KELAS B AKUNTANSI
KELOMPOK 1 :
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
BAB 1................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................2
B. TUJUAN PEMBELAJARAN..............................................................................2
BAB 2................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
IMPLEMENTASI STRATEGI : RANTAI NILAI, KARTU SKOR BERIMBANG,
DAN PETA STRATEGI...............................................................................................3
A. Analisis kekuatan- kelemahan- peluang – ancaman (Strengths –
Weaknesses – opportunities – threats – SWOT)........................................................3
B. Pelaksanaan......................................................................................................7
C. Analisis Rantai Nilai.........................................................................................8
Analisis Rantai Nilai pada Produksi Komputer.....................................................9
A. Kartu Skor Berimbang dan Peta Strategi........................................................11
Kartu Skor Berimbang..........................................................................................11
Mengimplementasikan Kartu Skor Berimbang...................................................12
Kartu Skor Berimbang Mencerminkan Strategi.................................................13
B. Peta Strategi........................................................................................................14
Ilustrasi peta strategi: martin & carlson co.........................................................14
Memperluas Kartu Skor Berimbang dan Peta Strategi : Kesinambungan Usaha
.................................................................................................................................14
Indikator Kepedulian mengenai Kesinambungan Usaha....................................15
Bagaimana Perusahaan Meresponnya..................................................................15
BAB 3..............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
A. KESIMPULAN...................................................................................................17
P a g e 2 | 17
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era saat ini, kompetisi dalam berbisnis sangat ketat. Perusahaan mampu
mempertahankan posisinya dalam bersaing jika perusahaan itu mampu
menentukan strategi yang baik dan benar agar perusahaan tidak mati atau
bangkrut. Strategi ini tentu harus sesuai dengan tujuan perusahaan dan menjadi
faktor yang mendukung kinerja manajer dan karyawannya. Faktor yang
dimaksudkan adalah faktor – faktor yang dapat menjadi penentu kesuksesan
perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus dapat menganalisis strateginya
dan dapat mengimplementasi analisis strategi tersebut dengan membuat kartu skor
berimbang atau (Balanced Scorecard) untuk mengetahui apa saja faktor penentu
kesuksesan dan cara mengukur faktor tersebut.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Untuk mengetahui apakah strategi yang dilakukan suatu perusahaan sudah
baik dan benar.
2. Untuk mengetahui rantai nilai perusahaan sesuai dengan aktivitasnya.
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penentu kesuksesan
perusahaan tersebut dan bagaimana pula mengukur faktor tersebut.
P a g e 3 | 17
BAB 2
PEMBAHASAN
P a g e 4 | 17
dan dapat digunakan sebagai dasar untuk membentuk strategi perusahaan secara
keseluruhan. Sebaliknya, kelemahan menujukkan kekurangan perusahaan dalam
keterampilan atau kompetensi penting tertentu yang relatif dimiliki perusahaan
kompetitor.
Kekuatan dan kelemahan paling mudah diidentifikasi dengan cara melihat sumber
daya spesifik yang ada dalam perusahaan :
a. Lini produk
Apakah produk dan jasa perusahaan bersifat inovatif? Terlalu umum atau
khusus?
b. Manajemen
Bagaimana tingkat pengalaman dan kompetensi manajemen?
c. Penelitian dan pengembangan
Apakah perusahaan berada di depan atau di belakang kompetitor?
Bagaimana perkiraan masa depan produk dan jasa penting yang baru?
d. Operasi
Seberapa kompetitif, fleksibel, produktif dan canggihkah produksi yang
ada saat ini? Rencana apakah yang ada untuk memperbaiki fasilitas dan
proses?
e. Pemasaran
Seberapa efektifkah pendekatan pemasaran secara keseluruhan, yang
meliputi promosi, penjualan, dan periklanan?
f. Strategi
Seberapa jeaslkan didefinisikan, dikomunikasikan, serta seberapa
efektifkah diimplementasikannya strategi perusahaan?
P a g e 5 | 17
perusahaan. Sebaliknya, ancaman merupakan situasi-situasi yang paling tidak
menguntungkan di lingkungan perusahaan. Ancaman dapat berupa masuknya
kompetitor baru beserta dengan produknya, perubahan kebijakan pemerintah yang
tidak menguntungkan, dan perubahan teknologi yang tidak menguntungkan
perusahaan.
Cara mengidentifikasi peluang dan ancaman dengan analisis terhadap industri
dan kompetitor perusahaan:
a. Hambatan untuk masuk
Apakah faktor-faktor tertentu, seperti persyaratan modal, skala ekonomi,
diferensiasi produk, dan akses ke dalam saluran distribusi tertentu
melindungi perusahaan dari pendatang baru?
b. Intensitas kompetisi di antara kompetitor
Seberapa ketat kompetisi dalam industri yang dihadapi oleh perusahaan?
c. Tekanan dari produk pengganti
Akankah kehadiran produk pengganti meningkatkan tingkat intensitas
kompetisi perusahaan?
d. Kekuatan posisi tawar pelanggan
Makin besar posisi tawar ( bargaining power) pelanggan, makin besar pula
tingkat kompetisi yang dihadapi oleh perusahaan.
e. Kekuatan posisi tawar pemasok
Makin besar posisi tawar pemasok, makin besar pula tingkat kompetisi
secara keseluruhan yang dihadapi oleh perusahaan.
Dengan melakukan identifikasi CSF secara cemat, eksekutif dan manajer
dapat menemukan perbedaan-perbedaan dari sudut pandang. Contohnya, apa yang
dipandang oleh beberapa manajer sebagai kekuatan mungkin dipandang sebagai
kelemahan oleh manajer lainnya. Oleh karena itu analisis SWOT juga merupakan
alat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Langkah terakhir dalam analisis SWOT adalah mengidentifikasi ukuran-
ukuran kuantitatif dari faktor-faktor penentu kesuksesan (CSF). Faktor-faktor
penentu kesuksesan kadangkadang disebut juga tawaran nilai, dimana faktor-
P a g e 6 | 17
faktor penentu kesuksesan mewakili proses yang sangat penting dalam perusahaan
yang menyampaikan nilai bagi pelanggan.
Faktor Pelanggan
a. Kepuasan pelanggan Retur dan lekuhan dari pelanggan, survei pelanggan
b. Dealer dan distributor Cakupan wilayah serta kekuatan hubungan saluran
distribusi antara penjual dan distributor
c. Pemasaran dan penjualan Tren kinerja penjualan, pelatihan, aktivitas riset pemasaran
d. Ketepatan pengiriman Kinerja pengiriman yang tepat waktu
e. Kualitas Keluhan pelanggan, beban garansi
Faktor Lainnya
P a g e 7 | 17
a. Hubungan dengan Jumlah pelanggaran, aktivitas pelayanan masyarakat dan
pemerintah masyarakat
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan yang efektif membutuhkan pernyataan strategi ringkas yang jelas
dikomunikasikan dalam organisasi. Pelaksanaan yang efektif juga membutuhkan
pendekatan proses bisnis kepada manajemen, di mana CSF jelas diidentifikasi,
dikomunikasikan, dan ditindaklanjuti. Hal ini berarti menyelaraskan strategi
dengan tindakan, atau seperti kata pepatah, “rencanakan pekerjaan Anda dan
kemudian kerjakan rencana Anda”
Karakteristik CSF yang dilaksanakan manajemen bergantung pada jenis
strategi. Untuk perusahaan dengan strategi kepemimpinan biaya, CSF cenderung
terkait dengan kinerja operasional dan mutu. Untuk perusahaan yang
terdiferensiasi lebih berfokus pada pelanggan atau inovasi.
Analisis rantai nilai adalah alat analisis strategi yang digunakan untuk lebih
memahami keunggulan kompetitif perusahaan, mengidentifikasi dimana nilai bagi
pelanggan dapat ditingkatkan atau biaya dapat diturunkan, dan lebih memahami
hubungan perusahaan dengan pemasok, pelanggan, dan perusahaan lainnya dalam
industry yang sama..
Istilah rantai nilai digunakan karena setiap aktifitas dimaksudkan untuk
menambah nilai pada produk atau jasa bagi pelanggan. Rantai nilai dapat
dioperasikan melalui tiga fase, secara berurutan yaitu: hulu, operasi, dan hilir.
Analisis rantai nilai mempunyai dua langkah, yaitu :
Langkah 1 Mengidentifikasikan Aktivitas Rantai Nilai : Perusahaan
mengidentifikasi aktivitas nilai tertentu yang harus dilakukan perusahaan dalam
industrinya, yakni dalam proses perancangan, produksi, dan penyediaan
pelanggan
P a g e 8 | 17
Langkah 2 Mengembangkan Keunggulan Kometitif Dengan
Menurunkan Atau Menambah Biaya : Pada langkah ini, perusahaan
menentukan sifat dari keunggulan kompetitifnya saat ini dan yang potensial
dengan mempelajari aktivitas nilai dan penggerak biaya (cost driver) yang telah
diidentifikasi sebelumnya
P a g e 9 | 17
terutama terdiri atas perakitan komponen yang dibeli dari berbagai perusahaan
elektronik ditambah sedikit pekerjaan dan penyempurnaan logam.
P a g e 10 | 17
CIC berkompetisi sebagai pembeda yang didasarkan pada pelayanan
terhadap pelanggan, inovasi produk, dan keandalan.
2. Identifikasi tindakan alternatif.
CIC menghadapi dua keputusan. Keputusan pertama apakah membuat atau
membeli suku cadang tertentu. Keputusan kedua apakah melanjutkan
untuk memasarkan, mendistribusikan, dan menyediakan produknya atau
melakukan alih daya yang mengatur aktivitas JBM Enterprises dalam
biaya bahan baku dan tenaga kerja.
3. Memperoleh informasi dan melakukan analisis dari alternatif.
Keputusan pertama : CIC mengalkulasikan biaya bulanan untuk membeli
sebesar $180.000, sementara biaya bulanan untuk memproduksi suku
cadang hanya sebesar $169.000; dengan demikian membuat suku cadang
menghemat sebesar $11.000 per bulan.
Keputusan kedua : CIC mengalkulasikan biaya bulanan untuk melakukan
kontrak dengan JBM Enterprises menjadi sebesar $78.000 per bulan. Hal
ini menghemat sebesar $97.000 terhadap biaya memproduksi sendiri
sebesar $175.000 per bulan.
4. Didasarkan pada strategi dan analisis, memilih dan mengimplementasikan
alternatif yang diharapkan.
Keputusan pertama : sebagai pembeda yang didasarkan pada kualitas
produk dan inovasi, CIC mempertimbangkan pentingnya kualitas suku
cadang dalam pertanyaan dan memutuskan untuk memproduksi suku
cadang.
Keputusan kedua : sebagai pembeda yang didasarkan pada pelayanan
pelanggan, CIC mempertimbangkan tingkat keberlanjutan pelayanan yang
tinggi dari karyawan di dalam perusahaan sebagai kesuksesan perusahaan
yang sangat penting dan melanjutkan untuk mempertahankan karyawan,
meskipun hal itu berarti kehilangan penghematan bulanan.
5. Menyediakan evaluasi yang berkelanjutan mengenai efektivitas
implementasi pada langkah 4.
CIC akan melanjutkan untuk mengkaji kualitas produk dan jasa yang
disediakan secara internal. Jika kualitas suku cadang yang dibeli dari luar
P a g e 11 | 17
perusahaan atau jasa yang disediakan dari dalam perusahaan lebih rendah
kualitasnya, maka kemudian akan dilakukan perubahan.
Kartu Skor Berimbang dan Peta Strategi merupakan alat-alat utama untuk
implementasi strategi.
P a g e 12 | 17
5. Kerangka kerja yang mengoordinasikan seluruh upaya perushaan untuk
mencapai faktor-faktor penentu kesuksesan. BSC memungkinkan manajer
untuk melihat bagaimana akticitas mereka memberikan kontribusi
terhadap kesuksesan pihak lain dan memotivasi kerja tim.
Penentuan Waktu, Sebab Akibat, dan Ukuran Terkemuka dalam Kartu Skor
Berimbang:
P a g e 13 | 17
Pandangan lain tentang BSC bagi perusahaan elektronik akan
mengungkapkan beberapa ukuran yang mungkin harus diambil setiap hari atau
setiap minggu (penjualan atau jumlah produk cacat) dan beberapa ukuran harus
diambil setiap bulan atau lebih jarang (arus kas, tingkat pengembalian total
modal).
B. Peta Strategi
P a g e 14 | 17
Memperluas Kartu Skor Berimbang dan Peta Strategi : Kesinambungan
Usaha
Berkembangnya kepedulian di dunia mengenai pemanasan global, harga
bahan bakar yang berubah ubah, harga komoditas yang tinggi, serta tanggung
jawab social dan lingkungan perusahaan, telah menciptakan harapan baru bahwa
organisasi menggunakan tiga demensi kerja perusahaan – kinerja sosial, ekonomi,
dan lingkungan. Ketiga target dikenal sebagai kesinambungan usaha yaitu
penyeimbangan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dalam tiga dimensi
kinerja. Kinerja ekonomi diukur dengan cara tradisional, sementara kinerja social
berkaitan dengan kesehatan serta keselamatan karyawan dan pihak yang
berkepentingan lainya. Dimensi lingkungan mengacu pada pengaruh operasi
perusahaan terhadap lingkungan.
1. pertimbangan ekonomi,
2. pertimbangan etika,
3. inovasi dan pembelajaran,
4. motivasi karyawan, serta
5. manajemen risiko atau penurunan risiko.
P a g e 15 | 17
Banyak responden merasakan bahwa pelaporan pertanggungjawaban akan
mengakibatkan peluang bisnis, penurunan risiko, peningkatan reputasi etika, dan
kemudahanyang lebih besar dalam mempekerjakan pekerjaan terampil.
P a g e 16 | 17
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada bab terakhir ini kami menyimpulkan bahwa dalam berbisnis di era yang
sangat ketat ini perusahaan mampu mempertahankan posisinya dalam bersaing
jika, perusahaan itu mampu menentukan strategi yang baik dan benar agar
perusahaan tidak mati atau bangkrut dan dapat berkelanjutan.
P a g e 17 | 17