Anda di halaman 1dari 9

CIRI CIRI DAERAH TEKTONIK LEMPENG

Gerakan Konvergen

Gerakan konvergen adalah pergerakan lempeng yang terjadi pada dua


bagian lempeng yang bergerak saling mendekat hingga akhirnya bertumbukan.
Gerakan ini menyebabkan salah satu lempeng yang bertabrakan akan menunjam
(subduction) ke bawah lempeng lainnya. Daerah lempeng bumi yang
mengalami peristiwa pergerakan konvergen disebut dengan batas konvergen.

Umumnya daerah penunjaman lempeng akan membentuk suatu palung


yang dalam dan merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Contohnya adalah
zona subduksi antara lempeng samudera India-Australia dan lempeng benua
Eurasia di Sumatera. Dalam pergerakannya, lempeng hanya bergerak beberapa
sentimeter tiap tahunnya, sehingga proses penunjaman terjadi sangat lambat dan
berlangsung ribuan bahkan jutaan tahun.

Fenomena-fenomena yang sering terjadi akibat pergerakan lempeng


konvergen adalah:
1. Terbentuk palung laut pada titik tumbukan lempeng benua dan lempeng
samudera, atau lempeng samudera dan lempeng samudera;
2. Aktivitas vulkanisme berupa intrusi maupun ekstrusi gunung api;
3. Aktivitas seismik yang besar;
4. Terbentuknya batuan sedimen campuran yang dinamakan batuan melange.

Ada 3 kemungkinan terjadi pada batas lempeng yang saling bertumbukan:


1. Tumbukan Lempeng Samudera Dengan Lempeng Samudera
2. Tumbukan Lempeng Benua Dengan Lempeng Samudera
3. Tumbukan Lempeng Benua Dengan Lempeng Benua

1. Tumbukan Lempeng Samudera Dengan Lempeng Samudera

Tumbukan antara lempeng samudera dengan samudera mengakibatkan


salah satu lempeng tersubduksi ke arah mantel, karenanya di daerah tersebut
akan terbentuk parit di dasar laut dan deretan gunung api yang tak jarang juga
terbentuk di dasar laut.

Apabila gunung api tersebut terus ‘tumbuh’ maka akan terbentuk


serangkai kepulauan gunung api baru sebagai busur gunung api (volcanic arc)
yang letaknya beberapa ratus kilometer dari palung laut dimana kedua lempeng
tersebut bertemu. Apabila aktifitas gunung api berlangsung terus dalam jangka
waktu lama disertai intrusi batuan beku maka akan membesar dan tinggi
membentuk busur kepulauan seperti kepulauan Filipina dan Jepang.

Gambar 1. Tumbukan Lempeng Samudera dengan Samudera. Sumber: Carlson,


Diane H. Dkk. 2011. Physical Geology Ninth Edition. Penerbit: McGraw-Hill

Pertemuan lempeng yang seperti ini biasanya terjadi daerah laut dalam dengan
kedalaman lebih dari 11 kilometer. Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang
timbul sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic
island chain).

2. Tumbukan Lempeng Benua Dengan Lempeng Samudera

Tumbukan antara lempeng samudera dengan lempeng benua akan


mengakibatkan lempeng samudera tersubduksi ke arah mantel dan
menyebabkan terbentuknya gunung-gunung api aktif di daratan benua.

Ketika suatu lempeng samudera menunjam ke bawah lempeng benua,


lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian
meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung
berapi (volcanic mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi
penunjaman, terbentuklah parit samudera (oceanic trench).

Dasar palung merupakan tempat perusakan lempeng benua akibat


pergesekan dua lempeng dan terjadi pula pengendapan batuan yang berasal dari
laut dalam maupun yang diendapkan dari darat. Endapan campuran itulah yang
dinamakan batuan bancuh atau melange.
Gambar 2. Tumbukan Lempeng Benua dengan Lempeng Samudera. Sumber:
Carlson, Diane H. Dkk. 2011. Physical Geology Ninth Edition. Penerbit:
McGraw-Hill

Pada daerah tipe konvergen seperti ini yang memiliki aktivitas seismik
yang cukup tinggi, bahkan kebanyakan gelombang tsunami yang terjadi akibat
aktivitas seismik pada tipe ini yang ditimbulkan dari gempa-gempa besar yang
dapat memicu terjadinya tsunami.

