Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

KELAINAN LETAK SUNGSANG

Pembimbing :

Dr. Hera Hermawan, Sp.OG

Disusun Oleh :

Cendy Andestria

2015730020 / 2018790028

STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYANG CIANJUR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSIAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
I. STATUS PASIEN ................................................................................................................... 1

II. ANAMNESIS ...................................................................................................................... 1

III. STATUS FISIK GENERALIS ............................................................................................ 3

IV. STATUS OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI .................................................................... 4

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG......................................................................................... 5

VI. RESUME ............................................................................................................................. 6

VII. DIAGNOSIS MASUK......................................................................................................... 6

VIII. LAPORAN PERSALINAN ............................................................................................. 7

IX. DIAGNOSIS AKHIR .......................................................................................................... 7

X. FOLLOW UP ....................................................................................................................... 8

XI. ANALISIS KASUS ........................................................................................................... 10

XII. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 19


I. STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Ny. SN Binti ES
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 38 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir :SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Madangkara RT/RW 003/016, Sawah Gede, Cianjur,
Tanggal Masuk RS : 17/10/2019

II. ANAMNESIS
(Autoanamnesis, pukul 21.25, Ruang VK)
Keluhan Utama
Mulas mulas sejak semalam
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Sayang Cianjur dengan mengaku sedang hamil 9 bulan.
Pasien mengeluhkan mulas-mulas sejak semalam (tgl 16/10/2019 pkl 19.00). Mulas
dirasakan semakin kuat pada dini hari hingga SMRS. Keesokan harinya (17/10/2019
sekitar pkl 09.00) pasien merasakan keluar darah yang bercampur dengan lendir dari
vaginanya. Keluhan tambahan seperti keluar-keluar air dari vagina disangkal, mual dan
muntah disangkal, pusing (-), nyeri ulu hati (-), mata terasa buram (-), demam (-), gerakan
janin (+). BAK dan BAB dalam batas normal. Sebelumnya, pasien pernah di USG 2X dan
dikatakan posisi janin letak sungsang.
Pasien juga mengeluhkan tulang dada bagian bawah dan ulu hatinya terasa sakit
karena desakan dari bayinya. Dan pasien mengaku gerakan bayinya lebih banyak terasa di
bagian bawah perut. Hal ini makin di rasakan ± 2 minggu kebelakang.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya tidak ada riwayat hipertensi, diabetes (-), penyakit kardiovaskuler
(-), penyakit paru (-), penyakit ginjal (-), dan penyakit liver (-). Pasien pernah melahirkan
dengan letak janin sungsang pada kehamilan pertama dan lahir secara pervaginam
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga terdapat penyakit hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit kardiovaskuler, penyakit paru, hati dan ginjal sebelumnya.
Riwayat Alergi
Pasien tidak terdapat alergi terhadap obat-obatan, makanan, minuman, cuaca atau
suhu tertentu dan debu.
Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku selama hamil mengonsumsi vitamin dan penambah darah yang
diberikan oleh bidan dan rutin dikonsumsi
Riwayat Psikososial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Pola makan pasien tidak teratur, 2-3 x/hari.
Sehari-hari pasien mengonsumsi nasih putih, lauk pauk, dan sayur-sayuran jarang
mengonsumsi buah dan tidak suka makanan pedas. Pasien mengaku tidak mengonsumsi
alkohol, merokok (-) maupun kopi (-) serta jarang berolahraga. Saat awal kehamilan pasien
mengaku tidak mengalami mual & muntah yang parah hingga menganggu aktivitas.
Riwayat Pernikahan
Saat ini merupakan pernikahan pasien yang pertama dan telah berjalan selama 12
tahun, pasien menikah pada usia 26 tahun.
Riwayat Menstruasi
 Menarche : usia 15 tahun (saat SMP)
 Siklus Haid : teratur
 Lama haid : 5 – 7 hari
 Panjang siklus : 28 – 30 hari
 Hari Pertama Haid Terakhir : 20 Januari 2019
Riwayat Persalinan

