Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT FARINGITIS

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK VII

1. DELVIANI D. MAHERA
2. SUKMAWATI ADAM
3. ORISTA OLII
4. AL IDRUS ATUNA

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019

1
A. PENGANTAR

Materi : Faringitis
Pokok Bahasan : Penyakit faringis
Hari/tanggal : Selasa. 05 November 2019
Waktu pertemuan : 35 menit
Tempat : RSUD Dr. M.M Dunda Limboto/ Poli Anak
Sasaran : Keluarga pasien (Orang Tua)

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, diharapkan keluarga mengerti
dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan penyakit faringitis.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x35 menit, keluarga
dapat menjelaskan kembali tentang :
a. Pengertian faringitis
b. Penyebab dari faringitis
c. Tanda dan gejala dari faringitis
d. Cara penularan dari faringitis
e. Penatalaksanaan dari faringitis.
f. Cara pencegahan dari faringitis
C. MATERI
(Terlampir)
D. MEDIA
 Leafleat
E. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab
 Diskusi

2
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu
1 Pembukaan 5 menit
 Memberi salam Menjawab salam
 Memberi pertanyaan apersepsi Memberi salam
 Menjelaskan tujuan penyuluhan Menyimak
 Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
2 Pelaksanaan 20 menit
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. Memperhatikan
Materi :
 Pengertian faringitis
 Penyebab dari faringitis
 Tanda dan gejala dari
faringitis
 Cara penularan dari faringitis
 Penatalaksanaan dari
faringitis.
 Cara pencegahan dari
faringitis
3 Evaluasi 5 menit
 Menyimpulkan inti penyuluhan * Memperhatikan
 Menyampaikan secara singkat
* menjawab
materi penyuluhan
 Memberi kesempatan kepada
ibu-ibu untuk bertanya
 Memberi kesempatan kepada
ibu-ibu untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan

4 Penutup : 5 menit
Menyimak dan
 Menyimpulkan materi penyuluhan Mendengarkan
yang telah disampaikan

3
 Menyampaikan terima kasih atas Menjawab
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
 Mengucapkan salam Menjawab salam

4
Lampiran Materi

FARINGITIS

A. PENGERTIAN
Faringitis akut adalah radang akut pada mukosa faring dan jaringan limfoid
pada dinding faring (Rospa, 2011). Menurut Vincent (2014) Faringitis akut
adalah infeksi pada faring yang disebabkan oleh virus atau bakteri, yang ditandai
oleh adanya nyeri tenggorokan, faring eksudat dan hiperemis, demam,
pembesaran limfonodi leher dan malaise. Pendapat lain di kemukakan oleh Ikatan
Dokter Anak Indonesia (2008) Faringitis merupakan peradangan akut membrane
mukosa faring dan struktur lain di sekitarnya. Karena letaknya yang sangat dekat
dengan hidung dan tonsil, jarang terjadi hanya infeksi local faring atau tonsil.
Oleh karena itu, pengertian faringitis secara luas mencakup tonsillitis,
nasofaringitis, dan tonsilofaringitis.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Faringitis
akut adalah suatu peradangan akut yang menyerang tenggorokan atau faring yang
disebabkan oleh virus atau bakteri tertentu yang di tandai dengan nyeri
tenggorokan.
B. PENYEBAB
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri:
1) Virus
Virus merupakan etiologi terbanyak dari faringitis. Beberapa jenis virus
ini yaitu:
a) Rhinovirus
b) Coronavirus
c) Virus influenza dan virus parainfluenza
d) Adenovirus
e) Herpes Simplex Virus tipe 1 dan 2
f) Coxsackie virus A
g) Cytomegalovirus
h) Virus Epstein-Barr

5
2) Bakteri
Beberapa jenis bakteri penyebab faringitis yaitu:
1) Streptoccocus pyogenes, merupakan penyebab terbanyak pada
faringitis akut
2) Streptokokus grup A, merupakan penyebab terbanyak pada anak usia
5 –15 tahun, namun jarang menyebabkan faringitis pada anak usia
<3 tahun
3) Streptokokus grup C dan G
4) Neisseria gonorrheae
5) Corynebacterium diphtheriae
6) Corynebacterium ulcerans
7) Yersinia enterocolitica
8) Treponema pallidum
Adapun menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2008) Virus merupakan
etiologi terbanyak faringitis akut, terutama pada anak berusia < 3 tahun
(prasekolah). Virus penyebab penyakit respiratori seperti Adenovirus, Rhinovirus,
dan virus parainfluenza dapat menjadi penyebab faringitis. Virus Epstein Barr
(Epstein Barr virus,EBV) dapat menyebabkan faringitis, tetapi disertai dengan
gejala infeksi mononikleosis seperti splenomegali dan limfadenopati genelisata.
Infeksi sistemik seperti infeksi virus campak, virus Rubella, dan berbagai virus
lainnya juga dapat menunjukan gejala faringitis akut. Streptococcus ß hemolitikus
grup A adalah bakteri penyebab terbanyak faringitis akut. Bakteri tersebut
mencakup 15 – 30 % dari penyebab faringitis akut pada anak.
C. TANDA DAN GEJALA
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri
tenggorokan dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi faring mengalami
peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan
atau mengeluarkan nanah. Menurut Wong (2010) gejala lainnya dari faringitis
dalah:
1. Demam atau tanpa demam
2. Pembesaran kelenjar getah bening di leher
3. Mual, muntah

6
4. Rasa pedih atau gatal dan kering
5. Batuk dan bersin
6. Suara serak atau parau
7. Hidung meler dan adanya cairan di belakang hidung
8. Sakit kepala
D. CARA PENULARAN
1. Lewat saluran udara (Droplet)
2. Penggunaan alat-alat makan secara bergiliran
Menurut Mansjoer (2017) pathofisiologi dari faringitis akut adalah
penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian
bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi
pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium
awal terdapat hiperemi, kemudian oedem dan sekresi yang meningkat. Eksudat
mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan cenderung menjadi kering dan dapat
melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring
menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih, atau abu – abu
terdapat folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel dan bercak – bercak
pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral menjadi meradang dan
membengkak sehingga timbul radang pada tenggorok atau faringitis.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2008) patogenesis dari
faringitis akut yaitu bakteri maupun virus dapat secara langsung menginfasi
mukosa faring yang kemudian menyebabkan respon peradangan lokal. Rhinovirus
menyebabkan iritasi mukosa faring sekunder akibat sekresi nasal. Sebagian besar
peradangan melibatkan nasofaring uvula, dan palatum mole. Perjalanan
penyakitnya ialah terjadi inokulasi dari agen infeksius di faring yang
menyebabkan peradangan local, sehingga menyebabkan eritema faring, tonsil,
atau keduanya. Infeksi streptokokus ditandai dengan invasi local serta
penglepasan toksin ekstraseluler dan protease. Transmisi dari virus yang khusus
dan SBHGA terutama terjadi akibat kontak tangan dengan secret hidung di
bandingkan dengan kontak oral. Gejala akan tampak setelah masa inkubasi yang
pendek, yaitu 24-72 jam.
E. KOMPLIKASI

7
Menurut Kazzi (2006) Biasanya faringitis dapat sembuh sendiri. Namun jika
faringitis ini berlangsung lebih dari 1 minggu, masih terdapat demam, pembesaran
nodus limfa, atau muncul bintik kemerahan. Hal tersebut berarti dapat terjadi
komplikasi dari faringitis, seperti demam reumatik. Beberapa komplikasi
faringitis akut yang lain adalah :
1) Demam scarlet, yang di tandai dengan demam dan bintik kemerahan.
2) Demam reumatik, yang dapat menyebabkan inflamasi sendi, atau
kerusakan pada katup jantung. Demam reumatik merupakan komplikasi
yang paling sering terjadi pada faringitis akut.
3) Glomerulonefritis, komplikasi berupa glomerulonefritis akut merupakan
respon inflamasi terhadap protein M spesifik. Komplek antigen- antibody
yang terbentuk berakumulasi pada glomerulus ginjal yang akhirnya
menyebabkan glomerulonefritis ini.
4) Abses peritonsilar biasanya disertai dengan nyeri faringeal, disfagia,
demam dan dehidrasi.
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dari penyakit faringitis harus sesuai dengan penyebabnya.
1. Tujuan Penatalaksanaan mengatasi gejala secepat mungkin, membatasi
penyebaran infeksiserta membatasi komplikasi.
2. Terapi PokokPenatalaksanaan komprehensifpenyakit faringitis akut, yaitu:
1) Istirahat cukup
2) Minum air putih yang cukup
3) Berkumur dengan air yang hangat4.Pemberian farmakoterapi:
a) Topikal
Obat kumur antiseptik
 Menjaga kebersihan mulut
 Pada faringitis fungal diberikan nystatin 100.000−400.000 2
kali/hari.
 Faringitis kronik hiperplastik terapi lokal
dengan melakukan kaustik faring dengan
memakai zat kimia larutan nitras argentin
25%.

