Perioperatif SC Dengan KPD
Perioperatif SC Dengan KPD
A. Pengertian KPD
Ada beberapa pengertian dari ketuban pecah dini (KPD) antara lain:
4. Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi
pada sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai
(William,2001)
5. Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina
setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan
berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum
kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. (Saifudin,2002)
1. Serviks inkompeten.
3. Kelainan letak janin dalam rahim seperti letak sungsang, letak lintang.
7. Sefalopelvik disproporsi.
8. Gemeli.
9. Kehamilan preterm.
1. Keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau
kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
3. Pada saat VT selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering.
4. Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaup ketuban tidak ada
dan air ketuban sudah kering.
5. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
D. Patofisiologi KPD
1. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi.
E. Komplikasi KPD
1. Pada Ibu
a. Persalinan Prematur
2. Pada Janin
F. Penatalaksanaan KPD
1. Konservatif
h. Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada
kontraksi uterus maka lakukan mobilisasi bertahap. Apabila
pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan.
2. Aktif
A. Pengertian
B. Indikasi
2. Plasenta previa
3. Gawat janin
6. Hipertensi
a. Letak lintang
b. Letak bokong
Secsio sesarea dianjurkan pada letak bokong bila ada:
1) Panggul sempit
2) Primigravida
c. Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan cara-
cara lain tidak berhasil.
4) Gawat janin
(Mochtar, R. 1998)
C. Kontraindikasi
D. Komplikasi
b) Atonia uteri
3. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonialisasi terlalu tinggi.
1. Kelebihan
d) Perdarahan kurang
2. Kekurangan
b. Anestesia
Anestesia umumnya mempunyai pengaruh positif degresif
pada pusat pernafasan janin. Sehingga kadang-kadang bayi lahir
dalam keadaan apnea yang tidak dapat diatasi dengan mudah,
selain itu ada pengaruh terhadap tonus uterus sehingga kadang-
kadang timbul perdarahan post partum karena atonia uteri.
Anestesia spinal aman buat janin. Akan tetapi selalu ada
kemungkinan bahwa tekanan darah penderita menurun dengan
akibat yang buruk bagi ibu dan janin. Cara yang paling aman adalah
anestesia lokal, akan tetapi tidak selalu akan dapat dilakukan
berhubungan dengan sikap mental penderita. Pemutusan untuk
dilakukan anestesi total setelah anestesi spina. Di lihat rentang dari
injeksi: tunggu 10-15 menit apakah klien merasa sakit atau tidak.
Apabila dosis terlalu tinggi diberikan dapat menyebabkan sesak
nafas (sulit bernafas) sehingga langsung diputuskan untuk anestesi
total.
c. Transfusi darah
A. KEPERAWATAN PREOPERATIF
Preoperatif adalah merupakan masa sebelum dilakukannya
tindakan pembedahan yang dimulai sejak ditentukannya persiapan
pembedahan dan berakhir sampai pasien berada di meja bedah.
2. Status Nutrisi
6. Personal Hygine
Keuntungan:
B. PERSIAPAN PENUNJANG
D. PERSIAPAN MENTAL/PSIKIS
1. Sirkulasi
Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal,
penyakit vascular perifer, atau stasis vascular (peningkatan
risiko pembentukan trombus.
2. Integritas ego
Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor
stress multiple, misalnya financial, hubungan, gaya hidup.
3. Makanan / cairan
4. Pernapasan
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.
5. Keamanan
Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan
larutan ; Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi sitemik
dan penundaan penyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi
kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia
malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek
dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat mengubah
koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse.
Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.
6. Penyuluhan / Pembelajaran
Kriteria hasil :
R : memudahkan intervensi.
Kriteria hasil :
B. PERAWATAN INTRAOPERATIF
- pemasangan IV cath
- pemberian medikasi intaravena
- melakukan pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh sepanjang
prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien
- Contoh : memberikan dukungan psikologis selama induksi anstesi,
bertinda k sebagai perawat scrub, atau membantu mengatur posisi
pasien di atas meja operasi denganmenggunakan prinsip-prinsip
dasar kesimetrisan tubuh.
Perawat yang bekerja di kamar bedah harus telah mengambil program
proregristation education courses in anasthetic and operating theater
nursing. Dalam pembedahan perawat disebut scrubbed nurse yang
bertindak sebagai asisten ahli bedah. Perawat bertanggung jawab akan
pemeliharaan sterilitas daerah pembedahan dan instrument dan
menjamin ketersediaan peralatan ahli bedah untuk terlaksananya
pembedahan yangdirencanakan. Circulating nurse bertanggung jawab
untuk menjamin terpenuhinya perlengkapanyang dibutuhkan oleh
scrubbed nurse dan bertanggung jawab terhadap observasi dan
perawatan pasien tanpa menimbulkan kontaminasi daerah steril.
TAHAP INTRAOPERATIF
1. Ruang Sementara (Holding area)
3. Pemberian Anestesi
a. Anestesi Umum
b. Anestesi Regional
c. Anestesi Lokal
b. Perawat Sirkulator
Salah satu hal yang perlu di kaji dalam intra bedah adalah
pengaturan posisi pasien. Berbagai masalah yang terjadi selama
pembedahan mencakup aspek pemantauan fisiologis, perubahan
tanda vital, system, kardiovaskular keseimbnagan cairan, dan
pernafasan.
2. Diagnosis Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
Tujuan
Kriteria Hasil
g. Pelaksanaan Anestesi
h. Pelaksanaan Pembedahan
Hipotensi arteri yang serius dapat terjadi ketika pasien digerakkan dari
satu posisi ke posisi lainnya. Seperti posisi litotomi ke posisi horizontal
atau dari posisi lateral ke posisi terlentang. Bahkan memindahkan pasien
yang telah dianastesi ke brankard dapat menimbulkan masalah gangguan
vaskuler juga. Untuk itu pasien harus dipindahkan secara perlahan dan
cermat. Segera setelah pasien dipindahkan ke barankard atau tempat
tidur, gaun pasien yang basah (karena darah atau cairan lainnnya) harus
segera diganti dengan gaun yang kering untuk menghindari kontaminasi.
Selama perjalanan transportasi tersebut pasien diselimuti dan diberikan
pengikatan diatas lutut dan siku serta side rail harus dipasang untuk
mencegah terjadi resiko injury. Selain hal tersebut diatas untuk
mempertahankan keamanan dan kenyamanan pasien. Selang dan
peralatan drainase harus ditangani dengan cermat agar dapat berfungsi
dengan optimal. Proses transportasi ini merupakan tanggung jawab
perawat sirkuler dan perawat anastesi dengan koordinasi dari dokter
anastesi yang bertanggung jawab.
c. Equipment (peralatan)
d. Prosedur
Ketika pasien sudah mencapai bangsal, maka hal yang harus kita
lakukan, yaitu :
a. Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage,
tube/selang, dan komplikasi. Begitu pasien tiba di bangsal langsung
monitor kondisinya. Pemerikasaan ini merupakan pemeriksaan pertama
yang dilakukan di bangsal setelah post operasi.
b. Manajemen Luka
c. Mobilisasi dini
Mobilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan
juga batuk efektif yang penting untuk mengaktifkan kembali fungsi
neuromuskuler dan mengeluarkan sekret dan lendir.
d. Rehabilitasi
Rehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien
kembali. Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik
yang diperlukan untuk memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia
kala.
e. Discharge Planning
1. Untuk perawat
2. Untuk pasien
Dengan bahasa yang bias dimengerti pasien dan lebih detail
A. PENGKAJIAN
Kriteria hasil :
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi :