NOMOR : 054/SK-DIR/RSRS/VI/18
TANGGAL : 06 JUNI 2018
TENTANG : PEDOMAN PELAYANAN UNIT INTENSIVE CARE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Instalasi Rawat Intensif adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri
(instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang
khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang
menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial
mengancam nyawa dengan prognosis dubia. Intensive Care menyediakan kemampuan
dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan
menggunakan ketrampilan staf medic, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam
pengelolaan keadaan-keaadaan tersebut.
Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada saat pasca
bedah. Pada sekitar tahun 1860, Florence Nightingale mengusulkan anestesi sampai ke
masa pasca bedah. Dimulai sekitar tahun 1942, Mayo Clinic membuat suatu ruangan
khusus dimana pasien-pasien pasca bedah dikumpulkan dan diawasi sampai sadar dan
stabil fungsi vitalnya, serta bebas dari pengaruh sisa obat anestesi. Keberhasilan unit pulih
sadar merupakan awal dipandang perlunya untuk melanjutkan pelayanan serupa tidak
pada masa pulih sadar saja, namun juga pada masa pasca bedah.
Evolusi Intensive Care bermula dari timbulnya wabah poliomelytis di Scandinavia
pada sekitar awal tahun 1950, dijumpai kematian yang disebabkan kelumpuhan otot-otot
pernafasan. Dokter spesialis antologi yang dipelopori oleh Bjorn Ibsen pada waktu itu,
melakukan intubasi dan memberikan bantuan napas secara manual CPAP yang dilakukan
selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa kedokteran dan sekelompok
sukarelawan mereka mempertahankan pasien poliomelytis bulbar dan bahkan
menurunkan mortalitas menjadi sebanyak 40%, dibanding dengan cara sebelumnya yakni
penggunaan iron lung yang mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun 1952 Engstrom
membuat ventilasi mekanik bertekanan positif yang ternyata sangat efektif memberi
pernafasan jangka panjang. Sejak saat itulah Intensive Care dengan perawatan
1
pernapasan mulai terbantuk dan tersebar luas.
Pada saat ini, INTENSIVE CARE modern tidak terbatas menangani pasien pasca
bedah atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu Intensive Care
medicine.
Ruang lingkup pelayanan meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti
pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya, baik pada pasien
dewasa ataupun pasien anak.
Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan mempunyai fungsi rujukan
harus dapat memberikan pelayanan INTENSIVE CARE yang professional dan
berkualitas. Dengan mengedepankan keselamatan pasien. Pada instalasi rawat intensif
(INTENSIVE CARE), perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai
tenaga profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim.
Pengembangan tim mulitidisplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan
keselamatan pasien. Selain dukungan itu sarana prasarana serta peralatan juga diperlukan
dalam rangka meningkatkan pelayanan INTENSIVE CARE. Oleh karena itu, mengingat
diperlukanya tenaga khusus, terbatasnya sarana dan prasarana, serta mahalnya peralatan,
maka demi efisiensi, keberadaan INTENSIVE CARE perlu dikonsentrasikan.
B. Tujuan Pedoman.
1. Tujuan Umum.
2. Tujuan Khusus.
C. Batasan Operasional.
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS dan Standar
Prosedur Operasional.
2
1. Pelayanan ICU
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil yang
membutuhkan pelayanan, pengobatan dan observasi secara ketat.
3. Pelayanan Isolasi
Pelayanan Isolasi diberikan kepada pasien yang membutuhkan perawatan intensive dan
perlu diisolasi.
D. Landasan Hukum.
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan pedoman ini adalah sebagai berikut :
1. KMK No. 129//MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal RS.
2. PMK No. 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan kedokteran.
3. Kepmenkes RI No. 004/Menkes/SK/I/2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi
Desentralisasi Bidang Kesehatan.
4. Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
1. Tenaga Medis.
a. Pengelolaan pasien
b. Manajemen Unit.
2. Tenaga Keperawatan.
INTENSIVE CARE harus memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagaian
5
besar terlatih. (diganti) menjadi : jumlah perawat di INTENSIVE CARE ditentukan
berdasarkan jumlah tempat tidur dan ketersediaan ventilasi mekanik. Perbandingan
perawat : pasien 1:1, sedangkan perbandingan perawat : pasien yang tidak menggunakan
ventilasi mekanik adalah 1:2.
B. Distribusi Ketenagaan.
KUALIFIKASI FUNGSI
NAMA JML
FORMAL &
JABATAN SDM
Ka. Instalasi INTENSIVE INFORMAL
Spesialis anastesiologi Managerial 1
CARE
Jam dinas:
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang.
Pintu Masuk
Tempat sampah
Bed ICU 1
Bed
Bed ICU 3 isolasi
Dressing Trolley
7
B. Standar Fasilitas.
e. Non invasive
1) Tekanan darah ada 6
2) EKG dan laju jantung ada 1
3) Saturasi oksigen ada 6
4) Kapnograf Tidak ada -
5 Suhu ada 5
6 EEG Tidak ada -
Defibrilator dan alat pacu jantung
7 Tidak ada 1
8
RATIO PASIEN : RS.RIDHOKA SALMA
NO NAMA BARANG ALAT
9
9 Duk Lobang 1 : 1/3 1:2
4. Formulir observasi 1 : 10 1 : 10
10
8. Formulir Laboratorium 1:3 1:2
11
BAB IV
B. Kriteria Masuk.
PRIORITAS 1
Pasien sakit kritis, kondisi tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan
monitoring yang tidak bisa dilakukan di ruang rawat inap yang lain :
1) Pasien yang memerlukan bantuan ventilator, obat vasoactive kontinyu, terapi
tidak terbatas.
2) ARDS, Syok, hemodinamik tidak stabil.
PRIORITAS 2
Pasien yang memerlukan monitoring ketat dan berpotensi memerlukan pemantauan
pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab sangat beresiko bila tidak mendapatkan
terapi intensif segera, kondisi berubah-ubah:
12
1) Pemantauan intensif mneggunakan pulmonary artherial chateter : penyakit yang
menderita penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau yang
telah mengalami pembedahan major.
PRIORITAS 3
Pasien kritis kronik yang cenderung masuk tahap recovery, menjalani terapi untuk
kasus akutnya tetapi tidak memerlukan intubasi atau resusitasi jantung paru :
PRIORITAS 4
Pasien yang secara umum tidak perlu masuk ke INTENSIVE CARE.
a. Cardiac System
2) Cardiogenic shock.
3) Complex arrhythmia.
5) Hypertensi emergensi.
7) Cardiac arrest.
b. Pulmonary System
13
3) Patient intermediate care unit who are demonstrating respiratory deterioration.
4) Massive hemoptysis.
c. Neurologic Disorders.
7) Status epilepticus.
9) Vasospasm.
e. Gastrointestinal Disorder.
2) Esophageal perforation.
f. Endocrine.
g. Surgical
2) Hemodinamic monitoring.
3) Environment injuries.
C. Kriteria Keluar.
Prioritas pasien dipindahkan dari INTENSIVE CARE berdasarkan pertimbangan medis oleh
kepala INTENSIVE CARE dan tim yang merawat pasien.
1. Bila status fisik pasien sudah stabil dan tidak perlu monitoring ketat lebih lama.
2. Bila status fisik telah menurun jauh tetapi tidak ada rencana intervensi aktif.
1. Monitoring Pasien.
1. Pemasangan CVP.
3. Ekstubasi.
4. Balance cairan.
1. Syringe pump.
2. Infusion pump.
3. Suction.
4. Defibrilator.
5. EKG.
6. Ventilator.
7. Monitor Patient.
8. Lampu UV.
9. Defibrilator.
16
obat serta jumlah cairan tubuh yang keluar dari pasien.
Pelaporan pelayanan INTENSIVE CARE terdIntensive Care dari jenis indikasi
pasien masuk serta jumlahnya, system skor prognosis, penggunaan alat bantu
(ventilasi mekanis, hemodialisis, dan sebagainya), lama rawat dan keluaran (hidup atau
meninggal) dari INTENSIVE CARE.
17
BAB V
LOGISTIK
A. Pengadaan Operasional.
18
18 Spidol Board Marker 1 Rp 6,500 Rp 6,500
Spidol Permanent
19 1 Rp 6,500 Rp 6,500
Marker
Catatan
24 1 Rp 52,500 Rp 52,500
Dokter/Perawat/ rim
Lembar pengawasan
28 20 Rp 250 Rp 5,000
Neurologis
Form pengantar
29 1 Rp 4,500 Rp 4,500
pasien/rujukan
Form permintaan
30 2 Rp 52,500 Rp 105,000
Radiologi
Perseyujuan Tindakan
31 1 Rp 52,500 Rp 52,500
Medis
Surat Keterangan
36 1 Rp 20,000 Rp 20,000
Dokter
Form keluar/masuk
38 20 Rp 500 Rp 10,000
ICU
19
39 Form lembur karyawan 20 Rp 500 Rp 10,000
Form penggunaan
44 1 Rp 52,500 Rp 52,500
Obat-obatan/ rim
2. Alat Bengkel
JUMLAH
N NAMA BARANG HARGA SATUAN TOTAL
BARANG
O
1 Alkaline A3 6 Rp 4,000 Rp 24,000
2 Baterai ABC (B) 2 Rp 3,500 Rp 7,000
3 Baterai ABC (K) 2 Rp 1,500 Rp 3,000
4 Baygon cair 2 Rp 13,500 Rp 27,000
5 Bayfresh 1 Rp 10,000 Rp 10,000
6 Gayung plastik 1 Rp 5,000 Rp 5,000
7 Gunting kertas 1 Rp 10,000 Rp 10,000
8 Sandal karet 5 Rp 30,000 Rp 150,000
9 Sedotan bengkok 20 Rp 700 Rp 14,000
10 Tissu makan 1 Rp 9,000 Rp 9,000
11 Baki/nampan putih 1 Rp 24,000 Rp 24,000
12 Baki hijau 8 Rp 54,000 Rp 432,000
13 Baki putih 6 Rp 42,000 Rp 252,000
14 Gelas ukur urine plastik 1 Rp 10,000 Rp 10,000
15 Pispot plastik 1 Rp 40,000 Rp 40,000
16 Waslap 1 Rp 5,000 Rp 5,000
Wireless telephone
17 1 Rp 700,000 Rp 700,000
(panasonic)
Timbangan Berat Badan
18 1 Rp 55,000 Rp 55,000
Bayi
20
3. Alat Kesehatan
No Nama Alat Stok
1 AED (Heartstart) 1
2 Ambu bag bayi 1
3 Ambu bag anak 1
4 Ambu bag dewasa 1
5 Bengkok 2
6 Bak instrumen kecil/sedang/besar 2/2/1
7 Buli-buli panas 2
8
9 Dressing Trolly 1
10 Espiro Cpap 1
11 EKG 12 lead (Jumper) 1
12 Gelas ukur urine 2
13 Gunting jaringan 1
14 Gunting Aff Hecting 1
15 Gunting perband 1
16 Infus pump (SK) 7
17 Incubator 4
18 Infant Warmer 1
19 Kom kecil bulat dg tutup 2
20 Kasur decubitus 3
21 Klem arteri lurus 4
22 Klem arteri bengok 2
23 Korentang 2
24 Kirbat Es 1
25 Kom betadhin kecil 0
26 Kom bulat tanpa tutup 0
27 Lampu sorot 1
28 Laringoskop anak 1
29 Laringoskop Dewasa 1
30 Lampu UV 1
31 Lampu Blue Light (Photo Therapy) 1
21
32 Meja Mayo 1
33 Magyl Forcep dewasa 1
34 Magyl Forcep Anak 1
35 Mix & Safe 1
36 Nesco Glukotest 1
37 Nalvoeder 2
38 Nebulizer portable 1
39 Patient Monitor (Jumper) 6
40 Pinset anatomis 2
41 Pinset cirurgis 2
42 Pispot 1
43 Pinset minor runcing 1
44 Regulator dinding dewasa 1
45 Regulator tabung oksigen portable 1
46 Syring pump (SK) 7
47 Suction portable besar 1
48 Suction portable kecil 1
49 Stetoskop Anak (Spirit) 1
50 Stetoskop dewasa (Spirit) 1
51 Stylet Anak / dewasa 1/1
52 Sterilisator kering (Cororna) 2
53 Tempat sampah suction 8
54 Termometer digital (OMRON) 1
55 Tiang infus stenlis 3
56 Trolly Emergency 1
57 Tromol besar 1
58 Tromol Jumbo 1
59 Timbangan tepung 1
60 Tromol ukuran kecil/sedang/besar 2/2/1
61 Troly mandi pasien + Waskom stenlis 2
62 Urinal pria 1
63 Urinal wanita 1
64 Ventilator (Mecan) 1
22
65 Ventilator (Bellavista) 0
66 Ventilator (Probe) 0
4. Obat
Nama Obat Stok
1 Abocath No. 18 3
2 Abocath No. 20 3
3 Abocath No. 22 3
4 Abocath No. 24 5
5 Abocath No. 26 5
6 Amiodaron (Lamda) 2
7 Aminophilyn 2
8 Epinefrin 10
9 Aquadest 1 liter 2
10 Asam Tranexamat (Kalnex) 3
11 Bisturi no. 10 1
12 Bisturi no. 15 1
13 Bisturi no. 23 1
14 Breathing Sirkuit Ventilator Dws 1
15 Breathing Sirkuit Ventilator Bayi 1
16 Breathing sirkuit Buble Cpap 1
17 Blood set 2
18 Calcii Gluconas 2
19 CVC set anak 1
20 CVC set dewasa 1
21 Dopamin (Dopac) 2
22 Dubutamin (Cardiotone) 3
23 Dexamethasone (Kalmethasone) 3
24 Diazepam (Stesolid Inj) 2
25 D5% 500 cc (otsu) 3
26 D5% , 1/4 NS (otsu) 2
27 D10%,1/5 NS 2
28 D40% 2
29 Elektroda Bayi 5
23
30 Elektroda anak 10
31 Elektroda Dewasa 10
32 ETT No. 4,5 0
33 ETT No. 5,0 1
34 ETT No. 5,5 1
35 ETT No. 6.0 1
36 ETT No. 7,5 2
37 ETT No. 8,0 2
38 Isorbid Inj 2
39 Furosemid (Lasix) 2
40 Gelofusin 2
41 Hess 500cc 1
42 Hypavix 5 cm 1
43 Hypavix 10 cm 1
44 Infus set makro 3
45 Infus set mikro 3
46 IV 3000 2
47 Kateter No.8 1
48 Kateter No.10 1
49 Kateter No.12 1
50 Kateter No.14 2
51 Kateter No.16 2
52 Kateter No.18 2
53 Kateter Tip 2
Ketorolac 2
54 KCL 2
55 Lidocain 5
56 Meylon 2
57 Morfin 2
58 Midazolam (Miloz 15 mg) 2
59 Medifix line 2
60 Medifix selang 1
61 Mg SO4 2
24
62 NGT No. 3,5 3
63 NGT No. 5 3
64 NGT No. 8 3
65 NGT No. 10 3
66 NGT No. 12 1
67 NGT No. 14 1
68 NGT No. 16 1
69 Nacl 0,9 % 500cc (otsu) 5
70 Nacl 0,9 % 100cc (otsu) 3
71 Neo K 2
72 Nasal Kanule dewasa 2
73 Nasal Kanul Anak 2
74 Neurosanbe 1
75 Ondancentron (Vomceran) 4 mg 3
76 Pamol Sup 250 Mg 5
77 Pamol Supp 125 Mg 5
78 Propofol (Safol) 5
79 Petidin 2
80 Perfusor 5
81 Perband Gulung 5 cm 5
82 Perband gulung 10 cm 10
83 Ranitidin 3
84 Ringer Lactat 2
85 Selang suction No. 6 2
86 Selang suction No. 8 2
87 Selang suction No. 10 2
88 Selang suction No. 12 2
89 Selang suction No. 14 2
90 Selang suction No. 16 2
91 Sibital 5
92 Softsilk 2.0 2
93 Softsilk 3.0 2
94 Spalk anak motif kartun 10 cm / 15 cm 2
25
95 Spuit 1cc 5
96 Spuit 3cc 5
97 Spuit 5cc 5
98 Spuit 10cc 5
99 Spuit 20cc 2
100 Spuit 50cc 2
101 Sulfas Atropine 30
102 Sungkup Nebu Dws 1
103 Sungkup Nebu Anak 1
104 Sungkup RM Dewasa / Anak 1
105 Sungkup NRM Dewasa / Anak 1/1
106 Tramadol 2
107 Threeway non buntut 5
108 Three way buntut 3
109 Tridex Plan (sanbe) 2
110 Tridex 27 B (sanbe) 2
111 Tridex 27 A (sanbe) 2
112 Urine bag 2
113 Vit K (Pytominadion) 2
114 Xylocain Jelly 1
115 Nutriline 1
116 Premicath 1
117 Plastik steril 1
118 Stesolid Supp 2
26
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Definisi.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
B. Tujuan.
1. Ketepatan identitas.
a. Target 100%. Label identitas tidak tepat apabila : Tidak terpasang, salah
pasang, salah penulisan nama, salah penulisan gelar (Tn/Ny/An), salah
jenis kelamin, salah alamat.
b. Target 100%. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap: Pasien yang
masuk ke rawat inap terpasang gelang identitas pasien.
2. Komunikasi Tulbakon.
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah obat, salah dosis,
salah jenis, salah rute pemberian, salah identitas pada etiket, salah pasien.
27
b. Ketepatan Transfusi.
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah identitas pada
permintaan, salah tulis jenis produk darah, salah pasien
4. Pasien jatuh :
28
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian.
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
B. Tujuan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
C. Tata Laksana Keselamatan Karyawan.
Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi,
yaitu :
1. Menganggap bahwa pasien maupun karyawan dapat menularkan infeksi.
2. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki
tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen
pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll.
3. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur
yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infus,
dll .
4. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani
pasien.
5. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
6. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :
c. Pengeringan.
7. Menggunakan baju kerja yang bersih.
8. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
29
a. HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi).
b. Flu burung.
30
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
31
D. Ketersediaan Tempat Tidur Dengan Monitoring Dan Ventilator.
Judul Ketersediaan Tempat Tidur Dengan Monitoring Dan Ventilator
Frekuensi
Pengumpulan Data Tiga bulan sekali
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah tempat tidur yang dilengkapi dengan peralatan monitoring
dan ventilator
Denominator Tidak ada
Sumber data Inventaris INTENSIVE CARE
Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit
Penanggung jawab
Kepala unit INTENSIVE CARE
pengumpul data
G. Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif Dengan Kasus Yang Sama
< 72 Jam.
Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif
Judul
Dengan Kasus Yang Sama < 72 Jam
Dimensi mutu Efektifitas
Tujuan Tergambarnya keberhasilan perawatan intensif
Definisi operasional Pasien kembali ke perawatan intensif dari ruang rawat inap dengan
kasus yang sama dalam waktu < 72 jam
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus
yang sama < 72 jam dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat di ruang intensif dalam 1 bulan
Sumber data Rekam medis
Standar ≤3 %
Penanggung jawab Komite medik/mutu
33
BAB IX
PENUTUP
34