Disusun oleh :
Febrian Satrio Wicaksono
F34190097
Latar Belakang
Hampir semua bahan pangan telah tercemar oleh mikroorganisme baik sedikit
ataupun banyak. Mikroba biasanya berasal dari lingkungan sekitar yang kebanyakan
merupakan mikroba pembusuk. Selain itu, mikroba dapat berasal dari hasil olahan suatu
bahan pangan serta pada kondisi tertentu saat penyimpanan. Karena mikroba dapat kita
jumpai di mana saja maka bahan pangan sangat jarang dijumpai dalam keadaan steril
(Suter 2000).
Pisang adalah salah satu produk holtikultura yang sering digunakan sebagai buah
konsumsi harian di Indonesia baik berupa bentuk pisang segar (fresh) maupun berupa
produk olahan. Pisang dalam bentuk segar dapat dijumpai di pasar tradisional, swalayan
dan tukang sayur keliling. Olahan pisang yang memiliki rasa yang nikmat sangat digemari
konsumen semua kalangan umur seperti pisang goreng, nugget pisang, pure bayi, bubur
pisang, keripik, kerupuk bayi dan lain sebagainya (Sumadi 2004).
Tujuan
METODOLOGI
Hasil Pengamatan
a. Kondisi 1
Indikator Pisang Pisang crispy
Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-3 Hari ke-6
Aroma normal Agak Normal Normal
menyengat
Tekstur melunak Lebih lunak sedikit keras sedikit keras
Bentuk normal Sedikit normal Sedikit
menyusut menyusut
Permukaan Meleleh di Meleleh di berminyak Berminyak
beberapa lebih banyak
bagian bagian
Warna Sebagian Lebih normal Lebih gelap
menghitam menghitam
b. Kondisi 2
Indikator Pisang Pisang crispy
Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-3 Hari ke-6
Aroma normal Agak Normal Normal
menyengat
Tekstur melunak Lebih lunak normal sedikit keras
dan berair
Bentuk normal Sedikit normal Sedikit
menyusut menyusut
Permukaan normal Meleleh di berminyak berminyak
beberapa
bagian
Warna Agak Sebagian Lebih gelap Lebih gelap
menghitam menghitam
c. Kondisi 3
Indikator Pisang Piscok
Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-3 Hari ke-6
Aroma normal Agak Normal Normal
menyengat
Tekstur melunak Lebih lunak normal sedikit keras
dan berair
Bentuk normal normal normal Sedikit
menyusut
Permukaan Meleleh di Meleleh di berminyak berminyak
sedikit beberapa
bagian bagian
Warna Sebagian Lebih normal Lebih gelap
menghitam menghitam
d. Kondisi 4
Indikator Pisang Pisang crispy
Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-3 Hari ke-6
Aroma normal normal Normal Normal
Tekstur Normal Sedikit Normal sedikit keras
bagian
Melunak
Bentuk Normal Normal Normal Sedikit
menyusut
Permukaan Normal Sedikit Normal Normal
bagian
meleleh
Warna Sedikit sedikit Normal Normal
menghitam bagian
menghitam
Pembahasan
Menurut Kays (1991), kehilangan berat pada buah, sayuran maupun bunga
potong selama penyimpanan disebabkan karena hilangnya air bahan
bersangkutan. Kehilangan air pada bahan tersimpan selama periode penyimpanan
tidak hanya menyebabkan kehilangan berat, tetapi dapat juga menyebabkan
kerusakan yang akhirnya menyebabkan penurunan kualitas. Kehilangan dalam
jumlah sedikit yang terjadi secara perlahan mungkin saja tidak berarti bagi bahan
tersebut, tetapi kehilangan yang besar dan terjadi secara cepat akan menyebabkan
pengkeriputan dan pelayuan.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Dumadi, S. R. 2001. Penggunaan Kombinasi Adsorban Untuk Memperpanjang
Umur Simpan Pisang Cavendish. Jurnal Teknik dan Industri Pangan. 12(1)
: 13- 20
Kays, SJ. 1991. Postharvest Physiology of Perisable Plant Products. AVI
Publishers, New York.
Sumadi. 2004. Metabolisme Sukrosa pada Proses Pemasakan Buah Pisang yang
Diperlakukan pada Suhu Berbeda (Sucrose Metabolism In The Ripening
Of Banana Fruit Treated With Difference Temperatures). Jurnal Ilmu
Dasar. Fakultas Pertanian. Universitas Jember. Vol. 5 (1) Hal. : 21-26
Suter, I.K. 2000. Kajian Aplikasi Teknologi Pangan dalam Upaya Menghasilkan
Produk Bermutu. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
LAMPIRAN
a. Kondisi 1
b. Kondisi 2