Riwayat Kontrasepsi
Pasien menggunakan KB Suntik 3 bulan selama 3 tahun.
Riwayat Obstetrik
 Hari Pertama Haid Terakhir : 20 Januari 2019
 Taksiran persalinan : 28 Oktober 2019
 Gravida : G3P2A0
 Usia kehamilan : 38 – 39 minggu
 Penggunaan KB : Akseptor KB suntik 3 bulan, 1 tahun yang lalu
 ANC : rutin setiap bulan ke bidan

III. STATUS FISIK GENERALIS


Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis
 Tanda-tanda vital
• Tekanan darah : 110/80 mmHg
• Nadi : 81 x/menit
• Pernapasan : 21 x/menit
• Suhu : 36.7ºC
 Status Gizi
• BB : 61 kg
• TB : 150 cm
• IMT : 27.1 kg/cm²
 Kepala : normocephal, trauma (-)
 Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), RCL (+/+), pupil bulat &
isokor
 Mulut : mukosa bibir lembab, sianosis (-/-)
 Leher : pembesaran KGB (-/-)
 Payudara : simetris, hiperpigmentasi pada kedua areola mamae, puting menonjol
(+), ASI (-)
 Thorax
 Paru-paru
 Inspeksi : normochest, dinding dada simetris, tanda luka (-)
 Palpasi : vocal fremitus teraba sama
 Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
 Auskultasi : vesikular (+/+)
 Jantung : BJ I/BJ II regular
 Abdomen : cembung lunak, teraba masa
 Ekstremitas atas : akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT ≤ 2 detik
bawah : akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT ≤ 2 detik

IV. STATUS OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI


(Pemeriksaan pukul 21.47, Ruang VK)
 Pemeriksaan Luar
 Inspeksi : cembung (+), linea nigra (+), striae gravidarum (+), bekas operasi
(-)
 HIS : 3 x 10’30’’
 Palpasi : TFU 29 cm
 Leopold I : teraba bulat, melenting dan keras (kepala)
 Leopold I I: teraba punggung di sebelah sisi kanan dan bagian-bagian kecil di
sebelah sisi kiri
 Leopold III : teraba lunak (bokong)
 Leopold IV : sudah masuk PAP (divergen)
 Auskultasi : DJJ 157 x/menit (terdengar diatas pusat sisi kanan)
 Pemeriksaan Dalam/VT :
 Vagina vulva tidak ada kelainan,dinding vagina normal, rata, tidak berbenjol², lunak,
massa (-), nyeri tekan (-)
 Portio licin, lunak, tipis, ø 5-6 cm (fase aktif), teraba lunak (bokong), ketuban (-),
lendir darah (+)
 Pemeriksaan Inspekulo : tidak dilakukan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

HEMATOLOGI
RUTIN
Hemoglobin 12.1 12 – 16 g/dL
Hematokrit 37.4 37 – 47 %
6
Eritrosit 4.24 4.2 – 5.4 10 /µL
Leukosit 9.8 4.8 – 10.8 3
10 /µl
Trombosit 244 150 – 450
3
MCV 88.3 80 – 94 10 /µl
MCH 29.7 27 – 31 fL
MCHC 33.7 33 – 37 pg
RDW-SD 45.4 37 – 54 %
PDW 16.5 9 – 14 fL
MPV 8.8 8 – 12 fL
DIFFERENSIAL
Limfosit % 10.1 26- 36 %
Monosit % 2.4 4–8 %
Neutrofil % 84.9 40 – 70 %
Eosinofil % 2.0 1–3 %
Basofil % 0.6 <1 %
ABSOLUT 1.34 1.00 – 1.43
Limfosit # 0.31 0.16 – 1.0 103/µl
Monosit # 11.26 1.8 – 7.6 103/µl
Neutrofil # 0.26 0.02 – 0.50 103/µl
Eosinofil # 0.09 0.05 – 1.0 103/µl
Basofil # 103/µl

