Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP

“KAWASAN KONSERVASI DAN KAWASAN LINDUNG”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. RABITA TUL ADAWIYA G 701 18 020


2. TWULYENNA MALLISA G 701 18 046
3. RISCHA RAUDATUL JANNA G 701 18 073
4. MOH FAHRI G 701 18 080
5. IGA ALDA G 701 18 084
6. APRIDHA FADHILLAH G 701 18 093

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya Kami bisa menyelesaikan tugas Makalah Mata Kuliah Kajian Lingkungan Hidup
yang berjudul “KAWASAN KONSERVASI DAN KAWASAN LINDUNG”. Makalah ini
diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Lingkungan Hidup.

Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak yang harus di koreksi oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari
semua pihak tentunya dengan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca, mahasisiwa dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Palu, 3 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

I.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1

I.3 Manfaat Penulisan..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Konservasi....................................................................................................2

II.2 Tujuan dan Jenis Konservasi..........................................................................................3

II.3 Pengertian Kawasan Lindung.........................................................................................5

II.4 Jenis-jenis Kawasan lindung..........................................................................................5

II.5 Kriteria Kawasan Lindung Nasional..............................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................................9

B. Saran...............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kawasan merupakan kesatuan berbagai sumber daya daratan yang saling berinteraksi
membentuk suatu sistem struktural dan fungsional. Sifat dan perilaku kawasan di
tentukan oleh macam sumber daya yang merajai.
Kawasan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai
fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
Kawasan Konservasi atau kawasan yang dilindungi ditetapkan oleh pemerintah
berdasarkan berbagai macam kriteria sesuai dengan kepentingannya. Tiap negara
mempunyai kategori sendiri untuk penetapan kawasan yang dilindungi, dimana masing-
masing negara memiliki tujuan dan perlakuan yang mungkin berbeda-beda. Namun, di
tingkat internasional dinaungi oleh WCPA (World Commission on Protected Areas) yang
dulunya bernama CNPPA(Commision on National Parks and Protected Areas)yaitu
sebuah komisi dibawah IUCN (The Worlf Conservation Union) yang memiliki tanggung
jawab menjaga lingkungan konservasi di dunia, baik untuk kawasan darat maupun
perairan (Kemenhut, 2013).
Istilah hutan konservasi merujuk pada suatu kawasan hutan yang diproteksi atau
dilindungi. Proteksi atau perlindungan tersebut bertujuan untuk melestarikan hutan dan
kehidupan yang ada di dalamnya agar bisa menjalankan fungsinya secara maksimal.
Hutan konservasi merupakan hutan milik negara yang dikelola oleh pemerintah, dalam
hal ini Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam, Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan. Pengertian hutan konservasi menurut Undang-Undang No. 41
Tahun 1999 tentang kehutanan adalah sebagai berikut: Kawasan hutan dengan ciri khas
tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keeanekaragaman tumbuhan dan
satwa serta ekosistemnya (Adia, 2011).
Kawasan konservasi dalam kategori nasional mencakup dua kelompok besar, yaitu
Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA). Kawasan Suaka
Alam yang terdiri dari Cagar Alam dan Suaka Margasatwa, bertujuan untuk perlindungan
sistem penyangga kehidupan dan pengawetan sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan konservasi?
2. Apa tujuan dan jenis dari konversi?
3. Apa yang dimaksud dengan Kawasan lindungan?
4. Apa saja jenis-jenis Kawasan lindung?
5. Bagaimana kriteria dari Kawasan lindung?
I.3 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui mengenai kawasan
konservasi dan kawasan lindung serta jenis-jenis kawasan konservasi dan kawasan
lindung.

1
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Konservasi


Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa inggris Conservetion yang
artinya pelestarian atau perlindungan. Sedangakan menurut ilmu lingkungan
konservasi adalah :
 Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang
berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang
sama tingkatannya.
 Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan
sumber daya alam
 (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia
atau transformasi fisik.
 Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
 Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara
keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan
lingkungan alaminya.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan konservasi sumber daya alam
adalah pengelolaan sumber daya alam tak terbarui untuk menjamin pemanfaatannya
secara bijaksana dan sumber daya alam terbarui untuk menjamin kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya.

