Anda di halaman 1dari 1

penanganan perdagangan orang terus berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat

baik dibidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Hal ini dapat diketahui dengan
diundangkannya Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Perdagangan Orang dan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pengesahan
Protokol untuk mencegah, menindak dan menghukum perdagangan orang terutama
perempuan dan anak-anak, diundangkannya undang-undang tersebut diatas melengkapi
konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menentang tindak pidana trans-nasional
yang terorganisir. Istilah perdagangan manusia yang dipakai pada umumnya mengacu pada
definisi United Nation Protocol (UN Protocol) tentang kesepakatan dunia untuk memerangi
kejahatan ini, yaitu perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan atau penerimaan
seseorang dengan ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk lain pemaksaan,
penculikan, penipuan, kebohongan atau penyalahgunaan kekuasaan dan posisi rentan.

Perlindungan Sanksi dan Korban

Pengertian perlindungan sesuai bunyi Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban adalah segala upaya pemenuhan hak dan
pemberian dan bantuan hukum untuk memberikan rasa aman kepada saksi atau korban yang
wajib dilaksanakan oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) atau lembaga
sesuai dengan ketentuan undang-undang ini

Anda mungkin juga menyukai