VI. RESUME
Ny. SN datang ke RSUD Cianjur dengan keluhan mulas mulas sejak semalam. Mulas
dirasakan semakin kuat pada dini hari hingga SMRS. Paginya sekitar pukul 09.00, pasien
juga mengeluhkan keluar darah yang bercampur dengan lendir dari vaginanya. Keluhan
keluar-keluar air dari vagina disangkal. Nyeri disangkal. Gerakan janin (+). Pasien juga
mengatakan jika pasien sedang dalam keadaan hamil 9 bulan. Sebelumnya pasien kontrol
di bidan dan pernah di USG 2X dan dikatakan posisi janin letak sungsang. Riwayat
melahirkan anak pertama dengan presentasi letak sungsang.
Pasien juga mengeluhkan tulang dada bagian bawah dan ulu hatinya terasa sakit
karena desakan dari bayinya. Dan pasien mengaku gerakan bayinya lebih banyak terasa di
bagian bawah perut. Hal ini makin di rasakan ± 2 minggu kebelakang
G3P2A0 dengan HPHT 20 Januari 2019,Usia Kehamilan 38 – 39 minggu, TP 28
Oktober 2019. TTV dalam batas normal, TFU 29 cm, DJJ (+) 157 x/menit, HIS (+)
3x10’30”. Pemeriksaan leopold I : teraba keras (kepala), Leopold II : punggung kanan,
Leopold III : teraba lunak (bokong), Leopold IV : divergen. PD : v/v t.a.k po lunak tipis ø 5
– 6 cm, teraba lunak (bokong), ketuban (-)

VII. DIAGNOSIS MASUK

Diagnosis G3P2A0 gravida 38 – 39 minggu dengan letak sungsang


masuk
• Observasi KU, TTV, DJJ
Rencana • Observasi kemajuan persalinan
tindakan
• Partus pervaginam

Tatalaksana • Drip oksitosin 5 IU dalam RL 500 cc

VIII. LAPORAN PERSALINAN


 Menyiapkan alat dan obat
 Menganjurkan pasien mengedan saat adanya his
 Bayi lahir spontan dengan teknik persalinan manual aid
 Menyuntikan oksitosin IM 10 IU
 PTT dilakukan
 Plasenta lahir spontan
 Melakukan massase
 Eksplorasi dilakukan kesan bersih
 Perineum ruptur dan di jahit
 Perdarahan ± 250 cc
 Observasi KU, TTV, TFU, perdarahan
Tanggal &
Anak Jenis Jenis
Jam BB (g) PB Penolong Ket
ke persalinan kelamin
persalinan
17/10/2019
3 Pervaginam 2600 49 Laki-laki Bidan Hidup
22.55

IX. DIAGNOSIS AKHIR

P3A0 partus maturus lahir manual aid + augmentasi drip oksitosin


Diagnosis akhir
a/i letak sungsang

Tatalaksana • Cefadroxil 2 x 1 p.o


• Asam Mefenamat 3x1 p.o

Prognosis ad bonam

X. FOLLOW UP
Tanggal Catatan Instruksi
Jam

17/10/19 S = G3P2A0 parturien aterm kala 1 fase Drip oksitosin 5 IU (+)


19.03 laten d/letak sungsang
B = terpasang infus RL
Riw. penyakit (-), Riw. Alergi (-)
A = KU : CM
TD : 110/80 mmHg
N : 81 x/menit
R : 21 x/menit
TFU : 29 cm, DJJ : 163 x/mnt
HIS : 2 x 10’ 15’’
PD : v/v t.a.k PO tipis ø 3 - 4 cm
Ket (+) , bokong
R : Instruksi Dr. Futiha, SpOG
Advis : drip oxy 5 IU
Tanggal Catatan Instruksi
Jam

17/10/19 S = gerakan janin (+), mulas (+), keluar Observasi DJJ dan kemajuan
20.30 air-air (-), lendir darah (+) persalinan (terlampir)
O = KU : Baik, Kes : CM Periksa dalam
TD : 120/80 mmHg
DJJ : 152 x/menit
HIS : 3 x 10’ 25’’
PD : v/v t.a.k PO tipis lunak ø 3 -4 cm
Ket (+) , bokong
A = G3P2A0 part aterm kala I fase laten
d/letak sungsang
P = RL + drip oksitosin 5 IU labu 1 jam
19.45
17/10/19 S = Ny. SN G3P2A0 part aterm fase aktif Amniotomi di lakukan
21.00 dgn letsu, mulas bertambah skala nyeri 4
B = RL drip oxy 5 IU labu I mulai 19.45
A = KU : Baik, Kes : CM
TD : 110/70 mmHg
DJJ : 150 x/menit
HIS : 3x 10’ 30’’
PD : v/v t.a.k PO tipis lunak ø 4
cm,Ket (+)
R = Instruksi Dr. Futiha, SpOG
advis pindah VK
Tanggal Catatan Instruksi
Jam

17/10/19 S = mulas (+), gerak janin (+), skala nyeri - Menyiapkan obat & alat
22.35 8-9 - Menganjurkan pasien
22.56 O = KU : Baik, Kes : CM mengedan
Infus RL, drip oxy terpasang - Bayi lahir spontan Manual
TD : 110/70 mmHg aid. Pukul 22.55
DJJ : 150 x/menit - JK : L, A/S 3/5, BB : 2600
HIS : 3 x 10’ 40’’ gr, PB 49 cm, LK : 33 cm,
PD : v/v t.a.k PO tidak teraba, ø LD : 32 cm, LILA 10 cm
lengkap - oksitosin 10 IU sudah
Ket (-) , pres bokong, H II diberikan
A = G3P2A0 part aterm kala II d/ letsu - PTT dilakukan
P = observasi kemajuan persalinan - Plasenta lahir spontan
- Melakukan massase
- Eksplorasi dilakukan.
Kesan bersih
- Perineum ruptur
- Penjahitan perineum L/D xx
- Perdarahan ± 250 cc
- Observasi
Tanggal Catatan Instruksi
& Jam

18/10/19 S = mobilisasi (+), pedarahan (+) sedikit, - Mengganti cairan infus


00.40 skala nyeri 4 - Menganjurkan ibu untuk
O = KU : Baik, Kes : CM BAK spontan ke kamar
TD : 110/70 mmHg mandi
TFU : 1 jari di bawah pusat
Drif RL terpasang
A = P3A0 p.maturus lahir manual aid +
aug drip oksitosin a/I letsu
P = observasi KU, perdarahan, TTV, TFU
R/pindah ruangan nifas

Tanggal Catatan Instruksi


Jam

18/10/ S = keluar darah pervaginam (+) sedikit, - Observasi TTV


19 pusing (-), lemas (-), nyeri (+) sedikit, - AFF infus
08.00 BAK spontan (-) - Menganjurkan ibu untuk
O = KU : Baik, Kes : CM memakan makanan yang
TD : 120/70 mmHg bergizi
N : 76 x/menit
R : 18 x/menit
CA (-/-), SI (-/-), CRT ≤ 2 detik
TFU : 2 jari dibawah pusat
A = P3A0 p.maturus lahir manual aid +
aug drip oksitosin a/I letsu
P = cefadroxil 2 x 1
asam mefenamat 3 x 1
Fe 1 x 1
BLPL sore (bila BAK spontan)

XI. ANALISIS KASUS

Anamnesis

Teori Kasus
 Ibu merasakan gerakan anak teraba di  Ibu mengaku gerakan anaknya lebih
bagian perut bawah/dibawah pusat terasa di perut bagian bawah
 Ibu sering merasakan benda keras  Ibu terkadang merasa sesak/tidak
(kepala) mendesak tulang iga nyaman dan sakit pada tulang
iga/bagian ulu hati akibat desakan
bayi.

