Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN GAWATDARURAT

“MANAJEMEN DAN PENCEGAHAN LUKA DEKUBITUS”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

ARDIANTO

MESA PRAYOGA

ELVINA DELVIANTARI

LISA

MEGAWATI

NORA SETIA NINGSIH

NURUL AFIFAH NENSIH

TRI AGUSTINA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Dengan ini penulis ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan literature
review yang topik bahasannya adalah “Manajemen dan Pencegahan Luka Dekubitus“
tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Gawatdarurat. Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan
Gawat Darurat yang telah memberikan tugas ini.
Adapun literature review ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses
pembuatan literature review ini. Kami mengharapkan semoga literature review yang
bertemakan manajemen dan pencegahan luka dekubitus ini dapat dipahami para
pembaca sebagai pengetahuan tambahan di masa yang akan datang.

Pekanbaru, Juni 2019

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................... Error! Bookmark not defined.

BAB II ANALISA JURNAL ...................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................11


BAB I

PENDAHULUAN

Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit
terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Respon tubuh
terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang
menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut dengan
penyembuhan luka. Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi
organ tubuh kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda-tanda dan respon yang berurutan
dimana sel secara bersama-sama berinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara
normal. Idealnya luka yang sembuh kembali normal secara struktur anatomi, fungsi dan
penampilan.

Luka tekan merupakan masalah yang sangat serius terutama bagi pasien yang
harus dirawat lama di rumah sakit dengan keterbatasan aktifitas, komplikasi medis pada
berbagai organ dan yang mengancam nyawa dapat terjadi akibat dari timbulnya
dekubitus selama pasien dirawat di rumah sakit. Akibat timbulnya dekubitus juga dapat
meningkatkan durasi lamanya tinggal di rumah sakit atau LOS (length of stay) sehingga
akan meningkatkan beban terutama biaya rawat inap akan meningkat seiring dengan
lamanya waktu tinggal di rumah sakit (Widodo, 2007).

Mempertahankan integritas kulit yang mengalami tirah baring di lingkungan


perawatan seringkali terabaikan karena perawat lebih berfokus pada masalah yang
mengancam kehidupan dan hal itu dinilai sebagai masalah yang lebih prioritas.
Banyaknya tindakan invasif dan terapi yang harus diberikan juga menjadi alasan
terabaikannya perawatan integritas kulit, padahal kulit merupakan organ terluas dari
tubuh dan memiliki fungsi yang kompleks (Halpin, 2003 dalam Pasek, 2008). Proporsi
luka tekan pada pasien yang baru dirawat di rumah sakit berkisar antara 0,4 % sampai
38 % (Lewko et al, 2005).

European Pressure Ulcer Advisory Panel (EPUAP) (2009) mendefinisikan luka


dekubitus sebagai daerah kerusakan lokal pada kulit dan jaringan di bawahnya yang
disebabkan oleh adanya tekanan, geseran atau gesekan, atau kombinasi keduanya. Luka
tersebut umumnya terjadi pada penonjolan tulang terutama pada bagian tubuh yang
tidak sehat dan tidak bergerak (Jaul, 2010). Kerusakan integritas kulit dapat berasal dari
luka karena trauma dan pembedahan, namun juga dapat disebabkan karena tertekannya
kulit dalam waktu lama yang menyebabkan iritasi dan akan berkembang menjadi luka
tekan atau dekubitus (Roberts, Chaboyer, Leveritt, Banks, & Desbrow, 2005).

Ulkus luka tekan disebabkan oleh tekanan yang melebihi tekanan penutupan
kapiler dan menghasilkan iskemia dan jaringan mati. Ketika pasien berada di tempat
tidur dan tidak bergerak, sumber tekanan eksternal dapat berupa permukaan tempat
tidur, bedcover ketat atau tekanan dan gesekan yang dihasilkan ketika kaki menjadi
gelisah (Bangova, 2013).

Menurut Bujang, Aini, dan Purwaningsih (2013), insiden kejadian dekubitus di


Japan, Korea, dan China berkisar antara 2,1-18%. Insiden dekubitus di Indonesia cukup
tinggi yaitu 33,3%. Prevalensi terjadinya luka dekubitus di Amerika Serikat cukup
tinggi sehingga mendapatkan perhatian dari kalangan tenaga kesehatan. Penelitian
menunjukkan bahwa prevalensi luka dekubitus bervariasi, tetapi secara umum
dilaporkan bahwa 5-11% terjadi di tatanan perawatan akut (acute care), 15-25% di
tatanan perawatan jangka panjang (long term care), dan 7-12% di tatanan perawatan
rumah (home health care).

Luka tekan mempengaruhi pasien dengan pembatasan gerakan dan sensitivitas


(Freitas & Alberti, 2013). Terdapatnya eksudat merupakan komplikasi medis, termasuk
peningkatan risiko untuk infeksi dan kematian, dan waktu penyembuhan yang panjang.
Masalah lain yang timbul dari adanya eksudat adalah rasa sakit, ketidaknyamanan,
penurunan mobilitas dan kemandirian, eksudat luka dan bau, dan isolasi sosial (Freitas
& Alberti, 2013; Jaul, 2010).

Luka tekan mengganggu proses pemulihan pasien, mungkin juga diikuti


komplikasi dengan nyeri dan infeksi sehingga menambah panjang lama perawatan,
bahkan adanya luka tekan menjadi penanda buruk prognosis secara keseluruhan dan
mungkin berkontribusi terhadap mortalitas pasien. Secara finansial, penanganan luka
tekan meningkatkan biaya perawatan. Dutch Study Found mencatat biaya perawatan
untuk luka tekan tertinggi ketiga setelah biaya perawatan kanker dan penyakit
kardiovaskuler (Reddy et all., dalam Handayani 2010).
Pencegahan luka tekan merupakan peran perawat dalam upaya memberikan
pelayanan keperawatan pada pasien. Upaya pencegahan terjadinya luka tekan diakukan
sedini mungkin sejak pasien teridentifikasi berisiko mengalami luka tekan. Pencegahan
luka tekan sebaiknya lebih berfokus pada upaya mencegah tekanan yang berlebihan dan
terus menerus disamping memperbaiki factor faktor risiko lainnya (Virani et al, 2011).

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya dekubitus,


berdasarkan panduan praktik klinik yang dikeluarkan oleh American Health of Care
Plan Resources (AHCPR), intervensi keperawatan yang digunakan untuk mencegah
terjadinya dekubitus terdiri dari tiga kategori yaitu perawatan kulit dan penanganan dini
meliputi mengkaji risiko klien terkena dekubitus, perbaikan keadaan umum penderita,
pemeliharaan, perawatan kulit yang baik, pencegahan terjadinya luka dengan berbaring
yang berubah-ubah dan massase tubuh. Intervensi kedua yaitu penggunaan berbagai
papan, matras atau alas tempat tidur yang baik. Intervensi yang ketiga yaitu edukasi
pada klien dan support system (Sumardino et all., 2007).

Identifikasi pasien yang beresiko tinggi mengalami luka tekan sangat penting
untuk efektifitas dalam penatalaksanaan luka tekan karena sangat menentukan strategi
dan tindakan yang digunakan dalam pencegahan terjadinya luka tekan. Pengkajian
resiko luka tekan diharapkan menggunakan panduan pengkajian dengan skala yang
direkomendasikan untuk dapat diaplikasikan pada tatanan praktek klinik (Pujiarto,
2011). Pasien yang masuk bangsal rumah sakit, harus dinilai tingkat risiko ulkus luka
tekan. Penilaian risiko untuk ulkus luka tekan didasarkan pada pengamatan status
kesehatan pasien dengan bantuan salah satu alat ukur yang direkomendasikan. Skor
yang dihasilkan tercatat dalam dokumentasi yang sesuai, yang merupakan bagian dari
catatan kasus pasien (Lewko et al, 2005).

Norton scale merupakan alat penilaian risiko ulkus luka tekan pertama, yang
dirancang oleh Doreen Norton pada tahun 1962. Terdapat lima faktor risiko utama yang
dipisahkan menjadi sub-divisi, dengan satu atau dua deskripsi kata untuk
menggambarkan variasi masing-masing faktor risiko. Penggunaan Norton scale,
deskripsi nilai terendah mewakili skenario terburuk. Berbagai kemungkinan skor total
bervariasi antara 5 dan 20, dengan skor cutoff adalah 14, yang setara dengan individu
'beresiko' (Bell, 2005).
BAB II

ANALISA JURNAL

Ulkus dekubitus adalah cedera lokal pada kulit atau jaringan di


bawahnya,biasanya karena tonjolan tulang, karena tekanan yang tidak berkurang. Ulkus
tekan tetap menjadi masalah kesehatan utama yang memengaruhi sekitar tiga juta orang
dewasa. Prevalensi berbeda berdasarkan pengaturan tetapi rata-rata 25%. Biaya
perawatan ulkus tekan mahal. Biaya perawatannya adalah dua setengah kali lipat biaya
mencegah mereka. Meskipun manajemen borok tekanan melibatkan pendekatan
multidisiplin, pengembangannya merupakan indeks perawatan yang buruk. Sastra
ditinjau dan informasi yang relevan tentang tren saat ini dalam pencegahan dan
pengelolaan ulkus tekanan diberikan untuk membuat perawat peka akan peran yang
sangat diperlukan dalam manajemen ulkus tekan.

Manajemen termasuk mengidentifikasi orang-orang yang berisiko dan


menerapkan langkah-langkah pencegahan spesifik serta perawatan luka. Ulkus tekan
secara signifikan mengancam kesejahteraan pasien dengan mobilitas terbatas. Hal ini
terkait dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas dan tuntutan hukum karena borok
tekanan sedang meningkat. Perawatan tetap berada di garis depan untuk melindungi dan
melindungi pasien dari tukak tekan.

Oleh karena itu setiap perawat harus merangkul tren baru dalam pengelolaan
borok tekan untuk mengurangi biaya layanan medis, masa tinggal di rumah sakit serta
menghindari litigasi. Manifestasi klinis tergantung pada stadium meskipun tanda-tanda
awal dari borok tekan termasuk berikut: Kulit kemerahan, area hangat, kenyal atau keras
kulit dan erosi pada lapisan atas kulit atau luka dengan invasi bakteri.

Luka dekubitus adalah suatu area yang terlokalisir dengan jaringan yang
mengalami nekrosis dan biasanya terjadi pada permukaan tulang yang menonjol,
sebagai akibat dari tekanan dalam jangka waktu yang lama menyebabkan peningkatan
tekanan kapiler (Suriadi 2004).
Tahapan ulkus tekan :

1. Kulit utuh dengan warna kemerahan area terlokalisasi, biasanya lebih menonjol
dari tulang,kulit berpigmen gelap mungkin tidak terlihat pucat, dan daerah yang
terkena mungkin berbeda dari daerah sekitarnya; jaringan yang terkena mungkin
menyakitkan, tegas, lembut, atau lebih hangat atau lebih dingin dibandingkan
dengan jaringan yang berdekatan
2. Hilangnya ketebalan sebagian dermis tampak sebagai ulkus terbuka, dangkal
dengan luka merah-merah muda tempat tidur, tanpa mengendur; juga dapat
muncul sebagai lepuh berisi serum yang utuh atau terbuka / pecah; ini panggung
tidak boleh digunakan untuk menggambarkan air mata kulit, luka bakar tape,
dermatitis perineum, maserasi, atau kecaman.
3. Kehilangan jaringan dengan ketebalan penuh; lemak subkutan mungkin terlihat,
tetapi tulang, tendon, atau otot tidak terpapar; Lendir mungkin ada, tetapi tidak
mengaburkan kedalaman kehilangan jaringan; mungkin termasuk merusak dan
penerowongan.
4. Hilangnya jaringan penuh ketebalan dengan tulang yang terbuka, tendon, atau
otot; slough atau eschar mungkin ada pada beberapa bagian ranjang luka; sering
termasuk merusak dan membuat terowongan Kehilangan jaringan ketebalan
penuh yang tidak stabil dengan dasar ulkusditutupi oleh rawa (kuning, cokelat,
abu-abu, hijau, atau coklat) atau eschar (cokelat, coklat, atau hitam) pada luka
tempat tidur.
Derajat ulkus dekubitus grade 1 sampai 4
JURNAL PENDUKUNG :
Publikasi Metode Hasil
Judul/Penulis

Innovation in Perawat harus Sebagian besar borok


Tropical Journal of
prevention and menerapkan kegiatan tekanan bisa dicegah.
Medical Research
treatment of pressure praktik terbaik setiap Luka baring lebih
Vol 17 Issue 2 Jul-
ulcer: Nursing pasien berdasarkan mudah untuk dicegah
Dec 2014
implication risiko mereka daripada mengobati.
sebagaimana Dengan mengikuti
Penulis : Eunice O. diidentifikasi oleh beberapa langkah
Osuala Braden Skala. Ini sederhana yang
karena manfaat didasarkan pada
berbasis bukti dari praktik terbaik,
implementasi profesional kesehatan
pedoman. dapat bekerja sama
dengan pasien dan
pengasuh lainnya
menciptakan
lingkungan di mana
borok tekanan
berkurang atau
dihilangkan. Yang
dibutuhkan adalah
kesadaran pada
bagian tersebut
pasien dan
profesional
perawatan kesehatan
tentang bagaimana
borok tekanan dapat
dicegah dan
komitmen untuk
tindakan yang
diperlukan untuk
melakukannya.
Perubahan posisi
adalah sebuah kunci
untuk pencegahan
ulkus tekan.
Perubahan ini perlu
dilakukan sering,
reposisi perlu untuk
menghindari tekanan
pada posisi kulit, dan
tubuh perlu
meminimalkan risiko
tekanan pada daerah
rentan. Strategi lain
termasuk perawatan
kulit, inspeksi kulit
secara teratur dan
nutrisi yang baik.
Pencegahan ulkus
tekan adalah aspek
yang sering diabaikan
perawatan kesehatan.
Ketentuan program
pencegahan sangat
penting.
Indian journal of Melihat Pemahaman Penelitian baru
Pressure ulcers:
plastic surgery terkini pasien Ada banyak terapi
Current
2015 Jan-Apr; penderita borok suportif untuk
understanding and
48(1): 4–16. tekanan dan mempromosikan
newer modalities of doi: 10.4103/0970- memberitahukan penyembuhan borok
treatment 0358.155260 macam macam tekan. Sementara
modalitas pengobatan beberapa dalam
yang lebih baru penggunaan klinis
Penulis :
yang lain dalam
Surajit Bhattacharya
bidang penelitian.
and R. K. Mishra
Banyak produk yang
tersedia untuk
membantu
penyembuhan luka
tetapi harus
diresepkan hanya di
bawah nasihat medis
yang ketat, karena
mereka masih
memerlukan
penelitian lebih lanjut
untuk menentukan
efektivitasnya. Ini
termasuk:
1. Faktor
pertumbuhan dan
sitokin.
2. Oksigen
hiperbarik (HBO)
untuk
meningkatkan
ketegangan
oksigen jaringan.
3. Pengganti
cangkok kulit
(kulit
bioengineer).
a. Matriks
jaringan ikat.
b. Epidermis
yang diperluas.
c. Sel induk
epidermis.
4. Terapi sumsum
tulang (BM) atau
jaringan sel induk
adiposa (ASC).
Pressure ulcers in ELSEVIER Survei dilakukan Tingkat prevalensi
Jordan: A point in Journal of tissue dengan memeriksa keseluruhan adalah
prevalence study viability · kulit pasien. Ulkus 12% (Semua
September 2010 tekanan adalah persentase dibulatkan
Penulis : Ahmad diklasifikasikan ke angka terdekat)
Tubaishat , Denis sesuai dengan sistem (7% ketika Kelas I
Anthony , penilaian EPUAP. dikecualikan).
Mohammad Saleh Risiko Sakrum dan tumit
pengembangan ulkus adalah yang paling
tekan dinilai umum
menggunakan skala situs yang terkena
Braden. Data dampak. Tingkat satu
dikumpulkan pada adalah tingkat yang
langkah-langkah paling umum (44%).
pencegahan yang Hanya 17% dari
direkam dalam pasien
pengaturan klinis. berisiko menerima
pencegahan yang
memadai.
Tingkat prevalensi
ulkus tekan di
Yordania lebih
rendah dari yang
dipublikasikan
dalam kebanyakan
studi memanfaatkan
metodologi yang
sama. Meskipun
prevalensi ini relatif
rendah sangat sedikit
pasien yang berisiko
menerima
pencegahan yang
memadai, dan karena
itu diperlukan untuk
meningkatkan
kesadaran akan
pencegahan ulkus
tekan di Yordania.
Selanjutnya,
perbedaan usia dan
kelemahan dalam
sampel Yordania
dapat menjelaskan
prevalensi rendah.
Studi Meta Analisis The Indonesian Adapun kriteria
Perawatan Luka 1. Penilaian efektifitas
Journal Of Health inklusi yang
Kaki Diabetes perawatan luka
Dengan Modern Science, Vol 6, No. dijadikan syarat didapatkan konsisi
luka sebelum
Dressing 2, Juni 2016 untuk dilakukan meta
perawatan dengan
Penulis: analisis pada studi ini rerata 28,4 dan
Luh Titi Handayani setelah dilakukan
adalah:
19,3
1) luka kaki 2. Uji t paired :
didapatkan
diabetes,
perbedaan sebelum
2) perawatan luka dan sesudah
3. Perawatan luka
konvensional,
dengan
3) perawatan luka menggunakan
hydrogel Aloe Vera
dengan modern
mengalami
dressing, perbaikan.
Didapatkan kondisi
4) alat dan bahan
luka merah, mulai
yang digunakan muncul granulasi,
tumbuhnya epitel
dalam perawatan
dan tumbuhnya
luka, jaringan baru di
tepi luka, serta
5) masa
tidak muncul tanda-
penyembuhan tanda infeksi.
Perawatan luka
luka,
juga harus dapat
6) faktor biaya, tetap
mengkondisikan
7) tingkat kepuasan
situasi lembab
menggunakan sehingga
dibutuhkan topical
modern dressing.
hydrogel sebagai
primary
dressingnya dan
padding sebagai
secondary
dressingnya dengan
tujuan agar dapat
menstimulasi
wound bed
preparation. Selain
perawatan luka
yang tepat, proses
penyembuhan luka
juga didukung oleh
faktor lokal dan
faktor umum.
Perawatan luka
dengan
menggunakan
topical sangat
dirokemendasikan
karena luka
mengalami
perbaikan yang
signifikan dimana
luka yang hitam
bisa berubah
menjadi merah.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tubaishat,dkk. 2010. Pressure Ulcers In Jordan: Appoint Prevalence Study:


Elsevie.

Eunice o. osuala. 2014. Invitation In Prevention And Treatment Of Pressure Ulcer:


Nursing Implication: Tropical journal of medical research vol 17 issue 2

Surajit Bhattachara,R.k.Mishra. 2015. Pressure Ulcers Current Understanding And


Newer Modalities Of Treatment: Indian journal of plastic surgery

Wahyu Widodo , Elsye Maria Rosa , Novita Kurniasari. 2017. Keperawatan Reduksi
Luka Tekan Terhadap Penurunan Risiko Luka Tekan: Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan Available online at: Volume 13, No 2, Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai