Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH SISTEM ANALISIS PERUSAHAAN KANTOR PELAYANAN

PAJAK PRATAMA BANDUNG BOJONAGARA


Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Analisis Manajemen

Dosen Pengampu: Dra. RR. Ponco Dewi Karyaningsih M.M

Disusun Oleh:

Mayang Puspita Devi 1709617061

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ”Sistem Analisis Kantor Pelayanan Pajak”. Makalah ini disusun
sebagai tugas mata kuliah Sistem Analisis Administrasi.

Makalah ini tidak bisa lepas dari bimbingan, bantuan, dorongan, dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih.
Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki.

Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan pembaca semuanya.

Jakarta, 04 November 2019

Mayang Puspita Devi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PROFIL PERUSAHAAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Sejarah Perusahaan KPP Pratama Bandung Bojonagara .......................... 2
1.3 Struktur Organisasi ................................................................................... 4
1.4 Deskripsi Jabatan ...................................................................................... 5
1.4 Aspek Kegiatan Perusahaan ...................................................................... 9
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 11
2.1 Analisis Sistem dan Prosedur.................................................................. 11
2.1.1 Analisis Sistem............................................................................... 11
2.1.2 Analisis Dokumen .......................................................................... 11
2.2 Prosedur Kantor Pelayanan Pajak ........................................................... 12
2.2.1 Alur Pelayanan ............................................................................... 12
2.2.2 Diagram Kontek ............................................................................. 14
2.3 Analisis Sistem Yang Digunakan Sekarang ........................................... 15
2.3.1 Prosedur SPT Tahunan Online...................................................... 15
2.3.2 Prosedur Pembuatan NPWP Secara Online ................................... 16
BAB III ANALISIS KASUS............................................................................... 20
3.1 Masalah Kantor Pelayanan Pajak Bandung Bojonagara ......................... 20
3.2 Analisis SWOT ....................................................................................... 20
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 23
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 23
4.2 Saran ....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24

ii
BAB I
PROFIL PERUSAHAAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem pelayanan di kantor pelayanan pajak Bandung Bojonagara terdapat
2 bagian, pelayanan langsung (counter pelayanan) yang biasa terjadi transaksi
pembayaran pajak dan bagian pelayanan yang melayani dibelakangnya.
keduanya sangat berperan penting dalam melayani wajib pajak yang ingin
melakukan transaksi perpajakan.
Ada beberapa tahap apabila seseorang ingin membayar pajak dan transaksi
perpajakan yang lainnya, tepatnya apabila seseorang ingin melakukan
transaksi, dapat langsung menuju taller-taller yang siap melayani. Dan
transaksi tersebut diproses menjadi data jadi oleh bagian pelayanan. Bagian
pelayanan inilah yang menjalankan transaksi-transaksi.
Selain menjalankan transaksi, bagian pelayanan ini juga bertugas mengisi
data-data objek pajak, seperti data NPWP, dan lain-lain. Bagian pelayanan ini
terhubung ke beberapa cabang, misalnya KPP Bandung Bojonagara terhubung
dengan KPP Cimahi dan lainnya. Hal ini disebabkan banyaknya objek pajak
yang tersebar di suatu daerah.
Dan memudahkan kantor untuk mengkoreksi data apabila terjadi
kesalahan data. Pengelolaan, pengenaan, dan khususnya monitoring
pembayaran transaksi pajak di KPP Bandung Bojonagara ini sudah dilakukan
secara digital. Hal ini memudahkan transaksi dikarenakan objek pajak yang
dikelola relatif banyak.
Tetapi, dikarenakan banyaknya objek pajak yang dilayani di KPP tersebut,
masih saja terdapat kesalahan alamat objek pajak yang seharusnya tercantum
di KPP lain, sedangkan data terdapat di Kantor Pelayanan Pajak Bandung
Bojonagara

