Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN INVESTIGASI

“ Kasus Korupsi Pada Penjahit Yang Melakukan Penipuan dan Penyalahgunaan


Anggaran”
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Anti Korupsi
Dosen Pengampu : Rosalina, S.Kep.,M.Kes.

Di susun oleh Kelompok 10


1. Ahmad Rozi (010115A007)
2. Devi Anis Ramonda (010115A028)
3. Eka Ayu Fitriani (010115A036)
4. Gerson N. (010115A046)
5. Iris Iswandha (010115A060)
6. Kiki Devianti (010115A064)
7. Maria Pulung (010115A070)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016
BAB I
PENDAHULUN

A. LATAR BELAKANG
Pada 2015 KPK berhasil melakukan operasi tangkap tangan
sebanyak lima kali. Di samping melakukan 84 kegiatan penyelidikan,
99 penyidikan, dan 91 kegiatan penuntutan, baik kasus baru maupun
sisa penanganan pada tahun sebelumnya. Selain itu juga melakukan
eksekusi terhadap 33 putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap. Dari penanganan perkara, lebih dari 198 miliar rupiah
telah dimasukkan ke kas negara dalam bentuk PNBP.
(Komosi Pemberantasan Korupsi, 2015)
Dari total kasus yang berhasil dipantau selama tahun 2010 hingga
2014 adalah sebanyak 2.492 kasus dengan total nilai kerugian negara
sebesar Rp 30 triliun dan nilai suap sebesar Rp 549 miliar. Dari
sejumlah kasus ini ada sekitar 552 kasus yang dikategorikan tidak jelas
penanganannya. Dengan kata lain, tidak ada keterangan resmi apakah
kasus-kasus itu telah masuk pada tahap penuntutan atau masih dalam
proses penyidikan atau bahkan dihentikan. Banyaknya kasus korupsi
yang tidak jelas penanganannya menunjukkan bahwa aparat penegak
hukum (Kepolisian, Kejaksaan dan KPK) belum optimal menggunakan
seluruh wewenang yang dimilikinya sebagai penegak hukum untuk
menyelesaikan tunggakan perkara tersebut.
Selain itu, gambaran penting dalam tren korupsi ICW (Indonesia
Corruptin Watch) 2015 ini adalah pemetaan terhadap modus korupsi
yang dilakukan. Modus korupsi yang jamak terjadi selama tahun 2015
adalah penyalahgunaan anggaran sebanyak 134 kasus dengan nilai
kerugian negara sebesar Rp 803,3 Miliar. Modus korupsi lain yang
sering digunakan adalah penggelapan sebanyak 107 kasus dengan nilai
kerugian negara sebesar Rp 412,4 Miliar. Lalu diikuti dengan mark up
( 104 kasus), penyalahgunaan wewenang (102 kasus) dan laporan fiktif
(29 kasus).
(Indonesia Corruption Watch (ICW), 2016)
Dari beberapa hasil data tersebut, masih banyak kasus-kasus
korupsi yang terjadi di Indonesia. Selain dari kasus besar (politik,
suap, pemerasan, penyalahgunaan anggaran yang menimbulkan
kerugian besar bagi negara) yang diketahui oleh pihak pemerintah
(KPK). Disisi lain terjadinya tindakan korupsi di sekitar masyarakat
juga masih jamak terjadi. Seperti halnya kasus pada tindakan korupsi
yang dilakukan oleh penjahit di salah satu wilayah Ungaran Barat
dengan melakukan penipuan dan penyalahgunaan anggaran.

B. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan dan investigasi ini adalah untuk
mengetahui tindakan korupsi yang dilakukan oleh salah satu penjahit
yang melakukan penipuan dan penyalahgunaan anggaran uang.
Dengan metode wawancara langsung pada narasumber (penjahit).
BAB II

PEMBASAN

A. Tema : Kasus Korupsi Pada Penjahit Yang Melakukan


Penipuan Dan Penyalahgunaan Anggaran
B. Metode : Dilakukan menggunakan metode wawancara oleh
narasumber langsung dan didukung oleh Illustrasi
yang berdasarkan cerita dari narasumber.
C. Media : Kamera dan alat perekam
D. Daftar Pertanyaan Yang Diajukan:
1. Apa tujuan anda melakukan korupsi?
2. Bagaimana cara anda melakukan tindakan korupsi?
3. Apakah alasan anda melakukan tindakan korupsi?
4. Kira-kira berapa jumlah uang yang biasanya bapak simpan untuk
kepentingan pribadi bapak setiap satu borongan?
5. Apakah anda mengetahui jika perbuatan tersebut termasuk salah dan
bisa dikatakan melanggar hukum?
E. Hasil wawancara
1. “Bapak melakukan penipuan dari pelanggan bapak sendiri tujuannya
untuk apa pak?”
Narasumber : “Sebenarnya saya tidak sengaja melakukan itu, saya
merasa melakukan penipuan dimulai ketika ada sisa uang yang
lumayan kemudian uang itu saya gunakan untuk kepentingan pribadi
saya dan menambah pemasukan. Dari sisa yang hanya 20 ribu, ada sisa
100 ribu, dan disitu saya masih kurang untuk mencukupi keperluan
pribadi jadi sampai saat ini saya meminta tambah kepada pelanggan
saya.”
2. “Lalu cara bapak melakukan penipuan bagaimana pak?”
Narasumber : “Biasanya saya mengambil uang dari pelanggan dengan
berbohong tentang jumlah pembelian kain, jadi sebelumnya saya
menerima uang muka dari pelanggan saya, terus uang itu saya
belanjakan untuk beli kain, nah dari situ saya minta nota kosong sama
yang jual kain. sampai dirumah saya ganti dengan jumlah uang yang
mau saya minta, misalkan yaa, pelanggan saya memberi uang 2 juta
terus saya belanjakan kain, tapi total pembelian kain habis 2.100.000
dan saya minta sama pelanggan kalau pembelian bahan habis
2.500.000. jadi saya dapat untung 400 ribu. Tapi sebelumnya saya lihat
dulu pelanggan saya itu dari perusahaan besar atau bukan, yahh kalo
perusahaan besar sih saya ambil banyak.”
3. “Alasannya apa pak, hingga bapak melakukan hal tersebut?”
Narasumber : “alasannya ya hanya ingin menambah pemasukan uang
dan kebutuhan ekonomi keluarga saya. Itupun tidak setiap pelanggan
saya mintai uang tambah, hanya pelanggan yang mengambil borongan
jahitan aja, kalau pelanggan yang memint jahitan satuan saya tidak
berani meminta tambah.”
4. “kira-kira bapak mengambil keuntungan dari pelanggan sekitar
berapaan pak?”
Narasumber : “Paling hanya berapaaa, Biasanya saya mengambil
keuntungan sekitar 400-500 ribu... kalo borongannya banyak hingga
ratusan pakaian saya berani ambil lebih..tapi saya juga mengira – ngira
meminta uang tambahannya jangan samapi keliahatan lahh..”
5. “lalu apa bapak tahu jika yang dilakukan bapak ini salah?”
Narasumber : “Iya saya tahu kalau itu salah, tapi mau gimana lagi
soalnya saya juga memerlukan biaya tambahan. Soalnya saya
melakukan itu awalnya tidak sengaja mbaak. Tapi karena ekonomi
juga, keluarga juga butuh uang, anak apalagi biaya sekolah juga
semakin mahal..saya juga takut dosa tapi bagaimana lagii...”
F. Kronologi Hasil Wawancara
Investigasi penjahit yang melakukan tindakan korupsi pada
pelanggan yang memesan jahitan borongan seragam dari salah satu
perusahaan ,dan pelanggan tersebut membayar dengan uang muka
sebesar Rp. 2.000.000,00. Namun setelah dilakukan pengerjaan dalam
pembuatan kemeja, tukang jahit tersebut hanya menghabiskan modal
pembelian kain sebesar 2.100.000,00. Namun penjahit mengatakan
kepada pelanggan bahwa total uang yang habis digunakan untuk
pembelian kain sebesar Rp. 2.500.000,00 dengan memberikan nota palsu
kepada pelanggan. Dan juga pembayaran tersebut belum termasuk uang
jasa penjahit.
Dari situasi tersebut tukang jahit mulai melakukan tindakan
korupsi dengan meminta uang tambah pada pemborong sebesar
Rp.500.000. Sehingga tukang jahit mendapat keuntungan sebesar Rp.
400.000,00 yang dipakai untuk keperluan pribadi.

G. Ilustrsi Hasil Wawancara


Ilustrasi tindakan korupsi :
1. Pelanggan yang memesan jahitan dalam jumlah banyak yaitu kemeja
sejumlah 25 buah kepada penjahit. Pelanggan memeberikan uang
muka kepada penjahit untuk dibelikan kain sebesar Rp. 2.000.000,00.
2. Penjahit pergi ke toko kain untuk membeli bahan. Setelah dilakukan
penawaran dengan pedangang, penjahit hanya menghabiskan biaya
pembelian kain sebesar Rp. 2.100.000,00. Namun dari hal tersebut,
muncul motif untuk melakukan tindakan korupsi dengan meminta
nota kosong kepada pedangang kain.
3. Setelah penjahit meminta nota kosong, penjahit memulai aksi untuk
memalsukan harga kain dengan cara menulis jumlah pembelin kain
dengan harga Rp. 2.500.00,00 yang dilakukan penjahit secara pribadi.
4. Setelah proses pembuatan kemeja selesai, penjahit mengatakan kepada
pelanggan bahwa uang pembelian bahan untuk kemeja menghabiskan
sejumlah Rp. 2.500.000,00. Dan belum termasuk uang jasa.
5. Pelanggan membayar sesuai dengan permintaan penjahit.

H. Bukti Investigasi
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan korupsi tidak
hanya terjadi pada kalangan pejabat maupun instansi tertinggi dalam
pemerintah. Namun tindakan korupsi juga dapat terjadi di sekitar kita baik
di rumah, di sekolah, di lingkungan masyarakat, dalam lingkup organisasi,
pasar, tempat parkir dan masih banyak lagi yang belum kita sadari.
Salah satu pekerjaan sebagai seorang penjahit pun memiliki celah
untuk melakukan tindakan korupsi dengan menggunakan berbagai cara,
salah satunya melakukan penipuan berupa penyalahgunaan anggaran
berupa uang untuk memperkaya diri. Dimana hal tersebut adalah salah
karena dapat merugikan pihak lain yang bersangkutan (pelanggan jahitan).
Dari wawancara yang didapat penjahit tersebut mengetahui bahwa
tindakan yang dilakukan adalah salah, namun dia tetap melakukannya
dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan pribadi.

B. SARAN
Berdasarkan uraian kasus diatas, hendaknya kita sebagai generasi
muda dan bagian dari masyarakat harus memiliki kesadaran untuk tidak
melakukan tindakan korupsi, karena selain melnggar hukum korupsi juga
dapat merugikan banyak orang. Untuk menyikapi hal tersebut perlu
ditanamkan sejak dini cara pencegahan korupsi yang dimulai dari hal-hal
kecil agar budaya korupsi di Indonesia dapat berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

Komisi Pemberantasan Korupsi. Laporan Tahunan KPK 2015.


http://kpk.go.id/images/Annual%20Report%202015%20low.pdf
(Diunduh pada tanggal 13 Desember 2016)

Indonesia Corruption Watch (ICW). Tren Korupsi 2015.


http://www.antikorupsi.org/id/content/bulletin-mingguan-anti-korupsi-
25-febuari-2-maret-2016 (Diakses pada tanggal 13 Desember 2016)

Anda mungkin juga menyukai