RKL RPL 2016 Sem 2
RKL RPL 2016 Sem 2
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………. 5
1.1 Identitas Perusahaan………………………………………………….. 5
1.2 Lokasi Usaha dan atau Kegiatan…………………………………… 5
1.3 Lokasi Pemantauan…………………………………………………….. 6
1.4 Deskripsi Kegiatan………………………………………………………. 6
1.5 Perkembangan Lingkungan Sekitar……………………………….. 15
1
G. Pemantauan Keselamatan Operasi Penerbangan……… 52
H. Pemantauan Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan.. 53
I. Pemantauan Sosial Ekonomi Masyarakat………………… 55
2.2 Evaluasi…………………………………………………………………….. 56
2.2.1 Evaluasi Kecenderungan (trend evaluation)…………………. 57
2.2.2 Evaluasi Tingkat Kritis (critical level evaluation)……………. 60
2.2.3 Evaluasi Penataan (compliance evaluation)…………………. 61
Lampiran – Lampiran :
Lampiran 1 Matriks Laporan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan
Lampiran 2 Peta Lokasi Kegiatan
Lampiran 3 Foto - Foto Kegiatan
Lampiran 4 Hasil Uji / Pengetesan
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Puji Syukur Kehadirat Allah S.W.T, Rancangan Laporan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) PT.(Persero)
Angkasa Pura I Bandara Internasional Adi Soemarmo dalam rangka sistem pelaporan
rutin Semester II periode bulan Juli s/d Desember tahun 2016 dapat kami selesaikan.
Penyebab terjadinya Pemanasan Global (Global Warming) adalah akibat gas-gas rumah
kaca yang salah satu sumbernya adalah Emisi dari Pesawat Terbang yang kegiatannya
sebagian berada di bandara. PT. Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola Bandar
Udara Internasional Adi Soemarmo, sangat peduli akan dampak tersebut, berusaha
semaksimal mungkin untuk mengurangi dampak yang timbul dengan cara melakukan
tindakan Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan, yang secara terperinci
kegiatan ini dituangkan dalam bentuk laporan semester II tahun 2016.
3
Dengan tersusunnya Rancangan Laporan RKL dan RPL di Bandar Udara Internasional Adi
Soemarmo ini, diharapkan dapat memberikan informasi dan kejelasan kondisi lingkungan
saat ini yang dapat berdampak pada situasi lingkungan sekitar bandar udara khususnya
dan situasi global pada umumnya. Sehingga jauh-jauh hari sebelumnya sudah dapat
diperkirakan dampaknya, guna antisipasi cara-cara penanggulangannya.
Pada kesempatan ini kami dari Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo selaku
penyusun Laporan RKL dan RPL, mengucapkan banyak terima kasih kepada Jajaran
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Lingkungan Hidup, Badan
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah, Kapedal Kabupaten Boyolali, Departemen
Kesehatan khususnya Kantor Kesehatan Pelabuhan Tingkat II Semarang Wilayah Kerja
Bandar Udara Adi Soemarmo, Manajemen PT. Angkasa Pura I (Persero) dan semua pihak
yang telah membantu terlaksananya penyelesaian laporan ini.
ABDULLAH USMAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.3 LOKASI PEMANTAUAN
Lokasi pemantauan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) disekitar Bandar Udara Internasional Adi
Soemarmo.
6
Sampai saat ini Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo melayani
penerbangan sebagai berikut :
Data Arus Lalu Lintas Angkutan Udara Bandar Udara Internasional Adi
Soemarmo Periode Bulan Juli s/d Desember 2016 :
7
Istimewa Yogyakarta. Bandar Udara Internasonal Adi Soemarmo juga
berfungsi sebagai Pangkalan Militer TNI-AU.
8
Fasilitas PKP-PK (Pertolongan Kecelakaan Pesawat dan Pemadam
Kebakaran) kategori 8.
h. Fasilitas Sisi Darat :
Terminal luas 13.000 m2
Gedung Perkantoran luas 1.310 m2
Gedung Cargo luas 910 m2
Areal Parkir luas 30.820 m2
Bangunan Operasi luas 4.885,41 m2
Gedung Fire Station (PKP-PK) luas 400 m2
Stasiun Pengamatan Meteorologi
i. Fasilitas Penunjang Lain :
Kantor Imigrasi
Kantor Bea Cukai
Kantor Karantina Ikan, Tumbuhan dan Hewan dan kesehatan
Pos Pengamanan Bersama
Gedung Catering
Gedung Perparkiran
Areal Komersial
Bank
Money Changer
Counter Ticketing
j. Pelayanan Umum :
Masjid luas 594 m2
Kantin
Toilet
Gedung ATM Bersama
Information Centre
Smooking Area
9
b. Operasional Transportasi Darat
c. Aktivitas Bangunan Terminal
d. Kegiatan Pemeliharaan Kawasan Bandar Udara
e. Aktivitas masyarakat di sekitar bandar udara
Kegiatan bandar udara tersebut diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Operasional Penerbangan
Kegiatan yang berdampak pada komponen lingkungan meliputi aktivitas
keberangkatan pesawat (take off) dan pendaratan pesawat (landing),
proses kedatangan penumpang dan pemberangkatan penumpang, dan cek
rutin (proses maintenance).
b. Aktivitas Keberangkatan dan Kedatangan Pesawat
Proses keberangkatan pesawat dilakukan setelah penumpang terakhir
masuk dalam pesawat dan semua pintu masuk pesawat telah ditutup.
Penumpang yang terlambat tidak diperkenankan lagi memasuki areal parkir
(Apron). Ijin keberangkatan pesawat ditentukan oleh petugas di menara
pengawas (Air Traffic Control). Pesawat menuju Runway dan
melaksanakan prosedur Take off menuju bandara tujuan.
Proses pendaratan pesawat dilakukan setelah mendapat ijin dari petugas
di menara pengawas (Air Traffic Control), pesawat akan Landing di
Runway 08/26 kemudian menuju Apron untuk proses parkir dan
menurunkan penumpang menuju terminal kedatangan.
Aktivitas keberangkatan dan kedatangan pesawat menyebabkan :
Penurunan kualitas udara
Peningkatan kebisingan
Memburuknya sikap dan persepsi masyarakat
c. Proses Kedatangan Penumpang (Arrival)
Internasional
Proses yang dilalui pada saat kedatangan penumpang internasional yaitu,
dimulai dari keluar dari pintu pesawat menuju terminal kedatangan
internasional dengan melalui proses pemeriksaan kelengkapan dokumen
oleh petugas terkait yaitu Air Line, Imigrasi, Bea Cukai dan Karantina (Ikan,
Hewan, Tumbuhan dan Kesehatan). Setelah selesai tahap-tahap
pemeriksaan tersebut penumpang dapat mengambil barang bawaannya
10
melalui Conveyor unit yang berada di ruang kedatangan internasional dan
seterusnya menuju pintu keluar dan menuju tempat tujuan masing-
masing. Jika penumpang tersebut TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang
bekerja di luar negeri maka setelah pengambilan barang bawaannya akan
menuju ke terminal TKI untuk dilakukan pendataan oleh Dinas BP2TKI. Bagi
penumpang yang tidak dijemput (menggunakan kendaraan pribadi) maka
dapat menggunakan fasilitas transportasi umum yang tersedia yaitu Damri,
Batik Solo Transt (tujuan dalam kota dan terminal bus), Taxi dan Rent Car
untuk menuju tempat tujuan yang dikehendaki (dalam kota maupun luar
kota).
Domestik
Proses yang dilalui pada saat kedatangan penumpang internasional yaitu,
dimulai dari keluar dari pintu pesawat menuju terminal kedatangan
domestik tidak melalui proses pemeriksaan dokumen seperti kedatangan
internasional tetapi hanya diperiksa nomor barang bawaan bagasi sesaat
setelah mengambil barang tersebut melalui Conveyor yang terdapat di
ruang kedatangan domestik menuju pintu keluar.
Bagi penumpang yang tidak dijemput (menggunakan kendaraan pribadi)
maka dapat menggunakan fasilitas transportasi umum yang tersedia yaitu
Batik Solo Transt (tujuan dalam kota dan terminal bus), Taxi dan Rent Car
untuk menuju tempat tujuan yang dikehendaki (dalam kota maupun luar
kota).
Proses kedatangan penumpang menyebabkan :
Penurunan kualitas udara
Peningkatan kebisingan
d. Proses keberangkatan penumpang (Departure)
Internasional
Proses yang dilakukan saat keberangkatan penumpang internasional yaitu
melaksanakan pelaporan ke counter airline. Selanjutnya barang bagasi
diperiksa dengan alat X-Ray, kemudian dengan bukti bourding pass dan
bukti pembayaran airport tax internasional yang sudah termasuk dalam
tiket, penumpang menuju ruang tunggu keberangkatan internasional untuk
dilakukan pemeriksaan dokumen seperti (passport, visa, ticket
pesawat/bourding pass (termasuk airport tax internasional) oleh petugas
11
Imigrasi dan Airline, selanjutnya petugas Aviation Security melakukan
pemeriksaan ticket pesawat/bourding pass (termasuk airport tax
internasional) yang sudah diberi cap oleh imigrasi dan pemeriksaan
keamanan baik orang/barang dilaksanakan dengan X-ray Cabin,
Walkthrough dan Metal Detector.
Domestik.
Proses yang dilakukan saat keberangkatan penumpang domestik yaitu
dimulai dari masuk ke ruang check in selanjutnya melaksanakan
pelaporan ke counter airline dengan bukti bourding pass dan bukti
pembayaran airport tax internasional yang sudah termasuk dalam tiket.
Barang bagasi diperiksa melalui X-Ray. Penumpang menuju ruang tunggu
keberangkatan domestik untuk dlakukan pemeriksaan dengan X-ray Cabin,
Walkthrough dan Metal Detector baik orang/barang. kemudian
pengecekan tiket, bukti bourding pass dan bukti pembayaran airport tax
internasional yang sudah termasuk dalam tiket oleh petugas airline dan
aviation security bandara. sebelum masuk ke pesawat udara menuju
bandara tujuan.
Proses keberangkatan penumpang menyebabkan :
Penurunan kualitas udara
Peningkatan kebisingan
e. Cek Rutin (Proses Maintenance/Perbaikan)
Pelaksanaan cek rutin (maintenance/perbaikan) pesawat berada di areal
parkir (Apron) untuk mengetahui kondisi pesawat, khususnya cek ringan
selama tidak ada gangguan operasional penerbangan. Pengecekan rutin ini
selalu dilakukan agar pesawat dalam kondisi prima sebelum melanjutkan
penerbangan berikutnya. Begitu juga jika terjadi kerusakan pada pesawat
ringan maupun berat dilakukan perbaikan di areal parkir (Apron) dengan
mendatangkan spare part dari lokasi home base pesawat tersebut.
Cek rutin (proses maintenance/perbaikan) menyebabkan :
Penurunan kualitas udara
Peningkatan kebisingan
Penurunan kualitas air
Gangguan biota air
12
Penurunan sanitasi lingkungan
f. Operasional Transportasi Darat
Operasional transportasi darat meliputi aktivitas kendaraan pengunjung
(pengantar dan penjemput penumpang), lalu lintas kendaraan pegawai
Angkasa Pura I dan pegawai yang beraktifitas di bandar udara, lalulintas
kendaraan umum (Damri, Batik Solo Trans, Taxi, Angkutan Pedesaan) dan
kendaraan penumpang maupun penjemput serta lalulintas kendaraan berat
proyek pembangunan jalan tol Solo - Kertosono. Operasional transportasi
tersebut sebagian besar memiliki pola pergerakan sesuai dengan jam kerja
serta jadwal penerbangan pesawat (keberangkatan dan kedatangan
pesawat).
Operasional transportasi darat menyebabkan :
Penurunan kualitas udara
Peningkatan kebisingan
Terganggunya kelancaran lalulintas
Penurunan keselamatan lalulintas
g. Aktivitas Bangunan Terminal
Bangunan terminal memiliki aktivitas paling sibuk sepanjang hari,
mengingat semua jenis pergerakan penumpang harus melalui bangunan
ini. Kegiatan di dalam kawasan bangunan terminal. Jenis aktivitas yang ada
di dalam kawasan bangunan terminal adalah sebagai berikut :
1) Pergerakan Penumpang :
Pola pergerakan penumpang di area terminal (bangunan terminal)
meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut :
Proses ticketing
Proses daftar ulang (check in) bagi penumpang yang akan
berangkat
Proses menunggu waktu keberangkatan di ruang tunggu
Pergerakan penumpang menyebabkan :
Menurunnya kualitas sanitasi lingkungan
2) Aktivitas Kantin (Cafe Shop) :
Kantin/cafe shop berada di area bangunan terminal dan luar
bangunan terminal, menjual makanan dan minuman, khusus bagi
13
calon penumpang yang sudah masuk ke dalam ruang terminal dan
penjemput/sopir yang berada di sekitar area parkir.
Aktivitas kantin/cafe shop menyebabkan :
Menurunnya kualitas air
Terganggunya biota air
Meningkatnya peluang kerja dan berusaha
Membaiknya sikap dan persepsi masyarakat
Menurunnya kualitas sanitasi lingkungan
Meningkatnya vektor penyakit
3) Aktivitas Catering :
Catering diperlukan untuk pelayanan operasional penerbangan, yaitu
menyediakan makanan bagi penumpang sewaktu berada di dalam
pesawat.
Aktivitas catering menyebabkan :
Menurunnya kualitas air
Terganggunya biota air
Meningkatnya peluang kerja dan berusaha
Membaiknya sikap dan persepsi masyarakat
Menurunnya kualitas sanitasi lingkungan
Meningkatnya vektor penyakit
h. Kegiatan Pemeliharaan Kawasan Bandar Udara.
Kawasan Bandar Udara Adi Semarmo secara berkala dilakukan kegiatan
pemeliharaan kawasan, yaitu pemangkasan rumput di sekitar area runway
dan pepohonan di area approuch (pendekatan pesawat udara) agar tidak
melebihi batas ketinggian yang diperkenankan (obstacle).
Jenis vegetasi yang perlu dipangkas supaya tidak melebihi ketinggian
yang diperkenankan adalah :
Randu (ceiba pentandra)
Kelapa (cocos nucifera)
Johar (cassia siamea)
Gamal (gliricidia sepium)
Waru (hibiscus tiliaceus)
Lamtorogung (leucaena leucocephala)
14
Lutungan (macaranga sp.)
Mangga (mangifera foetida)
Sawo (achras zapota)
Sono Keling (dalbergia sisso)
Melinjo (gnetum gnemon)
Rambutan (nephelium lappaceum)
Munggur (samanea saman)
Aktivitas pemeliharaan kawasan bandar udara menyebabkan terganggunya
vegetasi dan peningkatan keselamatan operasi penerbangan.
i. Aktivitas masyarakat di sekitar bandar udara.
Adanya kebiasaan dari masyarakat untuk menjadikan kawasan di sekitar
runway 08 sebagai tempat berekreasi/menonton take off dan landing
pesawat udara. Aktivitas masyarakat di sekitar bandar udara tersebut
menyebabkan gangguan terhadap keselamatan operasi penerbangan.
Letak Bandar Udara Adi Soemarmo berada diluar kota ± 14 KM dari pusat Kota Solo
(Surakarta Hadiningrat), hampir 50% masih kawasan persawahan dan perkebunan
dan juga terdapat Lapangan Golf milik TNI-AU serta mulai banyak berdiri kawasan
perumahan. Dengan adanya potensi tersebut mengakibatkan :
1. Banyak para investor yang melaksanakan investasi usahanya disekitar bandar
udara, seperti Pembangunan Perumahan Sederhana, Pembangunan Perumahan
Elit, Pembangunan Pabrik, Pembangunan Hotel, Pembangunan Pusat
Pendidikan Perwira TNI-AU dan Pembangunan Proyek Jalan Tol Solo-
Kertosono.
2. Adanya kebiasaan masyarakat sekitar, diarea Runway 08 dan pagar selatan
sebagai tempat rekreasi.
3. Makin padatnya lalu lintas di jalan yang lokasinya sangat dekat sekali dengan
area Runway 08 terutama kendaraan berat pengangkut material pembangunan
proyek jalan tol.
Akibat aktivitas tersebut mengakibatkan :
Menurunnya kualitas air
15
Terganggunya biota air
Meningkatnya peluang kerja dan berusaha
Membaiknya sikap dan persepsi masyarakat
Menurunnya kualitas sanitasi lingkungan
Meningkatnya vektor penyakit
Terganggunya keselamatan penerbangan
4. Rona Lingkungan Hidup
a. Iklim
Daerah Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo adalah daerah beriklim
tropis. Menurut klasifikasi tipe iklim Koppen termasuk “Am” yang berarti
iklim tropis yang mempunyai musim kering yang pendek data curah hujan
pada bulan basah dapat mengimbangi kekeringan pada bulan-bulan kering,
daerah ini mempunyai klasifikasi tipe B, yaitu tipe hujan berdasarkan
jumlah bulan basah dan jumlah bulan kering sebesar 25%.
b. Curah Hujan
Curah hujan tahunannya termasuk relatif tinggi yang berkisar antara
2079,1 mm – 2828,3 mm. Rata-rata curah hujan terkering lebih kecil dari
60 mm dan rata-rata curah hujan basah lebih besar dari 100 mm. Curah
hujan terendah rata-rata terjadi pada bulan Juni sampai bulan September
dan tertinggi pada bulan Januari sampai bulan April.
c. Temperatur
Temperatur udara bulanan rata-rata di Bandar Udara Internasional Adi
Soemarmo tidak begitu bervariasi, rata-rata tahunan temperatur minimum
berkisar antara 20,6 C sampai 22,8 C dan rata-rata tahunan temperatur
maksimum berkisar antara 31,7 C sampai 32,8 C.
d. Kelembaban
Kelembaban yang terjadi di Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo
berdasarkan dari hasil pengamatan bahwa rata-rata kelembaban tahunan
berkisar antara 73% - 78%.
e. Penyinaran Matahari
Data intensitas penyinaran matahari yang menggambarkan tentang
penutupan awan di daerah tersebut makin pendek penyinaran matahari
berarti semakin panjang penutupan awannya, rata-rata bulanan berkisar
16
antara 38,44% sampai 88,79%, sedangkan rata-rata tahunan menunjukan
sebesar 62,50%.
f. Arah dan Kecepatan Angin
Kecepatan angin maksimum rata-rata bulanan sebesar 5 knot (8 km/jam),
sedangkan yang terendah sebesar 2 knot (3,2 km/jam), untuk arah angin
pada umumnya mempunyai arah N 240 E.
g. Kabut dan Asap
Untuk kondisi sepanjang tahun, kabut sesekali terjadi di pagi hari sekitar
jam (04.00 s/d 08.00 WIB) pada musim hujan, terjadinya kabut diawali
dengan terjadinya hujan pada malam harinya, tetapi tidak semua terjadinya
hujan dimalam hari berdampak pada munculnya kabut di pagi harinya, itu
tergantung dari kondisi temperatur dan kelembaban udara. Dengan adanya
kabut tersebut terjadi penundaan (delay) keberangkatan dan kedatangan
(landing/takeoff) pesawat terbang akibat jarak pandang kurang dari 1.000
meter. Adanya asap tidak pernah terjadi, sehubungan kondisi daerahnya
merupakan dataran yang rendah dan tidak ada pembakaran hutan, maka
kondisi di Bandar Udara Adi Soemarmo untuk keselamatan penerbangan
tidak pernah mengalami hambatan dengan adanya kondisi asap.
h. Fisiografi
Topografi
Topografi merupakan gejala kenampakan bumi karena adanya gaya alam
dan dari luar bumi yang terdapat dalam suatu daerah.
Bandara Internasional Adi Soemarmo mempunyai daerah yang berpotografi
relatif datar dengan kemiringan 1 sampai 2%, dengan material
pembentukannya aluvial sungai dengan ketinggian terendah 104 meter dan
tertinggi 118 meter dari permukaan laut.
Dan menurut pembagian unit geomorfologi gunung api, daerah ini
termasuk pada dataran fluvial gunung api dari gunung api.
Geologi
Berdasarkan peta geologi Jawa dan Madura lembar Jawa Tengah secara
umum di daerah Bandara Internasional Adi Soemarmo, komposisi batuan
geologi terdiri hasil gunung api kuarter muda, andesit, diabas, fasies batu
gamping.
17
Tanah Dan Kualitasnya
Jenis tanah di Bandara Internasional Adi Soemarmo adalah Assosiasi
Grumuso Kelabu Tua (Vertisols) dengan Mediteran Coklat Tua (Mollisols)
yang berasal dari batuan tuf vulkan intermedier. Tanah-tanah ini
merupakan tanah yang sedang lanjut tingkat perkembangannya.
Adapun sifat tanah seperti Grumosol Coklat Tua dicirikan oleh tingginya
kandungan lempung tipe mengembang yang dalam musim kering
menyebabkan terjadinya tanah retak-retak dengan lebar lebih kurang 1-2
cm, mempunyai daya mengembang dan mengkerut tinggi terutama pada
setiap perubahan musim kemarau dan hujan serta pada umumnya tidak
mantap, karena tanah ini lekat dan liat kalau basah dan keras kalau kering.
18
BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
2.1 PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup di Bandar
Udara Internasional Adi Soemarmo, melakukan teknik dan metode yang sesuai
dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL) pada Dokumen Pengelolaan Dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (DPPL) Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo, dengan
Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor:
241 Tahun 2009.
1. Sumber Dampak
Pengoperasian Pesawat terbesar yang dapat dilayani adalah Boeing 747 seri 400
dan Airbus A330 untuk rute Solo-Arab Saudi PP sedangkan pesawat terkecil
adalah ATR 72. Rata-rata pesawat sehari sebanyak 1732 Penerbangan.
Penumpang pada Semester II tahun 2016 yang datang domestik : 559.315 orang,
internasional : 30.045 orang sedangkan yang berangkat domestik : 563.960
orang dan berangkat internasional : 29.053 orang. Kegiatan operasi darat dengan
jumlah rata-rata kendaraan setiap hari 50 kendaraan yang beroperasi di Apron,
Kendaraan Bermotor pengantar dan penjemput (roda 6 rata-rata kendaraan
setiap hari sebanyak 9 kendaraan, roda 4 sebanyak 2765 kendaraan dan roda 2
sebanyak 1145 kendaraan).
Pengoperasian Mesin Generator :
No Merk Type KVA Penggunaan
1 Deutz type MWM TBD 616V12 Open 650 Kva Airfield lighting
2 Perkin type 4012TWG2 Open 1250 Kva Terminal
3 Perkin type 4012-46TWG2A Open 1250 Kva Terminal
19
2. Tindakan Pengelolaan
20
1. Tolok Ukur
Tolok ukur yang dipergunakan adalah baku mutu udara ambient, baku mutu
tingkat kebisingan, dan baku mutu tingkat kebauan dalam :
Peraturan Pemerintah RI. Nomor 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara
Ambien, Keputusan Menteri LH No. 50/MEN-LH/11/1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kabauan, Keputusan Menteri LH No. 13 tahun 1995 tentang Baku Mutu
Emisi Sumber Tidak Bergerak, Keputusan Menteri LH No. 48/MEN-LH/11/1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan dan Keputusan Menteri Menteri Perhubungan
No. KM. 77 tahun 1998 tentang Kawasan Kebisingan di Sekitar Bandara.
2. Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan kualitas udara ambien dan kebisingan adalah dalam kawasan
bandara (area parkir kendaraan terminal, airside sekitar parkir pesawat / Apron)
dan Ujung landasan 08.
B. PENGELOLAAN HIDROLOGI
1. Sumber Dampak
Sumber dampak yang dapat mempengaruhi pola air adalah berubahnya tata
guna lahan dan adanya pola drainase yang baru dari bandara dan banyaknya
areal yang telah dibuat kedap air (maksudnya areal yang mengalami pengerasan)
untuk pelaksanaan operasi bandara.
2. Tindakan Pengelolaan
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya genangan air dan banjir lokal maka
dilakukan upaya antara lain :
21
Dampak Metode Pengelolaan
Risiko sedimentasi/ Buatkan parit dengan ukuran dan jenis yang
penyumbatan pola memadaidisesuaikan dengan perkiraan curah
drainase atau aliran air hujan maksimum yang dapat terjadi serta
dilakukan pengerukan endapan check dum 2
Bangun perangkap/kolam penahan endapan guna
mencegah penyumbatan.
Penyimpanan limbah yang tepat (pada daerah
rata dan jauh dari jalur drainase, jalur air, atau
daerah berpohon).
Lakukan analisa kekeruhan air sebagai diarahkan
oleh ahli/badan lingkungan.
Penataan kemiringan lahan
Dilakukan pemeliharaan terhadap kondisi fisik
saluran, pembersihan saluran sehingga tidak
terjadi penyumbatan terhadap aliran air hujan
dan pembersihan canal terbuka area strip runway
Penanaman dan pemeliharaan rumput pada
ruang terbuka yang tidak kedap air
3. Tolak Ukur
Tolok Ukur yang dipergunakan adalah kapasitas tampung dari saluran / drainase
bandara, canal terbuka di Area strip runway dan genangan air yang terjadi
setelah dioperasikannya bandara.
4. Lokasi Pengelolaan
Lokasi Pengelolaan adalah seluruh saluran / drainase yang ada dalam kawasan
bandara serta badan-badan air yang ada di sekitar bandara yang menjadi tempat
pembuangan air hujan dari kawasan bandara dan lokasi lain yang menerima
dampak.
5. Waktu/periode pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama bandara beroperasi terutama pada saat
menghadapi dan selama musim hujan.
22
C. PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DAN SAMPAH
1. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah buangan dari seluruh pesawat yang datang setiap hari,
aktivitas kantin / restauran dan toko-toko, bank, expedisi muatan kargo dan
buangan bangunan lainnya yang beroperasi di bandara.
2. Tindakan Pengelolaan
Untuk mengurangi kemungkinan dampak yang ditimbulkan maka diupayakan hal
berikut :
Dampak Metode Pengelolaan
Hasil buangan limbah Setiap hari dan setiap waktu dilakukan pembersihan
padat dari landside dan untuk memudahkan maka telah dilakukan
dan airside. kerjasama dengan pihak ketiga (cleaning service)
untuk melakukan pengelolaan kebersihan.
Disetiap tempat potensial dan dalam jarak tertentu
dipasang tempat sampah dan dipasang stiker untuk
tetap menjaga kebersihan dengan jumlah tersedia
di bandara
Sampah yang berasal dari tempat sampah yang ada
di setiap lokasi dan ruangan dikumpulkan di Tempat
Penampungan Sementara (TPS) kemudian oleh
pelaksana (pihak ketiga) melakukan pengangkutan
untuk dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
3. Tolok Ukur
Tolok ukur yang dipergunakan adalah timbunan sampah dan kapasitas angkut ke
TPA.
4. Lokasi Pengelolaan
Lokasi Pengelolaan adalah seluruh kawasan bandara khususnya yang potensial
menghasilkan sampah seperti gedung terminal.
23
D. PENGELOLAAN KUALITAS AIR PERMUKAAN
1. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah buangan limbah cair pesawat, aktifitas kantin/ restauran
dan toko-toko, pemanfaatan toilet, dapur, operasi dan perawatan pesawat serta
dari pengoperasian utilitas bandara.
2. Tindakan Pengelolaan
Sesuai dengan dokumen RKL dan RPL yang ada maka seluruh air limbah yang
berasal dari kawasan bandara sebelum dibuang ke saluran umum atau badan air
yang ada disekitar bandara, maka dilakukan pengolahan terlebih dahulu yaitu
dengan mengalirkannya ke dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Agar hasil pengolahan pada IPAL dapat berlangsung secara baik sepanjang
pengoperasiannya maka harus dilakukan pemeliharaan dan pengoperasian IPAL.
3. Tolok Ukur
Tolok ukur yang dipergunakan adalah PP No. 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan Baku mutu air
24
limbah berdasarkan Keputusan Menteri LH Nomor 112 Tahun 2003 tentang
Persyaratan Baku Mutu Limbah Domestik.
4. Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan adalah seluruh kawasan bandara yang menghasilkan air
limbah seperti toilet, dapur dan lain-lain serta tempat terakhir saluran
pembuangan limbah yang telah diolah.
1. Sumber Dampak
Salah satu sumber dampak yang dapat mempengaruhi keselamatan
penerbangan adalah pemanfaatan lahan sekitar bandara dan aktivitas
masyarakat, seperti :
menggunakan / melintas di area airside sebagai jalan pintas dari dan ke
pemukiman, sekolah, kebun dan lain-lain.
masih terdapat kebiasaan penduduk yang bermain-main layang pada bulan
tertentu
pembakaran jerami di kawasan yang berbatasan langsung dengan Bandara
sehingga asap yang timbul kadang terbawa angin ke area landasan sehingga
mempengaruhi jarak pandang operator (pilot) saat take off maupun
landing, seluruh hal tersebut dapat menganggu dari aspek keselamatan
operasi penerbangan.
2. Tindakan Pengelolaan :
Untuk mengurangi kemungkinan dampak yang ditimbulkan maka dilakukan
kerjasamadengan Pemda / Tokoh masyarakat setempat, agar :
25
melarang penduduk di sekitar bandara untuk melakukan pembangunan di
areal yang tidak diperbolehkan sesuai dengan aturan keselamatan
penerbangan,
dilarang untuk menanam pohon dan tumbuhan berbuah / berbunga yang
dapat mengundang burung/satwa menganggu penerbangan.
melakukan pengelolaan terhadap sampah yang dihasilkan oleh masyarakat
secara baik sehingga tidak mengundang satwa berdatangan di sekitar
bandara.
melarang masyarakat melintasi area airside kawasan bandara dalam
melakukan perjalanan, membakar jerami dan bermain layang-layang, maka
dilakukan pendekatan secara persuasif kepada masyarakat dan tokoh
masyarakat setempat agar dapat memanfaatkan jalan yang ada di luar
kawasan bandara dan tidak melakukan pembakaran jerami namun
memanfaatkannya untuk kegunaan lain
meminta untuk tidak bermain layang-layang di area yang dapat
mengganggu operasional penerbangan, melalui kerjasama dengan
pemerintah daerah / tokoh masyarakat setempat juga dilakukan pelarangan
dan pemantauan secara rutin oleh patroli security Bandara.
menjaga agar pohon-pohon yang ditanam penduduk tidak menghalangi
operasi penerbangan, maka pihak bandara melakukan pengawasan rutin
dan bila terdapat pohon atau tanaman yang mengganggu maka diminta
kepada masyarakat untuk memangkasnya.
Untuk menghindari pembangunan dengan ketinggian yang dapat
mengganggu operasi penerbangan maka pihak bandara selalu memantau
tehadap setiap ketinggian bangunan maupun antena komunikasi disekitar
bandara dengan radius tertentu serta bekerja sama dengan Pemerintah
Daerah setempat dan Dinas Perhubungan Provinsi untuk meneliti izin
mendirikan bangunan disekitar bandara terutama untuk bangunan
bertingkat atau antena komunikasi.
3. Tolok Ukur
Tolok ukur yang dipergunakan adalah tingkat gangguan operasi penerbangan,
Masterplan Bandara dan tata ruang wilayah kawasan keselamatan operasi
penerbangan bandara.
26
4. Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan adalah seluruh kawasan bandara dan daerah sekitarnya.
1. Sumber Dampak
Salah satu sumber dampak yang dapat mempengaruhi keselamatan
penerbangan adalah operasi tinggal landas (take off) dan mendaratnya pesawat
(landing).
2. Tindakan Pengelolaan
Untuk mengurangi kemungkinan dampak yang ditimbulkan maka
Dilakukan pemeliharaan peralatan dan prasarana yang ada sehingga tetap
dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan yang dibutuhkan.
Bila terjadi kerusakan maka dilakukan perbaikan atau penggantian secara
cepat.
Untuk meningkatkan kualitas maka juga dilakukan penggantian alat dengan
alat yang berteknologi lebih baik sehingga keakuratan pencatatan dan
pengukuran lebih terjamin.
3. Tolok Ukur
Tolok ukur yang digunakan terhadap masalah keselamatan operasi penerbangan
ini adalah tingkat kecelakaan pesawat baik incident maupun accident selama
satu periode.
4. Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan adalah kawasan bandara dan daerah sekitarnya, sesuai KKOP
bandaramasing-masing.
27
5. Waktu/ Periode Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama bandara beroperasi dan dilakukan setiap hari.
1. Sumber Dampak
Sumber dampak dapat berupa emisi dan kebisingan dari pesawat dan genset
serta operasi kendaraan bermotor serta air limbah dari bandara, keseluruhan
sumber dampak tersebut di atas harus melalui hasil uji Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan. Hasil uji dibandingkan dengan ambang batas baku mutu yang
dipersyaratkan, sehingga dapat ditentukan apakah sumber dampak
mempengaruhi kesehatan masyarakat dan karyawan atau tidak.
2. Tindakan Pengelolaan
Untuk mengetahui apakah penyakit yang diderita oleh masyarakat sekitar dan
karyawan operasional di bandara adalah akibat kerja atau akibat emisi dari
pesawat dan kendaraan, maka setiap saat dilakukan pengelolaan sehingga
semua limbah yang dihasilkan dan kebisingan dapat terkelola dan diupayakan
secara terus menerus agar berada di bawah ambang batas baku mutu yang
dipersyaratkan.
Dampak Metode Pengelolaan
Peningkatan risiko Sediakan ruang bebas yang memadai, transportasi dan
masalah pembuangan yang mematuhi persyaratan dan standar
berbahaya/ lingkungan setempat.
kesehatan. Tempatkan kakus kimiawi atau yang efektivitas setara,
yang dibersihkan secara teratur dan diolah dengan
menggunakan sistem Sewage Treatment Plant (STP).
Jangan menimbun bahan buangan berbahaya secara
sembarangan.
Terapkan tindakan penghilangan bau dan
pengendalian binatang pengerat (Pest Control)
3. Tolok Ukur
Tolok ukur yang dipergunakan adalah baku mutu kualitas lingkungan hidup
berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003
tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air, Keputusan Menteri Lingkungan
28
Hidup No. 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 tentang Indeks standar Pencemaran
udara.
4. Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan adalah seluruh kawasan bandara khususnya yang potensial
menghasilkan limbah dan area bising.
1. Sumber Dampak
2. Tindakan Pengelolaan
Untuk mengetahui apakah penyakit yang diderita oleh masyarakat disekitar
bandara adalah akibat kerja atau akibat emisi dari pesawat dan kendaraan, maka
setiap saat dilakukan pengelolaan sehingga semua limbah yang dihasilkan dan
kebisingan dapat terkelola dan diupayakan secara terus menerus agar berada di
bawah ambang batas baku mutu yang dipersyaratkan.
3. Tolok Ukur
Tolok ukur yang dipergunakan dalam masalah pengelolaan kesehatan
masyarakat ini, adalah Tingkat kunjungan pasien ke Puskesmas, keluhan
masyarakat terhadap penyakit tertentu.
29
4. Lokasi Pengelolaan
Masyarakat disekitar bandara yang berbatasan langsung dengan kawasan
bandara.
1. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pengoperasian bandara. Akibat pengoperasian
ini menyebabkan adanya lapangan kerja baik untuk kegiatan utama maupun
kegiatan bangkitan dari kegiatan utama seperti kegiatan perdagangan
(restauran, cafe), perhotelan dan lain-lain.
2. Tindakan Pengelolaan
Untuk terus meningkatkan dampak positif yang timbul dari pengoperasian
bandara, maka melalui pemerintah daerah terus melakukan pengaturan dalam
upaya meningkatkan pemanfaatan dari keberadaan bandara diantaranya dengan
melakukan pembinaan terhadap masyarakat sekitar bandara dan dunia usaha
melalui seperti bantuan bina lingkungan (pembangunan sarana rumah ibadah,
penyerahan perlengkapan peralatan kerja sekolah) dan bantuan pinjaman lunak
kemitraan yang tiap tahun program ini dilaksanakan. Dengan perekrutan tenaga
kerja juga diupayakan diambil dari masyarakat sekitar Bandara yang sebagian
besar pada posisi dipekerjakan seperti cleaning service, Outsourcing non
AVSEC, ground hadling, Porter dan lain lain.
30
No. Dampak Metoda Pengelolaan
2. Peningkatan Dengan tegas mengharuskan karyawan
kejadian mematuhi peraturan keselamatan kerja.
Kriminalitas dan Kembangkan dan laksanakan Rencana
kecelakaan. Tanggap Darurat Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Sediakan peralatan keselamatan dan rambu-
rambu peringatan yangsesuai.
Laksanakan pelatihan karyawan, pertemuan
harian pra-kerja di bidang keselamatan,
perlindungan karyawan, dsb.
3. Tolok Ukur
Tolok ukur yang dipergunakan adalah jumlah tenaga kerja lokal yang terserap,
tingkat pendapatan masyarakat sekitar dan tanggapan masyarakat dengan
keberadaan bandara.
4. Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan adalah kawasan sekitar bandara.
1. Sumber Dampak
Sumber dampak yang dapat mempengaruhi kualitas udara dan kebisingan di
bandara berasal dari pengoperasian pesawat dan kendaraan bermotor serta dari
pengoperasian mesin generator.
Data pendukung sumber dampak, berdasarkan pencatatan yang dilakukan
sebagai berikut :
31
Tabel Kendaraan Bermotor Yang Keluar Masuk Bandara
Bulan Rata-
Total
Pergerakan VII VIII IX X XI XII rata/
(6 bln)
hari
Bagasi (kg) 1547238 1538196 1423107 1495408 1090772 1021936 8116657 1352776
Cargo (kg) 415842 564080 528151 569490 555814 527508 3160885 526814
2. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan adalah lokasi Airside dekat Parkir pesawat (Apron), lokasi
pelataran parkir kendaraan terminal dan lokasi perumahan karyawan Bandara
(Perumahan yang ada di sekitar Bandara). Cerobong genset untuk melakukan
pengujian pada pemantauan kualitas emisi genset. (titik-titik lokasi pengambilan
sample dipasang plang/tanda, sehingga pada setiap pengujiannya, titik yang diuji
tidak berubah jumlah dan koordinatnya).
3. Metode Pemantauan
Metode yang dapat digunakan untuk pemantauan kualitas udara ambien adalah
metode pengambilan sample dengan pengujian Gries-Saltzman dengan
spektrofotometer, West-Gaeke/ Pararosanilin, Nessler dengan Spectrofotometer,
Neutral Buffer Kalium Iodida dengan Spektrofotometer, Destruksi dengan asam
Kuat, SSA, Gravimetric sedang untuk kebisingan dilakukan dengan menggunakan
alat Sound Level Meter.
32
4. Jangka Waktu / Frekuensi Pemantauan
Pemantauan kualitas udara dilakukan selama Bandara beroperasi dan dilakukan
setiap 2 (dua) kali dalam setahun.
Hasil
No Parameter Satuan 18.698 G Metode Uji Baku
Jam:10.30 Mutu
I. Fisika
1 Suhu* 0C 31,76 ASTM-E337-02(2007) -
33
2. Hasil uji kualitas udara diambil di Dusun Ngresep, RT.6, RW.1 Desa Ngresep,
Ngemplak, Boyolali, ujung Runway 08 Bandara Internasional Adi Soemarmo.
Hasil
No Parameter Satua 18.697 G Metode Uji Baku
n Jam:10.00 Mutu
I. Fisika
Cuaca - Cerah - -
KepGub
Jateng
No.8Th.
2001
II. Kimia.
34
3. Hasil uji kualitas udara diambil di halaman rumah Warga RT. 1 RW. 8 Desa
Kanoman Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali, Ujung Run Way 26 Bandara Adi
Soemarmo sebelah Timur
Hasil
No Parameter Satua 18.699 G Metode Uji Baku
n Jam:11.35 Mutu
I. Fisika
Cuaca - Cerah - -
KepGub
Jateng
No.8Th.
2001
II. Kimia.
35
b. HASIL UJI TINGKAT KEBISINGAN
36
sebesar 99,3 dBA, sedangkan terendah yaitu pengukuran pada jam 11.10 WIB
sebesar 59,6 dBA.
Untuk melihat trend (kecenderungan) tingkat kebisingan dalam satuan waktu
dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
tertinggi pada pengukuran pada jam 14.38 yaitu sebesar 99,3 dBA dan terendah
N : N1 + 10 N2
37
Untuk mengetahui dB( A) tingkat kebisingan pada ujung Runway 08
Sebelah Barat yang diukur setiap pada pergerakan pesawat maka
digunakan rumus:
n
38
2. Hasil uji tingkat kebisingan lokasi Ujung Runway 26
39
Untuk melihat trend (kecenderungan) tingkat kebisingan dalan setiap pergerakan
pesawat yang bergerak di ujung Runway sebelah timur dapat dilihat pada grafik
di bawah ini :
N : N1 + 10 N2
40
Untuk mengetahui dB( A) tingkat kebisingan di daerah Pemadam Kebakaran
Dari perhitungan dengan rumus diatas di dapatkan dB( A) rata – rata di ujung
Runway 26 Bagian Timur sebesar 82,41 dB(A). Setelah diketahui dBA maka
perhitungan dilanjutkan untuk mengetahui tingkat kebisingan rata-rata
berdasarkan SKEP/109/VI/2000, dengan rumus :
41
3. Hasil uji tingkat kebisingan lokasi Apron
42
Untuk melihat trend (kecenderungan) tingkat kebisingan dalam satuan waktu
dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
N : N1 + 10 N2
43
Untuk mengetahui dB( A) tingkat kebisingan di Apron yang diukur setiap ada
5. Hasil Pemantauan
Pengujian Kualitas Udara Ambien
Tanggal pengujian : 3 - 10 November 2016
Perolehan hasil uji dapat dilihat pada Tabel Hasil Uji Kualitas Udara Ambien
(berada di atas atau di bawah baku mutu yang ditetapkan)
Hasil pengujian kualitas udara ambien berdasarkan jenis parameternya di setiap
titik pengambilan sampel dan perbandingan hasil dengan tinggi baku mutu yang
telah ditentukan, misalnya :
1. Parameter Debu (TSP) (PP.RI. Nomor 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu
Udara Ambien).
2. Parameter NO2 (Nitrit) (PP.RI. Nomor 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu
Udara Ambien).
3. Parameter SO2 (Sulfur) (PP.RI. Nomor 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu
Udara Ambien).
4. Parameter O3 (Ozon) (PP.RI. Nomor 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu
Udara Ambien).
44
5. Karbonmonoksida CO (PP.RI. Nomor 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu
Udara Ambien).
Tingkat
Ambang
No Lokasi Kebisingan
Baku Mutu
(dB)
1. Ujung Runway 26 (Tk.2) 82,41 75 ≤ WECPNL < 80
2. Ujung Runway 08 (Tk.3) 87,01 WECPNL ≥ 80
3. Apron (Tk.3) 82,47 WECPNL ≥ 80
B. HIDROLOGI
1. Sumber Dampak
Sumber dampak yang dapat mempengaruhi pola aliran air adalah berubahnya
tata guna lahan dan adanya pola drainase yang baru dari Bandara dan banyaknya
areal yang telah dibuat kedap air untuk pelaksanaan operasional Bandara.
2. Lokasi Pemantauan
Lokasi yang dipantau adalah saluran / drainase di dalam dan di luar kawasan
Bandara dan badan air sekitar Bandara dan kawasan sekitar Bandara.
45
3. Parameter Lingkungan Yang Di pantau
Parameter lingkungan yang dipantau adalah curah hujan, luas genangan dan
debit aliran air permukaan.
4. Metode Pemantauan
Curah hujan dipantau dari data sekunder yang diperoleh dari data BMG bandara
dan pengamatan secara visual di lapangan sedang luas dan debit aliran
pemukaan dipantau melalui pengamatan langsung secara visual.
6. Hasil Pemantauan
Tabel 2.5. Data Curah Hujan Di Kawasan Bandara
1. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah buangan pesawat, aktivitas kantin / restauran dan toko-
toko, bank, expedisi muatan kargo, penumpang, petugas dan karyawan yang ada
di bandara dan bangunan lainnya.
2. Lokasi Pemantauan
Lokasi yang dipantau adalah seluruh kawasan bandara, baik airside maupun
landside seperti di terminal.
46
3. Parameter Lingkungan Yang Dipantau
Parameter yang dipantau adalah kualitas timbunan sampah dan periode
pengangkutan.
4. Metode Pemantauan
Metode yang dipergunakan adalah metode pengamatan dan inspeksi langsung di
lapangan dan pencatatan kualitasnya dan volumenya. Dengan adanya petugas
pencatatan limbah, sertakan pula neraca limbah sesuai dengan format terlampir.
6. Hasil Pemantauan
Jumlah sampah domestik dan jumlah pengangkutan sampah setiap bulan adalah
seperti dalam tabel berikut :
Tabel Jumlah Sampah
1. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah buangan dari pesawat, aktivitas kantin dan toko-toko,
pemanfaatan toilet, dapur, operasi dan perawatan serta dari pengoperasian
utilitas bandara.
47
2. Lokasi Pemantauan
Lokasi yang dipantau adalah seluruh saluran air limbah yang berasal dari kegiatan
yang ada di bandara seperti dari terminal, kargo, apron dan lain-lain yang
selanjutnya dipantau dilokasi pengolahan air limbah (IPAL) dan peresapan serta
badan air dimana air limbah dibuang.(titik-titik lokasi pengambilan sample
dipasang tanda, sehingga pada setiap pengujiannya, titik yang diuji tidak berubah
jumlah dan koordinatnya)
Pengukuran kualitas air limbah di Sewage Treatment Plant dilakukan minimal
pada :
Bak inlet IPAL,
bak outlet atau bak penampungan dari seluruh limbah yang ada di bandara,
bak pengolahan, serta
bak chlorinasi sebelum dibuang ke badan air.
4. Metode Pemantauan
Metode pemantauan yang digunakan adalah metode pengamatan langsung dan
pengujian dengan menggunakan pH meter, thermometri, serta pengujian di
laboratorium dengan menggunakan Spektrofotometri, AAS, metode SNI, APHA
BOD Track dan DO meter.
48
6. Hasil Pemantauan
Hasil uji kualitas air permukaan pada lokasi Sewage Treatment Plant/IPAL, dan
Outlet setelah IPAL, dan air bersih bak Induk bandara seperti pada tabel di bawah
ini.
Hasil Uji
Minyak
No. Lokasi Temperatur BOD TSS
pH & Lemak
(0C) (mg/L) (mg/L)
(mg/L)
1 Bak penampungan
27 6,69 127,5 28 3,4
sebelum IPAL
2 Bak Setelah
26,5 7,24 38,47 24 2,8
Chlorinasi
Baku Mutu Air
- 6,0-9,0 100 100 10
Limbah Domestik
Tabel Hasil Uji Air Badan Air di Outlet setelah IPAL sesuai dengan
data jumlah Penumpang pada Semester II tahun 2016 yang datang domestik
559.315 orang, dan yang datang internasional 30.045 orang sedangkan yang
berangkat domestik 563.960 orang dan berangkat 29.053 orang.
1. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah buangan dari pesawat, aktivitas kantin dan toko-toko,
pemanfaatan toilet, dapur, operasi dan perawatan serta dari pengoperasian
utilitas bandara.
2. Lokasi Pemantauan
Lokasi yang dipantau adalah seluruh saluran air limbah yang berasal dari kegiatan
yang ada di bandara seperti dari terminal, kargo, apron dan lain-lain yang
selanjutnya dipantau dilokasi pengolahan air limbah (IPAL) dan peresapan serta
badan air dimana air limbah dibuang.
49
3. Parameter Lingkungan Yang Dipantau
Parameter yang dipantau adalah kuantitas air bersih yang digunakan setiap hari
dan debit air limbah yang dihasilkan setiap harinya.
Hasil Pemeriksaan Kimia Air Bersih Bak GWT Semester II Tahun 2016 :
Kadar Mak.
Hasil
No Parameter Satuan Yang Keterangan
Analisa Diperbolehkan
I. SUMBER AIR DEEPWEEL IN Memenuhi
A. FISIKA Syarat
Bau - Tdk Berbau Tdk Berbau Sebagai Air
Rasa - Tdk Berasa Tdk Berasa Bersih
Suhu °C 31,8 ±3
Kekeruhan Skala NTU 1 25
Warna Skala NTU 4 50
TDS (zat padat terlarut) mg/liter 303 1.500
B. KIMIA TERBATAS
pH - 6,2 6,5 – 9,0
Besi (Fe) mg/liter < 0,0162 1,0
Mangan (Mn) mg/liter 0,3257 0,5
Nitrit (NO2) mg/liter 0,0033 1,0
Kesadahan (CaCO3) mg/liter 202,00 500
Sulfat (SO4) mg/liter 21 400
50
B. KIMIA TERBATAS
pH - 6,3 6,5 – 9,0 Tidak memenuhi
Besi (Fe) mg/liter 0,0162 1,0 Memenuhi
Mangan (Mn) mg/liter 0,0101 0,5 Syarat
Nitrit (NO2) mg/liter 0,0008 1,0 Sebagai Air
Kesadahan (CaCO3) mg/liter 202 500 Bersih
Sulfat (SO4) mg/liter 19 400
4. Metode Pemantauan
Metode pengambilan data penggunaan air bersih dari Air Bawah Tanah (Deep
Well), sedangkan debit air limbah diambil pada outlet STP.
6. Hasil Pemantauan
Data kuantitas limbah cair di outlet STP dan jumlah air bersih yang digunakan
pada tahap operasional bandara ditampilkan pada bagian ini.
51
F. PENGELOLAAN PERUBAHAN TATA RUANG DAN TATA GUNA LAHAN
KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN
1. Sumber Dampak
Salah satu sumber dampak yang dapat mempengaruhi keselamatan
penerbangan adalah pemanfaatan lahan di sekitar bandara dan aktivitas
masyarakat.
2. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan adalah kawasan bandara dan kawasan sekitar bandara.
4. Metode Pemantauan
Metode Pemantauan yang digunakan adalah metode pengamatan dan inspeksi
langsung di lapangan.
6. Hasil Pemantauan
Hasil pengamatan dan inspeksi di kawasan bandara dan disekitar bandara belum
terdapat pembangunan dengan ketinggian bangunan maupun antena komunikasi
disekitar bandara.
1. Sumber Dampak
Salah satu sumber dampak yang dapat mempengaruhi keselamatan
penerbangan adalah operasi tinggal landas dan mendaratnya pesawat.
52
2. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan adalah kawasan bandara yang dipergunakan untuk operasi
penerbangan seperti runway, taxiway, apron, terminal, tower, strip runway dan
lain-lain.
4. Metode Pemantauan
Pemantauan dilakukan melalui metode pengamatan dan pengetesan kondisi,
melakukan kalibrasi dan mengacu kepada ketetapan ICAO.
6. Hasil pemantauan
Hasil pemantauan dan inspeksi lapangan, diperoleh data kondisi di bandara yang
mengganggu operasi penerbangan.
1. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah emisi dan kebisingan dari pesawat, genset serta operasi
kendaraan bermotor,limbah cair dan air bersih dari Bandara, keseluruhan sumber
dampak tersebut di atas sesuai hasil uji Balai Teknik Kesehatan Lingkungan masih
memenuhi syarat atau berada di bawah ambang batas baku mutu yang
dipersyaratkan, sehingga diperoleh bahwa terhadap kesehatan masyarakat
sekitar bandara dengan operasional bandara sampai saat ini belum
mempengaruhi kesehatan masyarakat.
2. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan adalah puskesmas, rumah sakit atau balai kesehatan di
dalam kawasan bandara dan kawasan sekitar bandara.
53
3. Parameter Lingkungan Yang Dipantau
Parameter yang dipantau adalah jenis penyakit yang diderita karyawan,
masyarakat sekitar dan frekuensinya.
4. Metode Pemantauan
Metode pemantauan yang dilakukan adalah metode survey dan pemanfaatan
data sekunder yang berasal dari Puskesmas yang melayani masyarakat sekitar
bandara
6. Hasil Pemantauan
Data jumlah masyarakat yang berobat berdasarkan jenis penyakit yang diderita
sebagai pasien di Puskesmas yang dekat atau berada dalam kawasan bandara
seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel Jumlah Pasien berobat di Puskesmas Dekat Bandara berdasarkan
Penyakit diderita
Jumlah Pasien
No. Jenis Penyakit
(Orang)
1. ISPA 1291
2. ASMA 10
3. Diare 289
4. DM 55
5. Hipertensi 313
6. Gastritis 680
7. Typhoid 323
8. Penyakit Kulit Infeksi 188
9. Penyakit Kulit Alergi 208
10. Nyeri Sendi 533
11. Nyeri Otot 340
12. Sakit Gigi 128
13. Stomatitis 18
14. Infeksi Saluran Kencing 30
15. Bronchitis 6
16. Lain-lain 1162
JUMLAH 5574
54
I. PEMANTAUAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
1. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pengoperasian bandara. Akibat pengoperasian
ini menyebabkan adanya lapangan kerja baru baik untuk kegiatan utama maupun
kegiatan bangkitan dari kegiatan utama seperti kegiatan perdagangan
(restauran, cafe, wartel), perhotelan dan lain-lain.
2. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan adalah dalam kawasan bandara dan kawasan sekitar
Bandara.
4. Metode Pemantauan
Metode pemantauan yang digunakan adalah metode survey dan wawancara
langsung.
6. Hasil Pemantauan
Data jumlah tenaga kerja yang bekerja pada bandara, jumlah usaha dan
kegiatan penunjangnya, data bantuan yang disalurkan dengan jumlah penerima
bantuan, dan program bina lingkungan PT. (Persero) Angkasa Pura I yang
setiap 1 (satu) tahun sekali sesuai program, seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel Jumlah Tenaga Kerja Yang Bekerja Di Bandara
55
Tabel Data Hibah Pembinaan
Jumlah
Jumlah Dana
No Kegiatan Mitra Keterangan
(Rp)
Binaan
1 Bencana Alam - - -
2 Pendidikan Dan Pelatihan - - -
3 Peningkatan Kesehatan - - -
4 Prasarana Umum - 62.402.500,00 Promosi
produk batik
ke vietnam
5 Sarana Ibadah - - -
6 Pelestarian Alam - - -
7 Pengentasan Kemiskinan - - -
Total - 62.402.500,00
No Kegiatan Jumlah
1 Konsesioner 56
2 GSE 3
3 Airlines 6
4 Cargo 8
5 Bank 7
Total 80
2.2 EVALUASI
Evaluasi ditujukan untuk:
Memudahkan identifikasi penaatan pemrakarsa terhadap peraturan
lingkungan hidup seperti standar-standar baku mutu lingkungan,
Mendorong pemrakarsa untuk mengevaluasi kinerja pengelolaan
danpemantauan lingkungan sebagai upaya perbaikan secara menerus
(continual improvement),
Mengetahui kecenderungan pengelolaan dan pemantauan lingkungansuatu
kegiatan, sehingga memudahkan instansi yang melakukanpengendalian
dampak lingkungan dalam penyelesaian permasalahanlingkungan dan
perencanaan pengelolaan lingkungan hidup dalam skalayang lebih besar,
Mengetahui kinerja pengelolaan lingkungan hidup oleh pemrakarsa
untukprogram penilaian peringkat kinerja,
56
Ketiga jenis evaluasi di bawah dapat dilakukan untuk menilai tingkat
penaatan terhadap ketentuan yang berlaku maupun untuk menilai kinerja
pengelolaan lingkungan hidup dari suatu usaha dan atau kegiatan.
Dari data diatas pada hasil pengukuran semester II tahun 2016 telah terjadi
peningkatan pada kadar Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Oksida (NO2) , Ozon
(O3) dan Debu (TSP) dibandingkan dengan hasil pengukuran semester I tahun
2016, sedangkan untuk kadar Karbon Monoksida (CO) tidak mengalami
peningkatan.
57
Dari data diatas pada hasil pengukuran semester II tahun 2016 telah terjadi
peningkatan pada kadar kadar Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Oksida (NO2) Ozon
(O3) dan Debu (TSP) dibandingkan dengan hasil pengukuran semester I tahun
2016, sedangkan untuk kadar kadar Karbon Monoksida (CO) tidak mengalami
peningkatan.
Dari data diatas dibandingkan dengan hasil pengukuran semester I tahun 2016
telah terjadi peningkatan kebisingan terhadap hasil pengukuran semester II
tahun 2016 pada Area Runway 08, Runway 26 dan Apron.
58
Dari grafik diatas pada hasil pengukuran Semester II tahun 2016 telah terjadi
peningkatan kebisingan terhadap hasil pengukuran semester I tahun 2016 pada
Area Runway 08, Runway 26 dan Apron.
59
5. Tata Ruang yang dikelola dan direncanakan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali
telah sesuai dengan peruntukan KKOP dan BKK Bandar Udara Internasional Adi
Soemarmo. Dengan hampir selesainya proses pembebasan lahan dan
pemukiman warga yang berada di kawasan KKOP (diarea runway
26) oleh team P2T Kabupaten Boyolali telah mencapai fisik 95%.
6. Komponen Sosial yang dikelola dari tahun ketahun mengalami peningkatan dari
jumlah kegiatan dan besaran anggaran yang disediakan.
60
2.2.3 Evaluasi Penaatan (compliance evaluation).
61
BAB III
KESIMPULAN
A. Kualitas Udara
Menurut Kep. Gub. Jawa Tengah tentang Baku Mutu Udara Ambien, masih di
bawah standar sehingga cukup aman bagi kesehatan.
2. Pengukuran di Dusun Ngesrep, RT.06, RW.01, Desa Ngesrep, Kecamatan
Ngemplak, Kabupaten Boyolali (area runway 08/barat), yaitu :
a. Sulfur dioksida (SO2) = 20,08 g/m3
Menurut Kep. Gub. Jawa Tengah tentang Baku Mutu Udara Ambien, masih di
bawah standar sehingga cukup aman bagi kesehatan.
3. Pengukuran di Dusun Kanoman, Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak,
Kabupaten Boyolali (area runway 26 timur), yaitu :
a. Sulfur dioksida (SO2) = 14,33 g/m3
Menurut Kep. Gub. Jawa Tengah tentang Baku Mutu Udara Ambien, masih di
bawah standar sehingga cukup aman bagi kesehatan.
62
B. Kebisingan
1. Tingkat kebisingan pada Area Runway 08 (barat) Dusun Ngesrep, RT.06,
RW.01, Desa Ngesrep, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, merupakan
Kawasan Kebisingan Tingkat 3 sebesar 104,71 WECPNL.
2. Tingkat Kebisingan pada Area Runway 26 (timur) Dusun Kanoman, Desa
Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali merupakan Kawasan
Kebisingan Tingkat 2 sebesar 100,12 WECPNL.
3. Tingkat Kebisingan pada Area Apron (tempat parkir pesawat terbang)
merupakan Kawasan Kebisingan Tingkat 3 sebesar 100,17 WECPNL.
63
4. Secara umum hasil pemeriksaan sampel air tanah di lingkungan Bandar Udara
Internasional Adi Soemarmo masih memenuhi syarat sebagai air bersih, sesuai
rujukan Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990,
tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih.
F. Tata Ruang
Dengan adanya Peraturan Daerah Nomor: 4 tahun 2009 tanggal 15 September
2009, Tentang Pembangunan Menara Telekomunikasi Kabupaten Boyolali, pada
Pasal 19 ayat (2).b. “Surat rekomendasi ketinggian bangunan dari Komandan
Pangkalan TNI Adi Soemarmo dalam bidang perhubungan untuk mengamankan
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan”. Sangat jelas peraturan dan aturan
Bandar Udara tentang KKOP dan BKK menjadi perhatian penting dan penegakannya
oleh Pemerintah Kabupaten dalam menyusun dan menetapkan Rencana Tata Ruang
Dan Wilayah Kabupaten Boyolali.
G. Komponen Sosial
Pengelolaan CSR (Corporate Social Responcibility) sangat dipatuhi dan direalisasikan
oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Adi
Soemarmo selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah diatur jelas tentang
kepedulian terhadap lingkungan sekitar yang terkena dampak dari kegiatan
operasional Bandara Udara yang dituangkan dalam bentuk bantuan fisik
infrastructure, pelatihan keterampilan dan bingkisan sembako.
64
H. Kesehatan Masyarakat
Penanganan perkembangbiakan dan penyebaran bibit penyakit di area gedung
terminal dan kawasan lingkungan bandar udara menjadi kegiatan rutin yang
dilakukan sebagai upaya pencegahan dan menjaga kondisi lingkungan tetap bersih
dan sehat. Pelaksanaan pengasapan (fogging), pemasangan perangkap tikus dan
pemeriksaan sampel makanan menjadi bagian penting sebagai wujud kepedulian
tentang betapa pentingnya sehat itu dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah,
lingkungan tempat kerja dan fasilitas umum lainnya.
I. Komponen Transfortasi
Dengan penegakan penuh Undang-Undang Republik Indonesia No.1 tahun 2009
tentang Penerbangan, masalah Keselamatan Penerbangan sangat penting sekali dan
harus dijadikan prioritas penanganan dalam mengelola Bandar Udara. Terkait
permasalahan yang terjadi di Area Runway 08 (barat) adanya jalan raya yang
melintas serta diikuti dengan kegiatan masyarakat yang menjadikan kawasan
tersebut sebagai tempat berekreasi (menonton pesawat terbang landing/takeoff).
PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo telah berupaya penuh
dengan menertibkan, menempatkan petugas pengamanan serta memasang rambu-
rambu larangan dan peringatan sebagai antisipasi terjadinya gangguan keselamatan
penerbangan.
65
66
TABEL PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADI SOEMARMO
LAPORAN : SEMESTER II
PERIODE : JULI S/D DESEMBER 2014
TAHAP : PASCA KONTRUKSI (OPERASIONAL)
NO JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK YANG TERKENA TOLAK PENGELOLAAN PEMANTAUAN PERIODIK KETERANGAN
YANG TIMBUL DAMPAK UKUR LINGKUNGAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN BAKU MUTU HASIL BAKU MUTU HASIL
LINGKUNGAN LAB LINGKUNGAN LAB
1 2 3 4 5 6 7A 7B 8A 8B 9A 9B 10
1. Kualitas - Pergerakan, Landing dan - Kualitas udara di - Kep MENLH No: 49 / 1996 - Membuat Buffer Zone/ - Memperhatikan dan - Pengamatan visual - - - - - Hasil pengukuran dibawa
udara, dan Takeoff Pesawat Terbang, sekitar bandara tentang Baku Tingkat Green Barrier disekitar mengamati adanya 6 bulan sekali
kebisingan kendaraan bermotor pe Getaran bandara. keluhan dan tanggapan
ngantar dan penjemput - Kebisingan dise- - Kep MENLH No: 48 / 1996 - Menerapkan tata ruang dari masyarakat - Mengadakan peng masih dibawah baku mutu
penumpang, kendaraan kitar bandara tentang Baku Tingkat sekitar bandara dengan sekitar bandara ukuran 1 tahun dua tidak ada keluhan masya
proyek tol Solo-Mantingan Kebisingan mempertimbangkna batas- kali (semester I&II ) rakat sekitar
- SKEP Ditjen Hubud batas kawasan kebisingan - Melakukan pengukuran
No. 109/VI/2000 ten (BKK) dan kawasan kese bekerja sama dengan Dinas
tang pembuatan BKK lamatan operasi penerbang Kesehatan Pelabuhan
di sekitar Bandara. an (KKOP)>
- Peraturan Pemerintah
No 41/1999 tentang
Pengendalian
Pencemaran Udara
- Kep Gub Jateng No.8
tahun 2001 tentang baku
mutu kualitas udara
2 Kualitas Air - Peningkatan jumlah - Kualitas air - PP No. 82 / 2001 - Saluran Drainage - Pengukuran dan - Dilakukan setiap - - - - - Tidak adanya dampak
Permukaan dan pengoperasian utilitas permukaan tentang Pengelolaan sebagai pengendali analisis contoh air sungai 6 bulan sekali. pencemaran.
Tanah bandara. Air larian dan kualitas air dan pengenda banjir.
air limbah bandara lian pencemaran air
- Kep.Men.Kes.RI
- Sisa-sisa sampah di - Kualitas Air no.304/MENKES/PER/IV/ - Pembuatan TPS ( bak - Pengukuran dan - Dilakukan setiap - - - - - Tidak terdapat kandu
sekitar sumber air Tanah 1989, ttg. Persyaratan/kes. sampah ) analisis contoh air sumur 3 bulan sekali. ngan bakteri maupun
rumah makan & Restoran - Penghijauan disekitar kadar kimia yang mem
& juklak. sumber air. bahayakan.
3 Sosekbud dan Pelayanan Penumpang dan - Kondisi Sosial - Peningkatan pendapatan - Melibatkan masyarakat - Mengamati aktifitas Pertemuan dengan Tidak ada - - - Terbentuknya sistem
Kesmas jasa penerbangan Ekonomi dan kese dan kesejahteraan untuk menjadi tenaga ekonomi masyarakat masyarakat sekitar masalah pengamanan swakarsa
hatan masyarakat masyarakat di sekitar kerja operasional bandara yang terkait dengan bandara diadakan yg melibatkan masya
bandar udara - Menyediakan lahan operasional bandara setiap 6 bulan sekali rakat sekitar (diberikan
- Pemberantasan sumber untuk pertanian. - Adanya keluhan dan lahan garapan sekitar
penyakit - Membina dengan cara tanggapan masyarakat bandara / lahan tidak
swakarsa. produktif).
- Melaksanakan Fogging di - Mengamati apakah adany Tiap 3 bulan sekali - - - - - Adanya kepedulian terha
wilayah RT sekitar bandara penyebaran penyakit DB dap kesehatan masyaraka
sekitar bandara.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 Gangguan Kese - Adanya aktifitas masya- - Keselamatan - Adanya gangguan - Membuat/memperbaharui - Pengamatan terhadap Pengawasan -
lamatan Operasi rakat didaerah Runway Operasi Pener Keselamatan Operasi rambu-rambu larangan. masyarakat yang berakti- Keamanan
Penerbangan 08 dijadikan tempat bangan. Penerbangan - Menempatkan petugas fitas didaerah RW 08
rekreasi (menonton security airport disaat jam
pesawat). penerbangan
5 Perubahan Tata - Pengoperasian pesawat - Tata Ruang Wila - KM hub No.92/1993 - Pengendalian dan Penga- - Mengamati dan Pengamatan visual - * Tidak ada
Ruang dan Tata - Pelayananan penumpang yah. tentang kebisingan wasan peruntukkan tanah mendeteksi peruntuk - setiap sebulan masalah yang
guna tanah dan jasa - Peruntukan Tata - KM hub No. 214/AV.403/ di sekitar bandara sesuai an lahan sesuai dengan sekali signifikan
Guna Lahan Phb-87 tanggal 19 dengan KKOP dan BKK tata guna lahan
September 1987 tentang
KKOP
6 Limbah Padat - Pengoperasian - Kualitas Udara PP.No.41 1999 tentang -Pengelolaan sampah - Melakukan pengawasan - Pengawasan visual - Tidak ada masalah
Pesawat - Kualiatas Air pengendalian pencemaran yang teratur dengan cara terhadap petugas cleaning setiap hari. terhadap kualitas
- Kegiatan usaha/ Tanah udara mengumpulkan dan yang menangani sampah, udara sekitar maupun
Catering memisahkan sampah yang baik proses pemilahannya air bersih.
bisa didaur ulang dengan maupun proses pembuang
yang tidak bisa didaur annya.
ulang, sampah yang tidak
bisa didaur ulang dikumpul
kan di bak sampah yang di
sediakan lalu dibuang ke
TPA oleh DKP setempat
setiap 2 minggu.
CO = 30.000 Ug/Nm3 CO = …….. C0 = 30.000 Ug/Nm3
Nox Ug/Nm3 Nox = …… Nox Ug/Nm3
Pb = 2 Ug/Nm3 Pb = …….. Pb = 2 Ug/Nm3
TSP / Debu = TSP / Debu = ….. TSP / Debu =
230 Ug/Nm3 230 Ug/Nm3
pH = 6 - 9 Tidak ada pH = 6 - 9
BOD = 50 mg / l masalah BOD = 50 mg / l
COD = 100 mg/l COD = 100 mg/l
TSS = 200 mg/l TSS = 200 mg/l
CO = ……..
Nox = ……
Pb = ……..
TSP / Debu = ……
Tidak ada
masalah
TABEL PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADI SOEMARMO
LAPORAN : SEMESTER I
PERIODE : JANUARI s/d JUNI 2017
TAHAP : PASCA KONTRUKSI (OPERASIONAL)
1. Kualitas - Pergerakan, Landing - Kualitas udara - Kep MENLH No: 49 / 1996 - Membuat Buffer Zone/Green - Memperhatikan dan - Pengamatan visual - - - - - Hasil pengukuran
udara, dan dan Takeoff Pesawat di sekitar tentang Baku Tingkat Barrier disekitar bandara. mengamati adanya 6 bulan sekali masih dibawah baku mutu
kebisingan Terbang, kendaraan bandara Getaran keluhan dan tanggapan tidak ada keluhan masya
bermotor pengantar dan - Kebisingan - Kep MENLH No: 48 / 1996 - Menerapkan tata ruang sekitar dari masyarakat - Mengadakan peng rakat sekitar
penjemput penumpang, disekitar tentang Baku Tingkat bandara dengan sekitar bandara ukuran 1 tahun dua
kendaraan proyek tol bandara Kebisingan mempertimbangkan batas - kali (semester I&II )
Solo-Mantingan - SKEP Ditjen Hubud batas kawasan kebisingan - Melakukan pengukuran
No. 109/VI/2000 tentang (BKK) dan kawasan keselamatan bekerja sama dengan
pembuatan BKK di sekitar operasi penerbangan (KKOP)> Dinas Kesehatan
Bandara. Pelabuhan
- Peraturan Pemerintah
No 41/1999 tentang
Pengendalian Pencemaran
Udara
- Kep Gub Jateng No.8
tahun 2001 tentang baku
mutu kualitas udara
2 Kualitas Air - Peningkatan jumlah - Kualitas air - PP No. 82 / 2001 - Saluran Drainage sebagai - Pengukuran dan analisis - Dilakukan setiap - - - - - Tidak adanya dampak
Permukaan dan pengoperasian utilitas permukaan tentang Pengelolaan pengendali banjir. contoh air sungai 6 bulan sekali. pencemaran.
Tanah bandara. Air larian dan kualitas air dan pengendalian
air limbah bandara pencemaran air
- Kep.Men.Kes.RI
- Sisa-sisa sampah di - Kualitas Air no.304/MENKES/PER/IV/ - Pembuatan TPS ( bak sampah ) - Pengukuran dan analisis - Dilakukan setiap - - - - - Tidak terdapat kandu
sekitar sumber air Tanah 1989, ttg. Persyaratan/kes. contoh air sumur 3 bulan sekali. ngan bakteri maupun
rumah makan & Restoran - Penghijauan disekitar sumber kadar kimia yang mem
& juklak. air. bahayakan.
3 Sosekbud dan Pelayanan Penumpang - Kondisi Sosial - Peningkatan pendapatan - Melibatkan masyarakat untuk - Mengamati aktifitas Pertemuan dengan Tidak ada - - - Terbentuknya sistem
Kesmas dan jasa penerbangan Ekonomi dan dan kesejahteraan menjadi tenaga kerja ekonomi masyarakat masyarakat sekitar masalah pengamanan swakarsa
kesehatan masyarakat di sekitar operasional bandara yang terkait dengan bandara diadakan yg melibatkan masya
masyarakat bandar udara - Menyediakan lahan untuk operasional bandara setiap 6 bulan sekali rakat sekitar (diberikan
- Pemberantasan sumber pertanian. - Adanya keluhan dan lahan garapan sekitar
penyakit - Membina dengan cara swakarsa. tanggapan masyarakat bandara / lahan tidak
produktif).
- Melaksanakan Fogging di - Mengamati apakah Tiap 3 bulan sekali - - - - - Adanya kepedulian
wilayah RT sekitar bandara adanya penyebaran terhadap kesehatan
penyakit DB masyarakat sekitar
bandara.
4 Gangguan - Adanya aktifitas - Keselamatan - Adanya gangguan - Membuat/memperbaharui - Pengamatan terhadap Pengawasan -
Keselamatan masyarakat didaerah Operasi Keselamatan Operasi rambu-rambu larangan. masyarakat yang Keamanan
Operasi Runway 08 dijadikan Penerbangan. Penerbangan - Menempatkan petugas beraktifitas didaerah
Penerbangan tempat rekreasi security airport disaat jam RW 08
(menonton pesawat). penerbangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Perubahan Tata - Pengoperasian pesawat - Tata Ruang - KM hub No.92/1993 - Pengendalian dan Pengawasan - Mengamati dan mendeteksi Pengamatan visual - * Tidak ada
Ruang dan Tata - Pelayananan penumpang Wilayah. tentang kebisingan peruntukkan tanah peruntukan lahan sesuai setiap sebulan masalah yang
guna tanah dan jasa - Peruntukan Tata - KM hub No. 214/AV.403/ di sekitar bandara sesuai dengan tata guna lahan sekali signifikan
Guna Lahan Phb-87 tanggal 19 dengan KKOP dan BKK
September 1987 tentang
KKOP
6 Limbah Padat - Pengoperasian - Kualitas Udara PP.No.41 1999 tentang -Pengelolaan sampah yang - Melakukan pengawasan - Pengawasan visual - Tidak ada masalah
Pesawat - Kualiatas Air pengendalian pencemaran teratur dengan cara terhadap petugas cleaning setiap hari. terhadap kualitas
- Kegiatan usaha/ Tanah udara mengumpulkan dan memisahkan yang menangani sampah, udara sekitar maupun
Catering sampah yang bisa didaur baik proses pemilahannya air bersih.
ulang dengan yang tidak bisa maupun proses
didaur ulang, sampah yang tidak pembuangannya.
bisa didaur ulang dikumpulkan
di bak sampah yang disediakan
lalu dibuang ke TPA oleh DKP
setempat setiap 2 minggu
.
= LOKASI PENGUKURAN KUALITAS UDARA
PENGUKURAN KEBISINGAN