Anda di halaman 1dari 17

Modul 9 – Akad Musyarakah 2017

Pertemuan : 10
Akad Musyarakah

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pelaporan dalam akad bagi hasil:


1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang rukun akad musyarakah
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang akad musyarakah
3. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis akad musyarakah
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan
untuk transaksi dalam akad musyarakah

I. Pengertian Akad Musyarakah


Musyarakah adalah bentuk kerjasama dua orang atau lebih dengan
pembagian keuntungan secara bagi hasil. Menurut Dewan Syariah Nasional
MUI dan PSAK No. 106 mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerjasama
antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing –
masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan dibagi
berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan kontribusi dana.

II. Rukun Akad Musyarakah


A. SUMBER HUKUM AKAD SYARIAH
Al Quran QS 4:12 dan QS 38:24

B. .RUKUN DAN KETENTUAN SYARIAH dalam AKAD MUSYARAKAH


1. Unsur – unsur yang harus ada dalam akad musyarakah ada 4 :
a. Pelaku terdiri dari para mitra
b. Objek musyarakah berupa modal dan kerja
c. Ijab qabul
d. Nisbah keuntungan (bagi hasil)
2. Ketentuan syariah
a. Pelaku : mitra harus cakap hokum dan baligh
b. Objek musyarakah harus :
Modal :
– Modal yang diberikan harus tunai
– Modal yang diserahkan dapat berupa uang tunai, emas, asset
perdagangan atau asset tak berwujud seperti hak paten dan lisensi.
– Apabila modal yang diserahkan dalam bentuk nonkas, maka harus
ditentukan nilai tunainy aterlebih dahulu dan harus diseoakati
bersama.
– Modal para mitra harus dicampur, tidak boleh dipisah.
Kerja :
– Partisipasi mitra merupakan dasar pelaksanaan musyarakah
– Tidak dibenarkan jika salah satu mitra tidak ikut berpartisipasi
– Setiap mitra bekerja atas dirinya atau mewakili mitra’
– Meskipun porsi mitra yang satu dengan yang lainnya tidak harus
sama, mitra yang bekerja lebih banyak boleh meminta bagian
keuntungan lebih besar.
c. Ijab qabul
Ijab qabul disini adalah pernyataan tertulis dan ekspresi saling ridha
antara para pelaku akad.
d. Nisbah
– Pembagian keuntungan harus disepakati oleh para mitra.
– Perubahan nisbah harus disepakati para mitra.
– Keuntungan yang dibagi tidak boleh menggunakan nilai proyeksi
akan tetapi harus menggunakan nilai realisasi keuntungan.
BERAKHIRNYA AKAD MUSYARAKAH
a. Jika salah satu pihak menghentikan akad
b. Salah seorang mitra meninggal atau hilang kal. Dalam hal ini bias
digantikan oleh ahli waris jika disetujui oleh para mitra lainnya.
c. Modal musyarakah habis
C. Jenis-Jenis Akad Musyarakah

Berdasarkan eksistensi :

1. Syirkah Al Milk atau perkongsian amlak mengandung arti kepemilikan


bersama yang keberadaannya muncul apabila dua orang atau lebih
memperoleh kepemilikan bersama atas suatu kekayaan. Syirkah ini
bersifat memaksa dalam hokum positif. Misalnya : dua orang atau lebih
menerima warisan atau hibah atau wasiat sebidang tanah.

2. Syirkah Al Uqud yaitu kemitraan yang tercipta dengankesepakatan dua


orang atau lebih untuk bekerja sama dlam mencapai tujuan tertentu.
Setiap mitra berkontribusi dana dn atau dengan bekerja, serta
berbagai keuntungan dan kerugian. Syirkah jenis ini dapat dianggap
kemitraan yang sesungguhnya Karena pihak yang bersangkutan secara
sukarela berkeinginan untuk membuat kerjasama investasi dan berbagi
keuntungn dan resiko. Syirkah uqud sifatnya ikhtiariyah (pilihan
sendiri). Syirkah Al Uqud dapat dibagi menjadi sebagai berikut :

