Anda di halaman 1dari 16

Tugas Pancasila

Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Disusun Oleh:
1. Nur Hadawiah Afrita (F1C118005)

2. Muhamad Reza Prasetio (F1C118013)


3.Ellyn Dasrinal (F1C118020)

4. Wulan Safitri (F1C118029)

Program Studi S 1 Kimia

Fakultas Sains Dan Teknologi


Universitas Jambi
Kata Pengantar

Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Pancasila Sebagai Ideologi
Negara.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun penulis pun
menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun
dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik
serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk
dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.
Harapan ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian

Jambi , Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..….......2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..….3
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………......………………….4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………..........…4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….............5
1.3 Tujuan............................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………......……....6
2.1 Pengertian Ideologi........................................................................................................6
2.2 Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara......................................................................8
2.3 Pancasila Sebagai Dasar Negara....................................................................................9
2.4 Pancasila Sebagai Ideologi Negara.................................................................................10
2.5 Pancasila Sebagai Ideologi Tertutup dan Terbuka..........................................................11
2.6 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Teknologi dan Industri Kimia..................12
BAB 3 PENUTUP………………………………………………….......…………………15
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................15
3.2 Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………......………………...16
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa Indonesia dijajah oleh
bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di Indonesia, misalnya
bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda.
Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak saat itu
Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang.
Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang
mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar
bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji
kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada
tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April
1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji
kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi
Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura).
Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal
28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945. Pada
sidang pertama itu, banyak anggota yang berbicara, dua di antaranya adalah Muhammad
Yamin dan Bung Karno, yang masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk
Indonesia merdeka. Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI
sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul
yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap
anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan
tanggal 20 Juni 1945. Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu
juga melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang
kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”. Dalam sidang BPUPKI kedua,
tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai adalah merumuskan rancangan Hukum Dasar.
Sejarah berjalan terus. Pada tanggal 9 Agustus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelah
proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan acara utama (1) mengesahkan
rancangan Hukum Dasar dengan preambulnya (Pembukaannya) dan (2) memilih Presiden
dan Wakil Presiden.
Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang. Sebelum mengesahkan
Preambul, Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945
sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian Timur
yang menemuinya. Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea
keempat preambul, di belakang kata “ketuhanan” yang berbunyi “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihapus. Jika tidak maka rakyat
Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari negara RI yang baru saja
diproklamasikan. Usul ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI,
khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki Bagus
Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Muh. Hatta berusaha
meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena
pendekatan yang terus-menerus dan demi persatuan dan kesatuan, mengingat Indonesia baru
saja merdeka, akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan dicoretnya “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” di belakang kata Ketuhanan dan
diganti dengan “Yang Maha Esa”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah hakikat pancasila sebagai dasar negara ?
2. Bagaimanakah pancasila sebagai dasar negara ?
3. Bagaimanakah pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara ?
4. Bagaimanakah pancasila sebagai ideologi terbuka dan ideologi tertutup ?
C. TUJUAN
Kelompok kami menyusun makalah ini bertujuan agar para pembaca bisa mengetahui tentang
Pancasila sebagai ideologi negara dan pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia yang
sesungguhnya, dan dengan adanya makalah ini juga di harapkan dapat menjadi pengetahuan
bagi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ideologi