8
b) Oral sistemik
 Anti virus metisoprinol (isoprenosine) diberikan pada infeksi
virus dengan dosis 60−100 mg/kgBB dibagi dalam 4−6 kali
pemberian/hari pada orang dewasa dan pada anak kurang dari
lima tahun diberikan 50 mg/kgBB dibagi dalam 4−6 kali
pemberian/hari.
 Faringitis akibat bakteri terutama bila diduga penyebabnya
Streptococcusgroup A diberikan antibiotik yaitu penicillin G
benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal atau amoksisilin 50
mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/hari selama sepuluh hari dan pada
dewasa 3x500 mg selama 6−10 hari atau eritromisin 4x500
mg/hari. Selain antibiotik juga diberikan kortikosteroid karena
steroid telah menunjukkan perbaikan klinis karena dapat
menekan reaksi inflamasi. Steroid yang dapat diberikan berupa
deksametason 3x0,5 mg pada dewasa selama tiga hari dan pada
anak-anak 0,01 mg/kgBB/hari dibagi tiga kali pemberian
selama tiga hari.
 Faringitis gonorea, sefalosporin generasi ke-tiga, Ceftriakson 2
gr IV/IM single dose.
 Pada faringitis kronik hiperplastik, jika diperlukan dapat
diberikan obat batuk antitusif atau ekspektoran. Penyakit
hidung dan sinus paranasal harus diobati.
 Faringitis kronik atrofi pengobatan ditujukan pada rhinitis
atrofi.
 Untuk kasus faringitis kronik hiperplastik dilakukan kaustik
sekali sehari selama 3−5 hari.
c) Konseling dan Edukasi :
1) Memberitahu keluarga untuk menjaga daya tahan tubuh dengan
mengkonsumsi makan bergizi dan olahraga teratur.
2) Memberitahu keluarga untuk berhenti merokok.
3) Memberitahu keluarga untuk menghindari makan-makanan
yang dapat mengiritasi tenggorok.

9
4) Memberitahu keluarga dan pasien untuk selalu menjaga
kebersihan mulut.
5) Memberitahu keluarga untuk mencuci tangan secara teratur,
(Kementerian KesehatanRepublik Indonesia, 2014).
G. PENCEGAHAN FARINGITIS
Yang dapat dilakukan untuk mencegah faringitis yaitu:
1. Hindari penggunaan alat makan bersama pasien yang terkena faringitis,
memiliki demam dan flu
2. Mencuci tangan secara teratur
3. Memberitahu keluarga untuk menghindari makan-makanan yang dapat
mengiritasi tenggorok
4. Memberitahu keluarga (orang tua) untuk selalu menjaga kebersihan
mulut anak

DAFTAR PUSTAKA

Delp & Manning. 2010. Major Diagnosis Fisik. Alih bahasa oleh Moelia Radja
Siregar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Ikatan Dokter Indonesia. 2008. Respirologi Anak Edisi Pertama. Jakarta : EGC
Kazzi, A., Antoine., Wills, J. 2006. Pharyngitis. Available From:
http://www.emedicine.co/med/topic735htm.[Accessed: 20 September 2014].
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Mandal, Bibhat K., Wilkins, Edmund G.L., Dunbar, Edward M., Mayon-White,
Richard T. 2010. Lecture Notes: Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga.
10
Masjoer, Arif, dkk. 2017. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Muscari, Mary E. 2011. Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik, E/3. Alih
bahasa oleh Alfrina Hany. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Rospa H. dan Sri Mulyani, 2011. Tenggorokan Atas (Faring dan Tonsil). Dalam:
Asuhan Keperawatan Gangguan THT. Jakarta: TIM, 2011. Edisi Pertama:
99-100, 154-156.
Vincent, M.T.M.D., M.S., Nadhia, C.M.D., and Aneela, N.H.M.D. 2014.
Pharyngitis. A Peer-Reviewed Journal of the American Academy of Family
Physician. State University of New York-Down state Medical Center,
Brooklyn, New York.
Wong, Donna L. 2010. Keperawatan Anak. Jakarta : EGC

11
12

Anda mungkin juga menyukai