGAN
(USG 4D)
 PENYAKIT DALAM
 POLI BEDAH UMUM
 POLIKLINIK FISIOTERAPI
 KAMAR OPERASI
 MEDICAL CHECK UP (MCU)
 INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
 RADIOLOGI (CT-SCAN)
 LABORATORIUM
 IGD
 PPT
 INSTALASI FORENSIK
P a g e | 15

 POLIKLINIK JIWA
 IPWL
 REHABILITASI MEDIS
 POLIKLINIK JANTUNG
 HEMODIALISA

3.2 Visi dan Misi RS. Bhayangkara Palembang

Visi:

TERWUJUDNYA PELAYANAN KESEHATAN PARIPURNA


YANG PRIMA DAN UNGGUL DI BIDANG KEDOKTERAN
KEPOLISIAN.

Misi:

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang profesional,


bermutu, akuntabel dan humanis berorientasi pada keselamatan
pasien serta kesehatan kerja;
2. Mengembangkan kualitas SDM dibidang pengetahuan dan
keahlian secara profesional, pada tatanan layanan kesehatan
maupun kedokteran kepolisian;
3. Melengkapi sarana prasarana, teknologi dan sistem informasi
manajemen modern yang mengikuti perkembangan dunia
kedokteran dan kesehatan;
4. Mendukung tugas operasional kepolisian secara proaktif dan peran
serta dalam proses penyidikan dengan metodologi Scientific Crime
Investigation (SCI);
5. Membangun dan meningkatkan kemitraan lintas sektoral, secara
internal maupun eksternal POLRI;
6. Meningkatkan kesejahteraan pegawai rumah sakit.
P a g e | 16

Tujuan Rumah Sakit:

1) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang prima kepada


masyarakat POLRI dan masyarakat umum dengan
mangutamakan pasien;
2) Berperan aktif terhadap kebijakan pemerintah dalam
pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);
3) Berperan aktif dalam pelaksanaan dukungan tugas operasional
kepolisian;
4) Pelaksanaan utama pelayanan kedokteran kepolisian di wilayah
Sumatera selatan;
5) Menjadi rumah sakit rujukan pelayanan kedokteran forensik di
wilayah Sumatera selatan.

Moto:

“SIAP MELAYANI DENGAN IKHLAS DAN PROFESIONAL”

Falsafah:

CEKATAN
AMANAH
RAMAH
EMPATI
P a g e | 17

3.3 Struktur Organisasi RS. Bhayangkara Palembang

STRUKTUR ORGANISASI UR SIM DAN RM SUBBAG BINFUNG


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
KEPALA RUMAH
dr.WA SAKIT

Dr. WAHONO EDHI PRASTOWO, Sp.PD.FINASIM


KOMISARIS POLISI NRP 78020928

WAKIL KEPALA RUMAH SAKIT

ARY SETIAWAN, SH,MH


KOMISARIS POLISI NRP 79031376

KASUBBAG BINFUNG

JULIANTI NITARINA, SKM.,M.Kes


PENDATU NIP 19700712199132003

KAUR SIM DAN RM

PIPIN WINDARI, Amd.PK.,SKM


PENDA NIP 197904282007102001

SUBBAGADMISI
PENJAB PELAPORAN & RJ
RI DAN IT

GERRA FEBRIANTI

UNIT ADMISI RM UNIT ADMISI IGD


FITA MELISA, Amd.PK
MIFTAUL JANNAH, Amd.PK
WULANDARI, Amd.PK
IMAM AL HAKIM
IRFAN JULIANSAH

SUBBAG
SUBBAG ASSEMBLING
ASSEMBLING &
& ADM
ADM
ROBISAH SUBBAG PELAPORAN
SUBBAG PELAPORAN &
& IT
IT
MARLIAH, Amd.PK
RIA ANGRAINI , AMD.PK
SUBBAG INDEXING & CODING
SUBBAG FILLING & PENYIMPANAN
IBRAHIM, Amd.PK
ISKANDAR, Amd.PK YULIANA, S.Sos
A.FAJAR. P, Amd.PK DIAH LLAILA HAQU

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
Sumber : Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
P a g e | 18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Pengembalian Berkas Rekam Medis ( BRM )

Berdasarkan studi dokumentasi yang telah dilaksanakan,


didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 Laporan Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap Periode Maret – Mei
2018

JUMLAH BRM RAWAT INAP


TIDAK
BULAN BANGSAL KETEPATAN TEPAT
TEPAT TOTAL
(2x24 Jam)
(> 2x24 Jam)