3. Tumbukan Lempeng Benua Dengan Lempeng Benua

Pertemuan atau tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng benua


akan mengakibatkan kedua lempeng benua tersebut saling
bertabrakan (continental collision)sehingga menyebabkan terjadinya lipatan
yang semakin lama areanya semakin luas dan semakin tinggi.

Gambar 3. Tumbukan Lempeng Benua Dengan Lempeng Benua. Sumber:


Carlson, Diane H. Dkk. 2011. Physical Geology Ninth Edition. Penerbit:
McGraw-Hill
Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya.
Karena keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan
tidak cukup berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah
di bagian yang bertumbukan mengeras dan menebal, membentuk deretan
pegunungan non vulkanik (mountain range). Contohnya adalah pembentukan
pegunungan Himalaya dan daerah dataran tinggi Tibet, terbentuk dari
konvergensi antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.

Gerakan Divergen

Divergen adalah pergerakan lempeng tektonik yang saling menjauh satu


sama lainnya (break apart)atau terpecah. Ketika lempeng
tektonik terpecah, lapisan lithosfer menipis dan akan terbelah membentuk batas
divergen. Bila pergerakan ini terjadi pada lempeng samudra, akan menyebabkan
pemekaran lempeng samudra yang menghasilkan palung laut. Namun bila
pergerakan terjadi pada permukaan lempeng benua, maka akan menghasilkan
lembah retakan akibat kedua lempeng saling berjauhan. Kedua bentuk
pergerakan tersebut pada akhirnya akan membuahkan benua dan samudra yang
baru.

Gerakan divergen umumnya terjadi pada punggungan samudera. Dimana


lempeng saling menjauhi sumbu punggungan samudera sehingga terbentuk
celah yang segera terisi oleh lelehan batuan yang terinjeksi dari astenosfir
dibawahnya. Material ini perlahan-lahan mendingin dan membentuk lantai
samudera yang baru, mendorong lantai samudera yang lama sudah terbentuk
sebelumnya mejauhi pusat pemekaran. Mekanisme ini berulang dan
berlangsung terus sejak 165 juta tahun yang lalu dan disebut pemekaran lantai
samudera (sea floor spreading) menjadi lantai samudera Altlantik. Kecepatan
pemekaran ini antara 2 sampai 10 cm/tahun.

Mungkin yang paling terkenal dari batas-batas divergent adalah Mid-


Atlantic Ridge, yang terdapat sepanjang Lautan Artik hingga ujung Afrika
sehingga batas divergent ini mengelilingi setengah bagian bumi. Kecepatan
penyebaran Mid Atlantic Ridge sekitas 2,5 cm/tahun, atau 25 km dalam 1 juta
tahun. Kecepatan ini mungkin rendah bagi standar manusia, tapi karena proses
ini telah terjadi jutaan tahun maka lempeng telah bergerak ratusan kilometer.
Penyebaran lempeng benua selama 100 hingga 200 juta tahun telah
menyebabkan Lautan Altantik berkembang dari daerah perairan kecil diantara
lempeng Europa, America dan Afrika menjadi samudera luas seperti sekarang.
Gambar 4. Beberapa Mid Ocean Ridge di dunia. Sumber: Carlson, Diane H.
Dkk. 2011. Physical Geology Ninth Edition. Penerbit: McGraw-Hill

Islandia adalah negara volkanik yang mengembang disebabkan oleh


Mid Atlantic Ridge, pulau ini menjadi laboratorium alam para ilmuan untuk
mempelajari proses pemisahan pada zona divergen. Islandia terpisah sepanjang
pusat pemisahannya di antara Lempeng Eurasia dan Amerika.

Gambar 5. Mid-Atlantic Ridge memisahkan Islandia dan memisahkan America


Utara dan Eurasia. Sumber: USGS. 2014. Understanding Plate Motion.
http://pubs.usgs.gov/
Hasil dari pergerakan lempeng terlihat dengan mudah disekitar Gunung
Api Krafla, disebelah timur laut dari Iceland. Disana terdapat rekahan tanah
yang melebar, dan setiap bulan muncul suatu rekahan tanah yang baru. Dari
tahun 1975 hingga 1984 beberapa kejadian pemisahan terjadi di zona rekahan di
Krafla. Beberapa kejadian perekahan ini disebabkan oleh aktifitas vulkanik,
rata-rata tanah bergerak sekitar 2 meter sebelum tiba-tiba berhenti, aktifitas ini
menjadi sinyal akan terjadinya erupsi. Disekitar tahun 1975 hingga 1984,
perpindahan yang disebabakan oleh perekahan tanah sekitar 7 meter.

Gerakan Transform

Pergerakan lempeng transform adalah pergerakan yang terjadi pada dua


bagian lempeng bumi yang bergerak secara horisontal dan berlawanan arahnya
atau saling bergeser satu sama lain. Keduanya tidak saling memberai maupun
saling menumpu. Daerah lempeng bumi yang mengalami peristiwa pergerakan
transform disebut dengan batas transform. Batas transform ini juga dikenal
sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).

Gambar 11. Skema Pergerakan Lempeng Transform. Sumber: Carlson, Diane


H. Dkk. 2011. Physical Geology Ninth Edition. Penerbit: McGraw-Hill
Fenomena-fenomena yang sering terjadi akibat pergerakan lempeng transform
adalah:

1. Aktivitas vulkanisme yang lemah;


2. Aktivitas seismik yang tidak terlalu besar;
3. Gejala pergeseran yang tampak pada tanggul dasar samudera yang tidak
berkesinambungan, melainkan terputus-putus.
Pada tipe ini tidak ada pembentukan lapisan astenosfer baru atau
terjadinya penyusupan yang dilakukan oleh salah satu lempeng terhadap
lainnya, contohnya adalah yang terjadi antara lempeng samudera dengan
lempeng samudera yang disebabkan karena patahnya jalur pemekaran dasar
laut (seafloor spreading) yang mengakibatkan terbentuknya tipe ini, daerahnya
biasa disebut sebagai pematang-tengah dasar laut atau Mid-Ocean Ridges.
Sedangkan pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng benua untuk tipe
ini terjadi akibat pergeseran dua buah lapisan secara horisontal yang muncul
hingga permukaan, contohnya adalah yang terjadi pada patahan San Andreas di
California.

Batas transform umumnya berada di dasar laut, namun ada juga yang
berada di daratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas (San Andreas Fault)
di California, USA. Sesar ini merupakan pertemuan antara Lempeng Amerika
Utara yang bergerak ke arah tenggara, dengan Lempeng Pasifik yang bergerak
ke arah barat laut.

Gambar 12. San Andreas Fault (Sesar San Andreas), California. Sumber:
Carlson, Diane H. Dkk. 2011. Physical Geology Ninth Edition. Penerbit:
McGraw-Hill
Kesimpulan
Bumi telah mengalami suatu perubahan dari waktu ke waktu, baik
perubahan bentuk permukaan bumi, susunan, lapisan bumi maupun
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam bumi sendiri. Proses-proses
geologi yang berkaitan dengan dinamika bumi adalah bekerjanya gaya-
gaya yang menyebabkan perubahan-perubahan pada bumi, yaitu gaya
endogen dan eksogen. Gaya endogen yang sangat berpengaruh adalah
pergerakan lempeng yang disebabkan oleh aliran konveksi panas pada
mantel. Aliran koneveksi panas ini menghasilkan 3 (tiga) jenis pergerakan
lempeng, yaitu konvergen, divergent dan transform.
TUGAS
GEOLOGI STRUKTUR INDONESIA

FAUZI ACHMAD WIGUNA

1014001

GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDONESIA


2017

BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai