Anda di halaman 1dari 5

Kerangka acuan adalah aturan yang konsisten dan saling berhubungan

yang meliputi definisi, tujuan, prinsip dan strategi yang menghasilkan

deskripsi sistematik dan petunjuk bagi terapis untuk menjalankan

wewenangnya (Mosey, 1991). Studi kasus pada pasien osteoarthritis genu

bilateral akan dikaji berdasarkan kerangka acuan biomekanik dan

rehabilitatif.

1. Biomekanik
a. Definisi
Kerangka acuan biomekanik adalah hubungan antara fungsi

muskuloskeletal dan bagaimana fungsi tubuh digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Pendekatan kerangka acuan biomekanik

berguna untuk melatih dan mengembalikan berbagai gerakan,

ketahanan, dan stress yang akan berpengaruh pada lingkup gerak

sendi, kekuatan otot, daya tahan sehingga dapat memperkuat otot yang

lemah (Flinn, 2008).


b. Tujuan
Tujuan kerangka acuan biomekanik yaitu untuk memperbaiki

keterbatasan yang timbul (defisit sekunder) akibat trauma (langsung

atau kumulatif) atau penyakit pada sistem muskuloskeletal, sistem

saraf tepi, sistem integumentum, dan sistem cardiovascular sehingga

pasien menjadi mampu secara mandiri mengerjakan aktivitas

fungsionalnya yaitu ADL, productivity dan leisure (Trombly, 2002).

c. Prinsip
Prinsip dalam kerangka acuan biomekanik yaitu mencegah

keterbatasan LGS (lingkup gerak sendi), meningkatkan LGS,

meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan endurance (Trombly,

2002).
1) Mencegah Keterbatasan LGS (lingkup gerak sendi)
Pencegahan keterbatasan lingkup gerak sendi digunakan prinsip

atau metode yaitu gerak sampai LGS penuh, positioning dan

kompresi. a) Gerak Sampai LGS Penuh


Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat derajat

dalam bermacam-macam gerakan yang dimiliki pasien. Gerak aktif

sampai batas LGS maksimal, slowly, dan gently dilakukan 2

sampai 3 kali sehari. LGS aktif dilakukan dengan cara pasien

secara aktif menggerakkan sendi. Jika pasien tidak mampu

menggerakkan secara aktif, maka dapat dilakukan LGS pasif

dengan cara terapis menggerakkan sendi sesuai dengan tujuan

dengan cermat memperhatikan biomekanik sendi tersebut.


b) Positioning
Positioning pada sendi dilakukan untuk mencegah

deformitas lebih lanjut. Dilakukan dengan cara mengatur pasien

dalam posisi resting atau posisi fungsional dengan menggunakan

splint, bantal, handuk, papan positioning, dll. Posisikan ke arah

berlawanan dengan kemungkinan posisi deformitas.


c) Compression
Apabila terdapat udema maka dapat dikontrol

menggunakan elastic bandage. Perawatan harus dilakukan dengan

tepat dan tidak menyempitkan sirkulasi pada bagian distal

ekstremitas. Mengamati warna kulit perlu diperhatikan untuk


memastikan sirkulasi baik-baik saja. Untuk mencegah keterbatasan

LGS akibat udema akan lebih efektif apabila compression

dipadukan dengan positioning.


2) Meningkatkan LGS
Masalah yang dapat diperbaiki meliputi kekakuan atau kontraktur

jaringan lunak seperti: kulit, otot, tendon dan ligamen. Sedangkan

masalah yang tidak dapat diubah seperti: ankylosis, arthrodesis,

kerusakan sendi yang parah dan disertai subluksasi, dan

terbentuknya fibrosis pada jaringan lunak. Peningkatan LGS dapat

dilakukan dengan cara penguluran atau stretching. Stretching dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu stretching aktif dan stretching

pasif: a) Stretching aktif yaitu pasien mengkontraksikan otot

antagonis dari posisi kontraktur. Latihan atau aktivitas dilakukan

secara perlahan dan menstimulasi kontraksi isotonik otot antagonis

secara berulang-ulang.
b) Stretching pasif yaitu dilakukan apabila otot antagonis tidak

kuat untuk melakukan aktif stretching. Pasif stretching meliputi

pemakaian orthosis maupun manual stretching. Manual stretching

dilakukan secara pelan, lembut, pasti dan selalu memperhatikan

nyeri. Prinsip stretching yaitu dengan gaya eksternal secara aktif

atau pasif yang bertujuan untuk menghilangkan ketegangan yang

dapat menyebabkan kontraktur. Stretching harus dilakukan secara

maksimal yaitu beberapa derajat melewati batas nyaman dan

ditahan beberapa saat dalam beberapa detik (15-30 detik).


3) Meningkatkan Kekuatan Otot
Prinsip meningkatkan kekuatan otot adalah meningkatkan beban

kerja (stress) pada otot. Dilakukan dengan cara memanipulasi tipe

kontraksi, intensitas atau tahanan, durasi kontraksi atau periode

latihan, tingkat atau kecepatan kontraksi.


4) Meningkatkan Endurance
Prinsip meningkatkan endurance adalah menambah intensitas atau

durasi dan repetisi latihan sebesar 50%. Menambah durasi aktivitas

yaitu menambah jumlah pengulangan kontraksi isotonik atau

memperpanjang mempertahankan kontraksi isometrik.


d. Strategi / Teknik
Kerangka acuan biomekanik menggunakan beberapa strategi dan

teknik seperti remedial activity, active movement, grade activity dan

endurance (Trombly, 2002)


1) Remedial Activity
Digunakan untuk memfasilitasi dan mengintegrasikan kembali

pasien untuk meningkatkan fungsi biomekanik dan memperbaiki

pola gerakan normal dengan penekanan yang ditempatkan pada

tempat dan aspek tertentu dan untuk mempersiapkan individu

untuk kembali bekerja.


2) Active movement
Memberikan gerak secara aktif pada anggota gerak tubuh dengan

tetap memperhatikan rasa nyeri yang muncul.


3) Grade activity
Memberikan aktivitas yang sederhana hingga aktivitas yang lebih

kompleks.
4) Endurance
Memberikan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan daya

tahan atau ketahanan dalam melakukan aktivitas. Cardiopulmonary


sangat berpengaruh pada endurance, jika cardiopulmonary baik

maka endurance juga akan semakin baik

Anda mungkin juga menyukai