NIM : 195070307111026
Kelas : 1A2
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM IBM 1 TA 2019-2020
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Nama Pengamatan Plastik PE Kontainer
Bahan terbuka dan lembab gelap dan terbuka dan gelap dan
kering lembab kering
1. Singkong Warna Cokelat Cokelat Cokelat gelap Cokelat
kuning menuju gelap
Bau Tidak ada Tidak ada Muncul bau Bau
Tekstur Kasar Kasar Kasar Kasar
Tanda Bertambahnya bercak Bertambahnya Bertambahnya
kerusakan bercak putih-putih putih bercak putih- bercak putih-
di kulit singkong menghila putih di kulit putih di kulit
Bertambah ng singkong singkong
tingginya muncul
tunas/batang tunas
berwarna hijau
kekuningan
Minggu 4
Pembahasan:
Berdasarkan hasil pengamatan penyimpanan yang telah dilakukan selama 4 minggu dapat
diidentifikasikan jika singkong mengalami perubahan perubahan yang berbeda beda tergantung
dengan perlakuan yang di berikan kepada singkong. Kami melakukan pengamatan pada dua wadah
yaitu pada plastik PE dan container tertutup. Berikut ini laporan hasil pengamatan yang dapat
diketahui
PLASTIK PE
KONTAINER
Kesimpulan:
Cara penyimpanan singkong segar telah banyak diteliti dan dipraktekkan. Tanpa perlakuan
khusus singkong segar hanya tahan sekitar 48 jam. Cara - cara penyimpanan singkong segar adalah
sebagai berikut :
1. Singkong segar dipotong sepanjang 5 cm pada tangkainya. Diangin - anginkan supaya getahnya
kering. Singkong - singkong tersebut lalu diatur berjejer rapat dalam bak batu bata yang ditumpuk
tanpa menggunakan semen dan dasarnya sudah ditutup pasir kering setebal 5 cm. Bak batu bata
berukuran 1,0 m x 1,0 m x 1,0 m. Jejeran singkong tersebut ditutup lagi dengan pasir setinggi 5 cm,
begitu seterusnya sampai pasir terakhir berjarak 10 cm dari tepi bahan. Setelah itu di atas pasir
ditutup lagi dengan batu bata dan yang terakhir ditutup seng. Pada penyimpanan seperti ini, bak batu
bata harus didirikan pada tempat yang aman serta tidak terkena air hujan. singkong segar dapat tahan
1 - 2 bulan.
2. Singkong segar dalam keadaan utuh ditumpuk di atas lapisan jerami, rumput atau daun - daun
kering. Diameter tumpukan jerami 1,5 m, tebalnya 15 cm. Sekitar 300 - 500 kg singkong segar
ditimbun di atas alas tersebut, kemudian ditutup dengan lapisan jerami dan ditutup lagi dengan tanah
hingga ketebalan 15 cm. Sekeliling timbunan dibuat saluran drainase agar tidak terendam air.
Keadaan cuaca sangat mempengaruhi daya tahan singkong yang disimpan. Perlu diupayakan agar
tidak terlalu basah dimusim hujan. Daya simpan singkong dengan cara ini dapat mencapai 3 bulan. (
lihat gambar di bawah ).
3. Singkong disimpan dalam peti ( kapasitas 20 kg ) yang diisi serbuk gergaji. Kadar air serbuk gergaji
dipertahankan sebesar 50 %, agar kelembabannya terkendali sehingga singkong awet. Kondisi
penyimpanan terlalu kering akan cepat terjadi kerusakan fisiologis, sebaliknya bila terlalu basah
menyebabkan kebusukan. Seringkali digunakan sekam padi ( pesak ) sebagai peganti serbuk gergaji.
Tetapi sekam di nilai kurang baik karena daya serap dan distribusi air kurang merata. Cara
penyimpanan singkong segar seperti ini, pada keadaan yang terlindung dari sinar matahari, dan suhu
sekitar 26 oC dapat mempertahankan singkong segar selama satu bulan.
4. Singkong segar yang telah dibersihkan dicelup dalam larutan fungisida thiobendazole, atau
fungisida lainnya seperti Maneb dan benomyl. Kemudian dikemas dalam kantong plastik polietilen.
Pengemasan ini akan membantu mengawetkan singkong dari kerusakan fisiologis, sedangkan
pencelupan dalam fungisida dapat mencegah kerusakan oleh jasad renik. Perlu diperhatikan agar
singkong benar - benar segar ( 2 - 3 jam setelah panen ) pada saat di kemas. Cara penyimpanan seperti
ini banyak digunakan di pasar - pasar swalayan. Daya tahan singkong segar sekitar 1 - 3 bulan.
Pengaruh penyimpanan terhadap mutu bahan yang disimpan sangat berpengaruh terutama
pada bahan segar karena jika penyimpanan di taruh pada tempat yang lembab lebih cepat
menghasilkan pembusukan karena pertumbuhan jamur membutuhkan tempat yang lembab.
Disamping tumbuhnya jamur, pentunasan juga terjadi karena factor lingkungan yang lembab.
References
Saleh, N., Rahayu, M., & Wahyuningsih, S. (2013). Hama, Penyakit, Gulma Pada Tanaman Ubi Kayu. 1-
80.
Wijandi, S. 1985. Teknik Pengolahan dan Penyimpanan Hasil Panen. Agro Industri Press, Fateta IPB,
Bogor