Anda di halaman 1dari 16

PSPA XXXII

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

ANGINA PECTORIS

0. DefinisiPenyakit
Angina pectoris adalah rasa tidak enak didada sebagai akibat dari suatu
iskemik miokard tanpaa danya infark dan bersifat sementara ataureversibel.
Gejala angina berupa serangan nyeri hebat dibawah tulang dada yang sering
kali menjalar kekedua bahu, adakalanya keleher dan rahang ataukelengan yang
dirasakan sangat berat. Terutama timbul bila berjalan (naiktangga, bukit) atau
mengeluarkan tenaga lain segera sesudah makan. Lamanya serangan umumnya
antara 5 dan 30 menit.Jenis-jenis angina yang dikenal adalah:
A. Angina stabil
- Terjadijikaarteri coroner yang arterosklerotik tidak dapat berdilatasi
untuk meningkatkanalirannyasewaktukebutuhanoksigen
- Pencetutusterjadinyanyeri: kegiatanfisik, emosiberlebih
- Hilangdenganistirahat
- Gejalabersifat reversible dantidakprogresif
- Sakit dada ≤15 menit
B. Angina tidakstabil
- Terjadiakibatarterosklerosis coroner, yang ditandaioleh thrombus yang
tumbuhdanmudahmengalamispasme
- Nyeri timbulsaatistirahatatauaktivitas minimal
- Nyeridisertaisesaknafas, mual, muntahdankadang-kadangkeringatdingin
- Hanyahilangsebagiandengannitrat sublingual
- Seranagnlebih lama denganfrekuensi>3x sehari
C. Angina variant atauanginaprinzmetal
- Akibatpenurunansuplaioksigendarahkemiokardsecaratiba-tiba.
- Ditandaidengan spasme/kejangarteriakoroner,
pembuluhdarahmenyempit dan terjadivasokontriksi.
- Serangannyeritimbulspontandalamkeadaanistirahat dan kebanyakan di
malamhari.

1. Drug of Choice
 Nitrogliserin, obatpilihanutamauntukmengatasiseranganakut,
Sediaan:
a) NO3 kejasingkat
Contoh: gliseriltrinitrat sublingual atau spray yang mempunyaidurasi 30
menit. Gliseriltrinitrat transdermal yang berdurasi 24 jam.
b) NO3 kerja lama (lebihstabildanefektif)
Contoh: isosorbitdinitrat oral

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

 Β-blocker (penghematpenggunaanoksigen),
pilihanpertamauntukmencegahserangan angina pectoris. Pada angina
stabil/instabiluntukmengurangikebutuhanakanoksigen.
Sediaan:
a) Kardioprotrktif beta blocker: propranolol, timolol
b) Kardiaselektif beta blocker: atenolol, asebutalol, metoprolol.

 AntagonisCauntukmemperlancars irkulasidarahdanoksigen.
Caantagonisdipakaipadapengobatanjangkapanjanguntukmengurangifrekuen
siserangan. *Nifedipinshort acting
tidakdianjurkankarenaefekkarsinogennyapadajangkapanjang.
Sediaan: Nifedipin, Verapamil, Diltiazem
 Antikoagulan
Terhadap lemak darah, antikoagulan bersifat lipotropik yaitu memperlancar
transfer lemak darah ke dalam depot lemak. Aksi penjernihan ini terjadi
karena obat antikoagulan mampu membebaskan enzim-enzim yang
menghidrolisis lemak, salah satu diantaranya ialah lipase lipoprotein ke
dalam sirkulasi serta menstabilkan aktivitasnya, contoh obatnya heparin
 Antiplatelet
menghambat sintesis tromboxan A2 (TXA2) di dalam trombosit dan
protasiklin (PGI2) di pembuluh darah dengan menghambat secara
ireversibel enzim siklooksigenase (akan tetapi sikoloogsigenase dapat di
bentuk kembali oleh sel endotel). Penghambatan enzim siklooksigenase
terjadi karena aspirin mengasetilasi enzim tersebut. Aspirin dosis kecil
hanya dapat menekan pembentukan tromboxan A2, sebagai akibatnya
terjadi pengurangan agregasi trombosit, contohnya aspirin
 Penghambat glikoprotein iib/iiia
Glikoprotein IIb/IIIa merupakan integrin permukaan trombosit, yang
merupakan reseptor untuk fibrinogen dan faktor von willebrand, yang
menyebabkan melekatnya trombosit pada permukaan asing dan antar
trombosit, sehingga terjadi agregasi trombosit. Contohnya integrilin
 Trombolitik / Fibrinolitika
Berkhasiat melarutkan trombus dan bila di berikan tepat pada waktunya,
yakni dalam jam pertama setelah timbulnya gejala, obat-obat ini dapat
membatasi luasnya infark dan kerusakan otot jantung, sehingga
memperbaiki prognosa penyakit. Dapat digolongkan menjadi 2 kelompok
trombolitika yakni:
• fibrinolysin (plasmin) adalah enzim protease (fibrinolitis) yang langsung
merombak jaringan fibrin dari trombus dan protein plasma lainya, seperti

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

fibrinogen, faktor beku 5 dan 8. Penggunaan secara dermal untuk


melarutkan jaringan mati di bekas luka.

• Zat-zat aktivator plasminogen: streptokinase, alteplase, urokinase, dan


reteplase. Obat-obat ini bekerja tak langsung dengan jalan menstimulir
pengubahan plasminogen menjadi plasmin

Pada angina tidakstabil, kemungkinan resiko infark miokard akan meningkat.


Maka terapinya adalah:

1. NO3 + Beta blocker

2. Antiplatelet: aspirin

3. Antikoagulan: heparin

 Ibu hamildanMenyusui:
1. Nitrogliserin
obatpilihanutamauntukmengatasiseranganakut,
Sediaan:
c) NO3 kejasingkat
Contoh: gliseriltrinitrat sublingual atau spray yang mempunyaidurasi 30
menit. Gliseriltrinitrat transdermal yang berdurasi 24 jam.
d) NO3 kerja lama (lebihstabildanefektif)
Contoh: isosorbitdinitrat oral
2. Beta-blockers

• Ibu hamil tidak boleh menggunakan beta blockers karena penyaluran


darah melalui plasenta dikurangi shg merugikan perkembangan janin.

• Kebanyakan beta-blockers masuk ASI (zatlipofil),


selamaterapibayidiberisusu formula.

3. Antagonis – Ca

• Ibu hamil & menyusui tidak dianjurkan menggunakan antagonis-Ca,


menimbulkan hipotensi shg hypoxia pd janin. Semuaobatgol. Antagonis-
Cadapatmasuk ASI.

