Anda di halaman 1dari 105

1.

Biologi Sel dan Molekuler


a. Teori Tentang Sel

1. Teori Sel Robert Hooke (1635-1703) Sejarah Penemuan Sel - Pada tahun
1665 yaitu pada umur 30 tahun , Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari
batang Quercus suber menggunakan mikroskop. Ia menemukan adanya ruang-
ruang kosong yang dibatasi dinding tebal dalam pengamatannya. Robert Hooke
menyebut ruang ruang kosong tersebut dengan istilah cellulae artinya sel. Sel
yang ditemukan Robert Hooke merupakan sel-sel gabus yang telah mati. Sejak
penemuan itu, beberapa ilmuwan berlomba untuk mengetahui lebih banyak
tentang sel.

2. Teori Sel Antony van Leeuwenhoek (1632 – 1723) - Bapak Biologi

Terkenal atas pengembangan mikroskop dan kontrobusinya terhadap


didirikannya mikrobiologi. Ia adalah orang pertama yang mengamati dan
mendeskripsikan organisme bersel satu. Leeuwenhoek merancang sebuah
mikroskop kecil berlensa tunggal. Mikroskop itu digunakan untuk mengamati
air rendaman jerami. Ia menemukan organisme yang bergerak-gerak di dalam
air, yang kemudian disebut bakteri. Antonie van Leeuwenhoek merupakan
orang pertama yang menemukan sel hidup.

3. Teori Sel Robert Brown (1773-1858) Robert brown (21 Desember 1773 – 10
Juni 1858) adalah botanis Skotlandia yang memberikan sumbangan penting
terhadap botani melalui penemuan inti sel dan aliran sitoplasma. Peningkatan
pada desain lensa terjadi dan membawa sel menjadi lebih dapat terfokus
diamati. Robert Brown, mengamati adanya titik buran yang selalu ada pada sel
telur, sel polen atau serbuk sari, sel dari jaringan anggrek yang sedang tumbuh.
Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat
benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel
atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat
dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur
segala proses yang terjadi dalam sel.

4. Teori Sel Matthias Schleiden (1804-1881) Schleiden seorang (5 April 1804


- 23 Juni 1881) adalah seorang ahli botani Jerman dan pendiri teori sel,
bersama dengan Theodor Schwann dan Rudolf Virchow. Setelah mengamati
tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang tubuh tumbuhan.
Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel.
Selain itu dia juga berpendapat bahwa nukleus dan perkembangan sel erat
hubungannya. Berdasarkan hasil penelitiannya, Schleiden menyimpulkan bahwa
masing-masing sel tanaman mengarah ke suatu kehidupan ganda, satu
tergantung pada kehidupannya sendiri dan yang lain sebagai bagian integral
tanaman.

5. Teori Sel Theodor Schwann (1810-1882) Schwann adalah seorang ahli


fisiologi dan ahli zoologi Jerman. Banyak kontribusi untuk biologi mencakup
pengembangan teori sel, penemuan sel Schwann dalam sistem saraf perifer,
penemuan dan studi pepsin, penemuan sifat organik ragi, dan penemuan
metabolisme panjang. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan.
Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga
tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil
dari tubuh hewan adalah sel. Dari penelitian tersebut dia menyimpulkan bahwa
sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.

6. Teori Sel Max Schultze (1825-1874) Schultze menegaskan bahwa


protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma bukan hanya
bagian struktural sel, tetapi juga merupakan bagian penting sel sebagai tempat
berlangsung reaksi-reaksi kimia kehidupan.Protoplasma juga merupakan
tempat terjadinya proses hidup. Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut
akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain:

a. sel merupakan unit struktural makhluk hidup;

b. sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;

c. sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;

d. sel merupakan unit hereditas.

7. Teori Sel Rudolf Virchow (1821– 1902) Virchow adalah seorang dokter,
patologis, sejarahwan, ahli biologi, dan politikus Jerman. orang pertama yang
mengenal leukemia dan amat dikenal dengan hukumnya: Omnis cellula e cellula
("setiap sel berasal dari sel lainnya") yang ia kemukakan pada 1855. Hukum ini
berdasarkan penemuannya bahwa bukan seluruh organisme, melainkan
kelompok sel tertentu yang dalam keadaan tak sehat. Selain itu Rudolf Virchow
mengemukakan sel sebagai unit pertumbuhan terkecil makhluk hidup. Sel
sebagai penyusun terkecil makhluk hidup selain menjalankan suatu fungsi
kehidupan juga mengalami pertumbuhan. sel dapat mengalami perpanjangan
ukuran maupun perbesaran volume sel.

8. Teori Sel Johanes Purkinye (1787– 1869) Johanes adalah seorang ahli
anatomi dan ahli faal (fisiologi). Di universitas ini kelak ia ditunjuk menjadi
profesor ilmu faal setelah menyelesaikan disertasi doktoralnya.Penemuannya
yang sangat terkenal adalah sel Purkinje, sebuah sel saraf besar yang memiliki
banyak cabang dendrit. Sel ini dapat ditemukan di otak kecil. Selain itu dia
adalah orang pertama yang mengajukan istilah protoplasma untuk menamai
bahan embrional sel telur.

9. Teori Sel Felix Dujardin (1802-1860) seorang ahli biologi Perancis lahir di
Tours. Ia diingat untuk penelitian tentang protozoa dan invertebrata lainnya.
Dujardin dikenal karena karyanya dengan kehidupan binatang mikroskopis, dan
pada tahun 1834 mengusulkan bahwa kelompok baru organisme bersel satu
disebut Rhizopoda; berarti "akar-kaki". Nama itu kemudian diubah menjadi
Protozoa. Selain itu Dalam Foraminifera, ternyata dia menemukan sebuah
kehidupan formless substansi yang dinamakannya "sarcode"; yang kemudian
diganti oleh protoplasma oleh Hugo von Mohl, protoplasma itulah yang dia
anggap bagian terpenting dalam sel.

10. Teori Sel Henri Dutrochet (1776-1847) Dutrochet membuat hubungan


antara sel-sel tumbuhan dan sel hewan eksplisit, dan dia mengusulkan bahwa
sel bukan hanya unit struktural tetapi juga fisiologis. Henri Dutrochet juga
mengemukakan Seluruh jaringan organik adalah sel bulat kecil yang disatukan
oleh kekuatan adesif sedarhana. Dengan demikian, jaringan adalah kumpulan
sel yang mengalami modifikasi.

b. Struktur Sel Tumbuhan dan Sel Hewan


= HO Bu Rini
c. Organela Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
= HO Bu Rini
d. Substansi genetik (DNA dan RNA)

Pengertian DNA (Deoxyribonucleic Acid)


DNA merupakan suatu asam nukleat yang menyusun gen di dalam inti sel. Di
dalamnya, tersimpan segala informasi biologis dari setiap makhluk hidup dan
beberapa virus. Tidak hanya di dalam inti sel, DNA juga terdapat di dalam
mitokondria, kloroplas, sentriol, plastid, hingga sitoplasma.

Struktur DNA

DNA adalah suatu molekul besar kompleks yang terdiri dari dua pita panjang yang
saling berpilin membentuk heliks ganda, dengan setiap pitanya merupakan suatu
polimer dari ratusan hingga ribuan nukleotida. Setiap nukleotida ini terdiri dari:

 Gula pentosa deoksiribosa, gula pentosa (beratom 5C) yang kehilangan satu
atom oksigen.
 Gugus fosfat, yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula pentosa.
 Basa nitrogen, yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula pentosa.

Ikatan Kimia pada Rantai DNA

 Ikatan fosfodiester, yaitu ikatan kimia antara gugus fosfat dari satu
nukelotida dan gula dari nukleotida berikutnya.
 Ikatan hidrogen, yaitu ikatan kimia antarpasangan basa nitrogen.
 Ikatan antara gula deoksiribosa dan basa nitrogen:
o Deoksiadenosin monofosfat (dAMP): antara gula deoksiribosa dan
basa adenin.
o Deoksiguanin monofosfat (dGMP): antara gula deoksiribosa dan basa
guanin.
o Deoksisistidin monofosfat (dCMP): antara gula deoksiribosa dan basa
sitosin.
o Deoksitimidin monofosfat (dTMP): antara gula deoksiribosa dan basa
timin.

Fungsi DNA

 Membawa informasi genetik.


 Memiliki peran dalam pewarisan sifat.
 Mengekspresikan informasi genetik.
 Menyintesis molekul kimia lain.
 Menduplikasikan diri atau bereplikasi.

Sifat DNA

 Jumlah DNA konstan pada setiap jenis sel dan spesies.


 Kandungan DNA dalam sel bergantung sifat ploidi atau jumlah kromosom.
 Bentuk DNA pada inti sel eukariotik seperti benang yang tidak bercabang.
 Bentuk DNA pada inti sel prokariotik, plastid, dan mitokondria berbentuk
sirkuler.

Replikasi DNA

Replikasi atau proses menduplikasikan diri ini terjadi saat interfasi sebelum sel
membelah dengan tujuan agar sel anakan hasil pembelahan mengandung DNA yang
identik dengan DNA sel induk. Jika terdapat kesalahan pada proses ini, sifat pada
sel-sel anakan akan mengalami perubahan. Berikut merupakan penjelasan singkat
dari proses ini:

1. Dua rantai DNA dibuka oleh enzim helikase (no.9) dengan bantuan enzim
topoisomerase (no.11).
2. Rantai tunggal DNA dilekati oleh protein-protein pengikat untaian tunggal
(no.10) dengan tujuan mencegah terbentuk kembalinya heliks ganda.
3. Enzim RNA primase (no.6) menggabungkan nukelotida-nukleotida menjadi
primer RNA, yaitu potongan pendek dari RNA.
4. Molekul DNA polymerase (no.3 dan 8) melekat pada untaian tunggal DNA
dan bergerak di sepanjang untaian itu kemudian membentuk untaian DNA
baru.
5. DNA ligase (no.4) menyambungkan fragmen-fragmen tersebut.

Pengertian RNA (Ribonucleic Acid)


RNA adalah makromolekul polinukleotida berupa rantai tunggal atau ganda yang
tidak berpilin seperti halnya DNA. RNA banyak terdapat pada ribosom atau
sitoplasma dan keberadaannya tidak tetap karena mudah terurai dan harus
dibentuk kembali.

Struktur RNA

RNA adalah suatu polinukleotida yang tersusun dari banyak ribonukleotida. Tiap
ribonukleotida tersesun dari:

 Gula pentosa ribosa.

 Gugus fosfat, yang membentuk tulang punggung RNA bersama ribosa.

 Basa nitrogen, yang terdiri atas basa purin dan basa pirimidin.

Fungsi RNA

RNA berperan dalam proses sintesis protein di dalam sel. Akan tetapi, pada
beberapa jenis virus, RNA berperan seperti DNA untuk membawa informasi
genetik.

Macam-Macam RNA

 RNA genetik, yaitu RNA yang berperan seperti DNA dalam membawa
informasi genetik. RNA tipe ini hanya ada dalam beberapa jenis virus.
 RNA nongenetik, yaitu RNA yang hanya berperan dalam proses sintesis
protein. RNA tipe ini ada dalam organisme yang memiliki DNA. Ada tiga
macam RNA nongenetik, yaitu:
o RNA duta (mRNA), rantai tunggal panjang yang tersusun atas ratusan
nukleotida. RNA ini terbentuk melalui proses transkripsi di dalam inti
sel oleh DNA. Fungsi dari mRNA adalah sebagai pembawa kode
genetik (kodon) dari inti sel ke sitoplasma.
o RNA pemindah (tRNA), rantai tunggal pendek yang dibentuk DNA di
dalam inti sel kemudian diangkut ke sitoplasma. Fungsi dari tRNA
adalah sebagai penerjemah kodon dari mRNA dan pengangkut asam-
asam amino dari sitoplasma ke ribosom.
o RNA ribosom (rRNA), rantai tunggal, tidak bercabang, serta
fleksibel pada ribosom yang dibentuk DNA di dalam inti sel.
Jumlahnya lebih banyak daripada mRNA ataupun tRNA. Fungsi dari
rRNA adalah sebagai mesin perakit polipeptida pada sintesis protein.

e. Pembelahan Sel

Siklus sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat sejumlah
besar DNA di dalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi tersebut
hingga terjadi dua sel baru yang identik.

Siklus sel yang berlangsung kontinu dan berulang (siklik), disebut proliferasi.
Keberhasilan sebuah proliferasi membutuhkan transisi unidireksional dan teratur
dari satu fase siklus sel menuju fase berikutnya. Jenjang reaksi kimia organik yang
terjadi seyogyanya diselesaikan sebelum jenjang berikutnya dimulai. Sebagai
contoh, dimulainya fase mitosis sebelum selesainya tahap replikasi DNA akan
menyebabkan sel tereliminasi.

Jenjang reaksi yang terjadi pada siklus sel, sangat mirip dengan relasi substrat-
produk dari sebuah lintasan metabolik. Produk dari sebuah jenjang reaksi akan
berfungsi sebagai substrat pada jenjang berikutnya, demikian pula dengan laju
reaksi jenjang yang pertama akan menjadi batas maksimal laju reaksi pada jenjang
berikutnya.
Transisi antara jenjang reaksi ditentukan oleh lintasan pengendali ekstrinsik dan
intrinsik yang terdiri dari beberapa cekpoin, sebagai konfirmasi selesainya reaksi
pada suatu jenjang sebelum jenjang berikutnya dimulai. Kedua lintasan kendali
dapat memiliki cekpoin yang sama.

Lintasan kendali instrinsik akan menentukan setiap tahap berjalan sebagaimana


mestinya. Fasa S, G2 dan M pada sel mamalia dikendalikan oleh lintasan ini,
sehingga waktu yang diperlukan untuk fase tersebut, tidak jauh bervariasi antara
satu sel dengan sel lain.

Lintasan kendali ekstrinsik akan berfungsi sebagai respon terhadap kondisi di luar
sel atau telisik defisiensi sel.

Defisiensi lintasan kendali intrinsik seringkali menyebabkan kanker. Penyimpangan


pada protein yang mengendalikan cekpoin siklus fase sering ditemukan pada
penderita kanker.

Fasa pada siklus sel

Gambar skematik fase siklus sel yang dikendalikan oleh enzim CDK.

Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu
proses yang disebut pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang memiliki
inti sel, siklus sel terbagi menjadi dua fase fungsional, fase S dan M, dan fase
persiapan, G1 dan G2:[3]

1. Fasa S (sintesis)

Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh


manusia membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini.
Hasil replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan
dua nuklei masing-masing guna proses mitosis pada fase M.

2. Fasa M (mitosis)

Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi


pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada
mitosis, sel membelah dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam
fase M terjadi beberapa jenjang fase, yaitu:


 Profase, fase terjadinya kondensasi kromosom dan
pertumbuhan pemintalnya. Pada saat ini kromosom
terlihat di dalam sitoplasma.
 Prometafase, pada fase ini sampul inti sel terlarut dan
kromosom yang mengandung 2 kromatid mulai
bermigrasi menuju bidang ekuatorial (piringan
metafase).
 Metafase. kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial
mencapai titik puncaknya
 Anafase. Tiap sentromer mulai terpisah dan tiap
kromatid dari masing-masing kromosom tertarik menuju
pemintal kutub.
 Telofase. Kromosom pada tiap kutub mulai mengalami
dekondensasi, diikuti dengan terbentuknya kembali
membran inti sel dan sitoplasma perlahan mulai
membelah
 Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah
terjadi oleh interaksi antara pemintal mitotik,
sitoskeleton aktomiosin dan fusi sel,[5] dan menghasilkan
dua sel anak yang identik.
3. Fasa G (gap)

Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan
pada fase berikutnya. Pada sel mamalia, interval fase G2 sekitar 2 jam,
sedangkan interval fase G1 sangat bervariasi antara 6 jam hingga beberapa
hari. Sel yang berada pada fase G1 terlalu lama, dikatakan berada pada fase
G0 atau “quiescent”. Pada fase ini, sel tetap menjalankan fungsi
metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi secara
aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G0 dapat memasuki siklus sel
kembali, atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.
Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G0. Sel tersebut
dapat masuk kembali ke fase G1 oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan
kepadatan sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi.

4. Interfase
Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain.
Jedah tersebut termasuk fase G1, S, G2.[6]

Cekpoin pada siklus sel

Aktivitas seluler yang terjadi pada cekpoin, tidak dapat berlangsung tanpa enzim
intraselular yang disebut CDK. Holoenzim CDK aktif terdiri dari sub-unit katalitik
dan sub-unit kendali siklin. Tiap siklin disintesis pada tahap terkait dari fase siklus
sel. Sebagai contoh, siklin E disintensis pada akhir fase G1 hingga awal fase S,
sedangkan siklin A disintesis sepanjang interval fase S dan G2, dan siklin B
disintesis sepanjang fase G2 dan M. Oleh sebab itu, sub-unit katalitik tidak dapat
teraktivasi, hingga siklin yang diperlukan selesai disintesis.

Ikatan yang dibentuk antara sub-unit siklin dan sub-uni katalitik membutuhkan
proses fosforilasi pada treonina oleh enzim lain yang disebut CAK, yang terdiri
dari siklin H dan CDK7.

Regulasi yang lain adalah deaktivasi CDK oleh fosforilasi domain pengikat ATP oleh
enzim kinase yang lain. Deaktivasi tersebut dapat diaktivasi kembali oleh
fosfatase dari jenis CDC25. Keberadaan protein inhibitor CDK juga merupakan
bentuk regulasi terhadap CDK. Satu jenis penghambat CDK termasuk p21CIP1,
p27KIP1, dan p57KIP2; sedangkan jenis yang lain menghambat siklin D/CDK4 atau
siklin-6 CDK, antara lain p16INK4, p15INK4B, p18INK4C, dan p19INK4D. Sintesis,
aktivitas dan degradasi penghambat ini berada dalam regulasi yang merespon
sinyal mitogenik dan antimitogenik, seperti sinyal parakrin dari TGF-β.

Regulasi terhadap CDK di atas menentukan kecepatan terpicunya transisi fase


dalam siklus sel, setelah CDK teraktivasi, transisi ke fase berikutnya akan segera
terjadi, walaupun jenjang reaksi pada fase berlangsung, belum selesai.

Transisi G0 ke G1

Fasa transisi dari fase G0 ke fase G1 disebut fase prima atau fase kompetensi
replikatif, pada hepatosit, fase prima dipicu oleh sekresi sitokina IL-6 dan TNF-
α oleh sel Kupffer yang menyebabkan hepatosit kehilangan sebagian massanya.
Potensi proliferasi hepatosit setelah kehilangan sebagian massanya.[8]

Berbagai protein disintesis pada fase G1 setelah sel meninggalkan fase G0,
beberapa ribosom baru dibuat untuk mempercepat sintesis protein.

Sejumlah protein yang dihasilkan berupa enzim untuk mengembalikan fungsi


metabolik yang hilang saat sel berada pada fase G0, seperti enzim yang dibutuhkan
untuk sintesis isoprenoid, zat yang diperlukan untuk aktivitas onkogen Ras dan
sintesis poliamina, yang mempunyai banyak fungsi termasuk menyediakan ikatan
ionik dengan asam nukleat. Onkogen Ras disintesis sebagai protein prekursor dan
membutuhkan proses paska-translasi sebelum dapat menjadi aktif dan melakukan
transformasi sel.

Enzim lain yang berperan dalam sintesis DNA, seperti timidina kinase, DNA
polimerase dan histon juga dihasilkan ribosom pada fase G1.

Transisi ke fase S

Transisi ke fase S dari fase G1 dikendalikan oleh dua buah cekpoin, yaitu
"kompetensi" dan "restriksi" yang terletak sekitar 12 dan 2 jam sebelum fase S
dimulai. Paling tidak diperlukan tiga faktor pertumbuhan untuk melewati dua
cekpoin ini, yaitu PDGF, EGF dan IGF-1.

Pencerap faktor pertumbuhan merupakan protein kompleks yang terbentak seluas


membran sel dengan domain yang dapat mengenali faktor pertumbuhan di dalam
periplasma dengan sangat khusus. Ligasi yang terjadi dengan ligan akan
menginduksi transmisi sinyal ke dalam sitoplasma melalui aktivasi enzim tirosina
kinase. Sinyal sitoplasmik yang disebut "kurir sekunder", dapat berupa berbagai
protein yang telah mengalami fosforilasi oleh enzim kinase, seperti molekul kecil
inositol fosfatase dan AMP; atau ion, seperti Ca2+, H+, dan Zn2+; kemudian
diteruskan oleh menuju inti sel. Di dalam inti sel, gen kemudian teraktivasi sebagai
respon terhadap "kurir sekunder" ini.

Fasa S

Pada eukariota, berbagai aktivator (bahasa Inggris: multiple points of origin)


diperlukan sebagai persiapan untuk memasuki fase S guna melakukan replikasi
DNA, pada prokariota, hanya terdapat aktivator tunggal.[9] Fasa S dimulai dengan
terjadinya paparan pulsa (bahasa Inggris: pulse exposure) dengan [3H].timidina
pada sel, kemudian terjadi paparan lanjutan (bahasa Inggris: chase procedure)
non-radioaktif dengan timidina "dingin". Kedua prosedur tersebut menghasilkan
beberapa titik replikasi yang mulai tampak terjadi pada beberapa kromosom pada
rantai ganda DNA.

Pada titik replikasi, rantai ganda DNA memisahkan diri menjadi dua untai tunggal,
sehingga tampak seperti garpu. Pada tiap untai, terjadi sintesis untai DNA yang
baru, dengan dimulai oleh molekul primer, atau molekul oligonukleotida pendek, dan
diikuti oleh molekul-molekul lain dengan enzim DNA polimerase, membentuk rantai
ganda DNA yang baru.
Molekul primer itu disebut RNA primer, yang disintesis dengan enzim RNA
polimerase atau dikenal sebagai enzim primase, dari RNA tertentu yang bersifat
komplemen dengan salah satu area kromosom pada untai DNA. Primosom
merupakan sebutan bagi seluruh kompleks yang berikatan dengan RNA primer.

Polimerisasi untai DNA yang baru bergerak dari tiap-tiap primosom pada titik 5'
untai baru ke titik 3' untai baru. Untai baru yang bergerak dengan arah dari titik
3' untai induk ke 5' untai induk disebut untai awal, sedang untai baru yang
bergerak sebaliknya disebut untai akhir. Untaian DNA baru dari RNA primer
hingga tepat sebelum RNA primer berikutnya disebut fragmen Okazaki, sesuai
nama ilmuwan Reiji Okazaki yang pertama kali berhasil mengamati proses
polimerasi pada replikasi DNA. Saat polimerasi untai DNA yang baru menyentuh
RNA primer pada fragmen Okazaki berikutnya, aktivitas eksonuklease enzim DNA
polimerase akan menghancurkan RNA primer pada fragmen tersebut untuk
meneruskan untai polimernya hingga menyentuh untai polimer berikutnya, setelah
itu enzim DNA ligase akan menyambung kedua untai polimer itu menjadi satu. 5'
merupakan letak gugus 5' fosfat, sedang titik 3' merupakan letak gugus 3' OH
dari molekul gula deoksiribosa. Ikatan yang terjadi antara kedua gugus ini disebut
ikatan fosfodiester.

Polimerasi untai DNA yang baru terhenti hingga bagian ujung kromosom yang
disebut telomer. Pada bagian ini, enzim telomerase akan menyambung untaian
tersebut dengan deretan molekul RNA sebagai penanda antar kromosom. Pada
manusia, berkas yang disisipkan antar kromosom adalah TTAGGG. Penelitian
terakhir menunjukkan bahwa rentang telomer pada manusia lambat laun menjadi
lebih pendek dengan pertambahan usia, pengamatan ini membuahkan teori penuaan
telomer yang masih diteliti hingga saat ini.
2. STRUKTUR DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

PROSES FOTOSINTESIS

Jaringan Tiang atau Jaringan Palisade

 Jaringan palisade disebut juga jaringan tiang karena terdiri dari sejumlah
sel yang memanjang secara tegak lurus pada permukaan daun.
 Meskipun berdiri secara tegak lurus, sel-sel pada jaringan palisade ini tidak
berdiri terlalu rapat atau saling terpisah.
 Fungsinya adalah agar udara yang ada dalam ruang antar sel tetap dapat
mencapai sisi panjang dari sel tersebut.
 Jaringan tiang ini menjadi tempat di mana terdapat banyak zat klorofil
 Setiap helai daun biasanya terdapat satu hingga dua lapisan jaringan tiang
dan klorofil melekat di bagian dinding-dindingnya.
 Sebagai jaringan fotosintesis yang memiliki zat klorofil paling banyak,
jaringan palisade memiliki beberapa fungsi penting bagi tumbuhan.
o sebagai tempat di mana fotosintesis pada tumbuhan berlangsung.
o menyerap cahaya matahari yang berfungsi sebagai energi untuk
melakukan fotosintesis.
o sebagai pengisi utama lapisan sel dalam daun, nih, teman-teman.
o proses transpirasi, yaitu proses keluarnya air yang menguap dari
dinding sel-sel

Jaringan Spons atau Bunga Karang

 Jaringan spons terletak tepat di bawah jaringan palisade dan memiliki


bentuk yang berbeda, yaitu berbentuk bola atau silinder.
 Selain itu, jaringan spons ini juga memiliki bentuk yang lebih longgar dari
palisade serta tidak teratur.
 Karena letaknya yang berada di bawah jaringan tiang, maka jaringan bunga
karang ini tidak memiliki banyak klorofil seperti jaringan tiang yang ada di
atasnya.
 Sebaliknya, pada jaringan bunga karang ini terdapat kantung udara
berukuran besar yang berfungsi sebagai alat pertukaran gas di antara
daerah yang berbeda dari daun.
 Fungsi : sebagai tempat pertukaran gas di dalam daun karena jaringan ini
memiliki kantung udara berukuran besar.parenkim.

1. Reaksi Terang

Berlangsung di dalam membran tilakoid di grana. Grana adalah struktur bentukan


membran tilakoid yang terbentuk dalam stroma, yaitu salah satu ruangan dalam
kloroplas. Di dalam grana terdapat klorofil, yaitu pigmen yang berperan dalam
fotosintesis. Reaksi terang di sebut juga fotolisis karena proses penyerapan

energi cahaya dan penguraian molekul air menjadi oksigen dan hidrogen.\

2. Reaksi Gelap
 Berlangsung di dalam stroma. Reaksi yang membentuk gula dari bahan dasar
CO2 yang diperoleh dari udara dan energi yang diperoleh dari reaksi terang.
 Tidak membutuhkan cahaya matahari, tetapi tidak dapat berlangsung jika
belum terjadi siklus terang karena energi yang dipakai berasal dari reaksi
terang.
 Ada dua macam siklus, yaitu siklus Calin-Benson dan siklus hatch-Slack.
Pada siklus Calin-Benson, tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah
atom karbon tiga, yaitu senyawa 3-fosfogliserat. Siklus ini dibantu oleh
enzim rubisco. Pada siklus hatch-Slack, tumbuhan menghasilkan senyawa
dengan jumlah atom karbon empat. Enzim yang berperan adalah
phosphoenolpyruvate carboxylase.
 Produk akhir siklus gelap diperoleh glukosa yang dipakai tumbuhan untuk
aktivitasnya atau disimpan sebagai cadangan energi.
SIKLUS HATCH-SLACK SIKLUS CALVIN-BENSON

Perangkat Fotosintesis

 Pigmen
 Kloroplas
 fotosistem
PROSES TRANSPIRASI
PROSES PERTUKARAN GAS

proses biologis di mana gas yang berbeda ditransfer dalam arah yang berlawanan
di permukaan respirasi khusus. Gas terus-menerus dibutuhkan oleh, dan diproduksi
sebagai produk sampingan dari, reaksi seluler dan metabolik, sehingga sistem yang
efisien untuk pertukaran gas sangat penting. Hal ini terkait dengan respirasi pada
hewan, dan baik respirasi dan fotosintesis pada tumbuhan

Tempat pertukaran gas di daun adalah pada stomata (mulut daun). Ketika daun
sedang melakukan fotosintesis dengan aktif, isi karbondioksida dari hawa dalam
ruang hawa dalam lapisan bersifat spons turun di bawah 0,03% yang terdapat di
udara luar. Sebagai akibatnya dari perbedaan konsentrasi ini, karbondioksida dari
udara luar kemudian berdifusi melalui stoma-stoma ke dalam ruang-ruang hawa
lapisan bersifat spons, kemudian keluar melalui ruang- ruang hawa intersel dari
sel-sel lapisan palisade. Dalam daun setelah karbondioksida iarut dalam lapisan
tipis cairan yang menyelaputi permukaan setiap sel di bagian dalam daun, kemudian
berdifusi ke dalam sel-sel. Sitoplasma sel-sel ini kaya akan karbonat anhidrase,
yang akan mengkatalis pembentukan asam karbonat :

CO2+H2O —> H2CO3 —> H + HCO3

Pengangkutan air mineral, dan bahan lain

Ekstravaskuler

Dalam perjalanan yang menuju silider pusat, air akan bergerak secara bebas
diantara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar
berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme yakni apoplas dan simplas.

 Pengangkutan Apoplas

Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup
dari akar tumbuhan yakni dinding sel dan ruang antar sel. Air masuk dengan cara
difusi, aliran air secara apoplas tidak dapat terus mencapai xylem karena
terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari
suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian
pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.

 Pengangkutan Simplas

Pada pengangkutan ini, setelah masuk ke dalam sel epidermis bulu akar, air dan
mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak
dari satu sel ke sel yang lain melalui vplasmodesmata. Sistem pengangkutan ini
menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air
pada pengangkutan simplas ialah sel-sel bulu akar menuju sel-sel korteks,
endodermis, perisikel dan xylem. Yang dari sini air dan garam mineral siap
diangkut ke atas menuju batang dan daun.

Intravaskuler

Setelah melewati sel-sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke
pembuluh kayu (xylem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari
akar menuju batang sampai ke daun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis
sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan
mineral ini ialah sel-sel trakea.

Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler, Struktur jaringan
xylem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel-sel penyusun jaringan tersebut
mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel tarkea
yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea
xylem.

Pengangkutan air dan mineral dari xylem akar ke xylem batang dan kemudian
sampai ke xylem daun dapat terjadi karena adanya kekuatan-kekuatan seperti:

 Daya Tekan Akar

Yaitu kemampuan sel-sel akar untuk mendorong air dalam xylem akar menuju ke
jaringan diatasnya. Kemampuan sel-sel akar ini disebabkan oleh akar menyerap
air secara terus-menerus sehingga tekanan tugornya naik.

 Daya Kapilaritas

Yaitu kemampuan xylem batang untuk menaikkan permukaan air lebih tinggi
dibanding dengan yang diluar pembuluh karena daya adhesi pada air dan mineral
lebih besar dibanding dengan daya kohesinya.

 Daya Isap

Yaitu kemampuan daun untuk mengambil atau menyerap air dari batang karena
tekanan osmosis sel-sel daun lebih tinggi dibandingkan sel-sel pada batang.
Perbedaan tekanan osmosis disebabkan daun selalu mengeluarkan airnya lewat
peristiwa gutasi.
PERTUMBUHAN PRIMER

 Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya aktivitas meristem


primer.
 Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat
pada ujung akar dan ujung batang dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.
 Ciri-ciri jaringan meristem ini adalah mempunyai dinding sel yang tipis,
bervakuola kecil atau tidak bervakuola, sitoplasma pekat dan sel-selnya belum
berspesialisasi.

Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu:

 Jaringan meristem apikal

Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang, yang berfungsi untuk
mewujudkan pertumbuhan primer.

 Jaringan meristem lateral

Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan sekunder. Contoh yang sering kita
temukan adalah kambium, jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan lateral
atau menambah diameter dari bagian tumbuhan. Kambium didapatkan pada
tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.

Contoh yang lain adalah kambium gabus yang terdapat pada batang dan akar
tumbuhan berkayu atau pada bagian tumbuhan yang kena luka.

PERTUMBUHAN SEKUNDER

Pertumbuhan ini terjadi pada tumbuhan Dikotiledon dan Gymnospermae.

Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder, yang


meliputi:

 Kambium gabus (felogen)

Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus. Jaringan gabus berperan


sebagai pelindung, yaitu menggantikan fungsi epidermis yang mati dan terkelupas,
juga merupakan bagian dari jaringan sekunder yang disebut periderm.

 Kambium fasis (vasikuler)

Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem


sekunder ke arah luar, selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-
deret menurut arah jari-jari dari bagian xilem ke bagian floem yang disebut jari-
jari empulur.

Bagian xilem lebih tebal daripada bagian floem karena kegiatan kambium ke arah
dalam lebih besar daripada kegiatan ke arah luar.

 Kambium interfasis (intervasikuler)

Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur. Tumbuhan monokotil yang


tidak mempunyai kambium, tumbuh dengan cara penebalan. Tetapi pada umumnya,
pertumbuhan terjadi karena adanya peningkatan banyaknya dan ukuran sel.
Pertumbuhan pada tumbuhan dikotil yang berkayu menyangkut kedua aktivitas
tersebut, sel-sel baru yang kecil yang dihasilkan kambium dan meristem apikal,
kemudian sel-sel ini membesar dan berdifferensiasi.

PERTUMBUHAN TERMINAL

Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif tumbuh.
Terdapat 3 daerah (zona) pertumbuhan dan perkembangan.

 Daerah pembelahan (daerah meristematik)

)Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya sel-sel
baru. Sel-sel di daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar, berdinding tipis,
dan aktif membelah diri.

 Daerah pemanjangan

Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel hasil pembelahan


tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga menjadi bagian dari daerah
perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapa puluh kali dibandingkan sel-sel
meristematik.

 Daerah diferensiasi

Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah


ini umumnya mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di antaranya
mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur. Sel yang lain
berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim, jaringan penunjang, dan jaringan
pengangkut (xilem dan floem).
FAKTOR-FAKTOR

 Faktor Genetik

Setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat tertentu, seperti


berbatang tinggi atau berbatang rendah. Tumbuhan yang mengandung gen yang
baik dan didukung lingkungan yang sesuai akan memperlihatkan pertumbuhan yang
baik pula.

 Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu hormon. Hormon


tumbuhan ditemukan oleh F. W. Went pada tahun 1928. Hormon berasal dari
bahasa Yunani hormalin yang berarti penggiat. Hormon tumbuhan disebut
fitohormon.

1. Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat)


 Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol dan derivat-
derivatnya.
 Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil kecambah gandum
(Avena sativa).
 Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung tumbuhan).
 Jika terkena sinar matahari, auksin akan berubah menjadi senyawa yang
menghambat pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang akan
membelok ke arah datangnya cahaya, karena bagian yang tidak terkena
cahaya pertumbuhannya lebih cepat daripada bagian yang terkena cahaya.

Fungsi auksin, yaitu:

 Merangsang perpanjangan sel.


 Merangsang pembentukan bunga dan buah.
 Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
 Mempengaruhi pembengkokan batang.
 Merangsang pembentukan akar lateral.
 Merangsang terjadinya proses diferensiasi.
2. Gibberellin

Gibberellin merupakan hormon yang pertama kali ditemukan pada jamur Gibberella
fujikuroii yang parasit pada tumbuhan padi. Ditemukan oleh Kuroshawa pada tahun
1926.

Fungsi gibberellin, yaitu:


 Merangsang pembelahan sel kambium.
 Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
 Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi).
 Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran
raksasa.
3. Sitokinin

Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama lain.

Fungsi sitokinin yaitu:

 Merangsang proses pembelahan sel.


 Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
 Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.

 Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan, seperti


suhu rendah, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi.
 Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat
kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens).
4. Gas Etilen

Gas etilen merupakan hormon tumbuh yang dalam keadaan normal berbentuk gas.

Fungsi gas etilen, yaitu:

 Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan


kentang.
 Mendukung pematangan buah.
 Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
 Mendukung proses pembungaan.
 Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat
menstimulasi pemanjangan batang.
 Menstimulasi perkecambahan.
 Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.
5. Asam Absisat (ABA)

Asam absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat


pertumbuhan, baik dalam bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan
pembelahan dan pemanjangan sel bersama-sama.

Fungsi asam absisat, yaitu:


 Menghambat perkecambahan biji.
 Mempengaruhi pembungaan tanaman.
 Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
 Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi.
6. Kalin

Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ.

Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas:

 Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.


 Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
 Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.
 Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.
7. Asam Traumalin

Asam traumalin disebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini berperan
apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.

Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel di daerah luka menjadi bersifat
meristem lagi sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka
tersebut. Kemampuan itu disebut restitusi atau regenerasi.

vitamin berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan, misalnya vitamin B12,


vitamin B1, Vitamin B6, vitamin C (asam askorbat). Vitamin-vitamin tersebut
berfungsi dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim.

Faktor Lingkungan (Eksternal)

1. Nutrisi
 Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai
sumber energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel
yang diperlukan selama pertumbuhan.
 Nutrisi diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan kation, sebagian lagi
diambil dari udara.
 Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur
makronutrien (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg).
 Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur
mikronutrien (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl). Jika salah satu kebutuhan unsur-unsur
tersebut tidak terpenuhi, akan mengakibatkan kekurangan unsur yang
disebut defisiensi.
2. Air

Kekurangan air pada tanah menyebabkan terhambatnya proses osmosis. Proses


osmosis akan terhenti atau berbalik arah yang berakibat keluarnya materi-materi
dari protoplasma sel-sel tumbuhan, sehingga tanaman kering dan mati.

Fungsi air antara lain:

 Untuk fotosintesis.
 Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim atau sebagai medium reaksi enzimatis
 Membantu proses perkecambahan biji.
 Menjaga (mempertahankan kelembapan).
 Untuk transpirasi.
 Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel.
 Menghilangkan asam absisi.
 Sebagai pelarut, air juga memengaruhi kadar enzim dan substrat sehingga
secara tidak langsung memengaruhi laju metabolisme.
3. Cahaya
 Pada keadaan gelap, pertumbuhan tanaman mengalami etiolasi yang ditandai
dengan pertumbuhan yang abnormal (lebih panjang), pucat, daun tidak
berkembang, dan batang tidak kukuh.
 Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh,
daun berkembang sempurna dan berwarna hijau.
 Dalam fotosintesis, cahaya berpengaruh langsung terhadap ketersediaan
makanan.
 Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil,
sehingga daun menjadi pucat.
 Panjang periode cahaya harian disebut fotoperiode, sedangkan reaksi
tumbuhan terhadap fotoperiode yang berbeda panjangnya disebut
fotoperiodisme.
 Berdasarkan persyaratan panjang hari untuk pembungaan, sebagian besar
tumbuhan dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu:
a. Tumbuhan berhari pendek (short day plant)

Berbunga jika panjang hari kurang dari periode kritis tertentu, misalnya
kastuba (Euphorbia pulcherima), ubi jalar (Ipomoea batatas), nanas (Ananas
commosus), dan padi (Oryza sativa). Panjang hari harus kurang dari 11
hingga 15 jam agar pembungaan terjadi.

b. Tumbuhan hari panjang (long day plant)

Berbunga jika panjang hari lebih dari periode kritis tertentu, misalnya
tanaman jarak (Rhicinus communis) dan kentang (Solanum tuberosum).
Panjang hari harus lebih dari 12 hingga 14 jam agar pembungaan terjadi.

c. Tumbuhan hari netral (day-neutral plant).

Berbunga tidak tergantung pada panjang hari, dapat menghasilkan bunga


kapan saja dalam setahun, misalnya jagung (Zea mays).

4. Suhu
 Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan, antara lain memengaruhi
kerja enzim.
 Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses
pertumbuhan.
 Fotosintesis pada tumbuhan biasanya terjadi di daun, batang, atau bagian
lain tanaman.
 Suhu optimum (15°C hingga 30°C) merupakan suhu yang paling baik untuk
pertumbuhan.
 Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah di mana tumbuhan masih
dapat tumbuh.
 Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan suhu tertinggi dimana
tumbuhan masih dapat tumbuh.
5. Kelembapan
 Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena
transpirasi akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara
terlarut.
 Bila kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap
tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan.
 Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat
mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar.
 Pada kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang
kurang.
 Adapun untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan
memiliki permukaan helaian daun yang lebar.
6. Oksigen

Untuk pemecahan senyawa bermolekul besar (saat respirasi) agar menghasilkan


energi yang diperlukan pada proses pertumbuhan dan perkembangannya.
Perkembangbiakan Tumbuhan secara Generatif

 perkembangbiakan tumbuhan secara kawin atau perkembangbiakan yang


dialami oleh tumbuhan berbiji melalui penyerbukan.
 membutuhkan alat kelamin jantan dan alat kelamin betina.
 Organ reproduksi jantan pada bunga : benang sari
 organ reproduksi betina pada bunga : putik.

Penyerbukan pada tumbuhan dapat dibantu oleh pihak luar

 dibantu oleh manusia : salak, vanili


 dibantu oleh hewan ( serangga, kelelawar, burung ) yakni bunga penghasil
madu dan bunga yang mengeluarkan aroma, misalnnya kamboja, duren
 dibantu oleh air yakni tumbuhan yang habitatnya di dalam air, misalnya
hydrilla
 dibantu oleh angin yakni tumbuhan yang serbuk sarinya kering dan ringan
serta mahkota bunganya kecil, misalnya jagung dan rumput-rumputan

Jenis Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sarinya:

 autogami/penyerbukan sendiri adalah proses penyerbukan, di mana serbuk


sari jatuh ke kepala putik bunga itu sendiri
 geitonogami/penyerbukan tetangga adalah proses penyerbukan, di mana
serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga lain yang masih dalam 1 tumbuhan
tersebut
 alogami/penyerbukan silang adalah proses penyerbukan, di mana serbuk sari
jatuh ke kepala putik bunga lain yang berbeda tumbuhan namun tumbuhan
tersebut masih satu jenis
 penyerbukan bastar/hybrid adalah proses penyerbukan, di mana serbuk
sari jatuh ke kepala putik bunga lain yang berbeda jenisnya

Jadi hasil perkembangbikan generatif adalah biji.

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak secara generatif antara lain :

 mangga
 padi
 kedelai
 jagung
 jambu
 rambutan
Perkembangbikan Vegetatif Alami

1. Spora
 satu atau beberapa sel (bisa haploid ataupun diploid) yang terbungkus oleh
lapisan pelindung.
 Sel ini dorman dan hanya tumbuh pada lingkungan yang memenuhi
persyaratan tertentu, yang khas bagi setiap spesies.
 Fungsi spora sebagai alat persebaran (dispersi)

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan spora :

 tumbuhan paku
 lumut
 jamur

2. Tunas
 bagian tumbuhan yang baru tumbuh dari kecambah atau kuncup yang berada
di atas permukaan tanah/media.
 Tunas dapat terdiri dari batang, ditambah dengan daun muda, calon bunga,
atau calon buah.
 semua bagian tumbuhan yang bukan akar, yaitu bagian tumbuhan yang
berkecenderungan memiliki geotropisme negatif (atau heliotropisme
positif)

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan tunas :

 tumbuhan pisang
 bambu
 tebu

3. Tunas Adventif

=tunas yang tumbuh dari bagian-bagian tertentu misalnya tunas yang tumbuh pada
akar atau daunnya

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan tunas adventif :

 cocor bebek
 cemara
 sukun
4. Umbi Batang
 umbi yang terbentuk dari batang atau struktur modifikasi batang
 Umbi batang mampu memunculkan tunas maupun akar
 Umbi batang dihasilkan oleh beberapa spesies Solanaceae (contoh umbi
kentang) dan Asteraceae (seperti umbi dahlia dan topinambur).

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi batang:

 gadung
 ubi jalar
 kentang
 gembili
 bengkuang

5. Umbi Lapis
 umbi yang terbentuk dari tumpukan (pangkal) daun yang tersusun rapat
dalam format roset.
 Umbi lapis dipandang berbeda dari umbi yang lainnya karena tidak
mengakumulasi karbohidrat dalam bentuk polisakarida.
 Pembesaran terjadi karena berkumpulnya cairan di sel-selnya.

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi lapis:

 tulip
 bawang merah/brambang
 bawang putih
 bawang bombay
 bunga bakung
6. Akar Tinggal ( Rhizoma )
 modifikasi batang tumbuhan yang tumbuhnya menjalar di bawah permukaan
tanah dan dapat menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya.
 Suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan paku-pakuan (Pteridophyta)
merupakan contoh yang biasa dipakai untuk kelompok tumbuhan yang
memiliki organ ini.
 fungsi : sebagai batang, tempat penyimpanan produk metabolisme
(metabolit) tertentu, tempat menyimpan minyak atsiri dan alkaloid yang
berkhasiat pengobatan.
 Tuber (umbi batang) : Rizoma yang membesar dan menjadi penyimpanan
cadangan makanan (biasanya dalam bentuk pati)

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan akar tinggal:

 lengkuas
 jahe
 kunyit
7. Geragih
 modifikasi batang yang tumbuh menyamping dan di ruas-ruasnya tumbuh
bakal tanaman baru.
 Geragih adalah cabang batang yang memiliki perubahan bentuk dan
penambahan fungsi.
 berbuku-buku dan beruas-ruas.
 tanaman ini tumbuh memanjang dan menjauhi induknya lalu membengkok ke
atas membentuk individu baru.

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan geragih:

 pegagan
 rumput teki
 strawberry
 eceng gondok
Perkembangbiakan secara vegetatif

1. Stek
 dengan cara menanam atau menumbuhkan salah satu bagian dari tanaman.
 Bagian yang dapat di tumbuhkan antara lain batang, akar, dan daun.
 Stek lebih banyak dipilih karena bahan yang dibuat untuk membuatnya
hanya sedikit dan dapat diperoleh jumlah bibit dalam jumlah yang banyak.
 Tanaman yang dihasilkan memiliki persamaan dalam umur, tinggi, dan
ketahanan terhadap penyakit.
 Selain itu kita juga bisa memperoleh tanaman yang sempurna dalam waktu
yang relatif singkat.
 Jenis tanaman yang bisa di stek adalah tanaman dikotil, hal itu dikarenakan
pada tumbuhan dikotil memiliki kambium.
 stek batang, seperti tanaman kangkung dan brotowali, singkong, mawar,
tebu, bougenville, ketela rambat, tumbuhan daun afrika, cempaka, beringin,
bamboo, katu/katuk, cakra cikri, sirih
 stek akar, seperti pohon beringin
 stek daun, seperti tanaman cocor bebek dan tumbuhan lidah mertua
2. Cangkok
 dengan cara menumbuhkan akar sebelum batang di potong dan di tanam.
 Cara ini untuk meminimalisasi tingkat kegagalan dalam perbanyakan
tanaman.
 Cara ini dipilih untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat persis
seperti induknya.
 Sifat ini seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit, rasa buah, dan
keindahan bunga.
 hasil cangkok hampir serupa dengan induknya, tetapi jika menyimpang dari
induknya biasanya disebabkan oleh mutasi gen.
 Cara ini bisa diaplikasikan pada tanaman jenis kayu, pohon mangga, beberapa
jenis jeruk, berbagai jenis jambu, delima, kedondong, rambutan, sawo, dan
belimbing.
3. Okulasi
 menggabungkan dua tanaman yang sejenis.
 Okulasi menempel yaitu menempelkan tunas pada batang bawah atau batang
induk,
 okulasi menyambung yaitu menyambung dua batang pohon. Okulasi ini
biasanya menggunakan batang bawah dan atas dari satu spesies atau satu
varietas. Penyambungan tanaman dari satu varietas atau satu spesies
memang dapat dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan.
 dilakukan pada tanaman yang misalnya memiliki perakaran yang baik dan
tahan terhadap penyakit dan dipadukan dengan tanaman yang memiliki rasa
buah lezat, tetapi perakarannya kurang baik.
4. Kultur Jaringan
 teknik perbanyakan tanaman dengan cara memperbanyak jaringan mikro
tanaman yang ditumbuhkan dengan cara in vitro menjadi tanaman yang
sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas.
 dasar sifat totipotensi sel, yaitu kemampuan untuk membelah diri dengan
kondisi lingkungan yang sesuai.
5. Tunas
 cara alami yang dimiliki pada tanaman tertentu untuk berkembang biak
melalui anakan atau tunasnya. Tunas yang nantinya akan diambil tumbuh
dengan sendirinya dari tanaman atau pohon yang sudah tua.
 contoh tanaman yang mampu memiliki tunas adalah pisang.
6. Perundukan/ runduk/ merunduk
 dilakukan dengan cara membengkokkan cabang tanaman hingga ke tanah lalu
memendam cabang tanaman tersebut dengan tanah.

Contoh tanaman yang dapat dikembangbiakkan dengan runduk:

 stroberi
 anggur.
 alamanda
 apel
 melati
7. Penyambungan/ mengenten
 menggabungkan batang bawah dan batang atas dua tanaman yang sejenis.
 Tujuan : menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman sehingga
diperoleh satu tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul.

Contoh tanaman yang dapat disambung:

 durian
 mangga
 kopi
3. STRUKTUR DAN FISIOLOGI HEWAN DAN MANUSIA
1. Struktur Dan Fungsi Jaringan Dan Organ

Jaringan Epitel

Jenis jaringan
No Letak Fungsi Gambar
Hewan

Pembuluh
darah,
Terkait dengan
pembuluh
proses difusi
limfa, selaput
1. Epitel pipih selapis dan filtrasi
dalam telinga,
atau
kapsula
penyaringan
glomerulus
pada ginjal

Jaringan yang
melapisi rongga
mulut, Terkait dengan
Epitel pipih
2. epidermis, proteksi atau
berlapis
esofagus, perlindungan
vagina, rongga
hidung

Permukaan
dalam lensa
Pelindung atau
mata,
proteksi,
Epitel kubus permukaan
3 adsorbs,
selapis ivari atau
penghasil
indung telur,
mucus
saluran nefron
ginjal

Saluran
kelenjar Lapisan
Epitel kubus minyak, pelindung,
4
berlapis kelenjar penghasil
keringat pada mucus
kulit
Lambung,
jonjot, usus,
kelenjar Sekresi,
Epitel silindris
5 pencernaan, adsorbs,
selapis
saluran proteksi
pernapasan
bagian atas

Saluran
ekskresi, Proteksi,
kelenjar ludah penghasil
Epitel silindris dan kelenjar mucus, gerakan
6
berlapis usus, uretra, zat lewati
permukaan alat permukaan,
tubuh yang ekskresi
basah

Saluran Proteksi atau


ekskresi besar, perlindungan,
Jaringan silindris
saluran sekresi,
7 berlapis banyak
reproduksi gerakan zat
semu
jantan, saluran yang melewati
pernapasan permukaan

Sel-selnya
tidak dapat
digolongkan
berdasarkan Menahan
8 Epitel transisional bentuknya regangan dan
(kandung tegangan
kencing,
ureter, pelvis
ginjal)

Jaringan Ikat

No. Jenis sel Ciri-ciri

Fibroblas merupakan sel besar, bercabang-


1. Fibroblas
cabang yang dari samping berbentuk seperti
gelendong. Cabang-cabangnya langsing. Inti
lonjong atau memanjang dan kromatin halus.
Berfungsi untuk mensekresikan protein.

Ada dua jenis sel lemak yakni sel unilokular


yaitu mengandung satu unit sel lemak dan
ukurannya besar dan membentuk jaringan lemak
putih. Sedangkan sel lemak yang dibentuk oleh
banyak unit lemak namun ukurannya kecil
disebut multilokular dan membentuk jaringan
2. Sel lemak
lemak coklat. Penyebaran lemak putih lebih
banyak dibanding dengan lemak coklat. Sel
lemak putih berbentuk bulat atau polihedral
dengan diameter 120 ųm. Sel lemak coklat
berbentuk poligonal. Berfungsi untuk
menyimpan lemak.

Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi


3. Sel plasma untuk meghasilkan antibody untuk melawan
pathogen berupa bakteri, virus atau protozoa

Makrofag kebanyakan ditemukan pada daerah


yang kaya pembuluh darah. Bentuk sel tidak
beraturan dan cabang-cabangnya pendek. Bila
dirangsang, dapat melakukan gerakan amuboid
dengan kaki-kaki palsu terjulur ke segala arah.
Merupakan tipe sel pengembara. Inti berbentuk
lonjong , kadang-kadang berlekuk, lebih kecil
4. Makrofag dari inti fibroblas. Sitoplasma berwarna gelap.
Sel ini mempunyai kemampuan menelan.
Makrofag berperan untuk pertahanan tubuh
karena dapat bergerak dan berdaya fagositosis.
Juga berperan dalam reaksi imunologis.
Makrofag menghasilkan sejumlah substansi
penting seperti, lisozim, elastase, kolagenase,
dan interferon.
Berfungsi untuk meningkatkan permiabilitas
Sel tiang (Mast
5. pembuluh darah dan berfungsi untuk heparin
cell)
dan histamine

Struktur (ciri
No. Nama jaringan Fungsi
matriks dan sel)

1) Memberi bentuk
organ dalam, misalnya
kelenjar limfa, hati,
sumsum tulang.

2) Menyokong,
Sel-selnya jarang mengelilingi dan
dan sebagian menghubungkan elemen
jaringannya dari seluruh jaringan lain,
tersusun atas misalnya:
matriks yang
mengandung serabut § Menyelubungi serat
Jaringan ikat
1. kolagen dan serabut otot
longgar
elastis. Jaringan
§ Melekatkan jarngan
ikat longgar
di bawah kulit
terdapat di sekitar
organ-organ, § Membentuk
pembuluh darah dan membran yang membatasi
saraf. jantung dan rongga perut

§ Membentuk
membran yang disebut
mesentris yang berfungsi
menempatkan organ pada
posisi yang tepat.

Menghubungkan berbagai
Susunan serat-
organ tubuh seperti otot
Jaringan ikat seratnya yang padat
2. dengan tulang-tulang,
padat dan hanyaa memiliki
tulang dengan tulang,
sedikt bahan dasar
juga memberikan
dan sedkit sel perlindungan terhadap
jaringan ikat. organ tubuh.
Sebagai cadangan energi
Tersusun dari sel-
dan makanan, penjaga
sel lemak yang tidak
kestabilan tubuh (panas)
membentuk serat-
dan bantalan untuk
3. Jaringan lemak serat nterseluler/
melindungi organ-organ
matriks. Jaringan
secara mekanis dari
lemak berasal dari
benturan (proteksi
sel-sel mesenkim.
mekanis).
Menyokong kerangka
tubuh. Dan untuk
Bersifat kuat dan
memperkuat yang
Jaringan tulang lentur karena
bersifat fleksibel pada
rawan memiliki serta
rangka baik pada embrio
kolagen dan kondrin.
maupun pada saat
dewasa.
Matriksnya bening
kebiruan dan Memberi kemungkinan
memiliki serat tulang rusuk bergerak
Tulang rawan
kolagen yang saat bernafas.
hialin
tersebar dalam Membentuk sebagian
bentuk anyaman rangka embriosional.
halus dan rapat.
4.
Matriksnya
berwarna keruh
kekuning-kuningan
Tulang rawan Memberikan daya lentur
dengan serabut
elastis dan menyokong jaringan
kolagen yang
berbentuk seperti
jala.
Matriksnya
berwarna gelap dan
keruh dengan
Tulang rawan Memberikan proteksi dan
serabut kolagen
fibroblas penyokong jaringan.
yang kasar dan
tidak teratur dan
membentuk satu
berkas sehingga
bersifat keras.
Matriksnya terdiri
dari zat perekat
kolagen dan endapan
Melindungi alat-alat
garam-garam
tubuh (organ-organ
mineral terutama
dalam), sebagai
garam kalsium
5. Jaringan tulang penyokong tubuh, alat
(kapur) yang
gerak dan tempat
memperkeras
melekatnya otot
matriks sehingga
kerangka.
tulang lebih keras
daripada tulang
rawan.
Berperan mengangkut
sari-sari makanan,
Jaringan kat hormon, oksigen zat sisa
terspesialisasi yang hasil metabolisme,
dibentuk dari sel- antibodi dan lain-lain,
6. Jaringan darah
sel bebas dan suatu melawan benda-benda
matrik cair asing yang masuk ke
(plasma). dalam tubuh,
membekukan darah dan
mencegah infeksi.
Jaringan Otot

Pembeda Otot Polos Otot Lurik Otot Jantung

Melekat pada
Tempat Dinding jeroan Dinding jantung
rangka

Memanjang,
memanjang, Memanjang,
Bentuk silindris,
berbentuk koma, silindris, ujung
serabut bercabang dan
ujung lancip tumpul
menyatu

Jumlah
satu Banyak Satu
nucleus
Letak nucleus tengah Tepi Tengah

Garis
Tidak ada Ada Ada
melintang

Kecepatan
Paling lambat Paling cepat Sedang
kontraksi

Kemampuan
lama Sebentar sedang
berkontraksi

Tidak menurut Menurut Tidak menurut


Tipe kontrol
kehendak kehendak kehendak

Gambar

Jaringan Saraf

Jaringan saraf sebagai jaringan komunikasi. Jaringan saraf mengalami spesialisasi untuk
menerima stimulus dan menghantarkan impuls keseluruh bagian tubuh. jaringan saraf
tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. sel saraf terdiri atas badan sel yang memiliki
banyak cabang.

Cabang inilah yang menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf yang lain. Jaringan
saraf terdiri dari dua jenis sel yaitu neuron dan neurogia. Neuron adalah unit structural
dan fungsional pada jaringan saraf. Secara anatomis, jaringan saraf terdiri dari system
saraf pusat (otak dan medulla spenalis) dan system saraf perifer (serabut saaf dan
kelompok sel saraf yang disebut ganglia) (Ethel Sloane, 2004: 81).

Fungsi jaringan saraf adalah mengatur organ–organ atau alat-alat tubuh agar terjadi
keserasian kerja dan menerima serta menghantarkan rangsangan sehingga dapat
mengetahui dengan cepat keadaan dan perubahan yang terjadi di sekitar dan tersusun
atas sel-sel yang disebut neuron (sel saraf) dan neuroglia (sel pendukung).

Penjelasan masing-masing saraf:

 Dendrit yaitu penjuluran pendek sitoplasma yang keluar dari badan sel. Dendrit
umumnya bercabang-cabang. Dendrit berfungsi membawa rangsangan menuju
badan sel.
 Badan sel yang di dalamnya terdapat nukleus atau inti sel. Badan sel yaitu bagian
neuron yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Inti sel bewarna pucat,
dengan anak inti (nekleolus) yang terdapat di dalamnya. Setiap rangsangan akan
dibawa ke badan sel oleh dendrit.
 Akson yaitu penjuluran panjang atau tunggal serabut sitoplasma yang keluar dari
badan sel. Akson berfungsi menghantarkan rangsangan dari badan sel ke neuron
lain.
 Sel Schwann yaitu sel neuroglia yang membentuk selubung lemak di seluruh
serabut saraf myelin atau sel penyokong akson. Sel schwann membantu
regenerasi akson yang rusak.
 Selubung mielin yaitu lapisan phospholipid yang mengelilingi akson pada banyak
neuron. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi.
 Nodus Ranvier yaitu bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin. Nodus
Ranvier berfungsi untuk mempercepat penghantaran impuls.

Berdasarkan fungsinya, neuron (sel saraf) dibedakan menjad dua, yaitu :

 Neuron sensorik adalah neuron yang menghantar impuls atau rangsangan dari
organ penerma rangsang (reseptor) ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon)
dan sumsum belakang (medula spinalis).
 Neuron motorik adalah neuron yang mengirim impuls atau rangsangan dari sistem
saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap
rangsangan.
2. Sistem Gerak
Otot
Rangka
3. Sistem Pencernaan
Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk
hidup memproses sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau
mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Pencernaan terjadi pada organisme multi
sel, sel, dan tingkat sub-sel, biasanya pada hewan.
Pencernaan dibagi menjadi 5 proses terpisah:
 Injesti : Menaruh makanan di mulut
 Pencernaan mekanik : Mastikasi, penggunaan gigi untuk merobek dan
menghancurkan makanan, dan menyalurkan ke perut.
 Pencernaan kimiawi : Penambahan kimiawi (asam, 'bile', enzim, dan air)
untuk memecah molekul kompleks menjadi struktur sederhana
 Penyerapan : Gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem
sirkulator dan 'lymphatic capallaries' melalui osmosis, transport aktif, dan
difusi
 Penyingkiran / Eliminasi : Penyingkiran material yang tidak dicerna
dari 'tract' pencernaan melalui defekasi.

1 Rongga mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari
sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut terdiri dari gigi dan lidah.

Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut:

 Gigi (dens),
 Gigi fungsinya untuk menggigit, mengunyah, mencabik. Gigi terdiri dari gigi
seri, taring, susu dan geraham.
 Lidah (lingua) adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Berfungsi untuk:
 sebagai indera pengecap/perasa
 mengaduk makanan di dalam rongga mulut
 membantu proses penelanan
 membantu membersihkan mulut
 membantu bersuara/berbicara
 Ludah (saliva) dihasilkan oleh kelenjar ludah
 Di dalam ludah terdapat enzim amilase yaitu enzim yang mengubah zat tepung
menjadi zat gula
3 Tekak / Faring dari bahasa Yunani, pharynx, adalah tenggorok atau kerongkongan yang
merupakan bagian dari sistem pencernaan dan sistem pernapasan. Istilah ini terutama
dipakai dalam kalangan ilmu kedokteran. Faring adalah tabung fibromuskular yang
terdapat persis didepan tulang leher yang berhubungan dengan rongga hidung, rongga
telinga tengah, dan laring.

Pada umumnya faring dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Faring nasal yang berhubungan
dengan rongga hidung, Faring oral yang berhubungan dengan rongga paru-paru, dan
Faring laryngeal yang berhubungan dengan epiglotis dari laring serta menuju ke
Esofagus.

4 Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indra
pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu
dalam tindakan bicara.Juga membantu membolak balik makanan dalam mulut.

Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus,
tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot
pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.

Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.
Terdapat tiga jenis papila yaitu:

 papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus dan berada di


dorsum linguae
 papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di
belakang lidah;
 papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur. Berada di depan lidah
(apex linguae)

Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata pada
hewan pengerat.

Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel
yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor,
sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.

6 pelenjaran ludah

7 Sublingualis (bawah lidah)

8 Submandibularis (bawah rahang)

9 Parotis
11 Kerongkongan / Esofagus (dari bahasa Yunani: οiσω, oeso - "membawa", dan έφαγον,
phagus - "memakan") atau kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata
yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses peristaltik.

Esofagus bertemu dengan faring – yang menghubungkan esofagus dengan rongga mulut –
pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot
rangka dan otot polos), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot polos).

12 Hati (bahasa Yunani: ἡπαρ, hēpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh,
terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan
fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu
fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan
menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam
amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.

Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal. Sel parenkimal pada
hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai
fungsi utama hati. Sebanyak 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit
merupakan sel endodermal yang terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-
menerus pada saat embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal. Selama masa
tersebut, terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi
dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.

Lumen lobus terbentuk dari SEC dan ditempati oleh 3 jenis sel lain, seperti sel Kupffer,
sel Ito, limfosit intrahepatik seperti sel pit. Sel non-parenkimal menempati sekitar
6,5% volume hati dan memproduksi berbagai substansi yang mengendalikan banyak
fungsi hepatosit.

Filtrasi merupakan salah satu fungsi lumen lobus sinusoidal yang memisahkan permukaan
hepatosit dari darah, SEC memiliki kapasitas endositosis yang sangat besar dengan
berbagai ligan seperti glikoprotein, kompleks imun, transferin dan seruloplasmin. SEC
juga berfungsi sebagai sel presenter antigen yang menyediakan ekspresi MHC I dan
MHC II bagi sel T. Sekresi yang terjadi meliputi berbagai sitokina, eikosanoid seperti
prostanoid dan leukotriena, endotelin-1, nitrogen monoksida dan beberapa komponen
ECM.

Sel Ito berada pada jaringan perisinusoidal, merupakan sel dengan banyak vesikel lemak
di dalam sitoplasma yang mengikat SEC sangat kuat hingga memberikan lapisan ganda
pada lumen lobus sinusoidal. Saat hati berada pada kondisi normal, sel Ito menyimpan
vitamin A guna mengendalikan kelenturan matriks ekstraselular yang dibentuk dengan
SEC, yang juga merupakan kelenturan dari lumen sinusoid.

Sel Kupffer berada pada jaringan intrasinusoidal, merupakan makrofaga dengan


kemampuan endositik dan fagositik yang mencengangkan. Sel Kupffer sehari-hari
berinteraksi dengan material yang berasal saluran pencernaan yang mengandung larutan
bakterial, dan mencegah aktivasi efek toksin senyawa tersebut ke dalam hati. Paparan
larutan bakterial yang tinggi, terutama paparan LPS, membuat sel Kupffer melakukan
sekresi berbagai sitokina yang memicu proses peradangan dan dapat mengakibatkan
cedera pada hati. Sekresi antara lain meliputi spesi oksigen reaktif, eikosanoid, nitrogen
monoksida, karbon monoksida, TNF-α, IL-10, sebagai respon sistem imun bawaan dalam
fase infeksi primer.

Sel pit merupakan limfosit dengan granula besar, seperti sel NK yang bermukim di hati.
Sel pit dapat menginduksi kematian seketika pada sel tumor tanpa bergantung pada
ekspresi antigen pada kompleks histokompatibilitas utama. Aktivitas sel pit dapat
ditingkatkan dengan stimulasi interferon-γ.

Selain itu, pada hati masih terdapat sel T-γδ, sel T-αβ dan sel NKT.

13 Kantung empedu atau kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ
berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh
untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm
dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna
cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua
belas jari melalui saluran empedu.

14 Saluran empedu (Bahasa Inggris: bile duct) adalah struktur-struktur berbentuk


tabung panjang yang membawa empedu. Empedu diperlukan untuk pencernaan makanan
dan disekresikan oleh hati melalui duktus hepatikus (hepatic duct). Saluran ini akan
bergabung dengan duktus sistikus (cystic duct - membawa empedu keluar masuk kantung
empedu) untuk membentuk suatu saluran empedu besar menuju usus.

15 Lambung (bahasa Inggris: stomach; bahasa Belanda: maag) atau ventrikulus berupa
suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga badan.

Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan dicerna dan sejumlah kecil
sari-sari makanan diserap.

Pada manusia dewasa, volume lambung dalam keadaan santai, hampir kosong, adalah
sekitar 75 mililiter. Merupakan organ tubuh yang dapat mengembang (distensible), dapat
menampung sampai sekitar satu liter makanan. Lambung bayi manusia yang baru lahir
hanya dapat menampung sekitar 30 mililiter.

 Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah

1. Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan itu sendiri .

2. Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat.

3. Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari atau sering
disebut duodenum.

 Dinding lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni :

1. Mucosa ialah lapisan di mana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti
enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk
memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume
getah lambung yang dapat dikeluarkan.

2. Submucosa ialah lapisan di mana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan
untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi
yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut.

3. Muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis.
Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan
menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan

4. Gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di


dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan
pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gaya
gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.

 Pada manusia terdapat tiga jenis sel pada lapisan-lapisan mukosa atau kelenjar
lambung (gastric glands):

1. Sel goblet berfungsi untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan
terluar sel agar tidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung.

2. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung [Hydrochloric acid] yang
berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel parietal memproduksi
1.5 mol dm−3 asam lambung yang membuat tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH
2.

3. Sel chief berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzim pepsin dalam bentuk
tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak
mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada
sel tersebut.
16 Pankreas adalah organ aksesoris pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama: menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta menghasilkan
beberapa hormon atau fungsi endokrin. Pankreas terletak pada kuadran kiri atas
abdomen atau perut dan bagian kaput/kepalanya menempel pada organ duodenum. Produk
enzim akan disalurkan dari pankreas ke duodenum melalui saluran pankreas utama.

Beberapa fungsi dari pankreas adalah:

 Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukagon, yang menambah
kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.
 Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana
mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga
merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di
dalam sel-selnya.

17 Saluran pankreas adalah saluran yang menghubungkan antara pankreas dan


duodenum. Saluran/duktus pada pankreas ada dua macam, yaitu duktus pankreatis
wirsungi dan santorini. Saluran ini berfungsi untuk membawa produk enzim yang di
produksi oleh pankreas menuju duodenum. Saluran pankreas akan bergabung dengan
saluran empedu kemudian memasuki duodenum melalui ampulla hepatopancreas. Saluran
pankreas aksesoris, yaitu saluran pankreas yang lebih kecil daripada saluran pankreas
utama akan mengosongkan isinya langsung pada duodenum yang terletak pada sisi
proksimal saluran utama.

19 Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum) dengan panjang antara 25-
38cm. Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai
dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya
oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat
sembilan.

21 Usus kecil (ileum) adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan
manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2–4 m dan terletak setelah duodenum dan
jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau
sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
22 Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada
organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
peritonitis (infeksi rongga abdomen).

Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix
(atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.

Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai
cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun
lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa di retrocaecal
atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian
yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.

23 Usus besar / Kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari
kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending),
kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon
melintang sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut
dengan "kolon kiri".

Secara makroskopis usus besar dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu sekum, kolon
asenden, kolon transversus, kolon desenden, sigmoid, dan rektum. Keenam bagian ini sulit
dibedakan secara histologis. Karakteristik utama pada sekum, kolon, dan rektum yaitu
tidak membentuk vili seperti usus halus, memiliki kelenjar yang panjang dan berbentuk
tubuli sederhana, tidak memiliki sel granuler asidofilik (sel Panneth), dan memiliki
jumlah nodul limfatik yang banyak.

Gambaran histologis usus besar secara umum yaitu mengandung kripta Lieberkuhn yang
lebih panjang dan lebih lurus pada tunika mukosa dibandingkan dengan usus halus. Epitel
usus besar berbentuk silinder dan mengandung jauh lebih banyak sel Goblet
dibandingkan usus halus. Lamina propria usus besar terdiri atas jaringan ikat retikuler
dan nodulus limfatikus. Seperti pada usus halus, tunika muskularis mukosa pada usus
besar terdiri atas lapisan sirkuler sebelah dalam dan lapisan longitudinal sebelah luar.
Tunika mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar, lemak, dan pleksus Meissner. Di
sebelah luar tunika mukosa terdapat tunika muskularis eksterna dan tunika serosa .
Tunika serosa ini terdiri atas mesotelium dan jaringan ikat subserosa.

24 Kolon datar (transverse)

25 Kolon naik (ascending)


26 Sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu kantung
yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.
Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar
herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum
yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

Usus buntu dalam bahasa Latin disebut sebagai Appendix vermiformis, organ ini
ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya organ
ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini
diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif
berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) yang memiliki/berisi
kelenjar limfoid.

27 Kolon turun (descending)

29 Poros usus / Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah organ
terakhir dari usus besar pada beberapa jenis mamalia yang berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan
keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi
tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

30 Anus (bahasa Latin: ānus) adalah sebuah bukaan dari rektum ke lingkungan luar
tubuh.

 Kanalis Anal

Adalah saluran dengan panjang sekitar 4 cm yang dikelilingi oleh sfingter anus. Bagian
atasnya dilapisi oleh mukosa glandular rektal. Fungsi kanalis anal adalah sebagai
penghubung antara rektum dan bagian luar tubuh sehingga feses bisa dikeluarkan.

 Rektum

Adalah sebuah ruangan dengan panjang sekitar 12 sampai 15 cm yang berada di antara
ujung usus besar (setelah kolon sigmoid/turun) dan berakhir di anus. Fungsi rektum
adalah menyimpan feses untuk sementara waktu, memberitahu otak untuk segera buang
air besar, dan membantu mendorong feses sewaktu buang air besar. Ketika rektum
penuh dengan feses, maka rektum akan mengembang dan sistem saraf akan mengirim
impuls (rangsangan) otak sehingga timbul keinginan untuk buang air besar.

 Sfingter anal internal


Adalah sebuah cincin otot lurik yang mengelilingi kanalis anal dengan keliling 2,5 sampai
4 cm. Sfingter anal internal ini berkaitan dengan sfingter anal eksternal meskipun
letaknya cukup terpisah. Tebalnya sekitar 5 mm. Fungsi sfingter anal internal adalah
untuk mengatur pengeluaran feses saat buang air besar.

 Sfingter anal eksternal

Adalah serat otot lurik berbentuk elips dan melekat pada bagian dinding anus.
Panjangnya sekitar 8 sampai 10 cm. Fungsi sfingter anal eksternal adalah untuk
membuka dan menutup kanalis anal.

 Pectinate line

Adalah garis yang membagi antara bagian dua pertiga (atas) dan bagian sepertiga
(bawah) anus. Fungsi garis ini sangatlah penting karena bagian atas dan bawah pectinate
line memiliki banyak perbedaan. Misalnya, jika wasir terjadi di atas garis pectinate,
maka jenis wasir tersebut disebut wasir internal yang tidak menyakitkan. Sedangkan
jika di bawah, disebut wasir eksternal dan menyakitkan. Asal embriologinya juga
berbeda, bagian atas dari endoderm, sedangkan bagian bawah dari ektoderm.

 Kolom anal

Adalah sejumlah lipatan vertikal yang diproduksi oleh selaput lendir dan jaringan otot di
bagian atas anus. Fungsi kolom anal adalah sebagai pembatas dinding anus.

4. Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang
digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan
umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-
paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga
mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai
jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan.
Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan
berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang
bernapas dengan udara.
Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari
darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru juga
mempunyai fungsi nonrespirasi. Istilah kedokteran yang berhubungan dengan
paru-paru disebut juga pulmo-, dari kata Latin pulmones untuk paru-paru.

5. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem
organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong
stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka,
dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan
juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem
kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme,
didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat
kimia dan fisiologis cairan tubuh.

Saluran Limfa adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa
atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang
keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian
dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan
dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.

Fungsi sistem limfa yaitu:

 Mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi darah


 Mengangkut limfosit
 Membawa lemak emulsi dari usus
 Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran
 Menghasilkan zat antibodi

Jantung (bahasa Latin: cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa
darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Darah menyuplai
okisgen dan nutrisi pada tubuh, juga membantu menghilangkan sisa-sisa metabolisme.
Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk
jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran
darah, terletak di rongga dada agak sebelah kiri.

 Permukaan jantung

Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak
di dalam rongga torakik, di balik tulang dada. Struktur jantung berbelok ke bawah dan
sedikit ke arah kiri. Massanya kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar kepalan tangan.

Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, tetapi tertutup oleh selaput
ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama
menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan
berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan
memompa konstan jantung.

Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi daerah


jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping. Dua garis pembelah
(terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di mana dinding pemisah di
antara serambi dan bilik jantung.

 Struktur internal jantung


Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian,
dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah
tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding jantung.
Maka dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri
dan bilik kanan & kiri.

Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus melawan
gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas dan memerlukan gaya yang lebih
besar untuk mensuplai peredaran darah besar, khususnya pembuluh aorta, untuk
memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah.

Tiap serambi dan bilik pada masing-masing belahan jantung dipisahkan oleh sebuah
katup. Katup di antara atrium kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau
katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiri
disebut katup mitralis atau katup bikuspidalis (katup berdaun dua).

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua tingkat tinggi yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus
atau bakteri.

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari
darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan
kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari:

 Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel
dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah
merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit
akan menderita penyakit anemia.

 Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)

Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

 Sel darah putih atau leukosit (0,2%)

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus
atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang
yang kelebihan leukosit akan menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang
kekurangan leukosit akan menderita penyakit leukopenia.

Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:


 Air: 91,0%
 Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
 Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, ,
kalium dan zat besi,nitrogen, dll)
 Garam

Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :

 albumin
 bahan pembeku darah
 immunoglobin (antibodi)
 hormon
 berbagai jenis protein
 berbagai jenis garam

6. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa metabolisme pada
makhluk hidup seperti karbon dioksida, urea, racun dan lainnya.
1. Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip
kacang. Dalam manusia dewasa, ukuran ginjal sekitar 11 sentimeter
panjangnya. Ginjal menerima darah dari sepasang arteri renalis, dan
darah keluar lewat vena renalis. Setiap ginjal berhubungan dengan
ureter, tabung yang membawa urin keluar ke kandung kemih.
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut
atau abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di
bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat
kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga
retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi
cekungnya menghadap ke medial. Kedua ginjal terletak di sekitar
vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di
bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Ginjal kanan juga
biasanya lebih kecil daripada ginjal kiri.
Ginjal kanan terletak langsung di bawah diafragma dan di belakang
hati. Ginjal kiri terletak di bawah diafragma dan di belakang limpa. Di
sebelah atas ginjal terdapat kelenjar adrenal.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan
duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak
 Lemak perirenal, terletak di antara fascia renal (jaringan
penunjang fibrosa tebal) dan kapsul ginjal
 lemak pararenal yang berada di atas fascia renal.
Bagian atas ginjal kanan berbatasan dengan hati, dan ginjal kiri
berbatasan dengan limpa. Karena itu, kedua ginjal bergerak turun
ketika bernafas.
Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang
menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus
dimana arteri renalis masuk dan vena relias dan ureter keluar.
2. Paru-paru
3. Kulit adalah lapisan luar yang menutupi tubuh sebuah vertebrata. Kulit
terdiri atas epidermis, dermis, dan hipodermis. Kulit berfungsi sebagai
alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera)
yang terletak di lapisan dermis.
 Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan
lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang
dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi
terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan
spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum
mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-
sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin
yang memberi warna pada kulit.Lapisan Malpighi juga berfungsi sebagai
pelindung dari bahaya sinar matahari terutama sinar ultraviolet.
 Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf,
kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan
keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000
ml setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu.
Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat
ekskresi adalah sebegai organ penerima rangsangan, pelindung
terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk
pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi
aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh
kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa
metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya
keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan
mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak
merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah,
kelenjar keringat tidak aktif dan pembuluh kapiler di kulit menyempit.
Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air,
akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan
tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh
hipotalamus.Hipotalamus adalah bagian dari otak yang terdiri dari
sejumlah nukleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap
steroid dan glukokortikoid, glukosa dan suhu.
 Hipodermis
Lapisan ini terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak
mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan,
pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.
4. Hati
5. Sistem tubulus Malphigi (sistem ekskresi serangga)

7. Sistem Reproduksi Dan Perkembangan


Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam
organisme yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Banyak zat non-
hidup seperti cairan, hormon, dan feromon juga merupakan aksesoris penting
untuk sistem reproduksi. Tidak seperti kebanyakan sistem organ, jenis kelamin
dari spesies yang telah terdiferensiasi sering memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan ini memungkinkan untuk kombinasi materi genetik antara dua individu,
yang memungkinkan untuk kemungkinan kebugaran genetik yang lebih besar dari
keturunannya.

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless)


yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak
memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan
kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.

8. Sistem Imunitas
Sistem imun atau sistem kekebalan adalah sel-sel dan banyak struktur
biologis lainnya yang bertanggung jawab atas imunitas, yaitu pertahanan pada
organisme untuk melindungi tubuh dari pengaruh biologis luar dengan mengenali
dan membunuh patogen. Sementara itu, respons kolektif dan terkoordinasi dari
sistem imun tubuh terhadap pengenalan zat asing disebut respons imun. Agar
dapat berfungsi dengan baik, sistem ini akan mengidentifikasi berbagai macam
pengaruh biologis luar seperti dari infeksi, bakteri, virus sampai parasit, serta
menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel dan jaringan
organisme yang sehat agar tetap berfungsi secara normal.
4. Genetika dan Evolusi
a. Materi genetik dan sintesis protein

Gen merupakan substansi pembawa materi genetik yang diwariskan dari induk
kepada keturunanya. Materi genetik tersebut meliputi Deoxyribonucleic acid
(DNA) dan ribonucleic acid (RNA). DNA dan RNA ini jumlahnya ada banyak
banget, lho! berbagai jenis DNA bergabung untuk membentuk gen, kemudian
gen-gen tersebut bergabung untuk membentuk kromosom. Kamu tahu nggak
fungsi gen itu apa? Jadi gini, fungsi gen itu ada 2. Fungsi yang pertama adalah
membawa informasi genetik dari setiap individu ke keturunannya. Jadi
informasi genetiknya itu disalurkan ke keturunan masing-masing individu gitu,
lho. Contohnya apa? Contohnya adalah rambut ibumu yang berwarna hitam,
diwariskan ke kamu. Fungsi yang kedua adalah sebagai pengatur metabolisme
untuk perkembangan setiap mahkluk hidup. Oh iya, di DNA dan RNA itu ada
basa nitrogennya. Mau tau gambarnya?

Kira-kira gen itu ada di bagian mana dari tubuh kita, ya? Gen itu ada pada
segmen atau lokus yang terletak di kromosom. Gen itu ada yang dominan dan
resesif, lho! Gen dominan itu disandikan dengan huruf besar, sedangkan gen
resesif itu disandikan dengan huruf kecil. Oh iya, kamu nggak boleh lupa juga
nih. Kumpulan gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian dengan fungsi
yang sama itu disebut dengan alel.
Setelah sebelumnya mengenal tentang gen dan DNA, sekarang kita kenalan
lebih lanjut dengan yang namanya kromosom, yuk! Coba hayo, kromosom itu apa?
Kromosom adalah penebalan benang-benang kromatin ketika pembelahan sel
terjadi. Kromosom disusun oleh asam nukleat dan protein. Kromosom ini ada 2
jenis, namanya autosom dan gonosom. Autosom merupakan kromosom yang
berperan dalam menentukan bentuk fisik selain kelamin, sedangkan gonosom
merupakan kromosom yang berperan dalam menentukan jenis kelamin. Jangan
sampai ketukar, ya!

Oh iya, kromosom itu punya beberapa bagian yang berbeda. Bagian yang
pertama itu namanya kromatid. Kromatid merupakan salah satu dari dua lengan
yang merupakan hasil replikasi kromosom. Bagian yang kedua namanya
Sentromer. Sentromer ini adalah pusat kromosom dan tempat melekatnya
benang spindle. Bagian yang terakhir ini namanya kinetokor. Kinetokor
sebenarnya adalah bagian dari sentromer. Benang spindle ini melekat pada
kinetokor selama masa pembelahan. Kamu tahu nggak, benang spindle itu apa?
Benang spindle ini bagian yang berfungsi untuk menghubungkan sentriol pada
saat pembelahan sel dan untuk menarik kromosom menuju kutub yang
berlawanan pada saat pembelahan sel.

Kamu tau nggak sih, kromosom itu bentuknya ada banyak, lho! Ada 4 bentuk
kromosom, yaitu telosentrik, metasentrik, submetasentrik, dan akrosentrik.
Telosentrik hanya memiliki 1 lengan dengan sentromer yang terletak di ujung.
Sedangkan metasentrik memiliki 2 lengan sama panjang dengan sentromer yang
terletak di tengah. Sentromernya metasentrik ini berbentuk V, ya!
Lalu kalau submetasentrik itu seperti apa, ya? Submetasentrik memiliki kedua
lengan yang hampir sama panjang, dengan sentromer yang terletak hampir di
tengah. Bentuknya juga V gitu. Sedangkan akrosentrik memiliki 2 lengan yang
tidak sama panjang, dengan sentromer yang berada dekat ujung bagian
kromosomnya.

SINTESIS PROTEIN

Protein adalah rantai panjang asam amino yang diisi kode-kode DNA. Betul,
DNA yang seringkali digambarkan dengan seperti ini:

DNA adalah kumpulan dari kode-kode genetik. Ada banyak kodenya. Biasanya
berupa huruf berjejer yang dinamakan “molekul basa nitrogen DNA”. Mulai dari
GGT, AUG, dan “Baju yang itu kok lucu siiih”. Oke, yang terakhir itu jenis kode
yang lain sih…

Hal pertama yang harus kamu ingat adalah, 3 molekul basa disebut dengan kodon.
Ingat ya. harus 3. GGT dan AUG termasuk kodon. WYATB, TGIF, dan ILYSMAN
(I Love You So Much Astaga Norak) bukan termasuk kodon. Hal lain yang perlu
kamu ingat: kodon (misal: GGT) itu menunjukkan asam amino. Anggap aja itu
adalah kodon itu nomor rumah kamu, dan asam amino adalah nama kamu sebagai
pemilik rumah.

Contoh: GGT adalah kodon untuk asam amino glisin.

Bentar, bentar. Kok dari awalnya ngomongin protein, sekarang jadi bahas kode dan
asam amino gini?
Jadi, proses pembentukan (sintesis) protein itu membutuhkan semua ini. Anggap
aja “kode” dan “asam amino” ini adalah bahan dasar dari suatu masakan yang
bernama… protein.

Yah, walaupun agak serem juga sih kalo Chef Juna tiba-tiba nunjukin piring ke
depan kamu dan bilang, “Cicipilah proteinku!”

Nah, sekarang kamu udah tahu dasar-dasarnya. Sekarang kita coba masuk ke
dalam proses sintesis proteinnya ya. Secara sederhana, sintesis protein terdiri
dari 2 tahap: 1) transkripsi, dan 2) translasi.

transkrip, terjadi penyalinan sebagian berkas DNA. Buat apa disalin? Udah kayak
peer aja.

Buat apa, sih, pakai disalin segala? Memangnya kenapa nggak langsung bikin aja
proteinnya? Kan bahannya udah ada. Asam amino dan kode-kodean tadi.

Ehem. Begini. Proses pembuatan protein itu berada di ribosom yang mana, terletak
di sitoplasma. Masalahnya, si DNA yang menjadi sumber utama pembuatannya,
berada di inti sel (nukleus). Karena mereka LDR dan DNA nggak bisa bergerak dan
nyamperin ribosom (karena konsepnya gitu, bukan gak boleh sama orangtuanya).
Alhasil, dibutuhkanlah seseorang yang bersedia datang ke DNA, membuat
“kembarannya”, lalu menyuruhnya pergi ke ribosom.

Nukleus dan ribosomnya LDR

Pada kasus ini, seseorang yang datang ke DNA itu bernama RNA polimerase.

Di dalam inti sel, RNA polimerase akan “membedah” untaian DNA yang mengandung
kode-kode tadi menjadi 2 untaian. Sederhananya, kalau sewaktu awal si DNA
bentuknya seperti dua tali yang saling melilit, RNA polimerase ini melepas
lilitannya.
Setelahnya, RNA polimerase akan menempel di promoter (bagian ujung kiri dari
rantai DNA). Ini merupakan penanda dimulainya transkripsi/penyalinan. Sehabis
itu, mulai, deh, si RNA polimerase berjalan ke sebelah kanan sambil membentuk
hasil salinan DNA yang bernama mRNA.

Setelah RNA polimerase mentok sampai ke ujung untaian DNA, maka mRNA secara
lengkap sudah jadi. Kalau pada gambar, mRNA adalah garis atas dengan warna yang
lebih "merah". Pada tahap ini, proses transkripsi dianggap selesai.

Ketika helaian kode-kode DNA sudah berhasil di-copy. Ketika mRNA telah lahir.
Ketika itu pula dia bisa mengantarkannya ke ribosom. Makanya dia dinamakan
mRNA, alias RNA messenger, alias RNA “pembawa pesan”. Karena eh karena, dia
mau ngasih tahu kode-kode dari DNA. Ini ibarat kertas contekan yang bisa jalan
sendiri ke tangan yang mau dicontekin.

Perjalanan mRNA dari inti sel ke ribosom

Sesampainya di ribosom, proses translasi dimulai. Translasi berarti proses


“penerjemahan” kode-kode DNA sehingga menghasilkan rantai polipeptida
penyusun protein.

Kalau si ribosom ini kita di-zoom sampai ke dalam, kita akan menemukan ribosom
ini “bersentuhan” dengan mRNA. Pada awalnya, dia akan bertemu dengan AUG,
yang merupakan kodon start (kodon yang menandakan dimulainya proses translasi).
AUG adalah kodon untuk asam amino metionin.

Setelahnya, dia akan berjalan perlahan-lahan dan mulai menerjemahkan mRNA


menjadi rantai polipeptida. Caranya gimana? Caranya, dengan minta bantuan
seseorang yang bernama tRNA. Karena mRNA hanya berisi kodon alias nomor
rumah, tRNA berfungsi membawa asam amino yang menjadi kodon pasangannya.

Sederhananya begini. mRNA adalah alamat rumah kaum-kaum jomblo.

tRNA ini langsung mikir, ‘Hmmm nomor rumah itu cocoknya buat siapa ya?’ lalu
ngasih alamat rumah pasangannya BESERTA yang punya rumah sekaligus.

Mereka kemudian saling ketemu, mencintai, dan menghasilkan sesuatu yang


bernama rantai polipeptida. Semakin banyak “pasangan mRNA dan asam amino”,
artinya semakin panjang si rantai. Lalu, ketika sudah mencapai rantai yang cukup,
dia akan berhenti, terminasi, berubah bentuk menjadi protein.

b. Hereditas Mendel dan penyimpangannya

Hukum Pewarisan Mendel

Alel/gen dominan dan resesif pada orang tua (1, P), anak (2, F1) dan cucu (3, F2)
menurut Mendel
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme
yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai
Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:

1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum


Pertama Mendel, dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel,
juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.

Hukum segregasi (hukum pertama Mendel)

Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna merah), S (buntut pendek), dan s


(buntut panjang) pada generasi F2

Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel


kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah
sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.

Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:

1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter


turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak
selalu tampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam
gambar di sebelah), dan alel dominan (tampak dari luar, dinyatakan dengan
huruf besar, misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww
dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam
gambar di sebelah).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada
gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (tampak
secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu
terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada
turunannya.

Hukum asortasi bebas (hukum kedua Mendel)

Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang
atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak
bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat
yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang
menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling
memengaruhi.

Seperti tampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww


(secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara
fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan
persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk
4 individu baru (semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya, persilangan/perkawinan
dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya
(tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat
2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-
gamet ini akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti tampak pada papan
catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini
perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww
(berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah dan
individu putih adalah 3:1.

Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat
dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2
macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan
satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk
dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya.

Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe
SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb
dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan
Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (tampak pada huruf di
bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1
dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan
lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya tampak pada sisi
kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat
F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika
genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna
kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb).
Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil
bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe
SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1.

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

1. Kodominan

Merupakan ekspresi dua alel secara bersamaan yang kemudian menghasilkan


fenotipe berbeda. Alel-alel kodominan ditulis dengan huruf kapital dengan
tambahan huruf lain di atasnya. Contoh kodominan adalah alel yang mengatur
golongan darah MN dan warna bulu pada sapi. Adapun contoh persilangannya
ditunjukkan oleh tabel berikut.

Shorthorn jantan rambut merah disilangkan dengan sapi betina rambut putih. Jika
seluruh F1 berambut roan, bagaimanakah perbandingan fenotipe F2-nya?
Keterangan: warna merah = CR, warna putih = CW

Pembahasan:
2. Dominansi tidak sempurna

Merupakan alel dominan yang tidak bisa menutup ekspresi alel resesif secara
sempurna. Hal ini mengakibatkan munculnya fenotipe campuran, contohnya
persilangan antara bunga Mirabilis jalapa merah dan Mirabilis jalapa putih. Adapun
contoh persilangannya ditunjukkan oleh tabel berikut.

Persilangan antara bunga Mirabilis jalapa merah dan Mirabilis jalapa putih
menghasilkan F1 yang semuanya merah muda. Jika F1 disilangkan dengan
sesamanya, perbandingan fenotipe F2-nya adalah…

Pembahasan:

3. Alel ganda

Alel ganda merupakan gen yang memiliki alel lebih dari dua. Berikut ini contoh
persilangan pada alel ganda.

Seorang wanita bergolongan darah A heterozigot menikah dengan pria


bergolongan darah B heterozigot. Jika golongan darah A dan B ditentukan oleh
gen IA dan IB, maka kemungkinan anak mereka adalah…

Pembahasan:
4. Alel letal

Alel letal merupakan suatu kondisi di mana keberadaan alel homozigot dapat
menyebabkan kematian. Alel letal dibagi menjadi tiga, yaitu alel letal dominan, alel
letal resesif, dan alel subletal.

Pada tanaman jagung, gen A menyebabkan pembentukan klorofil. Sementara itu,


alelnya gen a menghalangi pembentukan klorofil sehingga bersifat letal dalam
keadaan homozigot. Jika tanaman jagung bergenotipe Aa disilangkan dengan
sesamanya, berapa persen keturunan yang hidup?

Pembahasan:

5. Atavisme

Yaitu interaksi beberapa gen, sehingga dihasilkan fenotipe baru. Atavisme ini
dapat ditemukan pada tipe jengger atau pial ayam. Terdapat empat tipe jengger
ayam, yaitu rose (R-pp), pea (rrP-), walnut (R-P-), dan bilah/single (rrpp). Adapun
bentuk persilangan atavisme dapat dilihat pada tabel berikut.

Ayam jantan berjengger rose homozigot disilangkan dengan ayam betina


berjengger pea homozigot. Dari hasil persilangan tersebut, ternyata diperoleh
bahwa seluruh F1 berjengger walnut. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya,
kemungkinan perbandingan F2-nya adalah…

Pembahasan:
6. Epistasis-hipostasis

Yaitu interaksi di mana satu gen menutupi gen lain yang bukan alelnya. Gen yang
ditutupi itu disebut hipostasis, sedangkan gen yang menutupi disebut epistasis.
Epistasis dibagi menjadi empat jenis, yaitu epistasis dominan, epistasis resesif,
epistasis gen dominan rangkap, dan epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif.
Jika Quipperian ingin mengetahui salah satu contohnya, berikut ini disajikan
epistasis resesif.

Tikus berambut hitam disilangkan dengan tikus berambut putih. Rambut hitam
ditentukan oleh gen B, sedangkan rambut putih ditentukan oleh gen resesif bb.
Gen bb bersifat epistasis terhadap gen G yang mengendalikan warna abu-abu dan
alel g. Ternyata, F1 seluruhnya berambut abu-abu. Jika F1 disilangkan dengan
sesamanya, bagaimanakah perbandingan fenotipenya?

Pembahasan:

7. Kriptomeri

Yaitu gen dominan yang tidak akan tampak jika berdiri sendiri.

8. Polimeri

Yaitu interaksi dua gen atau lebih di mana masing-masing gen saling menguatkan
satu sama lain. Contoh polimeri adalah sebagai berikut.
Gandum bersekam merah tua disilangkan dengan gandum bersekam putih. Seluruh
keturunan F1 bersekam merah sedang. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya,
perbandingan fenotipe F2-nya adalah…

Pembahasan:

9. Gen komplementer

Yaitu interaksi antargen dominan dalam mengekspresikan suatu sifat. Gen


komplementer ini dapat ditemukan pada bunga Lathyrus odoratus, di mana gen C
merupakan penghasil pigmen antosianin, sedangkan gen P penghasil enzim untuk
mengaktifkan antosianin.

Saat dua bunga Lathyrus odoratus berbunga putih disilangkan, seluruh F1


berbunga ungu. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, perbandingan fenotipe F2
keturunananya adalah…

Pembahasan:

10. Gen dominan rangkap

Yaitu interaksi antara dua gen dominan pada bagian tubuh yang sama.
Nah, 10 poin di atas merupakan contoh penyimpangan yang masih mengacu pada
hasil akhir Mendel, Quipperian. Ternyata ada juga nih, hasil persilangan yang jauh
berbeda dengan perbandingan Mendel. Ingin tahu? Check this out!

1. Tautan/pautan

Yaitu gagal berpisahnya dua gen atau lebih pada kromosom yang sama saat
pembelahan meiosis. Tautan dibagi menjadi dua, yaitu tautan pada autosom dan
tautan pada gonosom. Contoh tautan pada autosom adalah persilangan pada lalat
buah Drosophila, di mana perbandingan F2-nya menghasilkan angka 3 : 1.

Lalat buah jantan berwarna normal (kelabu, gen G) dan bersayap panjang (gen L)
disilangkan dengan lalat betina berwarna hitam dan bersayap pendek. Seluruh F1
berwarna normal (kelabu). Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, perbandingan
F2-nya adalah… (gen G dan L saling bertaut).

Pembahasan:

3. Pindah silang

Yaitu tertukarnya gen-gen suatu kromosom dengan gen kromosom lainnya, baik
kromosom homolog maupun nonhomolog. Berikut ini merupakan persamaan untuk
mencari Nilai Pindah Silang.
3. Gagal berpisah

Yaitu gagal berpisahnya satu atau lebih kromosom dengan pasangannya saat
pembelahan meiosis I maupun meiosis II. Gagal berpisah bisa menyebabkan
kelainan jumlah kromosom, seperti tabel berikut.

c. Mutasi

Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik baik pada taraf
tingkatan gen maupun pada tingkat kromosom. Mutasi pada tingkat gen disebut
mutasi titik, sedangkan mutasi pada kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi
pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar munculnya
variasi-variasi baru pada spesies. Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam,
biasanya lebih rendah daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi
akibat zat pembangkit mutasi (mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya,
radioaktif, sinar ultraviolet, sinar X, serta loncatan energi listrik seperti petir.
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut
mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak
mengalami perubahan sifat (individu tipe liar atau "wild type").

Jenis Mutasi

Mutasi titik

Mutasi titik merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau RNA. Mutasi titik
relatif sering terjadi namun efeknya dapat dikurangi oleh mekanisme pemulihan
gen. Mutasi titik dapat berakibat berubahnya urutan asam amino pada protein, dan
dapat mengakibatkan berkurangnya, berubahnya atau hilangnya fungsi enzim.
Teknologi saat ini menggunakan mutasi titik sebagai marker (disebut SNP) untuk
mengkaji perubahan yang terjadi pada gen dan dikaitkan dengan perubahan
fenotipe yang terjadi. Contoh mutasi gen adalah reaksi asam nitrit dengan adenin
menjadi zat hipoxanthine. Zat ini akan menempati tempat adenin asli dan
berpasangan dengan sitosin, bukan lagi dengan timin.

Aberasi

Mutasi kromosom, sering juga disebut dengan mutasi besar atau aberasi kromosom
adalah perubahan jumlah kromosom dan susunan atau urutan gen dalam kromosom.
Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan meiosis dan sedikit dalam
mitosis.

Aneuploidi

Aneuploidi adalah perubahan jumlah n-nya. Dalam hal ini, "n" menandakan jumlah
set kromosom. Sebagai contoh, sel tubuh manusia memiliki 2 paket kromosom
sehingga disebut 2n, dimana satu paket n manusia berjumlah 23 kromosom.
Aneuploidi dibagi menjadi dua yaitu autopoliploidi dan allopoliploidi. Pada
autopoliploidi, n-nya mengganda sendiri karena kesalahan meiosis, sedangkan
allopoliploidi, yaitu perkawinan atau hibrid antara spesies yang berbeda jumlah set
kromosomnya.

Aneusomi

Aneusomi adalah perubahan jumlah kromosom. Penyebabnya adalah anafase lag


(peristiwa tidak melekatnya beneng-benang spindel ke sentromer) dan non
disjunction (gagal berpisah). Aneusomi pada manusia dapat menyebabkan:

 Sindrom Turner, dengan kariotipe (22AA+X0). Jumlah kromosomnya 45 dan


kehilangan 1 kromosom kelamin. Penderita Sindrom Turner berjenis kelamin
wanita, tetapi ovumnya tidak berkembang (ovaricular disgenesis).
 Sindrom Klinefelter, kariotipe (22 AA+XXY), mengalami trisomik pada
kromosom gonosom. Penderita Sindrom Klinefelter berjenis kelamin laki-
laki, tetapi testisnya tidak berkembang (testicular disgenesis) sehingga
tidak bisa menghasilkan sperma (aspermia) dan mandul (gynaecomastis)
serta payudaranya tumbuh.
 Sindrom Jacobs, kariotipe (22AA+XYY), trisomik pada kromosom gonosom.
Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk
mata dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat
kriminal. Penelitian di luar negeri mengatakan bahwa sebagian besar orang-
orang yang masuk penjara adalah orang-orang yang menderita Sindrom
Jacobs.
 Sindrom Patau, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada kromosom autosom.
kromosom autosomnya mengalami kelainan pada kromosom nomor 13, 14,
atau 15.
 Sindrom Edward, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada autosom. Autosom
mengalami kelainan pada kromosom nomor 16,17, atau 18. Penderita sindrom
ini mempunyai tengkorak lonjong, bahu lebar pendek, telinga agak ke bawah
dan tidak wajar.

Delesi, duplikasi, inversi

Terjadi ketika sebuah fragmen kromosom patah dan hilang pada saat pembelahan
sel. Kromosom tempat fragmen tersebut berasal kemudian akan kehilangan gen-
gen tertentu. Namun dalam beberapa kasus, fragmen patahan tersebut dapat
berikatan dengan kromosom homolog menghasilkan duplikasi. Fragmen tersebut
juga dapat melekat kembali pada kromosom asalnya dengan arah terbalik dan
menghasilkan inversi.

Mutagen

Bahan-bahan yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Mutagen


dibagi menjadi tiga yaitu:

 Mutagen bahan kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin
adalah zat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel
pada proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase.
 Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif, dan
sinar gamma. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit.
 Mutagen bahan biologi, diduga virus dan bakteri dapat menyebabkan
terjadinya mutasi. Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi
adalah DNA-nya.

Pemanfaatan mutasi

Pada umumnya, mutasi itu merugikan, mutannya bersifat letal dan homozigot
resesif. Namun mutasi juga menguntungkan, diantaranya, melalui mutasi, dapat
dibuat tumbuhan poliploid yang sifatnya unggul. Contohnya, semangka tanpa biji,
jeruk tanpa biji, buah stroberi yang besar, dan lain-lain. Mutasi ini juga menjadi
salah satu kunci terjadinya evolusi di dunia ini. Terbentuknya tumbuhan poliploid
ini menguntungkan bagi manusia, tetapi merugikan bagi tumbuhan yang mengalami
mutasi, karena tumbuhan tersebut menjadi tidak bisa berkembang biak secara
generatif.

Meskipun secara biologi sebagian terbesar mutasi menyebabkan gangguan pada


kebugaran (fitness) individu, bahkan kematian, mutasi sebenarnya adalah salah
satu kunci bagi kemampuan beradaptasi suatu jenis (spesies) terhadap lingkungan
baru atau yang berubah. Sisi positif ini dimanfaatkan oleh sejumlah bidang biologi
terapan.

Terapi sel-sel tumor

Aplikasi radiasi radioterapi (seperti penyinaran dengan sinar X) dan kemoterapi


untuk menghambat perkembangan sel-sel tumor dan kanker pada dasarnya adalah
menginduksi mutasi pada sel-sel kanker sebagai targetnya. Agen mutasi tersebut
akan menyebabkan sel-sel target berhenti tumbuh karena tidak mampu lagi
memperbanyak diri.

Pemuliaan

Pemaparan tanaman terhadap radiasi sinar mengion, seperti sinar gamma


dari Co-60, atau terhadap beberapa kemikalia, seperti EMS dan DS, dalam
waktu dan kadar tertentu juga digunakan untuk menginduksi mutasi. Dalam
penerapan ini, mutasi tidak ditujukan untuk mematikan sel, tetapi untuk
mengubah susunan basa nitrogen pada DNA atau untuk menyebabkan mutasi
segmental. Harapannya adalah ada beberapa sel yang akan mengalami mutasi
yang menguntungkan. Dengan demikian, tidak hanya sedikit yang dipaparkan,
tetapi ribuan sampai ratusan ribu individu. Cara pemuliaan dengan bantuan
mutasi ini kebanyakan dilakukan terhadap tanaman hortikultura, seperti
tanaman sayuran dan tanaman hias (ornamental). Batan telah menghasilkan
beberapa kultivar unggul padi yang dirakit melalui mutasi.

d. Seleksi Alam

Seleksi alam adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi
dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah atau migrasi. Yang tertinggal
hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Contoh seleksi
alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat biston
betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak
daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi
industri, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat
biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidak mampuan ngengat biston
betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Ngengat Biston Betularia

Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas
dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun
karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi
industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga
populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi
dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SELEKSI ALAM :

1. MAKANAN

Makanan merupakan kebutuhan primer bagi makhluk hidup, jadi semua makhluk
hidup yang berada di bumi ini membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Semua
makhluk hidup harus memiliki tubuh yang kuat untuk melakukan persaingan dalam
mendapatkan makanan jika ingin bertahan hidup. Sebaliknya jika makhluk hidup itu
lemah sehingga kalah bersaing maka makhluk hidup tersebut akan punah.

2. LINGKUNGAN

a. Adaptasi

Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu:


– Adaptasi Morfologi adalah adaptasi yang meliputi bentuk tubuh. Adaptasi
adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk
bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya
mampu untuk:

1. Memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).


2. Mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
3. Mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
4. Bereproduksi.
5. Merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki
burung berbeda sesuai makanannya dan tempat untuk mencari makanannya.

Bentuk kaki burung sesuai dengan tempat hidupnya

Bentuk paruh burung sesuai dengan makanannya

Bentuk gigi pada omnivora, herbivora, karnivora sesuai dengan jenis makanannya

– Adaptasi Fisiologi adalah adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi
ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim
selulase oleh hewan memamah biak.

– Adaptasi Tingkah Laku adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku.


Misalnya: ikan paus yang sesekali keluar ke permukaan untuk membuang udara,
bunglon merubah warna kulitnya menyerupai tempat yang dihinggapi.
Mimikri pada bunglon dan serangga.Pohon
jati menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi penguapan

b. Suhu Lingkungan

Suhu lingkungan sangat mempengaruhi faktor seleksi alam sebab tidak semua
makhluk hidup memiliki suhu tubuh yang sama dengan suhu lingkungan. Misalnya
jika berada di daerah dingin atau kutub pasti hewan-hewannya memiliki bulu yang
sangat tebal. Bulu tebal digunakan untuk menghangatkan tubuh dari udara dingin.
Sedangkan hewan-hewan yang tinggal di daerah tropis umumnya memiliki bulu yang
tipis. Jika hewan yang memiliki bulu tipis berada di daerah dingin atau kutub maka
hewan tersebut akan kedinginan karena suhunya sangat rendah sehingga gagal
beradaptasi dan mengakibatkan kepunahan.

Contoh Seleksi Alam Pada Hewan :

1. Kepunahan Dinosaurus akibat adanya seleksi alam.

2. Kelinci yang hidup terus-menerus dalam ancaman hewan pemangsa, hanya yang
terbaik menyesuaikan diri dengan lingkup keadaan itu (misalnya, yang dapat
berlari paling cepat), bertahan hidup dan mewariskan ciri atau sifatnya kepada
generasi berikutnya.

3. Adanya kupu-kupu Biston betularia bersayap gelap lebih banyak dibandingkan


yang bersayap cerah di daerah industri.

4. Adanya variasi paruh burung finch di kepulauan Galapagos.

Contoh Seleksi Alam Pada Bakteri :

Fakta 1
Tiap populasi punya tingkat kesuburan sedemikian tinggi sehingga jumlah
anggotanya akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu bila tidak ada
pembatas. Contoh bakteri dari satu membelah jadi dua, masing-masing membelah
jadi dua sehingga ada empat, kemudian delapan dst.

Fakta 2

Namun karena ada faktor pembatas di lingkungan, maka populasi akan mencapai
posisi optimum dimana hanya terdapat kenaikan atau penurunan yang rendah.
Ukuran populasi menjadi stabil. Contoh, pinggiran cawan petri membatasi
pertumbuhan bakteri.

Fakta 3

Sumber daya untuk setiap populasi terbatas. Contoh, makanan di dalam cawan petri
terbatas.

Kesimpulan

Jadi, tercipta persaingan antar individu dalam populasi.

Fakta 4

Tidak ada dua individu yang mutlak sama. Contoh ada bakteri yang sedikit lebih
besar dan ada yang sedikit lebih kecil.

Kesimpulan

Setiap individu memiliki derajat kelestarian yang berbeda dengan individu lainnya.

Fakta 5

Banyak sifat individu yang dapat diwariskan ke anak cucunya. Contohnya gen
ukuran tubuh bakteri.

Kesimpulan

Seleksi alam terjadi dan berlangsung selama bergenerasi-generasi dan


menyebabkan EVOLUSI penyesuaian mahluk hidup memilih kondisi alam yang
mendukung sesuai dengan kemampuan yang dimiliki untuk bertahan hidup. (Teori
Anti Evolusi/Insting Bertahan Hidup)

e. Teori Evolusi dan petunjuk adanya evolusi

Sejarah Teori Evolusi


Faham evolusi makhluk hidup dapat dibedakan:

1. Masa Pra-Darwin

Terdapat beberapa pencetus teori evolusi sebelum darwin yaitu

a. Anaximander (250 th SM): bahwa manusia berasal dari sejenis makhluk


yang menyerupai ikan.
b. Aristoteles (384-322 SM): semua bentuk kehidupan dapat disusun dalam
suatu skala, dengan tingkat kerumitan yang semakin tinggi (Scala
naturae)
c. Erasmus Darwin (1700 M): respons fungsional terhadap stimulasi dapat
diwariskan
d. Count de Buffon (1707-1788) : variasi-variasi kecil yang terjadi karena
pengaruh alam sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan variasi
e. Hutton, Lamarck dll.

2. Masa Darwin

Charles darwin dianggap sebagai bapak teori evolusi. Teori Darwin dapat
dibedakan atas dua hal pokok, yaitu:

1. Konsep tentang perubahan evolutif


2. Konsep mengenai seleksi alam Bahwa makhluk hidup yang ada sekarang
berasal dari makhluk pada masa silam, dan Evolusi terjadi melalui seleksi
alam Gagasan evolusi Charles Darwin diilhami oleh pemikiran:
a. Erasmus Darwin (pada buku Zoonomia)
b. Thomas Robert Malthus (pada buku Essay on …)
c. Charles Lyell (pada buku Principle of Geology)
d. Jean Baptista Lamarck (“Use and disuse”)

Dasar pemikiran tersebut adalah

1. Kehidupan itu berasal dari asal mula yang sama, dan bahwa respon fungsional
akan diwariskan pada keturunannya.
2. Tidak ada keseimbangan antara pertambahan penduduk dan makanan
3. Perubahan terus menerus pada bumi
4. Diwariskannya sifat yang didapat (acquired character dan “Used and
disused” )

Teori Darwin mengenai evolusi didasarkan atas pokok – pokok pikiran antara lain:

1. Tidak ada dua individu yang sama.


2. Setiap populasi berkecenderungan memperbanyak diri seperti deret ukur
3. Pertambahan makanan seperti deret hitung (selalu terjadi kekurangan
makanan)
4. Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan terus –
menerus.

Pokok-pokok pikiran dalam teori Darwin tersebut di atas dari hasil pengamatan
sehari‐hari

yang kita jumpai adalah:

1. Adanya variasi di antara spesies


2. Besarnya populasi tetap
3. Hanya individu-individu yang memiliki sifat yang sesuai dengan
lingkungannya saja yang dapat memenangkan persaingan dan akan hidup
terus serta bertambah banyak (seleksi alam)

3. Masa setelah Darwin (Post-Darwin)

Faham evolusi mahkluk hidup setelah Darwin masih terbagi menjadi 2 faham:
setuju dan tidak setuju tentang adanyna evolusi makhluk hidup.Titik balik yang
menentukan dalam teori evolusi adalah kelahiran genetika populasi (population
genetics). Dengan kemajuan dalam genetika populasi pada tahun 1930-an,
Mendelisme dan Darwinisme dipersatukan, dan dasar genetik variasi dan seleksi
alam dipertemukan. Suatu teori evolusi komprehensif (Sintesis Modern/Modern
synthesis):

1. menekankan arti penting populasi sebagai unit evolusi,

2. Seleksi alam sebagai mekanisme evolusi

3. Ide tentang gradualisme untuk menjelaskan bagaimana perubahan besar dapat


berkembang sebagai suatu akumulasi perubahan kecil yang terjadi selama periode
waktu yang panjang. Teori ini dicetuskan oleh: Theodosius Dobzhansky (ahli
genetika), Ernst Mayr (ahli biogeografi dan taksonomi), George Gaylord Simpson
(ahli palaeontologi), dan G. Ledyard Stebbins (ahli botani).
Petunjuk Adanya Evolusi
1. Biogeografi (penyebaran geografis spesies) adalah hal yang pertama kali
memberi ide akan adanya evolusi pada Darwin
2. Catatan fosil menunjukkan perubahan dari waktu ke waktu
3. Petunjuk dari anatomi komparatif - adanya homologi, analogi - adanya organ
tersisa (vestigial organ) - perkembangan embrio (pada tahapan tertentu mirip)
4. Petunjuk dari usaha domestikasi
5. Petunjuk dari biologi molekuler - Organisme yang secara taksonomi berbeda
jauh seperti manusia dan bakteri memiliki beberapa protein yang sama (Mis.
Sitokrom c). - perbandingan jumlah asam amino pada hemoglobin manusia dan
pada beberapa vertebrata
5. EKOLOGI
KEANEKARAGAMAN HAYATI

1. TINGKAT GEN

variasi gen atau struktur gen dalam suatu spesies makhluk hidup. Gen sendiri
merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang dapat dijumpai di dalam
kromosom.

Keanekaragaman satu ini cukup mudah dikenali dengan ciri-cirinya yang memiliki
variasi, nama ilmiah yang sama, serta perbedaan morfologi yang tidak terlalu
mencolok. Biasanya, keanekaragaman hayati tingkat gen disebut sebagai varietas.

Dalam keanekaragaman hayati tingkat gen, peningkatan dapat terjadi lewat


persilangan alias hibridisasi antarorganisme atau spesies dengan sifat berbeda
serta pembudidayaan hewan dan tumbuhan liar oleh manusia alias domestikasi.

CONTOH :

Mangga (Mangifera indica) dengan varietas: mangga arumanis, mangga manalagi,


mangga golek, dll.

Anjing (Canis familiaris) dengan ras: anjing golden retriever, anjing bulldog,
anjing german shepherd, dll.

2. TINGKAT SPESIES

ditemukan pada komunitas atau kelompok berbagai spesies makhluk hidup dalam
genus atau famili yang sama yang hidup di suatu tempat. Biasanya, semakin jauh
dari kehidupan manusia, keanekaragaman tingkat spesies pun menjadi semakin
tinggi

Tingkat genus

Genus Felis: kucing leopard (Felis bengalensis), kucing rumahan (Felis silvestris),
dan kucing hutan (Felis chaus).

Genus Bos: sapi berpunuk (Bos indicus), sapi potong dan perah di Eropa (Bos
Taurus), dan sapi asli Indonesia (Bos sondaicus).

Tingkat famili

Famili Bovidae: sapi (Bos) dan kerbau (Bubalus).

Famili Canidae: serigala (Canis) dan rubah (Lycalopex)


3. TINGKAT EKOSISTEM

perbedaan letak geografis yang menyebabkan perbedaan iklim dan berpengaruh


terhadap perbedaan suhu, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya
penyinaran matahari. Dengan sekian banyak perbedaan tersebut, flora dan fauna
yang menempati suatu daerah akan bervariasi pula.

 Ekosistem lumut yang terletak di wilayah sekitar puncak gunung atau di


daerah dingin sekitar kutub dan didominasi oleh tumbuhan lumut. Hewan
yang dapat dijumpai di dalamnya ialah hewan-hewan berbulu tebal seperti
beruang kutub.
 Ekosistem hutan konifer yang didominasi oleh tumbuhan yang berdaun
seperti jarum, misalnya pinus atau cemara. Di dalamnya, terdapat hewan
juga, salah satunya yaitu beruang.
 Ekosistem hutan hujan tropis yang ditumbuhi beragam pohon, liana, dan
epifit. Hewan yang hidup di dalamnya misalnya kera.
 Ekosistem padang rumput yang terdapat di wilayah kering di ketinggian
sekitar 4000 mdpl dan didominasi oleh rumput-rumputan. Pada ekosistem
ini, hidup mamalia besar, karnivora, dan herbivora.
 Ekosistem gurun yang memiliki perbedaan suhu mencolok antara siang dan
malam, angin kencang, iklim panas, dan hujan yang sangat sedikit serta
didominasi oleh kelompok tumbuhan xerofit seperti kaktus. Hewan yang
dapat dijumpai di dalamnya adalah reptil dan mamalia kecil.
 Ekosistem pantai yang didominasi oleh formasi pes-caprae dan
barringtonia berbentuk perdu atau pohon. Di dalamnya, terdapat serangga,
burung pantai,

KOMPONEN EKOSISTEM

1. KOMPONEN BIOTIK
Autotof : tumbuhan, dapat menghasilkan makanannya sendiri

Klorofil atau zat hijau daun adalah salah satu komponen yang digunakan
oleh tumbuhan dalam menghasilkan makanannya, jika suatu mahluk hidup
tidak mempunyai klorofil maka dia tidak dapat disebut sebagai produsen.
Fotosintesis adalah kegiatan memproduksi makanan yang terjadi pada
tumbuhan dengan memanfaatkan sinar matahari, klorofil dan karbon
dioksida, kegiatan ini menghasilkan makanan yang diperlukan oleh
tumbuhan, selain itu kegiatan fotosintesis ini mengeluarkan hasil berupa
oksigen yang berguna untuk mahluk hidup lain bernapas.

Heterotrof : organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri dan


bergantung kepada organisme lain sebagai bahan makanannya. (herbivore,
karnivora, omnivora)

Decomposer : Organisme pengurai adalah tubuh renik yang bertugas untuk


melakukan penguraian jasad organisme. Saat organisme mati, pengurai
menguraikan semua sisa organisme yang mati itu untuk dijadikan mineral
dan unsur hara tanah.

Detritivor atau pemakan bangkai adalah organisme heterotrof yang


memperoleh energi dengan cara memakan sisa-sisa makhluk hidup (cacing
tanah)

2. KOMPONEN ABIOTIK
adalah komponen tidak hidup yang mendukung serta menjaga keseimbangan
suatu ekosistem, hal yang termasuk dalam komponen abiotik adalah:
Udara; Air; Cahaya matahari; Iklim;
Kelembaban; Keasaman tanah; Jenis tanah;

ALIRAN ENERGI
1. RANTAI MAKANAN

Tumbuhan biasanya menempati trofik pertama dalam rantai makanan, namun yang
terjadi tidak selalu demikian. Beberapa bentuk rantai makanan yaitu:

 Rantai makanan rerumputan – Rantai makanan ini adalah yang paling sering
dikenal. Tumbuhan menempati trofik pertama dan berperan sebagai
autotrof. Misalnya adalah rumput. Sapi adalah hewan mamalia yang
makanan utamanya adalah rumput. Kemudian karnivora adalah makhluk
hidup yang memakan herbivora. Perbedaan ketiga jenis kategori ini dapat
dibaca dalam artikel hewan karnivora, herbivora dan omnivora.
 Rantai makanan parasit – ini terjadi apabila aliran energi terjadi tanpa
peristiwa makan dan dimakan namun terbentuk karena interaksi antar
organisme dalam ekosistem dalam bentuk hubungan parasitisme.
Contohnya adalah jamur dan akar pohon.
 Rantai makanan pengurai – rantai makanan yang terbentuk dari organisme
pengurai. Dalam rantai makanan ini organisme yang mati bukan berarti
energi didalamnya juga ikut menghilang. Namun digunakan sebagai sumber
energi bagi pengurai. Organisme pengurai termasuk organisme uniseluler
seperti algae, jamur, bakteri, dan sebagainya

2. JARING-JARING MAKANAN
Tingkatan trofik adalah pengelompokan organisme berdasarkan
posisinya dalam rantai makanan. gabungan dari rantai-rantai makanan
yang berhubungan dikombinasikan atau digabung yang tumpang tindih
dalam suatu ekosistem.

3. PIRAMIDA MAKANAN
Piramida makanan adalah sebuah gambaran menampilkan informasi
tentang pengelompokan ekosistem yang membandingkan komposisi dan
jumlah biomassa.

Piramida energi
Pada piramida energi jumlah organisme pada tingkat trofik I
mempunyai jumlah paling banyak, dan pada tingkat trofikk 4 jumlahnya
paling sedikit. Terdapat beberapa alasan jumlah pada setiap trofik
semakin berkurang.

Pertama, tidak semua makanan pada trofik 1 dimakan oleh mahluk hidup
pada trofik 2. Makanan yang tersedia pada trofik tertentu tidak dapat
diolah oleh sebagian mahluk hidup menjadi energi, sehingga hanya
menghasilkan kotoran saja.

Makanan yang dicerna oleh mahluk hidup tidak semuanya menjadi


tambahan organ tubuh atau peningkatan berat tubuh. Akan tetapi
sebagian dikeluarkan dan sisanya menjadi energi.

Piramida biomassa
Piramida biomassa adalah piramida makanan yang memadukan massa
dari seluruh organisme pada suatu lingkungan tertentu. Setelah itu,
berat setiap organisme diukur dalam satuan gram. Berat tersebut
diambil dari satuan berat rata-rata organisme dengan menggunakan
rumus perkiraan yang sudah ditentukan.

Piramida biomassa dibagi menjadi 2, yaitu piramida terbalik dan


piramida tegak. Piramida tegak berisi organisme pada habitat air,
sedangkan piramida tegak untuk organisme pada habitat darat.

Piramida populasi
Piramida populasi berisi informasi tentang jumlah populasi untuk
sebuah ekosistem secara umum. Piramida populasi biasanya dibagi
menjadi organisme yang menjadi mangsa dan organisme yang menjadi
pemangsa. Keseimbangan jumlah organisme yang sesuai adalah jumlah
mangsa harus lebih banyak dari jumlah pemangsa.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa semakin ke atas populasi dari
organisme pada setiap tingkatan itu semakin sedikit jumlahnya.
Sehingga membuat sumber makanan tidak akan pernah habis. Namun
apabila terjadi hal sebaliknya, maka bakal terjadi kepunahan karena
kurangnya sumber makanan.

ORGANISASI EKOLOGI

 spesies adalah sekelompok individu yang secara genetik terkait


dan dapat berkembang biak untuk menghasilkan keturunan.
Individu bukan anggota spesies yang sama jika anggota mereka
tidak dapat menghasilkan keturunan yang juga bisa punya anak.
Kata kedua dalam dua kata nama yang diberikan kepada setiap
organisme adalah nama spesies. Misalnya, dalam Homo sapiens,
sapiens adalah nama spesies.

 populasi adalah sekelompok organisme yang berasal dari spesies


yang sama yang hidup di daerah yang sama dan berinteraksi satu
sama lain.

 komunitas adalah semua populasi spesies yang berbeda yang


hidup di daerah yang sama dan berinteraksi satu sama lain.
Sebuah komunitas terdiri dari semua faktor biotik dari suatu
daerah.

 ekosistem adalah semua organisme hidup ( semua populasi ),dan


semua aspek yang mendukung keberadaan mahluk hidup. (
Gambar di bawah ). Sebuah ekosistem terdiri dari faktor biotik
dan abiotik

 Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, ( Gambar di bawah ).


mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan
dan proses biotik berlangsung.

DAUR BIOGEKIMIA (BUKU PAKET BIO X HAL 414)


PENCEMARAN (BUKU PAKET BIO X HAL 435)
KONSERVASI
Konservasi ialah suatu upaya pelestarian lingkungan akan tetapi masih
memperhatikan manfaat yang bisa
didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan suatu keberadaan
setiap komponen-
komponen lingkungan untuk pemanfaatan di masa yang akan datang. (pelestarian
atau perlindungan)

Manfaat dari kawasan konservasi terhadap ekosistem, yaitu sebagai berikut :

 Yang pertama untuk melindungi kekayaan ekosistem alam dan memelihara suatu
proses – proses ekologi
 ataupun keseimbangan ekosistem dengan secara berkelanjutan.
 Yang kedua untuk melindungi spesies flora dan fauna yang langka atau hampir
punah.
 Yang ketiga untuk melindungi ekosistem yang indah, menarik dan juga unik.
 Yang keempat ntuk melindungi ekosistem dari suatu kerusakan yang disebabkan
oleh faktor alam, mikroorganisme dan lain sebagainya.
 Dan yang terakhir untuk menjaga kualitas lingkungan agar tetap terjaga, dan
lain sebagainya.

Tujuan Konservasi

 Untuk bisa memelihara serta untuk melindungi tempat-tempat yang sudah


dianggap berharga agar tidak hancur.
 Untuk bisa menekankan kembali sehingga bisa memakai kembali pemakaian
bangunan yang sudah lama yang sehingga tidak terlantar, sebenarnya memiliki
maksud apakah dengan menggunakan cara seperti ini bisa menghidupkan kembali
fungsi dari bangunan yang sebelumnya dari bangunan tersebut atau bisa juga
mengganti suatu fungsi dari bangunan yang lama dengan fungsi yang baru yang
memang diperlukan.
 Untuk bisa melindungi benda-benda sejarah atau juga benda-benda pada
zaman purbakala dari kehancuran dan kerusakan yang bisa diakibatkan oleh
faktor alam, mikro organisme dan juga kimiawi.
 Untuk bisa melindungi benda-benda cagar alam yang sudah dilakukan
dengan secara langsung seperti membersihkannya, memelihara dan juga
memperbaiki baik secara fisik maupun dengan cara langsung dari pengaruh
berbagai macam faktor yang ada, misalnya seperti faktor lingkungan yang bisa
merusak benda-benda itu.

Jika dari segi ekonomi:

 Untuk mencegah suatu kerugian yang diakibatkan oleh suatu sistem


penyangga kehidupan misalnya kerusakan pada hutan lindung, daerah aliran
sungai dan lain-lain. Kerusakan pada suatu lingkungan akan mengakibatkan
bencana dan otomatis akan mengalami kerugian.
 Untuk mencegah suatu kerugian yang diakibatkan hilangnya sumber
genetika yang terkandung pada suatu flora yang mengembangkan bahan
pangan dan bahan untuk obat-obatan.

1. Taman Nasional

Taman nasional mempunyai fungsi sebagai perlindungan terhadap suatu sistem


penyangga kehidupan dan perlindungan terhadap hewan dan tumbuhan serta
dalam pelestarian sumber daya alam. Selain itu juga, pada taman nasional penting
untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, dan rekreasi.

Contohnya : Pada Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh, Taman Nasional


Komodo di pulau Komodo, dan Taman Nasional Kepulauan Seribu.

2. Cagar Alam

Cagar alam ialah suatu kawasan perlindungan alam yang mempunyai ciri khas,
yakni tumbuhan dan hewan yang perkembangannya diserahkan pada alam.

Contohnya : pada Cagar Alam Rafflesia di Bengkulu, Cagar Alam Kawah Ijen di
Jawa Timur, dan Cagar Alam Gunung Krakatau di Lampung.

3. Taman Laut

Taman laut ialah suatu wilayah lautan yang memiliki ciri khas yang berupa
keindahan alam yang diperuntukkan guna untuk melindungi keanekaragaman
hayati di lautan.

Contohnya : pada Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara.

4. Kebun Raya
Kebun Raya ialah suatu kumpulan tumbuh-tumbuhan di suatu tempat yang berasal
dari berbagai daerah untuk tujuan konservasi, ilmu pengetahuan, dan rekreasi.

Contohnya : pada Kebun Raya Bogor, kebun raya kuningan, kebun raya cibodas,
kebun raya baturaden.
6. Mikrobiologi dan Bioteknologi
a. Virus
= Buku Paket Biologi Kelas X hal. 84
b. Fungi
= Buku Paket Biologi Kelas X hal. 224
c. Bakteri
= Buku Paket Biologi Kelas X hal. 118
d. Bioteknologi

Ada 2 macam jenis bioteknologi yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi


modern.

Pengertian Bioteknologi Konvensional

Pengertian bioteknologi konvensional atau bioteknologi tradisional yaitu suatu


penerapan bioteknologi yang sudah digunakan sejak ilmu pengetahuan belum
berkembang pesat, bioteknologi konvensional terbatas pada peran organisme
melalui fermentasi dalam skala kecil dan proses pembuatannya masih sangat
sederhana.

Ada beberapa contoh penerapan bioteknologi konvensional, dalam kehidupan


sehari-hari dapat ditemui dalam pembuatan makanan atau bahan pangan seperti
tape, anggur, tauco, oncom, kecap, tempe, dan banyak lainnya.

Pengertian Bioteknologi Modern

Pengertian bioteknologi modern meliputi sejumlah teknik yang melibatkan


manipulasi gen, sel, dan jaringan hidup secara sengaja dengan cara yang dapat
diprediksi dan dikendalikan. Tujuannya untuk mengubah organisme atau
menghasilkan jaringan modern. Contoh bioteknologi modern seperti bayi tabung,
produksi hormon pertumbuhan manusia, antibiotik, vaksin malaria, hormon BST,
hewan transgenik, tanaman tahan hama, dan kalau Quipperian pernah dengar, yaitu
domba Dolly.

Manfaat Bioteknologi
Manfaat bioteknologi dalam kehidupan manusia antara lain:

1. Menghasilkan obat-obatan yang lebih efektif dan murah. Salah satu contohnya
pembuatan hormon insulin dari isolasi gen Bekteri E. coli.
2. Menghasilkan antibiotik untuk membunuh penyakit yang berbahaya.
3. Mengurangi pencemaran lingkungan, beberapa bakteri yang dapat membantu daur
ulang
4. Meningkatkan hasil produksi pertanian dari tanaman transgenik karena tanaman ini
memiliki daya tahan tinggi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim dan tidak
mudah diserang oleh hama.
5. Kelebihan dan Kekurangan Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern
6. Kelebihan dan Kekurangan Bioteknologi Konvensional
7. Kelebihan/Manfaat Bioteknologi Konvensional
8. Meningkatkan nilai gizi dari produk makanan dan minuman.
9. Menciptakan sumber makanan baru, misalnya air kelapa menjadi nata de coco.
10. Dapat membuat makanan lebih tahan lama, misalnya asinan.
11. Biaya yang diperlukan lebih murah

Kelebihan dan Kekurangan Bioteknologi Modern


1. Di bidang pertanian dan peternakan, bioteknologi modern dapat menciptakan bibit
unggul yang akan memberikan produk bermutu tinggi secara kualitas dan kuantitas
, meningkatnya sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman.
2. Di bidang Lingkungan dan pelestarian, bioteknologi modern dapat mengatasi
masalah pelestarian spesies langka dan hampir punah. Dengan teknologi
transplantasi nukleus, hewan / tumbuhan langka bisa dilestarikan.
3. Di bidang kesehatan, mampu menciptakan produk obat untuk penyakit. Seperti
penyakit kelainan genetis dengan terapi gen, hormon insulin, antibiotik, antibodi
monoklonal, dan vaksin.
4. Di bidang industri, Bioteknologi modern dapat menciptakan pemberantas hama
secara biologis (seperti Bacillus thuringensis) dan tanaman tahan hama yang dalam
tubuhnya disisipkan gen bakteri.
5. Di bidang pertambangan, bioteknologi modern dapat digunakan untuk pengolahan
biji besi membantu manusia mengatasi masalah sumber daya energi.

Kerugian dan Dampak Bioteknologi Modern


1. Ada masyarakat yang menganggap bahwa menyisipkan gen makluk hidup ke makhluk
hidup lain bertentangan dengan nilai budaya dan melanggar hukum alam
2. Penyisipan gen babi ke dalam buah semangka bisa membawa konsekuensi bagi
penganut agama tertentu.
3. Menimbulkan kesenjangan antara negara/ perusahaan yang memanfaatkan
bioteknologi dengan yang belum memanfaatkan bioteknologi.
4. Pelepasan organisme transgenik ke alam dapat merusak keseimbangan alam dan
kelestarian organisme.
5. Dapat menyebabkan pencemaran biologi, karena jika makhluk hidup transgenik
lepas ke alam bebas dan kawin dengan makhluk normal bisa menghasilkan keturunan
yang mutan.

Prinsip Dasar Bioteknologi

Prinsip dasar bioteknologi merupakan rangkaian proses dalam tingkatan


bioteknologi itu sendiri.

Proses tersebut yaitu:

1. Fermentasi (fermentation)
2. Seleksi dan persilangan (selection and cross breed)
3. Analisis genetik (genetic analysis)
4. Kultur jaringan (tissue culture)
5. Rekombinasi DNA (DNA recombination)
6. Analisis DNA (DNA analysis.

Prinsip dasar Bioteknologi: Fermentasi

Fermentasi adalah proses mengubah bahan kompleks menjadi lebih sederhana


menggunakan bantuan mikroorganisme (kadang dengan katalisator tertentu),
dalam kondisi lingkungan anaerobik (tanpa oksigen) atau parsial anaerobik (sedikit
oksigen).

Jadi akseptor elektron eksternal yaitu Oksigen ditiadakan pada proses


fermentasi. Proses fermentesi menghasilkan produk yogurt dan banyak lagi produk
bioteknologi konvensional lainnya.

e. Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika atau modifikasi genetika adalah manipulasi langsung gen suatu
organisme menggunakan bioteknologi. Hal ini merupakan satu set teknologi yang
digunakan untuk mengubah susunan genetik dari sel, termasuk transfer gen-gen
yang berada dan melintasi batas-batas spesies untuk menghasilkan organisme yang
meningkat.

Klasifikasi Macam-Macam Jenis Rekayasa Genetika

Berikut macam macam rekayasa genetika, diantaranya yaitu:

Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah teknik pemisahan dan penggabungan DNA dari satu
spesies dengan DNA dari spesies lain dengan tujuan mendapatkan sifat baru
yang lebih unggul. Berikut beberapa produk yang dihasilkan dari rekombinasi gen,
diantaranya yaitu:

Pembuatan Insulin
Insulin ini dihasilkan dari rekombinasi DNA sel manusia dengan plasmid bakteri
E.Coli. Insulin yang dihasilkan lebih murni dan baik diterima oleh tubuh manusia
karena mengandung protein manusia dibandingkan dengan insulin yang disintesis
dari gen pankreas hewan.
Pembuatan Vaksin Hepatitis
Vaksin hepatitis dihasilkan dari rekombinan DNA sel manusia dengan sel ragi
Saccharomyces. Vaksin yang dihasilkan tersebut berupa virus yang dilemahkan
dan apabila disuntikkan ke dalam tubuh manusia akan membentuk antibodi
sehingga kebal terhadap serangan hepatitis.

Fusi Sel
Fusi Sel atau teknologi hibridoma adalah peleburan dua sel yang berbeda menjadi
satu kesatuan menjadi protein yang sangat baik yang mengandung gen asli dari
keduanya yang disebut hibridoma. Hibridoma sering digunakan untuk
mendapatkan antibodi dalam pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Contohnya
fusi sel manusia dengan sel tikus. Tujuan fusi yaitu menghasilkan hibridoma
berupa antibodi yang mampu membelah dengan cepat. Sifat tersebut didapatkan
dari sel manusia berupa antibodi yang difusikan dengan sel kanker tikus berupa
mieloma yang mampu membelah dengan cepat.

Transfer Inti (Kloning)


Kloning adalah proses reproduksi yang bersifat aseksual untuk menciptakan
replika yang tepat bagi suatu organisme. Teknik kloning akan menghasilkan
spesies baru yang secara genetik persis sama dengan induknya yang biasanya
dikerjakan di laboratorium. Spesies baru yang dihasilkan tersebut disebut klon.
Klon tersebut diciptakan oleh proses yang disebut transfer inti sel somatik.
Transfer inti sel somatik merupakan proses yang mengacu pada transfer inti dari
sel somatik ke sel telur. Sel somatik merupakan semua sel di tubuh kecuali
kuman. Mekanismenya yaitu inti sel somatik akan dihapus dan dimasukkan ke
dalam telur yang tidak dibuahi yang memiliki inti yang telah dihapus. Telur
dengan intinya tersebut akan tetap dijaga hingga menjadi embrio. Embrio
tersebut nantinya akan ditempatkan di dalam ibu pengganti dan berkembang di
dalam ibu pengganti.

Contoh keberhasilan kloning yaitu kloning pada domba dolly. Domba dolly
direproduksi tanpa bantuan domba jantan, melainkan diciptakan dari kelenjar
susu yang diambil dari domba betina. Kelenjar susu dari domba finndorset
dimanfaatkan sebagai donor inti sel dan sel telur domba blackface sebagai
resipien. Penggabungan kedua sel tersebut memanfaatkan tegangan listrik 25
volt yang pada akhirnya terbentuk fusi antara sel telur domba blackface tanpa
nukleus dengan sel kelenjar susu domba finndorsat. Dalam tabung percobaan
hasil fusi ini akan berkembang menjadi embrio yang selanjutnya akan dipindahkan
ke rahim domba blackface, sehingga spesies baru yang dihasilkan merupakan
spesis dengan ciri yang identik dengan domba finndorset.

Proses dan Teknik Rekayasa Genetika

Secara sederhana, tahapan proses rekayasa genetika meliputi:

 Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan


 Membuat DNA/AND salinan dari RNAd
 Pemasangan cDNA pada cincin plasmid
 Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri
 Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan
 Pemanenan produk

Proses rekayasa genetika diatas, praktiknya mengadopsi prinsip teknik rekayasa


berikut ini.

Kloning Gen
Kloning gen adalah tahapan awal rakayasa genetika. Adapun tahapan dalam
kloning gen diataranya yaitu pemotongan DNA menjadi fragmen dengan ukuran
beberapa ratus hingga ribuan kb (kilobase), selanjutnya fragmen tersebut
dimasukkan ke dalam vektor bakteri untuk kloning. Berbagai macam vektor
didesain untuk membawa DNA dengan panjang yang berbeda. Setiap vektor
hanya mengandung satu DNA yang kemudian teramplifikasi membentuk suatu
klon di dalam dinding bakteri. Dari setiap klon sejumlah fragmen DNA akan
diisolasi yang selanjutnya akan diekspresikan. DNA rantai tunggal akan diubah
menjadi rantai ganda dengan bantuan DNA polimerase. Fragmen DNA yang
dihasilkan selanjutnya dikloning ke dalam plasmid untuk menghasilkan bank
cDNA.

Sequensing DNA
Sekuensing adalah teknik penentuan urutan basa suatu fragmen DNA yang
membutuhkan proses dan waktu yang lama. Sekarang proses Sekuensing ini sudah
bersifat automatis, dalam artian sekuensing yang dilakukan memungkinkan dalam
skala industri hingga ribu kilobasa/hari.

Amplifikasi gen secara in-vitro


Proses amplifikasi DNA untuk mensitesis komplementer suatu fragmen DNA
yang dimulai dari suatu rantai primer dikenal dengan teknik PCR (Polimerase
Chain Reaction).

Konstruksi Gen
Setiap gen terdiri dari promotor (yaitu daerah yang bertanggungan jawab untuk
transkripsi gen yang berakhir pada wilayar terminator), gen pendanda dipilih
(yaitu gen yang berperan sebagai resistensi antibiotik yang membantu
membedakan perubahan sel), dan terimanator. Konstruksi gen mengandung
sedikitnya daerah promotor, daerah transkrip, dan daerah terminator. Untuk itu,
konstruksi gen disebut vektor ekspresi.

Konstruksi gen mengimplikasikan penggunaan elemen seperti enzim restriksi yang


memotong DNA pada daerah spesifik, sistesis nukleotida secara kimiawi,
amplifikasi fragmen DNA secara in vitro menggunakan teknik PCR (Polimerase
Chain Reaction), serta menyambung fragmen DNA yang berbeda dengan ikatan
kovalen menggunakan enzim ligase. Selanjutnya, fragmen tersebut ditambahkan
dalam plasmid yang kemudian ditransfer ke dalam bakteri membentuk klon
bakteri. Klon bakteri ini akan diseleksi dan diamplifikasi. Penambahan elemen
dalam konstruksi gen bergantung pada tujuan eksperimen, terutama dimana jenis
sel konstruksi tersebut akan diekspresikan.

Transfer gen ke dalam sel


Suatu gen hasil isolasi bisa ditranskripsikan secara in vitro dan mRNA-nya juga
bisa ditranskripsikan pada suatu sistem bebas sel. Untuk dikodekan secara
efektif dan ditranslasikan menjadi protein, suatu gen harus ditransfer ke dalam
sel yang secara alami bisa mengandung semua faktor yang dibutuhkan dalam
proses transkripsi dan translasi. Dalam praktiknya, transfer gen terdiri atas
variasi teknik diantaranya fusi sel, penggunaan senyawa kimia, elektroporasi,
mikroinjeksi, dan injeksi menggunakan vektor virus.

Manfaat Rekayasa Genetika

Adapun manfaat rekayasa genetika jika ditinjau berdasarkan aspeknya,


diantaranya yaitu:

Bidang Industri
Di bidang industri, prinsip rekayasa genetika dimanfaatkan dalam upaya
pengkloningan bakteri untuk beberapa fungsi tertentu seperti melarutkan logam-
logam langsung dari dalam bumi, menghasilkan bahan mentah kimia seperti etilen
yang dibutuhkan untuk pembuatan plastik, menghasilkan bahan kimia yang
digunakan sebagai pemanis pada pembuatan berbagai macam minuman dan lain
sebagainya.

Bidang Farmasi
Dalam bidang farmasi, rekayasa genetika dimanfaatkan dalam usaha pembuatan
protein yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan. Protein ini merupakan gen hasil
pengkloningan bakteri yang berperan dalam mengongtrol sintesis obat-obatan
yang apabila diproduksi secara alami akan membutuhkan biaya yang mahal.

Bidang Kedokteran
Manfaat rekayasa genetik dibidang kedokteran diantaranya yaitu:
a. Pembuatan Insulin
Insulin yang dulunya di sintesis hewan mamalia sudah dapat dihasilkan dengan
melakukan pengkloningan bakteri. Insulin yang dihasilkan ini jauh lebih baik dan
lebih bisa diterima oleh tubuh manusia dibandingkan insulin yang di sintesis dari
hewan.

b. Pembuatan Vaksin terhadap Virus AIDS


Mengingat AIDS merupakan virus yang berbahaya dan bisa menyerang sistem
kekebalan tubuh, maka dalam upaya pencegahan penyakit tersebut peneliti
membuat vaksin dengan memanfaatkan rekayasa genetika dalam upaya proteksi
diri terhadap penularan virus AIDS.
c. Terapi Gen
Rekayasa genetika juga dimanfaatkan dalam upaya terapi kelainan genetik dengan
disisipkannya beberapa gen duplikat secara langsung ke dalam sel seseorang yang
mengalami kelainan genetis.

Bidang Pertanian
Di bidang pertanian, rekayasa genetika banyak dimanfaatkan dalam upaya
penyisipan gen ke dalam sel sel tumbuhan sehingga memberikan banyak
keuntungan seperti:

 Menghasilkan tanaman yang mampu menangkap cahaya dengan lebih efektif untuk
meningkatkan efisiensi fotosintesis.
 Menghasilkan tanaman yang mampu menghasilkan pestisida sendiri.
 Menggantikan pemakaian pupuk nitrogen yang mahal namun banyak digunakan
dengan melakukan fiksasi nitrogen secara alamiah seperti pada tanaman padi.
 Dapat digunakan untuk mendapatkan tanaman baru yang lebih menguntungkan
lewat pencangkokan gen, seperti pada golongan solanaceae.

Bidang Peternakan
Di bidang peternakan, rekayasa genetika banyak dimanfaatkan dalam upaya
penyisipan gen ke dalam sel-sel hewan tertentu dengan menerapkan prinsip
rekayasa genetika. Hewan yang paling banyak digunakan yaitu sapi. Rekayasa di
bidang peternakan memberikan banyak manfaat, diantaranya seperti:

 Diperoleh vaksin yang bisa mencegah mencret ganas pada anak babi.
 Diperoleh vaksin yang efektif terhadap penyakit kuku dan mulut, yang merupakan
penyakit ganas dan menular pada sapi, domba, kambing, rusa dan babi.
 Sedang dilakukan pengujian hormon pertumbuhan tertentu untuk sapi yang
diharapkan dapat meningkatkan produksi susu.

Dampak Rekayasa Genetika

Adapun dampak dari rekayasa genetika diantaranya yaitu:

a. Tanaman transgenik tertentu bisa memungkinkan keracunan, alergi, perbedaan


nutrisi dan komposisi, serta adanya kemungkinan menyebabkan bakteri dalam
tubuh manusia menjadi resisten terhadap antibiotik tertentu.
b. Terlepasnya organisme transgenik di alam bebas tanpa pengawasan dapat
menghasilkan pencemaran biologis yang berdampak pada terganggunya ekosistem
dan meningkatnya prevalensi penyakit tertentu.

c. Menyisipkan DNA atau gen organisme lain yang tidak berkerabat, dianggap
sebagai pelanggaran terhadap hukum alam dan masih sulit di terima oleh
masyarakat. Untuk itu, rekayasa genetika yang dilakukan pada manusia dianggap
sebagai penyimpangan moral dan pelanggaran etik.

Anda mungkin juga menyukai