Anda di halaman 1dari 24

Mata kuliah : Kesehatan Reproduksi

Nama dosen : Noviyani Hartuti, S.SiT, M.Kes

GANGGUAN HAID

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

MIRNAWATI 316. 072

NUR FADILLAH 316. 084

PUTRI ALIFAH 316. 086

RESKY WULAN SARI 316. 089

RISNAWATI J 316. 091

SRI ANGGITA 316. 094

AKADEMI KEBIDANAN PELAMONIA

KESDAM XIV/ HASANUDDIN BHAKTI KARYA HUSADA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena dengan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah

yang berjudul “Gangguan Haid”

Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam

proses pengerjaannya, tetapi kami berhasil menyelesaikannya dengan

baik. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pembimbing yang

telah memberikan tugas makalah ini. kami berharap semoga makalah ini

dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan

dan pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami

harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama.

Makassar, 27 Maret 2018

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 3

C. Tujuan Penulisan .................................................................. 3

D. Manfaat ................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi ................................................................................. 4

B. Gangguan haid pada masa reproduksi ................................ 4

C. Penyebab ............................................................................. 10

D. Tanda dan gejala ................................................................. 17

E. Penanganan ........................................................................ 19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 20

B. Saran .................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Haid merupakan proses kematangan seksual bagi seorang wanita

(LK lee dkk, 2006). Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik

dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium

(Wiknjosastro, 2008). Panjang siklus haid yang normal atau dianggap

sebagai suatu siklus yang klasik adalah 28 hari , tetapi cukup bervariasi

tidak sama untuk setiap wanita (Guyton, 2006). Lama haid biasanya

antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit- sedikit dan ada

yang sampai 7-8 hari. Jumlah darah normal yang keluar rata-rata 33,2 ±

16 cc. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah

25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari dan pada wanita usia 55

tahun ialah 51,9 hari (Wiknjosastro, 2008).

Siklus haid yang terjadi diluar keadaan normal, atau dengan kata lain

tidak berada pada interval pola haid pada rentang waktu kurang dari 21

atau lebih dari 35 hari dengan interval pendarahan uterus normal

kurang dari 3 atau lebih dari7 hari disebut siklus menstruasi/haid yang

tidak teratur (Berek, 2002). Menurut Berek (2002) ada enam jenis

gangguan menstruasi yang termasuk kedalam siklus menstruasi yang

tidak teratur adalah oligomenorea, polimenorea, menoragia, metroragia,

menometroragia, hipomenorea.

1
Perubahan pola haid dipengaruhi usia seseorang (Wiknjosastro, 2008),

pemakaian kontrasepsi (Llewellyn, 2005), penyakit pada ovarium

misalnya: tumor,kelainan pada sistem saraf pusat- Hipotalamus dan

Hipofisis (Benson, Ralph C. dan Pernoll, Martin L., 2009). Perubahan

pola haid normalnya terjadi pada kedua ujung siklus haid ,yaitu waktu

remaja dan menjelang menoupause. Dalam siklus haid masa remaja

dan menjelang menoupase, dinding rahimnya hanya dirangsang

pertumbuhannya oleh estrogen.Hanya hormon FSH saja yang

dikeluarkan oleh kelenjar bawah otak.Akibatnya siklus haid tidak teratur

(Llewellyn, 2005).

Data di beberapa negara industri menyebutkan bahwa seperempat

penduduk perempuan dilaporan pernah mengalami menoregia, 21%

mengeluh siklus haid memendek. 17% mengalami perdarahan antar

haid dan 6% mengalami pasca senggama. Selain menyebabkan

gangguan kesehatan, gangguan haid ternyata berpengaruh pada

aktivitas sehari-hari yaitu 28% dilaporkan merasa terganggu saat

berkerja, sehingga berdampak pada bidang ekonomi 1,2 di RSUD Dr.

Soetomo surabaya pada tahun 2007 dan 2008 di dapatkan angka

kejadian perdarahan uterus abnormal sebanyak 12,48% dan 8,8% dari

seluruh kunjungan poli kandungan (sifasi kepustakaan)

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari gangguan haid ?

2. Apa saja gangguan haid dalam reproduksi ?

3. Apa yang menyebabkan dari gangguan haid ?

4. Apa tanda dan gejala dari gangguan haid ?

5. Bagaimana cara penanganan dalam gangguan haid ?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari gangguan haid

2. Untuk mengetahui jenis dari gangguan haid dalam reproduksi

3. Untuk mengetahui penyebab dari gangguan haid

4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari gangguan haid

5. Untuk mengetahui cara penanganan dalam gangguan haid

D. Manfaat

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik

secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini

berguna sebagai pengembangan pengetahuan tentang menstruasi

khususnya gangguan menstruasi. Secara praktis makalah ini

diharapkan bermanfaat bagi :

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep

keilmuan khususnya tentang gangguan menstruasi

2. Pembaca, sebagai media informasi tentang gangguan haid baik

secara teoritis maupun secara praktis

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai

sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya

lapisan endometrium uterus (Bobak, 2004).

Gangguan menstruasi adalah masalah yang umum terjadi pada

masa remaja. Gangguan ini dapat menyebabkan rasa cemas yang

signifikan pada pasien maupun keluarganya. Faktor fisik dan psikologis

berperan pada masalah ini (Chandran, 2008).

Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir

masa reproduktif, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas 39 tahun.

Gangguan ini mungkin berkaitan dengan lamanya siklus haid, atau

jumlah dan lamanya menstruasi. Seorang wanita dapat mengalami

kedua gangguan itu (Jones, 2002).

B. Gangguan haid pada masa reproduksi

1. Gangguan lama dan jumlah darah haid

a. Hipermenorea (menoragia)

Hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak

dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari).

Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya

adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas

dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polip

4
endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu

haid, dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium

biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan

endometrium yang diikuti dengan gangguan pelepasannya pada

waktu haid.

Terapi pada hipermenorea pada mioma uteri niscaya

tergantung dari penanganan mioma uteri, sedangkan diagnosis

dan terapi polip endometrium serta gangguan pelepasan

endometrium terdiri atas kerokan.

b. Hipomenorea (kriptomenorrhea)

Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek

dan atau lebih kurang dari biasa. Sebab-sebabnya dapat

terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misalnya

sesudah miomektomi), pada gangguan endokrin, dan lain-lain.

Kecuali jika ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas

menenangkan penderita. Adanya hipomenorea tidak

mengganggu fertilitas.

Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam

7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi

selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.

5
2. Gangguan siklus haid

a. Polimenorea

Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa

(kurang dari 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih

banyak dari haid biasa. Hal yang terakhir ini diberi nama

polimenoragia atau epimenoragia.

Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal

yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi

pendeknya masa luteal. Sebab lain adalah kongesti ovarium

karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya.

b. Oligomenorea

Disini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila

panjangnya siklus lebih dari 3 bulan, hal itu sudah mulai

dinamakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea

biasanya berkurang.

Oligomenorea dan Amenorea sering kali mempunyai dasar

yang sama, perbedannya terletak tingkat. Pada kebanyakan

kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan

fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulator dengan

masa proliferasi lebih panjang dari biasa.

c. Amenorea

Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk

sedikitnya tiga bulan berturut-turut. Lazim diadakan pembagian

6
antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Amenorea

primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun keatas tidak

pernah dapat haid, sedangkan pada amenorea sekunder

penderita pernah mendapat haid tetapi kemudian tidak dapat

lagi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang

lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-

kelainan congenital dan kelainan-kelainan genetic. Adanya

amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang

timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan

gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi, dan

lain-lain

3. Gangguan perdarahan diluar siklus haid

Menometroragia

Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada

hubungannya dengan haid.

Klasifikasi

1) Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus,

kehamilan ektopik.

2) Metroragia diluar kehamilan.

7
4. Gangguan lain yang berhubungan dengan haid

a. Dismenoroea

Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi

pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi

dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.

Klasifikasi

Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial

ataupun fungsional); adalah nyeri haid yang terjadi sejak

menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan.

Karakteristik dismenorea primer menurut Ali Badziad (2003):

1) Sering ditemukan pada usia muda.

2) Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur.

3) Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus yang spastik dan

sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri

kepala.

4) Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari

pertama atau kedua haid.

5) Jarang ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan

ginekologis.

6) Cepat memberikan respon terhadap pengobatan

medikamentosa.

8
Karakteristik dismenorea sekunder

Nyeri terjadi selama beberapa hari sebelum awitan aliran pada

saat melakukan hubungan seksual. Penyebab : Kelainan

ginekologik (salpingitis kronika, endometriosis, adenominosis

uteri, stenosis servisis uteri)

b. Sindrom pra haid

Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum

haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena

ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom

menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur

30-40 tahun.

PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik

yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-4 sebelum

menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai.

Disebabkan oleh :

1) Sekresi estrogen yang abnormal

2) kelebihan atau defisiensi progesteron

3) Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin

4) Kelebihan hormon anti diuresis

5) Kelebihan atau defisiensi prostaglandin

9
C. Penyebab

1. Hipermenorea

a. Hormon tak seimbang

Dalam siklus menstruasi normal,keseimbangan hormon estrogen

dan orogestrogen menyesuaikan kondisi dinding uterus

(endometrium), untuk mengatur pancaran darah menstruasi . jika

timbul ketidakseimbangan hormon , endomentrium menghasilkan

aliran darah hebat .

b. Kista ovarium

Timbulnya kantung-kantung cairan didalam atau ovarium , yang

terkadang menyebabkan ketidaknormalan menstruasi termasuk

menorrhagia

c. Polip

Timbulnya polip dalam dinding uterus menyebabkan pendarahan

menstruasi dalam waktu lama. Polip dari uterus biasanya muncul

pada wanita usia produktif yang menghasilkan kelebihan

hormon, menyebabakan perdarahan yang tidak terkait dengan

menstruasi

d. Disfungsi ovarium

Kegagalan fungsi ovarium, anovulation (proses pelepasan telur)

dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, berujung

pada menorrhagia

10
e. Penggunaan IUD

Efek samping pnggunaan KB IUD yang sering ditemui adalah

perdarahan menstruasi hebat

f. Kanker

Walaupun jarang ditemui, kanker pada alat reproduksi wanita

dapat menyebabkan menorrhagia. Kanker uterus, kanker

ovarium, dan kanker leher rahim dapat menyebabkan

perdarahan berlebihan saat menstruasi.

g. Obat-obatan

Obat-obatan tertentu, termasuk obat pencegah penggumpalan

darah (anticoaguslatnts) dan pengeluaran anti radang/ infeksi,

dapat menyebabkan menstruasi berat atau dalam waktu lama.

2. Hipomenorea

Hipomemorea disebabkan oleh karen kesuburan endometrium

kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahung maupun

gangguan hormonan. Sering disebabkan karena gangguan

endokrin. Kekurangan estrogen maupun progesteron, stenosis

hymen, stenosis servik uteri, sinekia uteri (sindrom asherman).

Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada

uterus (misalnya sesudah meomektomi) pada gangguan endokrin

dan lain-lain, kecuali bila ditemukan sebab yang nyata terapa tediri

atas menenangkan penderita.

11
3. Polimenorea

Timbulnya menstruasi yang lebih sering ini tentunya akan

menimbulkan kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya.

Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem

hormonal pada aksis hipotalamus – hipofisis – ovarium.

Ketidakseimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan

gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau

memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu

siklus menstruasi normal sehingga didapatkan menstruasi lebih

sering. Gangguan keseimbangan hormon dapat terjadi pada :

a. Pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama

b. Beberapa tahun menjelang menopause

c. Gangguan indung telur

d. Stres dan depresi

e. Pasien dengan gangguan makan (seperti annorexia nerovosa,

bulimia)

f. Penurunan berat berlebihan

g. Obesitas

h. Olahraga berlebihan

i. Penggunaan obat-obat tertentu, seperti antikoagula, aspirin,

NSAID.

12
4. Oligomenoria

a. Stres dan depresi

b. Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa,

bulimia)

c. Penurunan berat badan yang berlebihan

d. Olahraga yang berlebihan sepertinya atlet

e. Adanya tumor yang melepaskan estrogen

f. Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang

menghambat pengeluaran darah menstruasi

g. Penggunaan obat-obat tertentu

5. Amenorea

1) Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus

(endometrium), dan vagina

2) kelainan kongenital, seperti tidak tumbuhnya organ rahim dan

vagina

3) ketidakstabilan emosi dan kurang zat makanan yang

mempunyai nilai gizi lebih.

4) Pubertas terlambat

6. Metroragia

Metroragia atau metromenoragia dapat disebabkan oleh kelainan

organik pada alat genetal atau oleh kelainan fungsional, serta

penyabab lain:

13
a. Penyebab organik perdarahan bukan haid antara lain :

1) Vagina : varises pecah, keganasan vagina

2) Serviks : perlukaan serviks, polip serviks

3) Rahim : polip endometrium, karsinoma korpus uteri

4) Tuba falopi : hamil ektopik tuba

5) Ovarium : radang ovarium, tumor ovarium

b. Penyebab perdarahan disfungsional :

Perdarahan disfungsional adalah perdarahan tanpa disebabkan

kelainan organik pada alat genetalia, tetapi gangguan mata

rantai hormonal hipotalamus-hipofisis dan ovarium

1) Korpus luteum peristens yang menyebabkan pelepasan

endometrium tidak teratur

2) Insufisiensi korpus luteum karena gangguan LH (kurangnya

produksi progesteron)

3) Pecahnya pembuluh darah dalam uterus

4) Gangguan dalam mekanisme pembekuan darah

7. Sindrom pra haid

Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor

penting ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron

dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat

badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan

kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi

luteal dan pengurangan produksi progesteron.

14
Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial,

dll.juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita

tegangan prahaid adalah wanita yang lebih peka terhadap

perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor

psikologis.

8. Dismenorhoe

Etiologi :

psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan); (obstetric : cervic sempit,

hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar

prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi)

D. Tanda dan gejala gangguan haid

1. Hipermenore (Menorraghia) : Kram selama haid yang tidak bisa

dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering merasakan

kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.

2. Hypomenorhoe (kriptomenorrhea): Waktu haid singkat, jumlah

darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya berupa

spotting.

3. Polimenorea (Epimenoragia) Gejala berupa siklus kurang dari 21

hari (lebih pendek dari 25 hari).

4. Oligomenorrhoe : Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali,

perdarahan haid biasanya berkurang

15
5. Amenorea

Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :

a) Tidak terjadi haid

b) Produksi hormon estrogen dan progesteron menurun.

c) Nyeri kepala

d) Badan lemah Tanda dan gejala tergantung dari penyebabnya :

Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas,

maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti

pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan

rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh. Jika penyebanya

adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan

pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon

tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang

cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab. Sindroma

Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit,

dan lengan serta tungkai yang lurus. Gejala lainnya yang

mungkin ditemukan pada amenore : Sakit kepala Galaktore

(pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak

sedang menyusui).

e) Vagina yang kering

f) Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang

mengikuti pola pria), perubahan suara dan perubahan ukuran

payudara

16
E. Penanganan

1. Penerangan dan Nasehat

Penjelasan pada pasien bahwa disminore adalah gangguan yang

tidak berbahaya untuk kesehatan. Penjelasan mengenai cara hidup,

pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah

informasi mengenai haid atau adanya tabu perlu dibicarakan.

Nasihat mengenai makanan sehat, istirahat cukup dan olah raga.

Kadang diperlukan psikoterapi.

2. Pemberian obat analgesik

Jika nyeri berat diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres

panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat

analgesik yang diberikan preparat kombinasi aspirin, fenasitin, dan

kafein.

3. Terapi hormonal

Tujuannya untuk menekan ovulasi, bersifat sementara untuk

membuktikan bahwa gangguan benar-benar disminorea primer atau

untuk memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting

pada waktu haid tanpa gangguan. Terapi ini dicapai dengan

pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.

4. Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin

Indometasin, ibuprofen dan naproksen; pengobatan diberikan

sebelum haid, 1 sampai 3 hari sebelum haid dan pada hari pertama

17
haid. Terapi ini memegang peranan penting dalam penanganan

disminorea primer.

5. Dilatasi Konalis Servikalis

Memberi keringanan karena memudahkan pengeluaran darah dan

prostaglandin didalamnya. Neuraktomi prasakral dan neurektomi

ovarial merupakan usaha terakhir bila usaha lain gagal.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai

sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya

lapisan endometrium uterus

Gangguan menstruasi adalah masalah yang umum terjadi pada

masa remaja. Gangguan ini dapat menyebabkan rasa cemas yang

signifikan pada pasien maupun keluarganya. Faktor fisik dan

psikologis berperan pada masalah ini.

Sebelum datangnya haid perempuan akan mengalami sindrom

pra-haid yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, yang berupa

perubahan-perubahan atau gejala-gejala fisik maupun mental.

Sindrom pra-haid ini tidak selalu sama pada setiap orang, begitu juga

dengan siklus haid juga berbeda antara setiap perempuan walau

saudara kembar sekalipun.

Adapun gangguan haid yang terjadi dalam masa reproduksi

seperti hipermenorea, hipomenorea, polimenorea, oligomenorea,

amenorea, mastalgia, disminorea, dan masih banyak gangguan haid

lainnya yang sering dirasakan oleh setiap perempuan.

19
B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah:

1) Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus

haidnya, untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang

berhubungan dengan haid.

2) Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai

segala hal yang berhubungan dengan haid, terutama gangguan-

gangguan selama haid.

3) Kepada para pembaca dan teman-teman mahasiswa yang

lainnya,jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih

jauh, maka kami mengharapkan dengan rendah hati agar lebih

membaca buku-buku lainnya yang berkaitan dengan “Gangguan

Haid”.

20
DAFTAR PUSTAKA

Purwoastuti, Endang dan Elisabeth. Panduan Materi Kesehatan


Reproduksi dan keluarga berencana. Penerbit: Pustaka baru press.
Yogyakarta. 2015

Olivia, Femi. Mengatasi Gangguan Haid. Penerbit : PT. Elex Media.


Jakarta. 2013

Anwar, Mochamad. Ilmu Kandungan. Penerbit: PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo. Jakarta. 2011

Marmi. Kesehatan Reproduksi. Penerbit : Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


2014

21

Anda mungkin juga menyukai