Anda di halaman 1dari 10

STRUKTUR FISIK DAN BATIN DALAM PUISI SAAT PAGI DISERANG HUJAN

KARYA INGGIT PUTRIA MARGA


Oleh:
Melinda Setyowati
17020144006

A. Pendahuluan

Sastra merupakan hasil karya pemikiran, perasaan dan kegiatan manusia secara kreatif
yang dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan menggunakan media bahasa
yang indah (Nurgiantoro 2007:57). Pengungkapan perasaan dalam tulisan tersebut tentu saja
bukan asal menulis, namun melalui beberapa proses sehingga karya tulisan tersebut bisa
dinikmati oleh pembaca.

Secara umum, sastra dibagi menjadi 3 bentuk, yaitu prosa, puisi dan drama. Sebuah
Karya sastra bisa sangat berbeda satu sama lain. Tergantung bagaimana cara penulis
menyampaikan ide-idenya. Dan tergantung dalam bentuk apa ide-ide atau karangan itu
disampaikan. Berikut ini akan dijelaskan bentuk-bentuk sastra.

Menurut Waluyo (dalam Kotim, 2017: 7) Puisi adalah karya sastra dengan bahasa
yang dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-
kata kias (imajinatif). Kata-kata dipilih agar memiliki persamaan bunyi (Rima). Kata-kata itu
mewakili makna yang luas dan lebih banyak. Karena itu kata-kata dipilih dengan
memperhatikan konotasi atau makna tambahannya dan dibuat bergaya dengan bahasa
figuratif.

Puisi dapat menumbuhkan perasaan melalui kata-kata dan rima yang terkandung
dalam puisi. Membawa pembaca merasakan sedih, senang bahkan marah. Pradopo (2009:7)
menyatakan bahwa puisi mengekspresikan pemikiran dan membangkitkan perasaan, yang
merangsang imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan
sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan
memberi kesan.

Berdasarkan pendapat Pradopo (2009:11-12) Perbedaan prosa dan puisi sebenarnya


terletak pada kepadatan kata yang digunakannya. Maka berdasar kepadatannya tersebut
muncul adanya prosa yang disebut dengan puitis, yaitu mempunyai sifat puisi: padat. Dan

1
sebaliknya puisi yang tidak padat disebut prosais (mempunyai sifat prosa). Sifat prosa itu
menguraikan. Jadi, sesungguhnya perbedaan prosa dan puisi itu bukan perbedaan bahannya,
melainkan perbedaan aktifitas kejiwaannya. Puisi merupakan hasil dari aktifitas memadatkan.
Puisi adalah ekspresi kreatif (yang mencipta), sedang prosa itu ekspresi konstruktif. Kata
kreatif itu bukan lawan kata konstruktif, tetapi ada perbedaan nyata antara aktifitas jiwa yang
menangkap kesan-kesan dari ingatan. Jadi, ada aktifitas jiwa yang memadatkan dan aktifitas
jiwa yang menyebarkan.

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan struktural. Struktur disini dalam arti
bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsur-
unsurnya terjadi hubungan yang timbal balik, saling menentukan. Jadi, kesatuan unsur-unsur
dalam sastra bukan hanya berupa kumpulan atau tumpukan hal-hal atau benda-benda yang
berdiri sendiri, melainkan hal itu saling terikat, saling berkaitan, dan saling bergantung.
Struktur fisik meliputi; diksi, imaji, gaya bahasa, rima dan irama. Struktur batin; tema, rasa,
suasana dan amanat.

Peneliti tertarik untuk meneliti puisi Saat Pagi Diserang Hujan ini adalah karena puisi
tersebut merupakan puisi yang sangat lekat menggambarkan suasana pada saat hujan sedang
turun di pagi hari. Penulis puisi menggambarkannya dengan diksi-diksi yang apik dan
struktur-struktur yang menjadikan puisi tersebut menjadi indah dan bermakna. Rangkaian
karya indah ini mengandung sesuatu yang ingin diungkapkan penulis kepada pembaca
melalui struktur batin dan struktur fisik. Oleh karena itu pada puisi Saat pagi Diserang
Hujan, analisis unsur fisik dan unsur batin digunakan untuk meneliti puisi ini.

Puisi Saat Pagi Diserang Hujan karya Inggit Putria Marga ini merupakan puisi yang
terbit dalam Koran Kompas edisi Sabtu, 13 Oktober 2018 yang hadir bersama puisi-puisi
karya Binhad Nurrohmat dan Surya Gemilang. Terdapat dua puisi Inggit pada Koran edisi
tersebut, diantaranya puisi Saat Pagi Diserang Hujan itu sendiri dan puisi berjudul Kado
Istimewa.

B. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yakni penelitian akan
menjelaskan secara deskriptif terhadap objek penelitian tanpa menggunakan angka-angka.
Penelitian kualitatif bertujuan membangun persepsi alamiah sebuah objek, jadi peneliti

2
mendekatkan diri kepada objek secara utuh (Pradopo, 2002 : 22). Data yang dikumpulkan
berupa struktur fisik dan struktur batin. Data diambil dari pencatatan struktur puisi dan
berbentuk kata-kata.

C. Analisis Struktur Fisik dan Struktur Batin dalam Puisi Saat Pagi Diserang Hujan

1. Struktur Fisik Dalam Puisi Saat Pagi Diserang Hujan


a. Diksi

Diksi yang digunakan menggunakan makna denotasi dan konotasi. Salah satu makna denotasi
yang terdapat dalam puisi tersebut adalah terdapat pada kutipan bait 11 berikut.

Kebun-kebun sayur

Menjelma rumah air

Kutipan bait tersebut menggambarkan kondisi hujan di pagi hari, di mana kebun-kebun sayur
akan digenangi oleh air hujan, seolah kebun adalah ‘rumah’ bagi air hujan. Sedangkan makna
konotatif terdapat di bait ke-14 berikut.

Cahaya matahari sembunyi

Di jantung seorang yogi

Bait tersebut menyebutkan bahwa cahaya matahari sedang bersembunyi di balik jantung yogi
saat hujan turun. Menurut umat Buddha, yogi adalah seorang bhikkhu atau pelaku agama
yang mengabdikan hidupnya pada kegiatan meditasi. Dalam naskah Shiva-Samhita, yogi
adalah orang yang mengerti bahwa seluruh alam semesta berada dalam dirinya sendiri. Di
sini penulis mengibaratkan bahwa ketika hujan, matahari pasti sedang bersembunyi dalam
diri yogi. Faktanya, pada saat hujan matahari tengah ditutupi awan. Sehingga makna yang
terdapat pada bait tersebut bukanlah makna yang sebenarnya.

b. Imaji

Gambaran-gambaran angan menurut Pradopo (2007:81) ada bermacam-macam, dihasilkan


oleh indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pencecapan. Bahkan juga

3
diciptakan oleh pikiran dalam bentuk sebuah pergerakan. Pada puisi ini ditemukan tiga imaji,
diantarannya:

 Penglihatan

Bulu-bulu bangau

Mengapung di danau

Bait tersebut menimbulkan imaji penglihatan kepada pembaca. Pembaca akan


membayangkan melihat bulu-bulu bangau yang mengapung di permukaan danau.

 Pendengaran

Ruang-ruang kelas

Mati digerogoti gigi sepi

Pada kutipan bait tersebut akan membuat pembaca mengimajikan sebuah suasana
sepi, tanpa suara.

 Gerak

Suami istri bagai ular

Melingkar di bawah selimut

Kutipan bait tersebut membuat pembaca bermajinasi bahwa sepasang suami istri
sedang tidur berdua di balik selimut.

c. Gaya Bahasa

Majas yang terdapat pada puisi tersebut antara lain

 Simile

Suami istri bagai ular

Melingkar di bawah selimut

 Hiperbola

4
Jalan-jalan aspal

Ditumbuhi lengang terjal

 Personifikasi

Genteng-genteng rumah

Semaput didera lumut

d. Rima

Rima (persamaan bunyi) adalah pengulangan bunyi berselang, baik dalam larik maupun pada
akhir puisi yang berdekatan. Rima pada puisi ini terdapat pada dua bait terakhir, yaitu,

Bulu-bulu bangau

Mengapung di danau

Cahaya matahari sembunyi

Di jantung seorang yogi

e. Irama

Irama adalah pergantian turun naik , panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa
dengan teratur (Pradopo, 1995:40). Rima pembentuk irama, namun irama tidak hanya
dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama menciptakan efek musikalisasi pada puisi dan
membuat puisi menjadi indah dan enak di dengar. Berikut adalah irama berdasarkan pola
suku kata dalam puisi Saat Pagi Diserang Hujan.