Pos I 14

Pos III 25
Pos IV 41
Maret 165 50 215
Pos V 22
ZKB 63
ICU 0
JUMLAH BRM RAWAT INAP
TIDAK
BULAN BANGSAL KETEPATAN TEPAT
TEPAT TOTAL
(2x24 Jam)
(> 2x24 Jam)

Pos I 14
Pos III 27
Pos IV 53
April 274 103 377
Pos V 83
ZKB 97
ICU 0
P a g e | 19

JUMLAH BRM RAWAT INAP


TIDAK
BULAN BANGSAL KETEPATAN TEPAT
TEPAT TOTAL
(2x24 Jam)
(> 2x24 Jam)
Pos I 17
Pos III 7
Pos IV 77
Mei 241 179 420
Pos V 87
ZKB 51
ICU 2
680 332
TOTAL 1012
67% 33%
Sumber : Buku Pengembalian BRM di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang

Ket : Pos I : VIP


Pos III : kelas III
Pos IV : kelas I
Pos V : kelas II
ZKB : Obsterti & Ginikologi
ICU : Intensif Care Unit

Berdasarkan keterangan dan hasil studi dokumentasi yang telah


dilakukan, diketahui bahwa keterlambatan dalam pengembalian berkas
rekam medis rawat inap dari ruang keperawatan ke Unit Rekam Medis
lebih dari 2x24 jam paling banyak terjadi pada bulan Mei sebanyak 179
dengan persentase 43% berkas dari 420 jumlah berkas rekam medis rawat
inap. Sedangkan untuk yang paling sedikit dalam keterlambatan
pengembalian berkas rekam medis rawat inap yaitu pada bulan Maret
sebanyak 50 dengan persentase 23% berkas dari 215 jumlah berkas rekam
medis rawat inap.
P a g e | 20

4.1.2 Faktor Penyebab Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam


Medis ( BRM )
a. Man (Sumber daya manusia)
Pengembalian berkas rekam medis rawat inap dari ruang
keperawatan ke Unit Rekam Medis di Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang dilakukan oleh perawat yang kemudian diterima oleh
petugas rekam medis bagian analisa dan assembling.
Berdasarkan dari wawancara sumber informasi dari staf
casemix rumah sakit yang menerima pengembalian status khususnya
pasien rawat inap dari pos keperawatan yang dilakukan hari Senin
tanggal 30 juli 2018 di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang didapatkan keterangan sebagai berikut :
1. Terkendala pengisian resume medis belum diisi oleh Dokter DPJP
(Dokter Penanggung Jawab Pasien)
2. Keperawatan belum mempunyai sumber daya manusia khususnya
administrasi status rawat inap

Menurut keterangan yang telah diperoleh bahwa untuk


pengembalian berkas rekam medis rawat inap dari ruang keperawatan itu
terjadi karena dalam pengisian resume medisnya belum lengkap oleh
dokter dan untuk perawatnya itu sendiri belum mempunyai sumber daya
manusia khususnya administrasi status rawat inap.

b. Method (Metode)
Pengembalian berkas rekam medis rawat inap dari ruang
keperawatan ke Unit Rekam Medis di Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang adalah suatu kegiatan yang mana saat pasien pulang
berkas rekam medis diantar maksimal 2x24 jam ke bagian casemix
untuk dicatat tanggal pengembaliannya yang dilakukan oleh perawat
yang kemudian diterima oleh bagian casemix. Setelah itu berkas
tersebut diantar ke Unit Rekam Medis untuk dianalisa dan assembling.
P a g e | 21

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh petugas rekam medis


adalah sebagai berikut :

“setelah pasien dinyatakan pulang berkasnya rawat inap (2x24 jam)


dikembalikan ke bagian casemix untuk dievaluasi kelengkapannya.
Petugas casemix mengavaluasi dan dinyatakan lengkap, berkas
baru dikembalikan ke unit rekam medis dalam keadaan sudah
menumpuk.”

Responden

4.2 Pembahasan Penelitian


4.2.1 Pengembalian Berkas Rekam Medis ( BRM )
Keterlambatan pengembalian berkas rekam medis rawat inap di
Rumah Sakit Bhyangkara Palembang sebesar 332 dengan persentase 33%
dari jumlah rekam medis rawat inap 1012 berkas. Angka keterlambatan
tertinggi dalam bulan Maret sampai dengan Mei yaitu bulan Mei
sebanyak 179 dengan persentase 43% berkas dari 420 berkas. Dalam hal
ini kegiatan pengembalian dari ruang rawat inap ke Unit Rekam Medis
belum memenuhi ketetapan dari KEPMENKES, 2008 yang menentukan
pengembalian berkas rekam medis rawat inap dalam waktu 2x24 jam
setelah pasien pulang.
P a g e | 22

4.2.2 Faktor Penyebab Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam


Medis ( BRM )
a. Man (Sumber daya manusia)
Keterlambatan dalam pengembalian berkas rekam medis rawat
inap di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang terjadi karena :
1. Menunggu dokter mengisi dan melengkapi resume dan lembar
keluar masuk pada berkas rekam medis.
2. Petugas keperawatan yang belum mempunyai sumber daya
manusia khususnya dibagian administrasi status rawat inap
b. Method (Metode)
Pengembalian berkas rekam medis rawat inap di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang terjadi pada saat pasien pulang berkas
tersebut tidak langsung diantar ke bagian casemix dari ruang
keperawatan dikarenakan berkas tersebut belum lengkap sehingga
terjadi keterlambatan pengembalian berkas (lebih dari 2x24 jam) di
bagian casemix maupun di unit rekam medis selanjutnya.

4.2.3 Dampak Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis


( BRM )
Adapun dampak yang terjadi pada pengembalian berkas rekam
medis rawat inap dari ruang keperawatan dikarenakan oleh perawat yang
mengantarkan berkas ke bagian casemix dalam jumlah yang banyak
sehingga saat di antar kembali ke unit rekam medis berkas tersebut telah
terjadi penumpukan. Oleh sebab itu, petugas analisa dan assembling tidak
dapat langsung menyelesaikan berkas yang menumpuk per harinya.
Petugas assembling di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
hanya berjumlah dua orang dan tidak terfokus di assembling, karena
mereka juga menerima pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan maupun
rawat inap sehingga tidak sesuai dengan job description yang ada.
P a g e | 23

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pengembalian Berkas Rekam Medis ( BRM )
Keterlambatan pengembalian berkas rekam medis rawat inap dari
ruang rawat inap ke Unit Rekam Medis sebesar 32% dari 1012 berkas
rekam medis rawat inap.
2. Faktor Penyebab Keterlambatan Berkas Rekam Medis ( BRM )
Seringnya terjadi keterlambatan pengembalian berkas rekam medis
rawat inap dari ruang keperawatan ke unit Rekam Medis karena perawat
harus menunggu dokter untuk mengisi resume dan lembaran masuk
keluar untuk dapat dikembalikan ke unit Rekam Medis. Penyebab
lainnya yaitu keterlambatan pengembalian berkas rawat inap dari ruang
keperawatan ke bagian casemix maupun unit rekam medis.
3. Dampak Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis ( BRM )
Terjadinya penumpukan berkas rawat inap dari ruang keperawatan
yang diantar ke bagian casemix untuk di antar kembali ke unit rekam
medis

5.2 Saran
1. Sebaiknya perawat selalu mengingatkan kepada dokter DPJP (Dokter
Penanggung Jawab Pasien) untuk mengisi Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi (CPPT), ringkasan masuk – keluar dan resume medis yang
belum lengkap agar berkas bisa langsung dikembalikan tepat waktu.
2. Sebaiknya ada petugas perawat, khususnya untuk bagian administrasi
rawat inap agar berkas tersebut bisa diperiksa kembali untuk
kelengkapannya.
3. Sebaiknya petugas assembling hanya fokus mengerjakan penerimaan
pengembalian berkas rawat inap tanpa adanya penambahan job
description sehingga dapat meningkatkan efisiensi bekerja dan tidak ada
penumpukan berkas.
P a g e | 24

DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No. 129/MENKES/SK/II/2008. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 44/MENKES/PER/II/2009 tentang Rumah Sakit.
Jakarta: Depkes RI.

Hatta, G. 2011. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan


Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia

Nofiatun, U. 2016. Tinjauan Ketepatan Waktu Pengembalian Berkas Rekam


Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Bulan
Januari Sampai Maret 2016. Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: Stikes Jenderal Achmad Yani.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. 2003. Nomor 560/MENKES/SK/IV/2003

Undang – Undang Republik Indonesia. 2004. Tentang Praktik Kedokteran.


Nomor 29 Pasal 46 dan 47.
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pengambilan Data Dari Buku Setiap Pos Rawat Inap


Sumber : Rumah Sakit Bhayangkara Palemabang

Gambar 2. Buku Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap


Sumber : Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
Gambar 3. Penumpukan Berkas Rekam Medis Rawat Inap
Sumber : Rumah Sakit Bhayangkara Palembang

Gambar 4. Assembling Berkas Rawat Inap


Sumber: Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
Gambar 5. Berkas Rekam Medis Rawat Inap Yang Sudah Dimasukkan Ke Dalam Map
Dan Disusun Ke Rak

Sumber: Rumah Sakit Bhayangkara Palembang

Gambar 6. Job Description Staf Pelaksana Rekam Medis

Sumber : Rumah Sakit Bhayangkara Palembang

Anda mungkin juga menyukai