Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU
ESA KHARISMA MUHAMMAD NAKTI, S.S,. M,Pd

Disusun Oleh :
Dimas Hawari (195100300111080)
Putri Wahyuni (195100300111088)
Fani Ahmad Refansah (195100300111089)
Salma Rana Putri (195100301111001)
Alvina Ovilia Ardiasti (195100301111007)

KELOMPOK 5
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan plastik pada era sekarang sudah tidak dapat dihentikan lagi.
Penggunaan plastik sekali pakai dapat menimbulkan banyak permasalahan, terutama
di negara Indonesia. Sampah plastik kian hari kian bertambah jumlahnya. Sampah
plastik juga dapat menyebabkan banyak pencemaran lingkungan karena sampah
plastik sulit terurai secara alami. Proses penguraiannya juga butuh waktu yang sangat
lama. (Nasution, 2015)
Terlepas dari permasalahan itu, plastik memiliki banyak manfaat bagi
kehidupan manusia. Hampir semua benda membutuhkan komponen plastik. Salah
satu manfaat dari plastik adalah sebagai membungkus suatu produk, seperti makanan.
Berdasarkan jurnal yang berjudul “Berbagai cara penanggulangan limbah plastik”
bahwa penggunaan plastik sebagai pembungkus makanan menjadi pilihan yang
sangat diminati masyarakat, karena harganya fleksibel, ekonomis, dan tidak mudah
pecah. Upaya mengurangi plastik dapat dilakukan dengan penggunaan alternative lain
sebagai pengganti plastik dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Salah satu
contohnya adalah penggunaan edible film sebagai pembungkus makanan pengganti
plastik. Dengan begitu, kita dapat mengurangi penggunaan plastik yang berlebih.
Edible film sendiri adalah lapisan atau pelindung tipis yang terbuat dari bahan
yang data dimakan. Fungsi dari edible film sendiri itu adalah menghambat dan
melindungi makanan dari berbagai macam zat yang dapat mempengaruhi sifat fisis
maupu kimiawi dari makanan tersebut. Edible film ini dapat dibuat dari ekstrak
pektin yang terkandung dalam belimbing wuluh dan dicampurkan dengan atsiri yang
terkandung dalam jahe. Penggunaan jahe dalam edible film ini difungsikan sebagai
bahan anti mikroba. Alasan mengapa dalam pembuatan edible film diperlukan
penggunaan jahe sebagai bahan pelengkapnya adalah karena jahe mengandung
antimikroba.
Dalam pembuatan edible film kita membutuhkan beberapa bahan yang
memenuhi kriteria dalam pembuatan edible film itu sendiri. Pembuatan edible film
memerlukan bahan yang mengandung pektin tinggi seperti belimbing wuluh, kita
dapat mengekstrak belimbing wuluh tersebut dan diambil pektinnya. Lalu kita juga
membutuhkan jahe sebagai bahan antimikroba karena edible film ini juga akan ikut
termakan, jadi sudah seharusnya tetap dijaga kebersihannya dari berbagai mikroba.
Selanjutnya di butuhkan pula gliserol dan juga pati jagung sebagai bahan
tambahannya memiliki tujuan untuk memperbaiki sifat fisik dan mekanik, seperti
tekstur dan elastisitas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana formulasi yang paling efektif dalam pembuatan edible film anti
mikroba?
2. Bagaimana pengaruh jahe pada edible film sebagai zat anti mikroba?
3. Metode apa saja yang digunakan pada pembuatan edible film anti mikroba?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Mengetahui formulasi yang paling efektif dalam pembuatan edible film anti
mikroba.
2. Mengetahui apa saja pengaruh jahe pada edible film sebagai zat anti mikroba.
3. Mengetahui metode apa saja yang digunakan pada pembuatan edible film anti
mikroba.

Anda mungkin juga menyukai