Makalah KLH Kelompok 4
Makalah KLH Kelompok 4
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya Kami bisa menyelesaikan tugas Makalah Mata Kuliah Kajian Lingkungan Hidup
yang berjudul “KAWASAN KONSERVASI DAN KAWASAN LINDUNG”. Makalah ini
diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Lingkungan Hidup.
Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak yang harus di koreksi oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari
semua pihak tentunya dengan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca, mahasisiwa dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Wilayah yang memiliki keanekaragaman yang tinggi dan memiliki daya
tahan tinggi terhadap perubahan lingkungan.
3
Suatu kawasan dapat menjadi kawasan suaka margasatwa apabila telah
memenuhi kriteria sebagai berikut.
b. Kawasanpelestarianalam
Kawasan pelestarian alam merupakan kawasan yang juga mempunyai
ciri-ciri khas tertentu pada daerahnya, baik itu yang ada di daratan ataupun
di perairan, yang mempunyai fungsi sebagai perlindungan suatu sistem
penyangga dalam kehidupan,serta pengawetan keanekaragaman dan juga
jenis tumbuhan serta satwa, serta dalam upaya pemanfaatan secara lestari
sumber daya alam hayati dan juga pada sektor ekosistemnya. Kawasan
pelestarian alam dapat terbagi menjadi beberapa kawasan taman nasional,
kawasan taman hut an raya, dan kawasan taman wisata alam.
Suatu kawasan yang bisa ditunjuk sebagai kawasan taman nasional
apabila sudah memiliki kriteria yang telah disebutkan sebagai berikut.
o Kawasan yang ditetapkan memiliki luas yang cukup untuk menjamin
kelangsungan proses ekologis secara alami.
o Memiliki sumber daya alam yang mempunyai khas tersendiri dan juga
unik, baik berupa jenis tumbuhan ataupun satwa dan ekosistemnya,
serta gejala alam yang utuh atau alami.
o Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang utuh.
o Mempunyai keadaan alam yang sangat asli dan juga alami untuk
dikembangkan sebagai pariwisata alam.
o Merupakan kawasan yang bisa dibagi menjadi zona inti, zona
pemanfaatan, zona rimba, dan juga zona lain yang karena
pertimbangan dan juga kepentingan rehabilitasi kawasan, serta
ketergantungan penduduk yang ada di sekitar kawasan, dan juga
dalam rangka untuk mendukung suatu upaya pelestarian sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya, yang bisa ditetapkan sebagai zona
tersendiri.
4
Merupakan kawasan dengan ciri khas, baik asli maupun buatan, baik
pada kawasan yang ekosistemnya masih utuh ataupun kawasan yang
ekosistemnya telah berubah.
Mempunyai luas wilayah yang memungkinkan untuk pembangunan
koleksi tumbuhan atau satwa, baik jenis asli atau bukan asli.
Mempunyai keindahan alam dan juga gejala alam
5
7. Taman hutan raya;
8. Taman wisata alam dan taman wisata alam laut; dan
9. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
d. Kawasan rawan bencana alam
1. Kawasan rawan tanah longsor;
2. Kawasan rawan gelombang pasang; dan
3. Kawasan rawan banjir.
e. Kawasan lindung geologi
1. Kawasan cagar alam geologi
2. Kawasan rawan bencana alam geologi
3. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah. kawasan keunikan
batuan dan fosil;
4. Kawasan keunikan bentang alam; dan
5. Kawasan keunikan proses geologi.
f. Kawasan lindung lainnya
1. Cagar biosfer;
2. Ramsar;
3. Taman buru;
4. Kawasan perlindungan plasma nutfah;
5. Kawasan pengungsian satwa;
6. Terumbu karang; dan
7. Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.
g. Kawasan rawan bencana alam geologi
1. Kawasan rawan letusan gunung berapi;
2. Kawasan rawan gempa bumi;
3. Kawasan rawan gerakan tanah;
4. Kawasan yang terletak di zona patahan aktif;
5. Kawasan rawan tsunami;
6. Kawasan rawan abrasi; dan
7. Kawasan rawan bahaya gas beracun.
6
c. Kawasan resapan air ditetapkan dengan kriteria kawasan yang mempunyai
kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata air
permukaan.
2. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya:
a. Kawasan suaka alam ditetapkan dengan kriteria:
Kawasan yang memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta gejala dan
keunikan alam yang khas baik di darat maupun di perairan; dan/atau
Mempunyai fungsi utama sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
jenis biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang terdapat di
dalamnya.
b. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya ditetapkan dengan kriteria:
Memiliki ekosistem khas, baik di lautan maupun di perairan lainnya; dan
Merupakan habitat alami yang memberikan tempat atau perlindungan bagi
perkembangan keanekaragaman tumbuhan dan satwa.
c. Suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut ditetapkan dengan kriteria:
Merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari suatu jenis satwa
yang perlu dilakukan upaya konservasinya;
Memiliki keanekaragaman satwa yang tinggi;
Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu; atau
Memiliki luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan.
d. Cagar alam dan cagar alam laut ditetapkan dengan kriteria:
Memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan tipe ekosistemnya;
Memiliki formasi biota tertentu dan/atau unit-unit penyusunnya;
Memiliki kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli atau
belum diganggu manusia;
Memiliki luas dan bentuk tertentu; atau
Memiliki ciri khas yang merupakan satu-satunya contoh di suatu daerah
serta keberadaannya memerlukan konservasi.
3. Kawasan pantai berhutan bakau ditetapkan dengan kriteria koridor di sepanjang
pantai dengan lebar paling sedikit 130 (seratus tiga puluh) kali nilai rata-rata
perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan, diukur dari garis air surut
terendah ke arah darat.
a. Taman nasional dan taman nasional laut ditetapkan dengan kriteria:
Berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa yang
beragam;
Memiliki luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologi
secara alami;
Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis
tumbuhan maupun jenis satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang
masih utuh;
Memiliki paling sedikit satu ekosistem yang terdapat di dalamnya yang
secara materi atau fisik tidak boleh diubah baik oleh eksploitasi maupun
pendudukan manusia; dan
7
Memiliki keadaan alam yang asli untuk dikembangkan sebagai pariwisata
alam.
b. Taman hutan raya ditetapkan dengan kriteria:
Berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan/atau satwa
yang beragam;
Memiliki arsitektur bentang alam yang baik;
Memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata;
Merupakan kawasan dengan ciri khas baik asli maupun buatan, baik pada
kawasan yang ekosistemnya masih utuh maupun kawasan yang sudah
berubah;
Memiliki keindahan alam dan/atau gejala alam; dan
Memiliki luas yang memungkinkan untuk pengembangan koleksi
tumbuhan dan/atau satwa jenis asli dan/atau bukan asli.
c. Taman wisata alam dan taman wisata alam laut ditetapkan dengan kriteria:
Memiliki daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa dan ekosistemnya yang
masih asli serta formasi geologi yang indah, unik, dan langka;
Memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata;
Memiliki luas yang cukup untuk menjamin pelestarian sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya untuk dimanfaatkan bagi kegiatan wisata alam;
dan
Kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan
kegiatan wisata alam.
d. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan ditetapkan dengan kriteria
sebagai hasil budaya manusia yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
4. Kawasan Rawan Bencana Alam:
a. Kawasan rawan tanah longsor ditetapkan dengan kriteria kawasan berbentuk
lereng yang rawan terhadap perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran.
b. Kawasan rawan gelombang pasang ditetapkan dengan kriteria kawasan sekitar
pantai yang rawan terhadap gelombang pasang dengan kecepatan antara 10
sampai dengan 100 kilometer per jam yang timbul akibat angin kencang atau
gravitasi bulan atau matahari.
c. Kawasan rawan banjir ditetapkan dengan kriteria kawasan yang
diidentifikasikan sering dan/atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam
banjir.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Konservasi
Pemerintah Indonesia. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 1992 yang
mengatur tentang penataan ruang. Sekretariat Negara. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 yang
mengatur tentang penataan ruang. Sekretariat Negara. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 yang
mengatur tentang pengelolaan lingkungan hidup. Sekretariat Negara. Jakarta.
Yuniarti, Adia. 2011. Mengenal Peran dan Fungsi Hutan Konservasi. Karya ilmiah tidak
dipublikasikan, Institut Pertanian Bogor.
10