DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
ARDIANTO
MESA PRAYOGA
ELVINA DELVIANTARI
LISA
MEGAWATI
TRI AGUSTINA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Dengan ini penulis ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan literature
review yang topik bahasannya adalah “Manajemen dan Pencegahan Luka Dekubitus“
tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Gawatdarurat. Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan
Gawat Darurat yang telah memberikan tugas ini.
Adapun literature review ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses
pembuatan literature review ini. Kami mengharapkan semoga literature review yang
bertemakan manajemen dan pencegahan luka dekubitus ini dapat dipahami para
pembaca sebagai pengetahuan tambahan di masa yang akan datang.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit
terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Respon tubuh
terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang
menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut dengan
penyembuhan luka. Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi
organ tubuh kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda-tanda dan respon yang berurutan
dimana sel secara bersama-sama berinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara
normal. Idealnya luka yang sembuh kembali normal secara struktur anatomi, fungsi dan
penampilan.
Luka tekan merupakan masalah yang sangat serius terutama bagi pasien yang
harus dirawat lama di rumah sakit dengan keterbatasan aktifitas, komplikasi medis pada
berbagai organ dan yang mengancam nyawa dapat terjadi akibat dari timbulnya
dekubitus selama pasien dirawat di rumah sakit. Akibat timbulnya dekubitus juga dapat
meningkatkan durasi lamanya tinggal di rumah sakit atau LOS (length of stay) sehingga
akan meningkatkan beban terutama biaya rawat inap akan meningkat seiring dengan
lamanya waktu tinggal di rumah sakit (Widodo, 2007).
Ulkus luka tekan disebabkan oleh tekanan yang melebihi tekanan penutupan
kapiler dan menghasilkan iskemia dan jaringan mati. Ketika pasien berada di tempat
tidur dan tidak bergerak, sumber tekanan eksternal dapat berupa permukaan tempat
tidur, bedcover ketat atau tekanan dan gesekan yang dihasilkan ketika kaki menjadi
gelisah (Bangova, 2013).
Identifikasi pasien yang beresiko tinggi mengalami luka tekan sangat penting
untuk efektifitas dalam penatalaksanaan luka tekan karena sangat menentukan strategi
dan tindakan yang digunakan dalam pencegahan terjadinya luka tekan. Pengkajian
resiko luka tekan diharapkan menggunakan panduan pengkajian dengan skala yang
direkomendasikan untuk dapat diaplikasikan pada tatanan praktek klinik (Pujiarto,
2011). Pasien yang masuk bangsal rumah sakit, harus dinilai tingkat risiko ulkus luka
tekan. Penilaian risiko untuk ulkus luka tekan didasarkan pada pengamatan status
kesehatan pasien dengan bantuan salah satu alat ukur yang direkomendasikan. Skor
yang dihasilkan tercatat dalam dokumentasi yang sesuai, yang merupakan bagian dari
catatan kasus pasien (Lewko et al, 2005).
Norton scale merupakan alat penilaian risiko ulkus luka tekan pertama, yang
dirancang oleh Doreen Norton pada tahun 1962. Terdapat lima faktor risiko utama yang
dipisahkan menjadi sub-divisi, dengan satu atau dua deskripsi kata untuk
menggambarkan variasi masing-masing faktor risiko. Penggunaan Norton scale,
deskripsi nilai terendah mewakili skenario terburuk. Berbagai kemungkinan skor total
bervariasi antara 5 dan 20, dengan skor cutoff adalah 14, yang setara dengan individu
'beresiko' (Bell, 2005).
BAB II
ANALISA JURNAL
Oleh karena itu setiap perawat harus merangkul tren baru dalam pengelolaan
borok tekan untuk mengurangi biaya layanan medis, masa tinggal di rumah sakit serta
menghindari litigasi. Manifestasi klinis tergantung pada stadium meskipun tanda-tanda
awal dari borok tekan termasuk berikut: Kulit kemerahan, area hangat, kenyal atau keras
kulit dan erosi pada lapisan atas kulit atau luka dengan invasi bakteri.
Luka dekubitus adalah suatu area yang terlokalisir dengan jaringan yang
mengalami nekrosis dan biasanya terjadi pada permukaan tulang yang menonjol,
sebagai akibat dari tekanan dalam jangka waktu yang lama menyebabkan peningkatan
tekanan kapiler (Suriadi 2004).
Tahapan ulkus tekan :
1. Kulit utuh dengan warna kemerahan area terlokalisasi, biasanya lebih menonjol
dari tulang,kulit berpigmen gelap mungkin tidak terlihat pucat, dan daerah yang
terkena mungkin berbeda dari daerah sekitarnya; jaringan yang terkena mungkin
menyakitkan, tegas, lembut, atau lebih hangat atau lebih dingin dibandingkan
dengan jaringan yang berdekatan
2. Hilangnya ketebalan sebagian dermis tampak sebagai ulkus terbuka, dangkal
dengan luka merah-merah muda tempat tidur, tanpa mengendur; juga dapat
muncul sebagai lepuh berisi serum yang utuh atau terbuka / pecah; ini panggung
tidak boleh digunakan untuk menggambarkan air mata kulit, luka bakar tape,
dermatitis perineum, maserasi, atau kecaman.
3. Kehilangan jaringan dengan ketebalan penuh; lemak subkutan mungkin terlihat,
tetapi tulang, tendon, atau otot tidak terpapar; Lendir mungkin ada, tetapi tidak
mengaburkan kedalaman kehilangan jaringan; mungkin termasuk merusak dan
penerowongan.
4. Hilangnya jaringan penuh ketebalan dengan tulang yang terbuka, tendon, atau
otot; slough atau eschar mungkin ada pada beberapa bagian ranjang luka; sering
termasuk merusak dan membuat terowongan Kehilangan jaringan ketebalan
penuh yang tidak stabil dengan dasar ulkusditutupi oleh rawa (kuning, cokelat,
abu-abu, hijau, atau coklat) atau eschar (cokelat, coklat, atau hitam) pada luka
tempat tidur.
Derajat ulkus dekubitus grade 1 sampai 4
JURNAL PENDUKUNG :
Publikasi Metode Hasil
Judul/Penulis
Wahyu Widodo , Elsye Maria Rosa , Novita Kurniasari. 2017. Keperawatan Reduksi
Luka Tekan Terhadap Penurunan Risiko Luka Tekan: Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan Available online at: Volume 13, No 2, Juni 2017