TUBA KATAR
Disusun oleh:
Teguh Prihantara
102118171
RSU BANGKATAN
BINJAI 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Referat yang berjudul “TUBA KATAR”.
Adapun penulisan referat ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas
kepaniteraan Ilmu Penyakit THT di RSU BANGKATAN Binjai tahun 2019.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang turut
serta membantu penyusunan referat ini yang tidak mungkin diselesaikan tepat waktu
jika tidak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Demikian kata pengantar ini penulis buat. Untuk segala kekurangan dalam
referat ini, penulis memohon maaf dan juga mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif bagi perbaikan referat ini. Terimakasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Tuba kataralis merupakan salah satu penyakit telinga bagian tengah yang
sering dijumpai kata “Catarrh” berasal dari bahasa yunani “katarrhein”. katar yang
berarti turun dan rhein berarti mengalir. Dan kalau diartikan dapat berarti lapisan
eksudat yang tebal yang tediri dari mukus dan sel darah putih yang disebabkan oleh
pembengkakan dari membran mukosa dikepala yang merupakan respon dari suatu
infeksi. Ini merupakan gejala peradangan yang biasa ditemukan pada flu dan batuk,
tetapi dapat pula ditemukan pada pasien dengan infeksi dari adenoid, infeksi telinga
tengah, sinusitis atau tonsilitis. Keluhan yang sering tampak pada tuba katar adalah
tersumbatnya hidung dan tuba yang menyebabkan penderitanya dapat mendengar
suaranya sendiri. 5
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Tuba katar merupakan tanda adanya gangguan pada tuba Eustachius. Kata
“Catarrh” berasal dari bahasa yunani “katarrhein”. Katar yang berarti turun dan rhein
berarti mengalir. Jika diartikan dapat berarti lapisan eksudat yang tebal yang tediri
dari mukus dan sel darah putih yang disebabkan oleh pembengkakan dari membran
mukosa dikepala yang merupakan respon dari suatu infeksi. Ini merupakan gejala
peradangan yang biasa ditemukan pada flu dan batuk, tetapi dapat pula ditemukan
pada pasien dengan infeksi dari adenoid, infeksi telinga tengah, sinusitis atau
tonsilitis. Keluhan yang sering tampak pada tuba katar adalah tersumbatnya hidung
dan tuba yang menyebabkan penderitanya dapat mendengar suaranya sendiri. 3
2.1.2 Anatomi
4
Sebelum mulai membahas tentang tuba katar lebih lanjut ada baiknya kita
mengetahui struktur dari tuba eustachius itu sendiri. Tuba Eustachius yaitu sebuah
bangunan yang berbentuk tabung yang berjalan dari telinga tengah ke nasofaring.
Tuba Eustachius
Tuba Eustachius terdiri dari tulang rawan pada 2/3 kearah nasofaring dan 1/3
terdiri atas tulang. Pada anak, tuba lebih pendek, lebih lebar dan kedudukannya lebih
horizontal dari tuba orang dewasa. Panjang tuba orang dewasa 37,5 mm dan pada
anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm. Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan
baru terbuka apabila oksigen diperlukan masuk kedalam telinga tengah atau pada saat
mengunyah, menelan dan menguap. Pembukaan tuba dibantu oleh otot tensor veli
palatini apabila perbedaan tekanan berbeda antara 20-40 mmHg. 2
5
2.1.3 Fisiologis
6
Gangguan fungsi tuba dapat terjadi oleh beberapa hal:
2. Myoklonus palatal
Ialah kontraksi ritmik dari otot-otot palatum yang terjadi secara periodic.Hal ini
menimbulkan bunyi klik dalam telinga pasien dan kadang-kadang dapat didengar oleh
pemeriksa. Keadaan ini jarang terjadi dan penyebab yang pasti belum diketahui.
3. Palatoskisis
Terjadi gangguan otot tensor veli palatine dalam membuka tuba. Hal ini
menyebabkan terjadinya kelainan telinga tengah pada anak dengan palatoskisis lebih
besar dibandingkan dengan anak normal. Dianjurkan untuk melakukan koreksi
palatoskisis sedini mungkin.
7
4. Obstruksi tuba
2.1.4 Etiologi
9
Gambar 2: Oklusi tuba yang menyebabkan perbedaan tekanan udara
Sumber: https://documents.tips/documents/responsi-tuba-katar.html
Apabila penyakit ini tidak segera diobati, dapat berlanjut menjadi bentuk
kronis dari tuba kataralis, dimana akibat adanya vakum dalam kavum timpani akan
menyebabkan efusi dan transudasi dari mukosa dan ini biasanya terjadi pada
chronictotal obstruction.
Dimana hal itu akan berkembang menjadi suatu keadaan otitis media serosa
dan apabila terjadi infeksi bakteri ke telinga tengah akan menyebabkan otitis media
akut. 7
10
Pada otoskopi didapatkan :
11
3. Bentuk hipertropi
Terjadi pembentukan jaringan didalam kavum timpani dan tuba eustachius
sehingga mengakibatkan perlengketan, pendengaran berkurang dan sukar untuk
sembuh kembali.1
Perlengketan dapat timbul antara gendang telinga dengan promontorium
antara tulang-tulang pendengaran dengan sekitarnya, hingga pergerakkan tulang-
tulang terganggu.1
Otoskopi :
Membrana timpani tipis (atropi), melekat pada promontorium, terdapat
penebalan timpani hingga warnanya kabur.1
2.1.7 Penatalaksanaan
Pada bayi mereka tidak dapat menyamakan tekanan sendiri secara aktif
,berikan dia ASI karena dengan menelan, tuba Eustachius terbuka dan fungsi
menyamakan tekanan dapat terjadi. 1,5
Karena kebanyakan tuba kataralis disebabkan oleh infeksi dan inflamasi pada
saluran napas maka pengobatan ditujukan untuk menghentikan penyebabnya.
Pengobatan untuk rhinosinusitis virus pada orang dewasa didasarkan pada
vasokonstriktor.
Jika pasien memiliki masalah yang akut seperti rhinitis dan sinusitis. Sebuah
dekongestan topikal mungkin merupakan pengobatan yang paling efektif, tetapi ini
12
tidak boleh berlangsung lebih dari beberapa hari dan pasien harus diperingatkan agar
tidak membeli obat serupa untuk dipergunakan lebih lama. 5
Dalam kasus yang lebih kronis seperti alergi atau rhinitis vasomotor,
pengobatan oral adalah yang terbaik. Simpatomimetik (golongan senyawa obat yang
menstimulasi kerja saraf simpatetik), secara oral (pseudoefedrin atau phenylephrine)
mungkin sudah cukup, atau antihistamin saja sudah dapat membantu dalam rhinitis
alergi. Kombinasi produk sering efektif tetapi haruslah diingat tentang kontraindikasi.
Penyebab lain dapat ditangani dengan tindakan pembedahan seperti hipertrofiadenoid
atau fibroma nasofaring di operasi, polip hidung diekstrasi dan septum deviasi
dikoreksi. 4
PENANGANAN
1. Tuba kattarh akut
Ditujukan pada faktor penyebabnya :
Bila disebabkan oleh rhinitis akut diberi obat tetes hidung,
misalnya :
Sol HCl ephedrine 2%
Sol protagol 2%
S3 dd gtt IV
Atau diberi obat spesial lainnya misalnya iliadin nose drop, pritin nose drops
dan lain-lain, dapat juga diberi obat perusahaan os misalnya decolgen, neozep
dan lain-lain.
Rhinitis alergika diberikan antihistamin
Adenoiditis, nasofaringitis, sinusitis diberikan antibiotika.1
13
2. Tuba kattarh kronik
Dengan cara menghilangkan penyebab, misalnya :
1. Adenoid atau fibroma nasofaring di operasi
2. Polip diekstrasi
3. Septum deviasi dikoreksi
4. Rhinitis dan sinusitis diobati
Memasukkan udara melalui tuba, dengan cara :
1. Valsava manover
2. Pollitzer
3. Kateterisasi
Aspirasi gendang telinga
Parasentase
Ventilasi tuba
2.1.8 Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan jarang terjadi bila penyakit cepat diketahui dan
diterapi dengan tepat dan dapat sembuh dengan sempurna. Akan tetapi bila berlanjut
maka komplikasi yang terjadi dapat menyebabkan gangguan pendengaran berkurang
atau total. 5
14
BAB III
KESIMPULAN
15
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
2. FKUI: Buku ajar THT; Gangguan fungsi tuba; Penerbit FKUI, edisi ke-enam;
tahun 2007
3. http://www.scribd.com/doc/126674582/Tuba-Katar
4. http://www.ent-surgery.com.au/the-eustachian-tube/
5. https://dokumen.tips/documents/responsi-tuba-katar.html
16