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

 Pasien anak-anak
Nitrogliserin
obatpilihanutamauntukmengatasiseranganakut,
Sediaan:
e) NO3 kejasingkat
Contoh: gliseriltrinitrat sublingual atau spray yang mempunyaidurasi 30
menit. Gliseriltrinitrat transdermal yang berdurasi 24 jam.
f) NO3 kerja lama (lebihstabildanefektif)
Contoh: isosorbitdinitrat oral
 Pasien komplikasi
1. Diabetes.
Kurang lebih 20-30% pasien NSTEMI diketahui menderita diabetes, dan
kurang lebih 20-30% menderita diabetes yang tidak terdiagnosis, atau toleransi
glukosa terganggu. Semua pasien NSTEMI perlu diperiksa adanya diabetes, dan
apabila diketahui riwayat diabetes atau hiperglikemia, kadar gula darah perlu
diawasi. Kadar gula darah perlu dijaga dari hiperglikemia (>180-200 mg/dL) dan
hipoglikemia (<90 mg/dL). Pemberian antitrombotik pada pasien diabetes serupa
dengan pasien non-diabetik. Fungsi ginjal pada pasien diabetes perlu diperhatikan
secara ketat setelah pemberian kontras. Pada pasien diabetes, disarankan untuk
melakukan strategi invasif awal. Pembedahan CABG lebih disarankan
dibandingkan dengan IKP untuk pasien diabetik dengan lesi di batang utama
dan/atau penyakit multi pembuluh yang lanjut .
2. Penyakit ginjal kronik
Disfungsi ginjal ditemukan pada 30-40% pasien NSTEMI. Fungsi ginjal
sebaiknya dievaluasi pada semua pasien dengan risiko PGK sebagai eGFR dengan
rumus MDRD karena mengikutsertakan etnis dan jenis kelamin dalam
penghitungannya. Namun dalam praktek klinis, klirens kreatinin dapat pula
dihitung dengan rumus Cockroft-Gault. Pasien NSTEMI dengan PGK perlu
mendapatkan antitrombotik yang sama dengan pasien tanpa PGK dengan
menyesuaikan dosis terkait tingkat disfungsi ginjal yang dimiliki. Dosis
pengobatan perlu disesuaikan dengan fungsi ginjal. Untuk clopidogrel, tidak ada
informasi untuk pasien dengan disfungsi ginjal, sementara dosis ticagrelor tidak
dipengaruhi fungsi ginjal (namun tidak diketahui untuk pasien dialisis).
Fondaparinuks merupakan obat pilihan untuk pasien dengan penurunan fungsi
ginjal moderat (klirens kreatinin 30-60 mL/menit) namun diindikasikontrakan
pada gagal ginjal berat (klirens kreatinin <20 mL/menit). Penurunan dosis
enoksaparin perlu dilakukan pada gagal ginjal berat (klirens kreatinin <30
mL/menit) menjadi 1 mg/kg sekali sehari.

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

3. Anemia
SKA yang disertai anemia dikaitkan dengan prognosis yang buruk untuk
kematian akibat kejadian kardiovaskular, MI, atau iskemia rekuren. Anemia yang
menetap atau memburuk berhubungan dengan mortalitas atau kejadian gagal
ginjal yang meningkat setelah perawatan rumah sakit. Hemoglobin baseline yang
rendah merupakan marker independen risiko iskemia dan 40 kejadian perdarahan
sehingga pengukuran hemoglobin disarankan untuk stratifikasi risiko. Transfusi
darah hanya disarankan untuk kasuskasus status hemodinamik yang terganggu
atau Hb <8 g/dL atau Ht <25%.

Mekanisme kerja obat golongan Vasodilator koroner

1. Nitrogliserin
Contoh obatnya gliseril trinitrat, trinitrin, nitrostat
Berkhasiat relaksasi otot pembuluh, broncia, saluran empedu, lambung-
usus dan kemih. Berkhasit vasodilatasi berdasarkan terbentuknya nitrogenoksida
(NO) dari nitrat di sel-sel pembuluh darah NO bekerja dengan merelaksasi secara
langsung sel-sel ototnya sehingga pembuluh darah terutama vena mendilatasi
dengan langsung akibatnya tekanan darah turun dengan pesat dan aliran darah
vena yang kembali kejantung (preload) berkurang
Efek sampingnya berupa nyeri kepala akibat dilatasi arterial yang sering kali
membatasi dosisnya, yang lebih serius adalah hipotensi ortostatis dan
bisamengakibatkan pingsan. Sering timbul efek takikardia namun bisa dihindari
dengan penggunaan kombinasi β-bloker. Efek samping lainnya terdiri dari nausea,
pusing, flusing, disusul dengan muka pucat.
Kehamilan penggunaan trinitrin selama masa keamilan dan laktasi masih belum
diketahui efek sampingnya.
Dosis pada serangan akut di bawah lidah (sublingual) 0,4-1 mg sebagai tablet,
spray atau kapsul (harus digigit) jika perlu maka diulang sesudah 3-5 menit. Bila
efek sudah dicapai, maka obat harus dikeluarkan dari mulut.
2. Issosorbide dinitrat
Contoh obatnya isordil, sorbidin
Dalam dinding pembuluh dara zat ini dirubah menjadi nitrogenoksida
(NO) yang mengaktivasi enzim guanilsiklase dan menyebabkan peningkatan
kadar cGMP (cyclo- guanilmonophospate) di sel otot polos sehingga
menyebabkan vasodilatasi.
Dosis pada serangan akut atau profilaksis sublingual tabet 5 mg, bila perlu diulang
setelah bebrapa menit. Interval oral 3x sehari 20 mg atau tablet kapsul maksimal
1-2x sehari 80 mg. spray 1,25-3,75 mg (1-3 semprotan)
Efek samping hipotensi, takikardia, palpitasi dan sakit kepala

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

3. Isosorbida-5-mononitrat
Contoh obatnya ismo, imdur, mono-cedocard
Berkhasit vasodilatasi berdasarkan terbentuknya nitrogenoksida (NO) dari
nitrat di sel-sel pembuluh darah NO bekerja dengan merelaksasi secara langsung
sel-sel ototnya sehingga pembuluh darah terutama vena mendilatasi dengan
langsung akibatnya tekanan darah turun dengan pesat dan aliran darah vena yang
kembali kejantung (preload) berkurang. Obat ini digunakan oral sebagai
profilaksis untuk mengurangi frekuensi serangan juga secara oromukosal (tablet
retard).
Dosis oral 3x sehari 10 mg setelah makan, setelah beberapa hari 2-3x sehari 20
mg. tablet retard pagi hari 50-120 mg.
Efek samping sakit kepala dan tekanan darah rendah disertai mual.
4. Dipiridamol
Contoh obatnya persantin, cardial
Mekanisme kerjanya sebagai penghambat fosfodiesterase derivat dipiperindo ini
berdaya inotrop positif lemah tanpa menaikan penggunaan oksigen dan
vasodilatasi terhadap arteri jantung.
Efek samping gangguan lambung-usus, nyeri kepala, pusing, dan palpitasi yang
bersifat sementara.
Dosis oral 3x sehari 50 mg 1 jam sebelum makan.

Mekanisme kerja obat golongan β-bloker


1. Atenolol dan metoprolol
Memperlambat denyut jantung (brakicardia, efek kronotrop negatif) sehingga
mengurangi kebutuhan oksogen di myocard dan dapat juga berperan dalam
meningkatkan peredaran (perfusion) darah dari bagian yang kekurangan darah
karena penurunan frekuensi denyut jantung (heart rate) memperpanjang waktu
diastole dan dengan demikian akan ada waktu untuk penyaluran darah koroner.
Blokade reseptor β1 menurukan frekuensi denyut jantung (efek kronotop negatif)
daya kontraksi (efek inotrop negatif) dan volume menit jantung. Kecepatan
penyaluran AV diperlambat sehingga tekanan darah akan turun.
Blokade reseptor β2 menimbulkan broncokontriksi dan meniadakan vasodilatasi
dari ketokolamin terhadap pembuluh perifer.
Pada penderita angino pectoris STEMI ketika berada di ruang emergensi,
jika morfin tidak berhasil mengurangi nyeri dada pemberian β-bloker secara
intravena mungkin efektif. Regimen yang biasa diberikan adalah metoprolol 5mg
setiap 2-5 menit sampai total 3 dosis, dengan syarat, frekuensi jantung >60 menit,
tekanan darh sistolik >100mmHg, interval PR <0,24 detik dan ronki tidak lebih
dari 10cm dari diagfragma. 15 menit setelah dosis intravena terakhir di lanjutkan

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

dengan metoprolol oral dengan dosis 50mg tiap 6 jam selama 48 jam, dan
dilanjutkan 100mg tiap 12 jam
Pada penderita NSTEMI β-bloker di berikan dengan target frekuensi
jantung 50-60 kali/menit. Di berikan metoprolol sampai 3 dosis masing-masing
5mg intravena dalam 15 menit pertama, dilanjutkan 200mg per oral.
Efek samping dari penggunaan obat β-bloker yaitu pusing, lemas, sakit kepala,
dan gangguan penglihatan.
Kontraindikasi obat β-bloker dapat memperparah pasien asma sehingga tidak
boleh diberikan pada pasien asma.
Mekanisme kerja obat golongan Antagonis Kalsium

Banyak digunakan dalam terapi angina dan memiliki lebih sedikit efek
samping serius di bandingkan dengan β-bloker. Zat-zat ini memblokir calcium-
channels di otot polos arterial dan menimbulkan relaksasi dan vasodilatasi perifer.
Tekanan darah arteri dan frekuensi jantung menurun, begitu pula dengan
pengunaan oksigen pada saat mengeluarkan tenaga. Selain itu, pemasukan darah
di perbesar karena vasodilatasi miokard (Tjay, 2005). Senyawa antagonis kalsium
terbagi atas dua kelompok besar: dihidropiridin (nifedipin) dan nondihidropiridin
(verapamil,diltiazem). Derivat dihidropiridin mempunyai efek yang lebih kuat
terhadap otot polos daripada otot jantung atau sistem konduksi.

1. Nifedipin
Semua penghambat kanal ca menyebabkan relaksasi otot polos arterial tetapi
efek hambatan berkurang terhadap pembuluh vena akan tetapi untuk nifedipin
kurang mempengaruhi kanal ca sehingga tergantung pada frekuensi stimulasi dan
tidak mempengaruhi konduksi jantung. Derivat dihidroperdidin memiliki efek
yang lebih kuat terhadap otot polos daripada otot jantung atau sistem konduksi.
Dosis pada pagi hari 30 mg tablet retard, berangsur-ansur dinaikan menjadi 12
mg.
Efek samping sakit kepala, gangguan fungsi hepar, mual dan muntah
2. Verapamil
Mekanisme kerja dengan menghambat masuknya ca kedalam sel sehingga
relaksasi otot polos vaskuler menurunkan kontaksi otot jantung dan menurunkan
kecepatan nodus SA serta konduksi AV. Verapamil memiliki efek vasodilatasi
yang kurang kuat dibandingkan dengan nifedpine namun pada diosis yang
menimbulkan vasodilatasi perifer akan menunjukan efek langsung kronotropik,
dromotropik, dan inotropik negatif yang lebih kuat.
Dosis angina stabil oral 3-4x sehari 80 mg, pemeliharaan 4x sehari 80-120 mg
tablet SR (slow release) : 1-2x sehari 240 mg.

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

3. Diltiazem
Berkhasiat sebagai vasodilatasi kuat dibandingkan dengan verapamil, tetapi
efek enotropik negatifnya lebih ringan. Daya kerjanya terletak antara nifedipin
dan verapamil serta sering kali digunakan dalam terapi angina karena tidak
menimbulkan takikardia.
Dosis oral 3-4x sehari 60 mg maksimal 3x sehari 120 mg.
Efek samping brakikardia dan hipotensi

