ANATOMI FISIOLOGI
1. ANATOMI OTAK
c. Batang otak
Brainstem adalah batang otak, berfungsi untuk mengatur seluruh proses
kehidupan yang mendasar. Berhubungan dengan diensefalon diatasnya dan
medulla spinalis dibawahnya. Struktur struktur fungsional batang otak yang
penting adalah jaras asenden dan desenden traktus longitudinalis antara
medulla spinalis dan bagian-bagian otak, anyaman sel saraf dan 12 pasang
saraf cranial. Batang otak terdiri dari Diensefalon, mesensefalon, pons varoli,
dan medulla oblongata.
1) Diensefalon, bagian batang otak paling atas yang berfungsi :
Vasokonstritor, mengecilkan pembuluh darah
Resipiratori atau membantu proses pernafasan
Mengontrol kegiatan refleks
Membnatu pekerjaan jantung
2) Mesensefalon berfungsi :
Membantu pekerjaan bola mata dan mengnagkat kelopak mata
Memutar mata dan pusat pergerakkan mata
3) Pons voli berfungsi :
Penghubung antara kedua bagian serebelum
Pusat syaraf trigeminus
4) Medulla oblongata berfugsi :
Mengontrol pekerjaan jantung
Mengecilkan pembuluh darah
Pusat pernafasan
Mengontrol kegiatan refleks
2. PENGERTIAN
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan
utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan
lalu lintas. Cidera kepala ringan juga dapat diartikan trauma kepala dengan GCS
15: ( sadar penuh) tidak ada kehilangan kesadaran, megeluh pusing dan nyeri
kepala, hematoma, abrasi, dan laserasi. (Mansjoer, 2011)
Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatic dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa disertai perdarahan intersisial dalam substansi otak tanpa
diikuti terputusnya kontinuitas otak. (Mutaqin, 2008)
Menurut Brain Injury Assosiation of America (2009), trauma kepala
adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun
degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang
dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana dapat menimbulkan
kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Trauma kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau
deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak
(Pierc dan Neil, 2010).
Cedera kepala adalah cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan otak
akibat perdarahan dan pembengkakan otak sebagai respon terhadap cedera dan
penyebab peningkatan tekanan intra kranial (TIK). (Brunner & Suddarth, 2010)
3. ETIOLOGI
Cedera kepala terjadi ketika ada benturan keras, terutama yang
berlangsung mengenai kepala, keparahan cedera akan tergantung dari mekanisme
dan kerasnya benturan yang dialami. Cidera kepala merupakan salah satu
penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan
sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas ( Mansjoer, 2011). Penyebab
cidera kepala antara lain: kecelakaan lalu lintas, perkelahian, terjatuh, dan cidera
olah raga. Cidera kepala terbuka sering disebabkan oleh peluru atau pisau
(Corkrin, 2009).
a. Cedera Kepala Primer yaitu cedera yang terjadi akibat langsung dari trauma:
Kulit : Vulnus, laserasi, hematoma subkutan, hematoma
subdural.
Tulang : Fraktur lineal, fraktur bersih kranial, fraktur infresi
(tertutup & terbuka).
Otak : Cedera kepala primer, robekan dural, contusio (ringan,
sedang, berat), difusi laserasi.
b. Cedera Kepala Sekunder yaitu cedera yang disebabkan karena komplikasi :
Oedema otak
Hipoksia otak
Kelainan metabolic
Kelainan saluran nafas
Klasifikasi cidera kepala antara lain :
1) Berdasarkan macam cedera kepala (Brunner dan Suddarth, 2010):
a. Cedera kepala terbuka
Luka kepala terbuka akibat cedera kepala dengan pecahnya
tengkorak Atau luka penetrasi, besarnya cedera kepala pada tipe ini
ditentukan oleh massa dan bentuk dari benturan, kerusakan otak juga
dapat terjadi jika tulang tengkorak menusuk dan masuk kedalam jaringan
otak dan melukai durameter saraf otak, jaringan sel otak akibat benda
tajam/ tembakan. Cedera kepala terbuka memungkinkan kuman pathogen
memiliki abses langsung ke otak.
b. Cedera kepala tertutup
Benturan kranial pada jaringan otak didalam tengkorak ialah
goncangan yang mendadak. Dampaknya mirip dengan sesuatu yang
bergerak cepat, kemudian serentak berhenti dan bila ada cairan akan
tumpah. Cedera kepala tertutup meliputi: kombusio geger otak, kontusio
memar, dan laserasi.
2) Berdasarkan tingkat keparahan (Rosjidi, 2007):
a. Cedera kepala ringan
GCS = 13 – 15
Dapat terjadi kehilangan kesadaran, amnesia tetapi kurang dari 30
menit.
Tidak ada kontusio tengkorak
Tidak ada fraktur cerebral,hematoma.
b. Cedera kepala sedang
GCS = 9 – 12
Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi
kurang dari 24 jam.
Dapat mengalami fraktur tengkorak.
Diikuti contusio serebral, laserasi dan hematoma intrakranial.
c. Cedera kepala berat
GCS = 3 – 8
Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam.
Juga meliputi kontusio serebral, laserasi, atau hematoma intrakranial.
Etiologi
(Kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, kecelakaan olah raga, pukulan)
Trauma kepala
Nyeri kepala
Papil edema
Kejang Perubahan motorik & sensorik Tk. kesadaran me↓
Kekacauan mental
Arif Mansjoer. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius
Brunner & Suddart . 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Carolyn M. Hudak. 2009. Critical Care Nursing : A Holistic Approach. Edisi VII. Volume II. Alih
Bahasa : Monica E. D Adiyanti. Jakarta : EGC
Corwin, E.J. 2013. Handbook of Pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC
Diagnosa NANDA (NIC & NOC) Disertai Dengan Dischange Planning. 2007-2008. Jakarta:
EGC
Price, S.A. & Wilson, L.M. 2009. Pathophysiology : Clinical Concept of Disease Processes. 4th
Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC
LAPORAN PENDAHULUAN
DISUSUN OLEH :
TRI UTAMI (010117A109)