Bambu-bambu pagar

2 2 2 = 6

Lapuk nyaris ambruk

5
2 2 2 = 6

Ayam, kambing, sapi

2 2 2 = 6

Kurus dikandangi terus

2 4 2 = 8

Tiang-tiang listrik

2 2 2 = 6

Sekarat penuh karat

3 2 2 = 7

Genteng-genteng rumah

2 2 2 = 6

Semaput didera lumut

3 3 2 = 8

Dari data di atas maka irama teks terdiri dari dari 6 sampai 8 kata, dan berpola 2-2,2-3,2-4.
Selain dari pola suku kata, irama juga dilihat dari kata yang memiliki kesamaan bunyi, seperti
koyak dan lotak, mundur dan jamur, lapuk dan ambruk, dan seterusnya.

2. Struktur Batin Dalam Puisi Saat Pagi Diserang Hujan


a. Tema

Terdapat tema kerusakan dan kemalasan dalam puisi tersebut. Terlihat dari penggambaran
koyak dan busuknya pohon pisang, tergenangnya kebun oleh air, rontoknya bunga kecipir,
lapuknya pagar, dan berlumutnya genting. Kemalasan digambarkan pada suami istri yang
masih berada di atas ranjang di pagi hari, anak-anak yang tidak pergi ke sekolah serta jalanan
yang sepi.

6
b. Rasa

Rasa yang diungkapkan dalam puisi tersebut adalah rasa malas yang muncul ketika hujan
turun di pagi hari . orang-orang malas beraktifitas dikarenakan turunnya hujan.

c. Suasana

Pada puisi Saat Pagi Diserang Hujan ini terdapat rasa sepi yang berlebih untuk
menggambarkan suasana hujan di pagi hari. Rasa sepi tersebut tergambar pada kutipan
berikut.

Anak lelaki dan anak perempuan

Lupa jalan menuju sekolah

Ruang-ruang kelas

Mati digerogoti gigi sepi

Jalan-jalan aspal

Ditumbuhi lengang terjal

Perasaan sepi muncul ketika tak ada lalu lalang anak sekolah di pagi hari, ruang kelas yang
sepi dan jalanan yang begitu lengang akan kendaraan saat hujan turun di pagi hari.

d. Amanat

Puisi tersebut menceritakan suasana pagi hari ketika hujan turun dimana orang-orang malas
beraktifitas, lingkungan banyak tergenang air, dan jalanan sepi. Sehingga dapat ditarik
amanat bahwa kita harus menyiapkan sesuatu sebelum hujan turun. Merawat kebun,

7
membuat saluran air, mengecat perabot yang bisa berkarat maupun lapuk, dan menyiapkkan
jas hujan untuk anak-anak agar mereka tetap pergi ke sekolah meski hari sedang hujan.

D. Penutup

Simpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
struktur fisik dan struktur batin pada puisi Saat Pagi Diserang Hujan karya Inggit Putria
Marga. Pertama, ada struktur fisik yang meliputi (a) diksi, (b) imaji meliputi imaji
visual/penglihatan, imaji auditif/pendengaran, imaji gerak, (c) majas meliputi majas simile,
majas hiperbola, majas personifikasi, (d) rima, dan (e) Irama. Kedua, ada struktur batin yang
meliputi, tema: kerusakan , perasaan: malas, suasana: sepi, dan amanat: mengajak seseorang
mempersiapkan sesuatu sebelum turunnya hujan.

Saran
Kepada peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah
pengetahuan mengenai kajian struktur fisik dan batin yang terkandung dalam puisi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Pradopo, R.D. (2007). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Pengkajian Puisi: Analisis Strata Norma dan Analisis
Struktural dan semiotik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Kotim, Inna Jamiatul. 2017. Struktur Fisik dan Batin Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni
Sepilihan Sajak Sapardi Djoko Darmono. Skripsi.

9
Lampiran.

Saat Pagi Diserang Hujan


Oleh : Inggit Putria Marga

Pohon-pohon pisang
Berdaun koyak berbatang lotak
Tali-tali jemuran
Mengendur ditumpangi jamur
Bambu-bambu pagar
Lapuk nyaris ambruk
Ayam, kambing, sapi
Kurus dikandangi terus
Tiang-tiang listrik
Sekarat penuh karat
Genteng-genteng rumah
Semaput didera lumut
Suami istri bagai ular
Melingkar di bawah selimut
Anak lelaki dan anak perempuan
Lupa jalan menuju sekolah
Ruang-ruang kelas
Mati digerogoti gigi sepi
Jalan-jalan aspal
Ditumbuhi lengang terjal
Kebun-kebun sayur
Menjelma rumah air
Bunga-bunga kecipir
Rontok untuk bonyok
Bulu-bulu bangau
Mengapung di danau
Cahaya matahari sembunyi
Di jantung seorang yogi

10

Anda mungkin juga menyukai