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
olehDestutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide“.
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala
sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari
hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan
oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi
adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah
sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah
publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran
politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang
eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).
Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios
yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideologi secara
umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan
sistematis. Dalam arti luas, ideologi adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh
kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang
ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian
sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan cita-cita. Dalam
perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah
Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796.
Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat
membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
Ada beberapa istilah ideologi menurut beberapa para ahli yaitu:
a. Destut De Traacy : Istilah ideologi pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun
1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan
institusional dalam masyarakat Perancis.
b. Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan
kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi.
c. Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang
manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
d. Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu :
1. Ideologi secara fungsional
Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama
atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Ideologi secara fungsional ini
digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan Ideologi yang pragmatis.
Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itu
dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau
aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme. Sedangkan Ideologi yang pragmatis,
apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi tersebut tidak dirumuskan secara
sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara umum hanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi
itu disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, system
ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik. Pelaksanaan Ideologi yang pragmatis tidak
diawasi oleh aparat partai atau aparat pemerintah melainkan dengan pengaturan pelembagaan
(internalization), contohnya individualisme atau liberalisme.
2. Ideologi secara struktural
Ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan
formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa. Dengan
demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah kumpulan gagasan-
gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut
berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro sebagaimana dikutip oleh Kaelan
mengemukakan, bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi
dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada
hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri:
1) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan;
2) Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan hidup
yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus
membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu yang
dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa
komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis
seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen
itu tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang
mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan pribadi ataupun
masyarakat. Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam
yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau
pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara yang
paling baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan
bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama
dengan berbagai dimensinya. Pengertian yang demikian itu juga dapat dikembangkan untuk
masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.
Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), idiologi memiliki arti Kumpulan
konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan
untuk kelangsungan hidup; cara berpikir seseorang atau suatu golangan; Paham, Teori dan
Tujuan yang merupakan satu program sosial politi
B. HAKIKAT PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Setiap negara di dunia ini mempunyai dasar negara yang dijadikan landasan dalam
menyelenggarakan pemerintah negara. Seperti Indonesia, Pancasila dijadikan sebagai dasar
negara atau ideologi negara untuk mengatur penyelenggaraan negara. Hal tersebut sesuai
dengan bunyi pembukaan UUD 1945 alenia ke-4 yang berbunyi : “Maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD negara Indonesia yang berbentuk
dalam suatu susunan negara”
. Dengan demikian kedudukan pancasila sebagai dasar negara termaktub secara yuridis
konstitusional dalam pembukaan UUD 1945, yang merupakan cita – cita hukum dan norma
hukum yang menguasai hukum dasar negara RI dan dituangkan dalam pasal – pasal UUD
1945 dan diatur dalam peraturan perundangan.
Selain bersifat yuridis konstitusional, pancasila juga bersifat yuridis ketata negaraan yang
artinya pancasila sebagai dasar negara, pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala
sumber hukum. Artinya segala peraturan perundangan secara material harus berdasar dan
bersumber pada pancasila. Apabila ada peraturan (termasuk di dalamnya UUD 1945) yang
bertentangan dengan nilai – nilai luhur pancasila, maka sudah sepatutnya peraturan tersebut
dicabut.
Berdasarkan uraian tersebut pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat imperatif atau
memaksa, artinya mengikat dan memaksa setiap warga negara untuk tunduk kepada pancasila
dan bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran harus ditindak sesuai hukum yang berlaku
di Indonesia serta bagi pelanggar dikenakan sanksi – sanksi hukum.
Nilai – nilai luhur yang terkandung dalam pancasila memiliki sifat obyektif – subyektif. Sifat
subyektif maksudnya pancasila merupakan hasil perenungan dan pemikiran bangsa
Indonesia, sedangkan bersifat obyektif artinya nilai pancasila sesuai dengan kenyataan dan
bersifat universal yang diterima oleh bangsa – bangsa beradab. Oleh karena memiliki nilai
obyektif – universal dan diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia maka
pancasila selalu dipertahankan sebagai dasar negara.
Jadi berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa pancasila sebagai
dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur kehidupan berbangsa
dan bernegara sehingga cita – cita para pendiri bangsa Indonesi dapat terwujud.
Bagi bangsa indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah sebagai pandangan
hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya kita
pahami akan hakikatnya.
Selain dari pengertian tersebut, pancasila memiliki beberapa sebutan berbeda, seperti :
1. Pancasila sebagai jiwa negara,
2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa,
3. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum,dll.
Walaupun begitu, banyaknya sebutan untuk pancasila bukanlah merupakan suatu kesalahan
atau pelanggaran melainkan dapat di jadikan sebagai suatu kekayaan akan makna dari
pancasila bagi bangsa indonesia. Karena hal yang terpenting adalah perbedaan penyebutan itu
tidak mengaburkan hakikat pancasila yang sesungguhnya yaitu sebagai dasar negara. Tetapi
pengertian pancasila tidak dapat di tafsirkan oleh sembarangan orang karena akan dapat
mengaturkan maknanya dan pada akhirnya merongrong dasar negara.
C. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Pancasila dalam kedudukanya ini sering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar falsafah
negara (Philosofische Gronslag) dari Negara, ideologi negara atau Statsidee, dalam
pengertian ini pancasila merupakan dasar nilai serta untuk mengatur pemerintahan negara
atau dengan kata lain perkataan.
Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggara Negara terutama segala peraturan
perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini dijabarkan
dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara
konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu
rakyat wilayah, beserta Negara.
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi suasana
kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah,
baik moral maupun hukum negara, dan menguasai dasar baik yang tertulis atau Undang-
Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau dalam kedudukannya sebagai dasar negara,
pancasila mempunyai kekuatan mengingat secara hukum.
Sebagai sumber dari segala hukum atau sumber tertib hukum Indonesia maka pancasila
tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau
dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari
UUD 1945, yang pada akhirnya dikongritiskan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-
pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya
dikongritiskan atau dijabarkan dari UUD 1945 serta hukum positif lainya, kedudukan
pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat dirincikan sebagai berikut:
Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib
hukum) Indonesia. Dengan demikian pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum
Indonesia yang dalam pembukaan UUD 1945 dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok
pikiran. Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrud) dari UUD 1945.
Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum yang tertulis maupun
tidak tertulis). Mengandung norma yang mengharuskan undang-undang dasar mengandung
isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk
penyelenggara partai dan golongan fungsional). Memegang teguh cita-cita moral rakyat yang
luhur.
Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan penyelenggara
negara, karena masyarakat dan negara indonesia senantiasa tumbuh dan berkembang seiring
dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan
diarahkan asas kerohanian negara. Dasar formal kedudukan pancasila dasar Negara Republik
Indonesia tersimpul dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi sebagai berikut:”
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat, yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial seluruh rakyat
indonesia”.
Pengertian kata” Dengan Berdasarkan Kepada” Hal ini secara yuridis memiliki makna
sebagai dasar negara. Walaupun dalam kalimat terakhir pembukaan UUD 1945 tidak
tercantum kata ‘pancasila’ secara eksplisit namun anak kalimat “ dengan berdasar kepada” ini
memiliki makna dasar negara adalah pancasila.
Hal ini didasarkan atas interpretasi historis sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI bahwa
dasar negara Indonesia itu disebut dengan istila pancasila. Sebagaimana telah ditentukan oleh
pembentukan negara bahwa tujuan utama dirumuskannya pancasila adalah sebagai dasar
negara Republik Indonesia. Oleh karena itu fungsi pokok pancasila adalah sebagai dasar
Negara Republik Indonesia.
Hal ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945,
ketetapan No. XX/MPRS/1966. (Jo ketetapan MPR No. V/MPR/1973 dan ketetapan No.
IX/MPR/1978). Dijelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sumber tertib hukum indonesia yang ada pada hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan
hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kebatinan
serta dari bangsa indonesia. Selanjutnya dikatakan bahwa cita-cita mengenai kemerdekaan
individu, kemerdekaan bangsa prikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional, cita-
cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara, cita-cita moral mengenai kehidupan
kemasyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawatan dari budi nurani manusia.
Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melaui sidang istimewa tahun 1998,
mengembalikan kedudukan pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang tertuang
dalam Tap. No. XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu segala agenda dalam proses reformasi,
meliputi berbagai bidang lain mendasarkan pada kenyataan aspirasi rakyat (Sila 1V) juga
harus mendasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

D. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA


a. Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah pancasila sebagai cita-cita negara atau cita-cita
yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa
Indonesia
Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan ketetapan MPR tentang
P4. Ditegaskan bahwa pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Pancasila sebagai ideologi negara.
Pengertian ideologi-ideologi berasal dari bahasa yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau
idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti
ajaran, dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran
atau science des ideas (Marsudi, 2001).
Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat di rumuskan sebagai kompleks
pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk
memahami jagat raya dan bumi seisinya, serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat
benar dan tidak benar serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H.Titus defenisi dari ideologi adalah suatu istilah yang digunakan
untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial
yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang
dijalankan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat.
1. Ciri-ciri ideologi adalah sebagai berikut :
a. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan
b. Mewujudkan suatu asaz kerohanian, pandangan-pandangan hidup, pegangan hidup
yang dipelihara diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan
dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

2. Fungsi ideologi menurut pakar dibidangnya :


a. Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan manusia secara
individual (cahyono,1986).
b. Sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari generasi tua dengan generasi
muda, (setiardja,2001).
c. Sebagai kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi individu,
masyarakat,dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan. (hidayat,2001).

E. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DAN TERTUTUP


Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai suatu sistem pemikiran terbuka.
Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah:
a. Ideologi Terbuka
1. Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat
2. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri.
3. Hasil musyawarah dan konsesus masyarakat.
4. Bersifat dinamis dan reformasi.

b. Ideologi Tertutup
1. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat,
2. Bukan berupa nilai dan cita-cita
3. Kepercayaan dan kesetian ideologis yang kaku
4. Terdiri atas tuntutan kongkrit dan operational yang diajukan secara mutlak

Nilai - nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila sebagai ideologi terbuka:
1. Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila pancasila
2. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran serta lembaga
pelaksanaannya
3. Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi
pengalaman yang bersipat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat,berbangsa
dan bernegara.
F..Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Teknologi dan Industri Kimia
 Pancasila sebagai Patokan Bertindak
Pandangan hidup suatu bangsa adalah kristalisasi nilai-
nilai yang diyakinikebenaranya dan kesediaan untuk mewujudkan di dalam tindakan, sikap, perilaku h
idup dankehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagi bangsa Indonesia, kristalisasinilai-
nilai karakter bangsa terkandung dalam Pancasila, karena masing-
masing sila yangterkandung di dalam Pancasila saling mempengaruhi dan saling berhubungan satu sa
ma lain,yang akan memberikan landasan bagi:
(a) Nilai dasar kemanusiaan sebagai tolak ukur (nilaikriteria),
(b) Berlaku umum dan menyeluruh bagi nilai-nilai,
(c) Menjadi landasankepercayaan pandangan hidup dan sikap serta perilaku.
Pancasila yang disahkan secara formal di dalam Pembukaan Undang-
undang Dasar1945 itu telah memenuhi syarat sebagai sistem filsafat. Sebagai sistem filsafat, Panc
asilayang terdiri dari lima sila itu merupakan satu keseluruhan yang terdiri dari bagian sila-
silanya yang bersama-sama membentuk satu kesatuan yang utuh. Tiap-tiap bagian sila-
silanya merupakan tata rakit yang teratur, dan tata rakit itu sesuai selaras dengan tata rakitkeseluru
han Pancasila (Soegito AT dkk, 2006:81).Widjaja (2000:6), Pancasila sebagai pandangan hidup b
angsa dan negara Indonesiamengandung nilai-nilai:
a) Nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilaikerakyatan, dan nilai keadilan,
b) Nilai ideal, nilai material, nilai spiritual, nilai pragmatis,dan nilai positif,
c) Nilai etis, nilai estetis, nilai logis, nilai sosial dan nilai religius.

 Nilai-Nilai yang terkandung


Nilai yang terkandung tersebut pada kenyataanya dapat berlaku umum (universal), danakan bersifat k
husus apabila dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara bagi bangsa Indon
esia.Nilai-nilai universal (umum) berlaku bagi semua manusia dan bangsa (negara) tanpaada batas-
batas tertentu, sebaliknya nilai-nilai khusus berlaku hanya untuk bangsa Indonesia(nasional).Nilai-
nilai universal (umum) tercantum di dalam Pembukaan Undang-
undangDasar 1945 dan secara khusus dijabarkan dalam Batang Tubuh Undang-
undang Dasar 1945dalam pasal-
pasalnya.Bahwa tidak bisa dipungkiri lagi setiap manusia dan bangsa (negara)di dunia ini memiliki nil
ai-
nilai yang tercantum dalam Pancasila, nilai Ketuhanan, nilaikemanusiaan, nilai persatuan, nilai keraky
atan, dan nilai keadilan. Perbedaanya hanyaterletak, bagi bangsa Indonesia nilai-
nilai tersebut berlaku utuh, menyeluruh, senafas, sejiwadan totalitas, sedangkan bagi bangsa (negara) l
ain tidak demikian halnya.Pancasila tidak lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah me
laluiproses panjang, melalui sejarah perjuangan bangsa Indonesia, di dalam Pancasila terkandungnilai
-
nilai luhur yang diyakini kebenaranya, sehingga Pancasila merupakan dasar filsafatnegara yang memp
ersatukan seluruh rakyat Indonesia.

 Perkembangan Teknologi Industri Kimia di Indonesia


Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatifsederhana, namun
sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagaipenemuan teori-
teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akanterus semakin berkemban
g.Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsaterakhir telah ber
pengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusiasebelumnya. Pengaruh ini t
erlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang
Terkadang tanpa disangka, timbul pertanyaan di pikiran apakah nilai-
nilai dalampancasila yang selama ini menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia memang bisa dipenga
ruhiperkembangan teknologi? Untuk menjawab pertanyaan seperti ini, tidak serta merta dapatdijawab
dengan jawaban terpengaruh atau tidak terpengaruh. Walaupun jawaban tersebutsudah disertai dengan
alasannya.Melihat kenyataan dalam masyarakat, sebenarnya bukan pancasila yang terpengaruholeh p
erkembangan teknologi melainkan masyarakat itu sendiri. Memberi pengaruh baik atauburuk terhadap
pancasila tergantung bagaimana masyarakat sebagai penganut ideologipancasila menyikapi perkemba
ngan teknologi tersebut.Pesatnya perkembangan teknologi memudahkan masuknya berbagai macam p
engaruhdari luar, seperti mengenai gaya hidup bangsa barat yang notabene gaya hidup bangsa baratbe
rtentangan dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila. Jika hal tersebut dibiarkanakan menyebabkan nilai-
nilai luhur pancasila dalam masyarakat terkikis bahkan habis tergilasbudaya barat yang berkembang.S
alah satu usaha untuk mencegah terkikisnya nilai-
nilai luhur pancasila adalah denganmemupuk kembali nilai-
nilai luhur tersebut dalam diri masyarakat Indonesia, hal ini dapatdilakukan melalui penyuluhan nilai-
nilai pancasila bagi masyarakat yang tidak sedang beradadalam dunia pendidikan. Untuk masyarakat
yang sedang berada dalam dunia pendidikanseperti pelajar dan mahasiswa, pengetahuan tentang panc
asila bisa dimasukkan dalamkurikilum pembelajaran. Kendala terbesar adalah untuk penyuluhan kepa
da masyarakat umumyang sedang tidak berada dalam dunia pendidikan, maka hal ini perlu mendapatk
an perhatiankhusus mengenai metode penyuluhannya.Kenyataan nilai-
nilai luhur pancasila dalam masyarakat terkikis akibat pesatnyaperkembangan teknologi seperti meng
enai gaya hidup bangsa barat, hal ini menandakanmasyarakat peka terhadap apa yang dibawa oleh per
kembangan teknologi tersebut. Dari fakta
tersebut dapat diambil sebuah inisiatif untuk memasukkan mengenai pancasila, sepertipenyediaan arti
kel-
artikel tentang pancasila. Sehingga proses penyuluhan pancasila kepadamasyarakat secara umum dapa
t dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi itusendiri sebagai medianya. Dengan met
ode seperti ini berarti menjadikan perkembanganteknologi sebagai umpan balik terhadap kemungkina
n dampak negatif yang dibawanya.Kedudukan nilai Pancasila (sistem ideologi Pancasila) dengan dem
ikian berfungsi jugasebagai asas normatif-filosofis-ideologis-
konstitusional bangsa; menjiwai dan melandasibudaya dan moral politik nasional, sebagai terjabar dal
am UUD 1945 yang memandukehidupan bangsa Indonesia dalam integritas NKRI sebagai sistem ken
egaraaan Pancasila.Maknanya, integritas nilai Pancasila secara konstitusional imperatif memberikan a
sas budayadan moral politik nasional Indonesia serta membangun bangsa yang memiliki ilmupengeta
huan tinggi dan menguasai berbagai teknologi (IPTEK) guna memenuhi kehidupanmasyarakat.

 Peranan Pancasila dalam Mengembangkan Teknologi di Industri Kimia Nasional


Dalam perkembangan Industri kimia di Inonesia, peranan pancasila sangatlah pentingguna menjaga n
ama baik dan integritas bangsa di kancah global. Peran pancasila antara lain :
Sebagai filtrasiPancasila berperan sebagai filtrasi masuknya budaya asing ke indonesia terutama deng
anfilter berupa 5 sila beserta butir-
butirnya, sehingga Indonesia masih mempertahankan cirikhas atau integritas bangsa tanpa ketinggalan
zaman di era globalisasi. Sehingga meskipunyang kita pakai seumpama adalah teknologi barat, tetapi
hal tersebut tidak mengubah nilaimoral kita menjadi mirip seperti barat, malahan kita harus menjaga n
ilai dan karakter kitasebagai warga Indonesia yang bangga.
Sebagai tolok ukurDalam pengembangan teknologi tidak selalu bernilai positif namun dapat juga ber
nilainegatif, oleh karena itu, pancasila disini berperan untuk mengukur baik buruknyaperkembangan t
eknologi tersebut, maksudnya dengan memakai patokan baik dan burukberupa pancasila, kita menjadi
tahu tindakan mana yang diambil industri yang baik untukbangsa Indonesia atau malah mendegradasi
Indonesia itu sendiri.
Sebagai alat kontrolPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak terkontrol akan menim
bulkanpenyimpangan-penyimpangan yang tidak di inginkan. Dengan adanya nilai-
nilai pancasilaperkembangan IPTEK pada umumnya dan industri kimia khususnya dapat terkontrol da
ndiberi arahan kemanakah hal tersebut akan berkembang. Contohnya adalah teknologiindustrialisasi p
embuatan hormon insulin dari ekstraksi darah babi. Hal tersebut sekilasterlihat sangat menguntungkan
bagi industri kimia untuk dikembangkan karena melihatpermintaan yang sangat tinggi dan biaya prod
uksi yang bisa dibilang murah karena babimerupakan hewan dengan tingkat perawatan mudah. Tetapi
, hal tersebut menjadi masalahbesar bila diterapkan di Indonesia karena jelas bertentangan dengan Pan
casila, yakni sila
pertama “Ketuhanan yang Maha Esa”. Hal tersebut
dilarang masuk ke Indonesia disebabkanbisa mencederai perasaan terutama kaum muslim karena bab
i merupakan binatang yangharam dalam ajaran Islam.
BABIII
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tersebut pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat imperatif atau
memaksa serta memiliki nilai – nilai luhur yang terkandung dalam pancasila yang bersifat
obyektif – subyektif. Bagi bangsa indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah
sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut sudah
selayaknya kita pahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, pancasila memiliki
beberapa sebutan yang berbeda.
Menurut pendapat Harol H.Titus defenisi dari ideologi adalah suatu istilah yang digunakan
untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial
yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang
dijalankan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat Pancasila sebagai ideologi terbuka
adalah sebagai suatu sistem pemikiran terbuka yang dimana memiliki ciri-ciri ideologi dan
fungsi ideologi sesuai bidangnya. Pancasila sebagai ideologi memiliki dua ciri yaitu ideologi
terbuka dan ideologi tertutup.

B. SARAN
Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami tentang pancasila
sebagai ideologi negara yang lebih mendalam. Mohon permakluman dari semuanya jika
dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa maupun pemahaman.
Karena tiadalah sesuatu yang sempurna yang bisa manusia ciptakan.
DAFTAR PUSTAKA

Al Marsudi Subandi H. 2003. Pancasila dan UUD’45 dalam Paradigma Reformasi. Jakarta :
Rajawali Pers.
Setiady Elly M, Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wahana, Paulus. 1993. Filsafat Pancasila. Kanisius. Yogyakarta. hal 20
Suwarno, P.J., 1993,Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Yogyakarta: Kanisius

Anda mungkin juga menyukai