Bab 2 PDF
Bab 2 PDF
BAB II
LANDASAN TEORI
merupakan salah satu faktor penting dalam proses belajar mengajar. Sebagai
dilakukan secara terus menerus. Evaluasi itu lebih dari hanya sekedar untuk
besar.10
siswa. Pernyataan ini tidaklah harus diartikan bahwa teknik tes adalah satu-
10
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1996),
cet Ke-9, h. 113.
14
satunya teknik untuk melakukan evaluasi hasil belajar, sebab masih ada
peserta didik secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap
kelompok.
Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, baik
melalui bentuk tes uraian maupun tes objektif, tetapi juga dapat dinilai oleh
alat-alat nontes atau bukan tes. Alat-alat bukan tes yang sering digunakan
antara lain ialah Wawancara, kuesioner, skala (skala penilaian, skala sikap),
aspek afektif dan perilaku individu. Skala bisa digunakan untuk menilai
aspek afektif seperti skala sikap dan skala minta serta aspek kognitif seperti
diperoleh data dan informasi yang komprehensif. Kelebihan nontes dari tes
berbagai aspek dari individu sehingga tidak hanya untuk menilai aspek
sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan tes dalam menilai hasil
dan proses belajar. Para guru di sekolah pada umumnya lebih banyak
penggunaannya lebih praktis, dan yang dinilai terbatas pada aspek kognitif
pengamalan belajarnya.11
a. Wawancara
11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2012), cet. Ke-17, h. 67.
16
hasil dan proses belajar. Kelebihan wawancara ialah bisa kontak langsung
lebih bebas dan mendalam. Lebih dari itu, hubungan dapat dibina lebih
kuantitatif. Pertanyaan yang tidak jelas dapat diulang dan dijelaskan lagi.
Sebaliknya, jawaban yang belum jelas bisa diminta lagi dengan lebih
tertentu.14
beraneka ragam. Hasil atau jawaban peserta didik tidak bisa ditafsirkan
wawancara, yakni :
b) Penggunaan pertanyaan
14
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru
Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah , (Jakarta Pusat, 2009), cet.Ke-1, h. 150.
18
ada. Bila wawancara tak berstruktur, baca atau ajukan pertanyaan, lalu
wawancara sebaiknya dicatat saat itu juga supaya tidak lupa. Mencatat
yang ada.
pokok isi jawaban peserta didik pada lembaran tersendiri. Yang dicatat
19
sebagai berikut :
(a) Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara. Misalnya untuk
kompleks dari yang khusus menuju yang umum, atau dari yang
bebas.
20
(d) Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan analisis butir (c) diatas,
(e) Ada baiknya apabila dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan
berikut :
15
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2012), cet. Ke-17, h. 69.
21
b. Kuisioner
kuesioner adalah sebuah pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
lain-lain.18
hemat waktu, tenaga, dan biaya. Kelemahannya ialah jawaban sering tidak
peserta didik berpura-pura. Seperti halnya wawancara, kuesioner pun ada dua
peserta didik, yang setelah diisi lalu dikumpulkan lagi. Ada juga yang dikirim
16
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru
Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah , (Jakarta Pusat, 2009), cet.Ke-1, h. 151.
17
Muhamma Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1999),
cet Ke-9, h. 117
18
H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), cet Ke-1, h. 30
22
interval. Caranya ialah dengan jalan memberi skor terhadap setiap jawaban
2) Jelaskan petunjuk atau cara mengisinya supaya tidak salah. Kalau perlu,
diberikan contoh.
dukup mengungkapkan jenis kelamin, usia, kelas, dan lain-lain yang ada
sama.
8) Kuesioner yang terlalu banyak atau terlalu panjang akan melelahkan dan
19
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2012), cet. Ke-17, h. 71.
24
sebagai berikut :
program belajar-mengajar.
1) Identitas siswa seperti jenis kelamin, usia, agama, keadaan fisik, hobi atau
motivasi dan minat belajar, sikap terhadap proses mengajar, dan sikap
terhadap guru.
penilaian atau ujian, buku pelajaran, alat peraga, laboratorium atau praktikum,
20
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2012), cet. Ke-17, h. 72.
26
c. Skala
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, minat dan perhatian yang
disusun dalam bentuk pertanyaan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya
dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Dalam
uraian ini hanya akan dijelaskan skala penilaian (rating scale) dan skala
1) Skala Penilaian
seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinu atau
suatu kategori yang bermakna nilai. Titik atau kategori diberi nilai rentangan
mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah. Rentangan ini bisa dalam
bentuk huruf (A, B, C, D), angka (4, 3, 2, 1) atau 10, 9, 8, 7, 6,5. Sedangkan
rentangan kategori bisa tinggi, sedang, rendah, atau baik, sedang, kurang.
skala nilai, yakni penjelasan operasional untuk setiap alternatif jawaban (A, B,
C, D). Adanya kriteria yang jelas untuk setiap alternatif jawaban akan
21
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012),
cet. Ke-17, h. 77.
22
Muhamma Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1999),
cet Ke-9, h. 117.
27
Tugas penilai hanya memberi tanda cek (V) dalam kolom rentangan nilai.
Skala nilai di atas bisa juga menggunakan kategori baik, sedang dan
penilaian dapat menghasilkan data interval tersebut. Dalam contoh diatas skor
dari 1 x 5.
Dalam skala kategori, penilai bisa membuat rentangan yang lebih rinci
misalnya baik sekali, baik, sedang, kurang, dan kurang sekali. Ada satu model
skala penilaian lain, yaitu skala penilaian komparatif. Alam skala ini penilai
dinilai dengan posisi orang laian yang sejenis sebagai ukuran bandingan.
misalnya proses mengajar pada guru, proses belajar pada peserta didik, atau
a) Tentukan tujuan yang akan dicapai dari skala penilaian ini sehingga jelas
penilai atau lebih dalam menilai subjek yang sama. Maksudnya agar diperoleh
daftar cek jawaban dikategorikan misalnya ada, tidak ada, atau dilakukan,
tidak dilakukan, dan di kata-kata lain yang sejenis. Hal-hal lainnya sama
29
2) Skala Sikap
Ada tiga kompenen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi
objek tersebut. Oleh karana itu, sikap selalu bermakna bila dihadapkan kepada
objek tertentu, misalnya sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, sikap
23
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012),
cet. Ke-17, h. 79.
30
nilai tertentu. Oleh karena itu, pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua
Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert.
positif maupun negatif, dinilai oleh subyek dengan sangat setuju, setuju, tidak
punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju. Skor yang diberikan
konsisten. Yang jelas, skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif
Tabel 2.1
Tidak Sangat
Sangat Tidak
Pernyataan sikap Setuju punya tidak
setuju setuju
pendapat setuju
2 1 0 1 2
Pernyataan positif
5 4 3 2 1
2 1 0 1 2
Pernyataan negatif
1 2 3 4 5
31
mencerminkan dimensi sikap, yakni kognisi, afeksi dan konasi. Berikut ini
a. Saya senang membaca tulisan yang berkenaan dengan bidang studi aqidah
b. Saya merasa sulit menyisihkan waktu untuk belajar lebih lama (-, afeksi).
e. Saya merasa telah cukup menguasai bidang studi aqidah akhlak (-,afeksi).
4) Menentukan jumlah gradual dan frase atau angka yang dapat menjadi
alternatif pilihan.
8) Melaksanakan penilaian.24
Petunjuk :
1. Pengisian skala ini tidak ada hubungannya dengan prestasi belajar. Anda
2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan cara
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TT : Tidak Tahu
TS : Tidak Setuju
Tabel 2.2
24
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru
Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah , (Jakarta Pusat, 2009), cet.Ke-1, h. 152.
25
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru
Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah , (Jakarta Pusat, 2009), cet.Ke-1, h. 153.
33
dikelas
setiap hari
sebagai penunjang
7. Dst
d. Observasi
26
Muhamma Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1999),
cet Ke-9, h. 117.
34
teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta
semua sering melakukannya, baik secara sadar maupun tidak sadar di dalam
Hal yang harus dipahami oleh anda adalah bahwa tidak semua apa
yang dilihat disebut observasi. Dengan kata lain, observasi yang dilakukan
oleh guru di kelas tidak cukup dengan hanya duduk dan melihat melainkan
berdasarkan tujuan yang jelas. Untuk memperoleh hasil observasi yang baik,
mulai dari hal-hal yang sederhana sampai dengan hal-hal yamg kompleks.
27
H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), cet Ke-1, h. 33.
35
objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang
Observasi tidak hanya digunakan dalam kegiatan evaluasi, tetapi juga dalam
2) Untuk megukur perilaku kelas, interaksi antara peserta didik dan guru,
(social skills).
hasil belajar peserta didik, seperti tingkah laku peserta didik pada waktu
(1) Mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Hal ini dimaksudkan agar
(2) Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif
dan rasional.
dan kesahihan.
yaitu :
faktor yang telah diatur kategorinya. Isi dan luas materi observasi telah
tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan observer
ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.
Kelemahan yang sering terjadi di dalam observasi ada pada pengamat itu
ialah dengan melakukan observasi oleh dua orang atau lebih secara terpisah
39
28
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru
Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah , (Jakarta Pusat, 2009), cet.Ke-1, h. 149
40
pengamat yang cakap, mampu, dan menguasai segi-segi yang diamati sangat
diperlukan.
oleh guru dikelas pada saat peserta didik melakukan kegiatan belajar. Untuk
itu guru tidak perlu terlalu formal memperhatikan siswa, tetapi ia mencatat
secara teratur gejala dan perilaku yang ditunjukkan oleh setiap peserta didik.
tugas. Lebih dari itu guru dapat pula mengamati hasil belajar peserta didik,
dalam menilai proses belajar mengajar maupun dalam menilai hasil belajar
peserta didik. Observasi juga lebih praktis dibandingkan dengan alat penilaian
29
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012),
cet. Ke-17, h. 94.
41
e. Studi Kasus
mempelajari secara khusus anak nakal, anak yang tidak bisa bergaul dengan
orang lain, anak yang selalu gagal belajar, atau anak pandai, anak yang paling
dengan kasusnya. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti aorang tuanya,
teman dekatnya, guru, bahkan juga dari dirinya. Teknik memperoleh data
analisis dokumenter, atau tes, bergantung pada kasus yang dipelajari. Setiap
data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain,
Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah bahwa subyek dapat
dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subjektif,
artinya hanya untuk individu yang bersangkutan, dan belum tentu dapat
digunakan untuk kasus yang sama pada individu yang lain. Dengan kata lain,
menghasilkan hipotesis yang dapat diuji lebih lanjut. Banyak teori, konsep,
dan prinsip dalam proses perubahan tingkah laku individu dilakukan oleh
dijadikan kasus.
yang dihadapi peserta didik tersebut melalui analisis hasil belajar yang
tingkah laku peserta didik agar diperoleh informasi yang lebih lengkap
dengan siswa untuk secara bertahap diterapakan, baik oleh peserta didik
Studi ini dapat dilakukan kepada sekelompok individu pada usia tertentu, atau
waktu yang panjang. Oleh sebab itu, kelemahan utama studi ini adalah
waktunya yang terlalu lama sehingga menuntut biaya, tenaga dan sumber-
sumber lain yang cukup banyak. Ada dua teknik yang biasa digunakan dan
saling melengkapi dalam studi perkembangan, yakni (a) studi longitudinal dan
menggunakan sampel yang sama untuk jangka waktu yang panjang. Misalnya
tertentu untuk kelompok atau kelas tersebut. Dalam studi ini sampelnya dalah
waktu tertentu pada setiap taraf sesuai dengan perkembangan individu itu
sendiri.
sumber yang cukup besar sebab dilaksanakan dalam waktu yang cukup lama.
sehingga dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada metode
umurnya dalam titik waktu yang sama. Dalam contoh diatas keterampilan
berbahasa tulisan dipelajari pada peserta didik sebagai sampel dari beberapa
kelas yang berbeda, dan pada titik dan kurun waktu tertentu diukur
kebetulan sebab bisa terjadi sampel dalam studi ini sangat bervariasi
karakteristik peserta didik pada umumnya pada taraf yang berbeda-beda dan
memungkinkan dapat diperoleh sampel yang cukup besar. Metode ini juga
dapat membandingkan karakteristik tertentu saat ini dari subjek atau peserta
didik pada kelas yang berbeda tingkatannya, misalnya kelas IV dengan kelas
a. Kegagalan belajar yang dapat dilihat dari prestasi yang dicapainya, baik
dalam mata pelajaran tertentu maupun untuk semua mata pelajaran yang
diberikan disekolah.
sekolah yang dapat dilihat dari perilaku peserta didik seperti mengisolasi
tersinggung, menangis
bersumber dari tiga faktor utama, yakni faktor dari dirinya, faktor keluarga,
pada umumnya karena kurang perhatian dari orang tuanya yang berkenaan
sama denagn orang tuanya. Dalam hal ini peranan wali kelas, guru
yang menjadi kasus harus ditingkatkan melalui berbagai cara, satu diantaranya
Lebih jauh lagi guru, pembimbing, wali kelas menggali informasi dari peserta
mencari pemecahannya.
Efek peserta didik yang mengalami kasus sangat merugikan, baik bagi
30
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2012), cet. Ke-17, h. 98.
49
f. Sosiometri
tersinggung atau bahkan over acting. Hal ini dapat dilihat ketika mereka
dan dipelajari oleh guru dan dicarikan upaya untuk memperbaikinya, karena
sosiometri, yaitu :
sosiogram.31
guru dalam mempelajari para peserta didiknya. Dengan kata lain sosiometri
peserta didik di sekolah dilihat dari hubungan sosialnya, dan dijadikan alat
31
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru
Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah , (Jakarta Pusat, 2009), cet.Ke-1, h. 167.
32
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012),
cet. Ke-17, h. 103.
51
Dengan kata lain, banyak proses dan hasil belajar yang hanya dapat
diukur dengan teknik nontes. Untuk itu, jika guru di madrasah hanya
menggunakan teknik tes, tentu hal ini dapat merugikan peserta didik dan
kelemahan teknik tes. Oleh karena itu evaluasi teknik nontes sangat penting
dilakukan.33
mendapatkan tambahan awalan “pe” dan akhiran “an” yang menunjukkan arti
sebuah proses. Kata “belajar” sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
33
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: Bumi Aksara, 2008).
52
diatur guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu posisi guru dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sebagai
didik hanya pasif. Sehingga kegiatan belajar mengajar guru bersifat theacher
mengajar selama ini. Dalam pembelajaran baik guru maupun peserta didik
tersebut maka guru sangat berperan dalam menentukan kualitas dan kuantitas
pengajaran. Oleh karena itu dalam hal ini, seorang guru harus mampu
a. Pengertian Aqidah
Secara bahasa aqidah berasal dari kata berarti ikatan dua utas tali
“aqidah” atau kata aqad juga berarti janji, kesepakatan 2 orang yang
mengadakan perjanjian.
dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas tertanam kuat dalam
benak jiwa yang tidak dapat diguncangkan oleh keraguan. Secara harfiah
islam berarti berserah diri atau selamat. Artinya terserah diri untuk patuh dan
larangan-Nya).
54
kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal,
wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati dan
$tΒ Ï‰÷èt/ .ÏΒ ωÎ) |=≈tGÅ3ø9$# (#θè?ρé& šÏ%©!$# y#n=tF÷z$# $tΒuρ 3 ÞΟ≈n=ó™M}$# «!$# y‰ΨÏã šÏe$!$# ¨βÎ)
∩⊇∪ É>$|¡Ïtø:$# ßìƒÎ| ©!$# χÎ*sù «!$# ÏM≈tƒ$t↔Î/ öàõ3tƒ tΒuρ 3 óΟßγoΨ÷t/ $J‹øót/ ÞΟù=Ïèø9$# ãΝèδu!%y`
hisab-Nya”. 35
34
Zaky Mubarok Latif, et al, Akidah Islam, (Jogjakarta : UII Press, 2003), cet Ke-3, h. 29.
35
Departemen Agama, Terjemahan Al‐Qur’anul Karim
55
Pada ayat ini (Ali Imron : 19) Allah menerangkan agamanya yang
menegaskan Allah SWT Esa pada Dzat-Nya, sifat-Nya dan afal-Nya (segala
intinya adalah satu ialah “islam” sedangkan syariat pada setiap nabi itu dapat
b. Pengertian Akhlak
dengan mudah tanpa banyak pertimbangan, dengan lancar tanpa merasa sulit
terpaksa atua merasa berat untuk berbuat belumlah dikatakan akhlak (Oemar
Bakry, 1993: 12). Orang yang baik akhlaknya ialah yang bersifat lapang
dada, peramah, pandai bergaul, tidak menyakiti orang lain, lurus benar, tidak
tahu berterima kasih, dipercaya, tidak memfitnah, tidak dengki, baik dengan
tetangga, kata-kata dan perbuatannya disenangi orang lain dan lain-lain sifat
utama.
syari’ah karena dengan akhlak akan terbina mental dan jiwa seseorang untuk
kebiasaan.
pekerti memang mempunyai peran yang amat penting bagi manusia, baik
bagi pribadi maupun orang lain. Jadi yang dimaksud akhlak di sini adalah
belajar mengajar. Syariat Islam tidak dapat dihayati dan diamalkan kalau
hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan. Nabi
telah mengajarkan untuk beriman dan beramal serta berakhlak baik sesuai
dengan ajaran Islam. Tujuan dari pendidikan ini adalah membina insan
ingin kita capai. Demikian juga ketika kita mempelajari Aqidah Akhlak
36
Zaky Mubarok Latif, et al, Akidah Islam, (Jogjakarta : UII Press, 2003), cet Ke-3, h. 38.
57
diharapkan dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sehingga dapat
Tuhan.
Esa.
dia selalu berusaha memelihara diri supaya senantiasa berada pada garis
akhlak yang mulia dan menjauhi segala bentuk akhlak yang tercela.
manusia.
58
a. Supaya dapat terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, terpuji serta
b. Supaya perhubungan kita dengan Allah SWT dan sesama makhluk selalu
yang menjadi tujuan dalam pengajaran akhlak adalah ingin mencapai setinggi-
tinggi budi pekerti dan akhlak. Menurut Ali Hasan 1988 bahwa tujuan pokok
khusus :
4. Membimbing siswa ke arah sikap yang sehat dan dapat membantu mereka
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam
Anak adalah ibarat oase di tengah-tengah gurun pasir yang kering dan
tergantung cita dan cinta orang tua. Dengan anaklah orang tua akan
kesejukan dan kebahagiaan di alam akherat. Semua itu akan menjadi sebuah
60
sebuah bangsa. Oleh sebab itu tidak mengherankan bila semua orang tua
pendidikan akhlak, budi pekerti, atau moral yang wajib diberikan kepada tiap
bagus bahkan jenius, tetapi apabila tidak dibarengi penanganan akhlak dan
moral yang benar tentu tidak seimbang. Boleh jadi akan berakibat fatal bila
Di tengah melubernya arus informasi yang mudah didapat, tentu kita harus
teladan orang tua perlu dikedepankan, sebab pada usia-usia dini sikap meniru
anak masih dominan. Peran orang tua dalam membentuk moral dan akhlak
anak sangat sangat besar. Keteladanan kedua orang tua dalam bertutur kata,
Perhatian yang iebih dari orang tua terhadap gerak-gerik dan aktrvitas mereka
sangat diperlukan, apalagi saat ini tayangan televisi begitu deras dimana
61
apabila tidak ada kontrol dari orang tua bisa berakibat kurang baik terhadap
tumbuh kembang anak. Mulai dari tayangan film kartun, sinetron, acara
hiburan, acara berbau mistik yang kesemuanya itu acapkali sarat dengan hal-
merusak attitudeanak. Belum lagi pergaulan dan life style (gaya hidup),
adanya video porno yang akhir-akhir ini marak dibicarakan, yang apabila
íΟù=Ýàs9 x8÷Åe³9$# χÎ) ( «!$$Î/ õ8Îô³è@ Ÿω ¢o_ç6≈tƒ …çµÝàÏètƒ uθèδuρ ϵÏΖö/eω ß≈yϑø)ä9 tΑ$s% øŒÎ)uρ
∩⊇⊂∪ ÒΟŠÏàtã
37
Departemen Agama, Terjemahan Al-Qur’anul Karim
62
Dari ayat tersebut dapat kita ambil pokok pikiran, pertama, orang tua
menjadi kerangka dasar dan landasan dalam membentuk pribadi anak yang
sholeh.
hal ini dapat kita cermati dan seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu
koridor ketegasan dan kedisiplinan dan bukan berarti mendidik dengan keras.
anak berjiwa keras, kejam dan kasar. Kekerasan hanya meninggalkan bekas
yang menggores tajam kelembutan anak, kelembutan dalam diri anak akan
hilang tergerus oleh pendidikan yang keras dan brutal. Kepribadian anak
menjadi kental dengan kekerasan, hati, pkiran, gerak dan kesejukan jauh dari
hendaknya dengan kelembutan dan kasih sayang. Begitu juga dalam prioritas
penyampaian yang lembut dan penuh kasih sayang. Dengan demikian anak
sebagai tuhan yang menciptakan, mengatur dan meniadakan alam ini. Jadi
kedua amal di atas dan yang mengajarkan tentang tata cara pergaulan
hidup manusia.38
ª!$# ‘≅ÅÒãƒuρ ( ÍοtÅzFψ$# †Îûuρ $u‹÷Ρ‘‰9$# Íο4θuŠptø:$# ’Îû ÏMÎ/$¨V9$# ÉΑöθs)ø9$$Î/ (#θãΖtΒ#u šÏ%©!$# ª!$# àMÎm6sVãƒ
38
H. Zuhairini, Metodik Khusus pendidikan Agama, (Surabaya : Usaha Nasional, 1983), Cet.Ke-8, h.
60.
64
Ucapan yang teguh itu, dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah
syariah dan akhlak, diumpamakan seperti hubungan akar batang dan buah
peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta
Qadar Allah).39
pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih,
tawakal.
pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara
39
Zaky Mubarok Latif, et al, Akidah Islam, (Jogjakarta : UII Press, 2003), cet Ke-3, h. 31.
67
1) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air
beribadah.
tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad SAW, masa remaja Nabi
Nabi Yusuf AS, Tsa’labah, Masithah, Ulul Azmi, Abu Lahab, Qarun,
Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus, dan Nabi
masalah belajar, sumber belajar dan cara peserta didik belajar agar
sebagai pusat perhatian dan kegiatan belajar mengajar. Tugas dan peranan
40
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: Bumi Aksara, 2008).
70
materi yang diajarkan. Berkaitan dengan hal ini, maka ada beberapa
b) Pendekatan pengalaman
c) Pendekatan emosional
e) Pendekatan keteladanan
yang dipelajari. Figure personal di sekolah ialah guru PAI dan semua
warga sekolah, sedankan di rumah ialah orang tua dan seluruh anggota
f) Pendekatan pembiasaan
g) Pendekatan fungsional
9 Kelas I
Semester satu
1) Rukun iman
Semester dua
4) Adab tidur
9 Kelas II
Semester Satu
1) Kalimat Tauhid
Semester dua
1) Adab ;bicara
2) Adab bersin
9 Kelas III
Semester satu
3) Akhlak terpuji
4) Akhlak tercela
6) Malaikat Allah
75
Semester dua
9 Kelas IV
Semester satu
kepada Allah)
pemarah)
Semester dua
3) Adab tetangga
9 Kelas V
Semester Satu
Semester dua
2) Syukur ni’mat
3) Adab bekerja
9 Kelas VI
Semester Satu
Semester dua
1) Taubat
antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode
dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya
peranan alat bantu atau alat peraga memegang peranan penting sebab
dengan adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah dipahami oleh
peserta didik. Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian alat
yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar
tujuan membantu guru agar proses belajar peserta didik lebih efektif dan
Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar
yang efektif.
pelajaran.
MI adalah :
yang benar. Sebuah penghayatan dan pengamalan yang benar, dan kokoh
antara lain harus disertai dengan pemahaman dan wawasan yang benar
yang dihasilkan melalui kegiatan pengajaran. Hal ini akan terjadi apabila
serta didasarkan pada teori, konsep dan prinsip tertentu yang terdapat
metodologi pengajaran.41
41
H. Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2011), cet Ke-2, h. 176.
81
pendidikan dapat dicapai dengan baik. Dalam hal ini metode pengajaran
aqidah akhlak kami bagi menjadi dua bagian. Bagian pertama membahas
pengajaran akhlak.
studi ini adalah aspek afektif yang secara garis besar berupa
SWT dan bersyukur kepada ayah dan ibu dengan berbakti atau
42
H. Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2011), cet Ke-2, h. 181.
82
pendengar yang besar dan apabila cara lain tidak mungkin, misalnya,
karena tidak adanya bahan bacaan dan atau untuk menyimpulkan dan
seseorang akan dapat menilai yang baik dan yang buruk dan
kubur.
guru atau orang lain yang sengaja diminta atau siswa sendiri
a. Metode Alami
Metode alami ini adalah suatu metode dimana akhlak yang baik
telah ditetapkan.
c. Metode teladan
bahwa : alat dakwah yang sangat utama adalah akhlak. Metode ini