Mekanisme kerja obat golongan antikoagulan

1. Heparin
Pada penderita angina tak stabil dan NSTEMI dapat di berikan
unfractionated heparin untuk dosis awal 60 U per kg (maksimum 4000-5000 U)
dilanjutkan dengan infus awal 12-15 U per kg per jam (maksimum 1000 U/JAM).
Target normogram terapi adalah aPTT adalah1,5 – 2,5 kali nilai aPTT normal atau
tingkat optimal 50-75 detik. Sangat dibutuhkan pencapaian target terapi ini.
pengukuran dilakukan berulang jika terdapat perubahan dosis UFH, biasanya
setelah 6 jam pemberuan UFH dengan dosis baru. Selama pemeberian UFH
sebainya dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk pengawasan terjadinya
anemia dan trombositopenia. Salah satu kontra indikasi obat ini adalah bila ada
riwayat heparin induced thrombocytopenia. Selain UFH, pada pasien angina tak
stabil dan NSTEMI dapat di berikan low-molecular-weight heparin (LMWH).
Dosis yang biasa di berikan 0,6-1,0 U/ml dengan resiko pendarahan yang
meningkat pada dosis 1,8-2 U/ml.
Pada penderita STEMI dapat di berikan UFH dengan dosis awal intravena
60 U/kg (maksimum 4000 U) di lanjutkan infus intravena 12 U/kg/jam
(maksimum 1000 U) dan mencapai target 1,5-2 nilai kontrol aPTT. Dapat juga di
berikan enoxaparin (serum kreatinin <2,5mg/dl pada laki-laki dan <2,0 mg/dl
pada prempuan) pada pasien berusia <75 tahun, dosis awal 30mg intravena
dilanjutkan subkutan 1mg/kg setiap 12 jam. Untuk pasien di atas 75 tahun dosis
ruwatan subkutan 0,75 mg/kg setiap 12 jam. Bila CCT <30mL/menit maka dosis
ruwatan menjadi 1 mg untuk 24 jam subkutan. Dosis ruwatan di berikan sampai 8
hari

Mekanisme kerja obat golongan antikoplatelet

1. Aspirin
Aspirin merupakan tatalaksana dasar pasien STEMI dan efektif pada
spektrum sindrome koroner akut. Inhibisi cepat siklooksigenase trombosit yang di
lanjutkan reduksi kadar tromboxan A2 di capai dengan absorbsi aspirin bukkal
dengan dosis 160-325 mg di ruang emergensi. Selanjutnya aspirin di berikan oral
dengan dosis 75-162 mg

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

Aspirin di rekomendasikan pada semua pasien NSTEMI tanpa kontraindikasi


dengan dosis awal 160-325mg (non-enteric) dan dengan dosis pemeliharaan 75-
100 mg jangka panjang
2. TIKLODIPIN
Tiklodipin menghambat antiplatelet yang di induksi oleh ADP. Inhibisi
maksimal agregasi trombosit baru terlihat setelah 8-11 hari terapi, berbeda dari
aspirin, tiklodipin tidak mempengaruhi metabolisme prostaglandin. Dari uji klinis
secara acak di laporkan adanya manfaat dari tiklodipin untuk pencegahan kejadian
vaskular pada pasien TIA, stroke dan angina pektoris tidak stabil.
Dosis tiklodipin umumnya 250 mg 2 kali sehari. Agar mula kerja lebih cepat ada
yang mengunakan dosis muat 500 mg. Tiklodipin terutama bermanfaat untuk
pasien yang tidak dapat mentoleransi aspirin. Karena tiklodipin mempunyai kerja
yang berbeda dari aspirin, maka kombinasi kedua obat di harapkan dapat
memberikan efek aditif atau sinergistik
3. KLOPIDOGREL
Derivat-piridin ini adalah pro-drug, yang di dalam hati di ubah untuk
kurang lebih 15% menjadi metabolit thiolnya yang aktif. Zat aktif ini setelah
diresopsi meningkat dengan pesat dan irreversibel dengan reseptor trombosit dan
menghambat penggumpalanya, yang di induksi oleh adenosindifosfate (ADP).
Resorpsinya minimal 50%, Protein plasmanya 98%. Eksresi melalui kemih dan
tinja.

Mekanisme kerja obat golongan penghambat glikoprotein iib/iiia

1. INTEGRILIN
Merupakan suatu peptida sintetik yang mempunyai afinitas tinggi terhadap
reseptor glikoprotein IIb/IIIa. Integrilin digunakan untuk pengobatan angina tidak
stabil dan untuk angioplasti koroner. Dosis diberikan secara bolus 135-180
Ug/kgBB diikuti dengan 0,5-3,0 g/kgBB/menit untuk sampai 72 jam. Efek
samping antara lain pendarahan dan trombositopenia

Mekanisme kerja obat golongan Trombolitik / Fibrinolitika


1. UROKINASE

Adalah enzim yang dihasilkan dari biakan jaringan sel ginjal manusia. Waktu
paruhnya 10-20menit. Digunakan pad trombus vena dan arteril, juga pada emboli
paru. Dosis: infus permula 250.000UI dalam larutan NACL /glukosa selama 15
menit, lalu 100-250.000UI/jam selam 8-12 jam. Efek samping yang serius dari
obat ini adalah meningkat nya kecendrungan perdarahan, terutama perdarahan
otak, khususnya pada manula.

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

4. TerapiNonfarmakologi
Tindakanumum yang
perlusekalidilakukanuntukmembantumengurangiserangan angina
(danakhirnyamenghindariinfarkjantung)
adalahuntukmenurunkankegiatanjantungdandemikiankebutuhannyaakanoksige
nyaitu:
 Berhentimerokok.
 Membatasiminum kopi danalkoholsampaimasing-masing 2-3 cangkirdan 2-
3 konsumsi.
 Meniadakanoverwight
 Menghindari stress, emosi
 Berjalan 0,5-1 jam sehariatau 3-5 kali semingguatauberlari-lari santai
 Mengobatihipertensi, bila ada.

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

Ringkasan obat beserta dosis

N Jenis Golongan Jenis Obat Dosis Sediaan Cara


o penyaki Obat Pemberia
t n
1. Angina Nitrat Isorbida 1-4mg per Injeksi Intravena
tak dinitrat jam
stabil
Beta- Metoprolol 50-200 mg 2 Injeksi Intravena
Blocker kali sehari dan dan Oral
Tablet
Antagonis- Nifedipin 10-20mg Tablet Oral
Kalsium diberikan
3kali sehari
Antiagregas Aspirin Dosis awal Tablet Oral
i Trombosit 160mg per
hari dan
dosis
selanjutnya
80-325 mg
per hari
Tiklodipin 250mg 2 kali Tablet Oral
sehari
Antikoagula Heparin dosis awal 60 Injeksi Intravena
n (UFH) U per kg
dilanjutkan
dengan infus
awal 12-15 U
per kg per
jam.
Fondafarinu 2,5mg Injeksi Intraven
x sehari a dan
Subkuta
n
2. Klopidogrel 300mg per Tablet Oral
hari dan
selanjutnya
75 mg per
hari.
STEMI Nitrat Nitroglisein 0,4mg dan Injeksi Intravena
dapat di dan dan Oral
berikan tablet

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

sampai 3
dosis

Beta- Metoprolol 5mg setiap 2- Injeksi Intravena


Blocker 5 menit dan dan oral
sampai total Tablet
3 dosis
Antikoagula Heparin dengan dosis Injeksi Intravena
n (UFH) awal
intravena 60
U/kg di
lanjutkan
infus
intravena 12
U/kg/jam.
Fondafarinu dosis awal Injeksi Intravena
x 2,5 mg dan
intravena di Subkutan
lanjutkan
dengan
subkutan
2,5mg per
hari
Enoxaparin awal30mg Injeksi Intravena
intravena dan
dilanjutkan Subkutan
subkutan
1mg/kg
setiap 12 jam

Klopidogrel 75mg/hari Tablet Oral


diberikan
bersama
Aspirin
Fibrinolitik Aktivator permulaan Injeksi Intravena
plasminoge 10mg dalam
n 1-2 menit,
lalu 50mg
selama jam
pertama dam
10 mg dalam
30 menit,
sampai

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

maksimal
100mg dalam
3 jam.
Streptokinas Dosis awal Injeksi Intravena
e 250.000UI
diikuti
dengan dosis
pemeliharaa
n
100.000UI/ja
m
3. Antiagregas Aspirin dosis 160- Tablet Oral
i Trombosit 325 mg di
ruang
emergensi.
Selanjutnya
aspirin di
beriakan oral
dengan dosis
75-162 mg.
NSTEMI Nitrat Isorbida 30-160 mg Tablet Oral dan
dinitrat sehari, dibagi Sublingua
dalam 3-4 l
kali
pemberian.
Nitrogliserin 5-10 Injeksi Intavena
Ug/menit).
Laju infus
dapat di
tingkatkan 10
Ug/menit
tiap 3-5
Beta- Metoprolol 5mg Injeksi Intarvena
Blocker intravena dan dan Oral
dalam 15 Tablet
menit
pertama,
dilanjutkan
200mg per
oral.
Kalsium- Verapamil 240- Kaplet Oral
Antagonis 480mg/hari
di bagi dalam

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

3-4 dosis
pemberian
Diltiazem 90mg Kapsul Oral
diberikan
2kali sehari
dapat di
tingkatkan
sampai
360mg/hari
Antikoagula Heparin Dosis awal 60 Injeksi Intravena
n (UFH) U per kg.
dilanjutkan
dengan infus
awal 12-15 U
per kg per
jam.
Enoksaparin 0,6-1,0 U/ml Injeksi Intravena
Fondaparinu 2,5mg sehari Injeksi Intravena
x
Antiagregas Aspirin dosis awal
i Trombosit 160-325mg
(non-enteric)
dan dengan
dosis
pemeliharan
75-100 mg
Klopidogrel Dosis loading Tablet Oral
30 mg/hari,
di lanjutkan
klopidogrel
75 mg/hari

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

Soal

1. Seorang laki-laki umur 60 tahun dibawa keruang gawat darurat dengan keluhan
nyeri yang melewati dinding dada yangberat dan menyebar ke lengan.Pada
pemeriksaan fisik ditemukan TD130/90mmHg, BB 80 kg, TB 155 cm, pasien
diketahui menderita hiperkolesterol. apakah kemungkinan diagnose pasien
tersebut ?
a. Myalgia
b. Neuralgia
c. Gastritis
d. Angina pectoris
e. Osteoporosis
2. Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang keUGD dengan keluhan sesak nafas
sejak 1 jam sebelum masuk RS.keluhan sesak nafas dirasakan seperti tertindih
benda yang sangat berat, dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
160/100mmHg,nadi 110x/menit, laju respirasi 45x/menit. Pemeriksaan apakah
yang perlu dilakukan untuk mengetahui pnyakit yang diderita pasien?
a. EKG
b. CT scan
c. X-ray
d. USG
e. Pemeriksaan urin

3. Perbedaan angina pectoris dengan infark miokard adalah …..


a. angina pectoris timbul pada saat keadaan istirahat saja dan dapat
dihilangkan dengan nitrat organik
b. angina pectoris timbul pada saat keadaan istirahat maupun beraktivitas
dan tidak dapat dihilangkan dengan nitrogliserin
c. angina pectoris timbul pada saat keadaan istirahat maupun
beraktivitas dan dapat dihilangkan dengan nitrogliserin
d. angina pectoris timbul pada saat beraktivitas saja dan tidak dapat
dihilangkan dengan nitrogliserin
e. angina pectoris timbul saat beraktifitas dan dapat dihilangkan dengan
kumarin
4. Obat yang termasuk agen Penghambat glikoprotein iib/iiia yang digunakan
pada angina pectoris adalah

a. Heparin
b. Kumarin

©Copyright Mapro 32 UAD


PSPA XXXII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

c. ateplase

d. integrilin
e. Ticlopidine
5. Seorang perempuan berusia 55 tahun datang kepuskesmas dengan keluhan
nyeri dad sejak 1 jam sebelum datang kepuskesmas. keluhan nyeri dada
dirasakan seperti tertindih pada bagian dada kiri menjalar ke pundak, pasien
diketahui menderita angina pectoris. Apakah obat yang diberikan pada pasien
untuk mengatasi gejala yang diderita pasien ?
a. captopril
b. Kumarin
c. Simvastatin
d. Alupurinol
e. Nitrogliserin

©Copyright Mapro 32 UAD

Anda mungkin juga menyukai