3. Syirkah abdan yaitu bentuk syirkah antara dua pihak atau lebih dari
kalangan pekerja atau professional dimana mereka sepakat untuk
bekerjasama mengerjakan suatu pekerjaan dan berbagi penghasilan
yang diterima. Syirkah ini dibolehkan oleh ulama malikiyah, hanabilah
dan zaidiyah dengan alasan tujuan dari kerjasama ini adalah mendapat
keuntungan selain itu kerjasama ini tidak hanya pada harta tetapi
dapat juga pada pekerjaan. Sedangkan ulama syafiiyah, imamiyah dan
zafar dari golongan hanafiyah menyatakan bahwa sirkah jenis ini batal
karena syirkah itu dikhususkan pada harta (modal) dan bukan pada
pekerjaan.

4. Syirkah wujuh yaitu kerjasama antara dua pihak dimana masing –


masing pihak sama sekali tidak menyertakan modal dan menjalankan
usahanya berdasarkan kepercayaan pihak ketiga. Penamaan wujuh ini
dikarenaknan jual beli tidak terjadi secara kontan. Kerjasama ini hanya
berbentuk kerjasama tanggungjawab bukan modal atau pekerjaan.
Ulama hanafiyah, hanabilah dan zaidiyah membolehkan syirkah ini
sebab mengandung unsure perwakilan dari seorang partner dalam
penjualan dan pembelian.
Ulama malikiyah, sayifiiyah berpendapat bahwa syirkah ini tidak sah
karena syirkah ini gada unsur kerjasama modal atau pekerjaan.

5. Syirkah inan yaitu sebuah persekutuan dimana posisi dan komposisi


pihak – pihak yang terlibat di dalamnya adalah tidak sama, baik dalam
modal maupun pekerjaan.
Ulama foqoh membolehkan syirkah ini.

6. Syirkah muwafadah yaitu sebuah persekutuan dimana posisi dan


komposisi pihak – pihak yang terlibat didalamnya harus sama, baik
dalam hal modal, pekerjaan, agama, keuntungan maupun resiko
kerugian. Jika komposisi modal tidak sama maka syirkahnya batal.
Menurut pendapat ulama hanafiyah dan maliki syirkah ini boleh.
Namun menurut syafii dan hanabilah dan kebanyakan ulama fiqih lain
menolaknya karena syirkah ini tidak dibenarkan syara, selain itu syarat
untuk menyamakan modal sangatlah sulit dilakukan dan mengundang
unsure ke-gharar-an.

Musyarakah berdasarkan PSAK

1. Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian


dana setiap mitra dotentukan saat akad dan jumlahnya tetap hingga
akhir masa akad (PSAK No 106 par 04). Contohnya : Antara mitra A dan
mitra p yang telah melakukan akad musyarakah menanamkan modal
yang jumlah awal masing – masing Rp 20 juta, maka sampai akhir
masa akad syirkah modal mereka masing – masing tetap Rp 20 juta.

2. Musyarakah menurun atau musyarakah mutanaqisah adalah


musyarakah dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra akan
dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian
dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut
akan menjadi pemilik penuh usaha musyarakah tersebut. Contohnya:
Mitra A dan mitra P melakukan akad usyarakah, mitra P menanmkan
Rp 100 juta dan mitra A menanamkan Rp 200 juta. Seiring berjalannya
kerjasama akad musyarakah tersebut, modal mitra P sebesar Rp 100
juta akan beralih kepada mitra A melalui pelunasan secara bertahap
yang dilakukan oleh mitra A.

D. Pengakuan, Pengukuran, Penyajian Dan Pengungkapan Transaksi Dalam Akad


Musyarakah
1. Perlakuan Akuntansi PSAK 106 Perlakuan akuntansi untuk transaksi
musyarakah akan dilihat dari dua sisi pelaku yaitu mitra aktif dan mitra
pasif. Yang dimaksud dengan mitra aktif adalah pihak yang mengelola
usaha musyarakah baik mengelola sendiri maupun menunjuk pihak
lain untuk mengelola atas namanya, sedangkan mitra pasif adalah
pihak yang tidak ikut mengelola usaha (biasanya lembaga keuangan).
Mitra aktif adalah pihak yang bertanggungjawab melakukan
pengelolaan sehingga ia yang wajiib melakukan pencatatan akuntansi

Musyarakah adalah akad kerja sama dia antara para pemilik modal yang mencampurkan
modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Pembiayaan musyarakah dapat
diberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau aktiva nonkas, termasuk aktiva tiak
berwujud.

Laba musyarakah dibagi dia anatara para mitra dan bank secara proporsional sesuai
dengan modal yang disetorkan (baik berupa kas maupun aktiva lainnya) atau sesuai
nisbah yang disepakati oleh semua mitra.

Musyarakah dapat bersifat permanent maupun menurun. Dalam musyarakah permanent,


bagi modal setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa
akad. Sedangkan dakam musyarakah menurun, bagian modal bank akan menurun dan
pada akhir masa akad, mitra akan mejadi pemilik usaha tersebut.

Bank sebagi mitra


Pengakuan dan pengukuran awal pembiayaan musayrakah
1. pembiayaan musyarakah dalam bentuk:
2. kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan
3. aktiva nonkas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih antara nilai wajar
dan nilai buku aktiva nonkas, maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan
atau kerugian bank pada saat penyerahan
4. biaya yang terjadi akibat akad musyarakah tidak diakui sebagai bagian
pembiayaan musyarokah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah
Pembiayaan bagi bank atas pembiayaan musyarakah setelah akad
a) Bagian bank atas pembiayaan musarakah permanent dinilai sebesar nilai histories
setelah dikurangi dengan kerugian apabila ada
b) bagian bank atas pembiayaan musrakah menurun dinilai sebesar nilai histories
setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bank yang telah dikembalikan oleh
mitra dan kerugian, apabila ada. Selisih antara nilai histories dengan nilai wajar
bagian pembiayaan musyarakah yang dikembalikan diakui sebagai keuntungan
atau kerugian bank pada periode berjalan
c) jika akad musyarakah yang belum jatuh tempo diakhiri dengan pengembalian
diakui sebagai laba atau rugi pada periode berjalan. Pada saat akad diakhiri,
pembiayaan musyarakah yang belum dikembalikan oleh mitra diakui sebagai
piutang jatuh tempo
Pengakuan Laba dan rugi Musyarakah
Laba pembiayaan musyarakah diakui sebesar bagian bank sesuai dengan nisbah
yang disepakati atas hasil usaha musyarakah. Sedangkan rugi pembiayaan musyarakah
diakui secara proporsiaonal sesuai dengan konttribusi modal. Apabila pembiayaan
musyarakah permanent melewati satu periode pelaporan maka laba diakui dalam periode
terjadinya sesuai dengan nisbah bagi hasil yang disepakati dan Rugi diakui dalam periode
terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi pembiayaan musyarakah
Apabila pembiayaan musyarakah menurun melewati satu periode pelaporan dan
terdapat pengembalian sebagian atau seluruh pembiayaan, maka
a) Laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah yang disepakati
b) Rugi diaku idalam periode terjadinya secara proporsional sesuai dengan kontribusi
modal dan mengurangi pembiayaan musyarakah
Pada saat akad diakhiri, laba yang belum diterima bank dari pembiayaan
musyarakah yang masih performing diakui sebagai piutang kepada mitra. Untuk
pembiayaan musyarakah yang nonperforming diakhiri maka laba yang belum diterima
bank tidak diakui tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
Apabila terjadi rugi dalam musyarakah akibat kelalaian atau kesalahan mitra
pengelola usaha musyakarah, maka rugi tersebut ditanggung mitra pengelola usaha
musyarakah. Rugi karena kelalaian mitra musyarakah tersebut diperhitungkan sebagai
pengurang modal mitra pengelola usaha.

contoh perhitungannya :
Perusahaan A dan Perusahaan B melakukan akad musyarakah, dimana perusahaan
sebagai mitra pasif dan perusahaan B sebagai mitra aktif. Mereka bersepakat malakukan usaha
sebanyak 5 tahun. Modal yang dibutuhkan Rp 1.200.000.000.