1
1.2 Sejarah Perusahaan KPP Pratama Bandung Bojonagara
Penerapan pajak di Indonesia sebenarnya sudah diterapkan sejak jaman
kolonial Belanda. Pemungutan pajak di masa itu dilakukan oleh lembaga yang
dibentuk pemerintahan kolonial yang bernama “De Inspective Finantien”. L
embaga ini bertugas mengenai pemungutan pajak rakyat berdasarkan undang-
undang Belanda. Gedung Inspeksi Keuangan yang berada di Gedung Merdeka
selanjutnya di pindahkan ke Soreang Bandung Selatan.
Perpindahan Gedung Inspeksi Keuangan ini merupakan akibat dari
terjadinya agresi militer Belanda pada 1947, saat itu Belanda menguasai
daerah sebelah utara Bandung yang garis batasnya adalah rel kereta api yang
memanjang dari barat ke timur kota Bandung.Belanda berhasil menguasai
Kantor Keuangan sehingga dipindahkan ke gedung yang kini dikenal menajdi
RS Immanuel.
Saat pasukan Indonesia mundur ke selatan, personil administrasi Kantor
Inspeksi Keuangan tersebut dipindahkan lagi ke Tasikmalaya. Pada masa
inilah akhirnya terjadi dualisme aliran pajak yaaitu:
a. Kelompok Cooperative, dimana kelompok ini mau bekerjasama
dengan belanda dan tidak ikut pindah ke Tasikmalaya
b. Kelompok Non Cooperative, yaitu kelompok yang sama sekali tidak
mau bekerjasasma degan pihak Belanda sehingga mengungsikan diri
ke Tasikmalaya.
Pada 17 Desember 1975 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
akhirnya Inspeksi Keuangan Belanda diganti menjadiInspeksi Pajak
Bandung. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
141/KMK.0181979 tanggal 6 April 1979, inspeksi pajak bandung dipecah
menjadi 2 terhitung mulai 1 Januari 1980, yaitu :
1) Inspeksi Pajak Bandung Timur, beralamat di Jl. Asia Afrika nomor 114
Bandung
2) Inspeksi Pajak Bandung Barat, beralamat di Jalan Purnawarman nomor
21 Bandung yang kemudian pindah lagi ke Jalan Soekarno Hatta pada
1 Januari 1981.

2
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.01/1994
tanggal 29 Maret 1994 terjadi reorganisasi pada Dirjen Pajak dimana 4
Kantor Pajak di kota dipecah menjadi 5 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yaitu
sebagai berikut:
a) KPP Cimahi meliputi Kota Administrasi Cimahi dan Kabupaten
Bandung dan berkantor di Jalan Raya Barat Nomor 576 Cimahi.
b) KPP Bandung Tegallega, meliputi daerah pemerintahan wilayah
(kewedanan Tegallega)dan berkantor di Jalan Soekarno Hatta Bandung.
c) KPP Bandung Cibeuying, meliputi daerah pemerintahan wilayah
cibeuying, dan berkantor di Jalan Purnawarman No.21 Bandung.
d) KPP Bandung Karees meliputi daerah pemerintahan wilayah Karees
dan Kabupaten Sumedang.
e) KPPBandung Bojonegara, meliputi pemerintahan wilayah Bojonagara
dan berkantor untuk sementara di Jalan Cipaganti Bandung.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK/01/2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak,
pada akhir tahun 2008 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di seluruh jajaran
Direktorat Jenderal Pajak terdiri atas tiga jenis, yaitu:
1. KPP Wajib Pajak Besar
Merupakan terdiri atas KPP Wajib Pajak Besar Satu, KPP Wajib Pajak
Besar Dua, dan KPP Badan Usaha Milik Negara.
2. KPP Madya
Merupakan terdiri atas KPP Penanaman Modal Asing, KPP
Perusahaan Masuk Bursa, KPP Badan dan Orang Asing, KPP Madya
Medan, KPP Madya Palembang, KPP Madya Pekanbaru, KPP Madya
Batam, KPP Madya Tangerang, KPP Madya Bekasi, KPP Madya
Jakart Pusat, KPP Madya Jakarta Barat, KPP Madya Jakarta Selatan,
KPP Madya Jakarta Timur, KPP Madya Jakarta Utara, KPP Madya
Bandung, KPP Madya Semarang, KPP Madya Surabaya, KPP Madya
Sioarjo, KPP MadyaMalang, KPP ,adya Balikpapan, KPP Madya
Makassar, dan KPP Madya Denpasar.

3
3. KPP Pratama
KPP Pratama Bandung Bojonagara dibentuk Pada Akhir Tahun 2006
yang beralamat di Jalan Asia Afrika No. 114 Bandung. Pada bulan
Maret tahun 2009 pindah ke Jalan Ir.SutamiNo. 1 sampai sekarang.
Pada tahun 2007 Direktorat Jenderal Pajak melakukan reformasi dan
modernisasi pada tubuh lembaganya, salah satunya selain dengan
peningkatan SDM ialah dengan melebur fungsi Kantor Pelayanan Pajak,
kantor pemeriksa pajak kantor penyuluhan dan kantor pelayanan pajak bumi
dan bangunan termasuk yang terjadi pada Kanwil DJP Jawa Barat I, hasil
peleburan ini akhirnya membentuk 15 Kantor Pelyanan Pajak Pratama.
KPP Pratama Bandung Bojonagara merupakan salah satu diantara
pembentukan 15KPP pada tahun 2007 tersebut, sebelumnya saat masih
bernama KPP Bandung Bojonagara, Kantor Pelayanan Pajak ini pernah
beralamat di jalan Cipaganti No. 155-157 Bandung. Setelah kemudian
berpindah ke Jalan Asia Afrika No. 114 Bandung.
Setelah modernisasi tersebut sebagaimana Kantor Pajak lainnya, KPP
Bandung Bojonagara berganti menjadi KPP Pratama Bandung Bojonagara
dan kini berlokasi di Jalan Ir. Sutami Bandung. (Welly Surjono, 2015)

1.3 Struktur Organisasi


Struktur Organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan sistematis
mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab
pegawai masing-masing telah ditentukan sebelumnya. Tujuannya adalah
untuk membina keharmonisan kerja agar perkerjaan dapat dilaksanakan
dengan baik, teratur dan efisien.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang
bertugas melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan sesuai
dengan wilayah yang menjadi wewenangnya meliputi daerah tertentu.
Berdasarkan Keputusan menteri Keuangan Nomor 176/KMK/01/1984 tanggal
25 Maret 1987, susunan organisasi pada struktur organisasi KPP berbentuk
garis lurus atau line tipe A. Adapun struktur Organisasi pada Kantor Pajak
Pratama Bandung Bojonagara adalah sebagai berikut:

4
1) Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara
2) Sub. Bagian Umum
3) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (WASKON 1)
4) Seksi Pengawasan dan Konsultasi II (WASKON 2)
5) Seksi Pengawasan dan Konsultasi III (WASKON 3)
6) Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV (WASKON 4)
7) Account Representativ (AR)
8) Seksi Pengolahan Data dan Informasi
9) Seksi Pelayanan
10) Seksi Pemeriksaan
11) Seksi Penagihan
12) Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
13) Kelompok Fungsional Pemeriksa

1.4 Deskripsi Jabatan


Uraian tugas dari struktur Organisasi KPP Pratama Bojonagara Bandung
tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Kepala Kantor
Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KP
PBB, dan Karikpa maka kepala kantor KPP pratama mempunyai
beberapa tugas untuk mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan,
pelayanan, pengawasan wajib di bidang pajak penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dan pajak
tidak langsung lainnya, juga Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Pengelolaan BPHTB
hingga akhir 2010) dalam wilayah wewenangnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Kantor
Pelayanan Pajak Pratama bertugas melaksanakan sebagai berikut:
a. Penyuluhan
b. Pelayanan
c. Pengawasan (pemeriksaan dan penagihan)

5
2. Sub. Bagian Umum
Bagian Umum mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Pengurusan Kepegawaian
2. Pengurusan Keuangan
3. Tata Usaha
4. Pengurusan Rumah Tangga dan Perlengkapan.

Sedangkan Sub.Bagian Umum terdiri dari :

1. Urusan kepegawaian, mempunyai tugas melakukan urusan


keuangan;
2. Urusan Rumah Tangga, mempunyai tugas melakukan urusan
rumah tangga dan perlengkapan.

3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi


Mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan
wajib pajak (PPh, PBB, BPHTB, dan pajak lainnya), himbauan kepada
wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil wajib
pajak, rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan
intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan
ketentuan yang berlaku dalam suatu KPP Pratama terdapat 4. Kepala
seksi pengawasan dan konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan
pada cakupan wilayah (teritorial) tertentu.

4. Account Representative (AR)


AR adalah penghubung antara KPP dengan wajib pajak yang
bertanggung jawab untuk menyamapaikan informasi perpajakan secara
efektif dan profesional. Mereka terlatih untuk memberikan respon
yang efektif atas pertanyaan dan permasalahan yang diajukan wajib
pajak sesegera mugkin. AR juga bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa wajib pajak memperoleh hak-haknya secara transparan.

6
AR memiliki pemahaman tentang bisnis serta kebutuhan wajib
pajak dalam hubungannya dengan kewajiban perpajakan. Untuk itu
AR secara berkala mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari
berbagai nara sumber. Tugas AR antara lain sebagai berikut:
a. Menyusun estimasi penerimaan pajak
b. Membuat surat teguran untuk wajib pajak yang tidak
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)
c. Melakukan analisa dan penelitian atas kepatuhan material
wajib pajak
d. Menginventarisasi SPPT yang tidak/belum dibayar setelah
tanggal jatuh tempo dan membuat Nota Penghitungan dalam
rangka penerbitan STP PBB
e. Meneliti data pembayaran BPHTB dan membuat Nota
Penghitungan dalam rangja penerbitan Surat Tagihan BPHTB
f. Meneliti dan membuat konsep uraian penelitian pembetulan
ketetapan pajak
g. Meneliti hasil keluaran berupa DHR, SPPT, DHKP, dan
STTSh.Melakukan penelitian Wajib Pajak/PKP yang beralamat
fiktif atau menerbitkan Faktur Pajak fiktif dan membuat
laporan atas kebenaran informasi tersebut

5. Seksi Pengolahan Data dan Informasi


Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai fungsi yaitu sebagai
berikut:
a. Pengumpulan dan pengolahan data
b. Penyajian Informasi
c. Penggalian potensi pajak

6. Seksi Pelayanan
Kepala Seksi Pelayanan Informasi bertugas melaksanakan:
a. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan

7
b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan
c. Penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya
d. Penyuluhan perpajakane.Pelaksanaan registrasi wajib pajak
e. Kerjasama perpajakan

7. Seksi Pemeriksaan
Mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan,
pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penertiban dan
penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta Administrasi
Pemeriksaan Perpajakan Lainnya.

