Anda di halaman 1dari 14

JURNAL

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA (TRUSS BRIDGE)


BENTANG 60 METER DI SAMBOJA
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Disusun Oleh :
Anis Massaroh
NPM. 10.11.1001.7311.065

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA
SAMARINDA
2014
PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA (TRUSS BRIDGE)
BENTANG 60 METER DI SAMBOJA
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Oleh :
Anis Massaroh NPM. 10.11 1001 7311.065
Program Studi Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

INTISARI

Pengertian jembatan secara umum adalah bagian dari jalan yang merupakan bangunan
layanan lalu lintas (untuk melewatkan lalu lintas), keberadaannya sangat diperlukan untuk
menghubungkan ruas jalan yang terputus oleh suatu rintangan seperti sungai, lembah,
gorong-gorong, saluran-saluran (air, pipa, kabel, dll) jalan atau lalu lintas lainnya.
Jembatan rangka baja (truss bridge) adalah jembatan dengan beban suprastruktur
terdiri dari truss. Truss ini adalah struktur elemen terhubung membentuk unit segitiga.
Tersusun dari batang-batang yang dihubungkan satu sama lain dengan pelat buhul, pengikat
paku keling, baut atau las. Batang-batang rangka hanya memikul gaya dalam aksial (normal)
tekan atau tarik.
Secara pokok pembagian area struktur jembatan dibagi kedalam 2 bagian yaitu struktur
bangunan atas dan bawah. Untuk bangunan atas jembatan rangka ini menggunakan tipe
Rangka Baja Bukaka dari Indonesia (kode BMS : RBK). Dimana dalam perencanaan
kekuatan elemen baja sebagai komponen struktur jembatan harus memperhatikan faktor
integritas komponen - komponen struktural maupun keseluruhan struktur jembatan. Untuk
menentukan besar dan jenis gaya pada rangka baja dihitung dengan metode cremona (grafis),
dimana panjang garis pada diagram cremona merupakan besarnya gaya – gaya batang.
Gambaran umum jembatan ini memiliki bentang sepanjang 60 m dengan lebar 9 m, lebar
lantai kendaraan 2 x 3,5 meter dan lebar trotoar @ 1 meter di kanan dan kiri jembatan.
Untuk bangunan bawah jembatan menggunakan pondasi tiang pancang, dengan
struktur abutment beton bertulang yang telah disesuaikan dengan berbagai beban yang akan
diterima dari struktur atas.

Kata kunci : Jembatan, jembatan rangka, bangunan atas, baja, cremona, bangunan bawah.

1
BAB I kecamatan ini berbatasan dengan Kec.
PENDAHULUAN Loa Janan, sebelah selatan berbatasan
dengan Selat Makassar, sebelah Timur
1.1 Latar Belakang berbatasan dengan Kec. Muara Jawa, dan
Provinsi Kalimantan Timur di sebelah barat berbatasan dengan Kota
merupakan salah satu provinsi terkaya di Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser
bumi Indonesia. Dengan tingkat Utara, dengan Samboja Kuala sebagai
pertumbuhan penduduk yang bertambah ibukota Kecamatan.
setiap tahunnya. Kebutuhan akan sarana (http://bappeda.kutaikartanegarakab.go.i
dan prasarana transportasi otomatis akan d/).
meningkat untuk menunjang kegiatan Untuk mencapai sasaran
sehari-hari penduduk seperti kegiatan pembangunan di wilayah Kecamatan
perekonomian, pendidikan, sosial budaya, Samboja, pembangunan salah satu sarana
dan kegiatan penghidupan lainnya. transportasi yaitu jembatan merupakan
Khususnya jembatan, jembatan adalah bagian penting yang direncanakan dan
suatu konstruksi yang dibangun untuk mendapat perhatian serius. Untuk dapat
menghubungkan antara dua jalan atau lebih memaksimalkan pemenuhan
wilayah yang terhalang atau terputus oleh kebutuhan dan segala kegiatan
aliran sungai. Dalam hal ini sangat masyarakatnya, maka pemerintah
diperlukan peningkatan pembangunannya Kabupaten Kutai Kartanegara
baik dari segi maksimum pelayanan, mencanangkan pembangunan Jembatan di
kekuatan, serta keamanannya. daerah Handil Usu RT.19 Kecamatan
Tidak terkecuali pada pembangunan Samboja ini.
sarana transportasi di wilayah Kecamatan
Samboja. Salah satu Kecamatan yang 1.2 Rumusan Masalah
terletak di daerah pesisir Kabupaten Kutai Adapun rumusan masalah yang akan
Kartanegara. Dengan luas wilayah 1.046 dibahas dalam penulisan Skripsi ini
km2, jumlah penduduk sebanyak 54.700 diantaranya:
jiwa (2010), terletak antara 116050’bujur a. Bagaimana perhitungan struktur
Timur - 1170 14’ Bujur Timur serta untuk bangunan atas jembatan
diantara 0052’ Lintang Selatan - 1008’ rangka?
Lintang Selatan. Di sebelah utara

2
b. Bagaimana perhitungan struktur a. Perhitungan struktur bangunan
untuk bangunan bawah jembatan atas yang meliputi tiang
rangka ? sandaran (ralling), trotoar,
lantai kendaraan, pelat injak,
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan gelagar memanjang dan
Maksud dari penulisan Skripsi ini melintang, perhitungan ikatan
yaitu : angin, dan perhitungan rangka
a. Memperoleh dan memahami hasil induk.
perhitungan jembatan yang b. Perhitungan struktur bangunan
direncanakan. bawah yang meliputi abutment
b. Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dan tiang pancang.
selama dibangku kuliah.
c. Sebagai salah satu syarat akademis 1.5 Sistematika Penulisan
dalam menyelesaikan program strata Bab I Pendahuluan
satu (S1) pada jurusan Teknik Sipil Bab II Landasan Teori
Fakultas Teknik Universitas 17 Bab IIIMetodologi
Agustus 1945 Bab IVAnalisa dan Pembahasan
Samarinda. Bab V Penutup
Adapun tujuan dari penulisan Skrpsi ini Daftar Pustaka
yaitu : Lampiran
a. Melakukan perhitungan perencanaan
jembatan rangka yang akan dibangun
didaerah tersebut. BAB II
b. Merencanakan pembangunan LANDASAN TEORI
jembatan yang sesuai dengan wilayah
Handil Usu RT.19 Kecamatan 2.1 Pengertian Jembatan
Samboja. Jembatan adalah bagian dari jalan
yang merupakan bangunan layanan lalu
1.4. Batasan Masalah lintas (untuk melewatkan lalu lintas), dan
Didalam penelitian Skripsi ini keberadaannya sangat diperlukan untuk
dibuat batasan masalah yang akan menghubungkan ruas jalan yang terputus
dibahas, diantaranya: oleh suatu rintangan seperti sungai,

3
lembah, gorong-gorong, saluran-saluran dihubungkan satu sama lain dengan pelat
(air, pipa, kabel, dll) jalan atau lalu lintas buhul, dengan pengikat paku keling, baut
lainnya. atau las. Batang-batang rangka ini hanya
memikul gaya dalam aksial (normal) tekan
2.2 Pembagian Jenis Jembatan atau tarik.
Salah satu pembagian jenis
jembatan yaitu : 2.3.1 Tipe Dan Komponen Jembatan
a. Berdasarkan tipe struktur, jembatan Rangka
dapat dibedakan sebagai berikut : Pada perencanaan jembatan
1. Jembatan gelagar I (rolled steel rangka ini menggunakan tipe rangka baja
bridge) Bukaka dari Indonesia (kode BMS : RBK)
2. Jembatan gelagar pelat (plate - berjumlah sekitar 0,25 %.
girder bridge)
3. Jembatan gelagar kotak (box 2.3.2. Kerusakan Tipikal Jembatan
girder bridge) Rangka
4. Jembatan rangka (truss bridge) Kerusakan yang umum terjadi
5. Jembatan pelengkung (arch pada elemen beton jembatan rangka
bridge) adalah retak, kebocoran, dan retak yang
6. Jembatan gantung (suspension kaitannya dengan penyusutan.
bridge)
7. Jembatan struktur kabel (cable 2.3.3 Keuntungan dan Kerugian
stayed bridge) Pemilihan Jenis Jembatan
(http://thamrinnst.files.wordpress. Rangka
com/2012/04/modul-1pengenalan Keuntungan pemilihan jenis
jembatan-baja.pdf). jembatan rangka antara lain :
a. Bila dibandingkan dengan
2.3 Jembatan Rangka Baja (Truss beton baja lebih ringan
Bridge) b. Konstruksi baja lebih mudah
Jembatan rangka baja (truss bridge) dibongkar atau dipindahkan
adalah jembatan dengan beban c. Konstruksi baja dapat
suprastruktur terdiri dari truss. Jembatan dipergunakan lagi
rangka tersusun dari batang-batang yang

4
d. Baja sudah mempunyai ukuran dan d. Dalam pengerjaannya
mutu tertentu dari pabrik diperlukan tenaga ahli dalam
hal konstruksi baja.
Kerugian pemilihan jenis jembatan rangka
antara lain : 2.4 Aspek Perencanaan Jembatan
a. Bila konstruksinya terbakar maka 2.4.1 Aspek Topografi
kekuatannya berkurang 2.4.2 Aspek Hidrologi
b. Baja dapat terkena karat sehingga 2.4.3 Aspek Lalu Lintas
membutuhkan perawatan 2.4.4 Aspek Tanah
c. Memerlukan biaya yang cukup besar 2.4.5 Aspek Konstruksi
dalam pengangkutan

5
2.5 Alur Perhitungan

Pengumpulan Data

Pembebanan
PembebananLantai
Lantai
Kendaraan
Kendaraan ::
1.1. Tiang
TiangSandaran
Sandaran
2.2. Trotoar
Trotoar

Perhitungan
PerhitunganStruktur Atas ::
Struktur Atas
1.1. Lantai Kendaraan
Lantai Kendaraan
2.2. Plat
PlatDeck
DeckBaja
Baja
3.3. Shear Connector
Shear Connector
4.4. Gelagar
GelagarMemanjang
Memanjang
5.5. Gelagar Melintang
Gelagar Melintang

Perhitungan
PerhitunganStruktur
Struktur Rangka
Rangka ::
1.1. Ikatan
IkatanAngin
Angin
2.2. Menghitung
MenghitungGaya
GayaBatang
Batang
3.3. Pendimensian Batang
Pendimensian Batang
4.4. Rangka
RangkaInduk
Induk
5.5. Menghitung
MenghitungGaya
GayaBatang
Batang
6.6. Pendimensian Batang
Pendimensian Batang
7.7. Sambungan
Sambungan

Data
DataTanah
Tanah

Perhitungan
PerhitunganStruktur
Struktur Penutup
Penutup ::
Bawah
Bawah:: 1.1. Kesimpulan
Kesimpulan
1.1. Abutment
Abutment 2.2. Saran
Saran
2.2. Tiang
TiangPancang
Pancang

2.6 Pengertian Struktur satu kesatuan yang utuh (http://ardi-


Struktur adalah sebuah sistem, architect.blogspot.com/).
artinya gabungan atau rangkaian dari
berbagai macam elemen-elemen yang 2.6.1 Jenis-jenis Beban Pada Struktur
dirakit sedemikian rupa hingga menjadi 1. Beban Mati (Dead Loads)
6
2. Beban Hidup (Live Loads) 10. Pelat Injak
3. Beban Gempa
4. Beban Angin 2.7.3 Struktur Bawah (Sub Structure)
5. Lainnya 1. Pondasi
2. Abutment
2.7 Pembagian Struktur
2.7.1 Pengertian Struktur Jembatan 2.8 Pembebanan Pada Jembatan
Rangka Baja (Truss Bridge) 1. Beban Primer
a. Beban Mati
2.7.2 Struktur Atas (Upper Structure) b. Beban Hidup
1. Tiang Sandaran 2. Beban Sekunder
2. Trotoar a. Beban Angin
3. Pelat Lantai Kendaraan b. Gaya Rem Dan Traksi
4. Pelat Deck Baja Gelombang c. Gaya Akibat Gempa Bumi
(corrugated steel plate) 3. Beban Khusus
5. Gelagar Memanjang 2.9 Perencanaan Struktur Baja
6. Gelagar Melintang 2.9.1 Persyaratan Umum Perencanaan
7. Ikatan Angin Struktur Baja
8. Rangka Baja
9. Andas/Perletakkan 2.9.2 Sifat Mekanis Baja

Tabel 2.11. Sifat Mekanis Baja Struktural


Tegangan putus Tegangan leleh Peregangan
Jenis Baja minimum, fu minimum, fy minimum
[MPa] [MPa] [%]
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13

2.10 Perencanaan Sambungan 2.10.2 Baut


2.10.1 Paku Keling 2.10.3 Las

7
BAB III
METODOLOGI

3.1 Prosedur Penelitian


3.2 Sistematika Metodologi Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian

8
3.2.2 Waktu / Jadwal Penelitian

Waktu/Jadwal Penelitian Skripsi

Maret April Mei Juni Juli Agustus


No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal dan Konsultasi

2 Seminar I Proposal

3 Penelitian dan Penyusunan Laporan

4 Seminar II Hasil Penelitian

5 Ujian Skripsi

6 Libur Lebaran

3.2.3 Metode Perolehan Data


a. Teknik Studi Literatur
b. Teknik Wawancara
3.2.4 Metode Penganalisaan Data
3.2.5 Jenis Data
a. Data primer
b. Data sekunder
3.2.6 Aspek Penelitian

9
BAB IV a. Pipa sandaran

ANALISA DAN PEMBAHASAN Bahan = Pipa baja


Diameter = ∅ 76,3 mm
b. Lantai trotoar
Data perencanaan :
Bahan = Beton
- Tebal pelat = 25 cm
bertulang
- Tebal aspal = 10 cm
Tebal = 25 cm
- Genangan air = 5 cm f’c = 25 MPa
- Lebar lantai kendaraan = 700 cm ∅Tulangan = D12
- Lebar trotoar = 100 cm fy = 240 Mpa
- Tebal trotoar = 25 cm c. Pelat lantai kendaraan
- Gelagar memanjang Bahan = Beton

IWF 450.200 berat (q1) = 0,76 bertulang


kN/m Tebal = 25 cm
- Gelagar melintang f’c = 30 Mpa

IWF 900.300 berat (q2) = 2,86 ∅Tulangan = D16


kN/m fy = 390 Mpa
- Ikatan angin Deck baja = t = 0,5 cm
L 150.150 18 berat (q3) = 0,401 fy = 300 Mpa
kN/m d. Gelagar Memanjang
- Tiang sandaran Baja IWF 450.200.9.14
Pipa ø 76,3 berat (q4) = 0,0504 e. Gelagar Melintang
Kn Baja IWF 900.300.18.34
- Rangka utama f. Shear Connector
IWF 400.400 berat (q5) = 2,83 Stud Connector dengan
kN/m
jumlah 282 buah sepanjang
- Batang vertikal ikatan bentang
angin
g. Ikatan Angin
IWF 300.300 berat (q6) = 0,94
Baja siku = 150.150.18
kN/m
fy = 240 Mpa
B.Vertikal 300.300.10.15
Dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Konstruksi atas :
10
B.H.Atas = 300.300.10.15 ∅Pipa = ∅ 40 cm
B.H.Bawah = 300.300.10.15 Kedalaman = 25 meter
fy = 240 Mpa
h. Rangka Baja BAB V
Baja IWF = 400.400.20.35
PENUTUP
B.H.Atas = 400.400.20.35
B.H.Bawah = 400.400.20.35
5.1 Kesimpulan
B.Diagonal = 400.400.20.35
1. Bentang jembatan 60 m. Jenis
fy = 240 Mpa
konstruksi jembatan adalah
i. Elastomer
jembatan rangka baja
Jenis = TRB A
2. Lebar jembatan 9 m, lebar lantai
Ukuran = 20,20,1,5 ± 0,1 mm
kendaraan 2 x 3,5 m, dan lebar
j. Pelat Injak
trotoar @ 1 m di kanan dan kiri
Tebal = 25 cm
jembatan.
Lebar =7m
3. Konstruksi atas :
Panjang = 3,3 m
a. Pipa sandaran
f’c = 30 MPa
Bahan = Pipa baja
fy = 240 MPa
Diameter = ∅ 76,3 mm
ø tul = D 16
b. Lantai trotoar
Bahan = Beton
2. Konstruksi bawah
bertulang
a. Abutment
Tebal = 25 cm
Bahan = Beton
f’c = 25 MPa
Bertulang
∅Tulangan = D12
f’c = 30 Mpa
fy = 240 Mpa
∅Tulangan = D32
c. Pelat lantai kendaraan
dan D25
Bahan = Beton
fy = 240 Mpa
bertulang
b. Pondasi
Tebal = 25 cm
Bahan = Pondasi
f’c = 30 Mpa
Tiang
∅Tulangan = D16
Pancang
fy = 390 Mpa
11
Deck baja = t = 0,5 cm ø tul = D 16
fy = 300 Mpa 4. Konstruksi bawah
d. Gelagar Memanjang a. Abutment
Baja IWF 450.200.9.14 Bahan = Beton
e. Gelagar Melintang Bertulang
Baja IWF 900.300.18.34 f’c = 30 Mpa
f. Shear Connector ∅Tulangan = D32
Stud Connector dengan jumlah 282 dan D25
buah sepanjang bentang fy = 240 Mpa
g. Ikatan Angin b. Pondasi
Baja siku = 150.150.18 Bahan = Pondasi
fy = 240 Mpa Tiang
B.Vertikal 300.300.10.15 Pancang
B.H.Atas 300.300.10.15 ∅Pipa = ∅ 40 cm
B.H.Bawah 300.300.10.15 Kedalaman = 25 meter
fy = 240 Mpa
h. Rangka Baja
Baja IWF 400.400.20.35 DAFTAR PUSTAKA
B.H.Atas 400.400.20.35
B.H.Bawah 400.400.20.35 Ardi. “Pengertian Sistem Struktur”.
B.Diagonal 400.400.20.35 http://ardi-architect.blogspot.com
fy = 240 Mpa (Diposkan tanggal 11 Februari
i. Elastomer 2011).
Jenis = TRB A Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai
Ukuran = 20,20,1,5 ± Kartanegara.“Kecamatan
0,1 mm Samboja”.
j. Pelat Injak http://bappeda.kutaikartanegarakab.
Tebal = 25 cm go.id (Diposkan pada Desember
Lebar = 7m 2010).
Panjang = 3,3 m Hady, Munirul. 2013. “Jenis-jenis Beban
f’c = 30 MPa Pada Struktur”.
fy = 240 MPa

12
http://munirulhady.blogspot.com/ Supriadi, Bambang. 2007.
2013/02/jenis-jenis-beban-pada “Jembatan”.Beta Offset :
struktur.html (Diposkan tanggal Yogyakarta.
03 Februari 2013 jam 20.56). Asiyanto. 2008. “Metode Konstruksi
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. Jembatan Rangka Baja”.UI Press
378/KPTS/1987. “Tabel Jumlah : Jakarta.
Jalur Lalulintas”. PT.Bukaka Teknik Utama. 2013.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. “Panduan Perakitan dan
378/KPTS/1987.“Kombinasi Pemasangan Jembatan Rangka”.
Pembebanan”. PT.Bukaka Teknik Utama : Bogor
Naution, Thamrin. 2012. “Pengenalan - Indonesia
Jembatan Baja”.Modul 1 Struktur Dinas Pekerjaan Umum. 1987. “Pedoman
Baja 2 . Departemen Perencanaan Pembebanan
Teknik Sipil, FTSP, ITM. Jembatan Jalan Raya”. Jakarta.
Razali, R. 2013. “Definisi Jembatan RSNI T-02-2005. “Standar Pembebanan
Rangka Baja”. Untuk Jembatan”. Badan
http://jembatanrangkabaja.blogsp Standarisasi Nasional Indonesia,
ot.com (Diposkan tanggal 16 April Jakarta.
2013). Gunawan, Rudy. 1987. “Tabel Profil
RSNI T-03-2005.“Perencanaan Struktur Konstruksi Baja”. Kanisius
Baja Untuk Jembatan”. Badan :Yogyakarta.
Standarisasi Nasional Indonesia,
Jakarta.
Yance. 2011. “Perencanaan Jembatan”.
http://yanceadii.blogspot.com/201
1/07/perencanaan-jembatan.html
(Diposkan pada Minggu, 31 Juli
2011).
Zainuddin. 2010. “Diktat Jembatan 4”.
Bojonegoro : Unigoro.

13

Anda mungkin juga menyukai