Anda di halaman 1dari 3

Penyimpangan Semu Hukum Mendel merupakan suatu bentuk persilangan yang dapat

menghasilkan rasio fenotif yang berbeda dengan dasar dihibrid berdasarkan hukum Mendel.
Fenotif sendiri merupakan suatu karakteristik yang bisa diamati dari suatu organisme yang
dapat diatur oleh genotif dengan lingkungan atau interaksi antar keduanya. Karakteristik dari
fenotif mencangkup biokimia, struktural, perilaku, dan fisiologis serta dari berbagai tingkat
gen dari suatu organisme.

Interaksi Gen
Interaksi gen merupakan suatu peristiwa dimana muncul suatu karakter akibat interaksi antar
gen yang dominan atau antar gen resesif. Misalnya persilangan antar beberapa jenis ayam
yang memiliki jeger yang berbeda. Dengan adanya interaksi antara dua gen dominan dan gen
resesif akan dapat menghasilkan variasi fenotif seluruhnya yang baru.
1. Atavisme Interaksi gen)
Atavisme adalah interaksi dari beberapa gen yang menyebabkan munculnya suatu sifat yang
berbeda dengan karakter induknya
 Atavisme pertama kali ditemukan oleh Bateson dan Punnet.
 Ada empat macam bentuk pial/jengger ayam yaitu:
a. Walnut / Sumpel
b. Pea / Biji
c. Rose / mawar / Gerigi
d. Singgle / Bilah
 Interaksi antar gen-gen yang menentukan bentuk dari pial (jengger ayam).
 Interaksi gen duminan membentuk Pial Walnut ( R_P_)
 Interalsi gen Ressesif membentuk Pial Single ( rrpp )
 Interaksi gen salah satu dominan membentuk pial Biji ( rrP_ ) dan Pial Rose (R_pp)·
 Jadi hasil temuan: karakter pial/jengger ayam tidak hanya diatur oleh satu gen, tetapi
oleh dua gen yang berinteraksi

 Penyimpangan yang terjadi pada atavisme adalah bukan mengenai rasio fenotip F2,
melainkan munculnya sifat baru pada pial ayam yaitu walnut dan single
 Atavisme pertama kali ditemukan oleh Nielson ehle.
Interaksi beberapa pasang gen

Kasus ini terjadi pada jengger/pial ayam dengan bentuk yang berbeda-beda, yaitu rose, pea,
walnut, dan single. Perbedaan jengger ini disebabkan oleh dua pasang gen yang saling
berinteraksi satu sama lain membentuk sifat yang berbeda.
 Jengger rose memiliki genotip RRpp/Rrpp
 Jengger pea memiliki genotip rrPP/rrPp
 Jengger walnut memiliki genotip RrPp/RRPP/RrPP/RRPp
 Jengger single atau tunggal memiliki genotip rrpp

Pada kejadian dihibrid normal (sesuai hukum mendel) satu gen akan mempengaruhi satu
fenotip. Namun pada kasus ini, dua gen saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam
membentuk satu fenotip yaitu jengger ayam.
Perhatikanlah bagan persilangan di bawah ini.

Ayam berjengger rose (RRpp) disilangkan dengan ayam berjengger pea (ppRR), seluruh
keturunan F1 nya memiliki jengger tipe walnut. Ketika F1 disilangkan dengan sesamanya
diperoleh keturunan F2 yang memiliki jengger walnut, rose, pea, dan single. Perbandingan
fenotip antara walnut, rose, pea, dan single pada F2 adalah = 9 : 3 : 3 : 1.

Perbandingan fenotip yang muncul memang sesuai dengan persilangan dihibrid normal.
Namun bila dperhatikan di kasus ini, sifat resesif dari kedua gen akan memunculkan sifat
baru yang berbeda dengan induk-induknya.
Atavisme

Yaitu interaksi beberapa gen, sehingga dihasilkan fenotipe baru. Atavisme ini dapat
ditemukan pada tipe jengger atau pial ayam. Terdapat empat tipe jengger ayam,
yaitu rose (R-pp), pea (rrP-), walnut (R-P-), dan bilah/single (rrpp). Adapun bentuk
persilangan atavisme dapat dilihat pada tabel berikut.

Ayam jantan berjengger rose homozigot disilangkan dengan ayam betina berjengger pea
homozigot. Dari hasil persilangan tersebut, ternyata diperoleh bahwa seluruh F1 berjengger
walnut. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, kemungkinan perbandingan F2-nya
adalah…

Pembahasan:

Anda mungkin juga menyukai