Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan


kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan,
kesempatan serta pengetahuan kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan Makalah tentang persamaan garis lurus.
Dalam kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Lenny Marlina, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika yang
telah memberikan pengarahan dalam penyusunan makalah ini.
2. Teman – teman kelas VIII. B yang telah memberikan dukungan dalam
penyusunan makalah.

Penulis menyadari bahwa Makalah tentang persamaan garis lurus ini masih
memiliki banyak sekali kekurangan di dalamnya, sehingga dalam
kesempatan kali ini juga penulis bermaksud untuk meminta saran dan
masukan dari semua pihak demi terciptanya makalah tentang persamaan
garis lurus yang lebih baik lagi. Penulis juga berharap agar makalah tentang
persamaan garis lurus yang telah penulis susun ini bisa bermanfaat bagi
rekan-rekan siswa dan para pembaca.

Bekasi, 22 Oktober 2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ 1


DAFTAR ISI ............................................................................................... 2
BAB I PERSAMAAN GARIS LURUS ..................................................... 3
A. DEFINISI GARIS LURUS .............................................................. 3
B. GRADIEN ........................................................................................ 3
C. MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS LURUS ......................... 7
BAB II SEGITIGA ..................................................................................... 10
A. DEFINISI SEGITIGA ...................................................................... 10
B. JENIS SEGITIGA ............................................................................ 10
C. DALIL PHYTHAGORAS ............................................................... 11
BAB III BANGUN DATAR ...................................................................... 12
A. DEFINISI BANGUN DATAR......................................................... 12
B. JENIS BANGUN DATAR ............................................................... 12
BAB IV PENUTUP .................................................................................... 15
A. KESIMPULAN ................................................................................ 15
B. LATIHAN SOAL ............................................................................. 19
C. PEMBAHASAN ............................................................................... 20
D. KATA PENUTUP ............................................................................ 21
LAMPIRAN ................................................................................................ 21

2
BAB I
PERSAMAAN GARIS LURUS

A. DEFINISI GARIS LURUS


Garis adalah salah satu objek elementer dalam matematika, khususnya geometri.
Karena merupakan objek elementer, garis biasanya tidak didefinisikan. Garis lurus adalah
garis yang menghubungkan dua titik dengan jarak yang terdekat. Sebelum memahami
garis lurus lebih jauh, maka akan dibahas Koordinat kartesius terlebih dahulu.

1.1 Koordinat Cartesius


Koordinat cartesius dalam hal ini adalah kerangka acuan dari setiap objek
geometri 2 dimensi. Perhatikan gambar 3.1, gambar tersebut menunjukkan bidang
koordinat cartesius yang memiliki sumbu mendatar (sumbu x) dan sumbu tegak (sumbu
y). Titik potong kedua sumbu tersebut dinamakan titik asal atau titik koordinat. Pada
gambar 3.1 titik pusat koordinat ditunjukkan oleh titik O (0,0) .

B. GRADIEN
2.1 Pengerian Gradien
Salah satu komponen yang penting dalam garis lurus adalah kemiringan garis atau
biasa disebut gradien. Gradien merupakan perbandingan antara jarak vertikal dengan
jarak horizontal dari dua buah titik yang dilalui garis lurus. Menghitung gradien akan
lebih mudah dilakukan jika garis diletakkan pada koordinat cartesius.
2.2 Perhitungan gradien
a) Menghitung gradien pada persamaan garis y = mx
Gradien suatu garis dapat ditentukan melalui perbandingan antara ordinat dan
absis sehingga dapat ditulis sebagai berikut :

3
b) Menghitung garis pada persamaan garis y = mx + c
Sama halnya dengan perhitungan gradien pada persamaan garis y = mx.
Perhitungan pada garis y = mx + c dilakukan dengan cara menentukan nilai konstanta
didepan variabel x.
c) Menghitung gradien pada persamaan garis ax + by + c = 0
Sama dseperti sebelumnya, gradient pada persamaan garis ax + by + c = 0 dapat
ditentukan dengan cara mengubah terlebih dahulu persamaan garis tersebut kedalam
bentuk
y = mx + c. Kemudian nilai gradient diperoleh dari nilai konstanta m didepan variabel x.
d) Menghitung gradient pada garis yang melalui dua titik

Grafik 1
Perhatikan grafik 1. Garis l melalui dua titik yaitu titik A (x1, y1) dan titk B (x2, y2).
gradien dinotasikan dengan m garis l dihitung dengan rumus
2.3 Sifat-sifat Gradien
a) Gradient garis yang sejajar dengan sumbu x

4
Pada gambar 3.7 garis k melalui titik A (-1, 2) dan B (3, 2). Garis tersebut sejajar dengan
sumbu x. Gradient garis k dapat dihitung dengan cara sebagai berikut
Untuk titik A (-1, 2) maka 𝑥1=−1, 𝑦1=2
Untuk titik B (3, 2) maka 𝑥2=3 , 𝑦2=2
𝑦2−𝑦1 2−2 0
m= = = =0
𝑥2−𝑥1 3−(−1) 4
Jadi, gradiennya adalah 0
Perhitungan tersebut memperjelas tentang gradien garis yang sejajar dengan sumbu x
nilai gradiennya adalah nol.
b) Gradien garis yang sejajar dengan sumbu y

Pada gambar 3.8 garis l yang melalui titik C (1, 3) dan D (1, -1) letaknya sejajar dengan
sumbu y. gradien l dapat dihitung dengan cara sebagai berikut
Untuk titik C (1, 3) maka 𝑥1=1 , 𝑦1=3
Untuk titik D (1, -1) maka 𝑥2=1 , 𝑦2=−1
𝑦2−𝑦1 −1−3 −4
m= = = =~
𝑥2−𝑥1 1−1 0
Jadi, gradiennya adalah tak terhingga
Perhitungan tersebut memperjelas tentang gradien garis yang sejajar dengan sumbu y
tidak memiliki gradient.
c) Gradient dua garis yang sejajar

5
Pada gambar 3.8 garis k dan l adalah garis yang sejajar.
- Garis k melalui titik A (-2, 0) dan B (0, 2) gradient k dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut
Untuk titik A (-2, 0) maka 𝑥1=−2, 𝑦1=0
Untuk titik B (0, 2) maka 𝑥2=0 , 𝑦2=2
𝑦2−𝑦1 2−0 2
m= = = =1
𝑥2−𝑥1 0−(−2) 2
Jadi, gradiennya adalah 1
- Garis l melalui titik C (0, -1) dan D (1, 0) gradient l dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut
Untuk titik C (0, -1) maka 𝑥1=0 , 𝑦1=−1
Untuk titik D (1, 0) maka 𝑥2=1 , 𝑦2=0
𝑦2−𝑦1 0−(−1) 1
m= = = =1
𝑥2−𝑥1 1−0 1
Jadi, gradiennya adalah 1
Perhitungan tersebut memperjelas tentang gradient garis yang sejajar memiliki gradient
yang sama.
d) Gradient dua garis yang tegak lurus

Pada gambar 3.10 garis k dan l adalah garis yang tegak lurus.
- Garis k melalui titik C (3, 0) dan D (0, 3) gradient k dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut
Untuk titik C (3, 0) maka 𝑥1=3 , 𝑦1=0
Untuk titik D (0, 3) maka 𝑥2=0 , 𝑦2=3
𝑦2−𝑦1 3−0 3
𝑚𝐶𝐷 = = = = −1
𝑥2−𝑥1 0−3 −3
Jadi, gradiennya adalah –1
- Garis l melalui titik A (-1, 0) dan B (0, 1) gradient l dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut

6
Untuk titik A (-1, 0) maka 𝑥1=−1, 𝑦1=0
Untuk titik B (0, 1) maka 𝑥2=0 , 𝑦2=1
𝑦2−𝑦1 1−0 1
𝑚𝐴𝐵 = = = =1
𝑥2−𝑥1 0−(−1) 1
Jadi, gradiennya adalah 1
Hasil kali dua gradient tersebut adalah 𝑚𝐴𝐵 x 𝑚𝐶𝐷 = 1 x -1 = -1
Perhitungan tersebut memperjelas tentang hasil kali antara dua gradient dari garis yang
saling tegak lurus adalah -1

C. MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS LURUS


Persamaan garis lurus menyatakan titik-titik yang dilalui oleh suatu garis lurus.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bentuk y = mx merupakan bentuk parsamaan garis
lurus sederhana. Dikatakan bentuk sederhana karena garis yang dibentuk oleh persamaan
garis tersebut selalu melalui titik pusat koordinat.
Bentuk umum dari persamaan garis lurus adalah
Persamaan garis ini hampir sama dengan bentuk sederhananya namun diberi tambahan
konstanta (dengan lambang c). hal ini menunjukkan bahwa garis yang dibentuk oleh
persamaan garis tersebut tidak akan melalui titik O (0, 0).
3.1 Menentukan persamaan garis dari gradient dan titik koordinat

Pada gambar 3.11 menunjukkan sebuah garis k pada bidang koordinat cartesius. Garis tersebut
memulai titik A (𝑥1, 𝑦1 ) dan tidak melalui titik pusat koordinat sehingga persamaan garis pada
gambar 3.11 dapat ditulis 𝑦1= 𝑚𝑥1 + 𝑐…(1) Adapun bentuk umum persamaan garis yang tidak
melalui titik pusat koordinat diitulis y = mx + c…(2)
Jadi ditentukan selisih dari persamaan (2) dan persamaan (1) maka diperoleh :

7
Selanjutnya diperoleh rumus umum untuk menentukan persamaan garis jika diketahui gradient
dan titik koordinat yaitu
3.2 Menentukan persamaan garis yang melalui dua titik
Cara untuk menentukan persamaan garis yang melalui dua titik hampir sama dengan
rumus umum yang telah dipelajari sebelumnya. Perhatikan uraian berikut :
 y - 𝑦1= m (x- 𝑥1 ) adalah rumus umum persamaan garis dari gradient dan titik
koordinat

Jadi, rumus untuk menentukan persamaan garis yang melalui dua titik koordinat adalah

3.3 Menentukan koordinat titik potong dari dua garis lurus

Pada gambar 3.12 terdapat dua garis dalam dalam bidang koordinat yaitu garis k dan l.
dalam gambar 3.12 (a) kedua garis tersebut sejajar. Adapun pada gambar 3.12 (b) kedua
garis tersebut tidak sejajar sehingga keduanya berpotongan pada suatu titik yaitu titik A
(𝑥1, 𝑦1) jadi titk potong dapat dicari dari dua garis yang tidak sejajar. Cara menentukan
koordinat titik potong dari dua persamaan garis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
cara menggambar (cara grafik) dan cara subsitusi.

8
a) Cara grafik
Dengan cara ini, dua persamaan garis digambar kedalam bidang koordinat
cartesius sehingga koordinat titik potong kedua garis tersebut dapat dilihat dari gambar.

Contoh soal

b) Cara subsitusi
Dengan cara subsitusi, salah satu variabel dari persamaan garis yang diketahui
dimasukkan (disubsitusikan) kedalam variabel yang sama dari persamaan garis yang lain.

9
BAB II
SEGITIGA

A. DEFINISI SEGITIGA
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga garis dan memiliki 3 titik sudut.

Unsur-unsur segitiga
1. Tiga ruas garis, yaitu AB, BC dan AC
2. Tiga titik sudut, yaitu sudut A, B dan C
3. Tinggi segitiga, yaitu t
4. Jumlah ketiga sudut adalah 180°
Jadi, sudut A+B+C = 180°
Luas segitiga = ½ × alas × tinggi
= ½ × AB × CD
Keliling segitiga = jumlah sisi-sisi
= AB + BC + AC

B. JENIS SEGITIGA
Berdasarkan panjang sisi-sisinya, segitiga dibagi menjadi 3, yaitu :
JENIS SEGITIGA GAMBAR CIRI-CIRI
Segitiga sama sisi  Panjang sisi
AB=BC=CA
 <A=<B=<C=60°
 Memiliki 3 sumbu
simetri
Segitiga sama kaki  Panjang sisi AC=AB
 <B = <C
 Memiliki 1 sumbu
simetri
Segitiga sembarang  Panjang sisi tidak sama
 Besar sudut tidak sama
 AB≠BC≠AC

10
Berdasarkan besar sudutnya, segitiga dibagi menjadi 3, yaitu :
GAMBAR JENIS DAN DEFINISI
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah
satu sudutnya siku-siku 90°.

Segitiga lancip adalah segitiga yang masing-


masing sudutnya kurang dari 90°.

Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah


satu sudutnya lebih dari 90°.

C. DALIL PYTHAGORAS
Pada segitiga siku-siku, berlaku dalil Pythagoras yaitu :
Kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat dari kedua sisi penyikunya.
Perhatikan gambar segitiga siku-siku berikut!
Segitiga ABC siku-siku di A
AB = Sisi penyiku datar
AC = Sisi penyiku tegak
BC = Sisi miring (hipotenusa)
Berdasarkan dalil Pythagoras :
BC² = AC² + AB² atau a² = b² + c²
Dari dalil pythagoras dalam segitiga siku-siku, kita dapat menentukan sisi-sisi
segitiga dengan tripel Pythagoras.
Tripel Pythagoras adalah tiga pasang bilangan yang memenuhi dalil Pythagoras.
Contoh tripel Pythagoras :
a. 3, 4, 5 dan kelipatannya
b. 5, 12, 13 dan kelipatannya
c. 7, 24, 25 dan kelipatannya

11
BAB III
BANGUN DATAR

A. DEFINISI BANGUN DATAR


Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau
lengkung.

B. JENIS BANGUN DATAR


JENIS BANGUN, CIRI-CIRI & DEFINISI RUMUS LUAS &
KELILING
PERSEGI (BUJUR SANGKAR/ SQUARE) Luas Persegi
Persegi adalah bangun datar yang memiliki Luas=sisi x sisi = s²
empat buah sisi yang sama panjang.

Keliling Persegi
a. Memiliki 4 sisi yang sama panjang (AB=BC=CD=AD) Kel= 4 × sisi= 4s
b. Memiliki 4 sudut (<A, <B, <C, <D)
c. Memiliki 4 sudut siku-siku (<A=<B=<C=<D=90°)
d. Memiliki 2 pasang sisi sejajar (AB//DC, AD//BC)
e. Memiliki 2 garis diagonal yang saling berpotongan tegak lurus
dan sama panjang, yaitu AC dan BD
f. Memiliki 4 sumbu simetri, yaitu AC, BD, EG, dan FH
g. Memiliki simetri putar tingkat 4
h. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 8 cara
PERSEGI PANJANG (RECTANGLE) Luas Persegi Panjang
Persegi panjang adalah bangun datar yang Luas= panjangxlebar
dibatasi oleh 4 sisi dimana sisi-sisi yang =pxl
berhadapan sama panjang dan sejajar.
a. Memiliki 2 pasang garis sejajar dan sama panjang
 AB= DC dan AB//DC
Keliling Persegi
 BC= AD dan BC//AD
b. Memiliki 4 sudut siku-siku, yaitu (<A=<B=<C=<D=90°) Panjang
c. Memiliki 2 garis diagonal yang sama panjang, yaitu AC dan Kel= 2 x (p + l)
BD
d. Memiliki 2 sumbu simetri, yaitu EG dan HF
e. Memiliki simetri putar tingkat 2
f. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 4 cara

12
JAJARGENJANG (RHOMBUS) Luas Jajargenjang
Jajargenjang adalah bangun datar yang Luas= alas x tinggi
dibatasi oleh 4 sisi dimana sisi-sisi yang =AB x t
berhadapan sama panjang dan sejajar, tetapi
sisi-sisinya tidak saling tegak lurus. Keliling jajargenjang
a. Memilki 4 sisi, dimana sisi yang berhadapan sama panjang dan Kel=AB+BC+CD+DA
sejajar
 AB=DC dan AB//DC
 AD=BC dan AD//BC
b. Memiliki 2 garis diagonal yang panjangnya tidak sama,
AC≠BD
c. Tidak memiliki sumbu simetri
d. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 2 cara

LAYANG-LAYANG Luas Layang-layang


Layang-layang adalah bangun datar segi empat Luas= ½ x 𝐷1 x 𝐷2
yang dibentuk oleh dua segitiga sama kaki yang = ½ x AC x BD
alasnya sama panjang dan berimpit.

a. Memiliki 4 sisi dengan 2 pasang sisi sama panjang, yaitu Keliling Layang-
AB=BC dan AD=CD
layang
b. Memiliki 2 garis diagonal yang berpotongan tegak lurus dan
tidak sama panjang Kel=AB+BC+CD+DA
c. Memiliki 1 sumbu simetri
d. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 2 cara

BELAH KETUPAT (DIAMOND) Luas Belah Ketupat


Belah ketupat adalah bangun datar yang Luas= ½ x 𝐷1 x 𝐷2
dibatasi oleh 4 sisi yang sama panjang, dengan = ½ x AC x BD
sisi-sisi yang berhadapan saling sejajar dan sisi-
sisinya tidak saling tegak lurus.
Keliling Belah
a. Memiliki 4 sisi yang sama panjang AB=BC=CD=DA Ketupat
b. Memiliki 2 garis diagonal yang panjangnya tidak sama,
Kel= 4 x sisi
AC≠BD
c. Kedua diagonalnya berpotongan saling tegak lurus, AC±BD
d. Memiliki 2 sumbu simetri, yaitu garis AC dan BD
e. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 4 cara

13
TRAPESIUM (TRAPEZIUM) Luas Trapesium
Trapesium adalah bangun datar segi empat L= ½ x (jumlah sisi
yang sepasang sisi berhadapan saling sejajar x tinggi)
sejajar.
Cirri-ciri trapesium : Atau
a. Setiap trapesium memiliki sepasang sisi yang sejajar
b. Pada trapesium sama kaki, terdapat 2 garis diagonal yang sama
L= ½ x (AD+BC) x t
panjang dan 2 pasang sudut yang sama besar
c. Pada trapesium siku-siku, selalu terdapat 2 sudut siku-siku
Jenis-jenis trapesium
1. Trapesium sama kaki
2. Trapesium siku-siu
3. Trapesium sembarang
LINGKARAN (CIRCLE) Luas Lingkaran
Lingkaran adalah bangun datar yanng Luas= π x r²
memiliki simetri lipat dan simetri putar tak
terhingga. 22
π (phi) = atau 3.14
7

a. Panjang diameter sama dengan dua kali jari-jarinya


Keliling Lingkaran
b. Panjang jari-jari setengah panjang diameternya mempunyai
simetri lipat dan simetri putar tak terhingga Kel= 2 x π x r
c. Mempunyai besar sudut 360°
d. Mempunyai sumbu simetri tak terhingga
e. Mempunyai satu titik pusat

Istilah-istilah dalam lingkaran


a. Diameter lingkaran (d) yaitu ruas garis yang menghubungkan
dua titik pada busur lingkaran melalui titik pusat lingkaran.
b. Jari-jari lingkaran (r) yaitu ruas garis yang menghubungkan titik
pada busur lingkaran dengan titik pusat lingkaran.
c. Busur yaitu bagian lingkaran yang dibagi oleh tali busur.
d. Juring yaitu daerah pada lingkaran yang dibatasi oleh 2 jari-jari
maupun busur lingkaran.
e. Tembereng yaitu luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi
oleh busur dan tali busur.
f. Apotema yaitu garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran
dengan tali busur lingkaran.
g. Tali busur yaitu garis lurus dalam lingkaran yang
menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran.
h. Titik pusat yaitu titik yang terletak ditengah-tengah lingkaran.

14
Contoh soal :
1. Sebuah segitiga memiliki alas 24 cm dan tinggi 15 cm. Berapakah luas segitiga
tersebut?
Jawab :
Luas segitiga = ½ x alas x tinggi
= ½ x 24 cm x 15 cm = 180 cm²
2. Suatu segitiga segitiga sama kaki memiliki panjang sisi alas 25 cm dan sisi kaki 20 cm.
keliling segitiga tersebut adalah….
Jawab :
alas (a) = 25 cm, kaki (q) = 20 cm
K= a + 2q
= 25 + (2 x 20)
= 25 + 40
= 65
Jadi, keliling segitiga sama kaki itu adalah 65 cm.
3. Pada segitiga siku-siku (90°) diketahui tingginya 8 cm dan alasnya 6 cm. Berapakah
panjang sisi miring segitiga tersebut?
Jawab :
a² = 8² + 6²
a² = 64 + 36
a² = 100
a = √100
a = 10 cm
4. Persamaan garis yang melalui titik (2,−5)(2,−5) dan sejajar dengan
garis 4y−3x=−44y−3x=−4 adalah ⋯⋅⋯⋅
Jawab :
Gradien garis 4y−3x=−44y−3x=−4 adalah
m1=−Koef. xKoef. y=−−34=34m1=−Koef. xKoef. y=−−34=34
Karena sejajar, maka gradien garis m=m1=34m=m1=34.
Persamaan garis yang melalui titik (2,−5)(2,−5) dan bergradien 3434 adalah
y−y1=m(x−x1)y−(−5)=34(x−2)4(y+5)=3(x−2)4y+20=3x−64y−3x+26=0y−y1=m(x−x
1)y−(−5)=34(x−2)4(y+5)=3(x−2)4y+20=3x−64y−3x+26=0
5. Persamaan garis yang melalui titik R(−3,−2)R(−3,−2) dengan gradien 22 adalah ⋯⋅⋯⋅
Jawab :
Persamaan garis yang melalui titik (x1,y1)(x1,y1) dan bergradien mm adalah
y−y1=m(x−x1)y−y1=m(x−x1)
Untuk itu, persamaan garis yang melalui titik (−3,−2)(−3,−2) dan
bergradien 22 adalah

15
y−(−2)=2(x−(−3))y+2=2x+6y–2x+2−6=0y−2x−4=0Kalikan kedua
ruas dengan −12x−y+4=0y−(−2)=2(x−(−3))y+2=2x+6y–2x+2−6=0y−2x−4=0Kalikan
kedua ruas dengan −12x−y+4=0
Jadi, persamaan garis yang melalui
titik R(−3,−2)R(−3,−2) dengan gradien 22 adalah 2x−y+4=02x−y+4=0
6. Tentukan persamaan garis Z yang melalui titik ( 4 , 5 ) dan ( -5 , 3 ) ?
Penyelesaian :
Diketahui :
Titik A ( 4 , 5 )
Titik B ( -5 , 3 )
Ditanya : Persamaan garis Z = . . .?
Langkah pertama yaitu mencari gradien terlebih dahulu :
m = y1 – y2 / x1 – x2
m = 5 – 3 / 4 – ( -5 )
m= 2/9
Selanjutnya yaitu memasukkan ke dalam rumus :
Persamaan garis melalui titik ( 4 , 5 ) dan bergradien 2 / 9
y – y1 = m ( x – x1 )
y – 5 = 2/9 ( x – 4 )
y – 5 = 2/9x – 8/ 9
y = 2/9 x – 8 / 9 + 5
y = 2/9 x – 8/9 + 45 /9
y = 2/9x – 37 / 9
7. Tentukan persamaan garis G yang melalui garis ( 0 , 4 ) dan sejajar dengan garis H
yang melalui titik pusat koordinat dan titik ( 3 ,2 ) ?
Penyelesaian :
Diketahui :
Titik koordinat ( 0 , 0 ) dan titik ( 3 , 2 )
Ditanya : Persamaan garis G = . . .?
Jawab :
Langkah pertama kita tentukan gradiennya terlebih dahulu , yaitu :
m = y2 – y1 / x2 – x1
m=2–0/3–0
m = 2/ 3
Karena Garis G // H , maka gradiennya adalah 2/3 DAN Melalui titik ( 0 , 4 ) , maka
persamaan garisnya adalah :
y = mx + c
y=2/3x+4 x3

16
< = >3y = 2x + 12
< = > 3y – 2x – 12 = 0
< = > 2x – 3y + 12 = 0
8. Persamaan garis lurus yang melalui titik ( 0 , -2 ) dan m = 3/4 adalah . . .?
Penyelesaian :
Diketahui :
Titik garis ( 0 , -2 )
m=3/4
Ditanya : Persamaan garis = . . .?
Jawab :
y = mx + c
y = 3/4 x + ( -2 ) x4
< => 4y = 3x – 8
< = > -3x + 4y + 8 = 0
9. Tentukan persamaan garis lurus yang melalui pusat koordinat dan bergradien – 4/5 ?
Penyelesaian :
Diketahui :
Titik pusat koordinat ( 0 , 0 )
m = -4/5
Ditanya : Persamaan garis lurus = . . .?
Jawab :
y = mx
y = -4 / 5 x
-4y = 5x
-4y -5y = 0
<-> 4y + 5y = 0
10. Tentukan Gradien garis dengan persamaan garis 4x + 5y – 6 = 0 ?
Penyelesaian :
Diketahui :
Persamaan 4x + 5y – 6 = 0
Ditanya : m = . . .?
Jawab :
m = -a / b
m = -4 / 5

17
LATIHAN SOAL

1. Gradien garis 6y + 3x = -10 adalah...


2. Gradien garis dengan persamaan 4x – 6y = 24 adalah...
3. Gradien garis 3y – 2x = 5 adalah...
4. Gradien garis 2x – 5y = 10 adalah...
5. Gradien garis 5y – 2x = 10 adalah...
6. Gradien garis dengan persamaan -2x – 5y + 10 = 0 adalah...
7. Gradien garis dengan persamaan adalah...
8. Perhatikan keempat pernyataan berikut:
(i) Dua buah garis saling sejajar apabila gradiennya berbeda
(ii) Dua buah garis saling tegak lurus apabila perkalian antargradiennya bernilai -1
(iii) Dua buah garis saling sejajar apabila gradiennya sama
(iv) Dua buah garis saling tegak lurus apabila perkalian antargradiennya bernilai 1
Pernyataan yang benar adalah nomor...
9. Perhatikan persamaan garis berikut ini:
(i) 2y = 8x + 20
(ii) b.6y = 12x + 18
(iii) 3y = 12x + 15
(iv) 3y = -6x + 15
Persamaan yang grafiknya saling sejajar adalah...
10. Gradien garis yang sejajar dengan garis 3y = -6x + 5 adalah...

18
PEMBAHASAN

1. Pembahasan: persamaan tersebut memenuhi persamaan ax + by = c, untuk garis yang


memenuhi persamaan tersebut, rumus gradiennya:
m = (-a)/b (karena a = 3, b = 6) maka
= (-3)/6
=- ½
2. Pembahasan: persamaan tersebut memenuhi persamaan ax + by = c, untuk garis yang
memenuhi persamaan tersebut, rumus gradiennya:
m = (-a)/b (karena a = 4, b = -6) maka
= (-4)/(-6)
= 2/3
3. Pembahasan: persamaan tersebut memenuhi persamaan ax + by = c, untuk garis yang
memenuhi persamaan tersebut, rumus gradiennya:
m = (-a)/b (karena a = -2, b = 3) maka
= (-(-2))/3
= 2/3
4. Pembahasan: persamaan tersebut memenuhi persamaan ax + by = c, untuk garis yang
memenuhi persamaan tersebut, rumus gradiennya:
m = (-a)/b (karena a = 2, b = -5) maka
= (-2)/(-5)
= 2/5
5. Pembahasan: persamaan tersebut memenuhi persamaan ax + by = c, untuk garis yang
memenuhi persamaan tersebut, rumus gradiennya:
m = (-a)/b (karena a = -2, b = 5) maka
= (-(-2))/5
= 2/5
6. Pembahasan: persamaan tersebut memenuhi persamaan ax + by + c = 0, untuk garis
yang memenuhi persamaan tersebut, rumus gradiennya:
m = (-a)/b (karena a = -2, b = -5) maka
= (-(-2))/(-5)
= -2/5
7. Pembahasan: untuk mempermudah kalian menghitung, kita ubah dulu soal tersebut
agar tidak berbentuk pecahan:
(masing-masing ruas kita kalikan 4, karena KPK dari penyebutnya (4 dan 2) adalah 4)
(x4)
x + 2y = 4 (persamaan ini memenuhi persamaan ax + by = c, dengan a = 1 dan b = 2.
Rumus gradiennya:

19
m = = (-a)/b (karena a = 1, b = 2) maka
= (-1)/2
= -1/2
8. Pembahasan: mari kita bahas masing-masing opsi:
(i) Dua garis dikatakan saling sejajar apabila gradiennya sama m1 = m2 (jadi
pernyataan nomor (i) salah)
(ii) Pernyataan nomor (ii) benar
(iii) Pernyataan nomor (iii) benar
(iv) Dua buah garis saling tegak lurus apabila perkalian antar gradiennya bernilai –1
(m1 x m2 = -1) jadi pernyataan nomor (iv) salah
9. Pembahasan: dua buah garis dikatakan saling sejajar apabila memiliki gradien yang
sama. Oleh sebab itu, untuk menjawab soal ini kita harus mencari gradien masing-masing
opsi:
(i) 2y = 8x + 20, memenuhi persamaan by = ax + c (a = 8 dan b = 2) memiliki gradien m
= a/b = 8/2 = 4
(ii) 6y = 12x + 18, memenuhi persamaan by = ax + c (a = 12 dan b = 6) memiliki gradien
m = a/b = 12/6 = 2
(iii) 3y = 12x + 15, memenuhi persamaan by = ax + c (a = 12 dan b = 3) memiliki gradien
m = a/b = 12/3 = 4
(iv) 3y = -6x + 15, memenuhi persamaan by = ax + c (a = -6 dan b = 3) memiliki gradien
m = a/b = (-6)/3 = -2
10. Pembahasan: persamaan tersebut memenuhi memenuhi persamaan by = ax + c (a = -6
dan b = 3) memiliki gradien m = a/b = (-6)/3 = -2
karena yang ditanyakan adalah garis yang sejajar, maka m1 = m2 = -2

20
BAB IV
KATA PENUTUP

A. KESIMPULAN
- Garis adalah salah satu objek elementer dalam matematika, khususnya geometri.
Karena merupakan objek elementer, garis biasanya tidak didefinisikan. Garis lurus
adalah garis yang menghubungkan dua titik dengan jarak yang terdekat.
- Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga garis dan memiliki 3 titik sudut.
- Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau
lengkung.
- Bangun ruang adalah suatu bangun yang memiliki isi (volume). Bangun ruang
terbentuk oleh perpotongan ruas garis-ruas garis yang mempunyai bagian-bagian sisi,
rusuk, dan titik sudut atau pojok.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan
antara titik, garis, sudut, bidang ataupun bangun, dan rumus-rumus yang digunakan untuk
pemecahan masalah dimana setiap pembahasannya mempunyai rumus tersendiri.

B. SARAN
Kami dari penulis selalu menyarankan kepada semua guru agar kiranya selalu membantu siswa
untuk berbuat kreatif dalam meyelesaikan makalah tersebut. Sebaiknya mereka tidak hanya
memepelajari rumus atau konsep yang ada pada internet, namun mereka diberi keleluasaan untuk
menciptakan atau membuat ide dalam menemukan cara lain dalam menyelesaikan tugas yang ia
peroleh. Kami juga akan selalu terbuka kepada seluruh pembaca makalah ini agar selalu
memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan makalah ini agar kelak makalah ini
mendekati sebuah kesempurnaan.

21
BIODATA

NAMA LENGKAP : AULIA FEBRYAN NABILA SARI


JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
TEMPAT TANGGAL LAHIR : TEGAL, 27 FEBRUARI 2006
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : KP. BULU RT. 07/010 NO. 19
SEKOLAH : SMPN 6 TAMBUN SELATAN
NO. ABSEN : 10

22
BIODATA

NAMA LENGKAP : ALYA NOVA SABRINA


JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
TEMPAT TANGGAL LAHIR : BEKASI, 06 NOVEMBER 2006
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : BUMI SANI PERMAI BLOK B1 NO. 9
SEKOLAH : SMPN 6 TAMBUN SELATAN
NO. ABSEN : 6

23
BIODATA

NAMA LENGKAP : FADILA PUTRI


JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
TEMPAT TANGGAL LAHIR : BEKASI, 11 OKTOBER 2006
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : ALAMANDA REGENCY
CLUSTER BARCELONA BLOK
BC NO. 19
SEKOLAH : SMPN 6 TAMBUN SELATAN
NO. ABSEN : 13

24
BIODATA

NAMA LENGKAP : JAVIER RAFI AHMAD


JENIS KELAMIN : LAKI – LAKI
TEMPAT TANGGAL LAHIR : BEKASI, 09 DESEMBER 2006
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : KP. SASAK JARANG
SEKOLAH : SMPN 6 TAMBUN SELATAN
NO. ABSEN : 23

25
BIODATA

NAMA LENGKAP : M. TAUFIQ RIFAI


JENIS KELAMIN : LAKI – LAKI
TEMPAT TANGGAL LAHIR : BEKASI, 10 AGUSTUS 2006
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : BTP JL. BIMA SUCI III RT. 09-12
BLOK E7 NO. 28
SEKOLAH : SMPN 6 TAMBUN SELATAN
NO. ABSEN : 27

26
FOTO KERJA KELOMPOK

27

Anda mungkin juga menyukai