8. Seksi Penagihan
Seksi penagihan mempunyai fungsi :
a. Kenatausahaan piutang pajak
b. Penyiapan surat tegurandan pengurusan penagihan pajak
c. Kepala seksi ekstensifikasi

9. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan


Membantu kepala kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan
penatausahaan penagamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan
subjek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

10. Kelompok Jabatan Fungsional


Pejabat fungsional terdiri atas pejabat fungsional pemeriksa dan
pejabat fungsional penilaian yang mempunyai fungsi :
a) Pejabat fungsional pemeriksa :
1. Berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan
b) Pejabat fungsional penilai:
1. Berkoordinasi dengan seksi ekstensifikasi.

8
1.4 Aspek Kegiatan Perusahaan
1. Penerimaan SPT Tahunan
Untuk memberikan kemudahan kepada para wajib pajak menyerahkan
SPT Tahunan, KPP Pratama Bojonagara menyelenggarakan Drop Box
yang tersebar di pusat-pusat perbelanjaan seperti Paris Pan Java Mall,
Bandung Trade Center, Istana Plaza dan Pasar Baru Trade Center.
Kegiatan Drop Box diadakan khusus di bulan Maret dan April setiap
tahunnya, di lokasi tersebut terdapat 2 petugas yang bertugas menerima
SPT Tahunan Wajib Pajak dan membantu Wajib Pajak mengisi SPT
Tahunannya.
2. Penyuluhan Perpajakan
KPP Pratama Bandung Bojonagara menyelenggarakan penyuluhan
perpajakan kepada wajib pajak mengenai segala sesuatu yang berkaitan
dengan perpajakan. Penyuluhan yang dilakukan juga dalam rangka
memenuhi undangan dari para wajib pajak untuk melaksanakan
penyuluhan di lingkungan wajib pajak. Penyuluhan tersebut meliputi
kunjungan ke alamat wajib pajak, penyuluhan dilaksanakan di KPP
Pratama Bandung Bojonagara, serta pembagian tugas dan selebaran
perpajakan di pusat keramaian. Materi penyuluhan yang disampaikan dari
peraturan perpajakan terbaru, pemberian NPWP pada karyawan serta
pengisian SPT tahunan.
3. Sensus Pajak Nasional
Menyadari masih rendahnya peran aktif masyarakat untuk turut
berkontribusi dalam pembiayaan pembangunan nasional mendorong
Direktorat Jenderal Pajak untuk meluncurkan agenda nasional Sensus
Penduduk Nasional (SPN), SPN yang dinyatakan pada akhir tahun 2011
ini adalah merupakan kegiatan pengumpulan data mengenal kewajiban
perpajakan dalam rangka memperluas basis pajak dengan cara
mendatangi subyek sensus, baik orang pribadi ataupun badan usaha di
seluruh wilayah Indonesia. Dengan SPN diharapkan penerimaan negara
dari sektor pajak akan meningkat, semakin besar penerimaan negara maka

9
akan semakain banyak fasilitas publik yang dapat disediakan oleh
pemerintah.

10
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Sistem dan Prosedur

2.1.1 Analisis Sistem


Pada awal mulanya sistem yang digunakan oleh Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Bandung Banjanagara menggunakan sistem digital,
dimana para pelangan KPP Pratama Bandung Banjanagara harus
mendatagi kantor cabang terdekat di daerah rumahnya. Berikut ini
adalah analisis sistem yang digunakan di Kantor Pajak Bandung
Bojonagara pada bagian pelayanan:
1. Pertama-tama wajib pajak dapat mengambil nomor antrian di
mesin pencetak nomor yang sudah disediakan.
2. Wajib pajak dapat menunggu diruang tunggu yang telah
disediakan sampai nomor antrian wajib pajak dipanggil oleh
petugas counter pelayanan.
3. Setelah wajib pajak dipanggil dapat langsung melakukan transaksi
perpajakan di counter pelayanan hingga tujuan wajib pajak
terselesaikan.

2.1.2 Analisis Dokumen


Berikut ini adalah dokumen-dokumen yang terdapat pada
bagian pelayanan di kantor pajak:

1. SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26.


Form ini digunakan untuk melaporkan kewajiban pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26. Form ini terdapat
dua bagian, yaitu bagian A dan bagian B. Bagian A berisi tentang
identitas wajib pajak, dan bagian B berisi tentang objek pajak.
2. LPAD (Lembar Pengawasan Arus Dokumen).

11
Form ini berisikan tentang catatan pengwasan arus dokumen yang
berada di KP Bandung karees, form ini sangat penting
dikarenakan agar wajib pajak tercantum dalam satu master file.
3. BPS (Bukti Penerimaan Surat)
Form ini adalah sebagai bukti penerimaan surat yang masuk
kedalam kantor pajak Bandung karees. Selain data wajib pajak,
bukti surat-surat yang lainnya dapat berupa surat undangan, surat
tagihan wajib pajak dan yang bersifat umum lainnya.

2.2 Prosedur Kantor Pelayanan Pajak


Berikut ini adalah prosedur yang digunakan oleh Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Bandung Banjanagara.

2.2.1 Alur Pelayanan


Flow Map merupakan bagan yang menunjukan arus pekerjaan
pada bagian pelayanan dari simbol-simbol untuk menggambarkan
secara urut dari arus transaksi dari memulai transaksi hingga
selesai.

1. Counter Pelayanan

OBJEK NO ANTRI RUANG


PAJAK TUNGGU
MENUNGGU
HINGGA
DIPANGIL

MULAI
TRANSAKSI

DIPROSES
SELESAI BAGIAN
PELAYANAN

Gambar 2.1 Alur Prosedur Counter Pelayanan.

12
Keterangan:

1. Objek pajak memasuki kantor pelayanan pajak, dan


langsung mengambil nomor antrian yang sudah tersedia
dan diawasi oleh petugas.
2. Setelah mengambil nomor antrian, objek pajak dapat
menunggu di ruang tunggu yang telah disediakan, sampai
nomor objek pajak terpanggil oleh petugas counter
pelayanan.
3. Setelah terpangil, objek pajak melakuakan transaksi
perpajakan yang dilayani oleh petugas counter, kemudian
diproses oleh bagian pelayanan.
4. Setelah transaksi selesai, objek pajak dapat meninggalkan
kantor pajak.

2. Counter Konsultasi

OBJEK NO ANTRI RUANG


PAJAK TUNGGU

MENUNGGU
HINGGA
DIPANGIL

MULAI
KONSULTASI

SELESAI

Gambar 2.2 Alur Counter Konsultasi

13
Keterangan :

1. Objek pajak memasuki kantor pelayanan pajak, dan langsung


mengambil nomor antrian yang sudah tersedia dan diawasi
oleh petugas.
2. Setelah mengambil nomor antrian, objek pajak dapat
menunggu di ruang tunggu yang telah disediakan, sampai
nomor objek pajak terpanggil oleh petugas counter
pelayanan.
3. Setelah terpangil, objek pajak melakuakan konsultasi
mengenai perpajakan yang bersangkutan dengan objek pajak
yang dilayani oleh petugas counter konsultasi.
4. Setelah konsultasi selesai, objek pajak dapat meninggalkan
kantor pajak.

2.2.2 Diagram Kontek


Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu prose
dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks
merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh
input ke sistem atau output dari sistem. Diagram konteks memberi
gambaran tentang keseluruhan sistem. Dalam diagram konteks
hanya memiliki satu proses. (Septiani, 2015)

TRANSAKSI
PAJAK DAN SPT PASAL
OBJEK
KONSULTASI 21/24
PAJAK
PAJAK
NPWP, DLL

Gambar 2.3 Diagram Kontek seksi Pelayanan.

14
2.3 Analisis Sistem Yang Digunakan Sekarang
Sistem yang berjalan pada saat ini di Kantor Pajak Bandung Banjanagara
bersifat digital menggunakan online. Mulai dari pembuatan NPWP,semua
transaksi SPT yang dilakukan oleh wajib pajak bersifat online. Hal ini agar
mempermudah pemasukan data objek pajak yang relatif cukup banyak, dan
juga mempersingkat waktu. Selain itu transaksi SPT Tahunan dapat
melakukan pembayaran via online yaitu dengan menggunakan website yang
telah dibuat oleh pemerintah.
Cara lapor SPT Tahunan online badan juga memiliki keunggulan, di
antaranya mencegah denda akibat keterlambatan pelaporan pajak.
Sebab dengan efiling pajak, penyampaian SPT Tahunan badan dapat
dilakukan secara online dan real time melalui website Direktorat Jenderal
Pajak (DJP ). Selain lebih menghemat waktu, eFiling pajak juga lebih unggul
karena dapat menghemat biaya operasional mengingat Anda tak perlu lagi
bolak-balik ke KPP untuk keperluan pelaporan pajak.

2.3.1 Prosedur SPT Tahunan Online


Prosedur untuk melakukan pembayaran SPT tahunan online via
website yang telah dibuat oleh pemerintah. kunjungi KPP terdekat
atau KPP tempat anda terdaftar dan ajukan permohonan aktivasi EFIN
pajak. Perlu di ingat bahwa permohonan hanya bisa diajukan oleh
pengurus perusahaan dan tidak dapat diwakilkan ke pihak lain. Setelah
mendapatkan EFIN, anda harus melakukan aktivasi. Berikut ini, cara
mudah mengaktivasi EFIN Anda:

1. Kunjungi situs DJP Online. Isikan NPWP dan nomor EFIN yang
telah Anda dapatkan untuk verifikasi.
2. Selanjutnya, Anda akan dibawa masuk ke halaman di mana nama
wajib pajak secara otomatis akan terisi. Namun, Anda tetap harus
mengecek apakah informasi tersebut sudah sesuai dengan
identitas Anda.

15
3. Lanjutkan tahap registrasi dengan mengisi alamat email aktif dan
nomor ponsel Anda. Kemudian, buatlah password dengan
kombinasi antara angka dan huruf untuk memperkuat password
Anda dan klik “Simpan”.
4. Silakan cek kotak masuk pada email yang telah anda daftarkan.
Klik tautan yang tersedia dalam email yang dikirimkan DJP untuk
aktivasi akun.
5. Lapor pajak online pun siap dilakukan.

Dokumen yang Wajib Diunggah Saat e-Filing SPT Tahunan Badan:

1. SPT 1771
2. Laporan Keuangan
3. Penghitungan Peredaran Bruto & Pembayaran (Khusus Wajib
Pajak PP 46)
4. Laporan Debt to Equity Ratio & Utang Swasta Luar Negari
(Khusus Wajib Pajak PT yang membebankan Utang)
5. Ikhtisar Dokumen Induk & Dokumen Lokal (Khusus Wajib Pajak
dengan Transaksi Hub Istimewa)
6. Laporan Penyampaian CBCR Country oleh Country Report)
7. Dafnom Biaya Entertainment (jika ada)
8. Dafnom Biaya Promosi (jika ada)
9. Khusus Wajib Pajak Migas: Laporan Tahunan Penerimaan
Negara dari Kegiatan Hulu Minyak dan/atau Gas Bumi>
10. Khusus BUT (Bentuk Usaha Tetap):
a. SSP PPh Pasal 26 (4)
b. Pemberitahuan Bentuk Penanaman Modal
c. Laporan Keuangan Konsolidasi/Kombinasi (Pajak Online,
2018)

2.3.2 Prosedur Pembuatan NPWP Secara Online


1. Buat Akun di Ereg Pajak

16
Jika Anda belum punya akun, buat terlebih dahulu dengan
mengakses website Ereg pajak (https://ereg.pajak.go.id). Ereg
pajak adalah website yang dibuat Ditjen Pajak untuk melayani
pembuatan NPWP online (atau mungkin sering disebut dengan
daftar pajak online).

Gambar 2.4 Prosedur Pembuatan NPWP

Untuk mendapatkan akun baru, silakan isi kolom-kolom seperti


pada gambar di atas sesuai petunjuknya. Dan jangan lupa untuk
memeriksa email Anda dan klik tautan aktivasi yang dikirimkan.
Setelah itu, ikuti langkah-langkah berikut ini.

Gambar 2.5 Pelaksanaan Pembuatan NPWP Online

17
Pilih status “Pusat”, jika Anda laki-laki atau perempuan lajang.
Sedangkan jika Anda perempuan yang sudah menikah dan ingin
mencabangkan NPWP pada suami Anda, maka pilih cabang.

2. Lengkapi Dokumen Penting Sebagai Persyaratan Pembuatan


NPWP Online
Sebagai wajib pajak, anda harus menyiapkan beberapa
dokumen syarat seperti yang tertera pada penjelasan sebelumnya.
Jangan lupa juga untuk sesuaikan dengan klasifikasi status Wajib
Pajak diri anda, ya. Apakah Anda sedang menjalankan usaha atau
tidak.
3. Kirim Berkas Elektronik
Setelah selesai isi formulir, klik tombol “Token” (kode
rahasia) yang ada pada dashboard. Kemudian cek email Anda.
Bila setelah 1 menit, token belum juga dikirim, silakan klik
tombol “Token” lagi. Kemudian copy-paste token di email
tersebut dan masuk kembali ke menu dashboard. Lalu, klik
“Kirim” dan paste kode token tersebut di kolom “Token”.
Setelah itu, klik “Kirim Permohonan”. Setelah disetujui,
kartu NPWP Anda akan dikirimkan ke alamat tempat tinggal
terdaftar. Jika setelah periode tersebut, anda belum
mendapatkannya juga, kemungkinan ada dokumen-dokumen yang
belum dilengkapi atau dianggap tidak sah. Silakan kembali
mendaftar NPWP secara online dengan mengikuti prosedur yang
sudah disebutkan di atas atau telepon ke KPP tempat anda
terdaftar untuk informasi lebih lanjut.
Selain melalui pendaftaran NPWP online, anda juga bisa
mendapatkan kartu nomor pokok wajib pajak dengan datang
langsung atau mengirimkan formulir dan dokumen-dokumen
yang dibutuhkan ke KPP dekat tempat tinggal anda. Pengiriman
dapat dilakukan melalui pos, jasa kurir atau ekspedisi secara

18
gratis. Jangan lupa juga untuk menyimpan bukti pengirimannya.
(Pajak, 2016)

19
BAB III
ANALISIS KASUS

3.1 Masalah Kantor Pelayanan Pajak Bandung Bojonagara


Wajib pajak dalam penyampaian SPT Tahunan menjadi sebuah keharusan
yang rutin dilakukan tiap tahunnya, sehingga pemerintah membangun sebuah
sistem informasi penyampaian SPT secara elektronik dengan tujuan untuk
mempermudah bagi wajib pajak dalam menyampaikan SPT tahunannya.
namun dalam proses penyampaian SPT Tahunan masih ada beberapa yang
menghambat atau menjadi masalah dalam penyampaian SPT Tahunan.
Bagi wajib pajak sehingga wajib pajak dengan berbagai alasan masih
banyak yang memilih untuk datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) untuk menyampaikan atau melaporkan SPT Tahunan. Sedangkan
pemerintah sudah memudahkan dengan menggunakan SPT secara elektronik
atau menggunakan berbasis online dengan ini masyarakat dipermudah dalam
melakukan pembayaran SPT Tahunan.
SPT elektronik adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)
baik SPT Masa, maupun SPT Tahunan atau Pemberitahuan Perpanjangan
SPT Tahunan oleh orang pribadi maupun Badan ke Direktorat Jenderal Pajak
yang dilakukan secara online dan realtime melalui Penyedia Jasa Aplikasi
atau Application Service Provider (ASP).
Online berarti bahwa wajib pajak dapat melaporkan pajak melalui internet
dimana saja dan kapan saja, sedangkan kata realtime berarti bahwa
konfirmasi dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP)dapat diperoleh saat itu juga
apabila data-data Surat Pemberitahuan (SPT) yang diisi dengan lengkap dan
benar telah sampai dikirim secara elektronik.

3.2 Analisis SWOT


Metode pertama yang digunakan untuk mengalasisa kebijakan publik
penyampaian SPT secara elektronik pada bahasan kali adalah Metode
Analisis Strength, Weakness, Oportunity, Threat atau yang biasa dikenal
dengan Metode Analisis SWOT. Metode Analisis SWOT, proses dalam

20
Metode Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi suatu kebijakan
suatu proyek atau suatu rencana bisnis.
Dengan menilai faktor Internal dan eksternal yang mempengaruhi jalannya
kebijakan mencapai tujuannya, kemudian ditentukan faktor mana yang
mendukung dan mana yang menjadi hambatan dalam mencapai tujuan
tersebut. Dasar pemikiran yang digunakan Analisis SWOT adalah
membandingkan suatu kondisi dengan kondisi lain yang sama atau similar.
Menganalisis dan menetapkan strategi-strategi untuk bersaing atau
menjadi lebih unggul, sehingga meskipun kedua rencana dalam kondisi yang
sama tetapi rencana atau kebijakan yang dibuat menciptakan hasil yang lebih
baik ditengah-tengah persaingan. Penerapan perbandingan suatu kondisi
dengan kondisi lain yang sama atau similar tentu saja tidak mungkin
dilakukan dalam proses penerapan Analisis SWOT.
Dalam Kebijakan Publik Penyampaian SPT Elektronik karena kebijakan
penyampaian SPT elektronik adalah kebijakan yang dibuat oleh DIrektorat
Jenderal Pajak sebagai satu-satunya institusi yang mengatur mengenai
Perpajakan khususnya mengenai tata cara penyampaian SPT di Indonesia.
Kondisi tersebut mengakibatkan perlunya penyesuaian dalam proses
analisisnya, sehingga proses analisis kekuatan dan kelemahannya (faktor
internalnya dan eksternal) dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Strength
1) Selaras dengan perkembangan dunia informasi dan teknologi,
penyampaian SPT Elektronik lebih praktis digunakan sehingga
wajib pajak dapat mengisi dan menyampaikan SPT dari mana saja.
2) Ramah lingkungan – mengurangi penggunaan kertas dalam proses
administrasi perpajakan
3) Penyelesaian permasalahan terkait SPT Elektronik disediakan
dengan berbagai macam cara dan langsung ditangani oleh Pegawai
Pajak yang berpengalaman dan profesional

21
b. Weakness
1) Karena sebagian besar sifatnya online, Wajib Pajak di tempat yang
lokasi jauh dan tidak terjangkau koneksi internet, masih belum
optimal dalam memanfaatkan fasilitas ini
2) Di hari-hari terakhir batas waktu penyampaian SPT, halaman SPT
elektronik menjadi lebih lambat ketika diakses
3) Belum adanya aplikasi mobile dalam penyampaian SPT, padahal
belum tentu semua wajib pajak memiliki personal komputer (PC)
dan disisi lain penggunaan smartphone sudah menjadi hal yang
umum
c. Opportunities
1) Sosialiasi kepada suatu perusahaan-perusahaan untuk menghimbau
para karyawannya menyampaikan SPT Elektronik, sehingga
tingkat penyampaian SPT Elektronik lebih baik dari apa yang telah
dicapai sekarang.
2) Peningkatan kapasitas terkait sistem yang digunakan dalam
penyampaian SPT Elektronik agar dapat menampung akses tinggi
dari wajib pajak khususnya di hari-hari terkahir batas waktu
penyampaian SPT.
3) Memberikan pelayanan online bagi wajib pajak terkait electronic
filling identification (EFIN)
d. Threats
1) Ancaman serangan cyber. Dikarenakan penyampaian SPT
Elektronik ini salah satunya menggunakan sistem yang bersifat
online, maka memungkinkan adanya serangan cyber
2) Adanya masyarakat yang enggan berpindah dari penyampaian SPT
kertas ke elektronik.
3) Data awal dari SPT elektronik menjadi tidak valid disebabkan
pengisian ketidakmampuan wajib pajak menggunakan media
elektronik (Rifqi Fitriadi, Muchammad Fauzi Akbar,Suwarno &
Chairuli, 2018)

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Peran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan berupa
penyampaian SPT sangat penting. Terobosan di era teknologi maju saat ini
adalah penyampaian melalui elektronik. Selain isu ramah lingkungan
(GoGreen) yang terus dikampanyekan dekade belakangan ini, metode
penyampaian SPT elektronik juga praktis karena dapat diakses dari mana saja
menggunakan perangkat apa saja yang terkoneksi internet.
Selain praktis, penyampaian SPT elektronik juga dapat meminimalisir
kesalahan penulisan atau pengisian SPT itu sendiri, yang mungkin masih
dapat ditemui ketika wajib pajak menyampaikan melalui formulir SPT kertas.
semakin valid wajib pajak mengisi data dan laporan pajaknya maka akan
dihasilkan pula database perpajakan yang handal dan valid. Namun terobosan
ini tidak otomatis diikuti oleh seluruh wajib pajak karena terkendala berbagai
hal.
Diantaranya adalah kendala jaringan internet di daerah yang masih belum
sepenuhnya optimal digunakan, wajib pajak yang belum terlalu familiar
dengan penggunaan teknologi, dan tingkat kepercayaan wajib pajak terhadap
teknologi itu sendiri dalam hal keamanan data yang disampaikan. Direktorat
Jenderal Pajak selaku otoritas yang berkepentingan dan bertanggung jawab
terus berupaya dengan terobosan-terobosan agar penyampaian SPT elektronik
ini semakin reliabel.

4.2 Saran
Dalam melayani suatu transaksi kepada konsumen, diharapkan agar
mempermudah proses transaksi, sehingga para objek pajak dapat
membayar pajak secara praktis, aman, tepat waktu dan tepat sasaran.

23
DAFTAR PUSTAKA

Pajak Online. (2018, 03 12). Lapor Pajak Tahunan, Begini Cara Lapor SPT
Tahunan Online Badan. Dipetik 11 05, 2019, dari Pajak:
https://www.online-pajak.com/cara-lapor-spt-tahunan-online-badan

Pajak, O. (2016, 12 12). Daftar NPWP Online. Dipetik 11 05, 2019, dari Pajak:
https://www.online-pajak.com/daftar-npwp-online-wajib-pajak-orang-
pribadi

Rifqi Fitriadi, Muchammad Fauzi Akbar,Suwarno & Chairuli. (2018). Analisa


SWOT Kebijakan Publik. Jurnal Ilmu Administrasi, 1-23.

Septiani. (2015). Profil Perusahaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung


Banjanagara. Jurnal Administrasi, 1-45.

Welly Surjono. (2015). Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap


Kepuasan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung
Bojonagara. Jurnal Akutansi Riset, 1-15.

24

Anda mungkin juga menyukai