II.2 Tujuan dan Jenis Konservasi


II.2.1. Tujuan konservasi
Konservasi bertujuan untuk melindungi habitat/ tempat hidup berbagai
jenis makhluk hidup dari kerusakan, baik karena erosi, longsor, dan Iain-lain.
Dan Selain itu, konservasi juga memiliki tujuan untuk melindungi agar
tumbuhan dan hewan terhindar dari kepunahan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, sejumlah wilayah harus dikonservasi, sehingga habitat dan makhluk
hidup dapat dijaga dari kerusakan atau kepunahan.
Walaupun demikian, tidak sembarang wilayah harus dikonservasi.
Wilayah-wilayah yang harus dikonservasi adalah wilayah yang memiliki
kriteria tertentu, yaitu wilayah yang memiliki kumpulan hewan, tumbuhan,
dan bentang alam yang lengkap atau representatif mewakili wilayahnya dan
tiap spesies yang ada di dalamnya memiliki kemampuan bertahan hidup.
Secara khusus, kriteria wilayah tersebut adalah sebagai berikut.
 Wilayah yang memiliki komunitas langka/ jarang, ekosistem yang sudah
stabil, atau memiliki organisme yang sangat penting.
 Wilayah yang bebas dari berbagai ancaman kerusakan atau dapat dikelola
untuk menghindari ancaman pengrusakan.

2
 Wilayah yang memiliki keanekaragaman yang tinggi dan memiliki daya
tahan tinggi terhadap perubahan lingkungan.

Wilayah-wilayah yang memiliki kriteria tersebut akan mengalami


kerusakan jika tidak dilindungi oleh negara. Perlindungan dilakukan dengan
menetapkan wilayah konservasi untuk dilindungi dari kerusakan, terutama
oleh manusia dan aktivitasnya.

II.2.2. Jenis Konservasi


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998
menyebutkan dua jenis kawasan konservasi, yaitu kawasan suaka alam dan
kawasan pelestarian alam.
a. Kawasansuakaalam
Kawasan suaka alam merupakan kawasan yang mempunyai ciri khas
tertentu, baik itu di daratan ataupun di daerah perairan yang mempunyai
fungsi pokok yaitu sebagai sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan juga pada satwa. Kawasan suaka alam sendiri memiliki
ekosistem yang sekaligus dapat di fungsikan sebagai wilayah sistem
penyangga kehidupan.
Kawasan suaka alam terdiri atas kawasan cagar alam dan kawasan
suaka marga satwa. Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang
ciri keadaan alamnya memiliki kekhasan tersendiri dari tumbuhan, satwa,
dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan
perkembangannya keberlangsungan secara alami.
Kawasan suaka margasatwa juga merupakan suatu kawasan suaka
alam yang memiliki ciri khas tersendiri yaitu berupa keanekaragaman dan
juga suatu keunikan jenis satwa untuk kelangsungan hidupnya serta dapat
dilakukan suatu pembinaan terhadap habitatnya.
Suatu kawasan yang telah ditunjuk sebagai kawasan cagar alam
apabila telah mempunyai kriteria yang telah ditetapkan sebagai berikut.
 Memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan serta satwa dan tipe
ekosistem.
 Mewakili formasi dari biota tertentu dan unit-unit penyusunannya.
 Memiliki kondisi alam, baik biota ataupun fisik yang memang masih
asli dan tidak atau belum diganggu manusia.
 memiliki luas yang cukup dan juga mempunyai bentuk tertentu agar
dapat menunjang suatu pengelolaan yang sangat efektif untuk
menjamin keberlangusngan suatu proses ekologis secara alami.
 Memiliki suatu ciri khas potensi tersendiri,yang dapat menjadi contoh
ekosistem yang keberadaannya memerlukan suatu upaya konservasi
tersendiri.
 Memiliki komunitas tumbuhan dan juga satwa beserta ekosistemnya
yang sangat langka atau keberadaannya terancam punah.

3
Suatu kawasan dapat menjadi kawasan suaka margasatwa apabila telah
memenuhi kriteria sebagai berikut.

 Merupakan suatu tempat hidup dan juga perkembangbiakan serta jenis


satwa yang memang sangat perlu untuk dilakukan upaya
konservasinya.
 Mempunyai keanekaragaman serta populasi satwa yang sangat tinggi.
 Merupakan habitat dari suatu jenis satwa dan dikhawatirkan akan
punah.
 Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu dan
Memiliki luas yang sangat cukup sebagai habitat jenis satwa yang
bersangkutan.

b. Kawasanpelestarianalam
Kawasan pelestarian alam merupakan kawasan yang juga mempunyai
ciri-ciri khas tertentu pada daerahnya, baik itu yang ada di daratan ataupun
di perairan, yang mempunyai fungsi sebagai perlindungan suatu sistem
penyangga dalam kehidupan,serta pengawetan keanekaragaman dan juga
jenis tumbuhan serta satwa, serta dalam upaya pemanfaatan secara lestari
sumber daya alam hayati dan juga pada sektor ekosistemnya. Kawasan
pelestarian alam dapat terbagi menjadi beberapa kawasan taman nasional,
kawasan taman hut an raya, dan kawasan taman wisata alam.
Suatu kawasan yang bisa ditunjuk sebagai kawasan taman nasional
apabila sudah memiliki kriteria yang telah disebutkan sebagai berikut.
o Kawasan yang ditetapkan memiliki luas yang cukup untuk menjamin
kelangsungan proses ekologis secara alami.
o Memiliki sumber daya alam yang mempunyai khas tersendiri dan juga
unik, baik berupa jenis tumbuhan ataupun satwa dan ekosistemnya,
serta gejala alam yang utuh atau alami.
o Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang utuh.
o Mempunyai keadaan alam yang sangat asli dan juga alami untuk
dikembangkan sebagai pariwisata alam.
o Merupakan kawasan yang bisa dibagi menjadi zona inti, zona
pemanfaatan, zona rimba, dan juga zona lain yang karena
pertimbangan dan juga kepentingan rehabilitasi kawasan, serta
ketergantungan penduduk yang ada di sekitar kawasan, dan juga
dalam rangka untuk mendukung suatu upaya pelestarian sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya, yang bisa ditetapkan sebagai zona
tersendiri.

Suatu kawasan yang ditetapkan menjadi suatu kawasan taman hutan


raya apabila apabila telah memiliki suatu kriteria yang sudah ditetapkan
sebagai berikut.

4
 Merupakan kawasan dengan ciri khas, baik asli maupun buatan, baik
pada kawasan yang ekosistemnya masih utuh ataupun kawasan yang
ekosistemnya telah berubah.
 Mempunyai luas wilayah yang memungkinkan untuk pembangunan
koleksi tumbuhan atau satwa, baik jenis asli atau bukan asli.
 Mempunyai keindahan alam dan juga gejala alam

Suatu kawasan ditetapkan sebagai kawasan taman wisata alam apabila


memenuhi kriteria sebagai berikut.

 Memiliki daya tarik alam tersendiri yang berupa tumbuhan, satwa,


atau ekosistem gejala alam dan juga formasi geologi yang menarik.
 Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin sutau kelestarian
potensi serta menjadikan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi
pariwisata dan rekreasi alam.
 Kondisi lingkungan yang ada di sekitamya bisa mendukung upaya
suatu pengembangan pariwisata alam sekitar.

II.3 Pengertian Kawasan Lindung


Dalam UU Perencanaan, baik UU No 24 tahun 1994 maupun UU no 26 tahun
2007 kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya
buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan
berkelanjutan.

II.4 Jenis-jenis Kawasan lindung


Adapun jenis-jenis dari kawasan lindung adalah sebagai berikut :
a. Kawasan lindung nasional
1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
2. Kawasan perlindungan setempat;
3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
4. Kawasan rawan bencana alam;
5. Kawasan lindung geologi; dan
6. Kawasan lindung lainnya.
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan hutan lindung
1. Kawasan bergambut
2. Kawasan resapan air.
c. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
1. Kawasan suaka alam;
2. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;
3. Suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut;
4. Cagar alam dan cagar alam laut;
5. Kawasan pantai berhutan bakau;
6. Taman nasional dan taman nasional laut;

5
7. Taman hutan raya;
8. Taman wisata alam dan taman wisata alam laut; dan
9. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
d. Kawasan rawan bencana alam
1. Kawasan rawan tanah longsor;
2. Kawasan rawan gelombang pasang; dan
3. Kawasan rawan banjir.
e. Kawasan lindung geologi
1. Kawasan cagar alam geologi
2. Kawasan rawan bencana alam geologi
3. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah. kawasan keunikan
batuan dan fosil;
4. Kawasan keunikan bentang alam; dan
5. Kawasan keunikan proses geologi.
f. Kawasan lindung lainnya
1. Cagar biosfer;
2. Ramsar;
3. Taman buru;
4. Kawasan perlindungan plasma nutfah;
5. Kawasan pengungsian satwa;
6. Terumbu karang; dan
7. Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.
g. Kawasan rawan bencana alam geologi
1. Kawasan rawan letusan gunung berapi;
2. Kawasan rawan gempa bumi;
3. Kawasan rawan gerakan tanah;
4. Kawasan yang terletak di zona patahan aktif;
5. Kawasan rawan tsunami;
6. Kawasan rawan abrasi; dan
7. Kawasan rawan bahaya gas beracun.

II.5 Kriteria Kawasan Lindung Nasional


1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yaitu :
a. Kawasan hutan lindung ditetapkan dengan kriteria:
 Kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan
intensitas hujan yang jumlah hasil perkalian bobotnya sama dengan 175
(seratus tujuh puluh lima) atau lebih;
 Kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng paling sedikit 40%
(empat puluh persen); atau
 Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit 2.000 (dua ribu)
meter di atas permukaan laut.
b. Kawasan bergambut ditetapkan dengan kriteria ketebalan gambut 3 (tiga)
meter atau lebih yang terdapat di hulu sungai atau rawa.

6
c. Kawasan resapan air ditetapkan dengan kriteria kawasan yang mempunyai
kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata air
permukaan.
2. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya:
a. Kawasan suaka alam ditetapkan dengan kriteria:
 Kawasan yang memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta gejala dan
keunikan alam yang khas baik di darat maupun di perairan; dan/atau
 Mempunyai fungsi utama sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
jenis biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang terdapat di
dalamnya.
b. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya ditetapkan dengan kriteria:
 Memiliki ekosistem khas, baik di lautan maupun di perairan lainnya; dan
 Merupakan habitat alami yang memberikan tempat atau perlindungan bagi
perkembangan keanekaragaman tumbuhan dan satwa.
c. Suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut ditetapkan dengan kriteria:
 Merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari suatu jenis satwa
yang perlu dilakukan upaya konservasinya;
 Memiliki keanekaragaman satwa yang tinggi;
 Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu; atau
 Memiliki luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan.
d. Cagar alam dan cagar alam laut ditetapkan dengan kriteria:
 Memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan tipe ekosistemnya;
 Memiliki formasi biota tertentu dan/atau unit-unit penyusunnya;
 Memiliki kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli atau
belum diganggu manusia;
 Memiliki luas dan bentuk tertentu; atau
 Memiliki ciri khas yang merupakan satu-satunya contoh di suatu daerah
serta keberadaannya memerlukan konservasi.
3. Kawasan pantai berhutan bakau ditetapkan dengan kriteria koridor di sepanjang
pantai dengan lebar paling sedikit 130 (seratus tiga puluh) kali nilai rata-rata
perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan, diukur dari garis air surut
terendah ke arah darat.
a. Taman nasional dan taman nasional laut ditetapkan dengan kriteria:
 Berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa yang
beragam;
 Memiliki luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologi
secara alami;
 Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis
tumbuhan maupun jenis satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang
masih utuh;
 Memiliki paling sedikit satu ekosistem yang terdapat di dalamnya yang
secara materi atau fisik tidak boleh diubah baik oleh eksploitasi maupun
pendudukan manusia; dan

7
 Memiliki keadaan alam yang asli untuk dikembangkan sebagai pariwisata
alam.
b. Taman hutan raya ditetapkan dengan kriteria:
 Berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan/atau satwa
yang beragam;
 Memiliki arsitektur bentang alam yang baik;
 Memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata;
 Merupakan kawasan dengan ciri khas baik asli maupun buatan, baik pada
kawasan yang ekosistemnya masih utuh maupun kawasan yang sudah
berubah;
 Memiliki keindahan alam dan/atau gejala alam; dan
 Memiliki luas yang memungkinkan untuk pengembangan koleksi
tumbuhan dan/atau satwa jenis asli dan/atau bukan asli.
c. Taman wisata alam dan taman wisata alam laut ditetapkan dengan kriteria:
 Memiliki daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa dan ekosistemnya yang
masih asli serta formasi geologi yang indah, unik, dan langka;
 Memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata;
 Memiliki luas yang cukup untuk menjamin pelestarian sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya untuk dimanfaatkan bagi kegiatan wisata alam;
dan
 Kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan
kegiatan wisata alam.
d. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan ditetapkan dengan kriteria
sebagai hasil budaya manusia yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
4. Kawasan Rawan Bencana Alam:
a. Kawasan rawan tanah longsor ditetapkan dengan kriteria kawasan berbentuk
lereng yang rawan terhadap perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran.
b. Kawasan rawan gelombang pasang ditetapkan dengan kriteria kawasan sekitar
pantai yang rawan terhadap gelombang pasang dengan kecepatan antara 10
sampai dengan 100 kilometer per jam yang timbul akibat angin kencang atau
gravitasi bulan atau matahari.
c. Kawasan rawan banjir ditetapkan dengan kriteria kawasan yang
diidentifikasikan sering dan/atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam
banjir.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1.

B. Saran

9
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Konservasi

Pemerintah Indonesia. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 1992 yang
mengatur tentang penataan ruang. Sekretariat Negara. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 yang
mengatur tentang penataan ruang. Sekretariat Negara. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 yang
mengatur tentang pengelolaan lingkungan hidup. Sekretariat Negara. Jakarta.

Yuniarti, Adia. 2011. Mengenal Peran dan Fungsi Hutan Konservasi. Karya ilmiah tidak
dipublikasikan, Institut Pertanian Bogor.

10

Anda mungkin juga menyukai