Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap daerah pasti memiliki makanan atau cenderamata khas yang biasa
dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan. Secara tidak langsung, oleh-oleh menjadi
ciri khas suatu daerah sekaligus bisa menjadi sarana promosi daerah asalnya.
Kabupaten tabalong merupakan salah satu kabupaten yang perkembangannya
cukup pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Kabupaten Tabalong
mempunyai banyak tempat-tempat wisata baik wisata alam, wisata budaya,
wisata sejarah, maupun wisata kuliner. Dengan peran serta dari pemerintah
Kabupaten Tabalong dalam mengadakan pembangunan dan pelestarian
terhadap obyek-obyek wisata tersebut membuat semakin banyak wisatawan
berkunjung ke kabupaten Tabalong untuk memlihat keindahan obyek wisata
yang ada disana. Biasanya wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata
kemungkinan besar akan membeli souvenir atau cinderamata untuk
mengingatkan mereka tentang pengalaman perjalanan yang pernah mereka
lakukan (Jansen-Verberke, 1998).
Kabupaten Tabalong mempunyai Toko cendera mata yang menyediakan
berbagai souvenir atau cendera mata khas daerah tabalong. Nama dari toko
cendera mata tersebut adalah Pusat Oleh – Oleh Khas Tabalong (POKTA)
tempatnya di Jalan Ir. P.H.M Noor Kecamatan Tanjung Kabaputen Tabalong
kode pos 71513. Pusat Oleh – Oleh Khas Tabalong (POKTA) menyediakan
berbagai hasil daerah yang di produksi dari usaha kelas menengah ( UKM)
yang ada di tabalong, yang mana produknya merupakan khas dari daerah
Tabalong. Dengan adanya POKTA ini memudahkan para wisatawan dapat
membeli berbagai jenis cendera mata untuk di bawa pulang ke daerahnya
masing-masing sebagai buah tangan dan kenang-kenangan. Sehingga setiap
melihat souvenir atau cendera mata tersebut orang- orang akan mengetahui
bahwa benda tersebut berasal dari Kabupaten Tabalong yang mempunyai
berbagai macam khas daerah yang menarik.

HUKUM & ETIKA BISNIS 1


1.2 Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang maka dalam penelitian ini mengangkat
beberapa permasalahan antara lain :
a. Bagaimana strategi pemasaran Pusat Oleh – Oleh Khas Tabalong
(POKTA) ?
b. Faktor apa saja yang menghambat strategi pemasaran di POKTA ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diharapkan peneliti dapat
mengetahu antara lain :
a. Mengetahui bagaimana strategi pemasaran Pusat Oleh – Oleh Khas
Tabalong (POKTA)
b. Mengetahui faktor apa saja yang menghambat strategi pemasaran di
POKTA

HUKUM & ETIKA BISNIS 2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan
perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan
kelangsungan hidup untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Pemasaran
juga merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk
itu kegiatan pemasaran harus dapat memberikan kepuasan konsumen jika
perusahaan tersebut menginginkan usahanya tetap berjalan terus atau
menginginkan konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap
perusahaan. Definisi pemasaran menurut William J. Stanton yang dikutip
oleh Swastha dan Handoko (2000: 4) : Pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatankegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa
yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial. Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 19) : “adalah
proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan
menukarkan produk yang bernilai satu sama lain”. Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa pemasaran mempunyai arti yang lebih luas daripada
penjualan, pemasaran mencakup usaha perusahaan yang ditandai dengan
mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan
harga produk yang sesuai, menentukan cara promosi dan penjualan produk
tersebut. Jadi, pemasaran juga merupakan kegiatan saling berhubungan
sebagai suatu system untuk menghasilkan laba.
2.2 Tujuan Pemasaran
Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan pemasaran,
artinya laba dapat diperoleh melalui pemuasan konsumen. Laba dapat
membuat perusahaan tumbuh dan berkembang, menggunakan kemampuan
yang lebih besar kepada konsumen serta memperkuat kondisi perekonomian.

HUKUM & ETIKA BISNIS 3


Laba merupakan tujuan umum dari perusahaan. Tujuan pemasaran
merupakan wujud rencana yang terencana yang terarah di bidang pemasaran
untuk memperoleh suatu hasil yang optimal.
2.3 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau
segmen pasar yang di jadikan target oleh perusahaan. Definisi strategi
pemasaran adalah sebagai berikut:“strategi pemasaran adalah logika
pemasaran yang digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar unit bisnis
dapat mencapai tujuan perusahaan”(Kotler, 2001: 76). Merancang strategi
pemasaran yang kompetitif dimulai dengan melakukan analisis terhadap
pesaing. Perusahaan membandingkan nilai dan kepuasan pelanggan dengan
nilai yang diberikan oleh produk, harga, promosi dan distribusi (marketing
mix) terhadap pesaing dekatnya. Menurut Radiosunu (2001: 27), strategi
pemasaran didasarkan ataslima konsep strategi berikut:
a. Segmentasi pasar. Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang
mempunyai kebutuhan, kebiasaan membeli dan reaksi yang berbeda-beda.
Perusahaan tak mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli.
Karena itu perusahaan harus mengkelompok-kelompokkan pasar yang
bersifat heterogen ke dalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen
b. Market positioning. Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar
keseluruhan. Maka prinsip strategi pemasaran kedua adalah memilih pola
spesifik pemusatan pasar yang akan memberikan kesempatan maksimum
kepada perusahaan untuk mendapatkan kedudukan yang kuat. Targeting
adalah strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan sasaran penjualan.
c. Marketing mix strategy. Kumpulan variabel-variabel yang dapat
digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.
d. Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pembeli adalah
variabelvariabel yang berhubungan dengan product, place, promotion dan
price (4P).
e. Timing strategy. Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan produk
merupakan hal yang peru diperhatikan.

HUKUM & ETIKA BISNIS 4


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Strategi Pemasaran Pusat Oleh – Oleh Khas Tabalong (POKTA)


Pada pertengahan tahun 2015 para UKM yang ada di daerah Tabalong
ini berkumpul untuk membuat wadah agar produk-produk yang mereka
hasilkan mempunyai tempat pusat untuk menjual kepada para pembeli atau
wisatawan. Pada mulanya wadah ini berbentuk koperasi, hingga pada
akhirnya terbentuknya Pusat Oleh – Oleh Khas Tabalong (POKTA) pada
pertengahan tahun 2015. Pusat oleh – oleh khas tabalong ini dahulunya di
bina oleh Dinas dan dananya juga dibantu oleh Perusahaan Adaro.
Perusahaan Adaro juga membantu peralatan-peralatan produksi untuk
memudahkan para UKM memproduksi barang yang akan dititipkan di
POKTA ini. Ketua POKTA adalah bapak Saroyo, S. Hut., M.M beliau juga
merupakan dosen di STIA Tabalong, manajer yang ada di POKTA adalah ibu
Tri Sukartini, dan karyawannya ada bapak Rizal Pahlevi. Pada akhir tahun
2016 bangunan POKTA di renovasi menjadi lebih besar dan menarik.
Renovasi ini diharapkan agar para pembeli atau wisatawan lebih tertarik lagi
untuk membeli cendera mata khas daerah tabolah di POKTA ini.
Pusat Oleh – Oleh Khas Tabalong melakukan promosi melalui radio,
TV Tabalong, media sosial (instagram). Jadi usaha yang dilakukan POKTA
dalam menarik pelanggan adalah dengan melakukan promosi-pormosi
melalui media sosial maupun alat-alat komunikasi seperti televisi dan radio.
POKTA hanya melayani pemesanan secara langsung belum menggunakan
sistem online. POKTA juga melakukan pengiriman barang jika barang yang
dipesan dalam jumlah banyak dan diluar daerah kabupaten Tabalong. Jika
pada acara-acara tertentu yang berkaitan dengan daerah Tabalong POKTA
juga menerima pesanan dari pihak panitia untuk memberikan oleh-oleh atau
cendera mata kepada tamu-tamu dari luar daerah sebagai buah tangan khas
dari daerah Tabalong.

HUKUM & ETIKA BISNIS 5


Di POKTA menggunakan sistem konsinyasi atau sistem penitipan
barang. Jadi para UKM yang menitipkan produksi yang di olah nya baik itu
berupa makanan, kain, kerjinan baju, souvenir dan lain sebagainya di Pusat
Oleh – Oleh Khas Tabalong ini. Syarat penitipannya adalah produk yang akan
dititipkan sudah ada identitasnya dan memenuh peraturan yang di berlakukan
seperti kemasan plastik ukurannya 0,8, ada mereknya, dan lain sebagainya.
Untuk keuntungan pihak POKTA dan UKM sepakat untuk produk yang
harganya di bawah Rp. 20.000,- maka pihak POKTA mengambil keuntungan
Rp. 2000,- perproduk. Untuk Produk di atas Rp. 20.000,- maka pihak
POKTA mengambil keutungan 10% dari produk tersebut, uang produk akan
di cairkan atau di berikan kepada para UKM.
Apabila produk yang dititipkan di POKTA sudah laku atau di beli
pembeli. Jika produk makanan mendekati tanggal tidak luarsa maka Pihak
POKTA menghubungi serta mengembalikan produk ke pihak UKM jika
produknya sudah tidak luarsa dan diganti dengan produk yang baru.
Perjanjian ini sudah disepakati antara POKTA dan para UKM.
Para UKM juga meningkatkan inovasi dan pengembangan produk,
dengan melakukan penyesuaian trend pada saat ini , menciptakan produk
yang mengingatkan orang bahwa barang tersebut merupakan ikon dari daerah
Tabalong serta mempertahankan ciri khas, keunikan, dan kearifan lokal
sebagai unsur daya saing. Hal itu bisa diciptakan dengan memperhatikan
etnik, adat budaya, sumber daya alam (SDA) dan pemanfaatan bahan lokal
sebagai dasar dalam pembuatan produk. Sehingga para pembeli atau
wisatawan yang berkunjung ke Tabalong tertarik dengan produk-produk khas
daerah Tabalong.
3.2 Faktor yang menghambat strategi pemasaran di POKTA
Pusat Oleh – Oleh Khas Tabalong melakukan promosi melalui radio,
TV Tabalong, media sosial (instagram). Jadi usaha yang dilakukan POKTA
dalam menarik pelanggan adalah dengan melakukan promosi-pormosi
melalui media sosial maupun alat-alat komunikasi seperti televisi dan radio.

HUKUM & ETIKA BISNIS 6


Disamping itu terdapat faktor-faktor yang menghambat strategi
pemasaran pada pusat oleh-oleh khas Tabalong, sebagai berikut :
a. Melalui media radio
Tidak semua kalangan masyarakat suka mendengarkan radio, apalagi
dizaman yang sudah modern ini.
b. Melalui media TV
Promosi POKTA menggunakan channel TV Tabalong. Namun, tidak
semua daerah yang dapat mengakses channel tersebut hanya daerah
tertentu saja yang bisa mengaksesnya.
c. Belum menggunakan media online dalam pemesanan produk
Pihak POKTA hanya menggunakan media online sebagai promosi,
tetapi tidak melayani pemesanan produknya secara online.

HUKUM & ETIKA BISNIS 7


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Strategi Pemasaran Pusat Oleh – Oleh Khas Tabalong (POKTA) adalah
melakukan promosi dengan radio, TV Tabalong, media sosial
(instagram) dan dengan sistem konsinyasi atau system. POKTA juga
mempromosikan oleh – oleh khas daerah tabalong ketika ada acara-
acara di kabupaten Tabalong agar para wisatawan atau orang dari luar
Tabalong tertarik dengan produk khas daerah Tabalong.
b. Faktor yang menghambat strategi pemasaran di POKTA kurang nya
sisem promosi dan belum menggunakan alat tekhnologi yang canggih
dalam melayani konsumen sehingga strategi pemasarannya kurang
efektif.
4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang


dapat peneliti berikan antara lain :
a. Sebaiknya POKTA lebih mempromosikan lagi produk-produknya, agar
masyarakat mengetahui aneka macam oleh-oleh khas daerah Tabalong,
serta meningkatkan inovasi dan pengembangan produk, dengan
melakukan penyesuaian trend pada saat ini , menciptakan produk yang
mengingatkan orang bahwa barang tersebut merupakan ikon dari daerah
Tabalong serta mempertahankan ciri khas, keunikan, dan kearifan lokal
sebagai unsur daya saing. Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten
Tabalong juga merasa tertarik dengan produk-produk khas daerah
Tabalong
b. Perlunya menggunakan teknologi yang canggih dalam mempromosikan
produk, seperti membuat website Pusat Oleh-Oleh Khas Tabalong
sehingga masyarakat dengan mudah melihat aneka produk dan macam-
macam informasi mengenai produk tersebut, serta dengan teknologi
yang canggih maka proses pemasaran dan pelayanan menjadi lebih
mudah.

HUKUM & ETIKA BISNIS 8


DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. “Pengertian, Konsep, Defenisi Pemasaran dan Strategi Pemasaran”.


21 April 2018. http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-
konsep,definisi,pemasaran-dan-strategi-pemasaran/amp/

Wikipedia.”Cendera Mata”. 21 April 2018.


https://id.m.wikipedia.org./wiki/Cendera-mata

HUKUM & ETIKA BISNIS 9

Anda mungkin juga menyukai