Oleh :
Pembimbing :
Di Persiapkan Oleh :
Pembimbing Internsip,
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan mini projek ini tepat pada waktunya. Mini projek ini
dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dokter Internsip yang berlokasi di
Puskesmas Girian Weru Dua, Kecamatan Girian, Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Mini Projek ini bertujuan untuk mengetahui Indeks Keluarga Sehat (IKS) berdasarkan
indikator prioritas keluarga sehat dan masalah-masalah kesehatan yang menjadi prioritas pada
wilayah kerja Puskesmas Girian Weru Dua Periode Maret 2019 – Juli 2019.
Dalam penyusunan mini projek ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dr.
Lanny Mamahit, M. Kes selaku pembimbing yang telah memberikan banyak masukan pada
mini projek ini, serta selaku kepala Puskesmas yang telah menyediakan tempat untuk
dilaksanakannya mini projek, seluruh subjek dan responden dalam mini projek ini, serta pihak
lain yang ikut serta memberikan dukungan sehingga mini projek ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan miniproject ini,
sehingga penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan miniproject ini. Kiranya miniproject ini dapat bermanfaat untuk meningkatan
derajat kesehatan masyarakat.
Akhir kata, kiranya Tuhan Yang Maha Esa sumber kehidupan, sumber berkat, dan
sumber pengetahuan menyertai dan memberkati kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Hal ini
yang lain. Salah satu keistimewaan yang menonjol adalah perilakunya. Meskipun
semua makhluk hidup mempunyai perilaku. Namun perilaku berbeda dengan perilaku
makhluk hidup yang lain Menurut pendapat para ahli psikologi modern bahwa
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, selain dipandang sebagai makhluk biologis,
juga makhluk unik yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya dimuka bumi.
social. Namun manusia pada umumnya tidak bersifat pasif, yaitu menerimah keadaan
dan tunduk pada suratan tangan atau kodratnya, tetapi secar sadar dan aktif
ditentuakan oleh kehendaknya sendiri, dan sebagian bergantung pada alam. Perilaku
manusia melibatkan tiga komponen utama yaitu kondisi lingkungan tempat terjadinya
perilaku tersebut, perilaku itu sendiri dan konsekuensi dari perilaku tersebut.
organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai
bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain
sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga
merupakan perilaku manusia. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon
seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
kelompok sangatlah besar. Salah satu usaha yang sangat penting di dalam upaya
merubah perilaku adalah dengan melakukan kegiatan pendidikan kesehatan atau yang
biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana kegiatan tersebut bisa merubah
perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor–faktor lain yang ikut
berperan dan saling berkaitan dalam proses perubahan perilaku itu sendiri.
sehat fisik, sehat psikis, sehat sosial, dan spiritual. Menurut Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Secara luas sehat berarti
suatu keadaan dinamis di mana individu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
pikiran atau non-fisik. Oleh karena itu, untuk mendapatkan sehat secara fisik maka
sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang
untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku tersebut mencakup;
menu seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan
narkoba, istirahat cukup, mengendalikan stres dan perilaku atau gaya hidup lain yang
Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan
diri, penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi. Perilaku sehat
diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum
tentu mereka betul-betul sehat. Berdasarkan uraian di atas, perilaku sehat adalah
perilaku individu yang berkaitan dengan upaya mencegah atau menghindari penyakit
mencakup, makan dengan menu seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, tidak
minum minuman keras dan narkoba, istirahat cukup, mengendalikan stres dan
perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya menjaga
kebersihan lingkungan.
sumber daya mausia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesadaran, kemauan, dan kampuan hidup sehat setiap orang agar terwujud derajad
sanagat ditentukan oleh kesinambungan antara upaya program dan sector serta
kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode
sebelumnya.
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program
yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3)
dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya
Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan satuan (unit) terkecil dari
masyarakat, terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga yang seperti ini disebut rumah
tangga atau keluarga inti (keluarga batih). Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat, maka derajat kesehatan rumah tangga atau keluarga menentukan derajat
dan interaksi sesuai dengan etika dan hukum. Tercapainya keluarga yang sehat
ini dikarenakan data estimasi kepadatan penduduk Indonesia pada tahun 2016 di
Provinsi Sulawesi Utara mencapai sekitar 2,4 juta jiwa dengan kepadatan penduduk di
Kota Bitung mencapai sekitar 205 ribu jiwa dengan fasilitas kesehatan yang
memenuhi standar pelayanan berjumlah 54 buah. Berdasarkan data pada tahun 2012
Provinsi Sulawesi Utara sebesar 46,8%. Sedangkan angka kematian bayi mencapai 33
per seribu kelahiran hidup. Hal ini masih jauh dari target MDG’s dimana pada tahun
2015 kurang dari 23. Sedangkan angka kematian balita sebesar 37 per seribu kelahiran
hidup.
Indikator lain yang berlaku dalam tercapainya keluarga sehat adalah kunjungan
ANC ibu hamil yang mencapai 4 kali selama masa kehamilan dan nifas. Berdasarkan
data pada tahun 2013 cakupan K4 di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 95,3%. Hal ini
sudah memenuhi target Renstra pada tahun 2013 yaitu 93%. Cakupan K4 di Kota
Bitung pada tahun 2013 sudah memenuhi target Renstra 2013 yaitu sebesar 99,53%.
Persalinan ibu hamil pada keluarga yang sehat dibutuhkan tenaga kesehatan untuk
menolong. Berdasarkan data pada tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Utara mencapai
99,59% yang berarti sudah memenuhi target Renstra 2013 sebesar 89%.
2013 mencapai 86,02%. Hal ini masih dibawah target Triwulan IV yaitu 89%.
Sedangkan pelayanan kesehatan untuk bayi di Sulawesi Utara pada tahun 2014 sudah
mencapai 88,93% yang berarti memenuhi target Renstra yaitu 87%. Cakupan
pelayanan bayi di Kota Bitung untuk tahun 2014 sebesar 83,81%. Success rate TB
Paru di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 94,44% pada tahun 2013 dengan target WHO
sebesar 85%.
Derajat kesehatan keluarga juga sangat ditentukan oleh PHBS dari keluarga
Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif
didapatkan persentase rumah tangga yang memiliki kebiasaan hidup bersih dan sehat
di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 70,70% dengan target Renstra tahun 2012 sebesar
60%.
yang selama ini dilaksanakan di bidang kesehatan dipandu dengan Keputusan Menteri
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Pedoman umum ini menyebutkan bahwa
dan kelurahan siaga aktif itu tidak lain bertujuan untuk terciptanya Desa Sehat dan
Kelurahan Sehat.
menghasilkan individu sehat, yang diukur dengan Indikator Individu Sehat (IIS).
Tetapi dengan cara ini saja, Kecamatan Sehat akan sulit dicapai. Pemberdayaan
masyarakat desa dan kelurahan yang dilakukan di wilayah kerjanya, Puskesmas akan
keluarga-keluarga sehat yang diukur dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS), sedangkan
masyarakat berupa UKBM seperti Posyandu, Posbindu, Polindes, Pos UKK, dan lain-
lain.
pendekatan siklus hidup (life cycle) melalui pendekatan keluarga dengan mengunjungi
setiap keluarga di wilayah kerja. Berdasarkan perihal yang tercantum diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penilaian Indeks Keluarga Sehat (IKS) dan masalah-masalah
kesehatan yang menjadi masalah prioritas di Puskesmas Girian Weru II tahun 2019,
TINJAUAN PUSTAKA
Ada beberapa definisi perilaku manusia yang disampaikan oleh beberapa ahli
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan
kemudian organisme tersebut merespons, maka teori skiner ini disebut teori “S-O-
respon yaitu :
2) Operant Respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan
melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job
skripsi). Kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru)
maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan
tugasnya.
b. Robert Kwik ( 1974 ) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan
suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak
sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan
tindakan terhadap suatu obyek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-
tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi obyek tersebut. Sikap hanyalah
c. Menurut Sunaryo ( 2004), yang disebut perilaku manusia adalah aktivitas yang
timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung
manusia adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang dapat diamati
secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
faktor, yaitu:
dan memperkuat terjadinya perilaku. Faktor ini terwujud dalam adanya dukungan
sosial, sikap dan perilaku petugas kesehatan serta adanya referensi dari pribadi
yang dipercaya.
yaitu:
Adanya niat individu untuk bertindak sehubungan objek atau stimulus diluar
dirinya. Seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau stimulus di luar
dirinya. Misalnya, pria mau menggunakan alat kontrasepsi apabila dia memiliki niat
masyarakat. Selain itu, dukungan sosial dinilai sukses dalam mempengaruhi perilaku
karena dukungan sosial kurang bahkan tidak ada. Seringkali upaya menerapkan
yang akan diambil seseorang. Informasi yang cukup dapat menghasilkan pengetahuan
keinginan diri sendiri. Dalam pengambilan keputusan yang bebas oleh individu saat
ini dinilai masih sukar. Misalnya di Indonesia, istri harus tunduk terhadap suami.
Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan meliputi pengertian yang luas,
baik itu berkaitan dengan fasilitas yang tersedia maupun kemampuan yang tersesdia.
menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor utama yang menentukan perilaku sehat
individu. Yaitu:
untung ruginya, manfaat dan sumber daya atau uang yang tersedia dan sebagainya.
b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang yang dipercayai. Seringkali perubahan
sehat bergantung acuan lebih kepada orangtua atau keluarga dan teman sebaya.
Dalam teori Green, sumberdaya ini adalah sama dengan faktor enabling (sarana
dan prasarana).
seseorang. Hal ini dapat terlihat dari perilaku tiap-tiap etnis berbeda-beda, karena
Dari uraian ketiga teori di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku individu atau
diterima. Kemudian timbulah persepsi dari individu dan memunculkan niat, sikap,
konsep mulai dari “tahu” menjadi “mau” dan “mampu”, akan terlaksana apabila ada
faktor eksternal yang mempengaruhi situasi di luar diri individu, seperti: dukungan
sosial, fasilitas yang tersedia dan sarana serta prasarana yang mendukung.
PEMBANGUNAN KESEHATAN
a. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
b. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina
sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
d. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function) adalah
pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan
preventif.
memanfaatkan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga (family folder).
mengandalkan UKBM yang ada sebagaimana selama ini dilaksanakan, melainkan juga
melalui kunjungan rumah ini tidak berarti mematikan UKBM-UKBM yang ada, tetapi
justru untuk memperkuat UKBM-UKBM yang selama ini dirasakan masih kurang
efektif.
Gambar 2. Konsep Pendekatan Keluarga
lingkungan danberbagai faktor risiko lain yang selama ini merugikan kesehatannya,
profesional Puskesmas (gambar 2). Untuk itu, diperlukan pengaturan agar setiap
pada data dan informasi dari profil kesehatan keluarga (gambar 3). Tujuan dari
Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan satuan (unit) terkecil dari
masyarakat, terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga yang seperti ini disebut rumah
mencakup juga kakek dan atau nenek atau individu lain yang memiliki hubungan
darah, bahkan juga tidak memiliki hubungan darah (misalnya pembantu rumah
tangga), disebut keluarga luas (extended family). Keluarga merupakan unit terkecil
dari masyarakat, maka derajat kesehatan rumah tangga atau keluarga menentukan
Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif
b. Bidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus mempraktikkan
c. Bidang gizi dan farmasi harus mempraktikkan perilaku makan dengan gizi
seimbang, minum TTD selama hamil, memberi bayi ASI eksklusif, dan lain-lain.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus dipraktikkan di semua bidang
hasil perilaku, yaitu interaksi manusia (host) dengan bibit penyakit atau pengganggu
yang selama ini dilaksanakan di bidang kesehatan dipandu dengan Keputusan Menteri
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Pedoman umum ini menyebutkan bahwa
dan kelurahan siaga aktif itu tidak lain bertujuan untuk terciptanya Desa Sehat dan
Kelurahan Sehat.
menghasilkan individu sehat, yang diukur dengan Indikator Individu Sehat (IIS).
Tetapi dengan cara ini saja, Kecamatan Sehat akan sulit dicapai. Pemberdayaan
masyarakat desa dan kelurahan yang dilakukan di wilayah kerjanya, Puskesmas akan
lebih cepat mencapai Kecamatan Sehat. Puskesmas melaksanakan pemberdayaan
kesehatan akan menghasilkan tatanan-tatanan sehat, seperti sekolah sehat, pasar sehat,
kantor sehat, masjid dan mushola sehat, dan lain-lain yang diukur dengan Indikator
Tatanan Sehat (ITS), dan masyarakat sehat yang diukur dengan Indikator Masyarakat
Sehat (IMS). Kesemua upaya Puskesmas tersebut akhirnya akan bermuara pada
Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019. Dalam Renstra disebutkan bahwa salah
satu acuan bagi arah kebijakan Kementerian Kesehatan adalah penerapan pendekatan
Hal ini berarti bahwa pelayanan kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan
siklus hidup manusia (life cycle), sejak masih dalam kandungan, sampai lahir menjadi
bayi, tumbuh menjadi anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda (usia
produktif), dan akhirnya menjadi dewasa tua ata usia lanjut (lihat gambar 5). Untuk
tahapan siklus hidup manusia, maka fokus pelayanan kesehatan harus pada keluarga.
Pemberian pelayanan kesehatan pada individu harus dilihat dan diperlakukan sebagai
pendekatan siklus hidup (life cycle) melalui pendekatan keluarga dengan mengunjungi
setiap keluarga di wilayah kerja. Upaya mewujudkan Keluarga Sehat menjadi titik
awal terwujudnya masyarakat sehat (lihat gambar 6). Upaya membina PHBS di
masyarakat. Oleh sebab itu, Indikator Keluarga Sehat sebaiknya dapat sekaligus
Satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak)
sebagaimana dinyatakan dalam kartu keluarga. Keluarga yang terdapat kakek dan atau
nenek atau individu laindalam satu rumah tangga, maka rumah tangga tersebut
dianggap terdiri lebih dari satu keluarga.Suatu keluarga dinyatakan sehat atau tidak
Indonesia Sehat telah disepakati adanya dua belas indikator utama untuk penanda
status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai
berikut.
pendekatan keluarga ini memiliki tiga hal yang harus diadakan atau dikembangkan,
yaitu:
1. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang
merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu
air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga
tuberkulosis, dan gangguan jiwa) dan perilakunya (merokok, ikut KB, memantau
2. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku
saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan
yang dihadapinya, misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga
yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang
mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi,
dan lain-lain.
b. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.
Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa
forum-forum berikut.
2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group
dan lain-lain).
Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan menggunakan
tenaga-tenaga berikut:
1. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, Posbindu, Poskestren, PKK, dan lain-
lain.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa pendekatan keluarga mutlak harus dilakukan
hal itu. Sebagai contoh berikut ini disajikan bukti tentang pentingnya pendekatan keluarga
Riskesdas tahun 2013 menemukan bahwa proporsi bayi yang lahir stunting (panjang badan
<48 cm) adalah sebesar 20,2%, sementara pada kelompok balita terdapat 37,2% yang
menderita stunting. Ini menunjukkan bahwa dalam perjalanan dari saat lahir ke balita,
Posyandu setiap bulan. Data Riskesdas ternyata menunjukkan bahwa proporsi balita yang
tidak pernah ditimbang selama 6 bulan terakhir cenderung meningkat, yaitu dari 25,5%
pada tahun 2007 menjadi 34,3% pada tahun 2013. Ada sepertiga jumlah bayibalita yang
tidak terpantau, jika kita hanya mengandalkan Posyandu. Oleh karena itu, mereka yang
harus dilakukan, bila kita ingin deteksi dini stunting terlaksana dengan baik.
Salah satu penyakit tidak menular yang cukup penting adalah hipertensi (tekanan darah
tinggi). Prevalensi hipertensi pada orang dewasa menurut Riskesdas tahun 2013 adalah
25,8% atau sama dengan 42,1 juta jiwa. Dari sejumlah itu baru 36,8% yang telah kontak
dengan petugas kesehatan, sementara sisanya sekitar 2/3 tidak tahu kalau dirinya
menderita hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa bila tidak menggunakan pendekatan
keluarga, 2/3 bagian atau sekitar 28 juta penderita hipertensi tidak akan tertangani. Sekali
lagi, hal ini menunjukkan bahwa pendekatan keluarga mutlak harus dilakukan bila kita
secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan
sinergi yang dinamis melalui pengelompokan subsistem dari SKN yang terdiri dari tujuh
subsistem berikut.
keseimbangan pelaksanaan UKP dan UKM melalui pengutamaan kegiatan promotif dan
melainkan juga UKM secara seimbang. Sasaran upaya kesehatan harus ditegaskan bukan
masyarakat.
Penguatan subsistem pembiayaan kesehatan untuk UKP dan UKM dilakukan,
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Untuk itu, sejak 1 Januari 2014 telah
diberlakukan SJSN bidang kesehatan atau JKN dan pemberian Bantuan Operasional
melainkan juga keluarga dan masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan semata-
mata sebagai sasaran pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau
masyarakat.
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
jawab atas satu wilayah administrasi pemerintahan, yakni kecamatan atau bagian dari
membangun dan menentukan wilayah kerja Puskesmas, faktor wilayah, kondisi geografis,
pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Paradigma adalah
cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya, yang akan memengaruhinya dalam
berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (psikomotorik). Paradigma juga
dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang diterapkan dalam
didefinisikan sebagai cara pandang, asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang mengutamakan
upaya menjaga dan memelihara kesehatan, tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Dengan Paradigma Sehat maka orang-orang yang sehat akan diupayakan agar tetap
sehat dengan menerapkan pendekatan yang holistik. Selama ini cara pandang, asumsi,
konsep, nilai, dan praktik yang berlaku tampaknya masih menitikberatkan pada
dilaksanakannya JKN yang saat ini masih lebih memperhatikan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan bagi perorangan. Oleh sebab itu, dalam kurun waktu lima tahun
ke depan harus dilakukan perubahan, agar Paradigma Sehat benar-benar diterapkan dalam
dimaksud mencakup perubahan pada penentu kebijakan (lintas sektor), tenaga kesehatan,
Indonesia, untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
bertanggung jawab untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
mewujudkan Kecamatan Sehat, yaitu masyarakat yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi kesadaran, kemauan,
Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu maupun keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
masyarakat. Pemberdayaan adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non-instruktif, guna
agar dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki, serta
merencanakan dan melakukan pemecahan masalah tersebut dengan memanfaatkan potensi
yang ada.
pemecahan masalah guna meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan perorangan dalam
upaya memfasilitasi proses pemecahan masalah guna meningkatkan peran, fungsi, dan
kelompok/masyarakat tersebut.
dan kelompok/masyarakat sesuai dengan kebutuhan, potensi, dan sosial budaya setempat.
kemauan, dan kemampuan hidup sehat, serta kepedulian dan peran aktif dalam berbagai
upaya kesehatan.
d. Prinsip pemerataan
kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya
secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan.
pertama lainnya seperti klinik, dokter layanan primer (DLP), dan lain-lain yang ada di
wilayah kerjanya.
e. Prinsip teknologi tepat guna
kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan
dan sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan manajemen
Puskesmas.
upaya kesehatan lainnya diluar dua belas indikator keluarga sehat di wilayah kerjanya.
Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial telah ditetapkan Peraturan Presiden R.I. Nomor 12 Tahun
2013 tentang Jaminan Kesehatan. Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) tersebut, maka
sejak 1 Januari 2014 telah diberlakukan JKN sebagai bagian dari SJSN. Jaminan
Kesehatan Nasional merupakan salah satu dari tiga pilar dalam Program Indonesia Sehat.
Cakupan kepesertaan JKN dicapai secara bertahap dan ditargetkan pada tahun 2019
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.” Pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh FKTP, yaitu
Puskesmas, klinik, dan praktik perorangan, termasuk dokter layanan primer (DLP).
Pelayanan kesehatan tingkat pertama ini meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik
yang mencakup:
1. Administrasi pelayanan
FKTP secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah peserta yang terdaftar di FKTP
kesiapan (readiness) pelayanan kesehatan. Pilar JKN harus diperkuat oleh pilar penguatan
3. Peningkatan mutu.
Puskesmas akan semakin disibukkan oleh UKP saat JKN harus dilaksanakan di
dan UKP.
perseorangan.
Fungsi UKM dan UKP harus seimbang, agar upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dapat tercapai. UKP saja dengan program JKN yang diikuti oleh seluruh
rakyatpun belum cukup untuk mengangkat derajat kesehatan masyarakat. Memang rakyat
merasa senang karena setiap kali sakit mendapat pelayanan kesehatan gratis, tetapi derajat
UKM, yaitu UKM esensial dan UKM pengembangan. Puskesmas wajib melaksanakan
4. Pelayanan gizi.
pengembangan bila UKM esensial telah dapat dilaksanakan. Pelaksanaan UKM tidaklah
mudah, karena terdapat tiga kegiatan utama berikut yang harus dilakukan:
konsep institusi sehat seperti sekolah sehat, pesantren sehat, masjid sehat, pasar sehat,
masyarakat untuk pembangunan kesehatan, yang berupa berbagai bentuk UKBM seperti
Posyandu, Posbindu Penyakit Tidak Menular, UKS, Saka Bhakti Husada (SBH), Pos
kelompok masyarakat terkecil) untuk berperilaku hidup sehat, mencegah jangan sampai
diuraikan dalam pedoman ini, karena memberdayakan masyarakat saja tidaklah cukup.
penanggung jawab wilayah, Puskesmas memiliki dua upaya yang harus dilaksanakan
secara seimbang, yakni UKP dengan pendekatan JKN dan Penguatan Pelayanan
Puskesmas.
(mobile), untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung Puskesmas.
3. Bidan desa yang ditempatkan dan bertempat tinggal pada satu desa dalam wilayah
kerja Puskesmas. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan adalah klinik, rumah sakit, apotek,
dan memberikan instruksi langsung kepada jaringannya dalam melaksanakan peran dan
Sehat.
2. Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga pengelola data
Puskesmas.
3. Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana
6. Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh tenaga pengelola data
Puskesmas.
dan P3 (Pengawasan-Pengendalian-Penilaian).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Maret 2019.
1. Populasi Penelitian
Girian Permai.
2. Sampel Penelitian
D. BESAR SAMPEL
Besar sampel penelitian ini di ambil secara Simple random sampling dengan
1 + N ( d )2
Keterangan :
n : besar sampel
adalah
n = N
1 + N ( d )2
n = 359
1 + 359 (0,1)2
n = 359
1 + 359 ( 0,01 )
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah formulir PIS PK (Program
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria Eksklusi
G. VARIABEL PENELITIAN
berdasarkan jumlah indikator bernilai ‘1’ dibagi jumlah indikator yang ada di
keluarga (12-ΣN).
Sehat,
Tidak Sehat
dikurangi dengan jumlah seluruh keluarga yang tidak memiliki indikator yang
bersangkutan (N).
3. Menghitung IKS Tingkat Kecamatan
1) kecamatan dengan Keluarga Sehat, bila IKS tingkat kecamatan > 0,800
0,500–0,800
3) kecamatan dengan Keluarga Tidak Sehat, bila IKS tingkat kecamatan <
0,500
*) Jumlah seluruh keluarga yang memiliki indikator yang bersangkutan sama artinya
dengan jumlah seluruh keluarga yang ada di kecamatan dikurangi dengan jumlah
INDIKATOR
No. Keluarga Keluarga Ʃ Indikator
KEPALA Keluarga Penderita Penderita
Penderita
sudah mempunya
Kelu Ibu Bayi Bayi gangguan Anggota Keluarga bernilai 1 / IKS KESIMPULAN
KELUARGA mengikuti
melakukan mendapat mendapat
Balita tuberkulosis hipertensi
jiwa keluarga
menjadi
mempunyai
i akses
(12- Ʃ N )
arga program
Keluarga
persalinan imunisasi air susu
mendapatkan
pematauan
paru
mendapatkan
melakukan
pengobatan
mendapatkan tidak
anggota
Jaminan
akses
atau
mengguna
di fasilitas dasar ibu (ASI) pengobatan ada yang sarana air
Berencana pertumbuhan pengobatan secara Kesehatan kan
kesehatan lengkap eksklusif dan tidak merokok bersih
(KB) sesuai standar teratur Nasional jamban
ditelantarkan
(JKN) sehat
ALIM SEKEY
1 N N N N N N N N T Y Y Y 3/(12 - 8) 0,75 KELUARGA PRA-SEHAT
USMAN HENAULU
2 Y N N N N N T N Y Y Y Y 5/(12 - 6) 0,833 KELUARGA SEHAT
AHMAD PIA
3 Y N N N N N T N Y Y Y Y 5/(12 - 6)) 0,833 KELUARGA SEHAT
STEVI GEBRILA
4 SYADIK Y N Y Y Y N N N T T Y Y 6/(12 - 4) 0,75 KELUARGA PRA-SEHAT
MASRI ANUNA
5 N N N N N N T N Y Y Y Y 4/(12 - 7) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
HAMSAH PONGOLIU
6 N N N N N N N N T Y Y Y 3/(12 - 8) 0,75 KELUARGA PRA-SEHAT
ARSAD SANANG
7 N N N N N N N N T Y Y Y 3/(12 - 8) 0,75 KELUARGA PRA-SEHAT
JULIN TALUSAN
8 N N N N N N N N Y Y Y Y 8/(12 - 4) 1 KELUARGA SEHAT
SALMON LABERU
9 Y N Y Y Y N N N Y Y Y Y 8/(12 - 4) 1 KELUARGA SEHAT
SAIFUL TOU
10 N N N N N N N N Y T Y T 3/(12 - 8) 0.750 KELUARGA PRA- SEHAT
SUTISNA DAWALI
11 N N N N N N N N Y T Y Y 3/(12 - 8)) 0,75 KELUARGA PRA-SEHAT
HALINA DAMONGI
13 N N N N N N N N Y T Y Y 3/(12 - 8) 0,750 KELUARGA PRA-SEHAT
FAUZI
14 TAKAHINDANGEN Y N Y Y Y N N N Y T Y Y 7/(12 - 4) 0,875 KELUARGA SEHAT
MUHIDIN PIDO
15 Y N N N N N N N T Y Y Y 4/(12 - 7) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
SAKIR DARISE
16 Y N N N Y N N N T T Y Y 4/(12 - 6) 0,667 KELUARGA PRA-SEHAT
SUEP
17 Y N N N N N Y N T Y Y Y 5/(12 - 6) 0,833 KELUARGA SEHAT
SULARDI, SE
18 Y N N N N N N N Y Y Y Y 5/(12 - 7) 1 KELUARGA SEHAT
IRFAN MOKOGINTA
19 Y N N N Y N N N T T Y Y 4/(12 - 6) 0,667 KELUARGA PRA-SEHAT
ISKANDAR HARUN
20 N N N N N N N N Y Y Y Y 4/(12 - 8)) 1 KELUARGA SEHAT
MUHAMMAD FAJRIN
21 N N Y Y Y N N N T Y Y Y 6/(12 - 5) 0,857 KELUARGA SEHAT
MANSUR NIKMATI
22 Y N N N N N T N Y Y Y Y 5/(12 - 6) 0,833 KELUARGA SEHAT
MUHAMMAD BILAL
23 ABDUL N N N N N N N N Y Y Y Y 4/(12 - 8) 1 KELUARGA SEHAT
AGUSSALIM
24 N N N N Y T N N T Y Y Y 4/(12 - 6) 0,667 KELUARGA PRA-SEHAT
SETAT
25 Y N Y Y Y N N N Y T Y T 7/(12 - 4) 0,875 KELUARGA SEHAT
FANDY HARUN
26 Y N N N N N N N T Y Y Y 4/(12 - 7) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
HALIM WANGI
27 N N N N N Y Y N T Y Y Y 5/(12 - 6) 0,833 KELUARGA SEHAT
ANWAR DJOSARI
28 Y N N N N N T N T Y Y Y 4/(12 - 6) 0.667 KELUARGA PRA-SEHAT
DJUFRI DUNGGIO
29 Y N N N N N T N T Y Y Y 4/(12 - 6) 0,667 KELUARGA PRA-SEHAT
HARIS SUMOLANG
30 T N N N N N N N T T Y Y 2/(12 - 7) 0,4 TIDAK SEHAT
ABDUL KASIM
31 N N N N N Y Y N Y Y Y Y 6/(12 - 6) 1 KELUARGA SEHAT
SYARIFUDIN PATTA
33 N N N N N N Y N T Y Y Y 4/(12 - 7) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
KARTINI DJIBRAN
34 N N N N N N Y N Y Y Y Y 5/(12 - 7) 1 KELUARGA SEHAT
HASYIM ABUBAKAR
35 T N N N N N N N T Y Y Y 4/(12 - 7)) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
MAYI RICHI FRANGKY
36 KUMOIS Y N N N N N N N T Y Y Y 4/(12 - 6) 0,667 KELUARGA PRA-SEHAT
HIDAYAT BANDUGE
37 Y N N N N N N N T Y Y Y 4/(12 - 7) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
SIRADJUDDIN GOBEL
38 N N N N N N T N T Y Y Y 3/(12 - 7) 0,6 KELUARGA PRA-SEHAT
MUH. AKBAR
39 Y N N N Y N N N T Y Y Y 5/(12 - 6) 0,833 KELUARGA SEHAT
HASAN
40 N N N N N N N N Y T Y Y 3/(12 - 8) 0,75 KELUARGA PRA-SEHAT
SAFII LAPEPO
41 Y N Y Y Y N T N T Y Y Y 7/(12 - 3) 0,778 KELUARGA PRA-SEHAT
SULEMAN GILANTIA
42 Y N N N N N T N T Y Y Y 4/(12 - 6) 0,667 KELUARGA PRA-SEHAT
RIDWAN NASARU
43 N N N N N N N N Y T Y Y 3/(12 - 8) 0,6 KELUARGA PRA-SEHAT
MARYAM SAMAN
44 N N N N N N N N Y Y Y Y 4/(12 - 8) 1 KELUARGA SEHAT
DJUMA STIRMAN
45 Y Y N N N N N N T Y Y Y 5/(12 - 6) 0,833 KELUARGA SEHAT
SUDIRMAN SAMAN
46 N N N N N N T N T Y Y Y 3/(12 - 7) 0,6 KELUARGA PRA-SEHAT
MASRI TAMAPEKU
47 Y N N N Y N N N Y T Y Y 5/(12 - 6) 0,833 KELUARGA SEHAT
RAHMAD
48 HOROMAENG Y Y N Y Y N N N T T Y Y 6/(12 - 4) 0,75 KELUARGA PRA-SEHAT
MUHAMMAD LAHIMA
49 Y Y N Y Y N N N T T Y Y 6/(12 - 4) 0,75 KELUARGA PRA-SEHAT
KAHARUDIN ISILI
50 Y N N N N N N N T Y Y Y 4/(12 - 7) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
SAIFUL HARUN
51 Y N N N N N N N T Y Y Y 4/(12 - 7) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
FATMA MAHMUD
52 N N N N N Y N N T T Y Y 4/(12 - 8) 1 KELUARGA SEHAT
FATMA BATJO
54 N N N N N Y N N T T Y Y 3/(12 - 7) 0,6 KELUARGA PRA-SEHAT
SADLI MONOARFA
55 Y N N N N N N N T Y Y Y 4/(12 - 7) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
SRI HARYANTO
56 Y N N N N N N N T Y Y Y 4/(12 - 7) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
DHIMAS SAFARI
57 N N N N N N N N Y Y Y Y 4/(12 - 8) 1 KELUARGA SEHAT
ABDULLAH NUKU
58 Y N N N N N N N T Y Y Y 4/(12 - 7) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
MOCHTAR LENGKONG
60 Y N N N N N T N Y T Y Y 4/(12 - 6) 0,667 KELUARGA PRA-SEHAT
WANI MANYULU
61 N N N N N N N N Y Y Y Y 4/(12 - 8) 1 KELUARGA SEHAT
ABDUL HAMID HI
62 PANNU Y N Y T Y N N N T T Y Y 5/(12 - 4) 0,625 KELUARGA PRA-SEHAT
SOFYAN MUSTAFA
63 Y N N N N N N N T T Y Y 3/(12 - 7) 0,6 KELUARGA PRA-SEHAT
SUKIRAN SAMAN
64 Y N N N N N N N T T T T 5/(12 - 7) 1 KELUARGA SEHAT
HERMAN BULA
65 Y N N N N N N N Y T Y Y 4/(12 - 7) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
HERMAN PALOWA
66 Y N N N N N N N T T Y Y 3/(12 - 7) 0,6 KELUARGA PRA-SEHAT
RIMAN S. DAMA
67 Y Y N T Y N N N T Y Y Y 6/(12 - 4) 0,75 KELUARGA PRA-SEHAT
M. RUSLAN HI PADU
68 Y N N N N T N N Y T Y Y 4/(12 - 6) 0,667 KELUARGA PRA-SEHAT
ISMAIL ALI
69 Y N N N N N N N N T Y Y 4/(12 - 7) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
EFENDI MAKSUD
70 N N N N N N N N T T Y Y 2/(12 - 8) 0,5 KELUARGA PRA-SEHAT
DJAMALUDIN LOWING
71 Y Y N Y Y N N N T Y Y Y 7/(12 - 4) 0,875 KELUARGA SEHAT
YUNUS ABDULLAH
72 N N N N N N N N T T Y Y 2/(12 - 8) 0,500 KELUARGA PRA-SEHAT
KISMAN LARUFI
73 Y N N N N N N N Y T Y Y 4/(12 - 7) 0,800 KELUARGA PRA-SEHAT
YANTO LABAURI
74 Y N N N N N N N Y Y Y Y 5/(12 - 7) 1,000 KELUARGA SEHAT
NURAINI MIDU
75 Y N N N N N N N T Y Y Y 4/(12 - 7) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
ALIMUDDIN
77 SYAMSUDIN Y N N N N N N N T Y Y Y 4/(12 - 7) 0,8 KELUARGA PRA-SEHAT
FAUZAN PONENGOH
78 Y N N N N N N N T Y Y Y 4/(12 - 7) 0,800 KELUARGA PRA-SEHAT
SAMSUDIN PATTA
79 Y N N N N N N N T T Y Y 3/(12 - 7) 0,6 KELUARGA PRA-SEHAT
40 41 39
30 28 61 61
20 45
29 32
10
12 16 07 12 07 127 0 0 127 0 0
0 0 0 0 0
ya tidak ya tidak ya tidak ya tidak
Tidak Merokok Memiliki JKN Air Bersih Mempunyai Jamban
Perhitungan IKS ini dapat dilakukan secara manual maupun perhitungan langsung
pada kelurahan Girian Permai. Total terdapat 7 kelurahan di wilayah kerja Puskesmas
Girian Weru II, antara lain kelurahan Girian Atas, Girian Bawah, Girian Permai,
ukur IKS di setiap keluarga. Hasil pengisian kuisoner dari lapangan kemudian
menentukan IKS di setiap keluarga, kelurahan, dan tingkat Puskesmas. Kategori IKS
Hasil IKS didapatkan pada kelurahan Girian Permai, yakni sebesar keluarga
sehat 34%, pra sehat 61.31 % dan sakit 4,43% dari 654 sampel penelitian yang di
teliti.
DAFTAR ISI