Data :
1. Jumlah setoran diberikan oleh perusahaan A sebsar 75% dari seluruh modal yang dibutuhkan.
Setoran dalam bentuk peralatan konveksi telah diperoleh dengan harga sebesar Rp 320.000.000.
Pada saat penyerahan lebih rendah sebesar Rp 20.000.000, sisanya tunai.
2. Bagi hasil dibagikan dengan metode Net Profit Sharing, bagi hasil dilakukan dengan nisbah
sama rata antara mitra pasif dengan mitra aktif. Realisasi laba/rugi bersih dalam lima tahun usaha
konveksi sebagai berikut :
Tahun 1 rugi = Rp 180.000.000
Tahun 2 laba = Rp 200.000.000
Tahun 3 laba = Rp 240.000.000
Tahun 4 laba = Rp 220.000.000
Tahun 5 laba = Rp 280.000.000
 Maka pencatatan akuntansi pada mitra pasif :
1. Pada saat akad :
Investasi musyarakah 900.000.000
Kerugian penurunan nilai asset 20.000.000
Kas 600.000.000
Peralatan konveksi 320.000.000
2. Selama akad :
Kerugian investasi musyarakah 135.000.000
Investasi musyarakah 135.000.000

Kas 100.000.000
Pendapatan bagi hasil musyarakah 100.000.000

Kas 120.000.000
Pendapatan bagi hasil musyarakah 120.000.000

Kas 110.000.000
Pendapatan bagi hasil musyarakah 110.000.000

Kas 140.000.000
Pendapatan bagi hasil musyarakah 140.000.000

3. Pada akhir akad :


Kas 750.000.000
Kerugian investasi musyarakah 15.000.000
Investasi musyarakah 765.000.000
 Pencatatan akuntansi pada mitra aktif :
1. Pada saat akad:
Kas 600.000.000
Peralatan konveksi 300.000.000
Investasi musyarakah 300.000.000
Dana syirkah temporer 1.200.000.000

2. Selama akad :
Kerugian investasi musyarakah 45.000.000
Dana syirkah temporer 135.000.000
Kerugian yang belum dialokasikan 180.000.000

Pendapatan yang belum dialokasikan 200.000.000


Kas 100.000.000
Pendapatan bagi hasil musyarakah 100.000.000

Pendapatan yang belum dialokasikan 240.000.000


Kas 120.000.000
Pendapatan bagi hasil musyarakah 120.000.000

Pendapatan yang belum dialokasikan 220.000.000


Kas 110.000.000
Pendapatan bagi hasil musyarakah 110.000.000

Pendapatan yang belum dialokasikan 280.000.000


Kas 140.000.000
Pendapatan bagi hasil musyarakah 140.000.000

3. Pada akhir akad :


Dana syirkah temporer 750.000.000
Kas 750.000.000

Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif


 Pengakuan Investasi Musyarakah
Investasi musyarakah diakui pada saat penyerahan kas atau aset nonkas untuk usaha
musyarakah.
Pengukuran investasi musyarakah:
Pencatatan ketika mitra aktif mengeluarkan biaya pra akad:
Dr. Uang muka akad xxx
Cr. Kas xxx
A. Apabila mitra lain sepakat biaya ini dianggap sebagai bagian investasi musyarakah
Dr. Investasi musyarakah xxx
Cr. Uang muka akad xxx
B. Apabila mitra lain tidak setuju biaya ini dianggap sebagai bagian investasi musyarakah
Dr. Beban Musyarakah xxx
Cr. Uang muka akad xxx
 apabila investasi dalam bentuk kas akan dinilai sebesar jumlah yang diserahkan;
dan dicatat:
Dr. Investasi Musyarakah – Kas xxx
Cr. Kas xxx
 apabila investasi dalam bentuk kas akan dinilai sebesar jumlah yang
diserahkan; dan dicatat:
Dr. Investasi Musyarakah – Kas xxx
Cr. Kas xxx
Pencatatan yang dilakukan jika nilai wajar asset non kas yang diserahkan lebih
besar dari nilai buku, maka selisihnya akan dicatat dalam akun selisih penilaian
asset musyarakah:
Dr. Investasi Musyarakah xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan xxx
Cr. Selisih penilaian aset musyarakah xxx
Cr. Aset non kas xxx

Pencatatan amortisasi selisih penilaian asset musyarakah adalah sebagai berikut:


Dr. Selisih penilaian asset musyarakah xxx
Cr Keuntungan xxx

Pencatatan yang dilakukan jika nilai wajar asset non kas yang diserahkan lebih
kecil dari nilai buku, maka selisihnya dicatat sebagai kerugian:
Dr. Investasi Musyarakah xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan xxx
Dr. Kerugian xxx
Cr. Aset non kas xxx
 Apabila investasi dalam bentuk aset non-kas dan diakhir akad akan diterima kembali
maka atas aset nonkas musyarakah disusutkan berdasarkan nilai wajar tersebut.
Dr. Beban Depresiasi xxx
Cr. Akumulasi Depresiasi xxx

Apabila dari investasi musyarakah diperoleh keuntungan, Jurnalnya adalah:


Dr. Kas/Piutang xxx
Cr. Pendapatan investasi musyarakah xxx

Apabila dari investasi yang dilakukan rugi, jurnalnya:


Dr. Kerugian xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx
 Apabila modal investasi yang diserahkan berupa aset non-kas, dan diakhir akad
dikembalikan dalam bentuk kas sebesar nilai wajar aset non kas yang disepakati ketika
aset tersebut diserahkan. Ketika akad musyarakah berakhir, aset nonkas akan
dilikuidasi/dijual terlebih dahulu dan keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva ini
(selisih antara nilai buku dengan nilai jual) didistribusikan pada setiap mitra sesuai
kesepakatan.

 Pencatatan di akhir akad:


1. Apabila modal investasi yang diserahkan berupa kas:
- Jika tidak ada kerugian, Jurnal:
Dr. Kas xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
- Jika ada kerugian, jurnal:
Dr. Kas xxx
Dr. Penyisihan kerugian xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
2. Apabila modal investasi berupa aset nonkas, dan dikembalikan
dalam bentuk aset non kas yang sama pada akhir akad:
- Jika tidak ada kerugian, jurnal:
Dr. Aset non-kas xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
- Jika ada kerugian, maka perusahaan harus menyetorkan uang
sebesar nilai kerugian, jurnal:
Dr. Penyisihan kerugian xxx
Cr. Kas xxx
Dr. Aset non kas xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx

3. Apabila modal investasi berupa aset nonkas, dan dikembalikan dalam bentuk kas sebesar
nilai wajar ketika aset non kas diserahkan,
- Jika tidak ada penyisihan kerugian dan penjualan aset nonkas menghasilkan keuntungan;
Dr. Kas xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
Cr. Keuntungan xxx
- Jika ada penyisihan kerugian dan penjualan aset nonkas menghasilkan keuntungan:
Dr. Kas xxx
Dr Penyisihan Kerugian xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
Cr. Keuntungan xxx

 Penyajian
Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan usaha musyarakah dalam
laporan keuangan:
(a) Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif disajikan sebagai investasi musyarakah
(b) Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset nonkas yang diserahkan pada nilai wajar
disajikan sebagai pos lawan (contra account) dari investasi musyarakah.
Akuntansi untuk Pengelola Dana
 Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif atau mitra aktif diakui sebagai dana
syirkah temporer sebesar:
(a) jumlah yang diterima untuk penerimaan dalam bentuk kas, Jurnal:
Dr. Kas xxx
Cr. Dana syirkah Temporer xxx
 dana syirkah temporer harus dipisahkan (dalam bentuk sub ledger) antara dana
yang berasal dari mitra aktif atau mitra pasif.
 (b) nilai wajar untuk penerimaan dalam bentuk aset nonkas, Jurnal:
 Dr. Aset non-kas xxx
 Cr. Dana Syirkah Temporer xxx

 Apabila diakhir akad aset nonkas tidak dikembalikan maka yang mencatat beban
depresiasi adalah usaha musyarakah atas dasar nilai wajar dan disusutkan selama
masa akad atau selama umur ekonomis. Sedangkan jika dikembalikan, yang
mencatat beban depresiasi adalah mitra yang menyerahkan aset nonkas sebagai
modal investasinya.
Dr. Beban Depresiasi xxx
Cr. Akumulasi Depresiasi xxx
Pengelola akan mengakui pendapatan dan beban. Jurnal :
Dr. Kas/Piutang xxx
Cr. Pendapatan xxx
Dr. Beban xxx
Cr. Kas/utang xxx

 Jurnal penutup:
Dr. Pendapatan xxx
Cr. Beban xxx
Cr. Pendapatan yang belum dibagikan xxx
 Apabila diakhir akad aset nonkas tidak dikembalikan maka yang mencatat beban
depresiasi adalah usaha musyarakah atas dasar nilai wajar dan disusutkan selama
masa akad atau selama umur ekonomis. Sedangkan jika dikembalikan, yang
mencatat beban depresiasi adalah mitra yang menyerahkan aset nonkas sebagai
modal investasinya.
Dr. Beban Depresiasi xxx
Cr. Akumulasi Depresiasi xxx

Pengelola akan mengakui pendapatan dan beban. Jurnal :


Dr. Kas/Piutang xxx
Cr. Pendapatan xxx
Dr. Beban xxx
Cr. Kas/utang xxx
Pencatatan untuk pembagian laba untuk mitra aktif/pasif :
Dr. Beban bagi hasil xxx
Cr. Utang xxx
Pada saat pembagian laba tersebut dibagikan
Dr. Utang xxx
Cr. Kas xxx
Pada akhir periode, akun pendapatan yang belum dibagikan dan beban bagi hasil
ditutup. Jurnal:
Dr. Pendapatan belum dibagihasilkan xxx
Cr. Beban bagi hasil xxx

 Jika pengelola mengakui adanya kerugian, jurnal penutup:


Dr. Pendapatan xxx
Dr. Kerugian yang belum dialokasikan xxx
Cr. Beban xxx
 Untuk pengakuan pendisitribusian kerugian,Jurnal:
Dr. Penyisihan kerugian xxx
Cr Kerugian yang belum dialokasikan xxx
 Pencatatan yang dilakukan pada akhir akad:
1. Apabila dana investasi yang diserahkan kas, jurnal:
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx

2. Apabila dana investasi yang diserahkan berupa aset non-kas, dan diakhir akad
dikembalikan, jurnal:
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Aset nonkas xxx
Jika aset harus dikembalikan, dan terjadi kerugian maka ia menerima kas sebagai
peutup kerugian. Jurnal:
Dr. Kas xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx

3. Apabila modal investasi yang diserahkan berupa aset non-kas, dan diakhir akad
dikembalikan dalam bentuk kas, maka aset nonkas harus dilikuidasi/dijual terlebih dahulu
dan keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva didistribusikan pada setiap mitra
sesuai kesepakatan. Jika penjualan menghasilkan keuntungan:
Dr. Kas xxx
Dr. Akumulasi Depresiasi xxx
Cr. Aset non kas xxx
Cr. Keuntungan xxx
Dr. Keuntungan xxx
Cr. Dana Syirkah Temporer xxx
Jika penjualan tersebut menghasilkan kerugian, :
Dr. Kas xxx
Dr. Akumulasi Depresiasi xxx
Dr. Penyisihan Kerugian xxx
Cr. Aset non kas xxx
4. Ketika Pelunasan, asumsi tidak ada penyisihan kerugian :
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas xxx

 Ketika Pelunasan, asumsi ada penyisihan kerugian :


Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas/Kewajiban xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx

 Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah menurun (dengan pengembalian


modal mitra secara bertahap) dinilai sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset
nonkas yang diserahkan untuk usaha musyarakah pada awal akad ditambah
dengan jumlah modal syirkah temporer yang telah dikembalikan kepada mitra
pasif, dan dikurangi kerugian (jika ada).

Penyajian
Pengelola menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan usaha musyarakah
dalam laporan keuangan:
(a) Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif dan yang diterima dari mitra
pasif disajikan sebagai investasi musyarakah;
(b) Aset musyarakah yang diterima dari mitra pasif disajikan sebagai unsur dana syirkah
temporer;
(c) Selisih penilaian aset musyarakah, disajikan sebagai unsur ekuitas.
Pengungkapan
Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, tetapi tidak
terbatas, pada:
(a) isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi dana, pembagian hasil
usaha,aktivitas usaha musyarakah, dan lain-lain;
(b) pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif; dan
(c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Syari’ah.

Anda mungkin juga menyukai