Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN I

PERCOBAAN I

LUMPUR AKTIF

NAMA Muhammad Auliya Rahman Lubis


NIM 17513181
KELOMPOK 10 A
ASISTEN PRAKTIKUM Annisa Gabriella Syamsu

Laporan Bobot Nilai Total


Tujuan 2
Dasar Teori 3
Alat dan Bahan 2
Langkah Kerja 3
Data dan Perhitungan 5
Pembahasan 10
Kesimpulan 3
Daftar Pustaka 2

Paraf Asisten

LABORATORIUM KUALITAS LINGKUNGAN


TEKNIK LINGKUNGAN FTSP UII
YOGYAKARTA
2019
PERCOBAAN I
LUMPUR AKTIF
Asisten : Annisa Gabriella Syamsu Tanggal : 27 - 03– 2019

I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja lumpur aktif dan
menghitung penurunan konsentrasi beban organik pada pengolahan air
limbah.
II. Prinsip Percobaan
Dapat melakukan percobaan lumpur aktif dan menghitung penurunan
konsentrasi beban organik dengan menganalisis serta menghitung MLSS,
MLVSS dan SVI menggunakan metode aerasi.
III. Dasar Teori
Selain terbukti efektif mendegradasi senyawa organik kompleks menjadi
lebih sederhana, kelebihan lain dari sistem lumpur aktif adalah dapat
diterapkan untuk hampir semua jenis limbah cair, baik untuk oksidasi
karbon, nitrifikasi, denitrifikasi, maupun eliminasi fosfor secara biologis.
Namun, pengolahan limbah cair dengan sistem ini membutuhkan biaya
yang besar, khususnya untuk skala rumah tangga, terlebih lagi skala
industri, mengingat sistem ini memerlukan peralatan mekanis seperti
pompa dan blower .Selain itu, biaya operasional yang cukup besar dari
penggunaan energi listrik juga menjadi pertimbangan yang menjadikan
penggunaan sistem ini cukup sulit diterapkan, terutama untuk skala rumah
tangga dan industri kecil (Departemen Perindustrian, 2007).

Seperti mikroorganisme pada umumnya, mikroorganisme dalam lumpur aktif


memerlukan sumber nutrisi seperti karbon, nitrogen, fosfor, sulfur, dan unsur-unsur
mikro lainnya yang digunakan dalam proses metabolisme. Semua nutrisi yang
dibutuhkan tersebut dapat diperoleh dari limbah cair (Buchari dkk.,2001).

Pemutusan rantai senyawa organik kompleks yang terkandung dalam air limbah
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana akan meningkatkan proses
biodegradasi aerobik dalam sistem lumpur aktif (Damasceno dkk., 2008).

Muhammad Auliya Rahman Lubis (17513181)


1
IV. Alat dan Bahan (lembar dipisah dengan poin sebelumnya)
4.1 Alat
a. Cawan porselin
b. Pipet volume 25 ml
c. Beaker glass
d. Pinset
e. Desikator
f. Oven
g. Furnace
h. Erlenmeyer
i. Reaktor activated sludge
j. Krustang
4.2 Bahan
a. Sludge
b. Kertas saring
c. Gula
d. Pupuk NPK

V. Cara Kerja
A. Pembuatan Reaktor Batch

Gula 500 mg/L

ditimbang 1 L air suling

Siapkan 4 ml pupuk NPK dan 1 L air suling


Di encerkan

Siapkan Reactor activated sludge

Muhammad Auliya Rahman Lubis (17513181)


Reactor 1 Reactor 2 Reactor 3 Reactor 4 Reactor 5
2
1 L sludge 1 L sludge 1 L sludge 1 L sludge 1 L sludge
Dan nutrient Dan nutrient Dan nutrient Dan nutrient Dan nutrient
Aerasi reactor dengan 500 – 600 ml/menit

Diffuser di rendam 8- 10 inch dan jaga temperatur

Lakukan uji MLSS,MLVSS dan SVL

B. Analisis MLSS ( Mixed Liquor Suspended Solid)

Kertas saring Oven 105°C selama 1 jam

Desikator 15 menit

Neraca analitik Timbang berat awal

Ambil 100 ml sampel

Kertas saring

Muhammad Auliya Rahman Lubis (17513181)


3
Oven 105°C selama 1 jam

Desikator 15 menit

Timbang di neraca analitik

C. Analisis MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solid)

Sampel MLSS

Cawan porselin yang kering dan diketahui beratnya

Timbang berat awal

Furnance 600°C selama 12 jam Di abukan

Desikator 15 menit

Muhammad Auliya Rahman Lubis (17513181)


4
Ditimbang beratnya

VI. Data Pengamatan dan Perhitungan


6.1. Data pengamatan
1. MLSS
Nilai MLSS = ((Berat kertas saring residu – Berat kertas saring + kosong)x
1000) / Volume contoh uji
No Volume Berat kertas Berat kertas Nilai MLSS
contoh uji saring kosong saring + residu (mg/L)
(ml) (gr) (gr)
1 50 1,49 9,49 160
2 50 1,35 3,94 52
3 50 1,20 1,89 14
4 50 1,28 2,79 30

2. MLVSS
Nilai MLVSS = (Berat cawan dan kertas saring awal – Berat cawan dan
Kertas saring akhir) / Volume contoh uji

Muhammad Auliya Rahman Lubis (17513181)


5
No Berat cawan + Berat cawan + Volume contoh Nilai MLVSS
kertas saring kertas saring uji (ml) (mg/L)
awal (gr) akhir (gr)
1 22,06 19,995 50 0,04
2 30 22 50 0,16
3 34 16,23 50 0,36
4 35,58 22,14 50 0,27
3. SVI
Nilai SVI = (Volume pengendapan x 1000) / MLSS
Volume endapan (ml) Nilai MLSS (mg/L) Nilai SVI
20 160 125
22 52 423
35 14 3500
40 30 1333

6.2. Perhitungan
1. MLSS
a. MLSS = ((Berat kertas saring + residu – Berat kertas saring kosong)x
1000) / Volume contoh uji
= ((9,49 - 1,49) x 1000) / 50
= 160 mg/L
b. MLSS = ((Berat kertas saring + residu – Berat kertas saring kosong)x
1000) / Volume contoh uji
= ((3,94 - 1,35) x 1000) / 50
= 52 mg/L
c. MLSS = ((Berat kertas saring + residu – Berat kertas saring kosong)x
1000) / Volume contoh uji
= ((1,89 - 1,20) x 1000) / 50
= 14 mg/L
d. MLSS = ((Berat kertas saring + residu – Berat kertas saring kosong)x
1000) / Volume contoh uji
= ((2,79 - 1,28) x 1000) / 50
= 30 mg/L
2. MLVSS
a. MLVSS = (Berat cawan dan kertas saring awal – Berat cawan dan
Kertas saring akhir) / Volume contoh uji
= (22,06 – 19,995) / 50
= 0,04 mg/L
b. MLVSS = (Berat cawan dan kertas saring awal – Berat cawan dan
Kertas saring akhir) / Volume contoh uji
= (30 – 22) / 50
= 0,16 mg/L
c. MLVSS = (Berat cawan dan kertas saring awal – Berat cawan dan
Kertas saring akhir) / Volume contoh uji
= (34 – 16,23) / 50
Muhammad Auliya Rahman Lubis (17513181)
6
= 0,36 mg/L

d. MLVSS = (Berat cawan dan kertas saring awal – Berat cawan dan
Kertas saring akhir) / Volume contoh uji
= (35,58 – 22,14) / 50
= 0,27 mg/L
3. SVI
a. SVI = (Volume pengendapan x 1000) / MLSS
= (20 x 1000) / 160
= 125
b. SVI = (Volume pengendapan x 1000) / MLSS
= (22 x 1000) / 52
= 423
c. SVI = (Volume pengendapan x 1000) / MLSS
= (35 x 1000) / 14
= 3500
d. SVI = (Volume pengendapan x 1000) / MLSS
= (40 x 1000) / 30
= 1333

Muhammad Auliya Rahman Lubis (17513181)


7
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini di lakukan percobaan lumpur aktif.Percobaan ini
memiliki tujuan yaitu Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja lumpur
aktif dan menghitung penurunan konsentrasi beban organik pada
pengolahan air limbah.Dan memiliki prinsip yaitu Dapat melakukan
percobaan lumpur aktif dan menghitung penurunan konsentrasi beban
organik dengan menganalisis serta menghitung MLSS, MLVSS dan SVI
menggunakan metode aerasi.

Cara kerja pada praktikum ini ada 3 yaitu membuat reactor batch lalu uji
MLSS dan MLVSS.Pada pembuatan reactor batch pertama membuat
larutan gula 500 mg/L dan ditimbang lalu dilarutkan dengan air suling 1 L.
Kemudian diencerkan pupuk NPK 4 ml dan 1 L air suling.Lalu siapkan 5
reaktor batch yang masing masing diisi 1 liter sludge dan nutrien.
Kemudian di aerasi 500 – 600 ml/menit dan diffuser direndam 8 – 10 inch
serta jaga temperature.

Selanjutnya di lakukan pengujian MLSS dengan masukkan kertas saring


ke oven dengan 105°C selama 1 jam lalu desikator 15 menit dan
ditimbang berat awal.Kemudian ambil 100 ml contoh uji dan disaring
dengan kertas saring yang diketahui beratnya lalu masukkan ke oven
dengan 105°C selama 1 jam lalu di desikator 15 menit dan di timbang.
Pada pengujian MLVSS dilakukan dengan letakkan hasil MLSS di cawan
porselin yang dikeringkan dan diketahui beratnya. Kemudian timbang
berat awal lalu diabukan di furnance 600°C selama 12 jam.Kemudian di
desikator 15 menit dan ditimbang.

Hasil pengamatan pada praktikum adalah volume contoh uji yang didapat
50 ml pada MLSS dan MLVSS.Pada MLSS, berat kertas saring kosong
yang didapat adalah 1.49,1.35,1.20,1.28 gr.sedangkan berat kertas saring +
residu yaitu 9.49,3.94,1.89,2.79 gr.Sehingga nilai MLSS yang di dapat dari
perhitungan adalah 160,52,14,30 mg/L.Pada MLVSS berat cawan + kertas
saring awal adalah 22.06,30,34,35.58 gr. Sedangkan pada berat cawan +
kertas saring akhir yaitu 19.995,22,16.23,22.14 gr.Sehingga hasil MLVSS
yang di dapat yaitu 0.04,0.16,0.36,0.27 mg/L.Untuk SVI volume endapan
Muhammad Auliya Rahman Lubis (17513181)
8
yang didapat yaitu 20,22,35,40 ml.Lalu hasil MLSS nya 160,52, 14,30
mg/L.Sehingga hasil SVI yang didapat berjumlah 125,423,3500, 1333.

Hasil perhitungan yang di dapat yaitu pada MLSS digunakan rumus MLSS
= ((Berat kertas saring + residu – Berat kertas saring kosong)x1000) /
Volume contoh uji.Sehingga hasil yang di dapat yaitu 160,52, 14,30 mg/L.
Lalu pada MLVSS digunakan rumus MLVSS = (Berat cawan dan kertas
saring awal – Berat cawan dan Kertas saring akhir) / Volume contoh uji.
Sehingga hasil yang didapat yaitu 0.04,0.16,0.36,0.27 mg/L.Pada SVI
menggunakan rumus SVI = (Volume pengendapan x 1000) / MLSS.
Sehingga hasil yang didapat yaitu 125,423,3500, 1333.

Fungsi penambahan gula,pupuk urea dan oksigen pada percobaan adalah


pada gula digunakan sebagai sumber karbon (C). Pada pupuk urea
berfungsi sebagai sumber nitrogen (N).Sedangkan oksigen berfungsi
sebagai nutrisi bagi mikroorganisme aerob untuk memperoleh energi dan
massa sel baru terbentuk.

Tipe tipe lumpur aktif yaitu ada lumpur non builking yang dihasilkan dari
operasi plug flow atau selector plant configuration atau dari air limbah
organik yang kompleks.Lalu ada lumpur pin point yang dihasilkan dari
operasi dengan nisbah F/M yang rendah pada umur lumpur yang lama.
Kemudian lumpur aktif jenis filamentous bulking yang mudah
menyebabkan tersumbatnya sistem resirkulasi lumpur dan peralatan aerasi
yang dihasilkan dari air limbah yang mengandung glukosa,sakarosa,
laktosa dan bahan sejenis.

Fungsi lumpur aktif dalam pengolahan air limbah yaitu mempertahankan


jumlah massa mikroba dalam suatu reaktor dan dalam keadaan keadaan
tercampur sempurna.Metode lumpur aktif juga memanfaatkan
mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang
terkandung dalam air limbah. Lumpur aktif akan menghilangkan BOD,
umpan limbah dimetabolisme oleh mikroba pada lumpur aktif sehingga
terkonvensi menjadi biomassa,air,karbon dioksida dan gas lainnya serta
mengurangi konsumsi energi serta menghasilkan sedikit sisa lumpur.

Muhammad Auliya Rahman Lubis (17513181)


9
Hal hal yang diuji di unit lumpur aktif dalam instalasi pengelolaan air
limbah (IPAL) yaitu pada kimia ada PH,TSS,BOD yang mengoksidasi
hamper semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi pada limbah
cair ,COD untuk mengoksidasi K2Cr2O7 yang digunakan sebagai sumber
oksigen ,Fe,DO yang mengurai zat organik.Dalam fisika ada MLSS yang
menggambarkan kepekatan lumpur pada kolam aerasi khususnya,V30
yang menunjukkan tingkat kelarutan oksigen di lumpur aktif,MLVSS yang
merupakan material organik dari MLSS, dan SVI sebagai volume endapan.
Pada biologisnya ada mikroorganisme predator bakteri (protozoa dan
avertebrata lainnya).

VIII. Kesimpulan
1. prinsip kerja pada lumpur aktif menggunakan aerasi dengan
menganalisis MLSS,MLVSS dan SVI. Hasil yang di dapat yaitu pada
MLSS digunakan rumus MLSS = ((Berat kertas saring + residu – Berat
kertas saring kosong)x1000) / Volume contoh uji.Sehingga hasil yang di
dapat yaitu 160,52, 14,30 mg/L. Lalu pada MLVSS digunakan rumus
MLVSS = (Berat cawan dan kertas saring awal – Berat cawan dan Kertas
saring akhir) / Volume contoh uji. Sehingga hasil yang didapat yaitu
0.04,0.16,0.36,0.27 mg/L.Pada SVI menggunakan rumus SVI = (Volume
pengendapan x 1000) / MLSS. Sehingga hasil yang didapat yaitu
125,423,3500, 1333.dengan volume contoh uji 50 ml dan volume endapan
20,22,35,40 ml.

Muhammad Auliya Rahman Lubis (17513181)


10
Daftar Pustaka
Buchari, Arka, I.W., Putra, KG.D., dan Dewi, I.G.A.K.S.P, 2001. Kimia Lingkungan.Bali :
UPT Udayana.
Departemen Perindustrian, Direktorat Jendral Industri Kecil Menengah, 2007. Pengelolaan
Limbah Industri Pangan.Jakarta : Departemen Perindustrian.
Damasceno, F.R., Freire, D.M., dan Cammarota, M.C. 2008. Impact of The Addition of An
Enzyme Pool on An Activated Sludge System Treating Dairy Wastewater Under
Fat Shock Loads. J Chemical Technology and Biotechnology. 83 (5) :
730 -738.

Muhammad Auliya Rahman Lubis (17513181)


11
LAMPIRAN

Muhammad Auliya Rahman Lubis (17513181)


12

Anda mungkin juga menyukai