Pemeriksaan Fisik
Teori Kasus
 Inspeksi  Inspeksi : cembung (+), linea nigra (+),
 Leopold I : fundus uteri teraba keras striae gravidarum (+), bekas operasi (-)
(kepala), bundar dan melenting  Palpasi : TFU 29 cm
 Leopold II : teraba punggung di salah  Leopold I : teraba bulat, melenting dan
satu sisi perut dan bagian-bagian kecil keras (kepala)
di sisi berlawanan  Leopold II : teraba punggung dikanan,
 Leopold III : teraba bentuk yang bagian-bagian kecil disebelah kiri
kurang bundar, (bokong), lunak  Leopold III : teraba lunak (bokong)
 Auskultasi : bunyi DJJ terdengar di  Leopold IV : sudah masuk PAP
punggung anak setinggi pusat (divergen)
 Pemeriksaan dalam : teraba 3 tonjolan  Auskultasi : DJJ 157 x/menit, jelas
tulang yaitu kedua tubera oss ischia & (terdengar diatas pusat sebelah kanan)
ujung os sacrum, diantara 3 tonjolan  HIS : 3 x 10’30’’
tulang dapat taraba anus & genitalia  Pemeriksaan Dalam/VT :
 Vagina vulva tidak ada kelainan, dinding
vagina normal, rata, tidak berbenjol²,
lunak, massa (-), nyeri tekan (-)
 Portio licin, lunak, tipis, ø 5-6 cm (fase
aktif), teraba lunak (bokong), ketuban
(-), lendir darah (+)
Pemeriksaan Inspekulo : tidak dilakukan

Pemeriksaan Penunjang

Teori Kasus
 USG dilakukan pada usia kehamilan  Pasien mengaku sudah di USG 2 x dan
32- 34 minggu untuk mengetahui : dikatakan oleh dokter posisi anak letak
Kelainan janin yang menyebabkan sungsang
letak sungsang & kelainan diluar janin
yang menyebabkan letak sungsang
Tatalaksana Persalinan

Teori Kasus
 Persalinan pervaginam, bila TBBJ ≤  Persalinan dilakukan secara pervaginam
3500 gr, letak anak bokong dengan manual aid
murni/bokong kaki, tidak ada penyulit
 Ekstraksi parsial, saat rintangan pada
kelahiran bahu & sebagian tubuh
anak sudah keluar
 Ekstraksi total (cara ini sudah tidak
dilakukan)
 Seksio sesarea bila panggul sempit,
TBBJ > 3500 gr, presentasi kaki, anak
mahal, primi tua, usia kehamilan < 37
mgg

XII. TINJAUAN PUSTAKA


Definisi
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah
(presentasi bokong).
Faktor Penyebab
1. Prematuritas, bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan
kepala anak relatif besar.
2. Hidramnion, anak mudah bergerak
3. Plasenta previa, menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul
4. Kelainan bentuk rahim, contohnya uterus bikornis
5. Panggul sempit, hal ini masih disangsikan oleh berbagai penulis
6. Kelainan bentuk kepala, hidrosefalus dan anensefalus karena kepala kurang sesuai
dengan bentuk pintu atas panggul.
7. Tumor panggul
8. Letak sungsang pada kehamilan sebelumnya.
9. Multiparitas
Klasifikasi
1. Presentasi bokong murni (frank breech) yaitu bagian depan hanya menampilkan
bokong, sementara kedua tungkai lurus ke atas.
2. Presentasi bokong kaki (complete breech) yaitu, disamping bokong kaki pun ikut
teraba. Presentasi bokong kaki disebut sempurna bila kedua kaki ikut teraba dan
disebut tidak sempurna bila hanya teraba satu kaki.
3. Presentasi lutut yaitu, lutut turun ke bawah lebih rendah dari bokong. Presentasi lutut
sempurna bila kedua lutut ikut teraba dan disebut tidak sempurna bila hanya teraba
satu kaki.
4. Presentasi kaki (incomplete breech presentation) yaitu, bergantung pada terabanya
kaki atau lutut, presentasi kaki atau lutut dapat disebut sempurna ( kedua tungkai atau
lutut teraba) atau tidak sempurna (salah satu kaki atau lutut teraba).
Diagnosis
Pergerakan anak teraba oleh si ibu di bagian perut bawah, di bawah pusat, dan ibu
sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting di fundus uteri. Punggung
anak dapat teraba di salah satu sisi perut dan bagian-bagian kecil di sisi berlawanan. Di
atas simfisis, teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
Bunyi jantung terdengar di punggung anak setinggi pusat. Bila pembukaan sudah
besar, pada pemeriksaan dalam dapat teraba 3 tonjolan tulang, yakni kedua tubera ossis
ischia dan ujung os sacrum, sedangkan os sacrum dapat teraba sebagai tulang yang
meruncing dengan deretan prosesus spinosus di tengah-tengah tulang tersebut. Diantara
tiga tonjolan tulang tadi, dapat teraba anus dan genitalia anak, tapi jenis kelamin anak
hanya dapat ditentukan bila edema tidak terlalu besar.
Bokong harus dibedakan dengan muka. Pada presentasi muka, bila kaput
suksadeneum besar, muka dapat disangka bokong karena kedua tulang pipi dapat
menyerupai tubera ossis ischia, dagu menyerupai ujung os sacrum, dan mulut disangka
anus.
Rumusan ‘bo s ka dep’ (sacrum menjadi petunjuk)
Pada presentasi bokong kaki, teraba kaki di samping bokong
Perbedaan kaki dan tangan adalah sebagai berikut :
1. Di kaki terdapat kalkaneus, jadi ada tiga tonjolan tulan, yakni mata kaki dan kalkaneus.
Sementara itu, di tangan hanya ada mata di pergelangan tangan.
2. Kaki tidak dapat diluruskan terhadap tungkai, selalu ada sudut.
3. Jari-jari kaki jauh lebih pendek daripada telapak kaki.
4. Bila ragu, dapat membuat foto rontgen.
Mekanisme
Garis pangkal paha masuk serong ke dalam pintu atas panggul, kemudian terjadi
putaran paksi dalam: bokong depan memutar ke depan setelah mengalami rintangan dari
otot-otot dasar panggul. Dengan demikian, dapat terjadi laterofleksi badan untuk
menyesuaikan diri dengan lengkungan panggul.
Bokong depan tampak lebih dahulu di vulva, dan dengan trokanter depan sebagai
hipomoklion dan laterofleksi badan, lahirlah pantat belakang di pinggir depan perineum,
disusul dengan kelahiran pantat depan.
Setelah bokong lahir terjadi putaran paksi luar sehingga punggung berputar sedikit ke
depan dan bahu dapat masuk pintu atas panggul dalam ukuran serong dari pintu atas
panggul. Sesudah bahu turun, terjadi putaran paksi dari bahu sampai ukuran bisakromial
dalam ukuran muka belakang dari pintu bawah panggul. Oleh sebab itu, punggung berputar
lagi ke samping.
Pada saat bahu akan lahir, kepala dalam keadaan fleksi masuk ke pintu atas panggul
dalam ukuran melintang pintu atas panggul. Kepala ini mengadakan putaran paksi
sedemikian rupa, sehingga kuduk terdapat di bawah simfisis dan dagu sebelah belakang.
Terapi
Yang paling penting ialah berusaha memperbaiki letak anak dalam kehamilan sebelum
persalinan dengan versi luar. Hendaknya versi luar sudah dicoba pada bulan ke-7. Versi luar
masih dapat diusahakan pada saat persalinan, dengan syarat;
1. Pembukaan kurang dari 3-4 cm
2. Ketuban masih utuh.
3. Bokong anak masih dapat dibebaskan.
Versi luar tidak boleh dipaksakan karena mungkin ada faktor-faktor, seperti kelainan
bentuk rahim atau tali pusat yang pendek. Bila dipaksakan, dapat terjadi kerusakan anak
atau solusio plasenta. Versi luar juga sering gagal bila plasenta terletak didepan.
Teknik versi luar meliputi:
1. Persiapan:
a. Kandung kemih harus dikosongkan dahulu
b. Pasien ditidurkan terlentang
c. Bunyi jantung anak diperiksa dahulu (versi dibatalkan bila BJA buruk)
d. Kaki dibengkokkan pada lutut dan pangkal paha supaya dinding perut kendor.
2. Mobilisasi, bokong dibebaskan dahulu
3. Sentralisasi, kepala dan bokong anak dipegang dan didekatkan satu sama lain sehingga
badan anak membulat dan dengan demikian lebih mudah diputar.
4. Versi, anak diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah, arah pemutaran hendaknya
ke arah yang mudah dan paling sedikit tahanannya. Bila ada pilihan, versi diarahkan
arah perut anak agar tidak terjadi deflekasi dan anak tidak menungggangi tali pusat.
Setelah versi berhasil, bunyi jantung anak diperiksa lagi, bila bunyi jantung anak
buruk, anak diputar lagi ke letak semula.
Versi luar tidak selalu berhasil dan sekali-kali tidak boleh dipaksakan, misalnya
dengan memberi narcosis agar dinding perut kendor. Kesukaran versi luar dapat
disebabkan oleh :
1. Dinding perut tegang, seperti pada primigravida
2. Rasa takut atau nyeri
3. Anak dalam presentasi bokong murni (frank breech)
4. Tali pusat pendek
5. Kelainan rahim, seperti uterus bikornis, subseptus atau karena mioma, dll
6. Implantasi plasenta di depan.
Bahaya versi luar adalag solusio plasenta, ruptur uteri dan letak deflekasi. Oleh sebab
itu, versi luar tidak boleh dipaksakan :
Kontraindikasi versi luar antara lain:
1. Tekanan darah yang tinggi karena mudah terjadi solusio plasenta
2. Luka parut di dinding rahim, seperti bekas seksio sesarea atau luka enukleasi mioma
3. Panggul sempit absolut
4. Kehamilan ganda
5. Hidroamnion karena sukar dilakukan dan mudah berputar kembali
6. Hidrosefalus
7. Perdarahan antepartum karena dapat menimbulkan perdarahan baru
8. Bunyi jantung anak yang buruk
9. Oligohidroamnion
Pimpinan Persalinan
Presentasi bokong biasanya lahir spontan bila ukuran anak tidak terlalu besar (< 3500
gram). Oleh karena itu, jangan terlalu cepat bertindak. Penolong bersikap konservatif
sampai tali pusat lahir. Setelah lahir, tali pusat dilonggarakan dan anak harus lahir 8 menit
setelah tali pusat lahir.
Pertolongan persalinan pada presentasi bokong dapat dibagi sebagai berikut :
1. Persalinan spontan
Persalinan spontan pervaginam hanya dilakukan bila letak anak bokong murni atau
bokong kaki dengan taksiran berat badan lahir < 3500 gram, baik pada primi dan
multipara, serta tidak ada penyulit lain selain itu persalinan dilakukan secara seksio
sesarea. Biasanya persalinan letak langsung ditolong secara Bracht. Pada primigravida
selalu didahului dengan episiotomy
Pada pertolongan secara Bracht, setelah bokong anak lahir, bokong diangkat ke atas
searah dengan punggung anak supaya badan anak searah dengan paksi jalan lahir dan
tidak diartikan tarikan.
Teknik pertolongan secara Bracht
Pertolongan dimulai setelah bokong anak lahir. Bokong dipegang dengan dua tangan
sedemikian rupa, sehingga kedua ibu jari terletak di permukaan belakang pangkal paha
dan keempat jari-jari lainnya terletak dipermukaan bokong.
Bila kaki sudah lahir seperti pada letak bokong kaki, letak lutut, dan letak kaki;
bokong dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari terletak pada lipat paha dan
jari-jari lainnya menggenggam bokong. Bokong dibawa ke atas ke arah perut ibu dan
sedikit ke kiri atau ke kanan sesuai letakpunggung anak, sama sekali tidak boleh
ditarik karena lengan dapat menjungkit. Bokong kemudia terus dibwa kearah perut ibu
sampai kepala lahir.
2. Ekstraksi parsial
Biasanya letak sungsang dapat lahir spontan sampai pusat lahir karena rintangan baru
timbul pada kelahiran bahu. Bila pusat sudah lahir dan tidak ada kemajuan, misalnya
karena his lemah atau rintangan bahu, kita tidak boleh menunggu terlalu lama karena
pada saat ini kepala mulai masuk ke dalam rongga panggul dan tali pusat akan tertekan
di antara kepala dan dinding panggul, sehingga anak harus dilahirkan dalam kurun
waktu 8 menit setelah tali pusat lahir. Dalam hal ini, untuk melahirkan anak, perlu
menggunakan ekstraksi parsial/ manual aid. Disebut ekstraksi parsial karena sebagian
tubuh anak sudah lahir. Teknik melahirkan bahu ada dua cara yaitu cara klasik
(Deventer) dan Muller. Setelah bahu lahir, makan selanjutnya mengeluarkan kepala.
Teknik melahirkan kepala ada tiga yaitu cara Mauriceau, Perasat de Lee, Forseps
Piper.
3. Ekstraksi total
Dahulu dikenal dengan tindakan ekstraksi bokong dan ekstraksi kaki, tetapi karena
angka kesakitan dan angka kematian sudah tinggi, cara ini sudah ditinggalkan.
4. Seksio sesarea
Indikasi seksio sesarea bila panggul sempit, besarnya anak (di RSHS >3500 gram),
dan anak presentasi kaki.
Prognosis
Prognosisnya tidak berbeda jauh dengan prognosis presentasi kepala; rupture
perineum mungkin lebih sering terjadi. Sebaliknya, prognosis bagi anak letak sungsang
lebih buruk, terutama bila anak berukuran besar dan ibu seorang primigravida.
Penyebab kematian anak dengan letak sungsang adalah :
Setelah pusat lahir, kepala anak mulai masuk ke dalam rongga panggul, sehingga tali
pusat tertekan antara kepala dan dinding panggul. Diduga bahwa after coming head, kepala
harus lahir dalam 8 menit karena akan terjadi hipoksia.
1. Pada letak sungsang dapat terjadi perdarahan otak karena kepala dilahirkan lebih cepat
2. Dapat terjadi kerusakan tulang belakang karena tarikan badan anak
3. Pada letak sungsang lebih sering terjadi tali pusat menumbung karena bagian depan
anak kurang baik menutup bagian bawah rahim.
Selain itu, angka kesakitan bayi juga karena mungkin terjadi fraktur humerus atau
klavikula sewaktu lengan lahir, atau paralisis Erb (paralisis lengan akibat tekanan atau
tarikan pleksus brakialis) sewaktu kepala dilahirkan dengan cara Mauriceau.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham et al. 2018. Obstetri William. Edisi 25th. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Djamhoer, dkk. 2013. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC
3. 2018. Panduan Praktik Klinik Obstetri & Ginekologi 2018 Edisi II. Bandung : GME
Obgyn Unpad, RSHS

Anda mungkin juga menyukai