Proposal Tekpen Tomat
Proposal Tekpen Tomat
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
M. HARIYADI OKA PUTRA A. (J1B116004)
WASGINA (J1B116010)
SANDY WIBOWO (J1B116014)
ADE FITRA WIJAYA (J1B116022)
ALAN VRENDIKA (J1B116026)
DEDEK BASUKI (J1B116031)
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu
pendinginan terhadap mutu tomat dan mendapatkan suhu yang sesuai untuk
penyimpanan tomat.
1.3. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui pengaruh suhu
pendinginan terhadap mutu tomat dan mendapatkan suhu yang sesuai untuk
penyimpanan tomat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. Pemecahan karbohidrat
Pemecahan polimer karbohidrat merupakan perubahan kuantitatif terbesar
yang berkaitan dengan pemasakan, terutama konversi pati menjadi gula. Hal ini
memiliki efek ganda yakni mengubah rasa dan tekstur buah tomat.
3. Penurunan asam organik
Biasanya asam organik menurun selama pemasakan karena respirasi atau
berubah menjadi gula. Asam dapat dianggap sebagai sumber cadangan energi
untuk buah, oleh karena itu diharapkan menurun lebih besar selama aktivitas
metabolik dibandingkan selama proses pematangan.
4. Perubahan komposisi nitrogen
Perubahan unsur utama nitrogen menunjukkan variasi dalam aktivitas
metabolik selama fase pertumbuhan yang berbeda. Selama fase klimakterik buah-
buahan, terjadi banyak penurunan asam amino bebas dan mencerminkan adanya
peningkatan aktivitas sintesis protein.
5. Perubahan aroma
Aroma memainkan peran penting dalam penilaian kualitas paling optimal
buah yang layak konsumsi. Hal ini disebabkan sintesis banyak senyawa organik
yang mudah menguap (volatil) selama fase pematangan.
Gambar 4. Hidrocooling
c. Vacuum cooling
Pendinginan vakum (gambar 5) adalah salah satu metoda yang umum
digunakan untuk pra pendinginan sayuran berdaun. Efek pendinginan terjadi
akibat penguapan cepat sejumlah air dari bahan yang akan didinginkan pada ruang
bertekanan rendah. Panas laten yang dibutuhkan untuk penguapan tersebut
diambil dari produk itu sendiri sehingga terjadi penurunan panas sensibelnya dan
sebagai akibatnya terjadi penurunan suhu. Pendinginan vakum sangat popular
pada pra-pendinginan sayuran berdaun karena dua keunggulannya yang utama,
yaitu laju pendinginan cepat dan sebaran suhu seragam pada seluruh bahan Efek
pendinginan melalui panas laten penguapan. Tekanan udara di ruang
pendinginnya berkisar 4.6 mm Hg. Metode pendinginan vakum banyak diterapkan
untuk mendinginkan sayuran daun seperti selada, kubis, wortel, lada, jamur,
kembang kol.
dari udara antara 20oC sampai 30oC. Pembeku ini tidak digunakan sebagai
secara luas karena laju pembekuannya yang lambat (3-72 jam) sehingga tidak
efektif secara ekonomi dan merusak kualitas dari makanan.
Udara yang dialirkan memiliki temperature antara 25–35oC dan kecepatan 2-6
m/s. Bahan makanan yang akan dibekukan disusun sehingga memiliki ketebalan
2-13 cm pada baki atau conveyor belt. Ada dua tahap pembekuan yaitu tahap
pertama adalah pembekuan cepat untuk menghasilkan lapisan es yang baik pada
permukaan bahan. Pada tahap ini, bahan makanan disusun membantuk lapisan
tipis saja. Pada tahap kedua, makanan disusun membentuk lapisan dengan tebal
10-15 cm. Pembentukan lapisan ini baik untuk buah yang memiliki
kecenderungan untuk menggumpal satu sama lain.
Bentuk dan ukuran bahan mempengaruhi tebal lapisan fluidisasi dan
kecepatan udara untuk melakukan fluidisasi. Makanan yang dibekukan dengan
fluidized bed freezer berkontak lebih baik dengan udara pendingin daripada pada
blast freezer dan semua permukaannya beku secara bersamaan dan merata. Hal
ini mengakibatkan koefisien perpindahan panas yang lebih tinggi, waktu
pembekuan yang lebih pendek, laju produksi yang lebih tinggi, dan dehidrasi
yang terjadi pada makanan tak dikemas lebiih kecil daripada blast freezer.
Metode pembekan ini cocok untuk makanan yang berbentuk partikulat (butiran).
Makanan yang besar, digunakan through flow freezer. Alat ini melewatkan udara
pada makanan namun tidak terjadi fluidisasi. Kedua peralatan ini praktis,
memiliki kepasitas besar,dan cocok untuk produksi makanan IQF.
Mulai
Buah Tomat
Pendinginan Pembekuan
Selesai Selesai
Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. Sayuran Dunia 3 Prinsip Produksi dan Gizi.
Edisi Kedua. ITB. Bandung.
Wills, R.B.H, W.B. Mc. Glasson, D.Graham, T.H. Lee and E.G. Hall. 1998.
Postharvest an Introduction to the Physiology and Handling of Fruit and
Vegetables. An Avi Book, Reinhold. New York.
Winarno, F.G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.