Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 5

1. Alfianur Rahman (1811015210013)


2. Denny Andy Chrishansen (1811015310018)
3. Dewi Kartika (1811015320002)
4. Hanna Nurindah Pandiangan (1811015320021)
5. Ludowika Adonita Tarong (1811015720001)
6. Nahdiya Rahmah (1811015320016)
7. Resa Amalia Syabana (1811015320019)

DEFINISI GLIDANT
Bahan Pelicin (Glidant) bertujuan untuk memacu aliran serbuk atau granul
dengan jalan mengurangi gesekan di antara partikel-partikel. Glidant cenderung
mengurangi adhesivitas, sehingga mengurangi gesekan antara partikulat dari sistem
secara menyeruluh. Seperti lubrikan, glidant diperlukan pada permukaan partikel
sehingga harus dalam keadaan halus dan secara tepat dimasukkan ke dalam tablet
massa campuran massa tablet. Penggunaan glidant yang terlalu sedikit akan
mengakibatkan sticking, yang ditunjukkan oleh permukaan tablet menjadi lembab.
Tahap awal dari sticking biasanya adalah filming pada permukaan punch. Kondisi
yang lebih parah dari sticking yaitu picking, terjadi ketika bagian permukaan tablet
terangkat atau keluar dan menempel pada permukaan punch (Fatmawaty et al.,
2019).

5 CONTOH BAHAN GLIDANT


1. MAGNESIUM TRISILIKAT
Magnesium trisilikat adalah senyawa magnesium oksida dan silikon
dioksida dengan perbandingan kandungan air (Kemenkes RI, 2014). Selain
berfungsi sebagai glidant, Magnesium trisilikat juga berfungsi sebagai
anticaking agent dan theraupic agent. Magnesium trisilikat stabil jika disimpan
di tempat yang tertutup rapat dan diletakkan di tempat yang sejuk dan kering
(Rowe et al., 2006).
Pemerian : Serbuk halus, putih, tidak berbau, tidak berasa dan tanpa butiran
(Kemenkes RI, 2014).
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol dan terurai oleh asam
mineral (Kemenkes RI, 2014).
Kelebihan : Digunakan terapi sebagai antasid, dan juga untuk pengobatan
overdosis atau toksisitas ciprofloxacin (Rowe et al., 2006).
Kekurangan : Menyebabkan potensi osmotik diare pada lansia menggunakan
antasida yang mengandung magnesium trisilicate dan potensi untuk
pembentukan kandung kemih dan batu ginjal setelah penggunaan magnesium
jangka panjang trisilicate sebagai antasid (Rowe et al., 2006).
Sifat hidrofilitas dan lipofitas : magnesium trisilikat sedikit higroskopis (Rowe
et al., 2006).
Inkompatibilitas : Magnesium trisilikat, bila dikonsumsi dengan obat-obatan
seperti mebeverine hidroklorida, proguanil, norfloxacin, sucralfate, dan
tetrasiklin dapat menyebabkan penurunan ketersediaan hayati melalui
penjilidan atau chelation (Rowe et al., 2006).
2. Sellulosa
Rumus Umum : (C6H10O5)n
Deskripsi : Berwarna putih atau hampir putih, tidak berbau dan tidak
berasa. Memiliki berbagai ukuran partikel.
Fungsi : Sebagai glidant bagi tablet dengan konsentrasi 1-2%
sebagaai tablet disentegrant dengan konsentrasi 5-15%,
sebagai pengikat tablet dengan kosentrasi 5-25% sebagai
pengisi tablet dengan konsentrasi 0-100%.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, asam encer, dan sebagian
besar pelarut organik meskipun tersebar dalam sebagian
besar cairan.Sedikit larut dalam larutan natrium
hidroksida 5% b / v.
Sifat hidrofilitas dan lipofilitas : Karena tidak larut dalam air maka selulosa
memiliki sifat hidrofobik.
Stabilitas : Bahan yang stabil, sedikit higroskopis.
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, sejuk dan
kering.
Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan agen oksidasi yang kuat.
Kekurangan : Sifat alirnya tidak begitu baik.
Kelebihan : Memiliki sifat kompresi yang dapat diterima.
(Rowe et al., 2006).
3. MAGNESIUM OKSIDA
Magnesium oksida (MgO) dapat terbentuk sebagai mineral alam yang
ditemukan pada batas kapur metamorf dan dolo mitmetamorf di lahar
gunung. Magnesium oksida stabil dalam atmosfir oksida hingga 2300°C dan
1700 °C dalam atmosfir reduksi (Surya, 2008). Pada sediaan farmasi,
magnesium oksida berfungsi untuk mengikat kelebihan air sehingga dapat
menjaga agar granul tetap kering (Rowe et al., 2006).
Pemerian : Serbuk sangat ringan, serbuk putih, tidak berbau, dan rasa
agak basa (Depkes RI, 1979).
Kelarutan : Larut dalam asam encer dan larutan garam ammonium; sangat
mudah larut dalam air murni dan praktis tidak larut pada etanol 95% (Rowe
et al., 2006).
Konsentrasi : Kurang dari atau sama dengan 0,15% (Rowe et al., 2006).
Kelebihan : Dapat digunakan sebagai alkali encer pada sediaan solid untuk
memodifikasi pH tablet. Magnesium oksida juga digunakan
sebagai bahan tambahan pada makanan dan sebagai suplemen
untuk menghindari kekurangan gizi (Rowe et al., 2006).
Kekurangan: Dapat menurunkan bioavaibilitas dari fentoin dan dapat
memberikan efek negatif pada bahan kimia obat di sediaan,
contohnya adalah diazepam (Rowe et al., 2006).
Sifat hidrofilitas dan lipofilitas : Bersifat higroskopik, cepat menyerap air
dan karbondioksida dari paparan udara (Rowe et al., 2006).
Inkompatibilitas: Magnesium oksida mudah bereaksi dengan komponen
asam pada keadaan solid dan membentuk garam, seperti
Mg(ibuprofen)2 dan dapat membentuk kompleks dengan
polimer yang menghambat pelepasan obat (Rowe et al.,
2006).
4. MAGNESIUM STEARATE
Magnesium Stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran
asam-asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari
magnesium stearat dan magnesium palmitat dalam berbagai perbandingan.
Mengandung setara dengan tidak kurang dari 6,8% dan tidak lebih dari 8,3%
MgO (Kemenkes RI, 2014).
Konsentrasi : Sangat berpengaruh <1% dan untuk zat-zat tertentu hanya
0,025-0,50% (Fatmawaty et al., 2019).
Pemerian : Serbuk halus, putih dan voluminus; bau lemah khas; mudah
melekat di kulit; bebas dari butiran (Kemenkes RI, 2014).
Kelarutan :Tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter(Kemenkes
RI, 2014).
Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan asam kuat, alkali, dan garam besi.
Menghindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat.
Tidak dapat digunakan dalam produk yang mengandung
aspirin, beberapa vitamin, dan kebanyakan garam alkaloid
(Rowe et al., 2006).
Hidrofilitas & Lipofilitas : Bersifat hidrofobik dan dapat menghambat
pembubaran obat dari bentuk sediaan padat (Rowe et al.,
2006).
Kelebihan : Tidak higroskopis (Rowe et al., 2006).
Kekurangan : Sulit terdispersi dalam medium air (Rowe et al., 2006).
5. MAGNESIUM SILIKAT
Magnesium silikat adalah senyawa magnesium oksida dan silikon
dioksida.Magnesium silikat digunakan dalam formulasi farmasi oral dan
produk makanan sebagai glidant dan agen anticaking (Rowe et al., 2006).
Konsentrasi : Magnesium silikat mengandung tidak kurang dari 45,0%
silikon dioksida (SiO2: berat molekul 60,08) dan tidak kurang dari 20,0%
magnesium oksida (MgO: 40,30), dan rasio persentase (%) magnesium
oksida menjadi silikon dioksida tidak kurang dari 2,2 dan tidak lebih dari 2,5
(Rowe et al., 2006).
Pemerian : Serbuk halus, putih, tidak berbau, tidak berasa, bebas dari butiran
(Depkes RI. 1979).
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol (95%), eter, dan air (Rowe et
al., 2006).
Inkompatibilitas : Magnesium silikat dapat menurunkan bioavaila bilitas
obat-obat oral seperti mebeverine hidroklorida,sukralfat, dan tetrasiklin,
melalui khelasi atau pengikatan, ketika obat-obatan tersebut dikonsumsi
bersamaan. Magnesium silikat mudah terurai oleh asam mineral (Rowe et
al., 2006).
Hidrofilitas & Lipofilitas : Magnesium silikat sedikit higroskopis (Rowe et
al., 2006).
Kelebihan : Dapat digunakan dalam formulasi farmasi oral dan produk
makanan sebagai glidant dan agen anticaking (Rowe et al., 2006).
Kekurangan : Efek samping yang dilaporkan terjadi pembentukan kandung
kemih dan ginjal setelah penggunaan rutin (Rowe et al., 2006).
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Fatmawaty, A., M. Nisa & R. Rezki. 2019. Teknologi Sediaan Farmasi.


Deepublish, Yogyakarta.

Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

Rowe, R. C., P. J. Sheskey & S. C. Owen. 2006. Handbook of Pharmaceutical


Excipients. Pharmaceutical Press, London.

Surya, L. H. 2008. Proses Perolehan Magnesium. Agro Medika, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai