Makalah MPS
Makalah MPS
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena,
berkat limpahan dan rahmat-Nya, kami selaku penyusun dapat
menyelesaikan laporan hasil peninjauan k3 ini guna mengetahui sebagai
pembelajaran dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Patient
Safety. Laporan ini dibuat sebagai laporan pertanggung jawaban terhadap
peninjaun observasi selama waktu tugas diberikan.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………1
DAFTAR ISI………………………………………………………………...……2
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.3 GRAVEL……………………………………………………..………..7
3.1 KESIMPULAN……………………………………………..…………9
3.2 SARAN…………………………………………………..……………9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..…………….10
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
DJKN merincikan APBN yang diinvestasikan dibagi dalam tiga
pembiayaan. Pertama, penanaman modal negara (PMN) dan nontunai
kepada Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) berupa lahan
dan pembiayaan pembangunan infrastruktur dasar senilai Rp 1,3 triliun.
Kedua, pengalokasian APBN melalui anggaran Kementerian/Lembaga
(K/L) digunakan pembangunan sarana dan prasarana sekitar sirkuit
Mandalika sebesar Rp 1,18 triliun.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian
Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan anggaran sebesar Rp 21,25 miliar.
Adapun anggaran itu digunakan berbagai keperluan mulai dari
pembangunan halte bus, penerangan jalan umum, hingga rekayasa lalu
lintas selama gelaran balapan motor tersebut berlangsung.
Sementara itu pembiayaan APBN yang ketiga adalah pemberian
fasilitas kepabeanan dan perpajakan impor barang modal dalam rangka
pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika senilai Rp
12,75 miliar. Selain itu, DJKN juga memberikan kemudahan prosedural
kepabeanan dan perpajakan di kawasan KEK Mandalika.
4
1.3 Manfaat
Dengan adanya laporan observasi ini, diharapkan dapat menambah
wawasan para pembaca agar lebih memperhatikan keselamatan dan
Kesehatan kerja dalam dunia kerja, dan juga dapat digunakan sebagai
referensi bagi penulis lain yang berhubungan dengan K3.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.3 Gravel
Grevel adalah suatu hal yang perlu di perhatikan dalam pembangunan
sirkuit dan sangat fatal jika tidak benar² standar dalam aturan.
Mengapa grevel sirkuit di Mandalika menjadi perhatian di karenakan
masih sangat minim grevel pelambat jatuh pasien di sirkuit Mandalika hal
ini sangat perlu di perhatikan di karenakan jika tidak ada grevel perlambat
jatuh akan meluncur jatuh sangat keras dan resiko untuk membentur pagar
pembatas.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas
dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhimya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat
mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan
yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Pada dasarnya UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi
berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi
berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi
tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhuk mendapatkan
perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk
kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
Dan dari hasil survey penulis menunjukkan bahwa perlu adanya
peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang mundukung akan
pentingnya pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada waktu melakukan
pembangunan drainase.
Dari hasil Analisa Resiko Sistem Manajemen Kesehatan dan
keselamatan kerja Pada Pelaksanaan pembangunan drainase di Luwu
Timur ini maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
8
1. Faktor resiko sebagai dampak tidak diterapkan sistem manajemen
pasient safety pada sirkuit mandalika
2. Berdasarkan pelaksanaanya Faktor resiko sebagai dampak tidak
diterapkan sistem MPS, dari segi resiko pekerjaan masih kurang
kesadaran dari para pekerja dalam memperhatikan resiko kecelakan
kerja di lapangan.
3.2 Saran
Mempertahankan dan meningkatkan penerapan Sistem Manjemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang telah berjalan dilokasi.
Peningkatan intensitif terhaap pekerja di lingkungan untuk memacu
kebiasan yang aman, misalnya, dengan pemberian penghargaan kepada
pekerja dalam hal pemakaian APD dan ketaatan dalam mematuhi
peraturan K3 serta dikenakan sangsi untuk segala pelanggaran aturan.
Dibutuhkannya campur tangan pemerintah sebagai pengontrol dan
pemberi sanksi bagi perusahan yang mengabaikan masalah sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja sehingga menimbulkan
perhatian dan kesadaran dari pihak perusahaan maupun pekerja untuk
menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja tersebut
sehingga sangat penting dibutuhkannya campur tangan pemerintah.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
amp.kompas.com/otomotif/read/2022/02/14/164028215/usai-tes-pramusim-bos-
dorna-bicara-kelebihan-dan-kekurangan-sirkuit&ved= , Diakses pada 22 Maret
2022 Pukul 19.50
10